DISUSUN OLEH :
PAKET KEAHLIAN
PENGAWASAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN
PERIKANAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL
PERTANIAN DAN PERIKANAN
SMK NEGERI 1 MOJOSONGO BOYOLALI
TAHUN 2018/2019
i
MIKROBIOLOGI
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
PENGUJIAN MIKROBIOLOGI PADA PRODUK PERIKANAN DI
BALAI PENGUJIAN DAN PENERAPAN MUTU HASIL PERIKANAN
(BP2MHP) SEMARANG
Oleh :
1. Eka Putri Karima (11927)
2. Nur Hayati (11936)
3. Uut Fadia Utami (11977)
Disetujui Oleh :
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Kepala BP2MHP Semarang Kepala Seksi Pengujian
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO :
1. Hidup adalah pelajaran tentang kerendahan hati
2. Kegagalan terjadi karena terlalu banyak berencana tapi terlalu sedikit
berpikir
3. Berdoa tanpa berusaha adalah berbohong, berusaha tanpa berdoa adalah
sombong
4. Belajarlah dari masa lalu, hiduplah untuk saat ini dan berharap untuk masa
yang akan dating
5. Yakinkanlah dirimu atas apa yang kamu kerjakan karenakeraguan akan
membawa kita dalam jurang kegagalan
6. Jadikanlah orang-orang disekitarmu sebagai tolak ukur kesuksesan yang
akan kamu raih
7. Percayalah bahawa semua sudah ada yang mengatur dan jalannya terutama
tentang kesuksesan
8. Disiplin adalah kunci dari kesuksesan
9. Jadikanlah pengalamanmu sebagai gurumu
10. Rahasia keberhasilan adalah kerja dan belajar dari kegagalan
iv
PERSEMBAHAN :
1. Bapak Heryanto, S.Pt.,MM selaku Kepala SMK NEGERI 1 Mojosongo
yang telah memberikan izin dan kesempatan waktu dalam melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan.
2. Bapak Sutarno, SP selaku Ketua Program Studi Keahlian Agribisnis Hasil
Pertanian dan Perikanan (AHPP).
3. Bapak Hadi Triwinarno, S.TP selaku pembimbing di SMK NEGERI 1
Mojosongo yang telah memberi pengarahan,bimbingan, dan bekal untuk
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
4. Ibu Rini Susianawati.S.Pi.M.Si dan Herdiana Endah K, A.Md selaku
pembimbing kami di BP2MHP yang telah memberi bimbingan dan
pengarahan.
5. Orang tua kami yang telah banyak membantu baik material maupun
spiritual.
6. Teman-teman yang kami cintai.
7. Semua pihak yang telah membantu terselesainya Praktik Kerja Lapangan
ini yang tidak bias kami sebutkan satu per satu.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, atas berkat rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Lapangan ini dengan lancar.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) mempunyai manfaat yang dapat
menambah pengetahuan, memantapkan kompetensi, rasa tanggung jawab,
kemandirian dan kematangan pola pikir serta kedisiplinan kerja dalam dunia kerja
yang sesungguhnya. Dengan selesainya penusunan laporan ini, tidak lupa penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung dan
membantu dalam penyususan laporan Prakti Kerja Lapangan ini, antara lain :
1. Bapak Heryanto S.PT.,MM selaku Kepala SMK Negeri 1 Mojosongo,yang telah
berkenan memberi izin kepada kami untuk melaksanakan praktik Kerja
Lapangan di BP2MHP Semarang.
2. Bapak Sutarno selaku Ketua Program Studi Keahlian Agribisnis Hasil Pertanian.
3. Bapak Hadi Triwinarno, S. TP selaku Pemimbing Kejuruan Yang telah memberi
bimbingan serta saran kepada kami.
4. Teman - teman semua yang mendukung kami.
5. Bapak dan Ibu dirumah yang selalu memberi motivasi serta dukungan kepada
kami.
6. Serta semua pihak yang membantu sehingga tersusun laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, maka
dari itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Harapan penyusun semoga laporan ini dapat digunakan dan bermanfaat
sebagai mana mestinya.
Semarang, September 2018
Penyusun.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
I PENDAHULUAN ...............................................................................................1
A Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan .....................................................1
B Tujuan Praktik Kerja Lapangan ..................................................................2
C Manfaat Praktik Kerja Lapangan ................................................................2
D Sasaran ........................................................................................................3
E Target ..........................................................................................................3
F Tempat dan waktu kegiatan ........................................................................4
G Daftar peserta ..............................................................................................4
vii
IV METODE DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN.....25
A. Metode Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan............................................25
B. Bidang – bidang Kegiatan yang Dikerjakan ..............................................25
C. Alat dan Bahan Pengujian ..........................................................................26
D. Pengoperasian Pengujian ...........................................................................31
VI PENUTUP ......................................................................................................63
A. Kesimpulan ................................................................................................63
B. Saran ..........................................................................................................63
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
mikrobia pembuhuk terutama bakteri. Pada daging tersebut tersedia sumber-
sumber zat makanan makromolekul dan mikromolekul serta metabolit-
metabolit sederhana yang secara langsung dapat digunakan oleh mirobia.
Lebih-lebih dalam kadar air dan aktifitas air yang dimiliki oleh ikan sangat
sesuai untuk pertumbuhan bakteri disamping itu pembusukan ikan disebabkan
oleh banyaknya enzim yang masih aktif yang ada pada tubuhnya. Proses
pembongkaran senyawa-senyawa oleh enzim-enzim yang ada dalam tubuh
ikan disebut dengan proses otolisa. Sejak ikan menjadi mati, otolisa dan
pembusukan ikan oleh bakteri segera berlangsung. Dalam waktu yang tidak
lama, ikan sudah akan menjadi busuk. Secara fisik perubahannya mula-mula
terlihat daging menjadi kaku, kemudian lemas dan akhirnya menjadi busuk.
Biasanya dalam waktu 6-7 jam sesudah ikan mati, ikan sudah akan mulai
membusuk.
Hal ini berkaitan dengan perubahan-perubahan biokimia dalam daging
ikan sehingga perlu dilakukan uji secara laboratorium seperti yang dilakukan
BP2MHP Semarang dengan uji mikrobiologi pada produk perikanan
diantaranya yaitu ALT (Angka Lempeng Total), Escerecia Coli, Coliform,
Salmonella dan Vibrio Cholerae.
B. Tujuan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
2
Vibrio cholerae, jamur dan Salmonella pada produk – produk perikanan.
Serta diharapkan siswa mampu membandingkan pengujian yang dilakukan di
sekolah dan di BP2MHP Semarang.
2. Manfaat bagi sekolah
a. Terjalinnya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara
sekolah dengan Du/Di (dunia usaha / dunia industri).
b. Meningkatkan kualitas lulusannya melalui kerja selama PKL.
c. Mengembangkan program sekolah melalui sinkronisasi kurikulum,
proses pembelajaran, teaching factory dan pengembangan sarana dan
prasarana berdasarkan hasil pengamatan di tempat PKL.
d. Meningkatkan kualitas lulusan.
