Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FARMAKOGNOSI SEMESTER ANTARA

SIMPLISIA BUNGA ROSELLA


(Hibiscus sabdariffa L)

Nama : Abdur Rasyid Mu’afa

NIM : M16030006

Tanggal Tugas : 27-Januari-2019

Dosen : Arviani M.Si

LABORATORIUM DIII FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI

2018
BAB l

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada tahun 1576 seorang ahli botani asal Belanda bernama M. de L’Obel
menemukan tanaman ini ditanam di halaman sebuah rumah di Pulau Jawa.
Ada yang berpendapat, Rosella berasal dari India. Diduga tanaman ini dibawa oleh pedagang
India saat datang ke Indonesia sekitar abad ke-14.
Menengok sekilas cerita beberapa abad yang lalu, keberadaan bunga Rosella saat
ini bagaikan perantau yang pulang kembali ke kampung halaman. Nama Lain: Hibiscus
Sabdariffa L., H. Sabdariffa varaltissima, Rozelle, Red Sorrel, Sour-sour, Lemon bush, Florida
cranberry, Oseille rouge (Perancis), Quimbombo Chino (Sepanyol), Karkad (Afrika Utara),
Bisap (Senegal).
Namanya rosella tenar hampir di seluruh penjuru dunia. Belakangan, tanaman ini juga
mulai populer di Indonesia. sejatinya tanaman rosella sudah lama ada diIndonesia. Hanya saja,
ia disebut dengan nama yang berbeda di setiap daerah. memang banyak orang yang
beranggapan berbeda tentang asal mula rosella tersebut. Ada yang bilang bahwa rosella berasal
dari afrika, namun ada juga yang bilang rosella berasal dari india. Namun yang jelas bahwa
sesungguhnya rosella telah banyak ditemukan di indonesia sejak beberapa abad yang lalu.
Hanya saja masyarakat indonesia belum begitu mengenal manfaat atau khasiat dari rosella
tersebut. Barulah pada akhir-akhir ini diketahui bahwa teh merah rosella memiliki manfaat
yang banyak sekali, namun tidak mengakibatkan efek samping seperti pada teh yang lainnya.
Tanaman rosella merupakan tanaman yang serbaguna. Hampir seluruh bagian tanaman
rosella mulai dari buah, kelopak dan daun dapat dimakan. Tanaman ini juga dimanfaatkan
sebagai bahan minuman, sari buah, salad, sirup, pudding dan asinan. Minuman dari kelopak
rosella, selain punya rasa yang enak juga berkhasiat sebagai obat batuk dan lainlain. Sebagai
obat tradisional, secara empiris rosella berkhasiat sebagai antiseptic, diuretic, pelarut, sedative,
dan tonik (Maryani dan Kristina, 2005).

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia dibedakan atas simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia pelican (mineral).
Untuk menjamin mutu keseragaman senyawa aktif, keamanan, maupun kegunaannya, maka
simplisia harus memenuhi persyaratan minimal. Untuk dapat memenuhi persyaratan minimal
tersebut beberapa faktor yang berpengaruh antara lain adalah: 1. Bahan baku simplisia 2. Proses
pembuatan simplisia termasuk cara penyimpanan bahan baku simplisia 3. Cara pengepakan
dan penyimpanan simplisia (DepKes, 1985).
Pada umumnya pembuatan simplisia melalui tahapan sebagai berikut: pengumpulan
bahan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengepakan,
penyimpanan dan pemeriksaan mutu (DepKes, 1985).
1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam makalah Bunga Rosella ini ialah:

1. Apa pengertian dari Bunga Rosella?

2. Sebutkan taksonomi dari Bunga Rosella?

3. Sebutkan manfaat Bunga Rosella?

4. Bagaimana cara preparasi dau rosella?

5. Berikan contoh herbal dari simplisia Rosella

1.3 TUJUAN dan MANFAAT

alam pembuatan makalah Bunga Rosella ini ialah untuk mempermudah mencari
informasi mengenai Bunga Rosella dan untuk membantu kita dalam pemperoleh obat-obat
tradisional yang sangat mudah di temui di sekitar kita. Tujuan dalam membuat makalah tentang
Bunga Rosella ini untuk menambah wawasan dalam bidang pengobatan atau kesehatan. Dapat
menjadikan pembendaharaan pustaka sebagai informasi yang dapat digunakan untuk
menambah ilmu pengetahuan di bidang farmasi, serta sebagai referensi untuk masukan bagi
peneliti selanjutnya.

