NIM : M16030006
2018
BAB l
PENDAHULUAN
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia dibedakan atas simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia pelican (mineral).
Untuk menjamin mutu keseragaman senyawa aktif, keamanan, maupun kegunaannya, maka
simplisia harus memenuhi persyaratan minimal. Untuk dapat memenuhi persyaratan minimal
tersebut beberapa faktor yang berpengaruh antara lain adalah: 1. Bahan baku simplisia 2. Proses
pembuatan simplisia termasuk cara penyimpanan bahan baku simplisia 3. Cara pengepakan
dan penyimpanan simplisia (DepKes, 1985).
Pada umumnya pembuatan simplisia melalui tahapan sebagai berikut: pengumpulan
bahan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengepakan,
penyimpanan dan pemeriksaan mutu (DepKes, 1985).
1.2 RUMUSAN MASALAH
alam pembuatan makalah Bunga Rosella ini ialah untuk mempermudah mencari
informasi mengenai Bunga Rosella dan untuk membantu kita dalam pemperoleh obat-obat
tradisional yang sangat mudah di temui di sekitar kita. Tujuan dalam membuat makalah tentang
Bunga Rosella ini untuk menambah wawasan dalam bidang pengobatan atau kesehatan. Dapat
menjadikan pembendaharaan pustaka sebagai informasi yang dapat digunakan untuk
menambah ilmu pengetahuan di bidang farmasi, serta sebagai referensi untuk masukan bagi
peneliti selanjutnya.
PEMBAHASAN
KLASIFIKASI
Devisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Malvaceales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Speces : Hibiscus sabdariffa L.
Varietas : Hibiscus sabdariffa varietas sabdariffa L. Hibiscus sabdariffa varietas
ultissima Wester (Anonim, 2009).
Bunga rosella memiliki beberapa kandungan zat seperti gossypetin, glukosida, hibiscin,
flavonoid, theflavin, katekin dan antosianin (Widyanto dan Nelistya, 2008). Antosianin pada
bunga rosella mampu memberikan efek perlindungan terhadap penyakit kardiovaskuler,
termasuk penyakit hipertensi (Mardiah, 2010). Setiap 100 g bunga rosella mengandung 96 mg
antosianin (Hermawan dkk., 2011). Theaflavin dan katekin mampu membatasi penyerapan
kolesterol dan meningkatkan pembuangan kolesterol dari hati sehingga kadar kolesterol terjaga
(Lawren, 2014). Jenis dan jumlah antosianin yang terdapat pada bunga rosella (kaliks).
MORFOLOGI
a.Batang
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai batang bulat, tegak, berkayu dan
berwarna merah.tumbuh dari biji dengan ketinggian bisa mencapai 3-5 meter.
Gambar 2.1 batang
b. Akar
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai akar tunggal.
c. Daun
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai daun tunggal berbentuk bulat
telur, bertulang menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi dan pangkal berlekuk, Panjang daun 6-
15 cm dan lebar 8 cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau dengan panjang 4-7 cm (Seperti pada
gambar 2.3)
d. Bunga
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai bunga berwarna cerah, Kelopak
bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika dibandingkan dengan bunga
raya/sepatu. Bunganya keluar dari ketiak daun dan merupakan bunga tunggal, yang
berarti pada setiap tangkai hanya terdapat 1 (satu) bunga. Bunga ini mempunyai 8-11 helai
kelopak yang berbulu, panjangnya 1 cm, yang pangkalnya saling berlekatan dan berwarna
merah. Kelopak bunga ini sering dianggap sebagai bunga oleh masyarakat. Bagian inilah yang
sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.(Seperti pada gambar 2.2).
e. Biji
Tanaman rosella ( Hibiscus sabdariffa L) mempunyai biji berbentuk seperti ginjal
hingga triangular dengan sudut runcing, berbulu, panjang 5 mm dan lebar 4 mm. Gambar 2.4
biji 4. Perkembang biakan tanaman rosella Tanaman rosella berkembang biak secara generatif
(dengan biji). 5. Kandungan zat kimia pada bunga rosella. Bunga rosella mempunyai
kandungan zat kimia sebagai berikut : kalori, air, protein, lemak, karbohidrat, kalsium,
phosphor, besi, B-karotene, asam askorbat (Daryanto-Agrina, 2006).