3. Manfaat bagi dunia kerja
a. DU/DI lebih dikenal masyarakat khususnya masyarakat sekolah
b. Adanya masukan yang positif dan kontruksif dari SMK untuk
perkembangan DU/DI
c. DU/DI dapat mengembangkan proses dan/ produk melalui optimalisasi
peserta PKL
d. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhannya
e. Meningkatkan citra positif DU/DI karena dapat berkontribusi terhadap
dunia pendidikan sekaligus sebagai implementasi dari Impres No. 9
tahun 2006
D. Sasaran
Sasaran yang ingin kami capai selama pkl di BP2MHP Semarang adalah:
a. Teknik pengambilan contoh
b. Pengujian mutu ikan
c. Managemen pengendalian mutu
E. Target
Target yang ingin kami capai selama pkl di BP2MHP Semarang adalah :
a. Teknik pengambilan contoh
3
i. Melaksanakan pengambilan contoh hasil pertanian dan perikanan
berbentuk cair
ii. Melaksanakan pengambilan contoh hasil pertanian dan perikanan
berbentuk padat
b. Pengujian mutu pangan
i. Melaksanakan pengujian mutu ikan
ii. Melaksanakan pengujian mutu hasil perikanan selain ikan
iii. Melaksanakan pengujian mutu produk olahan dari ikan
iv. Melaksanakan pengujian mutu produk olahan dari hasil perikanan
selain ikan
c. Managemen pengendalian mutu
i. Menalar rencana pengendalian mutu hasil pertanian dan perikanan
ii. Melaksanakan pengendalian mutu hasil pertanian dan perikanan
iii. Mengolah, menalar, dan menyajikan data dalam bentuk table
iv. Mengolah menalar dan menyajikan data dalam bentuk diagram dan
grafik
v. Membuat bagan pengendali
vi. Mengolah, menalar, dan menyajikan data secara statistic
vii. Mengadministrasi hasil pengendalian mutu hasil pertanian dan
perikanan dalam bentuk laporan
F. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan telah dilaksanakan siswa pada :
Tanggal : 2 Juli s.d 14 September 2018
Tempat : Balai Penerapan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan
(BP2MHP) Semarang
G. Peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Peserta yang telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di BP2MHP
Semarang, sebanyak 3 siswa (mikrobiologi) :
1. EKA PUTRI KARIMA (11927)
2. NUR HAYATI (11936)
3. UUT FADIA UTAMI (11977)
4
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Parameter untuk menentukan kesegaran ikan terdiri atas faktor-faktor
fisikawi, sensori/organoleptik/kimiawi dan mikrobiologi. Kesegaran ikan dapat
dilihat dengan metode sederhana dan lebih mudah dibandingkan dengan metode
lainnya dengan melihat kondisi fisik, yaitu sebagai berikut :
1. Kenampakan luar
Ikan yang masih segar mempunyai kenampakan cerah dan tidak suram.
Keadaan itu karena belum banyak perubahan biokimia yang terjadi. Metabolisme
dalam tubuh ikan masih berjalan sempurna. Pada ikan tidak diketemukan tanda-
tanda perubahan warna, tetapi secara berangsur warna makin suram, karena
timbulnya lendir sebagai akibat berlangsunya proses biokimiawi lebih lebih lanjut
dan berkembangnya mikrobia.
2. Lenturan daging ikan
Daging ikan segar cukup lentur jika dibengkokkan dan segera akan kembali
ke bentuknya semula apabila dilepaskan. Kelenturan ini dikarenakan belum
terputusnya jaringan pengikat pada daging, sedangkan pada ikan busuk jaringan
pengikat banyka mengalami kerusakan dan dindinng selnya banyak yang rusaak
sehingga daging ikan kehilangan kelenturan.
3. Keadaan mata
Kualitas ikan ditentukan oleh dagingnya. Ikan yang masih segar, berdaging
kenyal. Daging ikan yang belum kehilangan cairan daging kelihatan basah dan
pada permukaan tubuh belujm terdapat banyak lendir yang menyebabkan
kenampakan ikan menjadi suram/kusam dan tidak menarik.
7
5. Keadaan insang dan sisik
Warna insang dapat dikatakan sebagai indicator. Ikan yang masih segar
berwarna cerah merah, sedangkan ikan yang tida segar berwarna coklat gelap.
Insang merupakan pusat darah mengambil oksigen mengambil air. Ikan yang mati
mengakibatkan peredaran darah berhenti, bahkan sebaliknya dapat teroksidasi
sehingga warnanya berubah menjadi merah gelap. Sisik ikan dapat menjadi
parameter kesegaran ikan, untuk ikan bersisik jika sisiknya mesih mgelekat kuat,
tidak mudah dilepaskan dari tubuhnya tersebut berarti ikan masih segar.
B. Mikroorganisme
C. Uji Mikrobiologi
Uji mikrobiologi merupakan salah satu uji yang penting, karena selain dapat
menduga daya tahan simpan suatau makanan juga dapat digunakan sebagai
indikator sanitasi makanan. Pegujian mikrobiologi diantaranya meliputi uji
kuantitaftif untuk menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif
8
bakteri patogen untuk menentukan tingkat keamanannya, dan uji bakteri indikator
untuk mengetahui tingkat sanitassi makanan tersebut.
Ikan secara alamiah sudah membawa organisme sehingga pada saat hidup
memiliki kemampuan untuk mengatassi aktivitas mikroorganisme sehingga tidak
terlihat selamaikan masih hidup. Mikroorganisme yang dominan penyebab
kerusakan berupa bakteri karena kandungan proteinya tinggi, dan pH daging ikan
mendekati netral sehingga menjadi media yang cocok untuk pertumbuhan bakteri
(Adawiyah, 2007)
9
agar, maka mikroorganisma tersebut akan tumbuh dan berkembang biak dengan
membentuk koloni yang dapat langsung dihitung.
Populasi bakteri dihitung dengan cara mengencerkan sampel atau bahan uji,
dilanjutkan dengan melakukan inokulasi semua hasil pengenceran didalam media
pelat. Jumlah koloni yang dapat tumbuh pada pelat dihitung secara manual
dengan bantuan “Colony Counter”. Jumlah koloni yang memenuhi ketentuan
perhitungan adalah 25-30 sampai 250-300 koloni pada media pelat.
Artinya: Bila percobaan menunjukan data terdapat populasi 20 koloni pada
pelat hasil pengenceran ke-4 dan 200 koloni pada pengenceran ke-3, maka
kesimpulannya adalah bahan uji mengandung = 200 x 10³ = 200.000 koloni
bakter / mL atau perhitungan berdasarkan pada koloni yang tumbuh pada hasil
pengenceran ke-3.
Metode ini dapat dianggap yang paling sensitive kerena sel hidup yang
dapat terhitung, beberapa jenis mikroorganisme dapat dihitung sekaligus dan
dapat digunakan utuk isolasi dan identifikasi karena koloni yang terbentuk
mungkin berasal dari satu sel induk.
Uji angka lempeng total dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik
cawan tuang (pour plate) dan teknik sebaran (spread plate). Pada prinsipnya
dilakukan pengenceran terhadap sediaan yang diperiksa kemudian dilakukan
penanaman pada media lempeng agar. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada
lempeng agar dihitung setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai.
Perhitungan dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300.
Angka lempeng total dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan
dikalikan faktor pengenceran.
Jika sel jasad renik yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar,
maka sel jasad renik tersebut akan berkembang biak membentuk koloni yang
dapat dilihat langsung dan dapat dihitung dengan menggunakan mata tanpa
mikroskop. Metoda hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitive untuk
menentukan jumlah jaasad renik karena beberapa hal yaitu :
10
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identitas jasad renik karena koloni yang
terbentuk mungkin berasal dari jasad renik yang menetap menampakkan
pertumbuhan yang spesifik.
1. Escherichia coli
11
Berdasarkan mekanisme dalam menimbulkan penyakit, serologi
dan epidemologi, bakteri Escherichia coli dibedakan menjadi beberapa tipe
:
1. Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC)
Strain E.coli dari tipe ini tidak memproduksi racun dan sifat-sifat
patogennya tidak jelas. Pemeriksaan terakhir untuk tipe ini dilakukan
dengan slide aglutinasi menggunakan sera diagnostika.
