Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini isu penting dan global dalam Pelayanan Kesehatan adalah Keselamatan
Pasien (Patient Safety). Isu ini praktis mulai dibicarakan kembali pada tahun 2000-an, sejak
laporan dan Institute of Medicine (IOM) yang menerbitkan laporan: to err is human, building
a safer health system. Keselamatan pasien adalah suatu disiplin baru dalam pelayanan
kesehatan yang mengutamakan pelaporan, analisis, dan pencegahan medical error yang
sering menimbulkan Kejadian Tak Diharapkan (KTD) dalam pelayanan kesehatan.
Organisasi kesehatan dunia WHO juga telah menegaskan pentingnya keselamatan
dalam pelayanan kepada pasien: “Safety is a fundamental principle of patient care and a
critical component of quality management.” (World Alliance for Patient Safety, Forward
Programme WHO, 2004), sehubungan dengan data KTD di Rumah Sakit di berbagai negara
menunjukan angka 3 – 16% yang tidak kecil.
Dalam upaya meningkatkan Keselamatan Pasien (Patient Safety) salah satunya
adalah dengan dilaksanakannya akreditasi rumah sakit. Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu
pengakuan yang diberikan oleh pemerintah pada manajemen rumah sakit, karena telah
memenuhi standar yang ditetapkan. Adapun tujuan akreditasi rumah sakit adalah
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, sehingga sangat dibutuhkan oleh masyarakat
Indonesia yang semakin selektif dan berhak mendapatkan pelayanan yang bermutu.
Sejalan dengan amanat dalam Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 pasal 40 ayat
1, menyatakan bahwa, dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali. Dalam hal ini Kementerian
Kesehatan RI khususnya Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan memilih dan
menetapkan sistem akreditasi yang mengacu pada Joint Commission International (JCI)
karena lembaga akreditasi tersebut merupakan badan yang pertama kali terakreditasi oleh
International Standart Quality (ISQua) selaku penilai lembaga akreditasi. Standar akreditasi
ini selain sebagian besar mengacu pada sistem JCI, juga dilengkapi dengan muatan lokal
berupa program prioritas nasional yang berupa program Millenium Development Goals
(MDG’s) meliputi PONEK, HIV dan TB DOTS dan standar-standar yang berlaku di 2

Kementerian Kesehatan RI. Perubahan tersebut menyebabkan ditetapkannya kebijakan


akreditasi rumah sakit menuju standar Internasional.

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


Seiring dengan peningkatan Keselamatan Pasien (Patient Safety) dan mutu
pelayanan kesehatan. Medical tourism mengalami peningkatan yang cukup signifikan pula
dan menjadi fenomena yang terjadi secara global. Berbagai negara khususnya di kawasan
Asia berlomba-lomba mempromosikan inovasi pelayanan kesehatannya untuk menarik
“wisatawan medis asing”. Besarnya mobilitas masyarakat dunia terkait dengan kegiatan
medical tourism ini bahkan dipercaya oleh para pakar telah menggerakkan perekonomian
negara tujuan. Thailand, Singapura, dan Malaysia adalah tiga dari 10 negara tujuan medical
tourism terbaik menurut versi MTQUA (Medical Travel and Tourism Quality Alliance).
Bahkan Malaysia juga menjadi salah satu dari lima negara tujuan favourite versi Nu Wire.
Medical tourist atau biasa di sebut juga sebagai medical travel atau health tourism
menurut wikipedia merupakan istilah yang biasa di gunakan oleh biro perjalanan atau media
massa untuk menggambarkan perjalanan melewati batas negara yang dilakukan dalam
rangka mencari pelayanan kesehatan. Perjalanan seperti ini menunjukkan peningkatan yang
signifikan khususnya dalam 10 sampai dengan 15 tahun terakhir.
Indonesia memiliki karakteristik budaya dan kekayaan alam yang banyak dan
beragam. Namun potensi-potensi yang dimiliki belum dimanfaatkan secara optimal untuk
menarik minat dan kepercayaan pangsa pasar medis dunia. Apabila potensi yang ada di
Indonesia dimanfaatkan, maka bukan tidak mungkin menjadikan Indonesia memiliki
alternatif paket wisata kesehatan yang tak terbatas jumlahnya sehungga hal tersebut
menjadi sebuah industri wisata kesehatan.
Seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan rumah sakit di Indonesia yang
ditandai dengan diberlakukannya Undang - undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan dan terutama Undang - undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada
tanggal 28 Oktober 2009, yang mana peraturan atau regulasi mengenai rumah sakit menjadi
suatu aturan yang baku dan wajib dilaksanakan oleh setiap institusi yang bergerak dalam
bidang perumahsakitan, maka tentunya hal tersebut akan menimbulkan persaingan yang
ketat agar rumah sakit dapat tetap bertahan. Persaingan yang terjadi bukan hanya terkait
sarana dan prasarana dan teknologi medis, melainkan juga dari tenaga medis, para medis
dan tenaga ahli lainnya dibidang kesehatan.
Dampak globalisasi terhadap kegiatan pelayanan kesehatan di Indonesia semakin 3

marak dan menjadi semakin nyata dengan berdirinya rumah sakit – rumah sakit milik
pemodal asing maupun investor dalam negeri. Jasa pelayanan kesehatan telah berubah

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


menjadi bentuk industri pelayanan kesehatan yang sudah barang tentu menimbulkan
persaingan dalam memberikan jasa pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelanggan
sebanyak - banyaknya.
Penggunaan anestesi, sedasi, dan intervensi bedah adalah proses yang umum dan
kompleks di rumah sakit. Tindakan-tindakan ini membutuhkan asesmen pasien yang lengkap
dan komprehensif, perencanaan asuhan yang terintegrasi, monitoring pasien yang
berkesinambungan dan kriteria transfer untuk pelayanan berkelanjutan, rehabilitasi,
akhirnya transfer maupun pemulangan (discharge).
Pelayanan bedah di Instalasi Bedah Sentral RS Assyifa harus terencana dan
terdokumentasikan berdasarkan hasil assesmen. Karena tindakan pembedahan membawa
risiko yang sangat tinggi, maka pelayanan di Instalasi Bedah Sentral haruslah direncanakan
secara seksama. Asesmen pasien adalah dasar untuk memilih prosedur yang tepat.
Assesmen memberikan informasi penting terhadap pemilihan prosedur yang tepat dan
waktu yang optimal, terlaksananya prosedur secara yang aman, menginterpretasikan
temuan dalam monitoring pasien. Pemilihan prosedur tergantung pada riwayat pasien,
status fisik, dan data diagnostik termasuk risiko dan manfaat prosedur bagi pasien.
Pemilihan prosedur mempertimbangkan informasi dari asesmen saat masuk rawat inap, tes
diagnostik, dan sumber lain yang tersedia.
Proses asesmen dapat dijalankan dalam kerangka waktu yang lebih singkat bilamana
pasien secara darurat membutuhkan pembedahan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
edukasi dan diskusi dengan pasien dan keluarganya atau orang yang berwenang membuat
keputusan bagi pasien. Pasien dan keluarga atau para pembuat keputusan menerima
informasi yang adekuat untuk berpartisipasi dalam keputusan pemberian pelayanan dan
memberikan persetujuan (informed consent) yang berisi risiko dari prosedur yang
direncanakan, manfaat prosedur yang direncanakan, komplikasi yang potensial terjadi,
alternatif tindakan pembedahan dan nonbedah yang tersedia untuk merawat.
Sesuai dengan Undang - undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
menyebutkan bahwa Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan
kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan
anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai 4

fungsi sosial.

