SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
ERLINDA AGRIANTHY
NIM : 140600148
Pembimbing 1:
NIP: 196502141992032004
Pembimbing 2:
NIP: 198003232008122002
TIM PENGUJI
KETUA : Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp. RKG (K)
ANGGOTA : 1. Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG
2. Lidya Irani Nainggolan, drg., Sp. RKG
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya
yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi
kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kedokteran Gigi.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
Ayahanda Ermansyam Tanjung dan Ibunda Elila Ernawati Siregar, SKM atas segala
kasih sayang, doa, dan dukungan serta segala bantuan baik moril maupun materil yang
tidak akan terbalas oleh penulis. Serta tidak lupa kepada saudara dan saudari saya
Frisca Rhiyanthy, drg., Lola Pebriyanthy, SST., M.Keb., Monica Oktariyanthy, dr.,
Anrico Boy Riansyam, ST., dan Lisa Meiyanthy yang selalu memberikan saya
dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang
tulus, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp. RKG (K) selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai dosen pembimbing
skripsi yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, petunjuk, dan
pengarahan serta saran dalam penulisan skripsi ini sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin.
2. Ervina Sofyanti, drg., Sp.Ort (K) selaku pembimbing kedua yang juga telah
memberikan bimbingan, petunjuk, dan pengarahan serta saran dalam penulisan skripsi
ini sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin.
3. Dewi Kartika, drg., Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG., Lidya Irani
Nainggolan, drg., Sp. RKG atas segala masukan dan saran yang telah dberikan
sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
Erlinda Agrianthy
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………............ 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………....... 4
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………........ 4
1.3.1 Tujuan Umum…………………………………………………......... 4
1.3.2 Tujuan Khusus…………………………………………………........ 4
1.4 Hipotesis………………………………………………………......... 4
1.5 Manfaat Penelitian…………………………………………….......... 4
1.5.1 Manfaat Teoritis……………………………………………….......... 4
1.5.2 Manfaat Praktis…………………………………………………........ 5
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.4 Penggunaan Metode Moyers dalam Memprediksi Ukuran
Mesiodistal Gigi kaninusdan Premolar Permanen………………........ 11
2.5 Penggunaan Metode Huckaba dalam Memprediksi Ukuran
Mesiodistal Gigi Kaninusdan Premolar Permanen………………....... 12
2.6 Radiografi Periapikal……………………………………………….... 13
2.6.1 Indikasi Penggunaan Radiografi Periapikal………………………...... 13
2.6.2 Posisi Film dan Sinar X Radiografi Periapikal……………………..... 14
2.6.3 Teknik Periapikal Paralel…………………………………………...... 14
2.6.4 Teknik Periapikal Bisekting………………………………………...... 17
2.7 Faktor yang Mempengaruhi Ukuran Mesiodistal Gigi……………..... 17
2.7.1 Ethnis atau Suku……………………………………………………... 19
2.7.2 Jenis Kelamin……………………………………………………….... 19
2.7.3 Lingkungan…………………………………………………………... 20
2.8 Demografi Suku Batak……………………………………………......21
2.9 Kerangka Teori……………………………………………………..... 23
2.10 Kerangka Konsep…………………………………………………...... 24
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 5 PEMBAHASAN…………………………………………………………....37
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................44
LAMPIRAN
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Ethical clearance
2. Lembar Penjelasan Kepada Orangtua/Wali Calon Subjek Penelitian
3. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)
4. Kuesioner Penelitian
5. Data SPSS
6. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
7. Rincian Anggaran Penelitian
8. Data Personalia Peneliti
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.5 Manfaat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
a. Flush terminal plane: permukaan distal molar dua desidui maksila dan molar
dua desidui mandibula berada dalam satu dataran vertikal. Hubungan ini merupakan
hubungan yang normal dari gigi desidui, dan dapat terkoreksi dengan
bergeraknya molar mandibula ke arah mesial akibat adanya Leeway space. Sebanyak
56% hubungan oklusal ini berkembang menjadi klas I Angel. 5,9
b. Mesial step terminal plane: karakteristik tipe ini adalah permukaan distal
molar kedua desidui mandibula berada lebih mesial daripada molar kedua desidui
maksila. Tipe ini dapat berkembang menjadi klas I dan klas III Angle.5,9
c. Distal step terminal plane: tipe hubungan ini terlihat permukaan distal molar
kedua desidui mandibula berada lebih ke distal daripada molar kedua desidui maksila.
