3
MEMUTUSKAN
Menetapkan : 1. PANDUAN MANAJEMEN DATA PENINGKATAN MUTU
DAN KESELAMATAN PASIEN TERINTEGRASI DI RUMAH
SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA
2. Panduan Manajemen Data Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien Terintegrasi RS William Booth
Surabaya yang dimaksud dalam keputusan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
3. Keputusan ini berlaku 3 (tiga) tahun sejak tanggal
ditetapkan, dengan ketentuan akan direvisi apabila
dalam pelaksanaannya terdapat hal-hal yang perlu
dilakukan perbaikan.
Ditetapkan di : Surabaya
Tanggal : 05 Januari 2019
RS William Booth Surabaya
Tembusan:
1. Opsir Pengurus
2. Para Wadir
3. Ka. SPI
4. Para Kabid dan Kabag
5. Para Kanit
6. Arsip
4
DAFTAR ISI
5
BAB I
DEFINISI
6
15) Validasi data adalah suatu tindakan pembuktian, artinya validasi merupakan
suatu pekerjaan dokumentasi. Tata cara atau metode pembuktian tersebut
harus dengan cara yang sesuai, artinya proses pembuktian tersebut ada tata
cara atau metodenya.
16) Publikasi data adalah sebuah istilah teknis dalam konteks hukum dan utama
dalam hukum hak cipta di mana hal itu merupakan hak eksklusif yang
diberikan untuk mempublikasikan data.
17) Data base adalah koleksi atau kumpulan data yang mekanis, terbagi/shared,
dan dikontrol terpusat pada organisasi, yang akan terbagi menjadi data base
eksternal dan data base internal.
18) Kerahasiaan data adalah sesuatu yang mempunyai sifat sangat pribadi dan
sifatnya tertutup dan tidak diperbolehkannya orang lain untuk melihat
secara bebas.
19) Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera,
cacat, kematian dan lainlain) yang tidak seharusnya terjadi.
20) Clinical pathways adalah alur asuhan klinis yang dibuat secara kolaboratif
semua tenaga kesehatan yang terlibat untuk memastikan adanya integrasi
dan koordinasi yang efektif dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia secara efisien.
21) Budaya keselamatan adalah sebuah lingkungan yang kolaboratif karena staf
klinis memperlakukan satu sama lain secara hormat dengan melibatkan
serta memberdayakan pasien dan keluarga. Pimpinan mendorong staf klinis
pemberi asuhan bekerja sama dalam tim yang efektif dan mendukung
proses kolaborasi interprofesional dalam asuhan berfokus pada pasien.
7
BAB II
RUANG LINGKUP
Semua unit kerja terkait dalam sistem manajemen data. Data-data yang
perlu dikelola adalah data indikator mutu didukung dengan sistem teknologi
informasi mulai dari pengumpulan, pelaporan, analisis, validasi, serta publikasi
data untuk internal dan eksternal Rumah Sakit. Publikasi data tetap
memperhatikan kerahasiaan data sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Data yang dimaksud meliputi data dari indikator mutu unit, indikator mutu
prioritas Rumah Sakit, data dari pelaporan insiden dan keselamatan pasien , data
hasil monitoring kinerja staf klinis, dan data hasil pengukuran budaya keselamatan
di Rumah Sakit.
Pengumpulan data dilakukan sesuai standar dan kaidah statistika dan
dilakukan validasi sebelum dilakukan analisa data dan publikasi data. Manajemen
data sangat diperlukan dalam upaya analisis dan evaluasi kinerja dan mutu
pelayanan sesuai dengan standar IV dalam PERMENKES no 11 tahun 2017 tentang
keselamatan pasien yang berbunyi “Fasilitas pelayanan kesehatan harus
mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan
mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif
insiden, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan
pasien”.
8
BAB III
TATA LAKSANA
9
pengukuran dan aktivitas yang berhubungan dengan kepatuhan penuh terhadap
Sasaran Keselamatan Pasien.
Indikator-indikator dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah
sakit adalah sebagai berikut:
A. Indikator Mutu Wajib Nasional
Merupakan indikator mutu yang ditetapkan oleh peraturan perundang -
undangan dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit,
yang terdiri dari:
1) Kepatuhan identifikasi pasien
2) Emergency respon time (EMT)
3) Waktu tunggu rawat jalan
4) Penundaan operasi elektif
5) Kepatuhan jam visite dokter spesialis
6) Waktu lapor hasil tes kristis laboratorium
7) Kepatuhan penggunaan formularium nasional (FORNAS)
8) Kepatuhan cuci tangan
9) Kepatuhan upaya pencegahan resiko cedera akibat pasien jatuh
10) Kepatuhan terhadap clinical pathway
11) Kepuasan pasien dan keluarga pasien
12) Kecepatan respon terhadap komplain (KRK)
10
dikontrakkan untuk selanjutnya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut sesuai hasil
yang didapat.