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


Untuk mewujudkan dan merealisasikan penyelenggaraan Rumah Sakit Islam Assyifa
Sukabumi yang berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan
profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan,
perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial, Pimpinan Rumah
Sakit mengemban Visi ”Menjadi rumah sakit unggul, profesional, dan terpercaya dalam
pelayanan kesehatan yang islami” . Dan salah satu pelyanan yang berada dirumsakit adalah
instalasi bedah sentral, dengan mengedepankan pelayanan yang bermutu dan memberikan
pelayanan secara maksimal, islami dan sesuai dengan SPO.
Konsekuensi dari visi tersebut Yayasan Assyifa sebagai owner dan Manajemen
Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi selalu dituntut untuk melakukan inovasi/perubahan ke
arah yang lebih baik serta menyesuaikan kegiatan operasionalnya dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku baik dalam hal kompetensi sumber daya manusia
maupun sarana prasarana penunjangnya.
Untuk dapat mewujudkan visi diatas, maka diperlukan pedoman dan panduan dalam
penyelenggaraan kegiatan Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi, sehingga target untuk
mewujudkan “Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi menjadi Rumah Sakit Kelas B Yang
Memberikan Pelayanan Paripurna Serta Menjadi Rumah Sakit Pendidikan di Tahun 2018”
dapat terealisasi.
Secara substansial pedoman pengorganisasian unit kerja Rumah Sakit Islam Assyifa
Sukabumi, memuat pedoman yang diperlukan dalam penyelenggaraan organisasi di masing-
masing unit kerja antara lain : Pendahuluan, Gambaran Umum Rumah Sakit, Visi, Misi
Falsafah, Nilai dan Tujuan Rumah Sakit, Struktur Organisasi Rumah Sakit, Struktur Organisasi
unit kerja, Uraian Jabatan, Tata Hubungan Kerja, Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil,
Kegiatan Orientasi, Pertemuan / Rapat dan Pelaporan.

B. Maksud Dan Tujuan


a. Maksud
Berdasarkan pertimbangan diatas, pedoman pengorganisasian Komite Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) ini disusun dengan maksud sebagai berikut :
5

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


a) Menyediakan pedoman kerja sebagai acuan resmi bagi seluruh fungsional dan
pelaksana di Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dalam
melaksanakan tugasnya.
b) Memudahkan seluruh fungsional dan pelaksana di Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI), untuk menyamakan persepsi dan tercapainya
komitmen bersama untuk mencapai tujuan Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi.

b. Tujuan
a) Tersedianya dokumen pedoman pengorganisasian Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI).
b) Tersedianya pedoman dalam melaksanakan tugas dan fungsi Komite Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI).
c) Tersedianya suatu tolak ukur dalam melakukan evaluasi dan penilaian kinerja.

C. Landasan Hukum
Landasan hukum yang menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan pedoman
pengorganisasian Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit Islam
Assyifa Sukabumi ini adalah sebagai berikut :
1. Undang - undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang - undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang undang Nomor. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Di
Lingkungan Departemen Kesehatan.
5. Peraturan Presiden RI Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor. 759/MENKES/SK/VI/2010 tentang
6
Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Islam Assyifa Sukabumi Milik Yayasan Assyifa
Sukabumi dengan Klasifikasi Rumah Sakit KELAS C.

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012 tentang
Akreditasi Rumah Sakit.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
10. Surat Keputusan Pengurus Yayasan RSI. Assyifa Sukabumi Nomor : 94/ P/ YA/ SK/ XII
- 2014 tentang Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital ByLaws) dan Peraturan
Internal Staf Medik Rumah Sakit (Medical Staf ByLaws).
11. Peraturan Menteri Kesehatan No 1691/2011 Tentang Keselamatan Pasien RS
12. Surat Keputusan Pengurus Yayasan Assyifa Nomor : 27/ P / YA / SK / IV - 2014
tentang Visi, Misi, Tugas dan Motto Rumah Sakit Islam Assyifa.
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 986/Menkes/Per/XI/1992 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270/Menkes/SK III/2007 tentang Pedoman
Manajerial PPI di RS dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman
PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. SEJARAH PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT ISLAM ASSYIFA SUKABUMI


Rumah Sakit Islam Assyifa didirikan oleh Yayasan Assyifa. Pada mulanya yakni tahun
1967 Assyifa merupakan Balai Pengobatan (BP). Setelah kurang lebih sepuluh tahun
menjadi Balai Pengobatan (BP). Assyifa kemudian berkembang menjadi Rumah Sakit
Bersalin tepatnya pada tahun 1978. Karena pada saat itu kebutuhan masyarakat
Sukabumi akan adanya rumah sakit umum semakin besar, maka berdasarkan Izin
Pendirian Rumah Sakit dari Dapartemen Kesehatan RI Nomor : 1179 / Yanmed / RSKS /
SK / 1988, dari tahun 1988 Assyifa meningkatkan pelayanan kesehatannya menjadi
Rumah Sakit Umum Swasta pertama dan satu-satunya di wilayah Kota dan Kabupaten
Sukabumi. Seiring dengan perkembangannya pada tahun 1990 Assyifa diklasifikasikan
sebagai Rumah Sakit Swasta Pratama atau disetarakan dengan Rumah Sakit Umum
Pemerintah Tipe C. Hingga saat ini Rumah Sakit Islam Assyifa masih berdiri dan semakin
menunjukkan eksistensinya dengan diterbitkannya Izin Penyelenggaraan Operasional
Rumah Sakit dari Departemen Kesehatan RI dengan Nomor. YM.02.04.3.5.255 tentang
Izin Penyelenggaraan Perpanjangan III kepada YAYASAN ASSYIFA untuk
Menyelenggarakan Rumah Sakit Umum dengan nama “RUMAH SAKIT ISLAM ASSYIFA”
tertanggal 6 Pebruari 2006
Pada tahun 2010 seiring dengan berlakunya Undang-undang Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit Islam Assyifa berdasarkan Surat KeputusanMenteri
Kesehatan RI Nomor.759/MENKES/SK/VI/2010 tertanggal 24 Juni 2010 ditetapkan
sebagai Rumah Sakit Swasta dengan Klasifikasi Rumah Sakit KELAS C.
Dengan adanya otonomi daerah, yang mana pemberian izin Rumah Sakit KELAS C
merupakan kewenangan pemerintah daerah, maka berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Nomor. 440/03/SIP-RS/Dinkes-KSi/III/2011
tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Perpanjangan IV kepada YAYASAN ASSYIFA
untuk Menyelenggarakan Rumah Sakit dengan nama “RUMAH SAKIT ISLAM ASSYIFA”
tertanggal 30 Maret 2011. 8

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Rumah Sakit Islam Assyifa mempunyai tugasmelaksanakan upaya kesehatan secara berdaya
guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu sesuai standar yang telah ditentukan dengan upaya
peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

Untuk mengelola tugas tersebut,Rumah Sakit Islam Assyifa mempunyai fungsi :

1. menyelenggarakan pelayanan medis ;

2. menyelenggarakan pelayanan penunjang medis ;

3. menyelenggarakan pelayanan penunjang non medis ;

4. menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan ;

5. menyelenggarakan pelayanan rujukan ;

6. menyelenggarakan pelayanan rekam medis ;

7. menyelenggarakan pelayanan ruhani Islam ;

8. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan ;

9. meyelenggarakan penelitian dan pengembangan ;

10. menyelenggarakan pengelolaan karyawan ;

11. menyelenggarakan pengelolaan keuangan ;

12. menyelenggarakan administrasi rumah sakit ;

13. menyelenggarakan sistem informasi manajemen rumah sakit ;

14. menyelenggarakan pengelolaan sarana dan prasarana ;

15. menyelenggarakan promosi kesehatan, sosialisasi dan publikasi;

16. menyelenggarakan fungsi sosial rumah sakit ;

17. menyelenggarakan kerja sama dengan masyarakat, institusi pendidikan, perusahaan dan
9
instansi.

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
1. TUGAS

Tugas Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi adalah melaksanakan upaya kesehatan
secara berdaya guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu sesuai standar yang telah ditentukan dengan
upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

2. FUNGSI

a. Menyelenggarakan Pelayanan Medis;


b. Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medis;
c. Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Non Medis;
d. Menyelenggarakan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan;
e. Menyelenggarakan Pelayanan rujukan;
f. Menyelenggarakan Pelayanan ruhani islam;
g. Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan;
h. Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan;
i. Menyelenggarakan Pengelolaan Keuangan;
j. Menyelenggarakan Administrasi Rumah Sakit
k. Menyelenggarakan System Informasi Manajemen Rumah Sakit;
l. Menyelenggarakan Pengelolaan Sarana dan Prasarana;
m. Menyelenggarakan sosialisasi, publikasi dan promosi kesehatan;
n. Menyelenggarakan fungsi sosial Rumah Sakit;
o. Menyelenggarakan Kerja Sama dengan Masyarakat, Institusi Pendidikan,
Perusahaan dan Instansi.

