Disusun Oleh:
Oleh:
Telah diterima dan diseminarkan sebagai salah satu tugas dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan sukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ilmiah dengan judul
“Medical Emergency Respon Plan (MERP) pada Perusahaan Slate Pencil di
PT. Indah Permata Musi Rawas” untuk memenuhi tugas ilmiah yang
merupakan bagian dari sistem pembelajaran kepaniteraan klinik, khususnya di
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran KomunitasFakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada dr.
Tri Hari Irfani, MPH selaku pembimbing yang telah membantu memberikan
bimbingan dan masukan sehingga tugas ilmiah ini dapat selesai.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ilmiah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karenaitu, segala saran dankritik yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan. Demikianlah penulisan tugas ilmiah
ini, semoga bermanfaat.
Tim Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………. i
Halaman Pengesahan………………………………………………………… ii
Kata Pengantar……………………………………………………………. iii
Daftar Isi…………………………………………………………………….. iv
Geografi ............................................................................................................... 1
Proses Produksi ................................................................................................... 2
Medical Preparedness ......................................................................................... 18
Medical Kit ......................................................................................................... 28
Human Resources ................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 39
iv
I. GEOGRAFI
1
II. PROSES PRODUKSI
PT. Indah Permata merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam
bidang produksi pengolahan kayu terbesar di Asia dalam bidang pembuatan
pensil, baik dari bahan baku sampai bahan jadi. Adapun hasilnya dikirim baik
untuk lokal maupun luar negeri (ekspor) . Selama ini barang yang dijual ada dua
jenis yaitu bahan untuk pensil berupa Slat dan Pensil itu sendiri.
Div. Slat 1 selama ini hanya mengerjakan pembuatan Slat dari mulai bentuk balok
kayu hingga jadi lembaran Slat yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
pensil kayu. Sekilas proses di div. Slat 1 bisa digambarkan sebagai berikut :
Maksud dan tujuan penulisan ini sebagai hasil dari job training di divisi Slat 1.
Adapun dalam job training ini, Materi yang dipelajari hanya di bagian Persiapan.
Dengan batasan /ruang lingkup produksi sebagai berikut :
2
Dimensi Balok
TEBAL
PANJANG
LEBAR
Tebal : 3 inch
Pada Saw timber dikenal istilah grading, tujuan dari penggradingan di bagian S/T,
adalah untuk menentukan jumlah/kandungan daging A1 pada balok (rendemen)
3
Prosedur Penggradingan :
HITUNG
SIAPKANB PANJANG BALOK HITUNG PROSENTASE
ALOK
DI BLOK TOTAL JUMLAH TOTALNYA
KAYU S/T
DGN MAL UKUR 1 BLOK ?
Total
Balok yang cacat dihitung ½ balok: mata kayu, simping, ada kulit blok 1 btg
kayu,
berlubang, pecah, retak, keriput.
Label putih yang ada dicatat dan isinya dicek untuk dijadikan laporan bag
ADM.
TEKNIK PENGGRADINGAN
4
BAGIAN PERSIAPAN :
CrossCut Balok (C C B)
Bagian yang bertugas untuk memotong balok dari Saw Timber menjadi
ukuran yang sesuai dengan standar yang sudah ditentukan guna diproses di mesin
gutter.
Prinsip kerja dari CCB dengan menggunakan mesin crosscut yang saw
bladenya berputar lalu ditarik operator, caranya balok diletakan diatas meja
potong, kemudian ujungnya di kenakan pada mall besi untuk mendapatkan ukuran
yang diinginkan, mal besi ini bisa disekat-sekat tergantung dari berapa ukuran
yang diinginkan. Hasil dari pemotongan dimasukan ke mesin penyerut arah tebal
dan lebar (weinig/multi ripe + kufler muhle )
Dimensi bahan
Mal besi disetting agar hasil potong terbagi sama panjangnya, dengan
acuan melihat ukuran awalnya, Contoh : Balok 16 feet, agar hasilnya terbagi rata
maka dipotong menjadi 3 bagian dengan panjang 1640 mm/batang, demikian juga
untuk ukuran2 yang lainnya, usahakan jangan terlalu banyak/variatif jenis ukuran
hasil potong, agar memudahkan pengerjaan selanjutnya.