Makalah ini diharapkan memberikan informasi kepada masyarakat tentang teknik


budidaya dan manfaat bunga rosella sebagai obat tradisional yang dapat digunakan sebagai
bahan pengganti obat sintetik, sehingga masyarakat memiliki alternatif dan tidak selalu
tergantung pada obat yang tersedia di apotik.Menumbuh kembangkan kesadaran masyarakat
tentang penggunaan bahan alam sebagai sumber obat alternatif, sehingga mendorong
masyarakat untuk membudidayakan tanaman rosella dan pada akhirnya dapat menekan
pengeluaran yang lebih banyak untuk pembelian obat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 MORFOLOGI DAN TAKSONOMI ROSELLA(Hibiscus sabdariffa L)

KLASIFIKASI
Devisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Malvaceales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Speces : Hibiscus sabdariffa L.
Varietas : Hibiscus sabdariffa varietas sabdariffa L. Hibiscus sabdariffa varietas
ultissima Wester (Anonim, 2009).

KANDUNGAN KIMIA BUNGA ROSELLA


Kandungan zat lainnya yang terdapat pada tanaman rosela, dapat dilihat pada tabel nilai gizi
berikut ini :

Tabel 2. Nilai Gizi dalam 100 gram kelopak bunga rosella


ZAT Kandungan gizi
Air 9,2 g
Protein 1,145 g
Lemak 2,61 g
Serat 12,0 g
Karbohidrat 8,88 g
Abu 6,90 g
Kalsium 1,296 mg
Fosforus 273,2 mg
Zat besi 8,89 mg
Betakaroten 0,023 mg
Vitamin C 11,2 mg
Thiamine 0,117 mg
Riboflavin 0,277 mg
Niacin 3,765 mg
Acid askorbik 6,7 mg
Kalori 35,2 kal

Tabel 3. Kandungan gizi rosella


100 g buah 100 g kelopak
ZAT 100 g daun segar 100 g biji
segar segar
Kalori 49 kal 43 kal 44 kal -
Air 84,5 % 85,6 % 86,2 % 7,6 %
Protein 1,9 g 3,3 g 1,6 g 24,0 %
Lemak 0,1 g 0,3 g 0,1 g 22,3 %
Karbohidrat 12,3 g 9,2 g 11,1 g -
Serat 2,3 g 1,6 g 2,5 g 15,3 %
Abu 1,2 g 1,6 g 1,0 g 7,0 %
Kalsium 1,72 mg 213 mg 160 mg 0,3 %
Fosfor 57 mg 93 mg 60 mg 0,6 %
Besi 2,9 mg 4,8 mg 3,8 mg -
Betakaroten 300 ig 4123 ig 285 ig -
Vitamin C 14 mg 54 mg 14 mg -
Tiamin - 0,17 mg 0,04 mg -
Riboflavin - 0,45 mg 0,6 mg -
Niasin - 1,2 mg 0,5 mg -
Sulfida - - - 0,4 %
Nitrogen - - - 23,8 %
Tabel 4. Kandungan asam lemak dalam biji rosella
Jenis asam lemak Jumlah
Asam miristin 2,1 %
Asam palmanin 35,2 %
Asam palmitoleik 2%
Asam stearat 3,4 %
Asam oleat 34 %
Asam linoleat 14,4 %

Tabel 5. Kandungan sterol dalam minyak biji rosella


Jenis sterol Jumlah
B-sitosterol 61,3 %
Kampasterol 16,5 %
Kolesterol 5,1 %
Ergosterol 3,2 %

Bunga rosella memiliki beberapa kandungan zat seperti gossypetin, glukosida, hibiscin,
flavonoid, theflavin, katekin dan antosianin (Widyanto dan Nelistya, 2008). Antosianin pada
bunga rosella mampu memberikan efek perlindungan terhadap penyakit kardiovaskuler,
termasuk penyakit hipertensi (Mardiah, 2010). Setiap 100 g bunga rosella mengandung 96 mg
antosianin (Hermawan dkk., 2011). Theaflavin dan katekin mampu membatasi penyerapan
kolesterol dan meningkatkan pembuangan kolesterol dari hati sehingga kadar kolesterol terjaga
(Lawren, 2014). Jenis dan jumlah antosianin yang terdapat pada bunga rosella (kaliks).

