Gambaran Radiologi Pada Osteogenik Sarkoma
Gambaran Radiologi Pada Osteogenik Sarkoma
Pasien dengan osteosarkoma datang dengan keluhan benjolan dan nyeri. Nyeri
biasanya dilukiskan sebagai nyeri yang dalam dan hebat, yang disangka sebagai
peradangan. Pada pemeriksaan fisik dilakukan evaluasi terhadap massa berkaitan
dengan permukaan, konsistensi, bisa digerakkan atau tidak dan ukuran, adanya luka
atau tidak, keterbatasan pergerakan , fungsi normal menurun, edema, kulit diatas
tumor hiperemis dan pelebaran vena.4
1
osteosarkoma pada plain foto menunjukkan lesi yang agresif pada daerah metafise
tulang panjang. Rusaknya gambaran trabekule tulang dengan batas yang tidak tegas
tanpa reaksi endoosteal. Tampak juga campuran area radioopak dan radiolusen, oleh
karena adanya proses destruksi tulang (bone destruction) dan proses pembentukan
tulang (bone formation).7 Pembentukan tulang baru pada periosteum, pengangkatan
korteks tulang, dengan pembentukan: Codman’s triangle, dan gambaran sunburst dan
disertai dengan gambaran massa jaringan lunak, merupakan gambaran yang sering
dijumpai. Plain foto thoraks perlu juga dibuat untuk menentukan adanya metastase
pada paru.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3
penyakit ini, 90% telah mempunyai metastasis paru, tulang, dan otak.13 Terdapat
laporan mengenai metastasis pada paru dan pleura yang terjadi 4 tahun setelah
diamputasi osteosarkoma tibia. Dengan demikian, selain pemeriksaan paru untuk
deteksi metastasis.
4
Stage II. High-grade
II A Intracompartmental
II B Extracompartmental
Stage III. Any Grade with metastase
III A Intracompartmental
III B Extracompartmental
Staging system ini sangat berguna dalam perencanaan strategi, perencanaan
pengobatan dan memperkirakan prognosis dari osteosarkoma tersebut.
5
gambaran seperti ini sering dikira dengan lesi binigna pada tulang seperti aneurysmal
bone cyst. Terjadi pada umur yang sama dengan klasik osteosarkoma. Tumor ini
mempunyai derajat keganasan yang sangat tinggi dan sangat agresif. Diagnosis
dengan biopsi sangat sulit oleh karena tumor sedikit jaringan yang padat, dan sangat
vaskuler. Pengobatannya sama dengan osteosarkoma klasik, dan sangat resposif
terhadap adjuvant chemotherapy.
6
parosteal osteosarkoma, osteosarkoma tipe ini mempunyai prognosis yang baik
dengan hanya melakukan lokal eksisi saja.
7
X - Ray
b) Osteomyelitis
Osteomielitis adalah suatu bentuk proses inflamasi pada tulang dan
struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik.
Berdasarkan durasi dari timbulnya gejala osteomielitis dibagi atas akut,
subakut, dan kronik. Osteomielitis akut diidentifikasi dengan adanya onset
penyakit dalam 7 - 14 hari. Osteomielitis subakut onsetnya sering
membahayakan, dan untuk manifestasi sistemik pada umumnya ringan atau
tidak ada. Abses, biasanya terlokalisasi di metaphysis dari tibia atau tulang
paha, dan dikelilingi oleh sclerosis reaktif. Sesuai teori tidak terdapatnya
sekuester, namun gambaran radiolusen mungkin akan terlihat dari lesi ke
8
lempeng epifisis. Abses tulang mungkin menyebrang ke lempeng epifisis
namun jarang terlokalisi. Osteomielitis kronis merupakan hasil dari
osteomielitis akut dan subakut yang tidak diobati. Kondisi ini dapat terjadi
secara hematogen, iatrogenik, atau akibat dari trauma tembus.18
c) Osteoblastoma
Tumor tulang jinak yang jarang ditemukan. Angka kejadian
osteoblastoma kira-kira 2-3% dari semua tumor tulang primer. Paling sering
diderita ole laki-laki dengan rasio dibandingkan perempuan 2,5 : 1. Gejala
klinis dari penyakit ini paling sering nyeri pada tulang yang mengalami
keganasan, pembengkakan, dan penurunan fungsi gerak. Paling banyak timbul
pada tulang belakang.
