Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah
Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah
PENDAHULUAN
1
2
Jenis sampah yang dapat diurai, saat ini dapat diubah menjadi kompos
dengan cara sederhana. Keranjang takakura adalah keranjang sampah yang
mampu mengubah sampah organik menjadi kompos yang bermanfaat untuk
menyuburkan tanaman. Tetapi, upaya sederhana memisahkan sampah saja masih
kurang mendapat kepedulian dari masyarakat apalagi untuk mengolahnya menjadi
produk yang berguna. (Atyanto, 2011)
Pengelolaan sampah dimaksudkan agar sampah tidak membahayakan
kesehatan manusia dan tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan sampah juga
dilakukan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan bagi manusia. Hal ini
didasari oleh pandangan bahwa sampah adalah sumber daya yang masih bisa
dimanfaatkan dan bahkan memiliki nilai ekonomi. Pandangan tersebut muncul
seiring dengan semakin langkanya sumber daya alam dan semakin rusaknya
lingkungan. (Atyanto, 2011)
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sampah
2.1.1. Definisi
Sampah adalah sisa aktivitas dari manusia dan hewan yang berbentuk zat
padat dan dibuang, karena sudah tidak bernilai bagi pemiliknya. Sampah sendiri
memiliki banyak jenis, banyak sumber dan memiliki karakteristik yang khas, dari
beberapa arti sampah mempunyai ciri-ciri yaitu : (Pitoyo, 2011)
1. Sampah adalah bahan sisa, baik bahan-bahan yang sudah tidak digunakan
lagi (barang bekas) maupun bahan yang sudah diambil bagian utamanya.
2. Dari segi sosial ekonomis, sampah adalah bahan yang sudah tidak ada
harganya.
3. Dari segi lingkungan, sampah adalah bahan buangan yang tidak berguna dan
banyak menimbulkan masalah pencemaran dan gangguan pada kelestarian
lingkungan.
4. Limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik
yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakn lingkungan dan melindungi investasi pembangunan
a. Sampah dari hasil kegiatan rumah tangga. Termasuk dalam hal ini
adalah sampah dari asrama rumah sakit, hotel-hotel dan kantor.
b. Sampah dari hasil kegiatan industri atau pabrik.
c. Sampah dari hasil kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian meliputi
perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan. Sampah dari
kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian.
d. Sampah dari hasil kegiatan perdagangan, misalnya sampah pasar dan
sampah toko.
e. Sampah dari hasil kegiatan pembangunan.
non organik yang mudah terbakar. Sampah non organik yang mudah
terbakar adalah sampah kertas, kardus, platik, textil, karet, kulit, kayu,
dan furniture. Sedangkan untuk sampah non organik yang tidak
mudah terbakar adalah gelas, tembikar, keramik dan kaleng.
Ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam pencegahan dari dampak
sampah yang tidak disanitasi berdasarkan bentuknya.
1. Penanganan Limbah Padat
Limbah padat dapat dihasilkan dari industri, rumah tangga, rumah
sakit, hotel, pusat perdagangan/restoran maupun pertanian/peternakan.
Penanganan limbah padat melalui beberapa tahapan, yaitu :
a. Penampungan dalam bak sampah
b. Pengumpulan sampah
c. Pengangkutan
d. Pembuangan di TPA.
Sampah yang sudah berada di TPA akan mengalami berbagai macam
perlakuan, seperti menjadi bahan makanan bagi sapi / ternak yang
digembala di TPA, di sortir oleh pemulung, atau diolah menjadi pupuk
kompos.
Limbah Organik Padat
Berikut ini beberapa metode penanganan limbah organik padat :
a. Composting, yaitu penanganan limbah organik menjadi kompos yang
bisa dimanfaatkan sebagai pupuk melalui proses fermentasi. Bahan
12
Ruang pembusukan, air kotor akan bertahan 1-3 hari dan akan
mengalami proses pembusukan sehingga menghasilkan gas,
cairan dan lumpur (sludge)
Ruang lumpur, merupakan ruang empat penampungan hasil
proses pembusukan yang berupa lumpur. Bila penuh lumpur
dapat dipompa keluar
Dosing chamber, didalamnya terdapat siphon McDonald yang
berfungsi sebagai pengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke
bidang resapan agar merata
Bidang resapan, bidang yang menyerap cairan keluar dari dosing
chamber serta menyaring bakteri patogen maupun
mikroorganisme yang lain. Panjang minimal resapan ini adalah
10 m dibuat pada tanah porous.
c. Riol (parit), menampung semua air kotor dari rumah, perusahaan
maupun lingkungan. Apabila riol inidigunakan juga untuk
menampung air hujan disebut combined system. Sedang bila
penampung hujannya dipisahkan maka disebut separated system. Air
kotor pada riol mengalami proses pengolahan sebagai berikut :
Penyaringan (screening), menyaring benda-benda yan
mengapung di air
Pengendapan (sedimentation), air limbah dialirkan ke dalam bak
besar secara perlahan supaya lumpur dan pasir mengendap.
Proses biologi (biologycal proccess), menggunakan
mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organik
Saringan pasir (sand filter)
Desinfeksi (desinfection), menggunakan kaporit untuk
membunuh kuman
Dillution (pengenceran), mengurangi konsentrasi polutan
dengan membuangnya di sungai / laut.
20
BAB III
KESIMPULAN
ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak
industri tidak resmi industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi
barang lain dan Replace.
Penanganan limbah yang baik akan menjamin kenyamanan bagi semua
orang. Dipandang dari sudut sanitasi, penanganan limbah yang baik akan
menjamin tempat tinggal/tempat kerja yang bersih, mencegah timbulnya
pencemaran lingkungan, dan mencegah berkembangbiaknya hama penyakit dan
vektor penyakit.
23
DAFTAR PUSTAKA
Atyanto, ON. 2011. Modul Pengelolaan Sampah dan Limbah Cair Rumah
Tangga: Bab VI Pengolahan Sampah. Yogyakarta: UPKM/CD RS
Bethesda.
Dharma, B, 2009. Pengelolaan Sampah Terpadu 3R(Reduce-Reuse-Recycle),
Pembuatan Kompos Dari Sampah Organik. Semarang: Universitas
Diponegoro, Program Studi Diploma III Teknik Sipil.
Dwiyatmo, K. 2007. Pencemaran Lingkungan dan Penangananya. Yogyakarta:
PT. Citra Aji Parama.
Hasim, F dan Hedianto, YE. 2010. Gerakan 3R, Pembentukan masyarakat peduli
daur ulang. Bandung: Indonesian Education Promoting Foundation
Indonesian Public Health. 2013. Standar sanitasi Pengelolaan Sampah. Diakses
dari http://www.indonesian-publichealth.com/2013/07/checklist-inspeksi-
sanitasi-tpa-sampah.html, 5 Juli 2014
Isroi. 2009. Pengomposan Limbah Padat Organik. [terhubung berkala].
www.google.com/search/royan.pdf. [04 November 2014].
Nadiasa, Mayun, dkk. 2009. Manajemen Pengangkutan Sampah di Kota
Amlapura. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 13 No.2
Pitoyo, Cahyadi. 2011. Studi komposisi Sampah Perkotaan Pada Tingkat Rumah
Tangga di Kota Depok, Skripsi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
Rahayu, T. Puji. 2010. Enskilopedia Seri Desa-Kota. Semarang: Aneka Ilmu.
Rindang, A., 2008. Identifikasi Sistem Pengolahan Sampah Organik dan
Anorganik Studi Kasus Di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
[Skripsi]. Medan : Universitas Sumatera Utara, Program Studi Teknik
Pertanian.