Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

CV Serba Lancar Abadi yang lebih dikenal dengan Dealer Maha Surya

Motor mulai didirikan pada tahun 2003 dimana Bapak Hady Wijaya, pada

awalnya mendirikan suatu perusahaan kontraktor dan leveransir bernama CV.

Maha Surya yang bergerak di bidang pengadaan barang dengan pihak

pemerintahan. Sehubungan dengan meningkatnya permintaan produk sepeda

motor dalam pengadaan/tender dengan pemerintahan maka Bapak Hady Wijaya

memutuskan untuk memusatkan bidang usahanya agar lebih fokus pada penjualan

sepeda motor khususnya sepeda motor merk Yamaha dengan mendirikan sebuah

perusahaan dagang baru yaitu dengan membuka sebuah showroom sepeda motor

pada tanggal 27 April 2004 yang berlokasi di Jln. Gajah Mada No. 22 Seririt yaitu

Dealer Maha Surya Motor.

Selain penjualan sepeda motor, dealer Maha Surya Motor juga

memberikan pelayanan jasa servis segala merk sepeda motor termasuk penjualan

spare part di dalamnya. Kemudian pada pertengahan tahun 2004 usaha dealer

sepeda motor mulai menunjukkan perkembangan yang baik ditinjau dari

meningkatnya jumlah penjualan sepeda motor dan bertambahnya pendapatan jasa

servis sepeda motor sehingga pada tanggal 11 Nopember 2004 Bapak Hady

Wijaya mulai membuka sebuah cabang dealer di Jln. WR. Supratman no. 412

Penarukan. Kemudian pada tanggal 11 Juni 2008 didirikan juga dealer Maha

Surya Motor yang beralamat di Jln. Ngurah Rai No. 52 Singaraja. Sehingga saat

1
ini Dealer Maha Surya Motor memiliki 3 (tiga) cabang yaitu dealer Maha Surya

Motor I yang beralamat di Seririt, dan dealer Maha Surya Motor II cabang

Penarukan serta dealer Maha Surya Motor III atau yang lebih dikenal dengan

dealer Maha Surya Motor Ngurah Rai.

Tidak hanya itu, Maha Surya Motor memiliki 1 unit kantor pusat yang

beralamat di Jln. Dewi Sartika Utara No. 49 Singaraja. Dimana semua kegiatan

pembukuan dilakukan disini. Dari mengecek laporan masing-masing dealer,

mengentry jurnal sampai membuat laporan keuangan. Adapun visi dan misi dari

Maha Surya Motor antara lain:

VISI

1. Menjadi perusahaan yang semakin di depan dalam hal pelayanan

kepada masyarakat khususnya di Kabupaten Buleleng.

MISI

1. Memuaskan konsumen.

2. Menjadi dealer sepeda motor Yamaha yang terdepan dan terpercaya.

3. Memperluas lapangan kerja untuk kemakmuran masyarakat sekitar

pada khususnya dan masyarakat Buleleng pada umumnya serta

mampu membantu masyarakat melalui berbagai bentuk amal.

Agar visi dan misi bisa tercapai maka perlu hendaknya

meningkatkan produktivitas kinerja karyawan dalam hal penjualan agar

maha surya motor tetap menjadi yang pertama menjual produk sepeda

motor yamaha di buleleng. Luasnya layanan maha surya motor maka

diperlukan suatu produktivitas kerja yang tinggi dalam melakukan

kinerjanya. Didalam menjalankan roda organisasi suatu perusahaan harus

2
memiliki produktivitas yang tinggi, dimana produktivitas perusahaan

merupakan salah satu tolak ukur yang menentukan maju mundurnya

perusahaan. Jika perusahaan memiliki produktivitas yang tinggi, maka

perusahaan dapat mempertahankan atau bahkan dapat meningkatkan

usahanya. Namun jika produktivitas yang dimiliki perusahaan rendah,

maka akan sulit bagi perusahaan untuk mempertahankan kelangsungannya

apalagi untuk meningkatkan usahanya. Hal ini merupakan suatu

permasalahan produktivitas.

Salah satu budaya organisasi yang tidak diterapkan secara

maksimal di dalam pencapaian produktivitas kinerja karyawan seperti :

1. Masih kurangnya keagresipan karyawan pada saat melayani konsumen.

Contohnya : masih ada beberapa karyawan dalam menyelesaikan

pengepakan paket masih bersikap santai-satai saja dan kurang inisiatif

dalam bekerja, mengakibatkan konsumen merasa bosan.