Cara potong seperti ini mudah dilakukan karena sistem potong tidak
dipilih, dengan pertimbangan hasilnya akan disortir sebelum masuk gutter,
dimana balok yang kondisinya tidak baik / A2 langsung dipisahkan oleh operator .
5
Kerugian Sistem tidak potong pilih :
Kualitas
Untuk bagian ini ditempatkan 1 orang yang menangani kualitas (QC), dimana
dari segi kualitas dilakukan pemeriksaan output mesin, dengan sample diambil 50
btg, AQL yg diterapkan 0,25 / 0,6 % dari setiap jenis penyimpangan, sedangkan
jenis penyimpangan yang dikendalikan : Cacat Kesikuan, Panjang dan Pendek
6
Weinig Unimat
Bagian yang fungsinya melakukan proses menyerut ( Plannar ) balok hasil
CCB, arah samping (Lebar) dan permukaan (Tebal) agar halus dan ukuran sesuai
dengan standar yang diinginkan.
Prinsip kerja dari mesin ini menggunakan 4 buah cutter penyerut yang
berputar sangat cepat, lalu balok hasil potong dimasukan ke mesin yang dibantu
dengan roll penekan yang berputar agar balok maju ke depan dan keluar sudah
diserut ke empat permukaanya, tapi pada pengerjaan yang terjadi hanya diserut 2
permukaan yaitu samping dan atas.
Dimensi
Bahan hasil CCB yg harus diperhatikan oleh operator : Kondisi balok jangan
basah, Lapuk, Keropos, Simping > 50% )
Ukuran ini harus benar-benar teliti, agar hasilnya baik jika diproses dimesin
gutter. jika tidak teliti maka jumlah dan ketebalan long slat hasil gutter akan tidak
sesuai dgn perhitungan.
Kualitas
Kualitas hasil dibagi 2 yaitu :
1. A1 (serut 2 sisi) dan mata kayu tidak lebih dari 3 buah dengan diameter
antara 6 - 8 cm
7
3. Pisau cutter tidak rompal (menyebabkan hasil balok bergaris)
4. Kondisi output : tidak bergelombang, tidak bergaris, Ketebalan sesuai
standar, tidak tirus.
Prosentase balok A1 dan A2 sangat tergantung grade balok dari S/T, dari
pengamatan lapangan bisa terlihat balok kualitas 3 P lebih banyak menghasilkan
A2 dibandingkan balok 1P/2P/FS/MP. Karena itu guna memudahkan dalam
pengendalian bahan, biasanya balok 3 P dikerjakan dalam waktu khusus yang
sudah direncanakan yaitu setiap Jumat & Sabtu. Selain itu agar beban kerja
operator merata.
Multi Ripe
Bagian / mesin yang berfungsi membelah/menyerut balok kearah lebar sesuai
dengan standar yang diinginkan
Prinsip kerja bagian ini menggunakan 2 saw blade diposisi samping yang
berputar dan balok masuk dari depan, conveyor bergerak maju ke depan.
1. Balok dari CCB dibuat untuk gutter 3’ jadi 80 mm & 6’ jadi 169 mm )
2. Balok A2/BS dari Gutter (sisa sortir pilih) dibuat di Mida menjadi ukuran 78,5
mm toleransi + 0,5 mm. Biasanya mesin multi ripe selalu disusun seri dengan
mesin serut ketebalan.
Kualitas
Masalah menjaga kualitas bagian ini ditempatkan 1 orang yang menangani
kualitas (QC), dimana dari segi kualitas dilakukan pemeriksaan output mesin,
dengan sample diambil 50 btg, AQL yg diterapkan 0,25 / 0,6 % dari setiap jenis
penyimpangan, sedangkan jenis penyimpangan yang dikendalikan : Cacat kurang
lebar, Cacat ketirusan ke arah lebar
8
2. Kesikuan titik 0 terhadap meja (trapesium)
3. Settingan roll penekan (tebal / tipis balok)
Kualitas output dibagi 2 kriteria, yaitu : 1. Keserut 2 sisi
2. Keserut 1 Sisi
Kuffler Muhle
Mesin ini berfungsi menyerut ketebalan balok hasil CCB yang sebelumnya
diserut ketebalannya (arah samping) di mesin Multi rip.
