Nisa Refkas DADRS Dr. Pujiati
Nisa Refkas DADRS Dr. Pujiati
Disusun oleh :
30101307026
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat yang sulit
untuk ditanggulangi. Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu penyakit yang
menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak. Menurut data World Health
Organization (WHO) pada tahun 2009, diare adalah penyebab kematian kedua pada
anak dibawah 5 tahun.
Secara global setiap tahunnya ada sekitar 2 miliar kasus diare dengan angka
kematian 1.5 juta pertahun. Pada negara berkembang, anak-anak usia dibawah 3
tahun rata-rata mengalami 3 episode diare pertahun. Setiap episodenya diare akan
menyebabkan kehilangan nutrisi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga diare
merupakan penyebab utama malnutrisi pada anak (WHO, 2009).
Untuk skala nasional berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun
2008, penderita diare pada tahun tersebut adalah 8.443 orang dengan angka kematian
akibat diare adalah 2.5%. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 1.7%
dengan jumlah penderita diare adalah 3.661 orang. Untuk tahun 2006, penderita diare
di Indonesia adalah 10.280 orang dengan angka kematian 2.5%
Terdapat banyak penyebab diare akut pada anak. Pada sebagian besar kasus
penyebanya adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan oleh virus, bakteri atau
parasit, akan tetapi berbagai penyakit lain juga dapat menyebabkan diare akut,
termasuk sindroma malabsorbsi. Diare karena virus umunya bersifat self limting,
sehingga aspek terpenting yang harus diperhatikan adalah mencegah terjadinya
dehidrasi yang menjadi penyebab utama kematian dan menjamin nutrisi untuk
mencegah virus menganggu pertumbuhan akibat diare.
Rotavirus merupakan penyebab tertinggi dari kejadian diare akut baik di negara
berkembang maupun negara maju. Di Indonesia menurut penelitian Soenarto yati dkk
pada anak yang dirawat di rumah sakit karena diare 60% disebabkan oleh Rotavirus.
Diare juga erat hubunganya dengan kejadian kurang gizi. Setiap episode diare
dapat menyebabkan kekurangan gizi oleh karena adanya anorexia dan berkurangnya
kemampuan menyerap sari makanan, sehingga apabila episodenya berkepanjangan
akan berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan anak.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A. IDENTITAS PASIEN
- Pasien datang ke IGD RISA dengan pasien BAB cair lebih dari 5 kali
sehari, sejak 5 hari yang lalu tiap kali mencret ± ¼ cangkir konsistensi
lembek cair, warna kekuningan, ada ampas, bau tidak asam, tidak ada
lendir, tidak ada darah, Daerah di sekitar anus tidak merah. BAK jumlah
dan keseringan normal seperti biasa. Penderita mual (+) muntah 2 kali
berisi seperti apa yang dimakan dan yang diminum. Makan dan minum
masih mau, Demam (+) Sebelum mencret tidak riwayat ganti produk susu
atau mencoba makanan baru, namun orang tua pasien mengakui bahwa
keluarganya sering membeli makanan / jajan di luar.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien dirumah tinggal bersama kedua orang tua, dan dua kakaknya. Ayah pasien
bekerja sebagai buruh bangunan dan ibu pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Pasien dirumah sehari-hari diasuh oleh ibunya. Lingkungan tempat tinggal terlihat
cukup bersih. Biaya perawatan ditanggung BPJS non pbi kelas II.
DATA KHUSUS
1. Riwayat Perinatal
Anak perempuan lahir dari ibu P3A0 hamil 39 minggu, antenatal care
teratur, penyakit kehamilan tidak ada, masa gestasi cukup bulan, lahir di
bidan, cara persalinan spontan, anak lahir langsung menangis dan warna
kemerahan. Berat badan lahir 3150 gram.
2. Riwayat Makan-Minum
Anak diberikan ASI dan tambahan susu formula sejak lahir sampai
sekarang. Umur 6 bulan selain ASI, pasien mendapat makanan pendamping
berupa bubur susu, umur 8 bulan mendapat makanan pendamping berupa nasi
tim dan sayur. Anak makan 3 – 4 kali sehari.
