Anda di halaman 1dari 15

PEMERIKSAAN BOD

BOD atau Biological Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk
mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik. Bahan organik yang terdekomposisi dalam BOD adalah bahan organik yang siap terdekomposisi (readily
decomposable organic matter). BOD dapat diartikan sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon
terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai. Berdasarkan pengertian ini dapat dikatakan bahwa walaupun nilai BOD menyatakan jumlah oksigen, tetapi untuk mudahnya
dapat juga diartikan sebagai gambaran jumlah bahan organik mudah urai (biodegradable organics) yang ada di perairan.

A. Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan BOD pada sampel\

B. Alat dan Bahan


1. Alat
- Botol Oksigen
- Tabung Erlenmeyer 500 ml
- Pipet Tetes
- Gelas Kimia
- Buret
- Statif
2. Bahan
- Larutan MnSO4 2 ml
- Pereaksi oksigen (Iodida alkali) 2 ml
- H2SO4 pekat
- Larutan Na2S2O4 0,025 N 200 ml

1
- Amylum

C. Prosedur Kerja
1. Dilakukan pemeriksaan DO segera dari sampel
2. Berdasarkan hasil pemeriksaan DO, dilakukan pengenceran dengan tingkat pengenceran sebagai berikut :

Kadar DO segera Tingkat Pengenceran

Lebih dari 8,0 Tanpa pengenceran

6,0 – 8,0 2 – 5 kali

5,0 – 6,0 5 – 10 kali

3,0 – 5,0 10 – 15 kali

1,0 – 3,0 15 – 20 kali

0,1 – 0,3 20 – 25 kali

0,0 – 0,1 25, 30, 50, 100 kali

3. Apabila kadar oksigen segera lebih dari 8,0 dilakukan langkah sebagai berikut : Diambil 6 botol oksigen air sampel, 3 botol kadar DO nya ( hasil dirata-rata dan dicatat
sebagai DO segera (DOs), sedangkan 3 botol yang lain dieramkan ( dalam incubator ) dieramkan selama 5 hari pada suhu 20 derajat celcius, setelah dieramkan
ditentukan DO nya ( hasil dirata-rata dan dicatat sebagai D0s5.20 )

2
4. Apabila kadar oksigen segera rendah ( kurang dari 8,0 ) dilakukan langkah sebagai berikut : Diambil 6 botol oksigen air sampel yang telah diencerkan ( air campuran ),
3 botol ditentukan DO nya ( hasil dirata-rata dan dicatat sebagai Dos campuran ), sedangkan 3 botol yang lain dieramkan di incubator selama 5 hari pada suhu 20 oC.
Diambil 4 botol oksigen air pengencer, 2 botol ditentukan DO nya ( hasil dirata-rata dan dicatat sebagai DO air pengencer ) dan 2 botol yang lainnya dieramkan selama
5 hari pada suhu 20oC ( dicatat sebagai DO5.20 air pengencer ). Setelah pengenceran sesuai waktu dan suhu yang ditentukan, 3 botol oksigen dari air campuran
ditentukan DO nya ( hasil dirata-rata dan dicatat sebagai DO5.20 campuran ) demikian juga dengan 2 botol air pengencer ( hasil dirata-rata dan dicatat sebagai DO5.20
pengencer ).

Perhitungan :

BOD5.20 = [(DOs camp – DO5.20 camp) – (DOs ap – DO5.20 ap)] x pengenceran

3
DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN BOD

Lakukan pengenceran
dengan tingkat Kadar DO segera lebih dari
Periksa DO segera dari pengenceran sesuai hasil 8,0
sampel pemeriksaan DO segera

Ambil 3 botol oksigen air Ambil 3 botol oksigen air


sampel yang diencerkan, Kadar DO segera kurang sampel sebagai botol DO
tentukan DO rata-rata dari 8,0 segera,tentukan DO rata-
sebagai DOs campuran rata sebagai DO segera

Ambil 3 botol oksigen air Ambil 2 botol oksigen air Ambil 3 botol oksigen air
sampel, eramkan selama 5 pengencer, tentukan DO sampel, eramkan selama 5
hari pada suhu 20oC, rata-rata sebagai DO hari pada suhu 20oC di
tentukan DO sebagai pengencer inkubator
DO5.20 campuran

