Anda di halaman 1dari 15

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Gizi Buruk
Masalah / Diagnosa (PES) : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b.d kurangnya pengetahuan
keluarga tentang gizi buruk

DS : Klien mengatakan :
- “saya tidak mengerti tentang gizi buruk”
- “saya tidak tahu tentang penyebab dan pencegahan gizi buruk”
- “saya ingin di berikan penkes tentang pencegahan gizi buruk”
- “anak saya BB nya tidak pernah naik”

DO : - An. A berumur 1 tahuh


- An. A terlihat rewel
- Pola makan klien 2 kali dalam satu hari
- Tulang rusuk klien terlihat menonjol
- Lingkungan rumah klien kurang bersih
- BB An. A 7kg

- Data orang tua


 Pekerjaan Tn. A : buruh
 Pendidikan terakhir : SD

 Pekerjaan Ny. C : ibu rumah tangga


 Pendidikan terakhir : SD
- Jumlah anak 2 bersaudara
- Penghasilan orang tua Rp. 100.000 / bulan
- Tumbuh kembang An. A lambat

Pokok pembahasan : gizi buruk


Sub pokok bahasan :
1. Pengertian gizi buruk
2. Penyebab gizi buruk
3. Tanda-tanda gizi buruk
4. Hal-hal yang penting untuk di perhatikan dalam usaha pencapaian gizi seimbang
5. Perawatan gizi buruk

Sasaran : keluarga Tn. A


Tempat : di rumah keluarga Tn. A
Desa sukasari. Kecamatan sukarea, kabupaten. Cirebon
Waktu : 30 menit, pukul 09.00-09.30
Tanggal : 17 desember 2011
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 30 menit keluarga Tn. A dapat memahami
tentang gizi buruk.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 30 menit diharapkan keluarga Tn. A dapat:
1. Menyebutkan kembali pengertian gizi buruk
2. Menyebutkan kembali penyebab gizi buruk
3. Menyebutkan tanda-tanda gizi buruk
4. Menyebutkan kembali usaha pencapaian gizi seimbang
5. Mengidentifikasi tanda-tanda gizi buruk yang dialami An. A
6. Mendemostrasikan makanan gizi seimbang
- Makanan yang mengandung karbohidrat, zat besi dan protein.
7. Mendemonstrasikan cara mengolah bahan makanan

C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian gizi buruk
2. Penyebab gizi buruk
3. Tanda-tanda gizi buruk
4. Hal-hal yang penting untuk di perhatikan dalam usaha pencapaian gizi seimbang
5. Perawatan gizi buruk

D. Media
 Leaflet, lembar balik
 Alat-alat untuk demonstrasi
 Nasi, telur, tempe, alat-alat makan (pirin+sendok), gelas+air putih, buah-buahan (pisang)
 Sayuran, alat masak sederhana

E. Metode
 Ceramah, diskusi, Tanya jawab, demonstrasi.

F. Sumber / Referensi
1. Departemen Kesehatan RI.(2007) upaya peningkatan gizi masyarakat ,masalah
gizi di indonesia,Jakarta.
2. Departemen gizi dan kesehatan masyarakat ,Fakultas kesehatan masyarakat
Universitas Indonesia .Gizi dan kesehatan masyarakat.Jakarta:PT.Raja grafindo
,2008.
3. Cahanar, p dan irawan suanda, ed makan sehat hidup sehat. Jakarta : PT kompas
media nusantara, 2007
G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Penyuluh peserta Waktu


Pra kegiatan 1. Menyiapkan media 1. Menyiapkan alat tulis
2. Menyediakan 2. Menyiapkan alat/bahan
tempat/ruangan
3. Melakukan kontrak
Kegiatan Inti 1. Pembukaan 1. Pembukaan

 Memberi salam  Menjawab salam


 Mengingatkan kontrak Mengingat kontrak
 Menjawab pertanyaan
 Memberi pertanyaan
apresi 2. Kegiatan inti