Tipe ini dapat berkembang menjadi klas II Angel dan cusp to cusp.5,9
Ukuran gigi premolar permanen lebih kecil dibandingkan ukuran gigi yang
digantikannya. Gigi molar dua desidui mandibula rata-rata 2 mm lebih besar
dibandingkan gigi premolar dua permanen mandibula, sementara pada maksila, gigi
molar dua desidui 1,5 mm lebih besar dibandingkan gigi premolar dua permanen. Gigi
molar satu desidui hanya sedikit lebih besar dibanding premolar satu tetapi memberi
kontribusi sebesar 0,5 mm pada madibula. Dengan demikian, jumlah ruangan lebih
yang diperoleh pada masing-masing sisi mandibula adalah 2,5 mm yang disebut
dengan Leeway space. Sementara pada maksila, tersedia rata-rata 1,5 mm di masing-
masing sisinya.9
perbandingan tingkat pembesaran gigi desidui pada film dan gigi secara klinis sama
dengan perbandingan tingkat pembesaran gigi permanen pada film dan gigi permanen
yang akan menggantikan gigi desidui.7
permanen mandibula dan ukuran gigi kaninus, premolar satu, dan premolar dua
diprediksi dengan menggunakan radiografi.5,17 Dengan demikian, metode ini dianggap
metode yang paling akurat.
X Y (Y)(X )
= => 𝑋 =
X Y Y
Antrum maksila
Kamar pulpa
Krista
alveolar
Tambalan logam
f. Tidak bisa mendapatkan gambar pada kondisi dan posisi yang sama.
g. Dapat terjadi cone cutting bila titik pusat sinar-x tidak tepat di tengah film.
h. Sulit mendeteksi karies proksimal, pada gambar radiografi yang mengalami
distorsi.
i. Kesalahan sudut horizontal dapat menyebabkan gambaran radiografi
menjadi tumpang tindih pada mahkota dan akar gigi.
j. Gambar radiografi pada akar bukal gigi premolar dan molar maksila sering
mengalami pemendekan.
perbedaan ukuran gigi dan dimensi lengkung rahang yang memiliki torus palatinus
pada dua etnis yaitu Tionghoa Malaysia dan Malay Malaysia. Mereka mendapati
perbedaan yang signifikan pada ukuran mesiodistal gigi permanen maksila dan
mandibula (dari molar pertama ke molar pertama) pada kedua etnis, dimana ukuran
mesiodistal gigi etnis Tionghoa Malaysia lebih besar dibandingkan etnis Malay
Malaysia.24
2.7.3 Lingkungan
Faktor lingkungan juga turut berperan dalam penentuan ukuran gigi. Variasi
proses perkembangan seperti pembentukan gigi, memungkinkan dikarenakan oleh
adaptasi ke lingkungan yang berbeda. Brook dan John (1995) melakukan penelitian
tentang pengaruh lingkungan terhadap ukuran gigi pada populasi Romano-Britons dan
Moderen Britons. Hasil yang mereka dapati adalah ukuran gigi Romano-Brito lebih
kecil dibandingkan ukuran gigi moderen Brito. Adapun faktor lingkungan yang
dimaksud pada penelitian yang mereka lakukan adalah keadaan gizi yang buruk,
konsumsi toksik seperti timah, dan adanya infeksi rekuren yang dialami oleh populaso
Romano-Britons.28
Fase Gigi
Bercampur
Leeway Space
Lingkungan
Analisis Model Radiografi
Jenis Kelamin
Pencetakan untuk
Radiografi Periapikal
Mendapatkan Model
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
𝜎 (𝑍 + 𝑍 )
𝑁=
(𝜇 − 𝜇 )
Keterangan:
N : Besar sampel minimum
Zα : Deviat baku alfa 5% = 1.96
Zβ : Deviat baku beta 10% = 1.282
σ : Simpangan baku gabungan (Tarvade et al, 2015)
μ0-μa : Perkiraan selisih minimal rerata yang dianggap bermakna
Sehingga,
0,2 (1,96 + 1,282)
𝑁= = 42 sampel
(1,04 − 0,94)
Jumlah minimal sampel adalah 42 orang. Kemungkinan error sebesar 10% maka
peneliti menggunakan sampel sebanyak 43 + 10% (42) = 46 orang sampel yang terdiri
dari 28 murid laki-laki dan 18 murid perempuan.