0.9
2,70
0,8
1. Keadaan Umum
2. Tanda Vital
a. Tekanan Darah : -
b. Nadi :
Frekuensi : 108x/menit,
Irama : Reguler
Isi&Tegangan : Cukup
Ekualitas : Equal
c. Laju Pernapasan : 24x/menit
d. Suhu : 36,7 oC (Axila)
3. Status Internus
a. Kepala : Mesocephale, UUB menutup
b. Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
c. Kulit : Tidak sianosis, Ptechie (-), Turgor kulit melambat
d. Mata : Mata cekung (+), Air mata (+), Konjungtiva anemis
(-/-), Sklera ikterik (-/-)
e. Hidung : Epistaksis (-), Nafas cuping hidung ( -/-), sekret (-)
f. Telinga : Discharge ( -)
g. Mulut : Gusi berdarah (-), Bibir kering (+), Lidah kotor(-)
h. Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
i. Tenggorok : Faring hiperemis (-) T1-T1
j. Thorak :
PULMO :
Inspeksi : Simetris
Statis : Hemithorax dextra sama dengan sinistra
Dinamis : Hemithorax dextra sama dengan sinistra,
Palpasi : Stemfremitus dextra dan sinistra sama
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : SD Vesikuler, ST Wheezing (-/-), Ronki (-/-)
COR :
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Perkusi : Tidak dilakukan
Palpasi : Iktus tak teraba, Thril (-)
Auskultasi :
Frekwensi : 108x/menit
Irama : Reguler
Bunyi Jantung : BJ I dan BJ II normal reguler
Bising : (-)
k. Abdomen :
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Peristaltik (+) meningkat
Perkusi : Hipertimpani
Palpasi : Nyeri Tekan (-) pada region epigastrium
Hati, Limpa : Teraba ¼ - ¼ blank heart, S.0
Turgor : Lambat
l. Alat kelamin : Laki-laki
m. Anorectal : Dalam batas normal, perianal kemerahan (-)
n. Anggota Gerak : Atas Bawah
Capilary refill : < 2” < 2”
Akral dingin : -/- -/-
R. Fisiologis : +/+ +/+
R. Patologis : -/- -/-
Darah:
3. ASSESTMENT
a. Diare Akut
DD:
Infeksi parenteral
Infeksi enteral
Disentri
Cholera
b. Dehidrasi Sedang
DD :
- Dehidrasi sedang
- Dehidrasi berat
c. Gizi Kurang
DD :
- Gizi Baik
- Gizi lebih
4. INITIAL PLAN
DD:
Infeksi parenteral
Infeksi enteral
Alergi
Keracunan
IP Dx
S :-
O : Px Darah Rutin, Px. Kimia Darah, Px. Feses rutin, Sudan III,
Benzidin test
IP Tx:
IP Mx
KU, TTV, tanda dehidrasi ( turgor, mencret, muntah, diuresis)
IP Ex
a. Menjelaskan kepada ibu tentang penyakit, perjalanan penyakit, serta
tindakan yang akan dilakukan
b. Istirahat cukup
c. Minum obat secara teratur dan tepat waktu
d. Menjaga pola makan yang cukup gizi dan higienis
e. Makan makanan yang dimasak terlebih dahulu
f. Menjaga lingkungan dan kebersihan diri (Jaga kebersihan tangan, alat
makan)
g. Berikan anak lebih banyak minum (Bisa diberikan oralit)
DD :
Gizi Baik
Gizi Lebih
IP Dx
S : Kualitas dan kuantitas makanan sehari-hari
O : Penilaian Klinis Gizi dan data antropometri
IP Tx
Kebutuhan kalori anak usia 7 bulan, BB 7,5 kg
Kebutuhan kalorinya (60,9 x 7.5) – 51 = 405,75 kkal
Terdiri dari :
Karbohidrat : 60% x 405,75 = 243,45 kkal
Lemak : 35% x 405,75 = 142,01 kkal
Protein : 5% x 405,75 = 20,28 kkal
IP Mx
a. Penimbangan berat badan secara rutin dan teratur
b. Pengukuran tinggi badan satu tahun sekali
IP Ex
a. Makan teratur
b. Asupan makanan yang bergizi
c. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
d. Menimbang BB secara rutin
FOLLOW UP
Tanggal S 0 A P
TINJAUAN PUSTAKA
I. DIARE AKUT
Diare adalah buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja
dengan frekuensi lebih dari 3 kali atau lebih dari biasanya dan berlangsung kurang
dari 14 hari. Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam
dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian
disebabkan karena dehidrasi. Buang air besar encer tersebut dapat atau tanpa
disertai lendir dan darah.