B. SUSUNAN KEPEGAWAIAN DAN PERLENGKAPAN 10


C.1 Susunan Kepegawaian

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


Jumlah Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi sampai 1 Januari
2016 tercatat berjumlah 358 orang dengan berbagai macam latar belakang profesi seperti
dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, apoteker, asisten apoteker,
analis kesehatan, radiografer, fisioterapis, ahli gizi, perekam kesehatan, analis lingkungan,
tenaga kesehatan lainnya serta tenaga non kesehatan.
Berdasarkan profesinya terdiri dari 211 orang merupakan karyawan di bagian medis
dan berada di revenue center sedangkan jumlah karyawan non medis atau cost center RSI
Assyifa berjumlah 147 orang. Untuk menunjang pelayanan kesehatan selain dokter purna
waktu/tetap, rumah sakit pun dibantu oleh dokter paruh waktu (Dokter Umum, Dokter Gigi
dan Dokter Spesialis) yang tercatat berjumlah 47 orang.

C.2 Sarana dan Prasarana


a. Tanah dan Bangunan
Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi saat ini menempati lahan dengan Luas Tanah
9.013 M2 dan luas Bangunan 8500 M2, yang terdiri dari areal perkantoran dan areal
pelayanan.

b. Sarana Fisik Bangunan


Sarana fisik/gedung Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi terdiri dari gedung
perkantoran untuk Kantor Yayasan Assyifa dan Manajemen Rumah Sakit serta areal
untuk pelayanan yang terdiri dari gedung perawatan terpadu yang digunakan untuk
kegiatan :
 Instalasi Gawat Darurat
 Poli Rawat Jalan
 Instalasi Rawat Inap
 Intensive Care Unit (ICU)
 Kamar Operasi
 Laboratorium
 Radiologi
11
 Instalasi Gizi
 Laundry
 Depot Obat
Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |
 Kasir Keuangan
 Pendaftaran dan Rekam Medis
 Ruang Serbaguna.
c. Instalasi rawat inap
Pada saat ini jumlah tempat tidur di rawat inap sebanyak 133 tempat tidur. Adapun Daftar
Kelas, Ruangan dan Tempat Tidur Rawat Inap di Rumah Sakit Islam Assyifa yaitu :

PERINATOLOGI SUITE
3% ROOM
RUANG I C
1%U
4%
ISOLASI
2%
VVIP
13% VIP
7%

KELAS III KELAS UTAMA


29% 8%

KELAS I
20%
KELAS II
13%
JUMLAH TEMPAT TIDUR

NO NAMA SUITE VVIP VIP UTM I II III ICU ISO PERI JML
RUANGAN ROO
M
1 MARWAH 1 14 15

2 ARAFAH I 3 4 2 3 1 2 19
3 ARAFAH II 4 4 4 10 1 2 27
4 ARAFAH III 10 1 11 12
5 MINA I 4 8 12
6 MINA II 14 14

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


NO NAMA SUITE VVIP VIP UTM I II III ICU ISO PERI JML
RUANGAN ROO
M
7 ICU 5 5
8 SHAFA 3 9 11
9 RAUDHOH 9 9
10 MULTAZA 4 4 7 15
M
JUMLAH 1 17 9 11 26 18 39 5 3 4 133
TEMPAT
TIDUR

C.3 Peralatan Penunjang Operasional


Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi memiliki berbagai macam peralatan guna
menunjang kegiatan operasional yang antara lain terdiri dari :
(1) Peralatan medik dan penunjang medik di setiap unit fungsional/instalasi sesuai standar
pelayanan yaitu :
- Alat Rongent
- Laparotomi Set
- Laboratorium Set
- Sectio Caesaria Set
- EKG
- USG
- Panoramic dan Cephalometri
- Perlengkapan Kamar Operasi
- Perlengkapan Kesehatan Gigi dan Mulut
- Anastesi Set
- Apendik Set
13
- Vacum Set
- Mata Set

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


- THT Set
- UGD Set
- ICU Set
- Photo Fundus
(2) Peralatan ruang perawatan baik berupa alat kesehatan maupun non alkes seperti
laundry set dan generator set serta peralatan di Unit Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit,
peralatan di instalasi gizi dan instalasi farmasi, 2 Unit Mobil Ambulance, 1 Unit Mobil
Jenazah, serta 3 Unit mobil operasional juga peralatan kantor termasuk Alat Tulis
Kantor (ATK) dan peralatan audio visual.

C. KEGIATAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM ASSYIFA SUKABUMI


D.1 Jenis Pelayanan
a. Pelayanan Umum dan Gawat Darurat (IGD) 24 jam.
b. Pelayanan Rawat Inap, dengan klasifikasi pembagian kamar perawatan :
- Rawat Inap Dewasa/ Umum
- Rawat Inap Anak
- Rawat Inap Bersalin/ Kebidanan
- Rawat Inap Intensif (ICU)
- Rawat Inap Isolasi
- Rawat Inap Perinatal
- Rawat Inap Khusus Pasien BPJS Kesehatan dan Jamkesda
c. Pelayanan Rawat Jalan, terdiri dari Pelayanan Poliklinik meliputi :
- Poliklinik Umum
- Poliklinik Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA )
- Poliklinik Gigi (Dentist)
- Poliklinik Psikologi
- Poliklinik Anak (Paediatrics)
- Poliklinik Kandungan & Kebidanan (Obstetric & Gynaecology)
- Poliklinik Penyakit Dalam (Internal Medicine)
- Poliklinik Mata (Ophalmology) 14

- Poliklinik Bedah Umum (General Surgery)


- Poliklinik Bedah Tulang (Orthopaedic Surgery)

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


- Poliklinik Bedah Saluran Kemih (Urology)
- Poliklinik Bedah Syaraf (Neuro Surgery)
- Poliklinik Bedah Mulut (Oral Surgey)
- Poliklinik Bedah Anak
- Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin
- Poliklinik THT (ENT)
- Poliklinik Syaraf (Neurology)
d. Pelayanan Operasi (OK)
e. Pelayanan Bersalin (VK)
f. Pelayanan Medical Check Up (MCU)
g. Pelayanan Home Care dan Home Visite (Kunjungan ke rumah pasien)
h. Pelayanan dan Fasilitas Penunjang meliputi :
- Pelayanan Farmasi ( Pelayanan 24 Jam )
- Pelayanan Laboratorium Klinik dan Patologi ( Pelayanan 24 Jam )
- Pelayanan Radiologi (Rontgen) ( Pelayanan 24 Jam )
- Pelayanan Penunjang Diagnostik
- Fisioterapi
- Pelayanan Konsultasi Gizi
i. Pelayanan Umum
- Konsultasi Bidang Keagamaan (Binrohis)
- Pelayanan Ambulance ( Pelayanan 24 Jam )
- Pemulasaraan Jenazah : Memandikan, Mengkafani & Sholat Jenazah
- Koperasi Primer ( KoKassyifa )
- Kantin
- Areal parkir yang luas dan memadai.
D.2. Sasaran Pelayanan
Sasaran pelayanan kesehatan yang dilaksanakan adalah Pasien Masyarakat Umum,
Pasien yang dijamin oleh Perusahaan dan BUMN, Pasien Peserta Badan Penyelenggaraan
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, pasien peserta Jamkesda serta Pasien Peserta Asuransi.
15

BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


A. Visi Rumah Sakit Islam Assyifa
Visi Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi "Menjadi Rumah Sakit Unggul, Profesional dan
Terpercaya dalam Pelayanan Kesehatan yang Islami”.

B. Misi Rumah Sakit Islam Assyifa:


1. Mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan kesehatan dengan nilai-nilai Islam.
2. Mengembangkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana pelayanan secara
berkesinambungan.
3. Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan yang bermutu
4. Meningkatkan keahlian dan kesejahteraan Sumber Daya Manusia (SDM)

C. Falsafah Rumah Sakit Islam Assyifa:


1. Memberikan pelayanan yang professional dengan nilai Islami, Iman, dan Ikhsan
2. Bekerja melayani pasien adalah bagian dari ibadah
3. Melayani dengan benar, jujur, cerdas, sabar dan ikhlas secara Islami

D. Nilai – Nilai Rumah Sakit Islam Assyifa


1. Iman, Islam dan Ihsan
2. Bekerja adalah ibadah

E. Tujuan Rumah Sakit Islam Assyifa


1. Memberikan pelayanan kesehatan secara professional dengan akhlakul karimah
2. Menjadi Rumah Sakit Pendidikan

F. Motto Rumah Sakit Islam Assyifa;


“ Dengan basmallah kami siap melayani Anda”

16

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

KELOMPOK JABATAN STRUKTURAL

DIREKTUR

1. Direktur adalah Kepala Rumah Sakit yang merupakan pimpinan tertinggi dalam rumah
sakit.
2. Direktur merupakan seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di
bidang perumahsakitan dan atau ilmu manajemen.
3. Dalam kedudukannya sebagai pimpinan tertinggi dalam rumah sakit, Direktur diangkat
dan bertanggung jawab kepada Pengurus Yayasan.
BIDANG

1. Bidang adalah unsur organisasi rumah sakit yang mengelola pelayanan medis dan
keperawatan serta pelayanan penunjang medis (revenue center) yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit.
2. Unit kerja Bidang dalam struktur organisasi ini terdiri dari :
17
a. Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan ;
b. Bidang Penunjang Medis.

