4 Pembukaan Baru Rev
4 Pembukaan Baru Rev
BUKU 4
Merencanakan tata ruang dalam kebun dan divisi yang terbagi, tahun
tanam, material tanaman, blok, pembibitan, jaringan jalan, saluran air,
lokasi pabrik, kantor, perumahan, bangunan sosial, sarana olah raga
yang digambarkan dalam peta induk (ploting design)
Tujuan :
Dibuat sistem tanggulan dengan membuat parit pada satu sisi jalan.
Tahap pembuatannya :
Tabel Alokasi areal per hektar (%) secara umum untuk kebun besar
Tata letak kantor dan pemukiman harus sesuai dengan luas areal
tanaman, jarak kelokasi tanaman (ke afdeling-afdeling), kesehatan
lingkungan, sumber air dan jumlah karyawan. Pada umumnya kantor
ataupun pemukiman diletakkan pada titik sentral afdeling maupun
kebun
III. Pabrik
IV. Pembibitan
1. Jalan
Pembuatan parit pada satu sisi badan jalan jika dianggap perlu,
baik pada MR maupun CR
Pembuatan tali air pada kiri dan kanan jalan harus dibuat
secara berselang-seling (zig-zag). Jumlah tali air ditentukan
berdasarkan tingkat kelandaian jalan
Dibuat sistem tanggulan dengan membuat parit pada satu sisi jalan.
Tahap pembuatannya :
Sistem jaringan jalan di kebun merupakan salah satu faktor yang paling
penting dalam menunjang dan menjamin kelancaran pengangkutan
terutama bahan-bahan keperluan tanaman, pengumpulan/
pengangkutan hasil serta pengontrolan. Perencanaan pembukaan
jaringan jalan harus disesuaikan dengan kondisi (topografi) dan
kebutuhan di perkebunan
Tabel Tekanan gandar pada berbagai klas jalan
Pembuatan parit pada satu sisi badan jalan jika dianggap perlu,
baik pada MR maupun CR
Pembuatan tali air pada kiri dan kanan jalan harus dibuat
secara berselang-seling (zig-zag). Jumlah tali air ditentukan
berdasarkan tingkat kelandaian jalan
Waktu Pelaksanaan
Sarana Pekerjaan
Pengadaan Bahan
No Uraian Norma
Angka Satuan
1 Manual
Pembuatan Parit 10 m/HK
Pembuatan Jalan 5 m/HK
2 Mekanis
Buldozer dan Pengerasan 50 m/JKT
Tanpa Pengerasan 100 M/JKT
Road Greader dgn Pengerasan 50 M/JKT
Tanpa Pengerasan 100 M/JKT
3 Bahan
Batu kali 0,440 M3/M Jln
Batu Belah 5/7 0,462 M3/M Jln
4 Wales
1 x digilas /7jam 300 M
2 x digilas 150 M
Catatan :
Bila jalan berada di pinggir tebing/jurang, parit hanya dibuat sebelah dalam/dinding
jalan, sedangkan pada pinggir jurang dibuat benteng. Pada areal yang
bergelombang/berbukit jalan utama lebih panjang serta sistem konstruksinya
berbeda dengan daerah datar/berombak
Jalan Transport
No Uraian Norma
Angka Satuan
1 Manual
Pembuatan Parit 10 m/HK
Pembuatan Jalan 5 m/HK
2 Mekanis
Buldozer dan Pengerasan 50 m/JKT
Tanpa Pengerasan 100 M/JKT
Road Greader dgn Pengerasan 50 M/JKT
Tanpa Pengerasan 100 M/JKT
3 Bahan
Batu kali 0,11 M3/M Jln
Batu Belah 5/7 3,31 M3/M Jln
4 Wales
1 x digilas /7jam 300 M
2 x digilas 150 M
Proyeksi naik turun pembuatan jalan harus dilakukan dengan baik
jangan terus menaik secara curam, karena akan mempertinggi
biaya angkutan
Jangan dibuat dengan penggalian tanah asli, jangan sekali-kali