8. Ukur available space dengan cara menggunakan kawat 0,033 inchi yang
diletakkan mulai dari distal gigi insisivus dua hingga ke mesial molar satu permanen
(Gambar 6).
9. Ruang yang tersedia dikurangkan dengan ruang yang diprediksi baik
berdasarkan hasil analisis dengan table probabilitas Moyers maupun dengan rumus Huckaba
untuk mendapatkan Leeway space .
A B
C D
Gambar 6. (A) Pengukuran required space pada model (B) Pengukuran required space
pada gambaran radiograf (C) pengukuran available space dengan
menggunakan kawat (D) mengukur kawat available space dengan kaliper
digital (dokumentasi pribadi)
Pemeriksaan Intraoral
Dilakukan pengukuran
mesiodistal pada gigi Dilakukan pengukuran
insisivus permanen mesiodistal pada gigi
mandibula kaninus, molar satu dan
molar dua desidui dan
gigi kaninus, premolar
Dilakukan analisis satu, dan premolar dua
ruang/Leeway space permanen
dengan tabel Moyers
Dilakukan analisis
Membandingkan hasil ruang/Leeway space
dari pengukuran kedua dengan metode
metode Huckaba
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada 46 orang murid Sekolah Dasar yang bersuku Batak
di Kota Medan yang terdiri dari 28 orang murid laki-laki dan 18 orang murid
perempuan. Masing-masing sampel dilakukan pengukuran Leeway space pada maksila
dengan menggunakan tabel Moyers dan radiografi periapikal dengan metode Huckaba.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan terhadap sampel, diperoleh hasil pengukuran
rerata besaran Leeway space maksila murid Sekolah Dasar suku Batak di kota Medan
berdasarkan tabel Moyers sebesar 2,97 mm dengan simpangan baku 1,28 mm dan
berdasarkan radiografi periapikal 1,47 mm dengan simpangan baku 0,80 mm. Hasil
analisis dengan uji T tidak berpasangan dengan derajat kemaknaan 95% menunjukkan
nilai signifikansi p<0,05 yang berarti bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara
rerata besaran leeway space maksila yang ditinjau berdasarkan tabel Moyers dan
radiografi periapikal dengan metode Huckaba (Tabel 2).
Tabel 2. Rerata besaran Leeway space maksila murid Sekolah Dasar suku Batak di kota
Medan berdasarkan Tabel Moyers dan radiografi periapikal dengan metode
Huckaba
Pengukuran Rata-rata Simpangan Uji T Tidak
Leeway space (mm) baku (mm) Berpasangan
Radiografi 0,00
Periapikal dengan 1,47 0,80
Metode Huckaba
baku 0,79 mm. Hasil analisis dengan uji T tidak berpasangan dengan derajat
kemaknaan 95% menunjukkan nilai signifikansi p>0,05 yang disimpulkan bahwa tidak
ada perbedaan yang signifikan antara rerata besaran Leeway space maksila murid laki-
laki dan perempuan pada maksila jika ditinjau berdasarkan radiografi periapikal
dengan metode Huckaba (Tabel 3).