2. Kegiatan inti  Menyimak


 Menjelaskan
pengertian gizi buruk
 Menyimak
 Menjelaskan penyebab
gizi buruk
 Menyimak

 Menjelaskan tanda-  Menyimak


tanda gizi buruk

 Menjelaskan hal-hal
dalam usaha  Menyimak
pencapaian gizi
seimbang  Menyimak

 Menjelaskan  Menyimak
perawatan gizi buruk

 Mengidentifikasi  Menyimak
tanda-tanda gizi buruk

 Bertanya
 Mendemonstrasikan
makanan gizi seimbang
3. Penutup
 Mendemonstrasikan
cara mengolah bahan  Mendengarkan
makanan
 Menjawab

 Memberi kesempatan
bertanya

3. Penutup
 Menyimpulkan materi
penyuluhan

 Melakukan evaluasi
subjektif dan objektif

Penutup 1. Melakukan kontrak 1. Menyepakati kontrak


yang akan datang
2. Menjawab salam
2. Memberi salam

H. Evaluasi
1. Prosedur : post test
2. Jenis : lisan
3. Pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian gizi buruk?
2. Sebutkan penyebab gizi buruk?
3. Sebutkan tanda-tanda gizi buruk?
4. Sebutkan usaha pencapaian gizi seimbang?
5. Sebutkan cara perawatan gizi buruk?

I. Lampiran Materi
GIZI BURUK

A. pengertian
Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi tingkat berat (tubuh yang tampak sangat
kurus) yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari
dalam waktu yang cukup lama yang ditandai dengan berat badan yang tidak sesuai standar
usianya.
B. Penyebab terjadinya gizi buruk
1. penyebab langsung
 penyakit infeksi, seperti :
 diare
 campak
 pilek
 cacingan
2. penyebab tidak langsung
 kemiskinan keluarga
 tingkat pendidikan dan pengetahuan
 sanitasi lingkungan yang buruk
 pelayanan kesehatan yang kurang memadai
C. Tanda dan gejala gizi buruk
a) MARASMUS
Adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori protein (suriadi, 2001 : 196). Yang
ditandai dengan
1) Tampak sangat kurus
2) Wajah seperti orang tua
3) Otot paha mengendor
4) Mengecilnya otot lengan dan tungkai
b) KWASHIORKOR
Adalah gangguan yang disebabkan oleh kekurangan protein (ratna indrawati, 1994). Yang ditandai
dengan :
1) Bengkak seluruh tubuh
2) Wajah bulat dan sembab
3) Cengeng/rewel
4) Perut buncit
5) Bercak kulit yang luas dan kehitaman/kemerahan

D. Hal-hal yang penting untuk diperhatiakan dalam usaha pencapaian gizi seimbang
 Banyak mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam dan bergiizi
 Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung serat (sayur dan buaha-buahan)
 Banyak minum air putih (8-10 gelas/hari)
 Hindari makanan yang mengandung lemak tinggi, seperti jeroan, daging kambing, otak, keju,
sumsum tulang, mentega, kuning telur, dll
 Mengurangi makanan yang mengandung garam/ makanan yang diawetkan.
 Kurangi makanan yang banyak mengandung gula/terlalu manis
 Memelihara berat badan tetap dalam batas normal
 TimBang Berat badan selalu

E. Perawatan pada balita gizi buruk


Pencegahan atau penatalaksanaan gizi buruk
1. Berikan kasih sayang
2. Berikan lingkungan yang ceria
3. Berikan terapi bermain selama 15-30 menit setiap hari
4. Berikan makanan yang bergizi dan seimbang :
a. Zat tenaga (karbohidrat) : nasi, roti, singkong, jagung, ubi, dll
b. Zat pengatur (vitamin & mineral) : sayur dan buah-buahan
c. Zat pembangun (protein nabati / hewani) : daging, susu rendah lemak, ikan, telur, tempe, tahu, dll
5. Bawa ke puskesmas/rumah sakit bila anak berumur 1-3 tahun dengan berat badan +/- 7kg
 Cara meningkatkan nafsu makan anak
 Makan bersama keluarga
 Memberi makan sedikit tapi sering
 Memberi makan sambil bermain dan bercerita
 Hindari paksaan dalam memberi makan