Ambil 2 botol oksigen air Setelah dieramkan,


pengencer, eramkan selama tentukan DO, hasil dirata-
Hitung nilai BOD5.20 5 hari pada suhu 20oC, rata lalu catat sebagai
tentukan DO sebagai 4 DO5.20
DO5.20 pengencer
PEMERIKSAAN COD

Flowchart atau diagram alir adalah sebuah jenis diagram yang mewakili algoritme, alir kerja atau proses, yang menampilkan langkah-langkah dalam bentuk simbol-simbol
grafis, dan urutannya dihubungkan dengan panah. Diagram ini mewakili ilustrasi atau penggambaran penyelesaian masalah. Diagram alir digunakan untuk menganalisa,
mendesain, mendokumentasi atau memanajemen sebuah proses atau program di berbagai bidang.

Ada 4 jenis diagram alir secara umum:

 Diagram Alir Dokumen, menunjukkan kontrol dari sebuah sistem aliran dokumen.
 Diagram Alir Data, menunjukkan kontrol dari sebuah sistem aliran data.
 Diagram Alir Sistem, menunjukkan kontrol dari sebuah sistem aliran secara fisik.
 Diagram Alir Program, menunjukkan kontrol dari sebuah program dalam sebuah sistem.

5
Simbol-simbol yang digunakan adalah sebagai berikut :

- Proses/Prosessing satu atau beberapa himpunan penugasan yang akan


dilaksanakan secara berurutan.
- Input/Output data yang akan dibaca dan dimasukkan ke dalam memori
komputer dari suatu alat input.
- Terminal berfungsi sebagai awal (berisi “START”) dan sebagai akhir (berisi
“END”) dari suatu proses alur.
- Decision (kotak keputusan) berfungsi untuk memutuskan arah/percabangan
yang diambil sesuai dengan kondisi yang dipenuhi, yaitu Benar /Salah (dibahas
dalam struktur Branching).
- Subroutine digunakan untuk menjalankan proses suatu bagian (sub program)
atau prosedur
- Preparation digunakan untuk pemberian harga awal

- Connector/Penghubung digunakan untuk menghubungkan diagram alur yang


terputus dimana bagian tersebut masih berada pada halaman yang sama.
- On Page Connector , untuk menghubungkan sambungan dari bagian flowchart
yang terputus dimana sambungannya berada pada halaman lain.

- Flowline menunjukkan bagian arah instruksi yang dijalankan

6
Chemical Oxygen Demand (COD) atau Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) yaitu jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada
dalam sampel air dimana peoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent). Angka yang ditunjukkan COD merupakan ukuran bagi pencemaran air dari
zat-zat organik yang secara alamiah dapat mengoksidasi melalui proses mikrobiologis dan dapat juga mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air. Sebagian besar zat
organis melalui tes COD ini dioksidasi oleh larutan K2Cr2O7 dalam keadaan asam yang mendidih. Adapun reaksi yang terjadi: CaHbOc + Cr2O72- + H+ → CO2 + H2O + 2
Cr3+

Perbandingan Rata – Rata Angka BOD5/COD Untuk Beberapa Jenis Air


Jenis Air BOD5/COD
- Air buangan domestik(penduduk) 0,40 – 0,60
- Air buangan domestik setelah pengendapan primer 0,60
- Air buangan setelah pengolahan secara biologis 0,20
- Air sungai 0,10

Dalam analisa COD, kadar klorida (Cl-) sampai 2000 mg/l di dalamn sampel dapat menjadi gangguan karena dapat menjadi ganguan karena dapat mengganggu kerjanyakualitas
Ag2SO4, dan pada keadaan tertentu turut teroksidasioleh dikromat, sesuai dengan reaksi berikut: 6 Cl- + Cr2O72- + 14 H+ → 3 Cl2 + 2 Cr3+ + 7H2O
Gangguan ini dapat dihilangkan dengan penambahan HgSO4 pada sample.

Adapun keuntungan dengan penambahan tes COD dibandingkan tes BOD5, antara lain:

1) Memakan waktu ±3 jam, sedangkan BOD5 memakan waktu 5 hari


2) Untuk menganalisa COD antara 50 – 800 mg/l, tidak dibutuhkan pengenceran sampel, sedangkan BOD5 selalu membutuhkan pengenceran

7
3) Ketelitan dan ketepatan (reprodicibilty) tes COD adalah 2 sampai 3 kali lebih tinggi dari tes BOD5
4) Gangguan zat yang bersifat racun tidak menjadi masalah.