ETIOLOGI
a. Faktor makanan
Makanan busuk, mengandung racun
Perubahan susunan makanan yang mendadak, sering terjadi pada bayi-
bayi
Susunan makanan yang tidak sesuai dengan umur bayi
b. Faktor infeksi
Infeksi parenteral
Infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti infeksi
saluran pernafasan, ISK, otitis media akut, Tonsilofaringitis,
Bronkopneumoni. Keadaan terutama pada bayi dan anak berumur
dibawah 2 tahun.
Infeksi enteral
Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada
anak
Infeksi bakteri
Vibrio Cholera, E.coli, Salmonella, Shigella
Infeksi virus
Rotavirus, adenovirus
Infeksi parasit
Protozoa (Entamoeba hystolica, Giardia lamdia)
Cacing (ascaris, trichiuris, oxyuris)
Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fekal – oral yaitu melalui
makanan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak
langsung tangan dengan penderita atau barang-barang yang telah tercemar
tinja penderita.
factor-faktor yang meningkatkan resiko terjadinya diare dan dapat
meningkatkan penularan enteropatogen, antara lain:
Tidak diberikan ASI eksklusif pada 4-6 bulan pertama kehidupan
Penggunaan botol susu
Penyimpanan makanan masak pada suhu kamar
Penggunaan air minum yang tercemar
Tidak mencuci tangan setelah buang air besar dan sesudah membuang tinja
anak atau sebelum makan dan menyuapi anak
Tidak membuang tinja anak atau bayi dengan benar
Selain hal-hal tersebut, faktor lain yang dapat meningkatkan kecenderungan untuk
terjadinya diare dan terjadinya gizi buruk, imunodefisiensi, berkurangnya
keasaman lambung, menurunnnya motilitas usus, menderita campak dalam 4
minggu terakhir dan factor genetik.
PATOGENESIS
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
a. Gangguan Osmotic
Akibat makanan yang tidak dapat diserap, tekanan osmotic dalam lumen
usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran cairan dan elektrolit kedalam
lumen usus. Isi lumen usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus, dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan invasif
Hiperpristaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare.
MEKANISME
Jasad renik menyebabkan diare melalui sejumlah mekanisme antara lain,
sebagai berikut :
Virus
Beberapa jenis virus seperti rotavirus, berkembang biak dalam epitel
vili usus halus, menyebabkan kerusakan sel epitel dan pemendekan vili.
Hilangnya sel-sel vili yang secara normal mempunyai fungsi absorbsi
dan penggantian sementara oleh sel epitel berbentuk kripta yang belum
matang, menyebabkan usus mensekresi air dan elektrolit. Kerusakan
vili dapat juga dihubungkan dengan hilangnya enzim dissakaridae,
menyebabkan bekurangnya absorbsi disakarida terutama laktosa.
Penyembuhan terjadi bila vili mengalami regenerasi dan epitel vilanya
menjadi matang.