MORFOLOGI
a.Batang
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai batang bulat, tegak, berkayu dan
berwarna merah.tumbuh dari biji dengan ketinggian bisa mencapai 3-5 meter.
Gambar 2.1 batang

b. Akar
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai akar tunggal.
c. Daun
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai daun tunggal berbentuk bulat
telur, bertulang menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi dan pangkal berlekuk, Panjang daun 6-
15 cm dan lebar 8 cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau dengan panjang 4-7 cm (Seperti pada
gambar 2.3)

d. Bunga
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai bunga berwarna cerah, Kelopak
bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika dibandingkan dengan bunga
raya/sepatu. Bunganya keluar dari ketiak daun dan merupakan bunga tunggal, yang
berarti pada setiap tangkai hanya terdapat 1 (satu) bunga. Bunga ini mempunyai 8-11 helai
kelopak yang berbulu, panjangnya 1 cm, yang pangkalnya saling berlekatan dan berwarna
merah. Kelopak bunga ini sering dianggap sebagai bunga oleh masyarakat. Bagian inilah yang
sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.(Seperti pada gambar 2.2).

Gambar 2.2 bunga Gambar 2.3 daun

e. Biji
Tanaman rosella ( Hibiscus sabdariffa L) mempunyai biji berbentuk seperti ginjal
hingga triangular dengan sudut runcing, berbulu, panjang 5 mm dan lebar 4 mm. Gambar 2.4
biji 4. Perkembang biakan tanaman rosella Tanaman rosella berkembang biak secara generatif
(dengan biji). 5. Kandungan zat kimia pada bunga rosella. Bunga rosella mempunyai
kandungan zat kimia sebagai berikut : kalori, air, protein, lemak, karbohidrat, kalsium,
phosphor, besi, B-karotene, asam askorbat (Daryanto-Agrina, 2006).
Tanaman rosella berkembang biak secara generatif (dengan biji). Bunga rosella
mempunyai kandungan zat kimia sebagai berikut : kalori, air, protein, lemak, karbohidrat,
kalsium, phosphor, besi, B-karotene, asam askorbat (Daryanto-Agrina, 2006).

2.2 SIMPLISIA
PENGERTIAN SIMPLISIA
Simplisia adalah bentuk jamak dari kata simpleks yang berasal dari kata simple, berarti
satu atau sederhana. Istilah simplisia dipakai untuk menyebutkan bahan – bahan obat alam yang
masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk. Departemen
Kesehatan RI membuat batasan tentang simplisisa sebagai berikut:
Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami proses
perubahan apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya dalam bentuk yang telah
dikeringkan. Berdasarkan hal itu maka simplisisa dibagi menjadi tiga golongan yaitu simplisia
nabati, hewani, dan pelikan atau mineral.
 Simplisia nabati : simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat
tanaman, atau gabungan antara ketiga. Misalnya Datura Folium dan Piperis nigri
Fructus. Eksudat tanaman adalah inti sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau
dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat
– zat atau bahan – bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan atau
diisolasi dari tanamannya.
 Simplisia hewani : simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat – zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan berupa zat kimia murni. Contohnya adalah
minyak ikan ( Oleum iecoris asselli ) dan madu ( Mel depuratum ).
 Simplisia pelican atau mineral : simplisia yang berupa mineral ( pelican ) yang belum
diolah atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni. Contohnya
serbuk seng dan serbuk tembaga.
CARA PEMBUATAN SIMPLISIA BUNGA ROSELLA
Dasar pembuatan simplisia meliputi beberapa tahapan. Adapun tahapan tersebut dimulai
dari pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, pengubahan bentuk, pengeringan,
sortasi kering, pengepakan, dan penyimpanan.
1) Pengumpulan bahan baku
Tahapan pengumpulan bahan baku sangat menentukan kualitas bahan baku. Faktor
yang paling berperan dalam tahapan ini adalah masa panen. Berdasarkan garis besar pedoman
panen, pengambilan bahan baku tanaman bunga rosella dilakukan dengan cara Pemanenan
bunga tergantung dari tujuan pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen dapat dilakukan pada
saat menjelang penyerbukan, saat bunga masih kuncup ( seperti pada Jasminum sambac,melati
), atau saat bunga sudah mulai mekar ( misalnya Rosa sinensis, mawar ).