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


3. Bidang dalam pelaksanaan pelayanan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang.
4. Kepala Bidang diangkat dan bertanggung jawab kepada Direktur.
BAGIAN

1. Bagian adalah unsur organisasi rumah sakit yang mengelola pelayanan administrasi
keuangan, sarana prasarana penunjang non medis dan administrasi kepegawaian (cost
center) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit.
2. Unit kerja Bagian dalam struktur organisasi ini terdiri dari :
a. Bagian Penunjang Non Medis ;
b. Bagian Administrasi Umum ;
c. Bagian Keuangan.
3. Bagian dalam pelaksanaan pelayanan dipimpin oleh seorang Kepala Bagian.
4. Kepala Bagian diangkat dan bertanggung jawab kepada Direktur.
SEKSI

1. Seksi adalah unit kerja dibawah Bidang yang bertugas membantu Kepala Bidang dalam
mengelola pelayanan medis dan keperawatan.
2. Unit kerja Seksi dalam struktur organisasi ini yaitu Seksi Keperawatan.
3. Seksi dalam pelaksanaan pelayanan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
4. Kepala Seksi bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
INSTALASI

1. Instalasi adalah unit kerja dibawah Bidang yang bertugas mengelola pelayanan medis dan
penunjang medis (revenue center).
2. Unit kerja instalasi yang mengelola pelayanan medis dan keperawatan dalam struktur
organisasi ini terdiri dari :
a. Instalasi Gawat Darurat ;
b. Instalasi Rawat Jalan ;
c. Instalasi Rawat Inap ;
d. Instalasi Bedah Sentral.
3. Unit kerja instalasi yang mengelola penunjang medis dalam struktur organisasi ini terdiri
18
dari :
a. Instalasi Radiologi ;
b. Instalasi Laboratorium ;
Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |
c. Instalasi Farmasi ;
e. Instalasi Gizi ;
f. Instalasi Rekam medis.
4. Instalasi dalam pelaksanaan pelayanan dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi.
5. Kepala Instalasi bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
SUB BAGIAN

1. Sub Bagian adalah unit kerja dibawah Bagian yang bertugas mengelola pelayanan
penunjang non medis, administrasi umum dan keuangan rumah sakit (cost center).
2. Unit kerja Sub Bagian yang mengelola Pelayanan Penunjang Non Medis dalam struktur
organisasi ini terdiri dari :
a. Sub Bagian Rumah Tangga ;
b. Sub Bagian Tekhnologi Informasi (TI) ;
c. Sub Bagian Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (PSRS).
3. Unit kerja Sub Bagian yang mengelola administrasi umum dalam struktur organisasi ini
terdiri dari :
a. Sub Bagian Ketatausahaan ;
b. Sub Bagian Pemasaran dan Humas ;
c. Sub Bagian Kepegawaian.
4. Unit kerja Sub Bagian yang mengelola keuangan dalam struktur organisasi ini terdiri dari :
a. Sub Bagian Akuntansi ;
b. Sub Bagian Penerimaan dan Pengeluaran.
5. Sub Bagian dalam pelaksanaan pelayanan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian.
6. Kepala Sub Bagian bertanggung jawab kepada Kepala Bagian.

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

1. Kelompok Jabatan Fungsional merupakan unit kerja fungsional dibawah Kepala Instalasi
atau Kepala Sub Bagian yang bertugas mengelola pelayanan rumah sakit baik revenue
center maupun cost center.
19
2. Kelompok Jabatan Fungsional yang mengelola pelayanan medis dan keperawatan dalam
struktur organisasi ini terdiri dari :
a. Ruangan Gawat Darurat ;
Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |
b. Ruangan Rawat Jalan ;
c. Ruangan Rawat Inap ICU ;
d. Ruangan Rawat Inap Shafa ;
e. Ruangan Rawat Inap Mina ;
f. Ruangan Rawat Inap Multazam ;
g. Ruangan Rawat Inap Marwah ;
h. Ruangan Rawat Inap Arafah I ;
i. Ruangan Rawat Inap Arafah II ;
j. Ruangan Rawat Inap Arafah III ;
k. Ruangan Rawat Inap Raudhah ;
l. Ruangan Kamar Bedah ;
m. Unit Hemodialisa ;
n. Unit Sentral Sterilisasi.
3. Kelompok Jabatan Fungsional yang mengelola penunjang medis medis dalam struktur
organisasi ini terdiri dari :
a. Unit Pengelolaan Perbekalan Farmasi ;
b. Unit Pelayanan Farmasi Klinis ;
c. Unit Manajemen Mutu ;
d. Unit Pendaftaran ;
e. Unit Pengolahan Data ;
f. Unit Pelayanan BPJS Kesehatan.
4. Kelompok Jabatan Fungsional yang mengelola keuangan dalam struktur organisasi ini
terdiri dari :
a. Unit Administrasi Pasien ;
b. Unit Penerimaan ;
c. Unit Penagihan ;
d. Unit Pengeluaran.
e. Unit Pelaporan dan Verifikasi ;
f. Unit Perpajakan ;
5. Kelompok Jabatan Fungsional yang mengelola administrasi umum dalam struktur 20

organisasi ini terdiri dari :


a. Unit Kesejahteraan Sumber Daya Manusia (SDM) ;

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


b. Unit Pendidikan dan Latihan (Diklat) ;
c. Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit ;
d. Unit Pemasaran dan Humas.
6. Kelompok Jabatan Fungsional yang mengelola pelayanan penunjang non medis dalam
struktur organisasi ini terdiri dari :
a. Unit Kesehatan Lingkungan dan Pengolahan Limbah ;
7. Kelompok Jabatan Fungsional dalam pelaksanaan pelayanan dipimpin oleh seorang
Kepala Unit/Kepala Ruangan.
8. Kepala Unit/Kepala Ruangan bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi untuk
Fungsional revenue center dan untuk Fungsional cost center bertanggung jawab kepada
Kepala Sub Bagian.
KOORDINATOR

1. Koordinator merupakan unit kerja fungsional dibawah Kepala Unit yang bertugas
mengelola pelayanan rumah sakit baik revenue center maupun cost center.
2. Koordinator yang mengelola penunjang medis dalam struktur organisasi ini terdiri dari :
a. Koordinator Depot Obat Rawat Jalan ;
b. Koordinator Depot Obat Rawat Inap.
3. Koordinator yang mengelola penunjang non medis dan administrasi umum dalam
struktur organisasi ini terdiri dari :
a. Koordinator Kesehatan Lingkungan;
b. Koordinator Satuan Pengamanan (Satpam).
4. Koordinator dalam pelaksanaan pelayanan dipimpin oleh seorang Koordinator.
5. Koordinator bertanggung jawab kepada Kepala Unit.
FUNGSIONAL PELAKSANA

1. Fungsional Pelaksana merupakan sumber daya manusia yang melaksanakan pelayanan


sesuai dengan kompetensi, profesi dan unit kerjanya masing-masing.
2. Fungsional Pelaksana yang melaksanakan pelayanan sesuai dengan kompetensi dan
profesinya sebagai tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya disebut Fungsional.
3. Fungsional Pelaksana yang melaksanakan pelayanan sesuai dengan kompetensi dan 21
profesinya sebagai tenaga non medis dan tenaga non kesehatan lainnya disebut
Pelaksana.

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


4. Fungsional Pelaksana dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada
pimpinan di Unit kerjanya masing-masing secara berjenjang.