Tabel 3.Rerata besaran Leeway space maksila ditinjau dari radiografi periapikal dengan
metode Huckaba pada suku Batak berdasarkan jenis kelamin
Pengukuran Simpangan baku
Rata-rata (mm)
Leeway space (mm)
Maksila Uji T Tidak
Laki- Perempuan Laki- Perempuan
Berdasarkan Berpsangan
laki (n=22) laki (n=22)
Jenis Kelamin (n=30) (n=30)
Radiografi
Periapikal
1,53 1,37 0,81 0,79 0,509
dengan Metode
Huckaba
Besarnya nilai Leeway space ditentukan lebar mesiodistal gigi kaninus, molar
satu dan molar dua desidui beserta benih yang menggantikannya. Berdasarkan
gambaran radiograf, didapati hasil pengukuran mesiodistal gigi yang tidak jauh
berbeda antara murid laki-laki dan perempuan pada suku Batak (Gambar 5).
A B
7,28
8,00
Gambar 5. Perbedaan ukuran mesiodital gigi desidui dan benih permanen suku
Batak antara murid (a) laki-laki dan (b) perempuan
BAB 5
PEMBAHASAN
Leeway space adalah perbedaan total lebar mesiodistal antara gigi kaninus,
molar satu dan molar dua desidui dengan gigi kaninus, premolar satu dan premolar dua
permanen.4,5,7,8 Mengetahui Leeway space pada masa gigi bercampur merupakan hal
penting untuk mengantisipasi terjadinya maloklusi. Besarnya Leeway space setiap
individu tidak sama, hal ini disebabkan oleh perbedaan antara ukuran mesiodistal setiap
individu baik pada gigi desidui maupun gigi permanen. Perbedaan tersebut disebabkan
oleh ras, genetik, dan jenis kelamin.5,7,11,15 Besarnya Leeway space yang diperoleh
juga bergantung pada jenis metode analisis ruang yang digunakan. Setiap metode
memiliki akurasi, tingkat kepercayaan, dan reproduktibilitas yang berbeda-beda.16
Penelitian ini dilakukan pada 46 murid Sekolah Dasar bersuku Batak di kota
Medan dan terdiri dari 28 murid laki-laki dan 18 murid perempuan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan nilai rerata besaran Leeway space
maksila murid Sekolah Dasar yang bersuku Batak di kota Medan ditinjau dari tabel
Moyers dan radiografi periapikal dan untuk melihat perbedaan nilai rerata besaran
Leeway space maksila antara murid laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian ini
diharapkan menjadi acuan bagi dokter gigi dalam menentukan metode analisis terbaik
yang dapat digunakan dalam memprediksi Leeway space dan menentukan rerata
besaran Leeway space maksila pada suku Batak serta menyusun rencana perawatan
ortodonsia pada pasien bersuku Batak di kota Medan.
Tabel 2 menunjukkan hasil pengukuran Leeway space maksila pada suku Batak
dengan menggunakan dua metode yang berbeda. Data dianalisis dengan uji T tidak
berpasangan dikarenakan data terdistribusi normal (p>0,05). Maka didapatkan hasil
bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara rerata besaran Leeway space maksila
berdasarkan analisis model dengan menggunakan tabel Moyers dan metode analisis
radiografi dengan menggunakan radiografi periapikal (p<0,05).
Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan metode
analisis ruang dengan tabel Moyers dan radiografi periapikal. Metode Moyers
merupakan salah satu metode yang popular dan sering digunakan dokter gigi dalam
menganalisis ruang pada masa gigi bercampur.31,32 Metode ini dapat digunakan oleh
para praktisi baik pemula maupun para ahli karena tidak memerlukan alat canggih, dan
penggunaannya pun tidak memerlukan waktu yang banyak.5,6 Namun, metode ini
dikembangkan pada populasi Kaukasoid, sehingga penggunaan metode ini pada
populasi lain telah diteliti dan diragukan karena adanya perbedaan lebar mesiodistal
gigi pada setiap populasi.6,31,32 Beberapa peneliti diantaranya menunjukkan bahwa
metode ini tidak akurat terhadap beberapa populasi. Penelitian yang menggunakan dua
jenis analisis ruang pada masa gigi bercampur (metode Moyers dan Tanaka-Johnston)
dengan menggunakan model gigi yang dilakukan oleh Memon dan Fida (2010),
menyatakan bahwa tidak terdapat hasil yang signifikan dari hasil prediksi ukuran
mesiodistal gigi kaninus, premolar satu, dan premolar dua yang belum erupsi dengan
menggunakan kedua metode tersebut.31 Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
Sholapurmath et al. (2012) menyimpulkan bahwa metode analisis ruang dengan
menggunakan metode analisis ruang pada masa gigi bercampur (metode Moyers dan
Tanaka-Johnston) tidak aplikatif terhadap komunitas Jangam di kota Belgaum. 33 Hal
serupa juga dinyatakan oleh Ramesh et al. (2014) dimana mereka menyatakan bahwa
metode Moyers maupun Tanaka-Johnston tidak akurat terhadap populasi Kadova. 34
Metode radiografi juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode radiografi
tidak selalu efektif dalam memprediksi ukuran gigi yang belum erupsi karena hasil
gambar radiografi terjadi dalam bentuk dua dimensi. Selain itu, adanya kemungkinan
distorsi, elongasi, maupun kesalahan teknik dalam pengambilan gambar yang akan
sangat mempengaruhi keakuratan dalam pengukuran.35,36,37 Pada penelitian ini, untuk
mengontrol kekurangan tersebut, pengambilan radiografi periapikal pada setiap sampel
dilakukan oleh satu radiorafer yang sama. Di sisi lain, metode radiografi memiliki
keunggulan, yaitu dapat menunjukkan secara langsung benih gigi permanen sehingga
memungkinkan praktisi untuk melakukan pengukuran secara langsung terhadap gigi
permanen. Awalnya metode radiografi memiliki berbagai kekurangan, namun Huckaba
melakukan penyempurnaan pada metode anlisis ruang dengan radiografi dengan cara
membandingan tingkat pembesaran gigi desidui pada film dan gigi secara klinis sama
dengan perbandingan tingkat pembesaran gigi permanen pada film dan gigi permanen
yang akan menggantikan gigi desidui. Sehingga kemungkinan elongasi dan
pemendekan gambar radiografi dapat dihindari.5,7,38 Kahol, et al. (2017), melakukan
penelitian mengenai Leeway space pada masa gigi bercampur pada anak-anak dengan
usia 8-11 tahun pada daerah Mandi di India dengan metode radiografi dan non
radiografi. Banyaknya sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang yang terdiri dari
52 anak perempuan dan 48 anak laki-laki. Mereka mendapatkan hasil yang berbeda
dari kedua metode tersebut dan menyimpulkan bahwa metode radiografi dan non
radiografi memiliki perbedaan yang signifikan.16 Hal ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dimana terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara nilai
rerata besaran Leeway space maksila ditinjau dari tabel Moyers dan radiografi
periapikal. Perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan akurasi, tingkat
kepercayaan, dan reproduktibilitas pada masing-masing metode analisis ruang.