Mesin ini disebut juga mesin double planner balok, karena prinsip kerjanya
menggunakan 2 cutter block dari permukaan atas/bawah, dengan masing-masing
berisi 4 buah cutter/pisau, Pemakanan pisau max 2 mm (atas & bawah). Bahan
yang diserut awalnya >80 jadi 80 mm dengan toleransi + 0,5 mm, bila balok awal
tipis hanya termakan 1 sisi saja, hasilnya dipisahkan oleh operator .
Kualitas
Masalah menjaga kualitas bagian ini ditempatkan 1 orang yang menangani
kualitas (QC), dimana dari segi kualitas dilakukan pemeriksaan output mesin,
dengan sample diambil 50 btg, AQL yg diterapkan 0,25 / 0,6 % dari setiap jenis
penyimpangan, sedangkan jenis penyimpangan yang dikendalikan : Cacat
bergelombang, Cacat bergaris, cacat tebal/tipis
Masalah yang harus diperhatikan :
9
M B B (Mesin Band Saw)
Fungsi mesin MBB ini membelah balok arah tebal dan membuat long slate
dengan ketebalan khusus : 6,3 mm & 7 mm .
Prinsip kerja Mesin MBB menggunakan gergaji bentuk pita yang diletakan pada 2
pulley, panjang gergaji + 6 meter, sering diganti karena panas, makanya selama
proses berlangsung disemprot Pendingin (Coolant). Kecepatan mesin ini bisa
diatur sesuai kepentingan.
Makin lambat speed yang digunakan hasilnya makin halus, tapi secara kapasitas
jumlahnya minim. Jika menggunakan speed yang cepat jumlahnya banyak tetapi
harus ada proses lanjut dimesin Chang Iron untuk dihaluskan permukaanya.
Mesin ini menggunakan Cutter block dengan pisau yang bisa diasah.
Prinsip kerjanya Long slat dimasukan dari depan satu persatu lalu dibantu roll
pendorong untuk diserut permukaannya.
10
Hasil dari mesin chang iron kemudian di suplay ke bagian crosscut potong pilih.
MESIN GUTTER
Bagian yang penting ini berfungsi membelah balok seluruhnya mulai dari
depan ke belakang, dimana hasilnya berupa lembaran longslate.
Prisip kerja mesin gutter dengan menggunakan gergaji yang disusun dalam
frame dengan menggunakan batas/spacer antar gergaji satu dan lainnya tergantung
kebutuhan akan ukuran ketebalan yang diiinginkan. Balok masuk dari arah depan
ditekan oleh hidraulik, kemudian bergerak maju oleh tekanan rool atas & bawah,
juga dari samping guna menekan ke titik 0, saat bergerak gergaji membelah balok
secara masal, pergerakkannya dari atas ke bawah hingga menghasilkan lembaran
kayu yang dinamakan longslate. Dalam cara memasukan bahan baku harus dilihat
arah serat kayu (kotoson) dengan sasaran utama menghasilkan raw slat Grade
Premium.
Kualitas
Masalah menjaga kualitas seharusnya bagian ini ditempatkan 1 orang yang
menangani kualitas (QC), dimana dari segi kualitas dilakukan pemeriksaan output
mesin, dengan sample diambil 1000 pcs/line, AQL yg diterapkan 0,4 / 1,0 % dari
11
setiap jenis penyimpangan, sedangkan jenis penyimpangan yang dikendalikan :
Cacat permukaan kasar, Cacat bergaris, cacat tebal/tipis
Pada proses pengerjaannya terutama balok 3 inch harus perhatikan alur kayu
(kotoson), usahakan grade yang dihasilkan selalu premium. artinya balok bagian
atas biasanya industrial dan bagian samping premium, kecuali balok 6 inch yang
kondisinya tidak bisa dipilih arahnya.
INDUSTRIAL
PREMIUM
12
KUALITAS / QUALITY CONTROL
Dalam penanganan kualitas digunakan panduan table standar internasional .