Tanaman rosella berkembang biak secara generatif (dengan biji). Bunga rosella
mempunyai kandungan zat kimia sebagai berikut : kalori, air, protein, lemak, karbohidrat,
kalsium, phosphor, besi, B-karotene, asam askorbat (Daryanto-Agrina, 2006).
2.2 SIMPLISIA
PENGERTIAN SIMPLISIA
Simplisia adalah bentuk jamak dari kata simpleks yang berasal dari kata simple, berarti
satu atau sederhana. Istilah simplisia dipakai untuk menyebutkan bahan – bahan obat alam yang
masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk. Departemen
Kesehatan RI membuat batasan tentang simplisisa sebagai berikut:
Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami proses
perubahan apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya dalam bentuk yang telah
dikeringkan. Berdasarkan hal itu maka simplisisa dibagi menjadi tiga golongan yaitu simplisia
nabati, hewani, dan pelikan atau mineral.
Simplisia nabati : simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat
tanaman, atau gabungan antara ketiga. Misalnya Datura Folium dan Piperis nigri
Fructus. Eksudat tanaman adalah inti sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau
dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat
– zat atau bahan – bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan atau
diisolasi dari tanamannya.
Simplisia hewani : simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat – zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan berupa zat kimia murni. Contohnya adalah
minyak ikan ( Oleum iecoris asselli ) dan madu ( Mel depuratum ).
Simplisia pelican atau mineral : simplisia yang berupa mineral ( pelican ) yang belum
diolah atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni. Contohnya
serbuk seng dan serbuk tembaga.
CARA PEMBUATAN SIMPLISIA BUNGA ROSELLA
Dasar pembuatan simplisia meliputi beberapa tahapan. Adapun tahapan tersebut dimulai
dari pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, pengubahan bentuk, pengeringan,
sortasi kering, pengepakan, dan penyimpanan.
1) Pengumpulan bahan baku
Tahapan pengumpulan bahan baku sangat menentukan kualitas bahan baku. Faktor
yang paling berperan dalam tahapan ini adalah masa panen. Berdasarkan garis besar pedoman
panen, pengambilan bahan baku tanaman bunga rosella dilakukan dengan cara Pemanenan
bunga tergantung dari tujuan pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen dapat dilakukan pada
saat menjelang penyerbukan, saat bunga masih kuncup ( seperti pada Jasminum sambac,melati
), atau saat bunga sudah mulai mekar ( misalnya Rosa sinensis, mawar ).
2) Sortasi basah
Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika tanaman masih segar. Sortasi basah
dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing atau bahan-bahan asing
lainnya dari bahan simplisia. Bahan-bahan asing itu seperti tanah, kerikil, rumput dan kotoran
lainnya yang harus di buang. Tanah mengandung bermacam-macam mikroba dalam jumlah
tinggi, oleh karena itu pembersihan simplisia dari tanah dalah mengurangi jumlah mikroba
awal.
3) Pencucian
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya yang melekat
pada bagian simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih, misalnya air dari mata air, air
sumur atau air PAM. Bahan simplisia yang mengandung zat yang mudah larut dalam air yang
mengalir, pencucian dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin dengan cara dialirkan air
ke bahan simplisia.
4) Perajarangan
Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan. Perajangan bahan
simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengempakan dan penggilingan.
Tanaman yang baru diambil jangan langsung dirajang tetapi dijemur dalam keadaan utuh
selama 1 hari. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin perajang khusus
sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang dikehendaki.
5) Pengeringan
Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak,
sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Suhu pengeringan tergantung pada
bahan simplisia dengan cara pengeringannya. Bahan simplisia dapat dikeringkan pada suhu
30°C-90°C, tetapi suhu yang terbaik adalah tidak lebih dari 60°C. Bahan simplisia yang
mengandung senyawa aktif yang tidak tahan panas atau mudah menguap harus dikeringkan
pada suhu serendah mungkin, misalnya 30°C-45°C.