2. Enterotoxicgenic Escherichia coli (ETEC)
Strain Escherichia coli dari tipe ini dapat memproduksi
racun, stable dan/ataulabile toxin. Stable toxin yaitu racun yang tahan
panas, sedangkan labile toxin yaitu racun yang tidak tahan panas. Racun-
racun itu dapat menimbulkan diare seperti pada cholera. Stable toxin (ST)
dapat diperiksa dengan percobaan biologis menggunakan infant mice umur
maximum 4 hari sedangkan labile toxin (LT) dapat diperiksa dengan
ELISA test.
3. Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC)
Strain Escherichia coli tipe ini dapat menimbulkan penyakit diare
seperti pada Shigella. Identifikasi bakteri ini dapat dilakukan dengan Sereny
test yaitu dengan meneteskan suspensi pekat bakteri ini pada mata marmut.
4. Enterohaemorrhagic Escherichia coli (EHEC)
Escherichia coli serotipe 0157 ini dapat memproduksi Vero
Cytotoxin yang dapat menimbulkan diare berdarah atau Haemorrhagic
Colitis (HC) dan Haemolytic Ureamic Syndrome (HUS). Identifikasi
bakteri ini dapat dilakukan dengan reagent kit Escherichia coli 0157 latex
test (Soemarno, 2000).
2. Colifrom
Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik
lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform fekal adalah bakteri
indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal
menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti
berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen.
12
Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan
sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri
Coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi,
Coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform,
artinya, kualitas air semakin baik (FRIEDHEIM,2001).
Bakteri Coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting
kualitas air minum. Kelompok bakteri Coliform terdiri atas Eschericia coli,
Enterobacter aerogenes, Citrobacter fruendii, dan bakteri lainnya.
Meskipun jenis bakteri ini tidak menimbulkan penyakit tertentu secara
langsung, keberadaannya di dalam air minum menunjukkan tingkat
sanitasi rendah. Oleh karena itu, air minum harus bebas dari semua jenis
coliform. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri Coliform, semakin
tinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup
dalam kotoran manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri patogen-yang
kemungkinan terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau
hewan berdarah panas-adalah Shigella, yaitu mikroba penyebab gejala
diare, deman, kram perut, dan muntah-muntah (Official Chemical Method,
1979). Jenis bakteri coliform tertentu, misalnya E coli O:157:H7, bersifat
patogen dan juga dapat menyebabkan diare atau diare berdarah, kram
perut, mual, dan rasa tidak enak badan (Dad,2000).
F. Salmonella
13
serangga, penanganan bahan mentah, dan lain sebagainya. Semakin tinggi tingkat
cemaran Salmonella pada suatu produk maka akan semakin tinggi juga infeksi
yang dapat timbul pada orang yang mengkonsumsinya. Sama halnya dengan
penentuan bakteri Escherichia coli dan Coliform, penentuan bakteri Salmonella
juga dapat dilakukan dengan uji mikrobiologi yang dilakukan sesuai dengan
standar yang telah dibuat.
14
G. Vibrio Cholerae
15
desa yang berpenduduk padat tidak hanya meningkatkan pertumbuhan bakteri
koliform akan tetapi juga meningkatkan jumlah bakteri patogen seperti
Salmonella, Shigella dan Vibrio cholera.
Berdasarkan pengamatan visual terhadap bakteri patogen spesies Vibrio,
maka bakteri ini dapat dibedakan berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran koloni
yang tumbuh pada media TCBS agar setelah masa inkubasi 24 - 48 jam pada suhu
kamar (30°C). TCBS adalah media yang lebih dianjurkan untuk kultur tinja,
dimana sebagian besar galur menghasilkan koloni-koloni yang berwarna biru-
hijau (sukrosa negatif).
16
BAB III
A. Sejarah Berdirinya
17
Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 105 tahun 2016, BP2MHP Semarang
merupakan unsur pelaksanaan tugas teknis operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang tertentu di bidang pengujian dan penerapan mutu hasil perikanan.
BP2MHP Semarang dipimpin oleh Kepala Balai yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. BP2MHP Semarang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) mempunyai tugas melaksanakan tugas teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu Dinas di bidang pengujian
dan penerapan mutu hasil perikanan.
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan
fungsinya.
Adapun Visi dan Misi dari Balai Pengujian dan Penerapan Mutu Hasil
Perikanan yaitu :
1. Visi
2. Misi
18
3. Menjamin hasil pengujian produk perikanan yang cepat, tepat dan akurat
sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).
B. Bidang Usaha
1. Organoleptik
2. Bidang Usaha
3. Kimia
19
Plumbum SNI 01-2354.6-2006
Lantai dasar digunakan untuk ruang penerimaan contoh, ruang analis, ruang
organoleptik,ruang pertemuan. Lantai dua digunakan untukruang pembuatan
media, laboratorium mikrobiologi,laboratorium kimia, ruang sterilisasi,ruang
arsip, ruang pencucian. Laboratorium mikrobiologi berdekatan dengan ruang
pencucian untuk menegah terjadinya kontaminasi silang sehingga dapat langsung
ditangani dengan cara diui baik alat maupun bahan yang digunakan. Alat yang
sudah dicuci akan masuk dalam ruang sterilisasi.
20
terdiri dari bilik-bilik berjumlah 6 buah yang berhubungan dengan ruang dapur
organoleptik. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam penyajian sampel atau
produk yang akan diuji. Pemberian bilik pada ruang panelis bertujuan untuk
mencegah interaksi antar panelis secara langsung, sehingga para panelis dapat
bersifat objektif dalam penilaian dan tidak mempengaruhi hasil pengujian.
2. Ruang laboratorium mikrobiologi
Laboratorium mikrobiologi merupakan ruangan steril dan higienis sebagai
tempat untuk melakukan pengujian mikrobiologi. Pengujian mikrobiologi yang
dilakukan meliputi pengujain angka lempeng total (ALT), pengujian bakteri
Salmonella, Coliform, Eschericia coli, Vibrio chlorella, dan Jamur. Peralatan dan
bahan yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi dimonitor setiap satu
bulan sekali.
3. Laboratorium kimia
Laboratorium kimia merupakan ruangan yang digunakan untuk melakukan
pengujian secara kimia. Laboratorium kimia dapat digunakan untuk berbagai uji
antara lain uji kadar proksimat pada bahan pangan, kadar air dan abu, logam berat,
kadar formalin, kadar anti biotik dan uji kesegaran ikan (Total Volatile Base).
Peralatan yang ada di laboratorium kimia meliputi timbangan analitik, blender,
Elisa reader, ruang asam, destilator, Atomic Abrsoption Spectrofotometry,
sentrifuges, furnace, oven, soxhclete, kjeldahl, peralatan glass, dan lain-lain.
Peralatan dan bahan yang digunakan akan dimonitori dan dilakukan kalibrasi
beserta standarisasi dalam kurun waktu 3 bulan sekali.
4. Ruang pembuatan media
Ruang pembuatan media merupakan ruangan yang digunakan untuk
membuat berbagai media yang digunakan untuk melakukan pengujian secara
mikrobiologi. Pembuatan media dilakukan dengan menggunakan aquabidest dan
dilakukan secara aseptis. Jumlah media yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan
media yang dibutuhkan saat pengujian.
5. Ruang sterilisasi
Ruang sterilisasi memiliki luas sebesar 12 m2. Ruangan ini digunakan untuk
mensterilkan peralatan dan media yang digunakan dalam pelaksanaan pengujian.