3. Insiden Keselamatan Pasien
Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit memonitor
data Insiden Keselamatan Pasien yang meliputi:
1. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
Analisis dilakukan untuk semua hal berikut ini:
a. Semua reaksi tranfusi yang sudah dikonfirmasi
b. Semua kejadian serius akibat efek samping obat
c. Semua kesalahan pengobatan yang signifikan
d. Semua perbedaan besar antara diagnosis praoperasi dan pasca operasi
e. Efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat atau
mendalam dan pemakaian anastesi
f. Kejadian lain misalnya infeksi yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan atau wabah penyakit menular sebagaimana yang didefinisikan
rumah sakit.
2. Kejadian Nyaris Cedera ( KNC)
Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien sehingga tidak
menyebabkan cidera pada pasien.
3. Kejadian tidak cedera (KTC)
Insiden yang sudah terpapar ke pasien akan tetapi tidak menimbulkan
cedera.
4. Kejadian potensial cedera (KPC)
Kondisi atau situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera
tetapi belum terjadi insiden.
5. Sentinel adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang menyebabkan
kematian atau cidera yang serius, dalam hal ini meliputi:
1) Kematian yang tidak diduga, termasuk, dan tidak terbatas hanya:
a. Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit
pasien atau kondisi pasien
b. Kematian bayi aterm
c. Bunuh diri
2) Kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait penyakit pasien atau
kondisi pasien
3) Operasi salah tempat, salah prosedur, salah pasien
4) Terjangkit penyakit kronis atau penyakit fatal akibat tranfusi darah
atau produk darah atau transplantasi organ atau jaringan
5) Penculikan anak termasuk bayi atau anak bayi dikirim ke rumah bukan
rumah orang tuanya
6) Perkosaan, kekejaman ditempat kerja seperti penyerangan (berakibat
kematian atau kehilangan fungsi secara permanen) atau pembunuhan
(yang disengaja) atas pasien, anggota staf, dokter, mahasiswa
11
kedokteran, siswa latihan, pengunjung atau vendor/pihak ketiga
ketika berada di dalam lingkungan Rumah Sakit.
Pelaporan insiden keselamatan pasien disesuaikan dengan jenis insiden,
digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
d. Budaya Keselamatan
Budaya keselamatan pasien merupakan dasar dalam mewujudkan
keselamatan pasien. Fokus pada budaya keselamatan pasien akan menghasilkan
penerapan keselamatan pasien yang lebih baik dibandingkan jika hanya berfokus
pada pelaksanaan keselamatan pasien saja.
a) Pengumpulan data
Pengukuran budaya keselamatan dengan membuat kuesioner yang
dibagikan kepada staf dengan metode sampling berdasarkan unit.
b) Analisis hasil pengukuran
Penghitungan dilakukan menggunakan skala Likert 1 - 5, jawaban - jawaban
dari responden tersebut diberi bobot seperti dibawah ini:
5 = sangat tidak setuju
4 = setuju
3 = ragu/kadang-kadang
2 = tidak setuju
1 = sangat tidak setuju
a. Rumus
12
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
𝑥100%
𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
13
7
• Median adalah angka yang berada di tengah setelah ditata dari angka
terkecil sampai angka terbesar.
• Mode (modus) adalah nilai yang sering muncul.
b) Penyajian data dalam bentuk grafis
• Histogram
Histogram adalah grafik yang berisi ringkasan dari sebaran (dispersi atau
variasi) suatu data. Histogram adalah grafik batang yang menampilkan frekuensi
data. Penggunaan grafik histogram telah diaplikasikan secara luas dalam ilmu
statistik. Jumlah titik data yang terletak dalam rentang nilai (kelas) menjadi sangat
mudah diinterpretasikan dengan menggunakan histogram, histogram sangat
berguna untuk mengetahui distribusi/penyebaran suatu data. Dengan
mengetahui sebaran data ini maka akan lebih mudah memperoleh informulirasi,
menganalisis, menyimpulkan serta mengambil tindakan dari data tersebut.