6) Sortasi kering
Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan
sortasi kering adalah untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman
yang tidak di inginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masih ada dan tertinggal pada
simplisia kering
7) Pengepakan dan Penyimpanan
Pengepakan simplisia dapat menggunakan wadah yang inert, tidak beracun, melindungi
simplisia dari cemaran serta mencegah adanya kerusakan. Sedangkan penyimpanan simplisia
sebaiknya di tempat yang kelembabannya rendah, terlindung dari sinar matahari, dan
terlindung dari gangguan serangga maupun tikus.
8) Pemeriksaan mutu
Merupakan usaha untuk menjaga keajegan mutu simplisia. Pemeriksaan mutu simplisia
dilakukan pada waktu penerimaan atau pembelian dari pengepul tau pedagang simplisia.
Simplisia diterima harus berupa simplisia murni dan memenuhi persyaratan umum untuk
simplisia. Simplisia yang bermutu adalah simplisia yang memenuhi persyratan Farmakope
Indonesia, Materia Media Indonesia.
Bunga Rosela yang memiliki nama latin Hibbicus Sabdarifa ini mempunyai banyak
khasiat dan juga manfaat untuk kesehatan. Biji rosela bisa dimanfaatkan untuk mengobati
kekurangan darah, kelesuan, dan penyakit kulit. Daunnya digunakan untuk merawat luka,
gigitan serangga, dan penyakit kulit.
1. Mengobati Batuk
Di Sudan bunga rosella dijadikan sebagai minuman sehari – hari yang dicampur dengan
garam, merica, dan sari tebu. Minuman ini berkhasiat sebagai pencegah batuk dan penghilang
efek mabuk, serta bermanfaat juga untuk diet dan pencegah diabetes.
Khasiat bunga rosella sebagai obat darah tinggi juga telah dirasakan secara empiris oleh
seorang wanita berusia 66 tahun. Saat berumur 45 tahun, wanita tersebut sering mengalami
sakit kepala, yang pada waktu itu dianggap sebagai sakit kepala biasa. Namun lama-kelamaan
sakit kepala tersebut semakin hari semakin parah. Baru setahun kemudian berdasarkan hasil
diagnosa medis ia dinyatakan mengidap penyakit darah tinggi. Limabelas tahun ia jalani
dengan menggantungkan obat-obatan kimia untuk mengatasi penyakit darah tingginya. Pada
saat usianya menginjak 62 tahun, ia mendapatkan informasi mengenai khasiat bunga rosella
sebagai obat darah tinggi dari seorang temannya. Kemudian ia mulai rajin mengonsumsi teh
bunga rosella.
Setelah satu bulan menjalani terapi, ia merasakan perubahan yang luar biasa pada kesehatan
dan kebugaran tubuhnya. Sakit kepala yang selalu datang dirasakan sudah hilang sama sekali.
Begitu pula dengan ketegangan-ketegangan pada leher yang kerap muncul setiap waktu, sudah
tidak pernah dirasakan lagi. Saat ia memeriksakan diri ke dokter, tekanan darahnya turun dari
pemeriksaan yang dilakukan sebulan sebelumnya, yaitu dari 200 mmHg menjadi 120 mmHG.
Bunga Rosela kaya akan serat yang bagus untuk kesehatan saluran pencernaan terutama bila
mengalami konstipasi. Vitamin B1 dan B12 yang terdapat dalam rosela membantu menjaga
keseimbangn sistem saluran pencernaan.
Sementara itu, gossy peptin anthocyanin dan glucoside hibiscin yang dikandungnya dapat
memperlancar peredaran darah, mencegah tekanan darah tinggi, dan meningkatkan kinerja
usus (Mangan, 2009).
Bunga Rosela mengandung vitamin C dan mineral essensial yang cukup tinggi yakni tiga
kali lebih banyak dari anggur hitam, sembilan kali lebih banyak dari jeruk sitrus, sepuluh kali
lebih banyak dari buah belimbing, dan 2,5 kali dari jambu biji, sehingga dapat mencegah
sariawan dan menangkal radikal bebas dalam tubuh (antioksidan) dengan meningkatkan
kekebalan tubuh (Sudewo, 2012).
