Salep PDF
Salep PDF
BASIS SALEP
Basis salep merupakan salah satu komponen dan faktor yang sangat penting
dalam sediaan salep. Basis salep merupakan komponen yang terbesar dalam sediaan
salep, yang sangat menentukan baik/buruknya sediaan salep tersebut. Salah satu hal
penting yang harus diperhatikan dalam memformulasikan sediaan salep adalah seleksi
basis salep yang cocok.
Basis berfungsi sebagai pembawa, pelindung, dan pelunak kulit, harus dapat
melepaskan obat secara optimum (tidak boleh merusak atau menghambat aksi terapi),
dan sedapat mungkin cocok untuk penyakit tertentu dan kondisi kulit tertentu.
Basis salep yang baik harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut (idealnya):
• Tidak iritasi
• Mudah dibersihkan
• Tidak meninggalkan bekas
Oleagenous phase
Stearyl alcohol 15 %
Beeswax 8%
Sorbitan monooleat 1,25 %
Aqueous phase
Sorbitol solution, 70 % 7,5 %
Polysorbate 80 3,75 %
Methylparaben 0,025 %
Propylparaben 0,0 15 %
Purified water q.s ad. 100 %
Contoh basis cream O/W (Vanishing cream)
Oleagenous phase
Stearic acid 13 %
Stearyl alcohol 1%
Cetyl alcohol 1%
Aqueous phase
Glycerin 10 %
Methylparaben 0,1 %
Propylparaben 0,05 %
Potassium hydroxide 0,9 %
Purified water q.s ad. 100 %
BASIS TERLARUT
Basis terlarut adalah suatu basis yang dapat larut dalarn air atau dapat
membentuk gel. Contoh basis terlarut adalah basis salep yang dibuat dan
polietilenglikol. Polietilenglikol/Makrogol/poliglikol adalah produk polimerisasi dan
etilenoksida atau produk kondensasi dan etilenglikol. Tergantung pada pemilihan
persyaratan reaksinya, akan diperoleh produk dengan tingkat polimerisasi yang
berbeda, yang dinyatakan melalui keterangan molekul rata-rata. Rumus molekulnya
H(O-CH2-CH2)OH.
PRESERVATIF SALEP
Preservatif/Pengawet ditambahkan pada salep untuk mencegah kontaminasi,
pengrusakan dan pembusukan oleh bakteri atau fungi, karena banyak basis salep
yang merupakan substrat mikroorganisme. Pemilihan bahan pengawet Harus
memperhatikan stabilitasnya terhadap komponen bahan yang ada dan terhadap
wadah, serta pengaruhnya terhadap kulit/tempat aplikasi. Beberapa bahan pengawet
dapat mengiritasi jaringan mukosa mata dan hidung.
Idealnya suatu pengawet mempunyai sifat-sifat seperti efektif pada konseritrasi
yang rendah, larut pada konsentrasi yang diperlukan, tidak toksik dan tidak mengiritasi
pada konsentrasi yang digunakan, kompatibel dengan dengan komponen dalam
formulasi dan dengan wadah, tidak berbau dan berwarna, stabil pada spektrum yang
Iuas, serta tidak mahal.
Contoh pengawet yang dapat digunakan untuk sediaan salep, seperti tercantum pada
tabel di bawah ini.
Tabel 1 - Topical Preservatives: Benefits and Risks26
Preservatives Limitations relative to use in cosmetic/
dermatologic formulations
Quaternury ammonium coumpounds a) Inactivated by numerous ingrvdieins
including arnonics, nonionics and
proteins
Organic mercurial compounds a) Potentially toxic and many sensitize
the skin
b) Limited use in formulations used near
or in the eye
Formaldehyde a) Volatile compound with an
objectionable odor
b) Irritating to the skin
c) High chemical reactivity
Halogenated phenols a) Objectionable odor
hexachlorcphene, p-chloro-m-cresol b) Often inactivated by nonionics,
ANTIOKSIDAN
Antioksidan ditambahkan ke dalam salep bila diperkirakan terjadi kerusakan
basis karena terjadinya oksidasi. Sistem anti oksidan ditentukan oleh komponen
formulasi dan pemilihannya tergantung pada beberapa faktor: seperti toksisitas,
potensi, kompatibel, bau, kelarutan, stabilitas, dan iritasi. Seringkali digunakan 2
antioksidan untuk mendapatkan efek sinergis.
Contoh antioksidan adalah Butylated Hydroxyanisole ( BHA), Butylated
hydroxytoluene (BHT), Propyl gallate, dan Nordihydroguaiaretic acid (NCGA).