Histologi dari osteoblastoma, tumor tulang dan osteoid terdiri dari sel
osteoblast. Pada pemeriksaan foto polos lesi yang didominasi litik, dengan
reaktif sklerosis cenderung meluas. Terdapat kalsifikasi internal, massa
jaringan lunak menunjukkan peningkatan pesat dalam ukuran dengan ekspansi
kortikal terkait di sebagian besar pasien. Kadang-kadang dengan kerusakan
kortikal mungkin ada sclerosis atau periostitis dan mungkin ada kista tulang
dan aneurisma sekunder. Pada pemeriksaan CT-scan hasilnya mirip dengan
9
pemeriksaan foto polos yaitu lesi sering didominasi litik dan keungulan dari
pemeriksaan dengan CT-scan matriks tulang dapat dievaluasi.
2.10.1 Laboratorium
10
Tes fungsi hati: AST, ALT, bilirubin dan albumin
Elektrolit: sodium, potassium, chloride, bicarbonate, calcium,
magnesium, dan fosfor
Tes fungsi ginjal: ureum dan creatine
2.10.2 Radiografi
a) X-ray
Foto polos merupakan hal yang esensial dalam evaluasi pertama dari
lesi tulang karena hasilnya dapat memprediksi diagnosis dan penentuan
pemeriksaan lebih jauh yang tepat. Gambaran foto polos dapat bervariasi,
tetapi kebanyakan menunjukkan campuran antara area litik dan sklerotik.
Sangat jarang hanya berupa lesi litik atau sklerotik.
11
Gambar 3: Foto polos dari osteosarkoma dengan gambaran Codman triangle (arrow)
dan difus, mineralisasi osteoid diantara jaringan lunak. Perubahan
periosteal berupa Codman triangles (white arrow) dan masa jaringan
lunak yang luas (black arrow).
Lesi terlihat agresif, dapat berupa moth eaten dengan tepi tidak jelas
atau kadangkala terdapat lubang kortikal multipel yang kecil. Setelah
kemoterapi, tulang disekelilingnya dapat membentuk tepi dengan batas jelas
disekitar tumor. Penyebaran pada jaringan lunak sering terlihat sebagai massa
jaringan lunak. Dekat dengan persendian, penyebaran ini biasanya sulit
dibedakan dengan efusi. Area seperti awan karena sclerosis dikarenakan
produksi osteoid yang maligna dan kalsifikasi dapat terlihat pada massa.
Reaksi periosteal seringkali terdapat ketika tumor telah menembus kortek.
Berbagai spektrum perubahan dapat muncul, termasuk Codman triangles dan
multilaminated, spiculated, dan reaksi sunburst, yang semuanya
mengindikasikan proses yang agresif.19
12
Gambar 4: Sunburst appearance pada osteosarkoma di femur distal
Gnathic tumor dapat berupa litik, sklerotik atau campuran dan sering
terjadi destruksi tulang, reaksi periosteal dan ekstensi pada jaringan lunak.
osteosarkoma intracortical dideskripsikan sebagai gambaran radiolusen
dan geographic, dan mengandung mineralisasi internal dalam jumlah yang
kecil. Osteosarkoma derajat tinggi mempunyai gambaran massa jaringan
lunak yang luas dengan berbagai derajat mineralisasi yang muncul dari
permukaan tulang. Osteosarkoma parosteal secara tipikal merupakan tumor
berdensitas tinggi yang muncul dari area tulang yang luas. Tidak seperti
13
osteochondroma, osteosarkoma parosteal tidak melibatkan kavitas medulla
tulang.20
b) CT Scan
14
CT scan, axial view; osteosarcoma of proximal tibia
c) MRI
15
penilaian hubungan antara tumor dan kompartemen pada tempat asalnya
merupakan hal yang penting. Tulang, sendi dan jaringan lunak yang tertutupi
fascia merupakan bagian dari kompartemen. Penyebaran tumor intraoseus dan
ekstraoseus harus dinilai. Fitur yang penting dari penyakit intraoseus adalah
jarak longitudinal tulang yang mengandung tumor, keterlibatan epifisis, dan
adanya skip metastase. Keterlibatan epifisis oleh tumor telah diketahui sering
terjadi daripada yang diperkirakan, dan sulit terlihat dengan gambaran foto
polos. Keterlibatan epifisis dapat didiagnosa ketika terlihat intensitas sinyal
yang sama dengan tumor yang terlihat di metafisis yang berhubungan dengan
destruksi fokal dari lempeng pertumbuhan.
