Anda di halaman 1dari 7

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R

(REDUCE, REUSE DAN RECYCLE) (STUDI PADA TEMPAT PENGELOLAAN


SAMPAH TERPADU DI DESA MULYOAGUNG KECAMATAN DAU KABUPATEN
MALANG)

Devi Hernawati, Choirul Saleh, Suwondo


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi,Universitasn Brawijaya, Malang
e-mail : deephmoed@yahoo.com

Abstract: This study aimed to describe people's participation in TPST development and their
participation in waste management in Mulyoagung Village. It is because people's participation
in both the development and management of waste is highly needed. Therefore, in implementing
such a program the regional government should invite the society so that a policy can work well.
The research method used by researcher was descriptive qualitative approach, with some focus on
(1) people’s participation in TPST development planning, the participation in implementing TPST
development, the participation in the maintenance and utilization TPST development (2) the
participation in waste management 3R-based including pre-management, management process,
and post-management. The result showed that people's participation in development of TPST and
waste management is good. They directly involved in both the development and management of
waste.

Keywords: people’s participation, waste management 3R

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan partisipasi masyarakat dalam


pembangunan TPST dan partsisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah yang ada di
Desa Mulyoagung. Hal ini dikarenakan partisipasi masyarakat baik dalam pembangunan maupun
pengelolaan sampah sangat dibutuhkan. Oleh karena itu dalam melaksanakannya, pemerintah desa
harus melibatkan masyarakat agar suatu kebijakan dapat berjalan semestinya. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif,
dengan fokus penelitian (1) partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan TPST,
partisipasi masyarakat dalam melaksanakan pembangunan TPST, partisipasi masyarakat dalam
memelihara dan memanfaatkan pembangunan TPST (2) partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
sampah berbasis 3R meliputi, pra pengelolaan, proses pengelolaan, dan paska pengelolaan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa partsipasi masyarakat dalam pembangunan TPST dan pengelolaan
sampah sudah baik. Masyarakat terlibat langsung baik dalam pembangunan maupun pengelolaan
sampah.

Kata Kunci : partisipasi masyarakat, pengelolaan sampah 3R.

Pendahuluan model pembangunan partisipatif.


Pada hakikatnya pembangunan merupakan Pembangunan partisipatif merupakan
suatu rangkaian upaya yang dilakukan pendekatan pembangunan yang sesuai
secara terus menerus untuk mencapai suatu dengan hakikat otonomi daerah yang
tingkat kehidupan masyarakat yang meletakkan landasan pembangunan yang
sejahtera lahir dan batin. Untuk itu peran tumbuh berkembang dari masyarakat,
serta masyarakat dalam pembangunan diselenggarakan secara sadar dan mandiri
sangat diperlukan karena masyarakat oleh masyarakat dan hasilnya dinikmati
merupakan objek sekaligus subjek oleh seluruh masyarakat Sumaryadi (2005,
pembangunan, sehingga berkembanglah h.87). Melalui program-program