Tabel yang digunakan adalah MIL STD 105 ABC.
Pada table tersebut digunakan AQL ( Acceptance Quality Leveling ) :
“ Tingkat kualitas yang diterima / ditolak dilihat dari prosentase jumlah cacat
baik cacat mayor ataupun cacat minor.”
Cacat mayor : Cacat yang sering terjadi biasanya akibat proses mesin : Tebal,
tipis, lebar, siku, trapesium, panjang, pendek, lengkung
Cacat minor : Cacat yang jarang terjadi karena faktor alami : kasar, retak, keriput,
getah, lubang kutu, lapuk,latek, kadar air .
Panjang
Contoh :
Panjang Balok = 1640 mm
Target Gutter
Target = Speed Mesin x Panjang Raw Slate x Jam Kerja/shift x Waktu (menit)
Contoh : Balok ukuran 6 inch (1640 x 169 x 80 ) mm, jam kerja 5,5 jam yg
dipakai.
13
Konversi ke volume ( m3 ) = 105 x 1640 x 169 x 80 / 10 9 = 2,33 m 3 / mesin
Contoh :
Tebal mata gergaji = 1,3 mm
Spacer = 5,5 mm
( Lebar balok)
Balok 3 ‘ = Lebar 80 mm
14
Rumus Mencari Lebar Balok yang Diproses
Lebar Balok = ( Tebal Slate x Jumlah Spacer ) + ( Tebal Mata Gergaji x Jumlah Gergaji )
Contoh :
15
3. Lebar standar & Lower Size dengan toleransi + 0,5 mm
Data laporan hasil Crosscut selama 1 minggu (15 –20 ) mei 2006
16
Short Grain 207 11.82 0.44
Dari data / grafik diatas terlihat bahwa terjadi penyimpangan kualitas, melampaui
batas yang diijinkan sebesar 3,73 %, dengan jenis penyimpangan terbesar yaitu
ukuran pendek sebesar 0,88 %. Tentunya dari hasil ini terlihat harus diadakan
perbaikan agar penyimpangannya bisa turun.
17
III. MEDICAL PREPAREDNESS
A. SISTEM MANAJEMEN
18
yang memang berada di perusahaan tersebut. Penanggung jawab
dari proses MERP adalah pihak manajemen.
3. Kompetensi / Tingkatan MERP
19
Penolong pertama yang ditunjuk (DFA) adalah anggota tim
MERyang pertama memberikan dukungan dalam suatu insiden.
Kompetensi DFA harus mencakup sebagai berikut:
a. Penilaian lokasi dan keamanan tempat terjadinya kejadian
b. Melakukan bantuan hidup dengan menggunakan CPR dan
AED
c. Manajemen Airway (memiringkan kepala, chin lift)
d. Manajemen tanggap darurat dasar (luka bakar dan luka ringan)
e. Perawatan awal darurat medis umum
f. Penggunaan O2 menggunakan peralatan O2yang sesuai
20
b. Manajemen lanjutan jalan nafas - penyisipan oro napas /
nasofaring dan ventilasi
c. Pemasangan akses IV / IO
d. Pemakaian cairan IV / IO
e. Penggunaan adrenalin IV / IO
f. Penilaian neurologis menggunakan GCS skor
g. Tatalaksana hipovolemia, hipoksia, hipotermia, tension
pneumothorax dan paru-paru dan trombosis koroner
2. Semua profesi yang berada di tingkat ini harus memiliki
kualifikasi dan sertifikasi yang berlaku, seperti Basic Life
Support (BLS) dan Advanced Hidup / Cardiac Support (ALS /
ACLS), Advance Trauma Life Support (ATLS) atau setaranya.
3. Harus ada protokol medis yang jelas pada MER tingkat 2 ini
(sebagai protokol minimum meliputi tenggelam, serangan
jantung, pernapasan, luka bakar dan skenario cedera serius
lainnya seperti yang diidentifikasi dalam penilaian pelatihan
risiko), protokol ini harus diawasi dan diaudit oleh lembaga
profesi. Semua tim MER pada tingkat 2 diharapkan memiliki
akses ke pengawas medis profesional untuk saran kasus dan
diskusi setiap saat ketika pelatihan / penilaian berlangsung.