• Run chart
Run chart menggunakan dua buah variabel yang menunjukkan dinamika
proses yang berlangsung, dimana variasi yang terjadi dimonitor sedemikian rupa
sehingga nampak jelas perubahan hasil yang diamati. Biasanya digunakan variabel
waktu sebagai sumbu horisontal (berdasarkan periodisasi) sebagai acuan
terjadinya perubahan. Dalam diagram ini titik-titik data dihubungkan dengan garis,
dan bilamana perlu dilengkapi dengan garis nilai rata-rata dari data tersebut.
14
Gambar 3.2 Contoh run chart
• Control chart
Grafik jenis ini menggambarkan data dari waktu ke waktu, lebih spesifik
daripada run chart karena dapat menilai apakah proses berada dalam kontrol atau
tidak; garis kontrol atas (UCL) dan garis kontrol bawah (LCL). Control chart mirip
run chart, namun lebih memiliki daya statistik untuk mendeteksi perubahan.
15
Gambar 3.4 Contoh diagram Pareto
2) Statistik inferensial
Metode statistik ini digunakan untuk menganalisis sampel yang diambil dari
populasi sampai pada peramalan dan penarikan kesimpulan pada kelompok data
induknya atau populasi.
16
praktek yang baru, atau teknologi baru dan metodologi baru pengobatan
diperkenalkan/dilaksanakan.
Cara validasi data adalah:
1) Melakukan pengumpulan data kembali oleh kepala unit yang independen
dan tidak terlibat pada proses pengumpulan data yang sebelumnya.
2) Menentukan jumlah sampel statistik sahih dari catatan, kasus dan data lain.
Sample 50 dibutuhkan hanya jika jumlah pencatatan, kasus atau data lainnya
berjumlah <500. Dimungkinkan untuk memakai 10 % dari total data jika
sampel data >500.
3) Membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang.
4) Kalkulasi akurasi dengan membagi data yang dikumpulkan ulang dengan
data asli kemudian dikalikan dengan 100. Tingkat akurasi 90 % adalah
patokan yang baik atau dikatakan data valid.
5) Jika elemen data yang diketemukan ternyata tidak sama, dengan catatan
alasannya (misalnya data tidak jelas definisinya) dan dilakukan tindakan
koreksi.
6) Koleksi sampel baru setelah semua tindakan koreksi dilakukan untuk
memastikan tindakan menghasilkan tingkat akurasi yang diharapkan.
7) Dilakukan oleh kepala unit atau PIC dari tim PMKP yang ditunjuk.
17
2) Data yang akan dipublikasi kepada pihak di luar RS harus mendapat
persetujuan dari :
a) Wakil direktur bidang pelayanan untuk data terkait pelayanan klinis
b) Wakil direktur bidang umum untuk data terkait pelayanan non klinis
c) Ketua SPI
d) Seluruh data yang telah mendapat persetujuan dari para wakil direktur
dan Ketua SPI akan disampaikan kepada direktur untuk mendapatkan
pengesahan.
18
BAB IV
DOKUMENTASI
19
4.3. Daftar inventaris Hardware dan Software Manajamen data Terintegrasi
4.3.1. Perangkat keras (Hardware)
No Ruang Jumlah Komputer
1 Ruang Topaz 2
2 Mirah Delima 2
3 Nilam 2
4 Ratna Cempaka 1
5 ICU 1
6 HD 1
7 Logistik 1
8 Humas 1 Komputer + 1 Laptop
9 Laborat 2
10 IGD 2
11 Farmasi 10
12 TPP 6
13 Instalasi Bedah 1
14 Sarpras 2
15 Radiologi 3
16 RM atas 4
17 Customer service 1
18 Sekretariat 1
19 WDU 1
20 KSPi 1
21 Ruang Mayor 1
22 Casemix 15
23 Diklat 3
24 SDM 3
25 Akutansi 3
26 Penagihan 3
27 Kasir atas 2
28 Kasir bawah 3
29 Direktur 1
30 Komite 1
31 PPI (1 komputer) 1
32 Keperawatan 1
33 Pastoral 1
34 Akreditasi 1 Komputer + 1 Laptop
35 IT 4 Komputer + 3 Laptop
36 Apoteker 1
20
No Ruang Jumlah Komputer
37 Poli rawat jalan 15
38 Ka. Farmasi 1
39 Gudang farmasi 2
40 PKRS 1 laptop
41 PMKP 1 laptop
42 Gizi 1
43 Fisioterapi 3
44 Laboratorium 3
45 PPRA 1
KOMPUTER 116
JUMLAH
LAPTOP 7
21
22