2. Karyawan pada saat tidak melayani konsumen masih kurang inovatif

dalam bekerja. Contohnya : masih kurangnya kemampuan karyawan

dalam menciptakan ide-ide baru seperti : menciptakan desain di dalam

pembuatan brosur, kurangnya pemanfaatan waktu dan masih kurang

berani untuk pengambilan risiko. Contohnya : karyawan masih belum

mempunyai keberanian mengemukakan pendapatnya kepada pimpinan,

seperti mengusulkan metode kerja baru,

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

pembahasan mengenai ”Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan

3
Penjualan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada CV. Maha

Surya Motor (Yamaha)”.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan budaya organisasi di maha surya motor?

2. Seberapa besar pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas kerja

karyawan?

3. Hambatan-hambatan apa saja yang dalam membangun budaya organisasi yang

dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawannya?

4. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan

tersebut?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

5. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pelaksanaan budaya organisasi di maha surya motor

b. Untuk mengetahui pelaksanaan produktivitas kerja karyawan maha

surya motor.

c. Seberapa besar pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas

kerja karyawan pada maha surya motor

d. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi dalam

membangun budaya organisasi yang dapat meningkatkan produktivitas

kerja karyawan.

e. Untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang dilakukan pada untuk

mengatasi hambatan tersebut.

4
6. Kegunaan

a. Bagi penulis :

Akan menjadi sumber kajian dan pengembangan teori lebih lanjut

dalam bidang budaya organisasi yang kaitannya dengan produktivitas

kerja karyawan.

b. Bagi perusahaan :

Diharapkan akan menjadi bahan kajian dan pertimbangan dalam

membangun budaya organisasi yang produktif dalam meningkatkan

produktivitas kerja karyawan.

c. Bagi pembaca

Sebagai sumber informasi dan bahan referensi dalam melakukan

penelitian yang sejenis mengenai budaya organisasi dan produktivitas

kerja karyawan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pelaksanaan Budaya Organisasi Di Maha Surya

Budaya Organisasi

Melaksanakan aktivitas kerja diperlukan suatu pedoman yang dapat

dijadikan panduan agar suatu kegiatan tersebut terarah pada sasaran dan

tujuan yang telah direncanakan, yaitu melalui pelaksanaan budaya

organisasi, demikian juga telah diuraikan sebelumnya bahwa pelaksanaan

budaya organisasi mempunyai tujuan yang sangat penting dalam

meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Adanya budaya organisasi membuat karyawan mengetahui apa yang harus

dilakukan, bagaimana melakukannya dan mengapa harus melakukan hal

tersebut. Dengan demikian budaya organisasi sebagai landasan berprilaku

bagi karyawannya, mengetahui budaya organisasi maka pegawai akan

yakin dalam bertindak atau melakukan pekerjaannya.

Pelaksanaan budaya organisasi merupakan suatu hal yang rumit, dimana

mengupayakan penyatuan perbedaan-perbedaan sifat dan karakteristik dari

masing-masing individu, yang dituangkan dalam bentuk penyatuan

pandangan untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu perlu kita

melihat karakteristik budaya organisasi yang dijabarkan dalam bentuk

pernyataan angket sehingga dari jawabannya diperoleh gambaran tentang

pelaksanaan budaya organisasi dan pengaruhnya terhadap produktivitas

kerja karyawan semakin di depan. Inovasi dan pengambilan risiko yaitu :

6
suatu tindakan yang memberikan suatu perubahan baik berupa gagasan/ide

ataupun metode kerja, sehingga menciptakan hal-hal baru dalam

lingkungan kerja.

Semakin di depan : bahwa menjadi perusahaan yang terdepan dan

karyawan selalu menjadi yang terdepan baik dalam hal pelayanan,

mengikat konsumen dan mengikat pangsa pasar. Mampu menjadi

perusahaan yang terdepan di buleleng. Semangat dalam mencapai tujuan

dengan meningkatkan prduktivitas dengan kinerja yang baik dan

memberikan kesan yang baik dihati konsumen.

Inovatif dalam bekerja adalah : bahwa perusahaan memberikan

kesempatan dan dorongan pada karyawan untuk menggembangkan

kreativitasnya di dalam mempromosikan penjualannya.