21
Ruang sterilisasi dilekangkapi dengan 2 autoclave (manual dan otomatis), 2 oven
dan lemari peralatan steril. Sterilisasi dilakukan dengan dua metode yaitu
sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Sterilisasi basah dilakukan menggunakan
autoclave (manual dan otomatis) dengan suhu 1210C selama 15 -20 menit.
Peralatan yang disterilisasi dengan metode sterilisasi basah yaitu erlenmyer dan
beaker glass. Sedangkan sterilisasi kering dilakukan dengan menggunakan 2 oven
dengan suhu 1210C. Peralatan yang disterilisasi dengan metode sterilisasi kering
yaitu petridisk.
6. Ruang inkubasi
Ruang inkubasi memiliki luas sebesar 12 m2. Ruangan ini digunakan untuk
menginkubasi biakan mikroba yang akan ditumbuhkan, sehingga mikroba tersebut
dapat tumbuh dengan baik. Peralatan yang ada dalam ruang inkubasi antara lain
inkubator, refrigator, dan kulkas. Pengecekan peralatan dilakukan setiap satu hari
sekali dengan malihat suhu pada masing-masing peralatan yangb digunakan. Hal
ini bertujuan untuk mengecek apakah biakan yang ditumbuhkan dapat tumbuh atau
tidak.
7. Ruang pencucian
Ruang pencucian memiliki luas 9 m2. Ruang pencucian digunakan untuk
membersihkan dan mencuci peralatan yang telah digunakan selama pengujian.
Media yang telah digunakan didestruksi terlebih dahulu sebalum dicuci. Destruksi
dilakukan untuk membunuh mikroba yang tumbuh pada media sehingga tidak
mengakibatkan pencemaran.
8. Ruang penerimaan contoh pengujian dan tata usaha
Ruang peneriamaan contoh pengujian dan tata usaha memiliki luas sebesar
12 m2. Ruangan ini digunakan untuk menerima contoh atau sampel yang akan
diujikan dari pengguna jasa pengujian. Masing-masing sampel yang telah masuk
diberi kode agar tidak tertukar antara sampel satu dengan sampel yang lain.
Pemberian kode juga dimaksudkan untuk para panelis dalam melakukan uji dapat
bersikap objektif dalam melakukan pengujian. Ruang tata usaha berfungsi untuk
melakukan registrasi dan pengambilan hasil uji dari sampel yang telah diselesaikan
22
kepada pihak yang meminta uji. Tata usaha bertanggung jawab terhadap
penyediaan bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan dalam laboratorium.
9. Ruang pimpinan
Ruang ini digunakan untuk ruang kerja kepala Balai Pengujian dan
Penerapan Mutu Hasil Perikanan (BP2MHP), Semarang.
10. Ruang pertemuan
Ruang pertemuan digunakan untuk melakukan rapat oleh kepala dan staff
karyawan BP2MHP, serta pertemuan dari kunjungan pemerintah maupun instansi
lainnya.
11. Ruang staff laboratorium (analis)
Ruang staff laboratorium digunakan sebagai ruang kerja staf atau analis
diluar pekerjaan laboratorium. Ruang ini digunakan untuk keperluan menyimpaan
data hasil pengujian, monitoring, serta data penting lainnya.
12. Ruang AAS
Ruang AAS digunakan untuk menyimpan alat Atomic Absorbtion
Spectrophotometry yang digunakan untuk pengujian kadar logam (Hg, Pb, dan Cd)
pada produk hasil perikanan.
13. Ruang tamu
Ruang tamu memiliki luas 20 m2 digunakan untuk menerima tamu sekaligus
untuk berkomunikasi dengan orang dari luar BP2MHP.
14. Mushola
Mushola memiliki luas 9 m2 digunakan untuk melakukan ibadah yang dapat
digunakan oleh staff balai dan sebagainya.
15. Perpustakaan
Ruang perpustakaan memiliki luas 9 m2 digunakan untuk menempatkan
buku-buku referensi terkait pengujian yang ada dan kumpulan laporan PKL di
BP2MHP.
16. Kamar mandi dan WC
Kamar mandi terdiri dari 8 buah. Masing-masing berada di ruang pengujian
terdapat 2 kamar mandi di lantai atas dan 2 kamar mandi di lantai bawah.
17. Dapur
23
Dapur digunakan untuk membuat makanan dan minuman para staff pada
saat jam istirahat.
18. Gudang
Ruangan ini digunakan untuk menyimpan barang – barang inventaris
laboratorium.
19. Rumah dinas
Tempat ini digunakan untuk tempat istirahat kepala balai dan juga untuk
tempat tinggal karyawan ataupun siswa dan mahasisa yang sedang melaksanakan
PKL ataupun magang.
20. Pos jaga
Pos ini difungsikan untuk tempat staff ataupun karyawan yang melakukan
jadwal piket malam.
24
E. Struktur Organisasi
Kepala BP2MHP
Ir.SRI ASTUTI,M.Si
NIP:19610907 198902
NUR ARIF
YENI SULISTIYANI, S.kel,M.Si
KURNIAWAN,S.Pi
NIP. 19840403 201012 2 002 EKO SUHARTONO
NIP. 19760115 200901 1 004
RADIS YUDIANTONO,A.Md
AGUS CHRISTIYANTO
TRI WINARNO S E
WAGIYAH
25
BAB IV
METODE DAN PELAKSANAAN
Cara atau metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan praktik kerja
lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 2 Juli sampai dengan 14 September 2018
di BP2MHP Semarang adalah sebagai berikut :
e. Mencatat data primer maupun data sekunder dan sumber-sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan dari kegiatan pratik yang dilakukan.
3. Salmonella
4. Vibrio cholera
26
C. Alat dan Bahan Pengujian
A. Alat
2. Erlenmeyer
3. Incubator 35°C
4. Gunting
5. Cawan Petri
6. Botol Pengencer
7. Bunsen
8. Tabung Reaksi
10. Mikropipet
12. Spatula
13. Stomacher
B. Bahan
27
Bahan pada pengujian ALT Air
produk
A. Alat
2 Erlenmeyer
3 Incubator 35°C
4 Waterbath 42°C
5 Gunting
6 Cawan Petri
7 Botol Pengencer
8 Bunsen
9 Tabung Reaksi
11 Mikropipet
12 Pipet ukur
13 Spatula
14 Stomacher
15 Vortex mixer
16 Tabung durham
1. EC Broth
28
2. Indikator MR
9. Pereaksi Kovacks
10. Pereaksi Vp
Air
A. Alat
1. Inkubator 37 oC
3. pH meter
4. Vacuum pump
5. Vacuum flask
7. Membran 0,45 µm
8. Pinset
9. Bunsen
29
10. Korek api
13. Erlenmeyer
15. Spatula
B. Bahan
2. Tryptophan broth
4. Pereaksi kovaks
A. Alat
1. Pinset
2. Bunsen
3. Gelas ukur
4. Botol sampel
6. Incubator 35̊
7. Jarum ose
30
8. Alcohol
9. Pipet volume
B. Bahan
1. LB (Lactose Broth)
6. LIA
1. Incubator
2. Botol pengencer
3. Tabung durham
4. Cawan petri
5. Tabung reaksi
6. Jarum ose
7. Pipet volum
9. Vortex
31
B. Bahan vibrio cholera
D. Pengoperasian Pengujian
A. Pada produk
32
8. Hasil dari pengenceran pertama, kedua, dan ketiga dimasukkan ke
dalam tabung reaksi berisi LTB 9 ml sebanyak 1 ml (masing-masing
pengenceran terdapat 3 tabung reaksi)
9. Kemudian diinkubasi selama 48 jam dengan suhu 35oC untuk
kemudian diamati
32
B. Pada air
33
Penegasan Coliform
1. Dari tabung LTB yang positif diambil 1 ose ke media BGLB sebanyak 9
ml.