membuat jalan menggunakan tanah timbunan karena akan
menjadi becek dan longsor
No Uraian Norma
Angka Satuan
1 Manual
Pembuatan Parit 10 m/HK
Pembuatan Jalan 5 m/HK
2 Mekanis
Buldozer dan Pengerasan 50 m/JKT
Tanpa Pengerasan 100 M/JKT
Road Greader dgn Pengerasan 50 M/JKT
Tanpa Pengerasan 150 M/JKT
3 Bahan
Batu Bujang 0,1 M3/M Jln
Batu Belah 5/7 0,31 M3/M Jln
4 Wales
1 x digilas /7jam 300 M
2 x digilas 150 M
Fungsi Transportasi alat/bahan dari jalan produksi ke areal/
tanaman yang terisolir dan Transportasi hasil produksi (TBS)
dari TPH ke jalan produksi menuju ke jalan utama/pabrik serta
Mempermudah kontrol lapangan
Konstruksi Badan jalan dikeraskan dengan sirtu/batu belah 5/7,
tebal 7 cm, sedangkan Pelaksanaan pengerasan TBM I 40%,
TBM II 40% dan TBM III 20%
Bentuk Permukaan badan jalan cembung, kemiringan 2,5-4 %
dengan Lebar jalan 8 m; pinggir jalan 0,90 m; parit jalan
0,6x0,4x0,3 m (tergantung kebutuhan); bahu jalan 0,50 m;
badan jalan 4-5 m
Jalan Blok
Letak Berada dalam areal sebagai batas dari blok ke blok yang
lain
Waktu Pembentukan jalan dan pemadatan pada tahun 0
No Uraian Norma
Angka Satuan
1 Manual
Pembuatan Parit 10 m/HK
Pembuatan Jalan 5 m/HK
2 Mekanis
Buldozer dan Pengerasan 50 m/JKT
Tanpa Pengerasan 100 M/JKT
Road Greader dgn Pengerasan 50 M/JKT
Tanpa Pengerasan 100 M/JKT
3 Bahan
Batu Bujang 0,1 M3/M Jln
Batu Belah 5/7 0,25 M3/M Jln
Fungsi Merupakan batas blok yang satu dengan lainnya juga
Merupakan pembantu jalan distribusi bahan/alat maupun
transportasi produksi serta Mempermudah kontrol lapangan
Konstruksi Tanah pada badan jalan dipadatkan
Bentuk Cembung, kemiringan 2,5-4% dengan Lebar jalan 8 m;
pinggir jalan 0,90 m, parit jalan 0,6x0,4x0,3 m tergantung
kebutuhan;bahu jalan 0,50 m; badan jalan 4 m
Jalan Kontrol
Letak Berada dalam areal tanaman (dalam blok) Arah silang U-S
dan T-B
Waktu Pembentukan pada saat TBM I semester I
Fungsi Jalan masuk ke areal bagi pekerja dan juga Sebagai
jalan/ ke dalam areal tanaman serta Mempermudah
inventarisasi kondisi, luas areal dan jumlah tanaman yang
berada dalam blok, Mempermudah kontrol lapangan langsung
sampai ke dalam areal tanaman
Konstruksi Lebar jalan 2 meter dengan cara Konstruksi
dicangkul/diratakan Kondisi harus terjaga/tetap bersih
No Uraian Norma
Angka Satuan
1 Manual
Pembuatan Parit 50 m/HK
2 Kimia
Tenaga 0,2 HK/Ha
Glyphosate 0,225 Ltr/Ha
2. Jembatan dan Gorong-gorong
Pembuatan jalan diusahakan melalui bagian sungai yang
tersempit agar kalau harus dibuat jembatan cukup yang kecil
saja
Papan lantai dan rel dari jenis kayu keras dan kuat.
Papan lantai dan rel dari jenis kayu keras dan kuat.
Jembatan Permanen
PROSEDUR KERJA
Pada bagian dalam pondasi disusun 2-3 batang kayu bulat dia
50 cm sepanjang 6 m sebagai landasan, lalu diikat dengan
kawat beton dia 6 mm.
Pada bagian atas, bahu pondasi dibuat dari beton cor bertulang
selebar 45 cm dan tebal 50 cm dimana pengecoran dilakukan
beramaan dan tidak boleh berhenti sampai pengecoran selesai
dilaksanakan.
