Patogenesis
Pada awalnya tumor muncul sebagai sebuah sel, kemudian tumbuh dan mulai membelah
membentuk sel-sel baru. Awalnya sel-sel ini mendapatkan nutrisi dari pembuluh darah yang
ada didekatnya. Akan tetapi, karena sel terus membelah, maka sel yang berada di tengah
menjadi berada jauh dari pembuluh darah, sehingga sel harus mempunyai pembuluh darah
sendiri. Tanpa pembentukan pembuluh darah yang baru, tumor tidak akan bisa tumbuh lebih
besar dari 1 milimeter. Agar tumor dapat berkembang, diperlukan pembentukan pembuluh
darah melalui angiogenesis. Untuk proses angiogenesis tersebut antara lain diperlukan
Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) yang merupakan peptida angiogenik yang sangat
berpotensi dalam mengendalikan perkembangan hematopoetic stem cell dan perubahan
matriks ekstrasel. In vitro VEGF merangsang degradasi matriks ekstrasel dan proliferasi,
migrasi dan pembentukan rongga pembuluh pada sel endotel pembuluh darah. In vivo
mengatur permeabilitas dinding kapiler yang merupakan hal penting dalam proses awal
angiogenesis.
Faktor angiogenik seperti VEGF mempunyai peranan pada fase proliferasi involusi
hemangioma dan bekerja melalui dua cara. Pertama, secara langsung mempengaruhi mitosis
endotel pembuluh darah. Kedua, secara tidak langsung mempengaruhi makrofag, sel mast, dan
limfosit T helper. Makrofag menghasilkan stimulator ataupun inhibitor angiogenesis. Pada fase
proliferasi, jaringan hemangioma diinfiltrasi oleh makrofag dan sel mast, sedangkan pada fase
involusi terdapat infiltrasi mmonosit. Diperkirakan infiltrasi makrofag dipengaruhi oleh
monocyte chemoattractan protein-1 (mcp-1), suatu glikoprotein yang berperan sebagai
keotaksis mediator. Zat yang dihasilkan oleh sel otot polos pembuluh darah pada fase
proliferasi, tetapi tidak dihasilkan oleh hemangioma pada fase involusi (Fočo dan Brkić, 2013).
Sumber
Fočo, F., & Brkić, A., 2013, Vascular anomalies of the maxillofacial region: Diagnosis and
management, In A Textbook of Advanced Oral and Maxillofacial Surgery, InTech.