2) Sortasi basah
Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika tanaman masih segar. Sortasi basah
dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing atau bahan-bahan asing
lainnya dari bahan simplisia. Bahan-bahan asing itu seperti tanah, kerikil, rumput dan kotoran
lainnya yang harus di buang. Tanah mengandung bermacam-macam mikroba dalam jumlah
tinggi, oleh karena itu pembersihan simplisia dari tanah dalah mengurangi jumlah mikroba
awal.
3) Pencucian
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya yang melekat
pada bagian simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih, misalnya air dari mata air, air
sumur atau air PAM. Bahan simplisia yang mengandung zat yang mudah larut dalam air yang
mengalir, pencucian dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin dengan cara dialirkan air
ke bahan simplisia.
4) Perajarangan
Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan. Perajangan bahan
simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengempakan dan penggilingan.
Tanaman yang baru diambil jangan langsung dirajang tetapi dijemur dalam keadaan utuh
selama 1 hari. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin perajang khusus
sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang dikehendaki.
5) Pengeringan
Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak,
sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Suhu pengeringan tergantung pada
bahan simplisia dengan cara pengeringannya. Bahan simplisia dapat dikeringkan pada suhu
30°C-90°C, tetapi suhu yang terbaik adalah tidak lebih dari 60°C. Bahan simplisia yang
mengandung senyawa aktif yang tidak tahan panas atau mudah menguap harus dikeringkan
pada suhu serendah mungkin, misalnya 30°C-45°C.

Berikut ini faktor yang memepengaruhi pengeringan yaitu :


a. Waktu pengeringan.semakin lama dikeringkan akan semakin kering bahan tersebut.
b. Suhu pengeringan. Semakin tinggi suhunya semakin cepat kering, tetapi harus di
pertimbangkan daya tahan kandungan zat aktif di lam sel yang kebanyakan tidak tahan
panas.
c. Kelembapan udara di sekitarnya dan kelembapan bahan kandungan air dari bahan.
d. Ketebalan bahan yang di keringkan.
e. Sirkulasi udara.
f. Luas peermukaan bahan.semakin luas permukan bahan, semakin mudah kering.
Untuk bahan berupa bunga hanya diangin – anginkan ditempat yang teduh atau jika
menggunakan oven maka suhu diatur rendah sekitar 250 – 350 C.

6) Sortasi kering
Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan
sortasi kering adalah untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman
yang tidak di inginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masih ada dan tertinggal pada
simplisia kering
7) Pengepakan dan Penyimpanan
Pengepakan simplisia dapat menggunakan wadah yang inert, tidak beracun, melindungi
simplisia dari cemaran serta mencegah adanya kerusakan. Sedangkan penyimpanan simplisia
sebaiknya di tempat yang kelembabannya rendah, terlindung dari sinar matahari, dan
terlindung dari gangguan serangga maupun tikus.
8) Pemeriksaan mutu
Merupakan usaha untuk menjaga keajegan mutu simplisia. Pemeriksaan mutu simplisia
dilakukan pada waktu penerimaan atau pembelian dari pengepul tau pedagang simplisia.
Simplisia diterima harus berupa simplisia murni dan memenuhi persyaratan umum untuk
simplisia. Simplisia yang bermutu adalah simplisia yang memenuhi persyratan Farmakope
Indonesia, Materia Media Indonesia.

2,3 KEGUNAAN EMPIRIS BUNGA ROSELLA


Seiring perkembangan jaman dan perkembangan penelitian yang semakin maju, banyak
sekali tanaman yang dijadikan sebagai ramuan secara alami tanpa penggunaan bahan kimia.
Salah satunya tanaman rosela. Tanaman rosela bukanlah tanaman asli Indonesia, melainkan
berasal dari benua Afrika. Mulanya tanaman ini muncul bunga yang cantik yang cocok
dijadikan penghias halaman rumah, akan tetapi sekarang tanaman ini banyak dimanfaatkan
untuk pengobatan dan menjaga kesehatan, mulai dari daun, kelopak, bunga, sampai buahnya,
karena di dalam tanaman ini banyak sekali mengandung zat yang diperlukan untuk
kesehatan. Cara mendapat manfaat dari tanaman rosela bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Mulai dari dibuat sari buah, teh herbal, sirup, selai, campuran salad, puding, asinan, dan aneka
minuman segar (Maryani dan Kristiana, 2012).

Bunga Rosela yang memiliki nama latin Hibbicus Sabdarifa ini mempunyai banyak
khasiat dan juga manfaat untuk kesehatan. Biji rosela bisa dimanfaatkan untuk mengobati
kekurangan darah, kelesuan, dan penyakit kulit. Daunnya digunakan untuk merawat luka,
gigitan serangga, dan penyakit kulit.