Semi permanen
Loneng dan bagian luar pondasi diaci dan diplester dengan rapi.
Loneng dan bagian luar pondasi diaci dan diplester dengan rapi.
1. < 3,0 40 25 x 20
2. 3,0-4,5 m 50 30 x 25
3. 4,5-6,0 m 60 40 x 30
3. Parit Drainase
Tanah galian dibuang ke kiri dan kanan parit untuk kaki lima
4. Polongan (Gorong-Gorong)
Polongan baja; Polongan yang dibuat dari pipa logam dan tidak
bersambung.
a. Norma Teknis
Tanah timbunan harus padat dan rata atau sedikit lebih tinggi
dari permukaan jalan.
Lebar parit yang akan diberi polongan beton bulat maksimal 1,5
m
Galian harus lurus, berpenampang trapesium, lebar dasar sama
dengan diameter polongan, dan dasar galian harus rata dengan
dasar parit.
Timbunan harus padat dan rata atau sedikit lebih tinggi dari
permukaan jalan.
Lebar parit yang akan diberi polongan beton persegi antara 1,5
m-2,5 m
b. Prosedur Kerja
Dari studi kelayakan harus sudah jelas perencanaan luas kebun yang
akan dibangun serta tata ruangnya. Disini harus ada tergambar
misalnya :
Lokasi pembibitan.
Blok ini sangat penting sebagai satuan luas administrasi dan semua
pekerjaan akan diperhitungkan dalam blok demi blok. Untuk areal rata
atau berombak tentu akan mudah membagi blok tersebut tetapi untuk
kondisi bergelombang atau berbukit akan memiliki blok yang lebih
kecil dan tidak jarang sebagai batas blok dipakai batas alam seperti
sungai, jalan dan lain –lain.
1. Manual
2. Mekanis
3. Chemis
TAHAP PEKERJAAN
1. Membabat/Imas
2. Menumbang
16-30 cm 25 cm
31-75 cm 50 cm
76-150 cm 100 cm
10 - 30 1,5-3
30 - 75 2-4
> 75 4-5
4. Merumpuk
5. Membersihkan areal
7. Cincang Jalur
- Pada areal dengan vegetasi sedang sampai ringan ratio rumpukan 1:4
Kegiatan Waktu
Survey/mengukur areal ± 1 bulan
Babat/imas 2-3 bulan
Menumbang 2-3 bulan
Merencek dan merumpuk 1-2 bulan
Membersihkan areal 2-3 bulan
Pemberantasan lalang 2-3 bulan
Jalan + saluran air 2-3 bulan
Penanaman kacangan 1-2 bulan
Memancang ± 2 bulan
Teras, benteng 2-3 bulan
Melubang ± 2 bulan
PEDOMAN PELAKSANAAN
1. Hutan Primer
2. Hutan Sekunder
Catatan Lainnya :
Survey Pendahuluan
Kelerengan/Topografi
Jenis vegetasi
Ketinggian tempat
- Fit to Area
- Lahan Pembukaan
3. Peta Desain Blok Definitif berfungsi sebagai peta kerja dan peta
dasar untuk kegiatan pengurusan lebih lanjut dalam rangka
pelaksanaan Pembangunan perkebunan Kelapa Sawit.
KESELAMATAN KERJA
Lokasi bibitan
RINTIS-BLOCKING
Lebar MR 9 m dan CR 7 m
Hasil perhitungan :
Dimana :
a : Jarak tanam
b : Jarak antar baris yang akan dicari
Rumus :
Perhitungan :
Luas Areal : 1 Ha
Jarak Tanam : 9m x 9m X 9m
Keterangan :
a = jarak tanam
Pancang Tanam Kelapa Sawit Pada Area Datar
Untuk mendapatkan letak dan barisan tanaman yang teratur terlebih
dahulu diadakan pemancangan areal. Pemancangan pada areal yang
rata jarak antara barisan dan dalam barisan sesuai dengan jarak yang
sebenarnya. sedangkan untuk areal yang berbukit dan berkontur arah
barisan mengikuti arah kontur yang ada dan jarak antara barisan
adalah proyeksi jarak antar barisan.