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 181-187 | 181


pembangunan partisipatif tersebut TPST yang ada di Desa Mulyoagung dan
diharapkan semua elemen masyarakat dapat untuk mendeskripsikan dan menganalisis
secara bersama-sama berpartisipasi dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
cara mencurahkan pemikiran dan sumber sampah 3R yang ada di TPST Mulyoagung
daya yang dimiliki guna memenuhi Bersatu di Desa Mulyoagung.
kebutuhannya sendiri.
Pada dasarnya pembangunan dan Kajian pustaka
lingkungan hidup terjalin hubungan saling Partisipasi
mempengaruhi. Pembangunan tergantung Pengertian partisipasi menurut Poetro
pada lingkungan dan lingkungan tergantung (1988, h.39) “partisipasi adalah keterlibatan
pada pembangunan. Seperti yang yang bersifat spontan yang disertai
dikemukakan oleh Soemarwoto (1989, kesadaran dan tanggung jawab terhadap
h.146) bahwa “pembangunan kepentingan kelompok untuk mencapai
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tujuan bersama”. Sedangkan menurut
lingkungan hidup. Interaksi antara Alastraire White dalam Poetro (1988, h.52)
pembangunan dan lingkungan hidup partisipasi diartikan sebagai “keterlibatan
membentuk sistem ekologi yang disebut komuniti setempat secara aktif dalam
ekosistem”. Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan pelaksanaanya
pengelolaan lingkungan merupakan salah terhadap proyek-proyek pembangunan”.
satu hal yang menarik untuk dibahas karena
kondisi lingkungan di Indonesia sebenarnya Bentuk Partisipasi
sangat memprihatinkan. Seperti yang Sedangkan menurut Effendi dalam Zakaria
disunting Asrul (2012) dalam (2011), partisipasi dibagi atas dua bentuk,
www.kompasiana.com menuliskan bahwa : yaitu partisipasi vertikal dan partisipasi
“….Menurut Menteri Lingkungan Hidup, horizontal.
Prof. Balthasar Kambuaya, bahwa 1. Partisipasi vertikal adalah suatu bentuk
fenomena pengelolaan persampahan di kondisi tertentu dalam masyarakat yang
Indonesia sampai saat ini semakin terlibat didalamnya atau megambil
memprihatinkan. Pemerintah Kabupaten bagian dalam suatu program pihak lain,
dan Kota sepertinya setengah hati dalam dalam hubungan masyarakat berada
mengelola sampahnya di daerah, hampir sebagai posisi bawahan.
semua pengelolaan sampah tidak berjalan 2. Partisipasi horizontal adalah dimana
sebagaimana mestinya dan terjadi masyarakat tidak mustahil untuk
stagnan…..”. mempunyai prakarsa dimana setiap
Penelitian ini melihat dari sisi anggota atau kelompok masyarakat
partisipasi masyarakat karena didasarkan berpartisipasi secara horizontal antara
pada lahirnya Undang-undang No 32 Tahun satu dengan yang lainnya, baik dalam
2004 Tentang Pemerintahan Daerah melakukan usaha bersama, maupun
merupakan langkah baru untuk membenahi dalam rangka melakukan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan. Melalui dengan pihak lain.
otonomi dan desentralisasi yang diharapkan
mampu melahirkan partisipasi aktif Menurut Effendi sendiri tentu saja
masyarakat. Serta dalam Undang-undang partisipasi seperti ini merupakan tanda
RI nomor 18 tahun 2008 tentang permulaan tumbuhnya masyarakat yang
Pengelolaan Sampah tentang pengelolaan mampu berkembang secara mandiri.
sampah yang harus dilakukan secara
komprehensif sejak hulu sampai hilir. Jenis-jenis Partisipasi
Dengan demikian partisipasi masyarakat Menurut pendapat Keith Davis
sebagai sumber penghasil sampah sangat sebagaimana yang dikutip Sastropoetro
dibutuhkan, minimal mewadahi sampahnya (1988, h.16) mengemukakan jenis
sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk partisipasi sebagai berikut:
mendeskripsikan dan menganalisis 1. Pikiran (psychological participation),
partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan jenis keikutsertaan secara