F. Materi Demonstrasi
1. Mendemostrasikan makanan gizi seimbang (makanan yang mengandung: karbohidrat, zat besi
dan protein)
 Alat-alat :
 Piring+sendok
 Gelas 2 buah
 Bahan :
 Telur ceplok
 Tempe goreng
 Pisang
 1 gelas susu
 I gelas air putih
 Cara penyajian
1. Alat-alat makan telah di siapkan
2. Bahan-bahan makanan untuk demonstrasi sudah jadi
3. Susun bahan-bahan makanan di atas piring
4. Beritahu keluarga / menjelaskan tentang cara memberikan menu makanan gizi seimbang
 Cara memilih bahan makanan
 Kondisi bahan makanan segar
 Nilai gizinya tinggi
 Cara mendapatkannya mudah
 Harga terjangkau

2. Mendemonstrasikan cara mengolah bahan makanan (sayuran)


 Alat-alat :
 Alat masak sederhana
 Pisau
 Bahan :
 Sayuran (bayam)
 Cara penyajian
1. Sayuran dicuci sebelum di potong
2. Sayuran di masak jangan terlalu matang
3. Alat-alat masak harus bersih
4. Cuci tangan sebelum makan

G. Materi Leaflet
1. Pengertian gizi buruk
Gizi Buruk adalah tubuh yang sangat kurus karena makanan yang di makan setiap hari tidak
dapat memenuhi zat gizi yang di butuhkan terutama kalori dan protein.

2. Penyebab gizi buruk


- penyebab langsung
a. penyakit infeksi
- penyebab tidak langsung
a. kemiskinan keluarga
b. tingkat pendidikan dan pengetahuan
c. sanitasi lingkungan yang buruk
d. pelayanan kesehatan yang kurang memadai
3. Tanda dan gejala gizi buruk
 MARASMUS :
1. Tampak sangat kurus
2. Wajah seperti orang tua
3. Iga perut cekung
4. Otot paha mengendor
5. Mengecilnya otot lengan dan tungkai
 KWASIORKOR :
1. Bengkak seluruh tubuh
2. Wajah bulat dan sembab
3. Cengeng/rewel
4. Perut buncit
5. Bercak kulit yang luas dan kehitaman/kemerahan

4. Perawatan pada balita gizi buruk


1. Berikan kasih sayang
2. Berikan lingkungan yang ceria
3. Berikan terapi bermain selama 15-30 menit setiap hari
4. Berikan makanan yang bergizi dan seimbang :
a. Zat tenaga (karbohidrat) : nasi, roti, singkong, jagung, ubi, dll
b. Zat pengatur (vitamin & mineral) : sayur dan buah-buahan
c. Zat pembangun (protein nabati / hewani) : daging, susu rendah lemak, ikan, telur, tempe, tahu,
dll
5. Bawa ke puskesmas/rumah sakit bila anak berumur 1-3 tahun dengan berat badan +/- 7kg
SAP (Satuan Acara Penyuluhan) Gizi Pada Anak
SATUAN ACARA PENYULUHAN

POKOK BAHASAN : Gizi pada Anak


HASAN : Gizi Seimbang untuk Anak
SASARAN : Keluarga Anak N dengan status gizi kurang
HARI/TANGGAL :
WAKTU : 60 menit
TEMPAT : Rumah Anak N

I. LATAR BELAKANG
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak karena
faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga
sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah
faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema makan pada
anak.
Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa. Tetapi
merekapun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak memenuhi selera mereka. Oleh karena
itu sebagai orang tua kita juga harus berlaku demokratis untuk sekali-kali menghidangkan makanan
yang memang menjadi kegemaran si anak.
Intake gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan yang optimal.
Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak yang sangat
menentukan kecerdasan seseorang.
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu
mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru
membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut
mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat
yang mengandung banyak gizi.