ORGANISASI RUMAH SAKIT LAINNYA


KOMITE
1. Komite adalah unsur organisasi rumah sakit yang terdiri dari profesi atau sumber daya
manusia yang memiliki kompetensi/sertifikat tertentu dan dibentuk untuk memberikan
pertimbangan strategis kepada pimpinan rumah sakit dalam rangka peningkatan dan
pengembangan pelayanan rumah sakit.
2. Komite dalam struktur organisasi ini terdiri dari :
a. Komite Medik ;
b. Komite Keperawatan.
3. Komite dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya dipimpin oleh seorang Ketua.
4. Ketua Komite diangkat dan bertanggung jawab kepada Direktur.
KOMITE-KOMITE

1. Komite-komite adalah unsur organisasi rumah sakit yang terdiri dari profesi atau sumber
daya manusia yang memiliki kompetensi/sertifikat tertentu dan dibentuk untuk
memberikan pertimbangan strategis kepada pimpinan rumah sakit dalam rangka
peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit sesuai akreditasi serta standar
pelayanan rumah sakit.
2. Komite-komite dalam struktur organisasi ini terdiri dari :
a. Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) ;
b. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) ;
c. Komite Rekam Medis ;
d. Komite Farmasi dan Terapi (KFT) ;
e. Komite Etika dan Hukum ;
f. Komite Koordinasi Pendidikan ;
g. Komite Manajemen Risiko dan Keselamatan Pasien.
3. Komite dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya dipimpin oleh seorang Ketua. 22
4. Ketua Komite diangkat dan bertanggung jawab kepada Direktur.

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


SATUAN PEMERIKSAAN INTERNAL

1. Satuan Pemeriksaan Internal adalah unsur organisasi rumah sakit yang melaksanakan
audit kinerja internal unit kerja yang ada di rumah sakit.
2. Satuan Pemeriksaan Internal dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya
dilaksanakan oleh Anggota Satuan Pemeriksaan Internal.
3. Satuan Pemeriksaan Internal diangkat dan bertanggung jawab kepada Direktur.

DEWAN PENGAWAS RUMAH SAKIT

1. Dewan Pengawas merupakan unit nonstruktural yang bersifat independen, dibentuk


dan bertanggung jawab kepada pemilik Rumah Sakit.
2. Dewan Pengawas berfungsi sebagai governing body Rumah Sakit dalam melakukan
pembinaan dan pengawasan nonteknis perumahsakitan secara internal di Rumah Sakit.
3. Keanggotaan Dewan Pengawas terdiri dari unsur pemilik Rumah Sakit, organisasi
profesi, asosiasi perumahsakitan, dan tokoh masyarakat.
4. Keanggotaan Dewan Pengawas berjumlah maksimal 5 (lima) orang terdiri dari 1 (satu)
orang ketua merangkap anggota dan 4 (empat) orang anggota.
5. Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5 (lima) tahun atau sesuai
dengan Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) atau Dokumen Pola Tata
Kelola (corporate governance) dan dapat diangkat kembali selama memenuhi
persyaratan.

23

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


BAB V
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

Struktur Organisasi Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) disusun agar dapat
mencapai visi,misi dan tujuan dari penyelenggaraan PPI. PPI dibentuk berdasarkan kaidah
organisasi yang miskin struktur dan kaya fungsi dan dapat menyelenggarakan
tugas,wewenang dan tanggung jawab secara efektif dan efisien. Efektif dimaksud agar
sumber daya yang ada di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dapat
dimanfaatkan secara optimal.

STRUKTUR ORGANISASI KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


RUMAH SAKIT ISLAM ASSYIFA

DIREKTUR

KOMITE PPI
 Ketua
 Sekretaris
 Anggota

TIM PPI

IPCO

IPCN

IPCLN IPCLN IPCLN 24

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


BAB VI
URAIAN JABATAN
KOMITE PENCEGAHAN DAN Disahkan oleh
PENGENDALIAN INFEKSI
Direktur RSI. Assyifa

dr. Heri Heriyanto, MM.


URAIAN TUGAS KETUA
KOMITE PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI

No. 04.05.UT.01 Terbit ke : 1 Tanggal 16 Mei 2016

I. Kedudukan
Ketua Komite PPI merupakan organisasi yang berkedudukan di bawah Direktur dan
bertanggung jawab atas pelaksanaan program PPI.

II. Misi Organisasi


Meningkatkan layanan mutu rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya melalui
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya, yang dilaksanakan oleh semua departemen / unit di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, meliputi kualitas pelayanan, management resiko, clinical
governance, serta kesehatan dan keselematan kerja.

III. Misi Jabatan

Mengelola seluruh kegiatan Komite PPI di lingkungan RS ISLAM ASSYFA. Untuk memastikan
kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi dilaksanakan secara optimal, cepat, tepat
dan konsisten sesuai denga SPO sehingga seluruh petugas medis, non medis, pasien dan
pengunjung merasa nyaman dan terhindar dari resiko terinfeksi di rumah sakitakuntabilitas
publik oleh manajemen rumah sakit.
25
IV. Tugas Pokok
Tugas pokok Komite PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi RS ISLAM ASSYFA yaitu

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


KOMITE PENCEGAHAN DAN Disahkan oleh
PENGENDALIAN INFEKSI
Direktur RSI. Assyifa

dr. Heri Heriyanto, MM.


URAIAN TUGAS KETUA
KOMITE PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI

No. 04.05.UT.01 Terbit ke : 1 Tanggal 16 Mei 2016

menyelengarakan semua kebijakan dan peraturan tentang pencegahan dan pengendalian


infeksi rumah sakit.

V. Fungsi-fungsi adalah :
1. Terlaksananya upaya pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit ISLAM
ASSYFA dengan menerapkan kewaspadaan isolasi (kewaspadaan standar dan
kewaspadaan berdasarkan tranmisi)
2. Terlaksanaya surveilans infeksi rumah sakit
3. Terlaksananya penanggulangan infeksi dengan investigasi bila KLB.
4. Terlaksannnya tindakan pengawasan pemantauan dan pengendalian prosedur yang
di jalankan masing-masing unit agar tidak menyimpang dari prosedur yang di
jalankan dari masing-masing unit agara tidak menyimpng dadri prosedur yang di
tetapkan.
5. Pengembangan prosedur kerja dan kebijakan yang mencakup semua kegiatan di
bidang pencegahan dan pengendalian infeksi.
6. Berperan serta dalam program pendidikan dan pelatihan dalam bidang pencegahan
dan pengendalian infeksi di rumah sakit
7. Berperan serta dalam pemilihan dan pengusulan pengadaan barang dan alat yang
berhubunga dengan pengendalian infeksi di rumah sakit 26

8. Memberi laporan dan saran secara rutin kepada direktur rumah sakit
9. Memberi konsultasi tentang PPI
Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |
KOMITE PENCEGAHAN DAN Disahkan oleh
PENGENDALIAN INFEKSI
Direktur RSI. Assyifa

dr. Heri Heriyanto, MM.


URAIAN TUGAS KETUA
KOMITE PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI

No. 04.05.UT.01 Terbit ke : 1 Tanggal 16 Mei 2016

10. Bekerja sama dengan K3 RS dalam menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan
kerja K3.
11. Berperan serta dalam menyususn kebijakan klinicalgovermancel dan patien safety.
12. Memberikan masukan yang menyangkut kontruksi bangunan renovasi bangunan
serta pemrosesan alat dan linen sesuai prinsi PPI.
13. Membuat usulan dengan membuat penetapan sementara suatu instalasi atau unit
ruangan yang membahayakan menjadi sumber bahaya KLB
14. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari
prosedur.
Berkoordinasi dengan tim PPRA untuk usulan atau rekomendasi kepada direktur untuk
memakai antibiotik yang rasional di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan
menyebarluaskan data resistensi antibiotik.

VI. Tanggung Jawab


1. Melakukan supervisi dan pembinaan kepada semua anggota TIM PPI.
2. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
3. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman patogen dan pola resistensi antibiotika.
4. Memimpin rapat koordinasi Tim PPI untuk membahas hal-hal penting yang
berhubungan dengan program PPI 27
5. Mengkoordinasi dan menetapkan Program Kerja serta target Tim PPI yang selaras
dengan Visi, Misi dan Rencana Strategi Rumah Sakit secara tepat.

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


KOMITE PENCEGAHAN DAN Disahkan oleh
PENGENDALIAN INFEKSI
Direktur RSI. Assyifa

dr. Heri Heriyanto, MM.