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 181-187 | 182


aktif dengan mengerahkan pikiran dalam di dalam kegiatan fisik. Dengan demikian
suatu rangkaian kegiatan untuk pengukurannya adalah bagaimana
mencapai tujuan tertentu. masyarakat memberikan sumbangan dalam
2. Tenaga (physical participation), adalah hubungannya dengan kegiatan lembaga
partisipasi dari individu atau kelompok yang bersangkutan. Sumbangan tersebut
dengan tenaga yang dimilikinya, dapat berupa uang, tenaga dan dapat pula
melibatkan diri dalam suatu aktifitas berwujud barang (material). Menurut
dengan maksud tertentu. Ndraha (1982, h.82) Dalam Mustari,
3. Pikiran dan tenaga (psychological and bentuk-bentuk partisipasi masyarakat di
physical participation), Partisipasi ini dalam pembangunan desa, meliputi:
sifatnya lebih luas lagi disamping 1. Partisipasi dalam bentuk swadaya murni
mengikutsertakan aktifitas secara fisik dari masyarakat dalam hubungan dengan
dan non fisik secara bersamaan. pemerintah desa, seperti jasa/tenaga,
4. Keahlian (participation with skill), barang maupun uang.
merupakan bentuk partisipasi dari orang 2. Partisipasi dalam penerimaan/pemberian
atau kelompok yang mempunyai informasi.
keahlian khusus, yang biasanya juga 3. Partisipasi dalam bentuk pemberian
berlatar belakang pendidikan baik gagasan.
formal maupun non formal yang 4. Partisipasi dalam bentuk menilai
menunjang keahliannya. pembangunan.
5. Barang (material participation), 5. Partisipasi dalam bentuk pelaksanaan
partisipasi dari orang atau kelompok operasional pembangunan.
dengan memberikan barang yang
dimilikinya untuk membantu Partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut. memelihara dan memanfaatkan
6. Uang (money participation), partisipasi pembangunan
ini hanya memberikan sumbangan uang Menurut Slamet (1994, h.89), partisipasi di
kepada kegiatan. Kemungkinan dalam pemanfaatan (utilitazion stage) yaitu
partisipasi ini terjadi karena orang atau pelibatan seseorang pada tahap
kelompok tidak bisa terjun langsung dari pemanfaatan suatu proyek setelah proyek
kegiatan tersebut. tersebut selesai dikerjakan. Partisipasi
masyarakat pada tahap ini berupa tenaga
Partisipasi masyarakat dalam dan uang untuk mengoperasikan dan
pembangunan memelihara proyek yang telah dibangun.
Partisipasi masyarakat dalam
perencanaan pembangunan Peran Masyarakat dalam Pengelolaan
Partisipasi masyarakat dalam proses Sampah Berbasis 3R (reduce, reuse, dan
perencanaan meliputi berbagai hal recycle)
sebagaimana dikemukakan oleh Sumoharjo Peran serta masyarakat sangat mendukung
(1984, h.54) yaitu “Keikutsertaan anggota program pengelolaan sampah suatu
masyarakat dalam usaha merealisasikan wilayah. Peran serta masyarakat dalam
aspirasinya dengan jalan menyumbangkan bidang persampahan adalah proses dimana
pikirannya, inisiatif, dan kretivitasnya orang sebagai konsumen sekaligus
dalam bentuk pikirannya, usul, saran-saran produsen pelayanan persampahan dan
dalam rapat resmi dan tidak resmi”. sebagai warga mempengaruhi kualitas dan
kelancaran prasarana yang tersedia untuk
Partisipasi masyarakat dalam mereka. Peran serta masyarakat penting
melaksanakan pembangunan karena peran serta merupakan alat guna
Partisipasi dalam pelaksanaan, memperoleh informasi mengenai kondisi,
pengukurannya bertitik pangkal pada kebutuhan dan sikap masyarakat setempat,
bagaimana masyarakat secara nyata terlibat masyarakat lebih mempercayai
dalam aktivitas riil yang merupakan proyek/program pembangunan jika merasa
perwujudan program yang telah digariskan dilibatkan dalam proses persiapan dan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 181-187 | 183