II. TUJUAN PENYULUHAN UMUM

Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang gizi seimbang untuk anakselama 1 x 35 menit keluarga
mengetahui makanan yang baik pada anak dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

III. TUJUAN PENYULUHAN KHUSUS

Setelah selesai mengikuti penyuluhan, peserta mampu:


1. Mengetahui manfaat gizi seimbang pada anak
2. Mengetahui gizi yang baik bagi anak

IV. SETTING/TEMPAT
V. MEDIA DAN ALAT

Laptop, speaker, video


VI. METODE

a. Ceramah
b. Praktek
c. Tanya jawab
VII. KISI-KISI MATERI

1. Definisi makanan seimbang


2. Kebutuhan gizi balita
3. Hal yang mendorong terjadinya gangguan gizi
4. Makanan selingan bagi balita

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN

KEGIATAN
NO WAKTU PENYULUH PESERTA
1. 5 Menit Pembukaan
a. Salam pembukaan - Menjawab salam
b. Perkenalan - Memperhatikan
c. Apersepsi - Berpartisipasi aktif
d. Mengkomunikasikan tujuan- Memperhatikan

Kegiatan inti penyuluhan


2. 20 Menit a. Menjelaskan dan
menguraikan materi - Memperhatikan
b. Membuka sesi Tanya jawab
c. Menjawab pertanyaan
peserta penyuluhan yang - Bertanya
berkaitan dengan materi
yang belum jelas.

Penutup
a. Menyimpulkan materi yang
3. 10 menit telah disampaikan.
b. Melakukan evaluasi - Menjawab pertanyaan
penyuluhan dengan - Menjawab salam
pertanyaan secara lisan.

c. Mengakhiri kegiatan
penyuluhan.
X. SUMBER.
Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.
Emawati F . , Yuniar R , Susilawati , Herman . 2000 . Kebutuhan Ibu Hamil Akan Tablet Besi Untuk
Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 23 : 92
Libuae P . Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam Kompas 9 September 2002 .
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Sudiyanto. Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh kembang anak, Fakultas Kedokteran
UI.
MATERI PENYULUHAN GIZI SEIMBANG UNTUK ANAK

DEFINISI
Gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif dan
sehat optimal, serta tak terganggu penyakit atau tubuh tetap sehat

KARAKTERISTIK BALITA
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang
disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan dengan berbagai
bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga
diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil
menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada
anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan
frekuensi sering.

PERAN MAKANAN BAGI BALITA


Makanan sebagai sumber zat gizi
Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan
air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.
1. Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi balita,
tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh
karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.
2. Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-
organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak.
3. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti
yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.
a) Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut dalam lemak (
vitamin A, D, E, dan K ).
b) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
c) Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

KEBUTUHAN GIZI BALITA


Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada
umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat
badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan
sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak
setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).
a. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada usia
tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan
bertambahnya usia.
b. Kebutuhan zat pembangu
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih besar
daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun,
kebutuhannya relatif lebih kecil.
c. Kebutuhan zat pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia.