Tabel 3 menunjukkan hasil pengukuran Leeway space maksila berdasarkan
jenis kelamin pada suku Batak dimana data dianalisis secara statistik dengan
menggunakan uji T tidak berpasangan dikarenakan data terdistribusi normal (p>0,05),
maka didapat hasil bahwa tidak terlihat adanya perbedaan yang signifikan antara rerata
besaran Leeway space maksila laki-laki dan perempuan yang dimana rarata besaran
Leeway space maksila laki-laki sebesar 1,53 mm dan perempuan sebesar 1,37 mm jika
ditinjau dari radiografi periapikal, yang dimana Leeway space maksila laki-laki lebih
besar dibandingkan perempuan. Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
tidak sesuai dengan hasil penelitian oleh Hille (2010), yang menyatakan bahwa rerata
besaran Leeway space maksila laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang
signifikan, dimana Leeway space maksila perempuan lebih besar dibandingkan laki-
laki pada populasi di Zurich.12 Penelitian lainnya menunjukkan hasil Leeway space
oleh Tarvede et al. (2015), mereka menyatakan Leeway space laki-laki dan perempuan
memiliki perbedaan signifikan dimana Leeway space laki-laki lebih besar
dibandingkan perempuan.8 Penelitian-penelitian tersebut memiliki jumlah sampel yang
cukup besar yaitu lebih dari 100 sampel dengan perbandingan antara laki-laki dan
perempuan yang seimbang. Penelitian yang dilakukan oleh Hille menggunakan digital
sliding caliper sementara peneliti menggunakan kaliper digital, hal ini memungkinkan
adanya perbedaan hasil pengukuran Leeway space berdasarkan jenis kelamin oleh
peneliti dan Hille. Penelitian yang dilakukan oleh Tarvede menggunakan radiografi
panoramik sementara peneliti menggunakan radiografi periapikal, perbedaan-
perbedaan tersebut memungkinkan terjadinya perbedaan hasil dari penelitian antara
yang dilakukan oleh peneliti dan Tarvede.
Besarnya Leeway space dipengaruhi oleh lebar mesiodistal gigi. Beberapa
peneliti menyatakan bahwa lebar mesiodistal gigi laki-laki lebih besar dibandingkan
perempuan sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Anuthama, et al. (2011),
menyatakan bahwa terdapat perbedaan lebar mesiodistal gigi laki-laki dan perempuan
dimana ukuran mesiodistal gigi laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan. 32
Hasil yang sama didapati oleh Vadavadagi, et al. (2015), dimana lebar mesiodital gigi
laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan. 39 Perbedaan lebar mesiodistal
gigi laki-laki dan perempuan tersebut terjadi karena adanya kromosom Y pada laki-
laki. Kromosom Y dapat merangsang pertumbuhan mahkota gigi terhadap dentin dan
email, sedangkan kromosom X hanya bertumpu pada pembentukan email saja. 40,41
Selain lebar mesiodistal gigi, hal lain yang mempengaruhi Leeway space adalah
panjang lengkung rahang. Panjang lengkung rahang dipengaruhi oleh jenis kelamin.
Hal tersebut dibuktikan oleh Prasad, et al. (2013) yang dalam penelitiannya
menyatakan bahwa lengkung rahang antara laki-laki dan perempuan memiliki
perbedaan yang signifikan dimana lengkung rahang laki-laki lebih besar dibandingkan
perempuan pada populasi di India.42 Keberadaan kromosom Y pada laki-laki
merupakan salah satu hal yang menyebabkan ada perbedaan panjang lengkung rahang
laki-laki lebih besar dibanding perempuan.41 Hal ini dimungkinkan menjadikan adanya
perbedaan rerata besaran Leeway space laki-laki dan perempuan pada satu populasi
yang sama.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Rerata besaran Leeway space maksila pada suku Batak ditinjau dari
radiografi periapikal adalah 1,47 mm dan terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05)
antara rerata besaran Leeway space maksila pada murid Sekolah Dasar suku Batak
ditinjau dari tabel Moyers dan radiografi periapikal.
6.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada regio mandibula dengan
menggunakan jumlah sampel yang lebih besar.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap berbagai ras dan suku di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
12. Hille HM. The mean leeway space in a population of orthodontic patients in
Zurich. Zurich: Universitas Zurich; 2010.
13. Gusti ML, Fajar KD, Irnamanda DH. Perbandingan rerata besaran leeway space
suku banjar dengan rerata leeway space menurut proffit. Odonto Dent J 2016; 3(1):
20-6.