Berikut adalah manfaat rosela bagi kesehatan adalah:

1. Mengobati Batuk

Di Sudan bunga rosella dijadikan sebagai minuman sehari – hari yang dicampur dengan
garam, merica, dan sari tebu. Minuman ini berkhasiat sebagai pencegah batuk dan penghilang
efek mabuk, serta bermanfaat juga untuk diet dan pencegah diabetes.

2. Mengurangi tekanan darah

Khasiat bunga rosella sebagai obat darah tinggi juga telah dirasakan secara empiris oleh
seorang wanita berusia 66 tahun. Saat berumur 45 tahun, wanita tersebut sering mengalami
sakit kepala, yang pada waktu itu dianggap sebagai sakit kepala biasa. Namun lama-kelamaan
sakit kepala tersebut semakin hari semakin parah. Baru setahun kemudian berdasarkan hasil
diagnosa medis ia dinyatakan mengidap penyakit darah tinggi. Limabelas tahun ia jalani
dengan menggantungkan obat-obatan kimia untuk mengatasi penyakit darah tingginya. Pada
saat usianya menginjak 62 tahun, ia mendapatkan informasi mengenai khasiat bunga rosella
sebagai obat darah tinggi dari seorang temannya. Kemudian ia mulai rajin mengonsumsi teh
bunga rosella.
Setelah satu bulan menjalani terapi, ia merasakan perubahan yang luar biasa pada kesehatan
dan kebugaran tubuhnya. Sakit kepala yang selalu datang dirasakan sudah hilang sama sekali.
Begitu pula dengan ketegangan-ketegangan pada leher yang kerap muncul setiap waktu, sudah
tidak pernah dirasakan lagi. Saat ia memeriksakan diri ke dokter, tekanan darahnya turun dari
pemeriksaan yang dilakukan sebulan sebelumnya, yaitu dari 200 mmHg menjadi 120 mmHG.

3. Membantu proses pencernaan (memperbaiki metabolisme tubuh)

Bunga Rosela kaya akan serat yang bagus untuk kesehatan saluran pencernaan terutama bila
mengalami konstipasi. Vitamin B1 dan B12 yang terdapat dalam rosela membantu menjaga
keseimbangn sistem saluran pencernaan.
Sementara itu, gossy peptin anthocyanin dan glucoside hibiscin yang dikandungnya dapat
memperlancar peredaran darah, mencegah tekanan darah tinggi, dan meningkatkan kinerja
usus (Mangan, 2009).

4. Meningkatkan daya tahan tubuh (sebagai antioksidan)

Bunga Rosela mengandung vitamin C dan mineral essensial yang cukup tinggi yakni tiga
kali lebih banyak dari anggur hitam, sembilan kali lebih banyak dari jeruk sitrus, sepuluh kali
lebih banyak dari buah belimbing, dan 2,5 kali dari jambu biji, sehingga dapat mencegah
sariawan dan menangkal radikal bebas dalam tubuh (antioksidan) dengan meningkatkan
kekebalan tubuh (Sudewo, 2012).

5. Memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit degeratif

Bunga rosela diketahui memiliki kandungan senyawa fenolik yang berfungsi memberikan
perlindungan terhadap penyakit degeneratif, seperti jantung, diabetes, kanker, dan lain - lain.

6. Mencegah kanker, kista, dan tumor

Rosela memiliki khasiat detoksifikasi (menetralkan racun), sehingga menghambat


tumbuhnya sel kanker. Selain itu, kandungan antioksidan yang tinggi mampu menangkap
radikal bebas penyebab kanker (Mangan, 2009). Selain itu juga sangat membantu pecandu
rokok yang dapat mengurangi dampak negatif dari ketergantungan nikotin dan berguna untuk
mengurangi obat.

7. Mencegah pengeroposan tulang

Kandungan kalsium, kalium, dan vitamin D serta zat besi yang ada pada bunga rosella dapat
mencegah terjadinya pengeroposan tulang pada usia lanjut.
8. Obat asam urat

Tingginya kadar asam urat, kalsium dan natrium dalam darah, akan dinormalkan oleh tubuh
dengan membuang kelebihan unsur tersebut melalui ginjal. Jika kondisi demikian dibiarkan
berlangsung lama akan memberatkan kerja ginjal sebagai penyaring darah dalam tubuh.
Kondisi ini dapat memicu gangguan pada ginjal. Dengan mengonsumsi rosela, ditemukan
penurunan kreatinin, asam uratm sitrat, tatrat, kalsium, natrium, dan fosfat dalam urin.