BEBERAPA HAL YANG MENDORONG TERJADINYA GANGGUAN GIZI


Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada
bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka
peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.
Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak
Balita antara lain sebagai berikut:
a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun berpenghasilan
cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan
gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada
keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan
akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan
keluarga, khususnya makanan anak balita. Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi
Karena kurang pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi anak,
keragaman bahan dan keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya
kebosanan.
b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya
digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu.
Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti
genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa
daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.
c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan
Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu masih sering kita
jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan, ataupun
daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis
turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti itu guna
keperluan pertumbuhan tubuhnya.
d. Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil membuat anak sulit mendapat
cukup protein.
Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan protein lainnya memberi
pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan).
Cara pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999).
e. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai faddisme
makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.
f. Jarak kelahiran yang terlalu rapat
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan gizi oleh
karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat
merawatnya secara baik.
g. Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan
makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2 tahun itu ibu sudah
hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi berkurang.akan tetapi air susu
ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan anak akan berhenti keluar.
h. Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan pengganti ASI, yang kadang-
kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena
produksi ASI berhenti, akan lebih cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi
buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena alasan inilah
dalam usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan
usaha untuk mengatur jarak kelahiran dan kehamilan.
i. Sosial Ekonomi Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan.
Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan
untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.
j. Penyakit infeksi Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan.
Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk
pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan.
k. Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi saluran pernapasan
atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan. ( Dr. Harsono, 1999).

KEKURANGAN ENERGI DAN PROTEIN (KEP)


Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.
a. Makanan yang tersedia kurang mengandung energi
b. Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
c. Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam usus terganggu
d. Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak diimbangi dengan asupan
yang memadai.

Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan balita


terganggu.Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak kurus kering yang disebut
dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika
kekurangna ini bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangka waktu
yang lama maka akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak menjadi pendek dan tinggi badan
tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas anak tidak kurus.

Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut:


a. Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan menangis
b. Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu sehingga anak
menjadi tertekan
c. Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan
d. Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang diberikan tidak sesuai
dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan
e. Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua orang tuanya.
Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan ( faktor organis, faktor psikologis, atau
faktor pengaturan makanan )
1) Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah dengan menyembuhka penyakitnya
melalui dokter.
2) Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan.
a. Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat
menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin.
b. Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua harus sabar saat
memberi makan anak.
c. Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya waktu makan disesuaikan
denga waktu makan keluarga karena anak punya semangat untuk menghabiskan
makanannya dengan makan bersama keluarga (orangtua)
d. Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan sebaiknya
dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis makanan yang baik.

Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka dapat dilakukan beberapa hal berikut ini.
a. Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak benar-benar lapar dan
haus
b. Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak membuat anak menjadi kenyang
agar anak tetap mau makan nasi.
c. Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya didampingi oleh orang
tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan yang baik dari segi kandungan gizi maupun
kebersihannya.
d. Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan dengan
kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau gizi lebih.
e. Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan
perkembangan anak.

MENU MAKANAN BALITA


Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Oleh
karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan
pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan.
Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut :
• Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri atas ketiga
golongan bahan makanan tersebut.
• Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang
diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang disarankan adalah:
o Pagi hari waktu sarapan.
o Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu.
o Pukul 12.00 pada waktu makan siang.
o Pukul 16.00 sebagai selingan
o Pukul 18.00 pada waktu makan malam.
o Sebelum tidur malam, tambahkan susu.
o Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.

Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun


Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan terlalu jauh)
• Pukul 06.00 : Susu
• Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
• Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
• Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim
• Pukul 14.00 : Susu
• Pukul 16.00 : Makanan selingan
• Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim
• Pukul 20.00 : Susu.

MAKANAN SELINGAN BALITA


Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena
akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.
Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak sehingga dapat
tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin
melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah
dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan
bahan makanan sesuai makanan keluarga.
Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga. Peranan orangtua sangat
dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus
mengetahui, mau, dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga
karena anak akan meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dalam
keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antara makan pokoknya.
Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah
makan. Namun, pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan
mengganggu nafsu makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging
sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, piza, dan lain-lain.
Fungsi makanan selingan adalah :
1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan.
2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang dan malam).
3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.

Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat higienis dibandingkan jika dibeli
di luar rumah.

Bila terpaksa membeli, sebaiknya dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan
hanya sumber karbohidrat saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan ini jika diberikan
terus-menerus sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis saja maka
kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa dan risiko mendapat kegemukan menjadi meningkat.
Kegemukan merupakan faktor risiko pada usia yang relatif muda dapat terserang penyakit tertentu.

Anda mungkin juga menyukai