16
d) Bone Scintigraphy
17
osteosarkoma menunjukkan peningkatan ambilan dari radioisotop maka bone
scan bersifat sensitif namun tidak spesifik.19
Gambar 6: Bone Scan yang membandingkan bagian bahu dengan oseosarcoma dan
yang sehat
e) Angiografi
2.11 Penatalaksanaan
Belakangan ini Osteosarkoma mempunyai prognosis yang lebih baik,
disebabkan oleh prosedur penegakkan diagnosis dan staging dari tumor yang lebih
baik, begitu juga dengan adanya pengobatan yang lebih canggih. Dalam penanganan
18
osteosarkoma modalitas pengobatannya dapat dibagi atas dua bagian yaitu dengan
kemoterapi dan dengan operasi.
2.11.1 Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pengobatan yang sangat vital pada osteosarkoma,
terbukti dalam 30 tahun belakangan ini dengan kemoterapi dapat mempermudah
melakuan prosedur operasi penyelamatan ekstremitas (limb salvage procedure) dan
meningkatkan survival rate dari penderita.8,9 Kemoterapi juga mengurangi metastase
ke paru-paru dan sekalipun ada, mempermudah melakukan eksisi pada metastase
tersebut.9 Regimen standar kemoterapi yang dipergunakan dalam pengobatan
osteosarkoma adalah kemoterapi preoperatif (preoperative chemotherapy) yang
disebut juga dengan induction chemotherapy atau neoadjuvant chemotherapy dan
kemoterapi postoperatif (postoperative chemotherapy) yang disebut juga dengan
adjuvant chemotherapy.7
Kemoterapi preoperatif merangsang terjadinya nekrosis pada tumor
primernya, sehingga tumor akan mengecil. Selain itu akan memberikan pengobatan
secara dini terhadap terjadinya mikro-metastase. Keadaan ini akan membantu
mempermudah melakukan operasi reseksi secara luas dari tumor dan sekaligus masih
dapat mempertahankan ekstremitasnya.9 Pemberian kemoterapi postoperatif paling
baik dilakukan secepat mungkin sebelum 3 minggu setelah operasi.16 Obat-obat
kemoterapi yang mempunyai hasil cukup efektif untuk osteosarkoma adalah:
doxorubicin (Adriamycin), cisplatin (Platinol), ifosfamide (Ifex), mesna (Mesnex),
dan methotrexate dosis tinggi (Rheumatrex). Protokol standar yang digunakan adalah
doxorubicin dan cisplatin dengan atau tanpa methotrexate dosis tinggi, baik sebagai
terapi induksi (neoadjuvant) atau terapi adjuvant. Kadang-kadang dapat ditambah
dengan ifosfamide. Dengan menggunakan pengobatan multi-agent ini, dengan dosis
yang intensif, terbukti memberikan perbaikan terhadap survival rate sampai 60-80%.9
19
2.11.2 Operasi
Saat ini prosedur Limb Salvage merupakan tujuan yang diharapkan dalam
operasi suatu osteosarkoma. Maka dari itu melakukan reseksi tumor dan melakukan
rekonstrusinya kembali dan mendapatkan fungsi yang memuaskan dari ektermitas
merupakan salah satu keberhasilan dalam melakukan operasi. Dengan memberikan
kemoterapi preoperatif (induction = neoadjuvant chemotherpy) melakukan operasi
mempertahankan ekstremitas (limb-sparing resection) dan sekaligus melakukan
rekonstruksi akan lebih aman dan mudah, sehingga amputasi tidak perlu dilakukan
pada 90 sampai 95% dari penderita osteosarkoma.
Dalam penelitian terbukti tidak terdapat perbedaan survival rate antara operasi
amputasi dengan limb-sparing resection.22 Amputasi terpaksa dikerjakan apabila
prosedur limbsalvage tidak dapat atau tidak memungkinkan lagi dikerjakan. Setelah
melakukan reseksi tumor, terjadi kehilangan cukup banyak dari tulang dan jaringan
lunaknya, sehingga memerlukan kecakapan untuk merekonstruksi kembali dari
ekstremitas tersebut. Biasanya untuk rekonstruksi digunakan endo-prostesis dari
methal. Prostesis ini memberikan stabilitas fiksasi yang baik sehingga penderita dapat
menginjak (weight-bearing) dan mobilisasi secara cepat, memberikan stabilitas sendi
yang baik, dan fungsi dari ekstremitas yang baik dan memuaskan. Begitu juga
endoprostesis methal meminimalisasi komplikasi postoperasinya dibanding dengan
menggunakan bone graft.