2. Diinkubasi selama 48 jam pada suhu 35⁰C , kemudian diamati.
Pendugaan E.Coli
1. Dari tabung LTB yang positif , diambil satu ose ke media Ec.Broth
sebanyak 9 ml.
2. Diinkubasi selama 48 jam di water bath pada suhu 45⁰C , kemudian
diamati.
3. Jika Ec.Broth positif , diambil satu ose digores ke media LEMB.
4. Diinkubasi selama 48 jam pada suhu 35⁰C.
34
Gambar 6. Skema Pengujian E. coli dan Coliform
35
4. Siapkan sampel yang akan diuji. Sampel berupa air akan langsung
9. Buka filter holder dan ambil membran kemudian tanam pada media
15. Ambil koloni dengan jarum ose pada media TSA dan goreskan
36
3 Sampel dihancurkan menggunakan stomacher
4 Pelarut LB diencerkan dengan pengenceran pertama 225 ml, lalu
dimasukkan kedalam botol sampel
5 Sampel dimasukkan kedalam botol sampel yang berisi pelarut LB
225 ml
6 Botol sampel dihomogenkan dan diinkubasi selama 24 jam pada
suhu 35oC
7 Setalah diinkubasi, sampel diambil menggunakan jarum ose,
kemudian digoreskan pada cawan petri yang berisi media HE,
XLD, BSA
8 Cawan petri yang telah digoreskan diikubasi selama 24 jam pada
suhu 35oC
37
4. Prosedur Kerja Pengujian Vibrio Cholerae
1. Timbang sampel 25 gram.
2. Tambahkan ke dalam larutan APW sebanyak 225 ml, dan homogenkan
menggunakan vortex.
3. Larutan sampel diambil 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang sudah diberi APW 9 ml pada pengenceran kedua.
4. Pengenceran ketiga, diambil 1ml dari pengenceran kedua.
5. Hasil pengenceran pertama , kedua dan ketiga diimkubasi selama
24 jam pada suhu 36⁰C.
6. Pengenceran pertama , kedua , dan ketiga diambil satu ose dan
digores ke media TCBS.
7. Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 36⁰C.
8. Jika positif (koloni berwarna kuning) , ambil koloni dan digores ke
TSI dan KIA.
9. Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 36⁰C , lalu diamati.
38
39
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Hasil Pengujian Angka Lempeng Total (ALT) produk segar
40
Ikan 10ˉ²a 11
Layang 10ˉ²b 5
Segar (Kra 10ˉ³a 1
Putri Mas
8 425 809 500000 Memenuhi
Jaya Palka
Pertama 10ˉ³b 0
Lapisan
Bawah)
Ikan 10ˉ²a 14
Layang 10ˉ²b 7
9 Segar (Kra 10ˉ³a 1
Putri Mas
426 1045 500000 Memenuhi
Jaya Palka
Terakhir 10ˉ³b 1
Lapisan
Atas)
Ikan 10ˉ²a 32
Layang 10ˉ²b 16
Segar (Kra 10ˉ³a 2
10 Putri Jaya
427 3200 500000 Memenuhi
Mas Palka
Terakhir 10ˉ³b 1
Lapisan
Tengah)
Ikan 10ˉ²a 9
Layang 10ˉ²b 9
Segar (Kra 10ˉ³a 0
Putri Jaya
11 428 900 500000 Memenuhi
Mas Palka
Terakhir 10ˉ³b 0
Lapisan
Bawah)
Ikan 10ˉ²a 28
Layang 10ˉ²b 25
Segar (Kra 10ˉ³a 7
Merdeka
12 429 2650 500000 Memenuhi
Palka
Pertama 10ˉ³b 1
Lapisan
Atas)
41
Ikan 10ˉ²a 115
Layang 10ˉ²b 64
Segar (Kra 10ˉ³a 10
Merdeka
13 430 8950 500000 Memenuhi
Palka
Pertama 10ˉ³b 10
Lapisan
Tengah)
Ikan 10ˉ²a 37
Layang 10ˉ²b 36
Segar 10ˉ³a 3
(Kra
14 431 Merdeka 3650 500000 Memenuhi
Palka
Pertama 10ˉ³b 3
Lapisan
Bawah)
Ikan 10ˉ²a 16
Layang 10ˉ²b 5
Segar 10ˉ³a 2
(Kra
15 432 Merdeka 1095 500000 Memenuhi
Palka
Terakhir 10ˉ³b 0
Lapisan
Atas)
Ikan 10ˉ²a 13
Layang 10ˉ²b 12
Segar (Kra
Merdeka 10ˉ³a 5
16 433 1454 500000 Memenuhi
Palka
Terakhir
10ˉ³b 2
Lapisan
Tengah)
Ikan 10ˉ²a 14
Layang 10ˉ²b 6
Segar (Kra
Merdeka 10ˉ³a 3
17 434 1090 500000 Memenuhi
Palka
Terakhir
10ˉ³b 1
Lapisan
Bawah)
42
Ikan 10ˉ²a 139
Manyung 10ˉ²b 114
18 435 Segar Bu 10ˉ³a 56 17700 500000 Memenuhi
Siti
Sulasih 10ˉ³b 45
Ikan 10ˉ²a 3
Layang 10ˉ²b 1
Segar (Sri
Untari 10ˉ³a 1
19 443 190 500000 Memenuhi
KM.
Barokah 1
10ˉ³b 0
Lapisan
Atas)
Ikan 10ˉ²a 1
Layang 10ˉ²b 0
Segar (Sri
Untari 10ˉ³a 0
20 444 100 500000 Memenuhi
KM.