Bunga rosela diketahui memiliki kandungan senyawa fenolik yang berfungsi memberikan
perlindungan terhadap penyakit degeneratif, seperti jantung, diabetes, kanker, dan lain - lain.
Kandungan kalsium, kalium, dan vitamin D serta zat besi yang ada pada bunga rosella dapat
mencegah terjadinya pengeroposan tulang pada usia lanjut.
8. Obat asam urat
Tingginya kadar asam urat, kalsium dan natrium dalam darah, akan dinormalkan oleh tubuh
dengan membuang kelebihan unsur tersebut melalui ginjal. Jika kondisi demikian dibiarkan
berlangsung lama akan memberatkan kerja ginjal sebagai penyaring darah dalam tubuh.
Kondisi ini dapat memicu gangguan pada ginjal. Dengan mengonsumsi rosela, ditemukan
penurunan kreatinin, asam uratm sitrat, tatrat, kalsium, natrium, dan fosfat dalam urin.
Bunga rosela kaya akan vitamin A, C, D, B1, B2, dan asam amino essensial yang diperlukan
oleh tubuh. Kelopak bunga rosela mengandung arginin dan lisin yang sangan berperan dalam
proses peremajaan sel tubuh sehingga kulit terasa lebih sehat, cerah, dan kencang (Sudewo,
2012).
Alat:
1. Panci
2. Kompor
3. Pengaduk
4. Gelas
5. Penyaring
Bahan:
Prosedur :
PENUTUP
3,1 KESIMPULAN
o Rosella (hibiscus sabdariffa L). termasuk dalam keluarga Malvaceae, yang kaya akan
manfaat, rosella digunakan dibanyak daerah sebagai obat tradisional mempunyai efek
yang ringan sebagai obat pencuci perut dan memperlancar pembuangan air seni,
rosella juga digunakan sebagai obat pencuci perut dan memperlancar pembuangan air
seni, rosella juga digunakan sebagai penyegar, memberikan efek dingin ketubuh
dicuaca yang panas, daun dan kelopak rosella, dapat digunakan sebagai minuman
kesehatan untuk memperbaiki fungsi pencernaan pada ginjal.
o Bunga rosella mengandung lebih banyak vitamin C daripada tanamn yang lainnya,
sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
o Bunga rosella berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit-penyakit seperti hipertensi,
asam urat, obesitas, dan lain lain
o Dalam mengkonsumsi bunga rosella sebagai obat, dapat diolah menjadi selai, teh, dan
sirup sehingga dapat dikonsumsi setiap hari.
o Pemakaian rosella sebagai obat-obatan sudah banyak dilakukan oleh masyarakat dan
telah terbukti khasiatnya.
3,2 SARAN
Dengan selesainya makalah ini semoga bisa menjadi sumber bacaan yang berguna bagi
kalangan umum yang bisa dijadikan acuan untuk membudidaykan tanman rosella yang kaya
akan manfaat, sebagai obat –obatan maupun sebagai teh herbal.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji manfaat lain dari olahan rosella.
3,3 DAFTAR PUSTAKA
https://nindalaras23.wordpress.com/2014/03/12/makalah-tentang-rosella/
http://bungarosella-herbal.blogspot.com/2013/03/klasifikasi-dan-morfologi-
tanaman_3024.html
http://e-journal.uajy.ac.id/12925/3/BL013152.pdf
https://www.plengdut.com/cara-mudah-membuat-makalah/66/
https://dokumen.tips/documents/makalah-rosella.html
Devi, Maria. 2009. Dasyatnya Khasiat Rosella. Cemerlang Publishing. Yogyakarta
Ir. Mardiah.Msi, Ir. Sarwani Hasibuan, M.T, Ir. Arifah Rahayu, M.Si., Dr. Ir Reki
Wicakono Aswadi. 2009. Budi Daya dan Pengolahan Rosella. PT AgroMedia Pustaka.
Jakarta
http://sakinahkreatif.blogspot.com/2017/01/obat-herbal-tradisional-rosella.html
Chumsri, P., et al. (2008). “Studies on the optimum condition for the extraction and
concentration of roselle (Hibiscus sabdriffa) extract”. Songklanakarin J. Sci.
Tecnhol. 30 (suppl.1) : 133-139.