20
2.12 Prognosis
Prognosis penyakit ini dipengaruhi oleh ukuran tumor, derajat nekrosis,
penyebaran ke korteks dan penetrasi jaringan lunak serta penurunan berat badan > 10
pon. Dengan pemakaian kemoterapi baru dan operasi, 5 dan 10 year survival year
meningkat.14 Penurunan osteoklasto-genesis dan aktivasi presentasi antigen lebih
banyak ditemuka pada kasus kemoresisten.9 Penelitian Shipley JA dkk dari 30 kasus
osteosarkoma yang diterapi, setelah 30 bulan 1/3 penderita bebas penyakit, 6
penderita dengan metastasis rata-rata hidup 16 bulan dan ½ penderita meninggal.
Adanya metastasis pada waktu diagnosis dan ukuran tumor > 10 cm dikaitkan dengan
prognosis jelek. Perlu diingatkan bila penderita usia belasan dengan massa nyeri
disekitar lutut perlu pemeriksaan lanjut.23
21
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Osteosarkoma merupakan suatu neoplasma dimana jaringan osteoid disintesis
oleh sel ganas. Penyebabnya belum jelas diketahui, namun berbagai agen dan status
penyakit dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini. Gejala awal tidak spesifik
seperti nyeri dengan atau tanpa teraba massa. Umumnya tumor tumbuh pada distal
femur, pada bagian metafisis. Penyebaran hematogen sering terjadi pada awal
penyakit dan biasanya ke paru dan tulang. Pemeriksaan radiologik berperan penting
dalam evaluasi awal osteosarkoma. Gambaran mikroskopik bervariasi dan sel
osteoblas maligna yang memroduksi matriks osteoid merupakan gambaran
diagnostik. Prognosis penyakit ini dipengaruhi oleh ukuran tumor, derajat nekrosis,
penyebaran ke korteks dan jaringan lunak, dan adanya metastasis.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
10. Sihombing TY, Windiastuti E, Gatot D. Osteosarkoma pada anak di RS. Dr
Ciptomangunkusumo Jakarta.Sari pediatric.2009;11:179-83.
11. Khorate MM, Goel S, Singh MP, Ahmed J. Osteosarcoma of mandible: A
case report and review of literature. Journal of Cancer Science & Therapy.
2010;2(4):122-5
12. Rosenberg AF. Osteosarcoma. Robbins and Cotran Pathology basis of
Disease edisi 8 editor: Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster JC. Saunder
Elsevier Philadelphia 2010:1225
13. Horvai A. Osteosarcoma. In: Kumar V, Abbas A, Aster J, editors. Robbins
and Cotran Pathology Basis of Disease (Ninth Edition). Philadelphia:
Saunders Elsevier, 2015; p. 1198-200.
14. Mehlman T. Charles.2010.
Osteosarkoma.http://emedicine.medscape.com/article/1256857-overview. 4
November 2016.
15. Frassica, Frank J, Frassica, Deborah A, McCarthy, Edward F. Orthopaedic
pathology. In: Miller, Mark D, editors. Review of orthopaedics. 4th ed.
Philadelphia: Saunder; 2004.p.440-58.
16. Lewis VO, Gebhardt MC, Springfield DS. Parosteal osteosarcoma of the
posterior aspect of the distal part of the femur. J Bone Joint Surg Am
2000;82:1083.
17. Koyama J, Ito J, Hayashi T. Periosteal osteosarcoma of the mandibule.
Dentomaxillofascial Radiology 2002;31:63-4.
18. Adam, Greenspan. Orthopedic Imaging: A Practical Approach, 4th Edition. Lippincott
Williams & Wilkins. USA. 2004.
19. Patel SR, Benjamin RS. 2008. Soft Tissue and Bone Sarcomas and Bone
Metastases. dalam: Kasper DL et al. Harrison’s Principles of Internal
Medicine 17th ed. USA: McGRAW-HILL.
20. Hide Geoff. 2010. Osteosarcoma, Variants. http://emedicine.medscape.com/
article/394057-overview, 4 November 2016.
24
21. Hide Geoff. 2008. Imaging in Classic Osteosarcoma. http://emedicine.
medscape.com/article/393927-overview, 6 November 2016.
22. Simon MA, Aschliman MA, Thomas N, Mankin HJ. Limb-salvage treatment
versus amputation for osteosarcoma of the distal end of the femur. J Bone
Joint Surg Am 2005;87:2822.
23. Shipley JA. Outcomes of osteosarcoma in a tertiary hospital. SA Orthopaedic
Journal. 2012;11(1):18-22.
25