Anda di halaman 1dari 4

Resensi Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata

Lengkap
RESENSI NOVEL SEBELAS PATRIOT

A. Identitas Novel
1. Judul Buku : Sebelas Patriot
2. Pengarang : Andrea Hirata
3. Penerbit : Bentang Pustaka,Yogyakarta
4. Tempat Terbit : Jln. Pandega Padma 19, Yogyakarta.
5. Jumlah Halaman : 114 halaman

B. Sinopsis Novel
Novel ini berkisah tentang seorang anak yang bernama Ikal, asal Belitong yang bercita-cita
menjadi pesepak bola Indonesia, yaitu pemain bola PSSI. Keinginannya itu dikarenakan Ikal
telah salah menilai sosok ayahnya, yang dipandang hanya sosok ayah biasa. Awalnya, Ikal
menganggap ayahnya hanyalah seorang ayah kebanyakan yang bersifat sangat pendiam,
pembawaannya yang tenang, tidak pernah menuntut apapun pada siapapun, dan menyukai sepak
bola terutama PSSI.
Begitulah anggapan Ikal terhadap ayahnya saat itu, sampai suatu ketika Ikal menemukan
sebuah foto terlarang yang mengubah seluruh pandangannya terhadap ayahnya itu. Dalam
gambar tersebut , nampak seorang anak laki-laki tengah memegang piala, namun anak laki-laki
itu tidak terlihat bahagia, Ikal pun semakin penasaran, dan ia merasa ada banyak hal yang
semakin menarik, mulai dari siapa anak laki-laki itu, mengapa ibunya melarangnya melihat foto
itu, mengapa keluarganya memiliki foto tersebut, sampai mengapa anak laki-laki itu tidak
tersenyum padahal ia membawa lambang kemenangan kala itu.
Ikal sangat penasaran dan ingin mengetahui lebih dalam mengenai foto tersebut, ia ingin
bertanya perihal foto tersebut,namun tidaklah mungkin ia bertanya pada ibu atau bapaknya,
sedangkan melihat foto tersebut saja ia sudah dilarang. Lalu suatu hari, bertanyalah ia pada salah
satu sahabat ayahnya, yaitu Sang Pemburu Tua. Kemudian diceritakanlah oleh Sang Pemburu
Tua mengenai foto itu, dan semua pertanyaan yang menghantui Ikal terjawab sudah. Rupanya,
foto tersebut berkisah mengenai masa kejayaan ayahnya dalam bermain sepak bola kala itu saat
masih berumur muda, bersama 2 saudaranya, ayah Ikal mampu memberikan inspirasi terhadap
orang banyak dan berani melawan penjajah yaitu Belanda dengan berperang di arena sepak bola,
sebagai bentuk melawan kekejaman dan diskriminatif Belanda kala itu. Dimana saat itu, semua
hal dan segala bentuk perlombaan hanyalah ilusi belaka karena dalam perlombaan apapun
Negara penjajah tidak boleh kalah dengan Negara yang dijajah. Namun ayah Ikal dan 2 saudara
lainnya tidak takut dan tetap berani berdiri tegap melawan penjajah sehingga mereka dianggap
dan disebut sebagai “Sebelas Patriot”. Ayah Ikal merupakan salah satu pemain yang diunggulkan
kala itu, karena terkenal dengan tendangan kaki kirinya yang membuat Belanda kalah telak
dalam perlombaan sepak bola kala itu.
Hati Ikal berdegup kencang dan semangat membara di hati Ikal mendengar cerita Sang
Pemburu Tua, namun ia juga merasakan marah sebab ayahnya yang sekarang tidak lah mampu
lagi bermain bola, dikarenakan para penjajah kejam tersebut telah membuat kaki ayahnya cacat
dan berjalan pincang sampai sekarang. Kemudian tahulah Ikal asal muasal kaki ayahnya yang
berjalan pincang, mengapa ayahnya bersikap tak banyak bicara, serta mengapa begitu setia dan
mencintainya ia dengan PSSI.
***
Setelah mendengar cerita dari sang pemburu tua, semakin giat dan cinta lah ikal terhadap
sepak bola, dan tumbuh keinginan Ikal menjadi pemain PSSI. Dan beruntung, di kampungnya
juga ada seorang pelatih sepak bola bernama Toharun yang apik dalam bermain sepak bola. Lalu
mendaftarlah Ikal menjadi pemain junior di klub kampungnya yang dibina oleh pelatih Toharun
agar ia mampu menjadi pemain PSSI dimana ia harus melewati berbagi seleksi yang ketat.
Setiap hari Ikal menghadap Pelatih Toharun untuk mendapatkan nasihat petuah agar ia
semakin baik dalam bermain bola, terutama dengan menggunakan kaki kiri, sebab ia bermain
sebagai pemain sayap kiri. Ikal memilih bermain menjadi sayap kiri karena ayahnya bermain
sebagai pemain sayap kiri ketika itu dan ikal ingin menggantikan posisi ayahnya yang haknya
dirampas oleh Belanda. Dan petuah dari Pelatih Toharun agar ia fasih dalam menggunakan kaki
kiri ia harus sering melatih otak kanannya dengan cara merubah beberapa kegiatan dengan
tangan kiri.