URAIAN TUGAS KETUA
KOMITE PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI

No. 04.05.UT.01 Terbit ke : 1 Tanggal 16 Mei 2016

6. Mengkoordinasi dan menetapkan anggaran Tim PPI untuk menyesuaikan budget


dengan rencana kerja tahunan RS.
7. Menyetujui, memonitor dan mengevaluasi pengeluaran biaya di Tim PPI,
memastikan jumlah dan kualifikasi SDM sesuai Panduan DEPKES dan kemampuan
RS.
8. Membuat laporan kegiatan TIM PPI kepada Direktur setiap bulan untuk memberikan
informasi kegiatan yang dilaksanakan serta evaluasi kegiatan yang dilakukan.
9. Bekerjasama dengan Perawat PPI memonitor kegiatan surveilans infeksi dan
mendeteksi serta menyelidiki KLB (Kejadian Luar Biasa).
10. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan dengan
prosedur terapi.
11. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
12. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan dan
pengendalian infeksi.
VII. Wewenang
1. Menyetujui pengajuan program yang berhubungan dengan keperluan Tim PPI
baik Logistik maupun Diklat Eksternal
2. Menilai kelayakan tingkat kebutuhan tenaga kerja di bawah Tim PPI. 28
3. Menegur anggota yang tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan
baik.

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


KOMITE PENCEGAHAN DAN Disahkan oleh
PENGENDALIAN INFEKSI
Direktur RSI. Assyifa

dr. Heri Heriyanto, MM.


URAIAN TUGAS KETUA
KOMITE PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI

No. 04.05.UT.01 Terbit ke : 1 Tanggal 16 Mei 2016

VIII. Hubungan Kerja


1. Dengan ketua komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dalam hal pertanggung
jawaban kerja.
2. Seluruh unit yang terkait dengan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

IX. Perangkat Kerja


1. Komputer.
2. Buku Agenda.
3. Pensil dan Balpoint.
Perlengkapan lain sesuai tugas dan kepentingan

X. Bahan Kerja
1. Peraturan dan perundang-undangan RI yang terkait dengan tugas pokok dan
fungsi.
2. Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku di RSI. Assyifa baik yang
disahkan oleh Yayasan maupun oleh Direktur rumah sakit.
Program kerja, Standar Prosedur Operasional dan Petunjuk Tekhnis yang berlaku
3. di lingkup komite keperawatan.
4. Literatur.

XI. Kondisi Kerja


1. Ruangan yang representative.
2. Sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai.
29
Lingkungan kerja yang kondusif

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


KOMITE PENCEGAHAN DAN Disahkan oleh
PENGENDALIAN INFEKSI
Direktur RSI. Assyifa

URAIAN TUGAS

SEKRETARIS KOMITE dr. Heri Heriyanto, MM.


PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI

No. 04.05.UT.01 Terbit ke : 1 Tanggal 16 Mei 2016

I. Kedudukan
Sekretaris Komite Pencegahan dan Pengendalian infeksi secara struktural berkedudukan dibawah
ketua komite pencegahan dan pengendalian infeksi RSI Assyifa .

II. Misi Organisasi


Menbantu Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Mengelola seluruh kegiatan Komite
PPI di lingkungan RS ISLAM ASSYFA. Untuk memastikan kegiatan pencegahan dan pengendalian
infeksi dilaksanakan secara optimal, cepat, tepat dan konsisten sesuai denga SPO sehingga seluruh
petugas medis, non medis, pasien dan pengunjung merasa nyaman dan terhindar dari resiko
terinfeksi di rumah sakit akuntabilitas publik oleh manajemen rumah sakit.

III. Tugas Pokok


Mengelola urusan kesekretariatan yang meliputi filling, dokumentasi, perancangan dan koordinasi
alur surat menyurat yang diperlukan disposisi dari Tim PPI kepada bidang atau unit terkait.

IV. Tugas dan Fungsi adalah :


1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi di
lingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
2. Memonitor pelaksanaaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan isolasi.
3. Bersama Sub Tim Diklat PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI di rumah
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
4. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama memperbaiki kesalahan yang
terjadi.
30
5. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi dari petugas
kesehatan ke pasien atau sebaliknya.

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


KOMITE PENCEGAHAN DAN Disahkan oleh
PENGENDALIAN INFEKSI
Direktur RSI. Assyifa

URAIAN TUGAS

SEKRETARIS KOMITE dr. Heri Heriyanto, MM.


PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI

No. 04.05.UT.01 Terbit ke : 1 Tanggal 16 Mei 2016

6. Bersama Tim PPI menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi tentang
pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus yang terjadi di rumah
sakit.
7. Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi termasuk terhadap limbah, laundry, gizi, dan
lain-lain dengan menggunakan daftar tilik
8. Memonitor kesehatan lingkungan.
9. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional.
10. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi yang terjadi di
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
11. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Ketua Tim PPI.
12. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
13. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip PPI.
14. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPIRS.
15. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga tentang topik
infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan insiden tinggi.
16. Sebagai koordinator antara Instalasi dalam mendeteksi, mencegah dan mengendalikan
infeksi di rumah sakit

V. Tanggung Jawab
1. Melakukan koordinasi dengan anggota Tim dalam pelaksanaan program PPI
2. Melakukan koordinasi dengan Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RS,
Departemen Umum dan Instalasi dalam rangka pelaporan hasil mutu dan INOS di RSI
Assyifa 31
3. Hubungan kerja dengan instansi lain di luar rumah sakit terkait, untuk kepentingan disposisi
dan pengiriman surat (ke Dinas Kesehatan, Dinsosnakertrans dan RS lain yang terkait, dll)

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


KOMITE PENCEGAHAN DAN Disahkan oleh
PENGENDALIAN INFEKSI
Direktur RSI. Assyifa

URAIAN TUGAS

SEKRETARIS KOMITE dr. Heri Heriyanto, MM.


PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI

No. 04.05.UT.01 Terbit ke : 1 Tanggal 16 Mei 2016

.
VI. Wewenang
1. . Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat dan
bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen
sesuai dengan prinsip PPI
2. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
3. Turut menyusun kebijakan clinical govermance dan patient safety

VII. Kualifikasi Jabatan


1. Sebaiknya perawat senior ( IPCN / Infection Prevention and Control Nurse )
2. Disegani, berminat, mampu memimpin, dan aktif.
3. Perawat dengan pendidikan min D3 dan memiliki sertifikasi PPI.
4. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi.
5. Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara.
6. Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan confident.
7. Bekerja purna waktu

VIII. Hubungan Kerja


3. Dengan ketua komite pencegahan dan pengendalian infeksi dalam hal pertanggung
jawaban kerja.
4. Seluruh unit yang terkait dengan perawatan.
IX. Perangkat Kerja
4. Komputer.
5. Buku Agenda.
6. Pensil dan Balpoint.
7. Perlengkapan lain sesuai tugas dan kepentingan. 32
X. Bahan Kerja
5. Peraturan dan perundang-undangan RI yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi.
6. Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku di RSI. Assyifa baik yang disahkan oleh

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


KOMITE PENCEGAHAN DAN Disahkan oleh
PENGENDALIAN INFEKSI
Direktur RSI. Assyifa

URAIAN TUGAS

SEKRETARIS KOMITE dr. Heri Heriyanto, MM.


PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI

No. 04.05.UT.01 Terbit ke : 1 Tanggal 16 Mei 2016

Yayasan maupun oleh Direktur rumah sakit.


7. Program kerja, Standar Prosedur Operasional dan Petunjuk Tekhnis yang berlaku di
lingkup komite pencegahan dan pengendalian infeksi
8. Literatur.

XI. Kondisi Kerja


3. Ruangan yang representative.
4. Sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai.
5. Lingkungan kerja yang kondusif.

33

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


KOMITE PENCEGAHAN DAN Disahkan oleh
PENGENDALIAN INFEKSI
Direktur RSI. Assyifa

URAIAN TUGAS

IPCN KOMITE PENCEGAHAN dr. Heri Heriyanto, MM.


DAN PENGENDALIAN INFEKSI

No. 04.05.UT.01 Terbit ke : 1 Tanggal 16 Mei 2016

XII. Kedudukan
Anggota Komite Pencegahan dan Pengendalian infeksi secara struktural berkedudukan dibawah
ketua komite pencegahan dan pengendalian infeksi RSI Assyifa .