Pengambilan risiko dalam bekerja yaitu : bahwa perusahaan mendorong

para karyawan agar berani mengambil resiko dalam setiap pekerjaan yang

dibebankan sehingga karyawan cepat mengambil keputusan dan tindakan

jika terjadi masalah dan dengan cepat mengatasi masalah tersebut agar

konsumen tidak komplain.

7
2.2 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja

Karyawan

Tabel 1.1 Data Penjualan Maha Surya Motor

PENJUALAN PENJUALAN
NO BULAN
2016 2017

1
130 unit 161 unit
Januari

2
148 unit 141 unit
Febuari

3
160 unit 142 unit
Maret

4
147 unit 276 unit
April

5
146 unit 183 unit
Mei

6
184 unit 162 unit
Juni

7
172 unit 206 unit
Juli

8
175 unit 180 unit
Agustus

9
171 unit 203 unit
September

10
169 unit 208 unit
Oktober

11
180 unit 162 unit
November.

12
138 unit 157 unit
Desember

Jumlah 1.920 2.181

Sumber: penjualan unit tahun 2016 dan 2017

8
Dari data diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan penjualan maha

surya motor dari tahun 2016 ke tahun 2017. Itu menunjukkan bahwa budaya

organisasi yang ada di maha surya motor belum sepenuhnya mencerminkan

budaya organisasi yang dapat memberikan dorongan kepada karyawan untuk

bekerja dengan semangat yang tinggi, karena dari data diatas dapat dilihat

bahwa peningkatan penjualan yang meningkatnya relatif sedang.dan juga

dilihat dari penjualan perbulan, penjualan tidak meningkat secara drastis, untuk

itu perlu adanya pembenahan di dalam meningkatkan produktivitas kinerja

karyawan agar mampu menghadapi pesaing yang semakin kompetitif ini. Maha

surya motor perlu melakukan pembenahan diri yang lebih baik sehingga

mampu menghadapi tantangan-tantangan dari para pesaingnya. Kunci

keberhasilan dalam menghadapi persaingan ini adalah dengan meningkatkan

produktivitas kerja dalam melakukan kinerjanya sehingga dapat memberikan

hasil pelayanan yang prima dan tidak hanya lebih dari sekedar senjata untuk

bersaing, namun juga keterampilan untuk bertahan hidup.

Produktivitas kerja merupakan suatu perbandingan antara hasil proses

faktor-faktor produksi yang dipergunakan dalam proses tersebut, pada

ummnya produktivitas kerja dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan dan

kesanggupan tenaga kerja yang bersangkutan, yang menjadi sumber-sumber

produktivitas kerja sebagai komponen-komponenen untuk mengukur

pekerjaannya adalah jumlah dan waktu, mutu atau kualitas hasil kerja serta

efesiensi dan efektivitas.

Jumlah hasil kerja yang diselasaikan bahwa karyawan harus menyelesaikan

pekerjaannya sesuai target yang ditentukan oleh perusahaan. Di dalam

9
implementasinya, untuk mencapai produktivitas yang maksimal karyawan

harus menjual sepeda motor sebanyak mungkin bila perlu melebihi target

yang dicapai, jika hasil penjualan mencapai target maka bonus pun akan

terbayarkan sesuai dengan pencapaian yang diperoleh. Agar target tercapai

karyawan maha surya motor melakukan promosi dengan menyebarkan brosur

di jalan, memasang spanduk di jalan, mengikuti event-event setiap ada acara

tertentu, mengadakan acara disamping melakukan promosi dan melakukan

iklan di media.

Jumlah dan waktu meliputi yaitu jumlah hasil kerja yang diselesaikan,

lamanya penyelesaian hasil kerja. Dikaitkan dengan pelaksanaanya pada saat

pengiriman dilakukan, karyawan melakukan kinerjanya dengan optimal dan

tepat waktu bertujuan untuk meminimalisir keterlambatan pengiriman barang

ketempat tujuan, pemberian Dk motor dan STNK ke konsumen.

Lamanya penyelesaian hasil kerja bahwa karyawan diberikan waktu

penyelsaian dalam menangani penjualan sehingga karyawan tidak bisa

bersantai-santai dalam menangani konsumen.

Keberhasilan hasil kerja yaitu karyawan yang mencapai target penjualan

diberikan insentif sesuai target yang diperolehnya.