Berkat latihan yang keras, Ikal akhirnya telah terpilih menjadi pemain junior kabupaten yang
berarti semakin ketat ujian yang diberikan dan semakin sulit untuk seleksi ke tingkat provinsi
namun semakin dekat ia dengan impiannya. Semua ujian dan seleksi telah ia lakukan dengan
semaksimal mungkin, namun semua mimpinya harus pupus karena ia gagal masuk menjadi
pemain junior tingkat provnsi. Kegagalan Ikal membuatnya terpuruk dan sedih, terlebih karena ia
merasa tidak mampu memenuhi harapan ayahnya.
Ikal terus mencoba dan mencoba dan selalu mendaftar setiap ada kesempatan untuk menjadi
pemain PSSI, namun apa hendak dikata, ia selalu gagal. Ketika setiap kegagalan
menghampirinya, dan rasa putus asa didepan mata, ayahnya selalu menyemangati dan
memotivasinya dengan mengatakan bahwa prestasi tertinggi seseorang ialah jiwa besarnya.
***
Waktu terus berjalan, harapan ikal yang amat ingin menjadi pemain PSSI harus kandas, dan
tetap harus melanjutkan hidup serta menerima kenyataan walaupun pahit. Pelan pelan ia mulai
memudarkan impian tersebut, namun tidak berarti ia tidak mencintai sepak bola lagi, ia tetap
cinta dan semakin cinta ia pada PSSI.
Usai lulus SMA, Ikal merantau ke Prancis melanjutkan pendidikannya di Universitas
Sorbonne, Prancis. Ketika musim panas, Ikal dan sepupunya Arai, melakukan perjalanan ke
Eropa dan Afrika. Setelah berkelana selama sebulan, Ikal dan Arai harus berpisah arah
sementara. Arai ke Alhambra dan Ikal ke Madrid. Ikal ke Madrid bukan tanpa alasan, ia ingin
membelikan kaos sepak bola yang bertuliskan Luis Figo di punggungnya untuk ayahnya tercinta,
sebab ayahnya dulu pernah berkata bahwa klub bola yang disukai ayah selain PSSI adalah
Madrid, dan pemain kesukaanya ialah Figo.
Kala itu, keuangan Ikal telah menipis, namun karna maksud hati ingin memberikan kejutan
pada ayahnya ia rela berhemat dan hidup kekurangan, bahkan demi berhemat, ia memilih
berjalan kaki dari terminal bus menuju studio yang dituju. Namun, perencanaan hemat Ikal
merupakan kesalahan, karena jarak yang ditempuh cukup jauh yaitu 10km. Maka dengan
berbekal tekad, ia pun sampai ke stadion tersebut dengan keadaan lusuh, kurus dan tak sedap
dipandang orang.
Ketika ia hampir sampai di stadion tersebut ia melihat sebuah toko resmi Real Madrid disana,
ia lalu bergegas meuju toko tersebut. Di toko itu, bertemu lah ia dengan seorang gadis yang
bernama Adriana, yang bekerja sebagai kasir ditempat itu, sekaligus wanita pencinta Real
Madrid. Lalu ia melihat baju kaus yang bertuliskan figo disertai tanda tangan asli dari pemain
Madrid itu sendiri. Ikal sangat tergoda untuk membelinya, namun keinginannya harus tertunda
sebab harga yang dipatok sangat jauh dengan uang yang ada ditangan Ikal.
Rasa kecewa begitu dirasakan Ikal, namun ia berfikir haruskah ia gagal lagi untuk
membahagiakan ayahnya yang ke dua kalinya? Maka dengan semangat yang menggebu-gebu
Ikal bertekad mengumpulkan uang agar dapat membeli kaus tersebut sembari meninggalkan toko
tersebut.
Segala usaha dan jerih payah Ikal dari pagi sampai malam untuk mendapatkan uang tidaklah
sia-sia, akhirnya ia dapat membeli kaus tersebut. Sebenarnya kaus itu dapat Ikal beli karena sang
