Problem Based Learning Sebagai Implement
Problem Based Learning Sebagai Implement
MAKALAH
Disusun Oleh:
(NIM: 12312241011)
2013
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan beberapa makna tentang Problem Based Learning (PBL) tersebut, dapat
disimpulkan bahwa Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) merupakan
salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran materi IPA di SMP, sehingga
pengetahuan ke-IPA-an yang didapat oleh siswa bukan hanya menjadi sebuah pengetahuan
tanpa makna melainkan dapat diimplementasikan ke masyarakat. Siswa SMP sebagian besar
sedang dalam masa remaja/pubertas awal yang merupakan masa peralihan dari masa kanak-
kanak ke masa dewasa. Sifat-sifat remaja sebagian sudah tidak menunjukkan sifat-sifat masa
kanak-kanaknya, tetapi juga belum menunjukkan sifat-sifat sebagai orang dewasa (Rita Eka
Izzaty, dkk., 2008: 124).
Hurlock (1991: 208), masa remaja sebagai masa mencari identitas, pada masa ini
mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi menjadi sama dengan teman-
teman dalam segala hal, seperti pada masa sebelumnya. Namun adanya sifat yang mendua,
dalam beberapa kasus menimbulkan suatu dilema yang menyebabkan krisis identitas. Pada
saat ini remaja berusaha untuk menunjukkan siapa diri dan peranannya dalam kehidupan
masyarakat. Usia remaja juga merupakan usia bermasalah, sebab setelah remaja, masalah
yang dihadapi akan diselesaikan secara mandiri, mereka menolak bantuan dari orang tua dan
guru lagi.
Dengan keadaan-keadaan tersebut, maka masa SMP merupakan masa yang tepat untuk
mengajak siswa secara aktif menunjukkan kepekaannya pada masalah-masalah sekitar.
Dengan demikian siswa mampu mengeluarkan ide-ide kreatif dan inovatif untuk
memecahkan masalah-masalah yang didapat. Siswa dapat menentukan sendiri masalah apa
yang akan dijadikan sebagai objek pembelajaran di sekolah, namun masih dalam konteks ke-
IPA-an. Sedangkan guru hanya menjadi tutor atau fasilitator dalam kelas yang akan
mengarahkan siswa tentang bagaimana cara memecahkan masalah dengan metode yang
benar dan sesuai dengan bidang keilmuan yang dipelajari. Guru menentukan tema yang
dapat dipilih oleh siswa sehingga ranah kerja siswa tidak melewati batas-batas kompetensi
yang harus dicapai. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
model dan berbagi tugas dengan teman. Kegiatan selanjutnya mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja agar ilmu
yang didapat dapat diterima secara rata oleh semua siswa. Sehingga materi IPA yang
didapatkan dapat langsung diterapkan untuk mencari solusi dari akar permasalahan tersebut.
Dengan Problem Based Learning, secara tidak langsung siswa akan lebih banyak
membaca buku-buku yang relevan untuk hasil penelitian yang baik. Sehingga pengetahuan
ke-IPA-an siswa akan semakin bertambah dan tidak hanya dipelajari semata-mata untuk
mendapatkan nilai. Namun, dipelajari dengan pemahaman tentang penerapan ilmu
pengetahuan yang didapatkan. Ranah penelitian yang dapat dipilih oleh siswa yan sesuai
dengan bidang kajian ilmu alam (IPA) sangat beragam. Sains (IPA) dapat dibagi menjadi
empat cabang keilmuan, yaitu ilmu Biologi yang mempelajari tentang makhluk hidup, ilmu
Fisika yang mempelajari gaya dan energi, ilmu Kimia yang mempelajari zat-zat kimia, serta
keilmuan bumi dan antariksa (Supriyadi, 2009: 1). Sains khusus didalamnya IPA adalah
suatu keilmuan yang mempelajari tentang benda dan gejala kebendaan. Benda dan gejala
kebendaan merupakan suatu fakta dan berupa satu kesatuan yang sukar untuk dapat
dipisahkan dari suatu peristiwa yang ada di alam ini. Wujud dari benda dan gejala
kebendaan ini adalah fenomena alam di sekitar siswa. Terdapat banyak sekali fenomena
alam yang ada di lingkungan sekitar siswa. Fenomena alam dapat diamati secara langsung,
sebagai contoh jatuhnya buah mangga ke tanah dapat dipelajari melalui penelitian sederhana
menggunakan pendekatan ilmu IPA khususnya Fisika.
Problem Based Learning juga dapat menjawab tantangan para pendidik IPA sekarang
ini, yakni tantangan tentang bagaimana guru dapat menghadirkan suatu fenomena alam.
Dengan menjadi tutor/fasilitator bagi siswa, guru akan lebih banyak memahami dan
menguasai konsep-konsep IPA secara lengkap dan menguasai sedikit banyak teknologi dan
bahan-bahan yang ada di lingkungan. Sebab metode pembelajaran ini merupakan salah satu
metode belajar yang menjadikan siswa sebagai pusat dari kegiatan belajar. Tujuan utama
dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa adalah penciptaan strategi pemecahan
masalah yang efektif. Strategi ini mendorong kemampuan siswa untuk mengenali pola
dalam struktur masalah yang berkaitan dan yang akan datang dengan pendekatan universal
untuk solusi masalah ini. Dengan demikian Problem Based Learning sedikit banyak
mengubah model belajar siswa SMP tentang mata pelajaran IPA menjadi lebih bermakna,
bermanfaat, dan menyenangkan.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL) merupakan metode pembelajaran
materi IPA SMP yang sesuai dengan kondisi dan kepribadian siswa SMP yang sedang dalam
masa remaja awal, dengan menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar sehingga
mempelajari keilmuan IPA menjadi lebih bermakna, bermanfaat, dan menyenangkan.
Saran
Menerapkan Problem Based Learning (PBL) dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran materi IPA di SMP, memahami kebutuhan anak didik (memahami
perkembangan peserta didik), dan terus menggali ide tentang metode-metode pembelajaran
baru.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman H. A. (2005). Wacana Falsafah Ilmu: Analisis Konsep-konsep Asas
Falsafah Pendidikan Negara. Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributions Sdn
Bhd.
Mohamad Ali. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT Imperial Bhakti Utama.
Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Supriyadi. (2009). IPA Dasar: Duniaku Adalah IPA. Yogyakartta: FMIPA UNY.
Yasmin Yulfika. (2009). “Penerapan problem based learning untuk meningkatkan motivasi
dan hasil belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDN Tegalweru
Kecamatan Dau Kabupaten Malang”. Abstrak Skripsi. Tersedia:
http://www.library.um.ac.id/ptk. Diakses pada tanggal 04 April 2013.