4. Keterampilan Pemeliharaan MER tingkat 2
Selain pembaharuan sertifikasi (umumnya berlaku selama 3
tahun), 6 -12 minggu pelatihan langsung / penyegaran dalam
ambulans / ruang gawat darurat, unit trauma. Komponen
Pelatihan dan Keterampilan mencakup:
21
d. Manajemen henti jantung dan henti nafas (termasuk IV /
akses IO, obat-obatan, EKG)
3.3.4 Tingkat 3
4. Response Time
22
B. PERALATAN MEDIS, PERSEDIAAN DAN FASILITAS
Tugas dan kompetensi MER pada tiap tingkatan berbeda-beda, oleh karena
itu peralatan dan fasilitas medis di tiap-tiap tingkat juga berbeda-beda, yaitu:
23
c. Alat bantu nafas Oro dan nasofaring
d. Kanula IV
e. Kanula IO
f. Infus set dan cairan infus
g. Obat untuk menghilangkan rasa sakit, resusitasi
h. Perangkat Suction
i. 12 lead EKG
j. monitor tekanan darah non-invasif
k. Alat monitoring saturasi oksigen
l. Alat ukur gula darah
m. Pen light untuk cek pupil mata.
n. Protokol medis terbaru
Dalam proses MERP terdapat proses transport pasien dengan tujuan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan tambahan, diagnostik atau terapiutik yang
lebih canggih. Proses transport pasien ini dilakukan dari MER tingkat 2 ke
tingkat 3 yang berada di RS dimana segala fasilitas dan tenaga medis yang
lebih berkompetensi dalam menangani pasien kritis terdapat disana. Guideline
atau pedoman sudah tersedia dan prinsip-prinsip utama dalam melakukan
transport pasien kritis meliputi 5P:
1. Planning (perencanaan)
2. Personnel (jumlah yang cukup disertai dengan kemampuan yang sudah
terstandarisir dalam evakuasi pasien kritis).
3. Properties (alat yang dipakai dalam transportasi)
4. Procedures (alat yang dipakai mengukur kestabilan keadaan pasien
sebelum dan saat diberangkatkan)
5. Passage (pilihan rute dan tehnik transport).
24
1.1 Pembagian Transport pada Pasien
1.2.1 Perencanaan
1.2.2 Personel
25
• Pasien dengan diagnosis yang potensial kearah perburukan
Rumah sakit rujukan dan ambulans servis harus waspada apabila terjadi
kasus perburukan pada pasien saat transport diluar perkiraan team yang
merujuk pasien tersebut. Mekanisme penilaian kelayakan pasien yang
akan dirujuk berdasarkan keadaan kritis yang dialami pasien dengan
standar peralatan yang ada di ambulans transport harus sangat sensitif
dan spesifik.
D. KOMUNIKASI
26
dilakukan dan persiapan rujukan merupakan syarat yang sudah harus
dilaksanakan sebelum pengiriman pasien ke rumah sakit rujukan.
27
IV. MEDICAL KIT
I. Peralatan Pertolongan Pertama (First Aid)
Semua pekerja harus dapat mengakses kotak first aid. Hal ini akan
membutuhkan setidaknya satu kotak first aid yang disediakan di tempat kerja
mereka. Kotak first aid harus menyediakan peralatan dasar untuk mengelola
pertolongan pertama untuk cedera termasuk:
- luka, goresan, tusukan, grazes dan serpihan
- keseleo otot dan strain
- luka bakar ringan
- amputasi dan / atau lesi perdarahan besar
- patah
- cedera mata
- syok.
Isi dari kotak first aid harus didasarkan pada penilaian risiko. Misalnya,
kemungkin ada
risiko cedera mata yang lebih tinggi dan kebutuhan akan tambahan eye pad saat
bekerja di mana:
- bahan kimia atau bubuk ditangani dalam wadah terbuka
- penyemprotan, penyemprotan atau operasi peledakan abrasif dilakukan
- ada kemungkinan partikel terbang menyebabkan cedera mata
- ada risiko percikan atau penyemprotan bahan-bahan infeksi
- Pengelasan, pemotongan atau operasi pemesinan dilakukan.