Barokah 1
10ˉ³b 0
Lapisan
Tengah)
43
Ikan Layang 10ˉ²a 2
Segar (KM. 10ˉ²b 1
25 449 Bahun Palka 150 500000 Memenuhi
1 Lapisan 10ˉ³a 0
Atas) 10ˉ³b 0
10ˉ²a 77
10ˉ²b 70
2 439 Cumi-Cumi 10954 500000 Memenuhi
10ˉ³a 60
10ˉ³b 34
10ˉ²a 7
Bandeng/ 10ˉ²b 3
3 440 545 500000 Memenuhi
Milk Fish 10ˉ³a 1
10ˉ³b 1
10ˉ²a 63
10ˉ²b 19
4 441 Ikan Kerapu 4238 500000 Memenuhi
10ˉ³a 7
10ˉ³b 0
44
3. Hasil pengujian Angka Lempeng Total (ALT) produk olahan
10ˉ²a 27
10ˉ²b 12
6 380 Panko Ebi 1950 500000 Memenuhi
10ˉ³a 0
10ˉ³b 0
10ˉ²a 198
Nobashi 10ˉ²b 155
7 381 25363 500000 Memenuhi
Ebi 10ˉ³a 105
10ˉ³b 100
45
10ˉ²a 98
10ˉ²b 20
8 382 Pd/Qf 9800 500000 Memenuhi
10ˉ³a 20
10ˉ³b 1
10ˉ²a 117
10ˉ²b 114
9 383 Broken 16818 500000 Memenuhi
10ˉ³a 56
10ˉ³b 30
10ˉ²a 90
Udang 10ˉ²b 39
10 41 7476 50000 Memenuhi
Kering 10ˉ³a 28
10ˉ³b 10
10ˉ²a 5
10ˉ²b 2
11 42 Ikan Kering 350 50000 Memenuhi
10ˉ³a 0
10ˉ³b 0
10ˉ²a 2
Udang 10ˉ²b 2
12 43 272 50000 Memenuhi
Balado 10ˉ³a 1
10ˉ³b 1
10ˉ²a 1
Kripik Sirip 10ˉ²b 0
13 45 100 ˗ Proses SNI
Lele Pamuji 10ˉ³a 0
10ˉ³b 0
10ˉ²a 1
Kripik Kulit 10ˉ²b 0
14 46 100 ˗ Proses SNI
Lele Pamuji 10ˉ³a 0
10ˉ³b 0
10ˉ²a 1
Kripik 10ˉ²b 1
15 47 Daging 142 ˗ Proses SNI
Lele Pamuji 10ˉ³a 1
10ˉ³b 0
10ˉ²a 1
10ˉ²b 0
16 399 CM Spesial 100 10000 Memenuhi
10ˉ³a 0
10ˉ³b 0
46
10ˉ²a 5
10ˉ²b 3
17 400 CM Claw 380 10000 Memenuhi
10ˉ³a 2
10ˉ³b 0
Ikan 10ˉ²a 113
Manyung 10ˉ²b 33
18 413 7300 100000 Memenuhi
Asap Bu 10ˉ³a 21
Khotijah 10ˉ³b 21
Ikan 10ˉ²a 34
Manyung 10ˉ²b 23
19 414 3350 100000 Memenuhi
Asap Bu 10ˉ³a 4
Safa'atun 10ˉ³b 2
Ikan 10ˉ²A 3
Manyung 10ˉ²B 0
20 436 300 100000 Memenuhi
Asap Bu 10ˉ³A 0
Siti Sulasih 10ˉ³B 0
10ˉ²A 14
Dried 10ˉ²B 8
21 442 Fish/Shark 1095 500000 Memenuhi
Fish 10ˉ³A 1
10ˉ³B 0
1a 180 307
Air 1b 140 300
1 367 2459 4145 100 20 Tidak layak
Proses 2a 121 179
2b 100 135
1a 300 288
Air 1b 271 271
2 416 4713 4481 100 20 Tidak layak
Proses 2a 269 247
2b 197 180
1a 296 289
Air 1b 288 214
3 437 4004 3845 100 20 Tidak layak
Proses 2a 197 173
2b 100 170
47
1a 180 114
Air Es 1b 170 96
4 461 2095 1109 100 20 Tidak layak
Proses 2a 71 21
2b 40 13
1a 70 302
Air 1b 69 181
5 465 954 3186 100 20 Tidak layak
Proses 2a 62 140
2b 6 78
1a 90 164
Air 1b 66 146
6 467 1028 2450 100 20 Tidak layak
Bersih 2a 60 140
2b 0 89
10 1a (-) (-)
10 1b (-) (-)
10 1c (-) (-)
10 2a (-) (-)
Gulam <3 Maks Memenuh
2 395 10 2b (-) (-) <3
a Segar <3 i
10 2c (-) (-)
10 3a (-) (-)
10 3b (-) (-)
10 3c (-) (-)
48
10 1a (+) <3 (-) <3
10 1b (-) (-) <3
10 1c (-) (-) <3
10 2a (-) (-) <3
Cumi <3 Maks meme
3 396 10 2b (-) (-)
Segar < 3 nuhi
10 2c (-) (-) <3
10 3a (-) (-) <3
10 3b (-) (-) <3
10 3c (-) (-) <3
10 1a (-) <3 (+) (-) <3
10 1b (-) (-) <3
Ikan 10 1c (-) (-) <3
Manyun 10 2a (-) (-) Tida <3
Tidak memen
g Segar k <3 Maks
4 411 10 2b (-) dilaku (-) uhi
Bu dilan <3
10 2c (-) kan uji (-) <3
Khotija jutka
h 10 3a (-) (-) n uji <3
10 3b (-) (-) <3
10 3c (-) (-) <3
<<
10 1a (-) (-) <3
3< 3
10 1b (-) (-) <3
Ikan 10 1c (-) (-) <3
manyun <3
10 2a (-) (-) Meme
g segar maks
5 412 10 2b (-) (-) <3 nuhi
Bu <3
Safa'atu 10 2c (-) (-) <3
n <3
10 3a (-) (-)
10 3b (-) (-) <3
10 3c (-) (-) <3
49
2. Pada produk beku
Penge Syara
Nama Kesimpula
No. Kode ncera LTB BGLB Hasil Ec.Broth LEMB Hasil t
Sampel n
n Mutu
10 1a (-)
10 1b (-)
10 1c (-)
10 2a (-)
Frozen maks
1 370 10 2b (-) <2 <2 memenuhi
Sbrimp <2
10 2c (-)
10 3a (-)
10 3b (-)
10 3c (-) Tidak
Tidak dilanjutkan
dilanjut
10 1a (-) uji
kan uji
10 1b (-)
10 1c (-)
Frozen 10 2a (-)
maks
2 371 Cuttle 10 2b (-) <3 <3 Memenuhi
<3
Fish 10 2c (-)
10 3a (-)
10 3b (-)
10 3c (-)
10 1a (-)
10 1b (-)
10 1c (-)
Frozen 10 2a (-)
maks
3 372 King 10 2b (-) <3 <3 Memenuhi
<3
Snopper 10 2c (-)
10 3a (-)
10 3b (-)
tidak
10 3c (-) Tidak dilanjutkan
dilanjut
10 1a (-) uji
kan uji
10 1b (-)
10 1c (-)
Frozen 10 2a (-)
Spanish maks Memenuhi
4 373 10 2b (-) <3 <3
Maccer <3
el 10 2c (-)
10 3a (-)
10 3b (-)
10 3c (-)
50
3. Pada produk olahan
51
10 1a (-)
10 1b (-)
10 1c (-)
10 2a (-) Memenuh
maks
5 378 Spesial 10 2b (-) <3 <3 i
<3
10 2c (-)
10 3a (-)
10 3b (-)
Tidak
10 3c (-) dilanj Tidak dilanjutkan
10 1a (-) utkan uji
uji
10 1b (-)
10 1c (-)
10 2a (-) Memenuh
Claw maks
6 379 10 2b (-) <3 <3 i
Meat <3
10 2c (-)
10 3a (-)
10 3b (-)
10 3c (-)
10 1a (-)
10 1b (-)
10 1c (-)
10 2a (-) Memenuh
Panko maks
7 380 10 2b (-) <3 <3 i
Ebi <3
10 2c (-)
10 3a (-)
10 3b (-)
tidak
10 3c (-) dilanj tidak dilanjutkan
10 1a (-) utkan uji
uji
10 1b (-)
10 1c (-)
10 2a (-)
Nobas maks Memenuh
8 381 10 2b (-) <3 <3
hi Ebi <3 i
10 2c (-)
10 3a (-)
10 3b (-)
10 3c (-)
52
10 1a (-)
10 1b (-)
10 1c (-)
10 2a (-) Memenuh
maks
9 382 PD/Qf 10 2b (-) <3 <3 i
<3
10 2c (-)
10 3a (-)
10 3b (-)
Tidak
10 3c (-) dilanj Tidak dilanjutkan
10 1a (-) utkan uji
uji
10 1b (-)
10 1c (-)
10 2a (-) Memenuh
maks
10 383 Broken 10 2b (-) <3 <3 i
<3
10 2c (-)
10 3a (-)
10 3b (-)
10 3c (-)
10 1a (+) (-) (+) (-)
10 1b (+) (-) (+) (-)
10 1c (+) (-) (+) (-)
10 2a (-) Memenuh
Udang maks
11 393 10 2b (-) <3 <3 i
Balado Tidak <3
10 2c (-) dilanj Tidak dilanjutkan
10 3a (-) uktka uji
n uji
10 3b (-)
10 3c (-)
10 1a (-)