Bakteri
Penempelan dimucosa. Bakteri yang berkembang biak dalam usus
halus pertama-tama harus menempel mukosa untuk menghindari diri
dari penyapuan. Penempelan terjadi melalui antigen yang menyerupai
rambut getar, disebut pili atau fibria, yang melekat pada reseptor
dipermukaan usus. Hal ini terjadi misalnya E.coli enterotoksigenik dan
V. Cholerae. Pada beberapa keadaan penempelan dimukosa
dihubungkan dengan perubahan epitel usus yang menyebabkan
pengurangan kapasitas penyerapan atau menyebabkan sekresi cairan
(misalnya infeksi E.coli enteropatogenik atau enteroaggregasi).
Toxin yang menyebabkan sekresi E.coli enterotoksigenik, v.choleras
dan beberapa bakteri lain mengeluarkan toksin yang menghambat
fungsi sel epitel. Toksin ini mengurangi absorbsi natrium melalui vili
dan mungkin meningkatkan sekresi chlorida (cl-) dan kripta, yang
menyebabkan sekresi air dan elektrolit. Penyembuhan terjadi bila sel
yang sakit diganti dengan sel yang sehat setelah 2-4 hari.
Invasi mukosa. Shigella, E coli enteroinvasile dan salmonella dapat
menyebabkan diare berdarah melalui infasi dan perusakan sel epitel
mukosa. Ini terjadi sebagian besar dikolon dan bagian distal ileum.
Invasi mungkin ikut dengan pembentukan mikroabses dan ulkus
superfisial yang menyebabkan adanya sel darah merah dan sel darah
putih atau terlihat adanya darah dalam tinja. Toksin yang dihasilkan
oleh kuman ini menyebabkan kerusakan jaringan dan kemungkinan
juga sekresi air dan elektrolit dari mukosa.
Protozoa. Penempelan mukosa, G. Lamblia dan Cryptosporidium
menempel pada epitel usus halus dan menyebabkan pemendekan vili,
yang kemungkinan menyebabkan diare.
Invasi mukosa E.Histolica menyebabkan mikroabses dan ulkus. Namun
begitu keadaan ini baru terjadi bila strainya sangat ganas. Pada manusia
90% infeksi terjadi bila oleh strain yang tidak ganas : dalam hal ini
tidak ada invasi ke mukosa dan timbul gejala atau tanda-tanda,
meskipun kista amoeba dan tropozoit mungkin ada di dalam tinjanya.
GEJALA KLINIK
Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan dan
sering disertai dengan asidosis metabolik karena hilangan basa. Dehidrasi
dapat diklasifikasikan berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan
elektrolit. Dehidrasi ringan bila penurunan berat badan kurang dari 5%,
dehidrasi sedang bila penurunan berat badan antara 5-10% dan dehidrasi
berat bila penurunan lebih dari 10%.
Nyeri - + + - - -
kepala
Lamany 5-7 hari > 7 hari 3-7 hari 2-3 hari variasi 3 hari
a sakit
Sifat tinja
Volume Sedang Sedikit Sedikit banyak Sedikit Banyak
Derajat Dehidrasi
Gejala dan Keadaan Mata Mulut/ Rasa Kulit Penurunan Estimasi
tanda Umum Lidah Haus BB Def.
Cairan
Tanpa Baik, normal Basah Minum Dicubit <5 % 50%
dehidrasi sadar normal, kembali
tidak cepat
haus
Dehidrasi Gelisah, Cekung Kering Tampa Kembali 5-10% 50-100%
Ringan- rewel k lambat
sedang kehausa
n
Dehidrasi Latergis, Sangat Sangat Sulit, Kembali >10% >100%
berat kesadaran cekung kering tidak sangat
menurun dan bisa lambat
kering minum
PENATALAKSANAAN
Terdapat Lima Lintas Tata Laksana yaitu :
Rehidrasi
Dukungan nutrisi
Suplementasi zink
Antibiotik Selektif
Edukasi orang tua
Rehidrasi
Rencana Terapi A (tanpa tanda dehidrasi) mengobati diare dirumah
Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi :
1. Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti larutan oralit,
makanan yang cair (seperti sup, air tajin) dan air matang. Gunakan larutan
oralit untuk anak.