XIII. Misi Organisasi


Menbantu Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Mengelola seluruh kegiatan Komite
PPI di lingkungan RS ISLAM ASSYFA. Untuk memastikan kegiatan pencegahan dan pengendalian
infeksi dilaksanakan secara optimal, cepat, tepat dan konsisten sesuai denga SPO sehingga seluruh
petugas medis, non medis, pasien dan pengunjung merasa nyaman dan terhindar dari resiko
terinfeksi di rumah sakit akuntabilitas publik oleh manajemen rumah sakit.

XIV. Tugas Pokok


Tugas pokok IPCN PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi RS ISLAM ASSYFA yaitu
menyelengarakan semua kebijakan dan peraturan tentang pencegahan dan pengendalian infeksii
rumah sakit sesuai dengan program kerja.

XV. Uraian Tugas :


1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi
diruang perawatan.
2. Memonitor pelaksanaan PPI,penerapan SPO,kepatuhan petugas dalam menjalankan
kewaspaan isolasi.
3. Melaksanakan surveilens infeksi dan melaporkan kepada panitia PPIRS.
4. Melaksanakan pelatihan PPIRS.
5. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama sama panitia PPI memperbaiki
kesalahan.
6. Memonitor kesehatan petugas sesuai gugus tugas . 34
7. Bersama panitia menganjurkan prosedur isolasi dan memberikan konsultasi PPI audit.
PPI termasuk penatalaksanaan limbah, laundry, Gizi dengan menggunakan daftar tilik.

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


KOMITE PENCEGAHAN DAN Disahkan oleh
PENGENDALIAN INFEKSI
Direktur RSI. Assyifa

URAIAN TUGAS

IPCN KOMITE PENCEGAHAN dr. Heri Heriyanto, MM.


DAN PENGENDALIAN INFEKSI

No. 04.05.UT.01 Terbit ke : 1 Tanggal 16 Mei 2016

8. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiótica yang rasional.


9. Membuat laboran surveilens.
10. Memberikan saran desain ruangan RS agar sesuai dengan prinsip PPI.
11. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman
penggunaannya.
12. Melakukan pertemuan berkala termasuk evaluasi kebijakan.
13. Mengidentifikasi temuan dilapangan dan mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan SDM PPIRS.
14. Menerima laporan dari TIM PPIdan membuat laporan kepada direktur.
15. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.Melakukan pengawasan terhadap tindakan
tindakan yang menyimpang dari SPO.
16. Melakukan investigasi menetapkan dan melaksanakan infeksi bila ada KLB.
17. Menyusun dan mentapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
18. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS agar kebijakan dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.
19. Membuat SPO PPI
20. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.

XVI. Tanggung Jawab


1. Melakukan koordinasi dengan anggota IPCLN dalam pelaksanaan program PPI
2. Melakukan koordinasi dengan Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RS,
Departemen Umum dan Instalasi dalam rangka pelaporan hasil mutu dan INOS di RSI
Assyifa
3. Hubungan kerja dengan instansi lain di luar rumah sakit terkait, untuk kepentingan disposisi
dan pengiriman laporan(ke Dinas Kesehatan, Dinsosnakertrans dan RS lain yang terkait, dll) 35

.
Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |
KOMITE PENCEGAHAN DAN Disahkan oleh
PENGENDALIAN INFEKSI
Direktur RSI. Assyifa

URAIAN TUGAS

IPCN KOMITE PENCEGAHAN dr. Heri Heriyanto, MM.


DAN PENGENDALIAN INFEKSI

No. 04.05.UT.01 Terbit ke : 1 Tanggal 16 Mei 2016

XVII. Wewenang
1. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat dan
bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen
sesuai dengan prinsip PPI
2. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
3. Turut menyusun kebijakan clinical govermance dan patient safety

XVIII. Kualifikasi Jabatan


1. Memiiki minat dan komitmen di bidang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
2. Memiliki pengalaman klinik di keperawatan intensif lebih dari 5 tahun
3. Memilki pendidikan minimal S1 kesehatan dengan latar belakang D3 keperawatan atau S1
keperawatan
4. Memiliki Pendidikan Dasat Pengendalian Infeksi
5. Memiliki pendidikan IPCN
6. Memiliki seminar atau workshop Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
7. Memiliki sifat personality yang baik dan leader ship
XIX. Hubungan Kerja
1. Dengan ketua komite pencegahan dan pengendalian infeksi dalam hal pertanggung
jawaban kerja.
2. Seluruh unit yang terkait dengan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi
XX. Perangkat Kerja
1. Komputer.
2. Buku Agenda.
3. Pensil dan Balpoint.
4. Perlengkapan lain sesuai tugas dan kepentingan.
XXI. Bahan Kerja
1. Peraturan dan perundang-undangan RI yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi.
2. Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku di RSI. Assyifa baik yang disahkan oleh
Yayasan maupun oleh Direktur rumah sakit.
3. Program kerja, Standar Prosedur Operasional dan Petunjuk Tekhnis yang berlaku di lingkup 36
komite pencegahan dan pengendalian infeksi
4. Literatur.

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


KOMITE PENCEGAHAN DAN Disahkan oleh
PENGENDALIAN INFEKSI
Direktur RSI. Assyifa

URAIAN TUGAS

IPCN KOMITE PENCEGAHAN dr. Heri Heriyanto, MM.


DAN PENGENDALIAN INFEKSI

No. 04.05.UT.01 Terbit ke : 1 Tanggal 16 Mei 2016

XXII. Kondisi Kerja


6. Ruangan yang representative.
7. Sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai.
8. Lingkungan kerja yang kondusif.

37

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


KOMITE PENCEGAHAN DAN Disahkan oleh
PENGENDALIAN INFEKSI
Direktur RSI. Assyifa

URAIAN TUGAS

IPCLN KOMITE PENCEGAHAN dr. Heri Heriyanto, MM.


DAN PENGENDALIAN INFEKSI

No. 04.05.UT.01 Terbit ke : 1 Tanggal 16 Mei 2016

XXIII. Kedudukan
IPCLN Komite Pencegahan dan Pengendalian infeksi secara struktural berkedudukan dibawah IPCN
komite pencegahan dan pengendalian infeksi RSI Assyifa .

XXIV. Misi Organisasi


Membantu Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Mengelola seluruh kegiatan Komite
PPI di lingkungan RS ISLAM ASSYFA. Untuk memastikan kegiatan pencegahan dan pengendalian
infeksi dilaksanakan secara optimal, cepat, tepat dan konsisten sesuai denga SPO sehingga seluruh
petugas medis, non medis, pasien dan pengunjung merasa nyaman dan terhindar dari resiko
terinfeksi di rumah sakit akuntabilitas publik oleh manajemen rumah sakit.

XXV. Tugas Pokok


Tugas pokok IPCLN PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi RS ISLAM ASSYFA yaitu melaksanakan
semua kebijakan dan peraturan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit sesuai
dengan program kerja.

XXVI. Uraian Tugas :


1. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilens setiap pasien diruang perawatan kemudian
menyerahkan nya pada IPCN saat pasien pulang.
2. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB.
3. Memonitor kepatuhan petugas dalam menjalankan standart isolasi
4. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.Melakukan pengawasan terhadap tindakan tindakan
yang menyimpang dari SPO.
5. Melakukan investigasi menetapkan dan melaksanakan infeksi bila ada KLB.
6. Bekerja sama dengan TIM PPI dalam melakukan investigasi masalah KLB (HAIs).
7. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara PPI. 38

8. Memberi konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit .

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


KOMITE PENCEGAHAN DAN Disahkan oleh
PENGENDALIAN INFEKSI
Direktur RSI. Assyifa

URAIAN TUGAS

IPCLN KOMITE PENCEGAHAN dr. Heri Heriyanto, MM.