Sedangkan kekurangan dari tes COD adalah tidak dapat membedakan antara zat yang sebenarnya yang tidak teroksidasi (inert) dan zat-zat yang teroksidasi secara biologis. Hal ini
disebabkan karena tes COD merupakan suatu analisa yang menggunakan suatu oksidasi kimia yang menirukan oksidasi biologis, sehingga suatu pendekatan saja. Untuk tingkat
ketelitian pinyimpangan baku antara laboratorium adalah 13 mg/l. Sedangkan penyimpangan maksimum dari hasil analisa dalam suatu laboratorium sebesar 5% masih
diperkenankan.

8
Prosedur kerja yang dilakukan

1. Disediakan 2 tabung reaksi (bertutup ulir), salah satu tabung diisi 2 ml akuadest (sebagai blanko), tabung lainnya diisi 2 ml sample. Masing – masing ditambah sepucuk
sendok kristal HgSO4 3 ml H2SO4 pro COD dan 1,0 ml K2Cr202 0,25 N. Dicamur merata dan tabung ditutup. Dipanaskan dalam COD reactor 2 jam.
2. Didinginkan sampai suhu kamr, larutan dipindahkan ke dalam labu erlenmeyer 100 ml secara kuantitatif (tabung dibilas dengan sedikit akuadest, air bilasan jadikan satu
dalam labu erlenmeyer).
3. Ditambah 3 tetes indicator feroin, selanjutnya dititrasi dengan fero ammonium sulfat 0,1 N sampai warna coklat kemerahan. Dicatat ml fero ammonium sulfat 0,1 N yang
dibutuhkan untuk blanko dan untuk sample.

Prosedur perhitungan besar kadar COD

COD = 1000/2 x (ml titrasi blanko – ml titrasi sample) x 0,1 x Faktor FAS x 8

9
Diagram alir COD

10
Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

(SNI 06-6989.3-2004)

A. Ruang lingkup
Metode ini digunakan untuk menentukan residu tersuspensi yang terdapat dalam contoh uj air dan air limbah secara gravimetri. Metode ini tidak termasuk penentuan bahan
yang mengapung, padatan yang mudah menguap dan dekomposisi garam mineral.

B. Istilah dan definisi


1. padatan tersuspensi total (TSS)
residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid

C. Cara uji
1. Prinsip
Contoh uji yang telah homogen disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang. Residu yang tertahan pada saringan dikeringkan sampai mencapai berat konstan
pada suhu 103ºC sampai dengan 105ºC. Kenaikan berat saringan mewakili padatan tersuspensi total (TSS). Jika padatan tersuspensi menghambat saringan dan
memperlama penyaringan, diameter pori-pori saringan perlu diperbesar atau mengurangi volume contoh uji. Untuk memperoleh estimasi TSS, dihitung perbedaan
antara padatan terlarut total dan padatan total.
2. Bahan
a. Kertas saring (glass-fiber filter) dengan beberapa jenis:
1) Whatman Grade 934 AH, dengan ukuran pori (Particle Retention) 1,5 μm ( Standar for TSS in water analysis).
2) Gelman type A/E, dengan ukuran pori (Particle Retention) 1,0 μm ( Standar filter for TSS/TDS testing in sanitary water analysis procedures).
3) E-D Scientific Specialities grade 161 (VWR brand grade 161) dengan ukuran pori (Particle Retention)1,1 μm ( Recommended for use in TSS/TDS testing in
water and wastewater).

11
4) Saringan dengan ukuran pori 0,45 μm.
b. Air suling.

3. Peralatan
a. desikator yang berisi silika gel;
b. oven, untuk pengoperasian pada suhu 103ºC sampai dengan 105ºC;
c. timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg;
d. pengaduk magnetik;
e. pipet volum;
f. gelas ukur;
g. cawan aluminium;
h. cawan porselen/cawan Gooch;
i. penjepit;
j. kaca arloji; dan
k. pompa vacum.