Ketelitian hasil kerja bahwa karyawan harus bekerja dengan teliti agar

mengurangi masalah di dalam pengiriman, produk yang tidak tertukar, nama

konsumen tidak salah di STNK DAN BPKB. Jika terjadi kesalahan yang

disebabkan oleh karyawan itu sendiri maka karyawan tersebut harus

mengantinya.

10
2.3 Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Budaya

Organisasi

Beberapa faktor yang penghambat dalam pelaksanaan budaya organisasi

dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan adalah ;

1. Sumber Daya Manusia yang dimiliki perusahaan belum memadai

dikarenakan latar belakang pendidikan karyawan masih rendah. Seperti

pendidikan karyawan SLTA.

2. Kurangnya bimbingan dan pengarahan kepada karyawan dalam setiap

pekerjaan yang dibebankannya. Karyawan harus adanya pelatihan untuk

meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tentang pekerjaannya.

2.4 Usaha-Usaha Yang Dilakukan Dalam Mengatasi Hambatan-

Hambatan Pelaksanaan Budaya Organisasi Yang Mempengaruhi

Produktivitas Kerja Karyawan

1. Pihak perusahaan dalam mengatasinya sebaiknya melaksanakan

pendidikan dan pelatihan secara intensif dan pimpinan memberikan

bimbingan sehingga diharapkan dengan adanya pelaksanaan cara tersebut

dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam

melaksanakan pekerjaannya.

2. Pihak perusahaan berusaha menanamkan dan menumbuhkan rasa

kejujuran dan tanggung jawab kepada karyawan dengan selalu

memberikan dorongan, penjelasan dan pemahaman sehingga karyawan

dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan memiliki

inisiatif kerja yang tinggi serta diminta laporan hasil kerja karyawan maka

dapat diketahui kekurangan-kekurangan dari pada karyawan terhadap

11
tanggung jawabnya serta dapat dengan cepat mancari jalan keluarnya

untuk mengatasi kekurangan tersebut.

12
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Pelaksanaan budaya organisasi yang dilakukan di maha surya

motor masih belum suluruhnya dilaksanakan oleh karyawan, inovasi dan

pengambilan risiko. Produktivias kerja yang kurang memperhatikan dan

melaksanakan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja

yaitu : jumlah waktu, mutu atau kualitas, efesien dan efektivitas.

Masih adanya kendala yang menghambat dalam pelaksanaan budaya

organisasi yaitu Latar belakang pendidikan karyawan masih relatif

rendah, hanya sampai SLTA sehingga kualitas pekerjan yang

dibebankan kepada pegawai belum dapat dicapai dengan optimal.

Pimpinan kurang memberikan bimbingan dan pengarahan kepada para

karyawan dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang

ditugaskannya.Upaya dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut

adalah perlu mengadakan pelatihan dan pendidikan secara intensif, dan

memberikan kesempatan kepada karyawan untuk melanjutkan

pendidikan mereka.

3.1 Saran-saran

Perusahaan sebaiknya meningkatkan kemampuan sumber daya

manusianya (SDM) agar lebih kompeten dalam bekerja, dengan cara

perusahaan memberikan bimbingan, pelatihan dan pendidikan serta

seminar dan sebagainya sehingga dapat membentuk karekteristik

pegawai menjadi disiplin dan memiliki motivasi yang tinggi terhadap

13
pekerjaannya yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan

lebih optimal. dan juga pimpinan hendaknya melakukan pengawasan

secara langsung dilapangan agar dapat melihat jelas bagaimana

pelaksanaan tugas dan pekerjaan yang dilakukan para karyawannya,

apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan dan apabila ada

penyimpangan dapat dilakukan pencegahan dan perbaikan akan hasil

pekerjaan yang tidak sesuai dengan diharapkan perusahaan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ambar, S. T. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Amrun, A. (2008). Produktivitas dan Budaya Kerja. Retrieved Rabu, 2005

Sedarmayanti.(2001). Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja.

Bandung: CV. Mondar Maju.

Siagian, P. (2002). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Simamora, H. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta: STIE

YKPN.

Sinungan, M. (2005). Produktivitas, Apa Dan Bagaimana. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sutrisna, S. (2003). Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Rahmawati, D. (2013). Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja.

Jurnal Universitas Tulungangung BONOROWO, 1(1), 1-16

Nawawi, H. (2003). Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Faslah, R. (2013). Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Karyawan. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis, 1 (2), 1-27.

15
16

Anda mungkin juga menyukai