perencanaan (LP3B Buleleng-Clean Up pengurus TPST yang tergabung menjadi
Bali dalam Faizah, 2008). Dalam Undang- Kelompok Swadaya Msyarakat (KSM),
Undang No. 18 tahun 2008 tentang serta kesanggupan masyarakat membayar
pengelolaan sampah juga menekankan dana pengangkutan sampah dari rumah ke
pentingnya partisipasi masyarakat dalam TPST.
pengelolaan sampah. Tabel. 4.6 Jumlah Wakil Masyarakat yang
Menurut Faizah (2008), dalam Hadir Dalam Rapat Musyawarah
pengelolaan menuju zero waste, proses Perencanaan Pembangunan TPST Desa
pemilahan dan pengolahan harus Mulyoagung Tahun 2009
dilaksanakan di sumber sampah, baik No. Wakil Masyarakat Yang
bersamaan maupun secara berurutan Hadir
dengan pewadahan sampah. Pengelolaan 1. Perangkat Desa 8
sampah diawali dari lokasi timbulan 1. Ketua RT/RW 39
sampah atau produsen sampah. Sampah 3. LPMD 3
dipisah antara sampah organik dan sampah 4. BPD 5
anorganik, dan ditempatkan pada wadah Dinas Cipta Karya
sampah yang berbeda. Sampah organik 5. 2
dan Tata Ruang
untuk diproses menjadi kompos, sedangkan 6. PKK 10
sampah anorganik biasanya dimanfaatkan 7. Linmas 3
untuk didaur ulang maupun dimanfaatkan 8. Tokoh Masyarakat 5
kembali. Sumber : Arsip TPST Mulyoagung Bersatu
yang diolah penulis
Metode
Jenis penelitian yang penulis lakukan Dapat dilihat bahwa tingkat
adalah penelitian kualitatif. Metode partisipasi masyarakat Desa Mulyoagung
penelitian kualitatif menurut Sugiyono dalam hal perencanaan pembangunan TPST
(2009, h.1) adalah Metode yang digunakan melalui perwakilannya ini sudah cukup
untuk meneliti pada kondisi obyek yang tinggi, ini ditunjukkan pada tabel 4.6 yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah menunjukkan jumlah wakil masyarakat
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai yang hadir dalam rapat musyawarah
instrumen kunci, teknik pengumpulan data perencanaan pembangunan TPST. Dalam
dilakukan secara trianggulasi (gabungan), tabel tersebut dapat dilihat bahwa
analisis data bersifat induktif, dan hasil perwakilan masyarakat yang diundang
penelitian kualitatif lebih menekankan seluruhnya hadir dalam rapat musyawarah
makna daripada generalisasi. Fokus dalam tersebut. Hal ini membuktikan bahwa
penelitian ini adalah: (1) Partisipasi masyarakat Desa Mulyoagung memang
masyarakat dalam pembangunan TPST, (2) sangat antusias dan bersemangat untuk
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pembangunan TPST di Desa Mulyoagung.
smapah berbasis 3R.
Partisipasi Masyarakat dalam
Hasil dan pembahasan pelaksanaan pembangunan TPST
Partisipasi masyarakat dalam Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan TPST pembangunan TPST Desa Mulyoagung
Partisipasi masyarakat dalam dibedakan menjadi partisipasi masyarakat
perencanaan pembangunan TPST dalam bentuk uang/material dan dalam
Berdasarkan hasil penelitian, pada tahap bentuk tenaga/jasa. Dalam bentuk uang
perencanaan pembangunan TPST telah partisipasi masyarakat tidak besar, karena
berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat pembangunan TPST sebagian dana banyak
dari keterlibatan masyarakat dalam rapat diperoleh dari pemerintah sehingga semua
atau musyawarah desa untuk membahas pembangunan fisik TPST ditangani oleh
pembangunan TPST. Aspirasi masyarakat pemerintah.
meliputi pembentukan pengurus KSM.
Ketua RT/RW sepakat untuk menjadi

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 181-187 | 184


Akan tetapi partisipasi masyarakat agar lingkungan menjadi bersih TPST juga
dalam bentuk tenaga/jasa sudah baik. Jenis dimanfaatkan untuk memberdayakan
partisipasi yang ada di Desa Mulyoagung masyarakat. Pemberdayaan yang ada yaitu
jika merujuk pada pendapat Keith Davis mengajak atau mempekerjakan masyarakat
yang dikutip oleh Sastropoetro (1988, Desa Mulyoagung yang tergolong ekonomi
h.16), yaitu dalam bentuk tenaga (physical rendah untuk bekerja di TPST, Sehingga
partisipation) dimana partisipasi baik dapat mengurangi pengangguran yang ada
individu maupun kelompok dengan tenaga di Desa Mulyoagung. TPST Mulyoagung
yang dimilikinya melibatkan diri dalam Bersatu pada tahun 2013 sudah bisa
suatu aktifitas dengan maksud tertentu. Hal mempekerjakan sebanyak 64 orang hal ini
ini dapat dilihat dari penyajian data fokus mengalami peningkatan dibanding tahun
bahwa dalam pelaksanaan pembangunan 2010. Bahkan pekerja TPST tidak Cuma
masyarakat juga ikut berpartisipasi baik berasal dari Desa Mulyoagung sendiri, 11
berupa tenaga/jasa saat pembangunan diantaranya berasal dari desa lain.
berlangsung. Bentuk partisipasi ini jika
dikaitkan dengan pembangunan TPST, Partisipasi masyarakat dalam
diwujudkan dalam bentuk sumbangan pengelolaan sampah berbasis 3R
tenaga kerja yang diberikan oleh Pra pengelolaan
masyarakat, warga ikut berpartisipasi dalam Peran serta masyarakat sangat mendukung
rangka pelaksanaan pembangunan di program pengelolaan sampah suatu
desanya dengan menyumbangkan tenaga wilayah. Peran serta masyarakat dalam
mereka. Partisipasi tenaga kerja yang ada di bidang persampahan adalah proses dimana
desa di dasari dengan semangat gotong orang sebagai konsumen sekaligus
royong. Masyarakat Desa mulyoagung produsen pelayanan persampahan dan
bergotong royong dalam pembuatan jalan sebagai warga mempengaruhi kualitas dan
menuju TPST. kelancaran prasarana yang tersedia untuk
mereka. Dalam pra pengelolaan sampah
Partisipasi masyarakat dalam membutuhkan partisipasi masyarakat untuk
memelihara dan memanfaatkan mengumpulkan sampahnya sendiri.
pembangunan TPST Pewadahan merupakan suatu cara
Dari hasil penelitian, partisipasi penampungan sampah sementara baik di
masyarakat Desa Mulyoagung dalam sumbernya, individual maupun komunal.
memelihara TPST sangat baik. Hal ini Ada beberapa tujuan dilakukan pewadahan
dapat dilihat dari kesukarelaan atau yaitu untuk memudahkan pengumpulan dan
kesadaran masyarakat untuk membayar pengangkutan, mengatasi timbulnya bau
iuran guna membiayai operasional TPST busuk dan menghindari air hujan. Untuk
agar tetap berjalan dengan baik. Karena menunjang keberhasilan operasi
TPST Desa Mulyoagung merupakan hasil pengumpulan sampah, perlu adanya
swadaya dari masyarakat maka peran pewadahan yang sebaiknya dilakukan oleh
masyarakat dalam membayar iuran sumber sampah. Pewadahan tersebut
sangatlah penting agar TPST tetap bisa ditempatkan sedemikian rupa, sehingga
berjalan dan berkembang. Seperti yang memudahkan dan cepat bagi para petugas
dikatan oleh Slamet (1994, h.89), untuk mengambilnya secara teratur dan
partisipasi di dalam pemanfaatan higienis.
(utilitazion stage) yaitu pelibatan seseorang Dalam Undang-Undang No. 18 tahun
pada tahap pemanfaatan suatu proyek 2008 tentang pengelolaan sampah juga
setelah proyek tersebut selesai dikerjakan. menekankan pentingnya partisipasi
Partisipasi masyarakat pada tahap ini masyarakat dalam pengelolaan sampah.
berupa tenaga dan uang untuk Menurut Faizah (2008), dalam pengelolaan
mengoperasikan dan memelihara proyek menuju zero waste, proses pemilahan dan
yang telah dibangun. pengolahan harus dilaksanakan di sumber
Dalam memanfaatkan TPST juga sampah, baik bersamaan maupun secara
sangat baik, selain untuk mengelola sampah berurutan dengan pewadahan sampah.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 181-187 | 185


Pengelolaan sampah diawali dari lokasi menjadi pengangkut, pemilah dan
timbulan sampah atau produsen sampah. pengomposan. Masyarakat yang menjadi
Sampah dipisah antara sampah organik dan pekerja pada TPST ini merupakan
sampah anorganik, dan ditempatkan pada masyarakat yang berpenghasilan rendah
wadah sampah yang berbeda. Sampah atau masyarakat yang tidak mempunyai
organik untuk diproses menjadi kompos, penghasilan. Hal ini menunjukan bahwa
sedangkan sampah anorganik biasanya apa yang ingin dicapai dengan adanya
dimanfaatkan untuk didaur ulang maupun partisipasi adalah meningkatnya
dimanfaatkan kembali. kemampuan (pemberdayaan) setiap orang
Di Desa Mulyoagung partisipasi yang terlibat baik langsung maupun tidak
masyarakat dalam pewadahan sudah baik. langsung dalam sebuah program
Dari hasil penelitian di Desa Mulyoagung pembangunan dengan cara melibatkan
setiap depan rumah masyarakat terdapat mereka dalam pengambilan keputusan dan
tempat sampah. Masyarakat wewadahi kegiatan-kegiatan selanjutnya dan untuk
sampah-sampahnya pada kantong kresek jangka yang lebih panjang.
dan dibuang pada tempat sampah depan
rumahnya. Akan tetapi pewadahan sampah Paska pengelolaan
tidak disertai dengan pemilahan. Hal ini Sama halnya dengan proses pengelolaan
dikarenakan sudah menjadi kebiasaan sampah, dalam hal pemasaran hasil dari
masyarakat, selain itu keberadaan tempat TPST tidak melibatkan banyak masyarakat.
sampah yang disediakan di setiap rumah di Karena sudah ada tim divisi pemasaran dari
Desa Mulyoagung hanya disediakan satu pihak TPST yang tergabung dalam
tempat sampah, tempat sampah yang Kelompok Swadaya Masyarakat. Menurut
disediakan tidak dibedakan antara sampah Keith Davis sebagaimana yang dikutip
basah dan sampah kering. Walaupun tanpa Sastropoetro (1988, h.16), jenis partisipasi
pemilahan, dengan ikut berpartisipasi dalam masyarakat yang ada di Desa Mulyoagung
mewadahi sampahnya sendiri itu sudah dalam pengelolaan sampah, berupa tenaga
baik. Sehingga sampah tidak berserakan, (physical participation), yaitu partisipasi
masyarakat juga mau membuang dari individu atau kelompok dengan tenaga
sampahnya di tempat sampah. yang dimilikinya, melibatkan diri dalam
suatu aktifitas dengan maksud tertentu.
Proses pengelolaan Dalam memanfaatkan hasil olahan
Dalam proses pengelolaan sampah pada dari TPST khususnya pupuk organik sudah
TPST Mulyoagung Bersatu masyarakat baik. Karena pupuk organik diberikan
disini yaitu masyarakat yang tergabung secara gratis untuk masyarakat Desa
dalam Kelompok Swadaya Masyarakat Mulyoagung. Dengan adanya pemberian
(KSM) yang menjadi pengurus TPST. pupuk organik gratis diharapkan dapat
Kepengurusan TPST terdiri dari ketua meningkatkan kualitas produksi hasil
RT/RW dan Tokoh Setempat. Menurut pertanian maupun tanaman hias milik
Keith Davis sebagaimana yang dikutip warga Desa Mulyoagung.
Sastropoetro (1988, h.16), jenis partisipasi
masyarakat yang ada di Desa Mulyoagung Penutup
dalam pengelolaan sampah, berupa tenaga Partisipasi masyarakat Desa Mulyoagung
(physical participation), yaitu partisipasi sangat besar dalam pembangunan TPST,
dari individu atau kelompok dengan tenaga baik dalam perencanaan pembangunan
yang dimilikinya, melibatkan diri dalam TPST, pelaksanaan pembangunan TPST
suatu aktifitas dengan maksud tertentu. Hal dan partisipasi masyarakat dalam
ini Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) memelihara dan memanfaatkan hasil
secara sukarela mengurus TPST dengan pembangunan TPST. Hal ini terlihat dari
maksud agar tercipta lingkungan yang keikutsertaan seluruh elemen masyarakat
bersih. desa dalam perumusan kegiatan
KSM juga melibatkan partisipasi pembangunan TPST, anatara lain Ketua
masyarakat lain yaitu untuk bekerja RT/RW serta tokoh-tokoh masyarakat.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 181-187 | 186


Partisipasi masyarakat dalam pembangunan perkembangan desa sudah baik. Oleh
TPST di Desa Mulyoagung dilakukan karena pemerintah harus selalu melibatkan
melalui 2 (dua) jenis, yaitu Pasrtisipasi masyarakat dalam pembangungan desa
masyarakat dalam bentuk uang dan sehingga pembangunan akan tepat sasaran
partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga. dan sesuai kebutuhan masyarakat.
Kontribusi keduanya memang tidak terlalu Pemerintah menyediakan dua tempat
besar karena pembangunan TPST sampah yang berbeda antara sampah basah
membutuhkan dana yang besar sehingga dan sampah kering, karena di Desa
dana diperoleh dari pemerintah. Mulyoagung tempat sampah antara sampah
Partsipasi masyarakat dalam basah dan sampah kering menjadi satu
pengelolaan sampah berbasis 3R, dalam tempat. Dan untuk pengangkutan sampah,
skala indivu memang kurang. Karena pemerintah juga membuatkan gerobak /
masyarakat mewadahi sampahnya tanpa pengangkut sampah yang di desain dengan
ada pemilahan antara sampah kering dan memisahkan antara sampah basah dan
sampah basah. Dalam skala kelompok, kering. Sehingga sampah yang sudah
partisipasi masyarakat sangat baik. dipilah masyarakat tidak tercampur saat
Masyarakat yang peduli lingkungan pengangkutan sampah.
tergabung dalam Kelompok Swadaya Pemerintah harus senantiasa
Masyarakat yang kepengurusannya terdiri mendukung dan memberikan pelatihan agar
dari RT/RW dan Tokoh Masyarakat Desa TPST Mulyoagung Bersatu tetap bisa
Mulyoagung. Dan masyarakat yang berjalan seterusnya, dan juga memberikan
menjadi pengurus TPST sifatnya sukarela pelatihan dalam mengelola sampah yang
tanpa mendapatkan imbalan atau gaji. Oleh masih bisa dipakai untuk dibuat kerajinan
karena itu partisipasi masyarakat dalam sehingga mempunyai nilai ekonomis tinggi.
pengelolaan sampah berbasis 3R skala
kelompok sangat baik.
Partisipasi masyarakat Desa
Mulyoagung dalam pembangunan dan

Daftar Pustaka

Asrul (2012) Indonesia Butuh Kementerian Persampahan. [Internet] Available from <www.
kompasiana.com> (Accesed 09 September 2012).
Faizah (2008) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat (Studi Kasus Di Kota
Yogyakarta). Semarang. Program Magister Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro.
Ndraha, Taliziduhu. (1982) Metode Penelitian Pembangunan Desa. Jakarta. Bima Aksara.
Sastropoetro, Santoso RA. (1988) Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin Pembangunan Nasional.
Bandung. Alumni.
Sumaryadi, I Nyoman. (2005) Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan Pemberdayaan
Masyarakat. Jakarta. Penerbit Citra Utama.
Sumoharjo, V. (1984) Pembangunan Desa dan Kelurahan. Bandung. Tarsito.
Sugioyono. (2009) Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. CV Alfabeta.
Soemarwoto, Otto. (1987) Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta. Djambatan
Slamet, Y. (1994) Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta. Sebelas Maret University
Press.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. [Internet]
Available from <www.kpu.go.id/uu_32_2004_Pemerintahan Daerah.pdf> (Accesed 09 September
2012)
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. [Internet]
Available from www.menlh.go.id/DATA/UU18-2008.pdf (Accesed 09 September 2012)
Zakaria (2011) Konsep Tentang Partisipasi. [Internet] Available from
<http://cvrahmat.blogspot.com/2011/04/konsep-tentang-partisipasi.html> (Accesed 09 September 2012)

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 181-187 | 187

Anda mungkin juga menyukai