9. Membuat kulit kencang

Bunga rosela kaya akan vitamin A, C, D, B1, B2, dan asam amino essensial yang diperlukan
oleh tubuh. Kelopak bunga rosela mengandung arginin dan lisin yang sangan berperan dalam
proses peremajaan sel tubuh sehingga kulit terasa lebih sehat, cerah, dan kencang (Sudewo,
2012).

2,4 CONTOH RESEP OBAT HERBAL


TEH KELOPAK BUNGA ROSELLA
Tanaman Rosella (Hibiscus Sabdariffa) yang dulu hanya ditanam sebagai penghasil
serat kini kembali populer. Tanaman rosella kini banyak dimanfaatkan salah satunya diolah
menjadi minuman teh. Sebagai obat tradisional rosella berkhasiat sebagai anti septik,
aprodisiak, diuretik, pelarut, sedatif, dan tonik.

Alat:

1. Panci
2. Kompor
3. Pengaduk
4. Gelas
5. Penyaring

Bahan:

1. 15 kuntum Bunga Rosella kering


2. Kulit kayu manis kira-kira 4 cm
3. 10 buah bunga cengkih
4. 10 buah biji kapulaga
5. Gula batu/ gula aren secukupnya.

Prosedur :

1. Rebus 500 ml air bersih dengan api kecil hingga mendidih.


2. Masukan ke dalam air tersebut berturut-turut kulit kayumanis, bunga cengkih, dan
kapulaga.
3. Setelah matang, matikan api dan masukkan bunga rosela dan gula batu/gula aren.
4. Aduk hingga rata dan minumlah selagi hangat.
BAB III

PENUTUP

3,1 KESIMPULAN
o Rosella (hibiscus sabdariffa L). termasuk dalam keluarga Malvaceae, yang kaya akan
manfaat, rosella digunakan dibanyak daerah sebagai obat tradisional mempunyai efek
yang ringan sebagai obat pencuci perut dan memperlancar pembuangan air seni,
rosella juga digunakan sebagai obat pencuci perut dan memperlancar pembuangan air
seni, rosella juga digunakan sebagai penyegar, memberikan efek dingin ketubuh
dicuaca yang panas, daun dan kelopak rosella, dapat digunakan sebagai minuman
kesehatan untuk memperbaiki fungsi pencernaan pada ginjal.
o Bunga rosella mengandung lebih banyak vitamin C daripada tanamn yang lainnya,
sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
o Bunga rosella berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit-penyakit seperti hipertensi,
asam urat, obesitas, dan lain lain
o Dalam mengkonsumsi bunga rosella sebagai obat, dapat diolah menjadi selai, teh, dan
sirup sehingga dapat dikonsumsi setiap hari.
o Pemakaian rosella sebagai obat-obatan sudah banyak dilakukan oleh masyarakat dan
telah terbukti khasiatnya.

3,2 SARAN
 Dengan selesainya makalah ini semoga bisa menjadi sumber bacaan yang berguna bagi
kalangan umum yang bisa dijadikan acuan untuk membudidaykan tanman rosella yang kaya
akan manfaat, sebagai obat –obatan maupun sebagai teh herbal.
 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji manfaat lain dari olahan rosella.
3,3 DAFTAR PUSTAKA
 https://nindalaras23.wordpress.com/2014/03/12/makalah-tentang-rosella/
 http://bungarosella-herbal.blogspot.com/2013/03/klasifikasi-dan-morfologi-
tanaman_3024.html
 http://e-journal.uajy.ac.id/12925/3/BL013152.pdf
 https://www.plengdut.com/cara-mudah-membuat-makalah/66/
 https://dokumen.tips/documents/makalah-rosella.html
 Devi, Maria. 2009. Dasyatnya Khasiat Rosella. Cemerlang Publishing. Yogyakarta
 Ir. Mardiah.Msi, Ir. Sarwani Hasibuan, M.T, Ir. Arifah Rahayu, M.Si., Dr. Ir Reki
Wicakono Aswadi. 2009. Budi Daya dan Pengolahan Rosella. PT AgroMedia Pustaka.
Jakarta
 http://sakinahkreatif.blogspot.com/2017/01/obat-herbal-tradisional-rosella.html
 Chumsri, P., et al. (2008). “Studies on the optimum condition for the extraction and
concentration of roselle (Hibiscus sabdriffa) extract”. Songklanakarin J. Sci.
Tecnhol. 30 (suppl.1) : 133-139.

Anda mungkin juga menyukai