2. Beri larutan sebanyak anak mau
3. Teruskan pemberian larutan oralit hingga diare berhenti
Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau
menderita sebagai berikut :
1. Buang air besar cair sering kali
2. Muntah berulang-ulang
3. Sangat haus sekali
4. Makan atau minum sedikit
5. Demam
6. Tinja berdarah
Berikan 1 sendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah 2 tahun
Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak yang lebih tua
Bila anak muntah tunggulah 10 menit. Kemudian berikan cairan lebih
lama (misalnya 1 sendok tiap 2-3 menit)
Bila diare berlanjut setelah oralit habis, beritahu ibu untuk
memeberikan cairan lain seperti dijelaskan dalam cairan pertama atau
kembali kepada petugas kesehatan untuk mendapat tambahan oral
Dukungan Nutrisi
Makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama
pada waktu anak sehat untuk mengganti nutrisi yang hilang serta mencegah
agar tidak menjadi gizi buruk. ASI tetap diberikan selama terjadinya diare
pada diare cair akut maupun pada diare akut berdarah dengan frekuensi lebih
sering dari biasanya.
Suplementasi Zinc
Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut terbukti mengurangi lama
dan beratnya diare, mencegah berulangnya diare selama 2-3 bulan. Zinc juga
dapat mengembalikan nafsu makan anak. Dosis zinc untuk anak-anak :
Anak-anak < umur 6 bulan : 10mg (1/2 tab)
Anak-anak > umur 6 bulan : 20 mg (1 tab)
Cara pemberian Zinc
Untuk bayi Dapat dilarutkan dengan air matang, ASI atau
oralit.
Untuk anak yang lebih besar dapat dikunyah atau dilarutkan.
Zinc berfungsi untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh dan
regenerasi sel enterosit
Antibiotik Selektif
Obat pilihan untuk pengobatan diare yang disebabkan infeksi enteral dan
parenteral adalah golongan Quinolon seperti Siprofloksasin dengan dosis 30-
50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 5 hari. Pada kasus ini pasien
diberikan cefotaxim dengan dosis 50-100mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis.
Tabel Antibiotika pada diare
Dari anamnesa diketahui bahwa pasien juga mengalami demam yang naik
turun sejak 2 hari, tidak kejang, tidak menggigil, tidak disertai batuk pilek, tidak
sesak, tidak ada keluhan sakit telinga. Dari hasil anamnesa tersebut dapat
menyingkirkan kemungkinan adanya infeksi parenteral.
Pada kasus ini pasien mengalami buang air besar sebanyak lebih dari 6 kali
dengan konsistensi lembek cair, ada ampas dan berlangsung selama 3 hari. Pasien
tidak mengalami berak dengan lendir dan darah sehingga bukan termasuk golongan
diare yang disebabkan oleh bakteri Salmonella, parasit (amoeba), dan Shigella
disentri.
Pada pasien anak AA usia 12 bulan dinyatakan menderita diare akut dengan
dehidrasi ringan sedang karena pasien keadaan umumnya lemas, kasadaran
composmentis, turgor kulit kembali lambat, mata cekung, dan tampak kehausan.
Di RS
Tirah baring
Minum obat teratur.
Makan makanan yang bergizi.
Di rumah :
Jika panas, minum obat penurun panas, jika panas tidak turun, segera bawa
ke pelayanan kesehatan
Jika diare berikan banyak minum, terutama minum oralit
Edukasi kepada orang tua agar anak makan makanan bergizi.
HOME VISITE
Masalah Lingkungan Pasien:
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Pada pasien anak AA umur 12 bulan didiagnosa Diare Akut dengan Dehidrasi
Ringan Sedang, karena dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratoris terdapat tanda-tanda yang termasuk kriteria Diare akut dengan Dehidrasi
Ringan Sedang.
Terapi yang meliputi aspek cairan, aspek dietetik dan medikamentosa sudah
sesuai.
DAFTAR PUSTAKA