10 1b (-)
10 1c (-)
10 2a (-) Tidak
Memenuh
Ikan dilanj Tidak dilanjutkan maks
12 391 10 2b (-) <3 <3 i
Kering uktka uji <3
10 2c (-) n uji
10 3a (-)
10 3b (-)
10 3c (-)
53
10 1a (-)
10 1b (-)
10 1c (-)
10 2a (-) Memenuh
CM maks
13 399 10 2b (-) <3 <3 i
Spesial <3
10 2c (-)
10 3a (-)
10 3b (-) Tidak
10 3c (-) dilanj Tidak dilanjutkan
10 1a (-) uktka uji
n uji
10 1b (-)
10 1c (-)
10 2a (-)
CM maks Memenuh
14 400 10 2b (-) <3 <3
Claw <3 i
10 2c (-)
10 3a (-)
10 3b (-)
10 3c (-)
10 1a (-)
10 1b (-)
10 1c (-)
Kripik 10 2a (-)
Proses
15 44 Lele 10 2b (-) <3 <3 -
SNI
Bu Eka
10 2c (-)
10 3a (-)
10 3b (-) Tidak
10 3c (-) dilanj Tidak dilanjutkan
10 1a (-) uktka uji
n uji
10 1b (-)
10 1c (-)
Kripik 10 2a (-) Proses
Kulit
16 46 10 2b (-) <3 <3 - SNI
Lele
Pamuji 10 2c (-)
10 3a (-)
10 3b (-)
10 3c (-)
54
10 1a (-)
10 1b (-)
10 1c (-)
Kripik
Kulit 10 2a (-) Proses
17 48 Lele 10 2b (-) <3 <3 - SNI
Karmi 10 2c (-)
na
10 3a (-)
10 3b (-)
Tidak
10 3c (-) dilanj Tidak dilanjutkan
10 1a (-) uktka uji
n uji
10 1b (-)
10 1c (-)
Kripik
Daging 10 2a (-) Proses
18 49 Lele 10 2b (-) <3 <3 - SNI
Karmi 10 2c (-)
na
10 3a (-)
10 3b (-)
10 3c (-)
10 1a (-)
10 1b (-)
Ikan 10 1c (-)
Manyu
ng 10 2a (-)
maks memenuhi
19 413 Asap 10 2b (-) <3 <3
<3
Bu 10 2c (-)
Khotij
ah 10 3a (-)
10 3b (-)
tidak
10 3c (-) dilanj Tidak dilanjutkan
10 1a (-) uktka uji
n uji
10 1b (-)
Ikan 10 1c (-)
Manyu
ng 10 2a (-)
maks memenuhi
20 414 Asap 10 2b (-) <3 <3
<3
Bu 10 2c (-)
Safa'at
un 10 3a (-)
10 3b (-)
10 3c (-)
55
10 1a (-)
10 1b (-)
10 1c (-)
10 2a (-)
CM maks memenuhi
21 397 10 2b (-) <3 <3
Jumbo <3
10 2c (-)
10 3a (-)
10 3b (-)
Tidak
10 3c (-) dilanj Tidak dilanjutkan
10 1a (-) uktka uji
n uji
10 1b (-)
10 1c (-)
CM 10 2a (-)
maks memenuhi
22 398 Super 10 2b (-) <3 <3
<3
Lump 10 2c (-)
10 3a (-)
10 3b (-)
10 3c (-)
Nama hasil
No. Kode LTTC TB TSA Syarat Kesimpulan
Sampel E.Coli Coliform
1 367 Air Proses ̟(+) (+) (+) negatif negatif negatif memenuhi
2 368 Air Proses ̟(+) (+) (+) negatif negatif negatif memenuhi
3 415 Air Proses (-) negatif negatif negatif memenuhi
4 416 Air Proses (+) (+) (+) negatif negatif negatif memenuhi
5 437 Air Proses (-) negatif negatif negatif memenuhi
Air Es
6 461 (+) (+) (+) negatif negatif negatif memenuhi
Proses
7 465 Air Proses (+) (+) (+) negatif negatif negatif memenuhi
8 467 Air Bersih (+) (+) (+) negatif negatif negatif memenuhi
56
C. Hasil uji Salmonella
Nama
No. Kode HE XLD BSA Hasil Syarat Kesimpulan
Sampel
1 394 layur segar ˗ ˗ ˗ negatif negatif memenuhi
gulama
2 395 ˗ ˗ ˗ negatif negatif memenuhi
segar
3 396 cumi segar ˗ ˗ ˗ negatif negatif memenuhi
Nama
No. Kode HE XLD BSA Hasil Syarat Kesimpulan
Sampel
frozen
1 370 ˗ ˗ ˗ negatif negatif memenuhi
sbrimp
frozen
2 371 ˗ ˗ ˗ negatif negatif memenuhi
cuttle fish
frozen king
3 372 ˗ ˗ ˗ negatif negatif memenuhi
snapper
spanish
4 373 ˗ ˗ ˗ negatif negatif memenuhi
mackeral
leather
5 438 ˗ ˗ ˗ negatif negatif memenuhi
jacket
6 439 cumi-cumi ˗ ˗ ˗ negatif negatif memenuhi
bandeng/
7 440 ˗ ˗ ˗ negatif negatif memenuhi
milk fish
8 441 ikan kerapu ˗ ˗ ˗ negatif negatif memenuhi
57
3. Pada produk Olahan
Nama
No. Kode HE XLD BSA Hasil Syarat Kesimpulan
Sampel
panko
1 380 ˗ ˗ ˗ negatif negatif Memenuhi
ebi
nobashi
2 381 ˗ ˗ ˗ negatif negatif Memenuhi
ebi
3 382 PD/QF ˗ ˗ ˗ negatif negatif Memenuhi
4 383 broken ˗ ˗ ˗ negatif negatif Memenuhi
ikan
5 391 ˗ ˗ ˗ negatif negatif Memenuhi
kering
udang
6 393 ˗ ˗ ˗ negatif Negative Memenuhi
balado
kripik
7 44 lele bu ˗ ˗ ˗ negatif - Proses SNI
eka
kripik
8 45 sirip lele ˗ ˗ ˗ negatif - Proses SNI
pamuji
kripik
9 46 kulit lele ˗ ˗ ˗ negatif - Proses SNI
pamuji
kripik
daging
10 47 ˗ ˗ ˗ negatif - Proses SNI
lele
pamuji
kripik
11 48 kulit lele ˗ ˗ ˗ negatif - Proses SNI
karmina
kripik
daging
12 49 ˗ ˗ ˗ negatif - Proses SNI
lele
karmina
CM
13 397 ˗ ˗ ˗ negatif Negative Memenuhi
jumbo
CM
14 398 super ˗ ˗ ˗ negatif Negative Memenuhi
lump
CM
15 399 ˗ ˗ ˗ negatif Negative Memenuhi
special
16 400 CM claw ˗ ˗ ˗ negatif Negative Memenuhi
nugget
17 342 ˗ ˗ ˗ negatif Negative Memenuhi
ikan
58
dried
fish/
18 442 ˗ ˗ ˗ negatif Negative Memenuhi
shark
fish
Nama
No. Kode TCBS TSI KIA Hasil Syarat Keterangan
Sampel
kripik lele tidak
1 44 hijau negatif - Proses SNI
bu Eka dilakukan
kripik sirip
2 45 lele kuning ˗ ˗ negatif - Proses SNI
Pamuji
kripik kulit
3 46 lele hijau negatif - Proses SNI
Pamuji
kripik
4 47 daging lele hijau negatif - Proses SNI
Pamuji
kripik kulit
5 48 lele hijau negatif - Proses SNI
Karmina tidak
kripik dilakukan
6 49 daging lele hijau negatif - Proses SNI
Karmina
7 397 CM jumbo hijau negatif negatif Memenuhi
CM super
8 398 hijau negatif negatif Memenuhi
lump
CM
9 399 Hijau negatif negatif Memenuhi
special
10 400 CM claw Hijau negatif negatif Memenuhi
59
2. PEMBAHASAN
Selama melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Balai Penerapan dan Pengujian
Mutu Hasil Perikanan (BP2MHP) Semarang , sampel yang diuji berjumlah 73
sampel yang terdiri dari 65 sampel produk perikanan (segar, beku, dan olahan) dan
8 sampel air.