14. Elfiah U, Putri IL, Hutagalung MR, Perdanakusuma DS, Kosbandriati T. Variasi
antropometri wajah indonesia dan sefalometri sebagai data dasar pada rekonstruksi
trauma maksilofasial. Journal of Emergency 2011; 1(1): 6-12.
15. Manja CD, Xiang LY. Analisis ukuran sinus maksilaris menggunakan radiografi
panoramik pada mahasiswa suku batak usia 20-30 tahun di fkg usu. Dentika Dent
J 2014; 18(2): 101-4.
16. Kahol H, Thakur VBS, Gupta K, Mishra P. Comparison and correlation of
radiographic and non radiographic methods of mixed dentition space analysis with
the formulation of linear regression equation in children of Mandi district,
Himachal Pradesh. IOSR-JDMS 2017; 16(1): 68-73.
17. Altherr ER, Koroluk LD, Phillips C. Influence of sex and ethnic tooth-size
differences on mixed-dentition space analysis. Am J Orthod and Dentofacial
Orthop 2007; 132: 332-9.
18. Boel T. Dental radiografi prinsip dan teknik. Edisi Revisi. Medan: USU press,
2015: 17-33.
19. Iannucci JM, Howerton LJ. Dental radiography principles and techniques. 4 th ed.
St. Louis: Elsevier, 2012: 68-209.
20. White SC, Pharoah MJ. Oral radiology principles and interpretation. 7 th ed. St.
Louis: Elsevier, 2014: 91-128.
21. Ajins Ta, Anitha CS, Anupama S, Thomas A, Jacob M. Imaging modalities for
general dental practice-bird’s eye view. J of Academy of Dent Ed 2016; 2: 1-2.
22. Whaites Eric. Essensial of dental radiography and radiology. 3rd ed. London:
Churchill Livingstone, 2003.
23. Parciak EC, Dahiya AT, AlRumaih HS, Kattadiyil MT, Baba NZ, Goodacre CJ.
Comparison of maxillary anterior tooth width and facial dimensions of 3
ethnicities. JPD 2017:1-7.
24. Alam, MK, Noor MIM, Tajuddin MF, Basri R, Purmal K, Rahman SA.
Comparison of variation in tooth size and arch dimention in malaysian malay and
malaysian chinese subject with torus palatinus. Inter Med J 2014; 21 (2):184-7.
25. Begum M, Goje SK, Karra A, Mohan S. Tooth size and arch parameter
discrepancies among different malocclusions in young permanent dentition of 13-
15-yeras-old school children of Nalgonda District-South Indian population. J
Ortho Res 2014; 2(1): 4-10.
26. Ayoub F, Shamseddine L, Rifai M, Cassia A, Diab R, Zaarour I, et al. Mandibular
canine dimorphism in establising sex identity in the Lebanese population. Int J
Dent 2014: 1-4.
27. Priyambadha F, Artaria MD. Variation of dental crown between Javanese male
dan female. JIDMR 2016; 9(3): 178-83.
28. Brook AH, Jernvall J, Smith RN, Hughes TE, Townsend GC. The dentition: the
outcomes of morphogenesis leading variations of tooth number, size and shape.
ADA J 2014; 59(1):1-12.
29. Djoeana KH, Nasution HF, Trenggono SB. Antropologi untuk mahasiswa
kedokteran gigi. Jakarta: Penerbit Univeritas Trisakti, 2005.42-6.
30. Na’im A, Syaputra H. Kewarganegaraan, suku bangsa, agama, dan bahasa sehari-
hari penduduk Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statustik, 2010: 8-9.
31. Memon S, FIda M. Comparison of Three Mixed Dentition Analysis Methods in
Orthodontic Patients at AKUH. JCPSP 2010; 20(8): 533-6.
32. Anuthama K, Shankar S, Ilayaraja V, Kumar GS, Rajmohan M, Vignesh.
Determining dental sex dismorpism in South Indians using discriminant function
analysis. J Forensic Sci 2011; 212: 88.