Peralatan tambahan mungkin diperlukan untuk luka bakar serius dan pada
tempat kerja terpencil.
Desain Kit
Kotak first aid dapat dalam ukuran, bentuk, atau jenis apa pun yang sesuai
dengan tempat kerja, tetapi setiap kit harus:
- cukup besar untuk memuat semua barang yang dibutuhkan
- dapat segera diidentifikasi dengan tanda silang berwarna putih pada latar
belakang hijau yang mencolok pada tampilan luar
28
- berisi daftar isi dari kit tersebut
- terbuat dari bahan yang dapat melindungi isi kit dari debu, kelembapan,
dan kontaminasi
Lokasi
Jika terjadi cedera serius, akses cepat menuju kit sangatlah penting. Kotak
first aid seharusnya disimpan di lokasi yang jelas dan dapat diakses serta dapat
diambil kembali dengan segera. Akses menuju kit juga harus dipastikan di tempat
kerja yang dikontrol oleh keamanan. Kotak first aid harus ditempatkan dekat
dengan area di mana ada risiko cedera atau penyakit yang lebih tinggi. Jika
tempat kerja menggunakan beberapa lantai gedung bertingkat, setidaknya satu
perangkat kit harus berada di setiap lantai kedua. Kotak first aid portabel harus
disediakan di kendaraan pekerja lapangan (misalnya kurir, supir taksi, supir bus
dan pengawas lapangan).
29
II. Persiapan Alat dan Obat pada Evakuasi
A. Peralatan Untuk Resusitasi
Makin kritis keadaan korban maka semakin banyak alat yang diperlukan
selama evakuasi. Sebagai peralatan standar, yang harus ada selama dalam
transportasi adalah:
1. Bag resusitasi dan masker yang sesuai.
2. Laryngoskop.
3. Pipa endotrakheal (dengan beberapa ukuran: bayi/anak/dewasa).
4. Pipa oropharyng atau nasopharyng.
5. Pengukuran tekanan darah (tensimeter).
6. Perlengkapan pemasangan IV line.
7. Plester, gunting, kapas alkohol.
8. Spuit, dengan jumlah dan ukuran disesuaikan.
9. Stetoskop.
10. Selang oksigen dengan masker atau kateter nasal.
Peralatan khusus yang disiapkan antara lain:
1. Elektrokardiogram (EKG).
2. Pulse oksimeter.
3. Syringe pump.
4. Ventilator transport.
5. Alat suction manual.
6. Pipa suction.
7. Inkubator transport.
8. Vital Sign/Haemodinamic Monitor.
30
leher yang berlebihan seperti fleksi, ekstensi, dan lateral, akan tetapi
gerakan itu masih bias terjadi, terutama pada penderita yang
kesadarannya menurun atau gelisah. Untuk itu setelah alat tersebut
dipasang, hendaknya selalu dibantu secara manual mempertahankan
posisi kepala dan leher pada posisi netral/normal.
31
3. Long spine board/penyangga tulang belakang panjang
Sama seperti short spine board, tapi ukurannya lebih panjang, dari
kepala sampai ujung kaki. Dipergunakan untuk membawa penderita
dengan posisi netral sehingga dapat menghindari kerusakan tulang
belakang lebih lanjut.
4. Wheeled Stretcher
Tandu yang ada rodanya biasanya selalu terdapat pada ambulans,
dipergunakan untuk membawa korban dari lokasi kejadian ke rumah
sakit dengan aman.
32
Bagian kepala dari tandu ini biasanya dapat dianaikkan, sehingga
pada korban jantung atau asma, keadaan ini dapat membantu
meringankan keadaan penderita.
5. Scoope Stretcher
6. Persiapan Obat-Obatan
33
C. Sulfas atropin
D. Ephedrin
E. Natrium bikarbonas
F. Dexamethasone
G. Cairan normal saline, plasma ekspander
H. Aminophilin
I. Tiopental, midazolam, propofol
J. Pelumpuh otot
Obat khusus sesuai dengan kebutuhan korban antara lain: dopamin,
nitrogliserin, dobutamin, dilantin, dan narkotik.