DAN PENGENDALIAN INFEKSI

No. 04.05.UT.01 Terbit ke : 1 Tanggal 16 Mei 2016

XXVII. Tanggung Jawab


4. Melakukan koordinasi dengan anggota IPCLN dalam pelaksanaan program PPI
5. Melakukan koordinasi dengan Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RS,
Departemen Umum dan Instalasi dalam rangka pelaporan hasil mutu dan INOS di RSI
Assyifa

XXVIII. Kualifikasi Jabatan


8. Memiiki minat dan komitmen di bidang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
9. Memiliki pengalaman klinik di keperawatan intensif lebih dari 5 tahun
10. Memilki pendidikan minimal S1 kesehatan dengan latar belakang D3 keperawatan atau S1
keperawatan
11. Memiliki Pendidikan Dasar Pengendalian Infeksi
12. Memiliki pendidikan IPCN
13. Memiliki seminar atau workshop Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
14. Memiliki sifat personality yang baik dan leader ship
XXIX. Hubungan Kerja
3. Dengan ketua komite pencegahan dan pengendalian infeksi dalam hal pertanggung
jawaban kerja.
4. Seluruh unit yang terkait dengan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi
XXX. Perangkat Kerja
5. Komputer.
6. Buku Agenda.
7. Pensil dan Balpoint.
8. Perlengkapan lain sesuai tugas dan kepentingan.
XXXI. Bahan Kerja
5. Peraturan dan perundang-undangan RI yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi.
6. Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku di RSI. Assyifa baik yang disahkan oleh
Yayasan maupun oleh Direktur rumah sakit.
7. Program kerja, Standar Prosedur Operasional dan Petunjuk Tekhnis yang berlaku di lingkup 39
komite pencegahan dan pengendalian infeksi
8. Literatur.

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


KOMITE PENCEGAHAN DAN Disahkan oleh
PENGENDALIAN INFEKSI
Direktur RSI. Assyifa

URAIAN TUGAS

IPCLN KOMITE PENCEGAHAN dr. Heri Heriyanto, MM.


DAN PENGENDALIAN INFEKSI

No. 04.05.UT.01 Terbit ke : 1 Tanggal 16 Mei 2016

XXXII. Kondisi Kerja


9. Ruangan yang representative.
10. Sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai.
11. Lingkungan kerja yang kondusif.

40

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

IRNA IRJ FARMASI LAB GIZI

IRNA IRJ LOG.FARMASI OPERATOR LOG.UMUM

LAUNDRY KOMITE PENCEGAHAN DAN IPSRS


PENGENDALIAN INFEKSI
ADMISSION (PPI) UMUM/TEHNISI

Kepala seksi
keperawatan

ADUM REKAM MEDIS IBS IGD

IGD IBS REKAM MEDIS UMUM/KEAMANAN

41

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


No Jabatan Unit Organisasi Dalam Hal
Penyediaan dan
Bidang Pelayanan PPI
IGD, Rawat Jalan, Rawat Inap, pemberian obat dan alkes
1 (program pengendalian
Kamar Bedah yang dibutuhkan.
infeksi)

hubungan koordinasi
untuk pembinaan etika
tenaga keperawatan,
mutu pelayanan
keperawatan, evaluasi
penyediaan, penggantian
2 Kepala Instalasi Rawat Rawat inap
dan penambahan alat
Inap
keperawatan dan
kebidanan yang diketahui
oleh Kepala Bidang
pelayanan Medis (SPO
terlampir)
Hubungan koordinasi
untuk pembinaan etika
tenaga keperawatan,
mutu pelayanan
keperawatan, evaluasi
penyediaan,
3 Instalasi rawat jalan Rawat jalan penggantian,
penambahan alat
keperawatan dan
kebidanan yang diketahui
oleh kepala Bidang
pelayanan Medis (SPO
terlampir) 42

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


Hubungan koordinasi
untuk pembinaan etika
tenaga keperawatan.mutu
pelayanan keperawatan,
evaluasi penyediaan,
4 Instalasi Gawat Darurat Unit gawat darurat penggantian, penambahan
alat keperawatan dan
kebidanan yang diketahui
oleh kepala Bidang
pelayanan Medis (SPO
terlampir)
Hubungan koordinasi
untuk pembinaan etika
tenaga keperawatan,
mutu pelayanan
keperawatan, evaluasi
penyediaan, penggantian,
5 Instalasi Kamar Bedah Kamar bedah penambahan alat
keperawatan dan
kebidanan yang diketahui
oleh kepala Bidang
pelayanan Medis ( SPO
terlampir

Hubungan koordinasi
Intalasi gizi, instalasi
melalui Bidang Pelayanan
6 Bidang lain labolatorium, unit farmasi,
Medis.
unit ipsrs, unit laundri dll

43

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. Kualifikasi Ketenagaan.
Jenis ketenagaan menurut Peraturan Pemerintah RI tahun No .32 Tahun 1996
tentang tenaga kesehatan
NO
KUALIFIKASI
JABATAN JUMLAH
PENDIDIKAN
SERTIFIKAT
Formal
1 IPCO Dr. umum PPI dasar 1
2 IPCN Minimal D-3 PPI dasar,IPCN 1
3 IPCLN rawat inap Minimal D-3 PPI dasar 6
4 IPCLN LABOLATORIUM Minimal D-3 PPI dasar 1
5 IPCLN GIZI Minimal D-3 PPI dasar 1
6 IPCLN IPSRS Minimal D-3 PPI dasar 1
7 IPCLN LINEN Minimal D-3 PPI dasar 1

44

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Kegiatan orientasi dilakukan pada setiap anggota yang masuk ke bagian Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Islam Assyifa. Pada tahap ini anggota
yang baru masuk dikenalkan tentang pemahaman PPIRS dan diberikan materi tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi serta pemahaman standar prosedur operasional yang
menyangkut Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Jangka waktu yang ditetapkan rumah
sakit untuk anggota dalam memahami materi dasar yang harus dikuasai adalah satu bulan.
Setelah satu bulan akan diuji oleh ketua komite.
Kegiatan orientasi juga dilakukan pada seluruh staf rumah sakit secara berkala,pada
karyawan baru dan mahasiswa harus mendapatkan orientasi sebelum mulai bekerja dan
mulai praktek.
A. Proses Orientasi
Hari Materi Waktu Pengarah Ket.
Semua staf rumah sakit 3 Hari IPCN
1 Sosialisasi tentang PPI 15 menit IPCN
Sosialisasi prinsip-prinsip 30 menit
pencegahan dan
pengendalian infeksi
Sosialisasi Hand hygiene dan 30 menit
simulasi

Karyawan baru dan


mahasiswa
2 Sosialisasi tentang PPI 15 menit IPCN
Sosialisasi prinsip-prinsip 30 menit
pencegahan dan
pengendalian infeksi
Sosialisasi Hand hygiene dan 30 menit
45
simulasi
EVALUASI 1 Hari

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


BAB X
PERTEMUAN / RAPAT
Rapat Harian
- Merupakan kegiatan rapat yang dilakukan secara rutin
- Meliputi rapat bulanan (laporan bulanan), rapat kordinasi bagian Komite PPI
- Kelengkapan rapat : undangan, daftar hadir, notulen rapat

Rapat Incidental
- Merupakan rapat yang diselenggarakan sewaktu – waktu apabila ada masalah segera
dibahas atau diselesaikan
- Jam, waktu, materi dan peserta rapat disesuaikan dengan kebutuhan
- Kelengkapan rapat : undangan, daftar hadir, notulen rapat

46

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |


BAB XI
PELAPORAN
LAPORAN HARIAN
MELIPUTI :
- TEMUAN KEJADIAN ILO
- TEMUAN KEJADIAN PHLEBITIS
- TEMUAN DEKUBITUS
- TEMUAN KEJADIAN ISK POST KATETER

LAPORAN BULANAN
- LAPORAN DEMOGRAFI PASIEN ISOLASI
- LAPORAN KEJADIAN TINDAKAN DI BAGIAN
- LAPORAN PENCAPAIAN PROKER
- LAPORAN SEPSIS
- LAPORAN KEJADIAN POST TINDAKAN MINOR IGD
- LAPORAN KEJADIAN ISK POST KATETER
- LAPORAN INDIKATOR PMKP
- LAPORAN KEJADIAN ILO
- LAPORAN KEJADIAN TERTUSUK JARUM
- LAPORAN OPERASI IMPLANT
- LAPORAN OPERASI NON IMPLANT
- LAPORAN PROGRAM KERJA
- LAPORAN REKAPITULASI KEJADIAN INOS
- LAPORAN JENIS OPERASI
- LAPORAN KEJADIAN DEKUBITUS
- LAPORAN KEJADIAN PHLEBITIS
- LAPORAN RENCANA PROGRAM KERJA

LAPORAN TAHUNAN
- LAPORAN PROGRAM KERJA TAHUNAN 47

- LAPORAN PEMBUATAN PROGRAM KERJA TAHUNAN

Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |

Anda mungkin juga menyukai