kasir Adriana menyimpan baju itu untuknya, Adriana yakin bahwa Ikal akan kembali untuk
membeli kaus tersebut, dan benar saja, Ikal kembali dan membeli kaus itu.
Karena kejadian itu, Ikal dan Adriana sering bertemu dan membicarakan banyak hal
mengenai sepak bola, dan bertukar pengalaman. Lama kelamaan Ikal mulai menyadari bahwa
sepak bola tidak hanya diminati oleh kaum lelaki, namun sudah merambah dan bahkan mulai di
dominasi oleh kaum wanita. Ikal menyadari itu dari Adriana. Dari percakapannya dengan
Adriana, bagi wanita gol adalah hal yang penting, namun bukan ukuran kesetiaan mereka pada
tim, atau hanya menyukai pemain bola karena ketampanannya, melainkan mencintai arti sepak
bola itu sendiri dan merasakan hidup ketika melihat klub bola terfavorit mereka bertanding. Hal
ini membuat Ikal takjub dengan bidang olahraga satu ini, karena dapat membius siapa saja baik
laki-laki, wanita, muda ataupun tua untuk ikut menyoraki dan memberi semangat sebagai salah
satu bentuk kesetiaan dan kecintaan mereka pada klub tertentu. Ikal juga menyadari bahwa PSSI
termasuk patriot bangsa yang mati-matian membela Indonesia demi kehormatan dan harumnya
nama bangsa dan negara.
***
C. Unsur Intrinsik
a) Tema
Tema novel ini tentang kecintaan tentang olahraga sepak bola.
b) Tokoh
* Ikal sebagai tokoh utama yang berwatak teguh, bersemangat, dan pantang menyerah.
* Ayah Ikal sebagai tokoh utama kedua yang berwatak lembut,berani, pendiam, tapi selalu
menasehati tokoh Ikal ketika bersedih.
* Pelatih Toharun sebagai tokoh pembantu yang berwatak tegas, semangat, gigih, dan sportif.
* Adriana sebagai tokoh pembantu yang berwatak cerdas, baik, ramah, dan sopan.
c) Alur
Alur yang digunakan adalah campuran atau maju-mundur
d) Latar
Latar Waktu : Siang hari, pagi hari, malam hari.
Latar suasana : Sedih, senang, haru, bersemangat.
Latar tempat : Rumah Ikal, Prancis, Toko Real Madrid,Stasiun Prancis,
Universitas Sorboone, Eropa, Afrika.
e) Sudut Pandang
Novel ini menggunakaN sudut pandang orang pertama karena bercerita sebagai “aku”
f) Amanat
Dalam novel ini mengajarkan tentang bagaimana usaha dan perjuangan seorang untuk
membahagiakan orang tua, mengejar cita-citanya, berikhtiar, bertakawal, dan pantang
menyerah.

D. Unsur Ekstrinsik
a) Nilai Moral
Mengajarkan tentang patuh, menyayangi orang tua, dan bersikap jangan mudah putus asa.
b) Nilai Religius
Mengajarkan tentang ketika mendapat ujian atau cobaan harus tetap dihadapi dengan tabah dan
tawakal
c) Nilai Sosial
Mengajarkan tentang hidup berdampingan dengan semua perbedaan, saling menolong dan
mengasihi sesame manusia
d) Nilai Budaya
mengajarkan tentang mencintai budaya negeri sendiri dan menghargai perbedaan budaya orang
lain.
E. Kelebihan
1. Alur cerita terasa begitu hidup
2. Gaya penceritaan yang menarik
3. Cerita atau isi novel menarik untuk dibaca
4. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
5. Konflik pada novel tidak berbelit-belit sehingga mudah dipahami
6. Sampul buku menarik
F. Kekurangan
1. Kertas yang digunakan terlalu tipis sehingga mudah rusak
2. Warna kertas kurang menarik.

Anda mungkin juga menyukai