~ Kawat Sling 100 m yang telah diberi tanda jarak tanam dan jarak
antar barisan
Pancang Tanam Kelapa Sawit Pada Area
Berbukit
Pada umumnya areal penanaman kelapa sawit di Indonesia terletak
pada daerah yang banyak hujannya. dan tidak semuanya datar/flat.
Pada bulan tertentu (musim hujan) dapat tejadi lebih air (water excess),
tetapi pada beberapa lokasi dimana terdapat perbedaan musim hujan
dan kemarau agak tegas terdapat pula kekurangan air (water deficit).
Agar air hujan yang jatuh dapat ditampung, ditahan lebih lama agar
meresap dalam tanah, persediaan air dalam tanah (water reserve)
selalu cukup terutama pada musim kemarau dan untuk mencegah
erosi maka dibangunlah teras, rorak, bente4ng, parit dan lain-lain
dilapangan. Tindakan pengawetan tanah ini mutlak diperlukan
terutama didaerah yang memiliki jumlah dan hari hujan besar pada
lahan yang berombak, berbukit.
I. TERAS KONTUR
Penentuan titik tanam pada kontur teratas (kontur 1) jarak antar titik
tanam 9,2 m dan konstan. Penentuan titik tanam pada kontur
berikutnya :
• Ujung tali juga merupakan titik tanam ke2 titik-titik tanam tersebut
diberi pancang tanam.
• Ukuran : lebar alas = 60 cm, lebar atas = 40 cm, kaki lima = 45 cm,
tinggi 30 cm
• air
• bahan organik
• kurangnya cahaya matahari
• sifat tanah (tekstur dan struktur)
• bahan angkutan (tonase) yang berlebihan.
PENIMBUNAN DAN PENGERASAN JALAN
a. Waktu Pelaksanaan
b. Sarana Pekerjaan
c. Pengadaan Bahan
Kondisi Cuaca dan Iklim ( Curah hujan dan hari hujan, musim
penghujan atau kemarau)
Perawatan jalan akses (acces road) harus lebih tinggi proporsinya dari
pada jalan lain, karena intensitas di lewati dan tingkat dampak apabila
rusak terhadap aspek lain lebih besar. Jalan utama ( Main Road)
menjadi prioritas selanjutnya, dilanjutkan dengan jalan collection dan
jalan kountur.
Jalan yang dibuat antar blok dengan arah Utara - Selatan dan
digunakan sebagai sarana transportasi panen dan pemupukan,
serta fungsi lainnya.
5. Jalan Pringgan
Adalah jalan yang dibuat dan terletak di batas luar afdeling dan juga
sebagai batas afdeling, dan berfungsi sebagai pengawasan jaringan
PERAWATAN JALAN
1. Jalan Utama
1. Graeder
2. Parang/egrek
3. Cangkul/sekop
4. Batu-batuan
5. Cangkang
6. Truk
7. Road Roller
8. dan traktor
PROSEDUR KERJA
Bentuk kembali badan jalan dan dibuat chamber serta tali air
yang cukup sekitar 25 atau 50 meter satu tali air ke parit/tepi
badan jalan.
2. Perawatan Manual :
Lakukan tunas pelepah jalan agar cahaya matahari tembus ke
badan jalan, terutama di jalan koleksi. Potong ½ dari panjang
pelepah pada 3 lingkaran daun terbawah.
Buang air yang tergenang di badan jalan melalui tali air ke blok
atau parit.
Pengerasan Ulang :
B = Pinggir Jalan
C = Parit Jalan
D = Bahu Jalan
E = Badan Jalan
PELAPORAN
1. Excavator PC 200
2. Cangkul
3. Sekop
4. Karung
5. Balok/kayu
6. Plat besi
7. Peralatan Survey
PROSEDUR KERJA
Waktu Norma
No Jenis Parit
Cuci Dalam Alat HK
Keterangan :
Cuci parit 50% Pertahun
Mendalamkan Parit 33% pertahun
PELAPORAN
Laporan setiap hari : Panjang parit, lokasi, Jumlah HM, Jumlah BBM,
Jumlah pelumas, dll.