60
kerupuk udang, 3 produk ikan manyung asap dan 1 olahan dried. Hasil yang peroleh
semuanya sudah sesuai SNI. Batas ALT pada produk olahan perikanan beragam.
Pada produk yang diuji ini batas ALT yaitu maks. 100.000 dan 500.000, sehingga
produk olahan yang diuji layak untuk dikonsumsi.
Tetapi ada beberapa produk yang SNI nya tidak ada (belum terbit, yaitu sampel
dengan kode 375, 376, 377, 45, 46, dan 47)
Dari sampel yang diuji , hasil perhitungan ALT yang paling banyak terdapat pada
kode 375 dengan jumlah ALT 15.772 dan yang paling sedikit pada kode 399 yaitu
berjumlah 100.
ALT yang tertinggi pada sampel produk segar kode 412 dengan jumlah 21.095 dan
yang paling rendah adalah produk segar dengan kode 444 dan 448, dan produk
olahan dengan kode 045 dan 046 dengan jumlah 100.
61
A. E.Coli dan Coliform (EC dan CF) produk segar
Pada pengujian E.Coli dan Coliform produk segar , sampel yang diuji terdiri dari
Layur segar sebanyak 1 sampel, Gulama segar sebanyak 1 sampel, cumi segar
sebanyak 1 sampel, dan ikan Manyung segar sebanyak 2 sampel. Hasil yang
diperoleh semua sudah sesuai dengan SNI. Batas E.Coli dan Coliform pada SNI
produk segar maks.73 sehingga produk segar yang diuji layak untuk dikonsumsi.
B. E.Coli dan Coliform produk beku
Pada pengujian E.Coli dan Coliform produk beku, sampel yang diuji terdiri dari
Frozen Srimp 1 sampel, Frozen Cuttle Fish 1 sampel, Frozen king Snopper 1 sampel,
dan Frozen Spanish Maccerel. Hasil uji yang diperoleh semuanya sudah sesuai
dengan SNI. Batas E.Coli dan Coliform pada SNI produk beku maks. 73. Sehingga
produk beku yang diuji layak untuk dikonsumsi.
C. E.Coli dan Coliform produk olahan
Pada pengujian E.Coli dan Coliform produk olahan, sampel yang diuji terdiri
dari Bandeng presto 1 sampel, olahan dari lele 6 sampel, olahan dari udang 6 sampel,
olahan dari ikan 1 sampel, 6 sampel olahan produk rajungan, dan ikan manyung asap
2 sampel. Hasil uji yang diperoleh semuanya sudah sesuai dengan SNI. Batas E.Coli
dan Coliform pada produk olahan semuanya sama yaitu 73. Sehingga produk olahan
yang diuji layak untuk dikonsumsi.
3. E.Coli dan Coliform air
Pada pengujian E.Coli dan Coliform pada air sampel yang diuji terdiri dari 6
sampel air proses 1 sampel air es proses, dan 1 sampel air bersih. Hasil yang diuji
semuanya sudah sesuai dengan SNI. Batas E.Coli dan Coliform air menurut SNI
maks. 73. Sehingga E.Coli dan Coliform air yang diuji sudah layak untuk digunakan
dan dikonsumsi (untuk air bersih).
4. Salmonella
Pada praktikum pengujian Salmonella ini, jumlah sampel yang diuji sebanyak 31
sampel. 3 sampel produk segar, 8 sampel produk beku, dan 18 sampel produk olahan.
A. Salmonella produk segar
62
Pada pengujian Salmonella produk segar yang terdiri dari ikan Layur segar, ikan
Gulama segar, dan cumi-cumi segar masing-masing 1 sampel. Hasil pengujian
Salmonella yang diperoleh semuanya memenuhi syarat mutu pada SNI produk segar.
Pada SNI produk segar syarat salmonella harus negatif. Sehingga pada produk
sehingga pada produk segar yang diuji Salmonella layak untuk dikonsumsi.
B. Salmonella produk beku
Pada pengujian Salmonella produk beku, sampel terdiri dari Frozen Srimp,
Frozen Cuttle Fish,Frozen King Snapper, Spanish mackerel, leather jacket, cumi-
cumi, bandeng dan ikan Kerapu, yang masing-masing 1 sampel. Hasil pengujian
Salmonella yang diperoleh semua memenuhi syarat mutu pada SNI produk beku.
Syarat Salmonella pada SNI produk beku adalah negatif. Sehingga pada produk beku
yang diuji Salmonella layak untuk dikonsumsi.
C. Salmonella produk olahan
Pada pengujian Salmonella produk olahan yang terdiri dari 6 sampel produk
olahan udang, 2 sampel produk olahan dari ikan, 6 sampel produk olahan dari ikan
Lele, dan 4 sampel produk olahan dari rajungan. Hasil pengujian Salmonella
diperoleh semua memenuhi syarat mutu pada SNI semua produk olaha yang diuji.
Pada SNI produk olahan yang diuji syarat Salmonella harus negative. Sehingga pada
produk olahan yang diuji layak untuk dikonsumsi.
5. Vibrio Cholerae
Pada praktikum pengujian Vibrio Cholerae ini, jumlah sampel yang diuji
sebanyak 10 sampel. Dan semua merupakan produk olahan.
Hasil pengujian Vibrio Cholerae yang diperoleh semua memenuhi syarat mutu
pada SNI produk olahan yang diuji. Sehingga produk olahan yang diuji Vibrio
Cholerae ini layak untuk dikonsumsi.
63
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh selama kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di Balai Pengujian dan Penerapan Mutu Hasil
Perikanan (BP2MHP) Semarang dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
B. SARAN
1. Sebaiknya BP2MHP Semarang mempunyai tempat pembuangan
limbah yang dibedakan antara limbah sampel dengan limbah
sarana uji (masker dan sarung tangan).
64
DAFTAR PUSTAKA
http://anugrahtamaintanpertiwi.blogspot.co.id/2014/11/angka-lempeng-total.html
http://www.atlm.web.id/2016/12/makalah-escherichia-coli-ecoli.html
http://dewiwulans.blogspot.co.id/2014/09/makalah-mpn-koliform.html
http://www.atlm.web.id/2016/12/makalah-staphylococcus-aureus.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Vibrio_cholerae
http://rizadwiprayoga.blogspot.co.id/2012/11/bakteri-vibrio-cholerae.html
http://ernhardiyanti19.blogspot.co.id/2016/09/makalah-bakteri-salmonella-
sp_22.html
https://zulfiprint19.blogspot.com/2017/01/makalah-analis-kesehatan-bakteri -
vibrio.html
65
Lampiran
66
Proses penggoresan pada media HE Pemanasan media PCA
Autoclave
Media LTB
Media Salmonella
67
Media LTTC yang positif Stomacher
Ec.Broth
68
Meletakkan kertas membran pada
Media BGLB media LTTC
Oven sterilisasi
69
BIODATA SISWA