34
V. HUMAN RESOURCES
Merupakan orang-orang yang bekerja untuk senuah organisasi, sektor
bisnis atau ekonomi. Dalam perkembangan industri yang sangat pesat, sebuah
sektor industri harus memiliki berbagai sumber daya yang harus dikelola untuk
melakukan suatu kegiatan. Sumber daya itu meliputi jumlah mesin, jumlah tenaga
kerja, dan jumlah modal. Sebelum menjalankan kegiatan, perusahaan harus
mampu menghitung jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
Jumlah tenaga kerja dapat dihitung dengan menggunakan output standar
dari setiap kegiatan diperusahaan, maka dari itu hal yangperlu dilakukan dari
sebuah perusahaan adalah menghitung ouput standar dengan cara :
𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 (𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖)
𝑂𝑢𝑡 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 (𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎)
35
Struktur Organisasi Perusahaan Slate Pencil
Struktur organisasi Perusahaan Slate Pencil perumusannya dilakukan untuk
mendukung kegiatan kebijakan operasi yang tetap mengacu pada visi, misi, dan
tujuan organisasi. Struktur organisasi suatu Perusahaan Slate Pencil disusun
berdasarkan prinsip departementalisasi fungsi, yaitu secara struktural membagi
proses organisasi dengan mengkombinasikan pekerjaan dalam departemen
berdasarkan fungsi organisasi. Sistem tanggungjawab menganut sistem garis
(line) yaitu pemimpin perusahaan membawahi beberapa bagian dengan wewenang
dan tanggung jawab vertikal. Hubungan horizontal terjadi diantara bagian yang
satu dengan bagian yang lain, kegiatan-kegiatan yang sejenis ke dalam unit
organisasi yangterpisah.
36
penggunaanmesin.
(4). Bagian keuangan merencanakan, mengorganisasikan dan mengevaluasi
kegiatan pengelolaan keuangan, pembayaran hutang dan pajak, penerimaan
piutang, investasi, persediaan dan penggajian. Tugas lainnya adalah
mempersiapkan dan menganalisis laporan keuangan, penyusunan anggaran,
dan pembayaran pajak secara akurat dan tepat waktu
(5). Bagian Planning and Customer Service. Bagian ini mempunyai tugas pokok
melakukan perencanaan jumlah barang yang akan diproduksi yang
selanjutnya akan diteruskan ke bagian produksi dan bagian-bagian lainnya
berdasarkan pesanan yang masuk ke bagian planning baik atas
permintaan ekspor maupun dalamnegeri. Bagian ini juga bertanggung jawab
atas pembelian bahan baku yang disesuaikan dengan jumlah persediaan di
gudang dan proses ekspor danimpor.
(6). Bagian Quality Control (QC) yang terdiri atas QC material, QC produksi,
dan laboratorium. Bagian ini mernpunyai tugas pokok melaksanakan
pengawasan kualitasbahan baku yang akan diproduksi dan kualitas
produksi, serta melakukan penelitian dan pengembangan produk agar
lebih dapat berkualitas tinggi dan melakukan inovasi produk
ternsmenerus,
(7). General Administrsi terdiri atas personel, GA dan security, bagian ini
bertugas mengatur semua kebutuhan karyawan termasuk waktu cuti,
istirahat, libur dan upah, menangani karyawan baru, training, mutasi dan
promosi serta segala bidang yang berkaitan dengan
peraturanketenagakerjaan.
37
Struktur Organisasi Perusahaan Slate Pencil
38
DAFTAR PUSTAKA
39
11. International Labour Office. 1976.Penelitian kerja dan Pengukuran kerja;
Sen Mangement No.15c, erlangga.
12. Tarigan, Miska. 2015. Pengukuran Standar waktu kerja untuk menentukan
jumlah Tenaga Kerja Optimal. Management informatika, STMIK Kristen
Neumann Indonesia, Medan.
13. Hidayat, T. 2013. Pengaruh Strategi Green Marketing Terhadap
Keputusan Membeli Pensil Tulis Dan Pensil Warna Faber Castell Pada
Masyarakat Medan. Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
40