4. Persiapan dan pengawetan contoh uji


a. Persiapan contoh uji
Gunakan wadah gelas atau botol plastik polietilen atau yang setara.
b. Pengawetan contoh
Awetkan contoh uji pada suhu 4ºC, untuk meminimalkan dekomposisi mikrobiologikal terhadap padatan. Contoh uji sebaiknya disimpan tidak lebih dari 24 jam.
c. Pengurangan gangguan

12
1) Pisahkan partikel besar yang mengapung.
2) Residu yang berlebihan dalam saringan dapat mengering membentuk kerak dan menjebak air, untuk itu batasi contoh uji agar tidak menghasilkan residu lebih
dari 200 mg.
3) Untuk contoh uji yang mengandung padatan terlarut tinggi, bilas residu yang menempel dalam kertas saring untuk memastikan zat yang terlarut telah benar-
benar dihilangkan.
4) Hindari melakukan penyaringan yang lebih lama, sebab untuk mencegah penyumbatan oleh zat koloidal yang terperangkap pada saringan.

5. Persiapan pengujian
a. Persiapan kertas saring atau cawan Gooch
1) Letakkan kertas saring pada peralatan filtrasi. Pasang vakum dan wadah pencuci dengan air suling berlebih 20 mL. Lanjutkan penyedotan untuk menghilangkan
semua sisa air, matikan vakum, dan hentikan pencucian.
2) Pindahkan kertas saring dari peralatan filtrasi ke wadah timbang aluminium. Jika digunakan cawan Gooch dapat langsung dikeringkan..
3) Keringkan dalam oven pada suhu 103ºC sampai dengan 105ºC selama 1 jam, dinginkan dalam desikator kemudian timbang.
4) Ulangi langkah pada butir 3) sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan berat lebih kecil dari 4% terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih kecil
dari 0,5 mg.
6. Prosedur
a. Lakukan penyaringan dengan peralatan vakum. Basahi saringan dengan sedikit air suling.
b. Aduk contoh uji dengan pengaduk magnetik untuk memperoleh contoh uji yang lebih homogen.
c. Pipet contoh uji dengan volume tertentu, pada waktu contoh diaduk dengan pengaduk magnetik 2 dari 6
d. Cuci kertas saring atau saringan dengan 3 x 10 mL air suling, biarkan kering sempurna, dan lanjutkan penyaringan dengan vakum selama 3 menit agar diperoleh
penyaringan sempurna. Contoh uji dengan padatan terlarut yang tinggi memerlukan pencucian tambahan.

13
e. Pindahkan kertas saring secara hati-hati dari peralatan penyaring dan pindahkan ke wadah timbang aluminium sebagai penyangga. Jika digunakan cawan Gooch
pindahkan cawan dari rangkaian alatnya.
f. Keringkan dalam oven setidaknya selama 1 jam pada suhu 103ºC sampai dengan 105ºC, dinginkan dalam desikator untuk menyeimbangkan suhu dan timbang.
g. Ulangi tahapan pengeringan, pendinginan dalam desikator, dan lakukan penimbangan sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan berat lebih kecil dari
4% terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg.

CATATAN 1 Jika filtrasi sempurna membutuhkan waktu lebih dari 10 menit, perbesar diameter kertas saring atau kurangi volume contoh uji.

CATATAN 2 Ukur volume contoh uji yang menghasilkan berat kering residu 2,5 mg sampai dengan 200 mg. Jika volume yang disaring tidak memenuhi hasil minimum, perbesar
volume contoh uji sampai 1000 mL.

14
DIAGRAM ALIR TSS

Letakkan kertas saring


Ambil kertas saring Masukkan ke dalam Lalu keluarkan kaca
pada corong yang Bilas kertas saring
dengan pinset dan oven 105 0C selama 1 arloji tersebut dan
dibawahnya terdapat dengan aquadest 20
letakkan di atas kaca jam menggunakan pindahkan ke desikar
erlenmeyer untuk ml sebanyak 3 kali
arloji pinset selama 15 menit
menampung sampel air

Ambil kertas saring


Bilas kertas saring Masukkan kertas
dengan pinset dan Tuangkan air 100 ml TIMBANG KERTAS
dengan aquadest 10 saring ke dalam
letakkan di atas kaca diatas kertas saring SARING (A1)
ml sebanyak 3 kali corong
arloji

Lalu keluarkan kaca mg TSS per liter=


Masukkan ke dalam
arloji tersebut dan
oven 105 0C selama 1 Timbang keras saring 𝐵 − 𝐴 𝑥 1000
pindahkan ke
jam menggunakan (A20 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑢𝑗𝑖 (𝑚𝑙)
desikator selama 15
pinset
menit

15

Anda mungkin juga menyukai