33. Sholapurmat SM, Beni DB, Mandroli P. Applicability of Two Mixed Dentition
Analysis in Children of Jangam Community of Belgaum City. World J Dent 2012;
3(4). 324-8.
Kepada Yth.
Bapak/Ibu orang tua murid
Di Tempat
(Erlinda Agrianthy)
Medan,.....................2018
Saksi, Yang Menyetujui,
Orangtua/Wali Subjek Penelitian
(…………………………) (.......................................)
Ayah :.................................
Ayah dari Ayah :................................. Ibu dari Ayah :.................................
Ibu :.................................
Ayah dari Ibu :................................. Ibu dari Ibu :.................................
Unstandardized
Residual
N 92
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.06650715
Most Extreme Differences Absolute .072
Positive .072
Negative -.065
Test Statistic .072
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
T-Test
Group Statistics
95% Confidence
Std.
Interval of the
Mean Error
Difference
Sig. (2- Differen Differen
F Sig. t df tailed) ce ce Lower Upper
nilai_m Equal
oyers variances .243 .623 .127 90 .899 .03978 .31253 -.58112 .66068
assumed
Equal
89.5
variances not .127 .899 .03978 .31253 -.58116 .66073
18
assumed
Group Statistics
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
nilai_ra Equal - -
- 1.8004 1.7817
diografi variances 2.728 .102 90 .321 1.7952 5.3721
.997 5 0
assumed 2 3
Equal - -
- 45.3 1.8004 1.8302
variances not .324 1.7952 5.4206
.997 97 5 1
assumed 2 4
Descriptives
leeway space total
95% Confidence
Interval for Mean
Descriptives
T-Test
Group Statistics
leeway Equal
space variances
total assumed 6.70 1.9443
8.900 .004 90 .000 1.50009 .22361 1.05584
8 4
Equal
6.70 75.3 1.9455
variances not .000 1.50009 .22361 1.05466
8 95 1
assumed
T-Test
Group Statistics
Std. Error
jenis kelamin N Mean Std. Deviation Mean
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
rerata Equal
besara variances .118 .733 .665 44 .509 .16229 .24394 -.32933 .65391
n assumed
leeway Equal
space variances not
maksil assumed
a 36.8
.668 .508 .16229 .24299 -.33011 .65468
ditinjau 79
dari
radiogr
afi total
Waktu Penelitian
No. Kegiatan Agustus September Oktober November Desember
2017 2017 2017 2017 2017
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan Proposal
2. Seminar Proposal
3. Revisi Proposal
5. Pengumpulan Data
7. Penyususnan Laporan
2. Seminar Proposal
3. Revisi Proposal
5. Pengumpulan Data
7. Penyususnan Laporan
Perbandingan Rerata Besaran Leeway Space Maksila Ditinjau dari Tabel Moyers dan
Radiografi Periapikal pada Suku Batak di Kota Medan
Rincian dana yang diperlukan untuk penelitian, yaitu:
1. Foto Periapikal Rp. 15.000 @208 radiograf :Rp. 3.120.000
2. Alginate Rp. 97.000 @5 bungkus :Rp. 485.000
3. Dental Stone Rp. 45.000 @5 bungkus :Rp. 225.000
4. Masker Rp. 25.000 @1 kotak :Rp. 25.000
5. Sarung Tangan Rp. 35.000 @2 kotak :Rp. 70.000
6. Transportasi Rp. 50.000 @11 kali Rp. 550.000
7. Souvenir Rp. 30.000 @52 orang :Rp. 1.560.000
8. Lain-lain Rp 500.000
Total Rp. 6.535.000
PENDIDIKAN
2002 - 2008 : SDN 200108 Kota Padangsidimpuan
2008 - 2011 : SMPN 1 Kota Padangsidimpuan
2011 - 2014 : SMAN 2 Plus Sipirok Kab. Tapanuli Selatan
2014 – Sekarang : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara