Anda di halaman 1dari 21

YAYASAN RUMAH SAKIT BUDI RAHAYU

RUMAH SAKIT KATOLIK BUDI RAHAYU


AKREDITASI PENUH TINGKAT LENGKAP
Jl. Jendral A. Yani No. 18 Telp. ( 0342) 801066, 802316, 807802 Fax. (0342) 804284, 806509
e-mail : budirahayu_blitar@yahoo.co.id
www.budirahayu.com
BLITAR - 66111

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KATOLIK BUDI RAHYU BLITAR


NOMOR :
TENTANG
PANDUAN VENTILASI
DIREKTUR RUMAH SAKIT KATOLIK BUDI RAHAYU BLITAR

Menimbang :
1. Bahwa untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu
tidak hanya dilakukan dengan pemberian pengobatan atau
perawatan yang baik akan tetapi Pemberian ventilasi
ruangan yang memadai juga harus diperhatikan.
2. Ventilasi adalah tempat untuk pergerakan udara masuk ke
dalam dan keluar dari ruangan tertutup jadi pemberian
ventilasi yang memadai akan berdampak baik bagi setiap
orang yang berada dalam ruangan tersebut.
3. Bahwa sehubungan hal tersebut maka perlu dibuatkan
Panduan ventilasi di RSK. Budi Rahayu Blitar

Mengingat :
1. Peraturan mentri kesehatan republik indonesia nomor
1077/menkes/per/v/2011 tentang pedoman
penyehatan udara dalam ruang.
2. UU nomor 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung
3. UU nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah

1
4. UU nomer 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup
5. UU nomer 36 tahun 2009 tentang kesehatan
6. UU Nomer 1 tahun 2011 tentang perumahan dan
permukiman

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KATOLIK


BUDI RAHAYU TENTANG PANDUAN VENTILASI.
2. Panduan ventilasi sebagaimana yang dimaksud dalam
lampiran peraturan ini.
3. panduan ini sekurang – kurangnya setiap 3 tahun dan
apabila diperlukan,dapat dilakukan perubahan sesuai
dengan perkembangan yang ada.
4. Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kesalahan
akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya

DITETAPKAN DI : BLITAR
PADA TANGGAL :
DIREKTUR RS KATOLIK BUDI RAHAYU BLITAR

Dr. A.W. SOEHAPTO,DHSM

2
KATA PENGANTAR

Kami bersyukur pada Tuhan yang Maha Esa, atas diterbitkannya buku
Panduan Sistem Ventilasi Dan Pengkondisian Udara untuk memudahkan unit
Rumah Sakit.

Buku ini diterbitkan agar menjadi pegangan bagi seluruh unit Rumah Sakit
Katolik Budi Rahayu Blitar dimana akan lebih mudah untuk menjalankan
kegiatan pemantauan ventilasi udara, dimana kegiatan ini sangat penting
untuk dijalankan secara kontinu.

Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu Blitar sangat memperhatikan “ safety” dari
pasien, pengunjung dan staff untuk itu dengan adanya buku panduan ini
dengan tujuan agar semua fasilitas di bawah naungan Rumah Sakit Katolik
Budi Rahayu Blitar merupakan fasilitas yang prima, handal dan tanpa
hambatan.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama tim yang ikut
serta dalam melengkapi dan telah meluangkan waktu untuk menyusun buku
panduan ini. Selain itu kami juga berterima kasih kepada pihak-pihak lain
yang telah member masukan yang sangat berharga.

Kami sadah bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, koreksi dari semua
pihak sangat diharapkan dan semoga buku ini dapat dipergunakan sebagai
Panduan sistem ventilasi di Rumah Sakit.

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..........................................................................

Kata Pengantar........................................................................... 3

Daftar Isi ................................................................................... 4

BAB I DEFINISI .................................................................... 5

BAB II RUANG LINGKUP ....................................................... 7

BAB III TATALAKSANA ........................................................... 8

A. Kualitas Udara ....................................................... 8

B. Pengendalian Asap ................................................. 8

C. Pengkondisian Udara Dengan Teknis Sistem AC .... 9

D. Persyaratan Ventilasi Dalam Ruangan ................... 10

E. Pemeliharaan ......................................................... 14

BAB IV DOKUMENTASI .......................................................... 17

4
BAB I

DEFINISI

Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu Blitar beralamatkan di jalan Jendral A.Yani
No 18 Kota blitar

System ventilasi adalah proses untuk mencatu udara segar ke dalam


bangunan gedung dalam jumlah sesuai kebutuhan

Temperature atau suhu adalah suatu ukuran dingin atau panasnya keadaan
atau sesuatu lainnya.

Kenyamanan adalah hasil dari proses mengolah uadara secara serempak


dengan mengendalikan, temperatur, kelembaban, kebersihan dan
distribusinya untuk memperoleh kenyamanan penghuni dalam ruang yang
dikondisikan.

Infiltrasi adalah laju aliran udara tak terkendali dan tidak disengaja masuk ke
dalam gedung melalui celah dan bukaan lainnya dan akibat penggunaan pintu
luar gedung.

Kelembaban udara relatif ruangan adalah perbandingan antara jumlah uap


yang dikandung oleh udara tersebut dibandingkan dengan jumlah kandungan
uap air pada keadaan jenuh pada temperatur udara ruang tersebut.

Konservasi energy system tata udara adalah system tata udara yang dapat
bekerja dengan hemat energy tanpa mengurangi persyaratan fungsinya.

Pengkondisian udara (air conditioning) adalah usaha mengolah udara untuk


mengendalikan temperature ruangan, kelembaban relatif, kualitas udara dan
penyebarannya.

5
Sistem saluran udara variable adalah system tata uadara yang mengendalikan
temperatur kering dalam suatu ruangan dengan mengatur laju aliran uadara
yang masuk ke dalam ruangan.

Dokumen teknis penyerta adalah dokumen teknis yang diperlukan untuk


pemeliharaan alat terdiri dari, brosur, installation manual, installation report,
operating manual, prosedur tetap pemeliharaan untuk setiap unit alat

Prasarana adalh fasilitas rumah sakit berbentuk fisik terditi dari alat dan
jaringan/instalasi

Toolset adalah seperangkat peralatan kerja yang digunakan untuk keperluan


pemeliharaan alat-alat rumah sakit. Tool set terdiri dari :

1. Toolset electric

2. Toolset mechanic

Runnimg maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan sementars

Emergency maintenance atau pemeliharaan darurat adalah jenis


pemeluharaan yang bersifat perbaikan terhadap kerusakkan yang belum
diperkirakan sebelumnya

Sumber daya manusia terlatih dan siap adalah SDM terlatih dalam bidang alat
tertentu dan siap melakukan tugas mengoperasikan atau memelihara system
ventilasi dimaksud pada saat itu

Surat penugasan adalah surat surat perintah kerja yang dikeluarkan oleh
Kepala IPSRS kepada teknisi, untuk melakukan pemeliharaan preventif

Laporan kerja adalah laporan teknis pelaksanaan pemeliharaan preventif yang


berisikan kegiatan yang dilaksanakan dan hasil yang dicapai dari masing-
masing kegiatan. Laporan ditandatangani oleh user yang menyaksikan dan
diketahui oleh kepala IPSRS

6
BAB II

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup system ventilasi dan pengkondisian udara adalah semua unit
yang menggunakan instalasi gas medis di Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu
Blitar

1. Pengujian terhadap system ventilasi dan pengkondisian udara RSK Budi


Rahayu yang wajib dilakukan pengujian dan kalibrasi minimal 1 tahun
sekali

2. Pemeliharaan tidak terencana terhadap semua peralatan medis di RSK


Budi Rahayu Blitar dimana pemeliharaan tersebut dilakukan hanya pada
peralatan yang darurat membutuhkan perbaikan atau perawatan sebelum
jadwal yang ditentukan

3. Penyusunan prosedur tetap (SOP) tentang pemeliharaan dan perbaikan


ventilasi dan pengkondisian udara di RSK Budi Rahayu Blitar

4. Pendokumentasian dalam pemeliharaan ventilasi dan pengkondisian


udara di RSK Budi Rahayu Blitar meliputi :

a. Inventarisasi bangunan

b. Label pemeliharaan ventilasi dan pengkondisian udara

c. Catatan tentang pemeliharaan ventilasi dan pengkondisian


udara

d. Pelaporan dan evaluasi

7
BAB III

TATALAKSANA

Ventilasi dan pengkondisian udara yang tepat sangat membantu dalam


pencegahan dan pengobatan penyakit, penerapan ventilasi dan pengkondisian
udara untuk rumah sakit Katolik Budi Rahayu Blitar menunjukkan masih
banyak maslah dihadapi yang tidak dijumpai pada system ventilasi dan
pengkondisian udara yang nyaman.

A. Kualitas Udara

Sistem harus memberikan udara hampi bebas debu, bau, kimia dan polutan
radioaktif. Dalam beberapa kasus, udara luar berbahaya untuk kondisi pasien
tertentu. Dalam hal demikian system memberikan udara selang seling dari
resirkulasi maksimum yang diijinkan harus dipertimbangkan.

1. Intake Udara Luar

Apabila inlet udara luar berada dekat dengan outlet yang cocok untuk
pembuangan udara resirkulasi. Letak intake udara luar ditempatkan tidak
kurang 1,8 m di atas permukaan lantai, atau jika dipasang di atas atap
pada 0,9m diatas permukaan atap.

2. Outlet Pembuangan

8
Outlet pembuangan ini harus ditempatkan minimal 3 m di atas permukaan
lantai dan jauh dari pintu, area yang dihuni dan jendela.

3. Filter udara

Untuk menghilangkan particular dan aliran udara, sejumlah metode


tersedia untuk menentukan effisiensi filter yang akan digunakan.

B. Pengendalian Asap

Pengendalian asap yang tepat harus dipertimbangkan. System pasif


mengandalkan pada mematikan fan, partisi asap dan api dan pengoperasian
jendela. System pengendalian asap aktif menggunakan system ventilasi untuk
menciptakan area tekanan positif dan negative bersama dengan partisi api dan
asap membatasi penyebaran asap. Cara menghilangkan asap dari hasil
pembakaran dapat menggunakan system ventilasi.

C. Pengkondisian Udara dengan Teknis Sistem AC

System AC diperlukan untuk kenyamanan termal dalam ruangan, namun


tetap harus mempertimbangkan temperature dan kelembaban udara. Dibawah
ini adalah table standart pengkondisian udara:

No. Ruangan Suhu (oC) Kelembaban (%) Takanan

1 Ruang operasi 19-24 45-60 Positif


45-60
2 Bersalin 24-26 Positif
45-60
3 Perawatan 22-24 Seimbang
45-60 Seimbang
4 Observasi bayi 21-24

9
35-60 Seimbang
5 Perawatan bayi 22-26
Positif
6 Perawatan premature 24-26 35-60
Positif
7 ICU 22-23 35-60
Negative
8 Jenazah 21-24 -

9 Penginderaan medis 19-24 45-60 Seimbang

10 Laboratorium 22-26 35-60 Positif

11 Radiologi 22-30 45-60 Seimbang

12 Sterilisasi 22-30 35-60 Positif

13 Dapur 22-30 35-60 Seimbang

14 IGD 19-24 45-60 Positif

15 Administrasi,
21-24 - Seimbang
pertemuan

16 Ruang luka bakar 24-26 35-60 Positif

D. Persyaratan Ventilasi Dalam Ruangan

Persyaratan dari setiap bagian/ruangan di dalam pembagian ini berbeda satu


sama lain sesuai fungsinya dan prosedur melakukannya.

1. Kamar Bedah

System pengkondisian udara harus memungkinkan pengurangan


pasokan udara ke beberapa atau semua ruang operasi karena
penggunaan rata-rata 8-12 jam perhari kecuali kondisi darurat. Tekanan
positif harus dipertahankan pada volume yang berkurang untuk
memastikan kondisi steril tetap terjaga. Pembuangan udara atau system
khusus harus dipasang untuk menghilangkan gas anesthesia yang tidak

10
mudah terbakar. Kondisi yang direkomendasikan untuk ruang operasi:

 Suhu mampu mencapai 20-240C.

 Kelembaban relative uadara 50-60%.

 Tekanan udara harus tetap positif dengan memasok udara lebih


dari 15%.

 Pembacaan perbedaan tekanan diruangan harus dipasang untuk


memungkinkan pembacaan tekanan udara dalam ruang..

 Indicator kelembaban udara dan thermometer harus ditempatkan


pada lokasi yang mempermudah observasi.

 Efisiensi filter harus sesuai.

 Semua udara harus disuplai dari langit-langit dan dibuang atau


dikembalikan pada sekurang-kurangnya 2 lokasi dekat dengan
lantai.

2. Ruang Kebidanan

Tekanan udara di instalasi kebidanan harus positif.

3. Ruang VK

Ruang melahirkan harus sesuai dengan persyaratan teknis ruang operasi.

4. Ruang Pemulihan

Ruang RR paskaoperasi di gunakan temperature harus 24 0C dan


kelembaban 50-60%, tekanan udara relative seimbang terhadap takanan
udara dari area sekitarnya.

5. Ruang Perawatan Bayi

11
Pasokan udara untuk ruang ini harus berada pada atau dekat langit-
langit dan dibuang dekat lantai bagian bawah dengan bukaan buangan
terletak setidaknya 75mm di atas lantai.

6. Ruang Perawatan Bayi Jangka Lama dan Ruang Observasi Bayi

Temperature 240C dan kelembaban relative 30-60%. Tekanan udara


harus positif.

7. Ruang Khusus Perawatan Bayi

Temperature mencapai 240C sampai 270C dan kelembaban relative 30-


60%.

8. Ruang IGD

Temperature dan kelembaban udara di dalam kantor dan ruang tunggu


harus berada dalam batas kenyamanan. persyaratan ruang tindakan IGD
harus sama dengan ruang operasi.

9. Ruang Perawatan Pavilliun

Ruangan yang digunakan untuk isolasi pasien terinfeksi, pasokan udara


harus dibuang keluar. Temperature 240C dan kelembaban relative 30-
50%. Tekanan udara harus netral. Jumlah udara yang dibuang sama
dengan jumlah udara luar yang dipasok masuk ruang ventilasi. Ventilasi
toilet, kamar mandi harus sesuai dengan ketentuan.

10. Ruang ICU

Temperature antara 200C-300C. kelembaban udara minimum antara 30%


dan maksimum 60% dan tekanan harus positif.

11. Ruang Isolasi Infeksius

Ruangan pasien dapat dilakukan dengan memberikan perancangan


12
distribusi udara, takanan, laju pertukaran udara dan filtrasi.

12. Ruang Dapur

Ventilasi exhaust sangat dianjurkan pada tempat pencucian piring.


Tekanan udara harus seimbang untuk mengurangi gerakan udara ke
dalam atau ke luar ruangan.

13. Instalasi Radiologi

 Ruang radiografi harus memiliki Temperature ruangan ini 24 0C -


270C dan kelembaban relative 40-50%

 Untuk ventilasi harus mempunyai pembuangan udara keluar


(exhaust).

14. Laboratorium

Pembuangan dari fan berdiri tegak dengan jarak maksimum 2,1 m di atas
atap dengan kecepatan sampai 20 m/detik. Area laboratorium harus di
bawah takanan sedikit negative untuk mengurangi penyebaran bau atau
kontaminasi ke ruangan lainnya. Temperature dan kelembaban harus
dalam batas kenyamanan.

15. Farmasi

Ruang farmasi harus dikondisikan untuk kenyamanan dan tidak


memerlukan ventilasi khusus. Distribusi udara ruangan harus
dikoordinasikan dengan setiap meja aliran udara laminar yang mungkin
dibutuhkan.

16. Administrasi

Penggunaan sistem pembuangan lokal yang membuang udara terhadap


pasien yang mendaftar harus dipertimbangkan. Sistem pengkondisian

13
udara terpisah yang tepat diinginkan untuk memisahkan area ini karena
biasanya rumah sakit kosong pada malam hari

17. Ruang Kerja

Ruang kerja yang bersih berfungsi sebagai pusat penyimpanan dan


distribusi pasokan bersih dan harus dipertahankan pada tekanan udara
positif relatif terhadap koridor. Ruang kerja yang kotor terutama berfungsi
sebagai tempat pengumpulan peralatan dan material kotor. Ruang ini
dianggap sebagai ruangan yang terkontaminasi dan harus memiliki
tekanan udara negatif relatif terhadap area sekitarnya. Temperatur dan
kelembaban udaranya harus berada dalam batas kenyamanan
18. Ruang Sterilisasi
Udara harus mengalir dari penyimpanan bersih dan area steril ke area
bersih yang terkontaminasi. Temperatur dan kelembaban harus berada
dalam rentang nyaman. Menjaga tempat penyimpanan untuk persediaan
steril pada kelembaban relatif tidak lebih dari 50%.
19. Kamar Cuci atau Laundri
Ruang yang disediakan untuk penyimpanan linen kotor sebelum diambil
oleh laundri, umumnya bau dan terkontaminasi. Untuk itu ruang ini
harus berventilasi baik dan dipertahankan pada tekanan udara negatif.
Ruang utilitas kotor yang disediakan untuk layanan rawat inap dan
biasanya terkontaminasi dengan bau yang berbahaya harus langsung
dibuang ke luar dengan cara mekanis. Dalam area proses linen, mesin
cuci (washer), alat pengering (tumbler), alat seterika, dan sebagainya
harus dibuang langsung ke atas untuk mengurangi kelembaban. Sistem
pembuangan udara dari alat seterika dan alat pengering harus terpisah
dari sistem pembuangan udara umum dan dilengkapi dengan filter kain.
Udara harus dibuang di atas atap atau di mana tidak menggangu
penghuni di area lain. Reklamsi panas dari udara buangan laundri
mungkin tidak praktis dan tidak diinginkan.

14
20. Bengkel Pemeliharaan
Bengkel kerja tukang kayu, mesin, listrik dan plambing tidak
membutuhkan persyaratan ventilasi. Ventilasi yang tepat pada bengkel
cat dan area gudang cat karena bahaya kebakaran dan harus memenuhi
persyaratan teknis yang berlaku. Bengkel pemeliharaan apabila terdapat
pekerjaan pengelasan harus mempunyai ventilasi buangan.

E. Pemeliharaan

Kegiatan yang berkaitan dengan upaya untuk mempertahankan kinerja mesin


berikut komponennya agar dapat beroperasi secara aman dan tidak
mengganggu keselamatan kerja dan kenyamanan penghuni ruangan.

Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan yang terencana dan terjadwal dapat


mengurangi kerusakan mesin serta dapat mempertahankan umur mesin
sesuai dengan ketentuan pabrik.

Sebelum pelaksanaan kegiatan pemeliharaan diperlukan informasi lengkap


tentang :

1. Gambar system ventilasi dan pengkondisian udara lengkap dengan data


teknis, petunjuk operasi mesin dan petunjuk pemeliharaan yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat mesin pendingin.

2. Catatan riwayat mesin.

3. Data operasi mesin.

4. Jenis kerusakan dan penggantian komponen yang dilakukan


sebelumnya serta penyebab kerusakan yang dialami

5. Catatan kebutuhan daya listrik yang dikonsumsi mesin.

Kegiatan pemeliharaan rutin mencakup:

15
1. Pembersihan/pencucian/penggantian filter udara

2. Pencucian/pembersihan evaporator dan fan.

3. Pembersihan dan pelumasan bearing semua motor.

4. Pemeriksaan dan pengencangan motor fan.

5. Pemeriksaan dan pengencangan baut terutama pada tempat yang


menimbulkan getaran.

6. Pembersihan komponen listrik didalam panel control.

7. Pemeriksaan, penambahan/penggantian oli compressor.

8. Pemeriksaan/penambahan refrigerant.

9. Pemeriksaan fungsi alat ukur meliputi:

 Thermometer

 Pressure pada pipa refrigerant.

 Hygrometer dalam ruangan.

10. Pemeriksaan tegangan dan beban arus compressor.

11. Pemeriksaan fungsi elektronik pada mesin pendingin.

12. Pemeriksaan jendela pada ruangan.

Pemeliharaan harian dan mingguan dilakukan terhadap alat control di


ruangan yang dikondisikan:

1. Pemeriksaan/perbaikan terhadap gangguan secara menyeluruh pada


system.

16
2. Pemeriksaan/penggantian komponen pemutus arus.

3. Pemeriksaan/perbaikan set point alat kendali dan indicator penting,

4. Pemeriksaan/perbaikan/penggantian instalasi perkabelan pada


system kendali.

5. Pemeriksaan/perbaikan kebocoran pada instalasi pipa refrigeran.

Pemeliharaan bulanan yang bertitik berat pada peralatan mekanik:

1. Bearing

 Periksa temperature dan kebisingan yang timbul.

 Pada saat mulai dioperasikan temperature bearing akan naik


akibat gesekan, namun beberapa saat kemudian akan kembali
normal.

 Pemeriksaan/pelumasan/penggantian bearing.

2. Motor Fan

 Pemeriksaan/perbaikan yang menimbulkan kebisingan.

 Pemeriksaan/perbaikan terhadap arus listrik motor.

3. Compressor

 Pemeriksaan/perbaikan yang menimbulkan kebisingan.

 Pemeriksaan/perbaikan terhadap arus listrik motor.

 Pemeriksaan/perbaikan kebocoran.

 Pembersihan evaporator outdoor.

17
 Pemeriksaan/perbaikan sisi hisap dan sisi tekan.

 Pemeriksaan tekanan refrigeran

4. Pemeriksaan filter refrigerant.

Pemeliharaan periode 4 s/d 12 bulan yang diutamakan mencakup


pengecekan terhadap pelumasan, pembersihan dan pemeriksaan fungsi
dari seluruh komponen yang terpasang :

1. Ventilasi seperti AC, Fan, exhaust, jendela

2. Mesin kompresor seperti evaporator, pipa instalasi.

3. System kendali seperti switching circuit, indicator, peralatan


keamanan.

4. Fungsi dari ventilasi dan control, refrigeration

18
BAB IV

DOKUMENTASI

Setiap kegiatan pemeliharaan dari mulai perencanaan, pelaksanaan


dan hasilnya harus dicatat atau didatakan kemudian dilaporkan oleh dan
kepada pejabat memberi tugas sesuai dengan penugasannya. Pada setiap
bulan dilaporkan kepada Sub Bagian Umum akan hasil penarikan yang
telah dilakukan, kemudian minimal 1 tahun sekali dievaluasi sebagai dasar
pertimbangan perencanaan penarikan periode selanjutnya. Dokumentasi dan
pengumpulan data terkait dengan pemeliharaan ventilasi dan
pengkondisian udara adalah sebagai berikut:
1. Pengisian form pemeriksaan dan perawatan instalasi yang diisi oleh
petugas yang melakukan kegiatan pemeliharaan oleh petugas
pemeliharaan

2. Memberikan label pada setiap peralatan yang telah dilakukan


pemeriksaan.

3. Sertifikat ijin pada setiap alat yang telah dilakukan pengujian yang
dinyatakan lulus uji atau laik pakai.

4. Pelaksanaan kegiatan pelatihan terhadap teknisi dan user peningkatan


pengetahuan akan ventilasi dan pengkondisian udara.

5. Pengisian form perbaikan dan penambahan oleh unit peminta atau


pelapor yang digunakan sebagai laporan apabila terjadi kerusakan
ventilasi dan pengkondisian udara ataupun permintaan pekerjaan
penambahan (upgrade) ventilasi dan pengkondisian udara.

19
6. Pengisian pada laporan harian masing-masing petugas pemeliharaan
sesuai dengan kegiatan yang telah dilakukan setiap hari.

7. Pengisian form hasil uji fungsi untuk setiap peralatan pada saat
peralatan tersebut dilakukan uji fungsi baik oleh petugas eksternal
maupun internal.

8. Pengisian form hasil pekerjaan perbaikan ekternal oleh petugas


teknisi ekstenal alat bilamana fasilitas tersebut diperbaiki oleh pihak
eksternal.

Landasan Hukum :
7. Undang – Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
8. PMK No. 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.
9. KMK No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
10. Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada
Bangunan Rumah Sakit Kementerian Kesehatan RI
11. pertimbangan Direktur

20
21

Anda mungkin juga menyukai