Anda di halaman 1dari 26

PEMBUATAN TABLET DENGAN METODE KEMPA LANGSUNG

I. TUJUAN
 Membuat tablet Vitamin C 100mg dengan metode kempa
langsung.
 Tablet Vitamin C yang dihasilkan diuji dengan uji mampat serbuk,
uji laju alir, uji keseragaman bobot, uji keseragaman ukuran, uji
kekerasan tablet, uji waktu hancur dan uji friabilitas.

II. TEORI

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa


cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya
rata atau cembung. Mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau
tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi
sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat
pembasah atau zat lain yang cocok (Depkes RI, 1979).

Tablet adalah bentuk sediaan yang paling banyak beredar


karena secara fisik stabil, mudah dibuat, lebih menjamin kestabilan
bahan aktif dibandingkan bentuk cair, mudah dikemas, praktis, mudah
digunakan, homogen, dan reprodusibel. Massa tablet harus mengalir
dengan lancar agar dapat menjamin homogenitas dan reprodusibilitas
sediaan dan harus dapat terkompresi dengan baik agar diperoleh tablet
yang kuat, kompak, dan stabil selama penyimpanan dan distribusi.
Metode granulasi banyak dipilih dengan tujuan memperbaiki sifat alir
dan kompresibilitas massa tablet (Lachman,Leon.1994)
Jenis Sediaan Tablet

Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :

 Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan
tinggi pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja.

 Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan
rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada
pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak
tergantung pada kekuatan yang diberikan
(Tan Hoandan Rahardja,2007)

Metode Pembuatan Tablet

Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode,


yaitu granulasi basah, granulasi kering, dan kempa langsung.
Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya disesuaikan
dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat
tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar
kecilnya dosis, dan lain sebagainya(Lachman,Leon.1994).
Bahan Pembantu Kempa Langsung

 Pengisi
Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang
ditujukan untuk membuat bobot tablet sesuai dengan yang
diharapkan. Biasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan
dosis kecil memerlukan zat pengisi yang banyak. Jika dosis besar
maka pengisi sedikit atau tidak sama sekali.

 Adsorben
Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh
tinggi setelah terjadi lelehan pertama akan terbentuk massa yang
bertitik leleh lebih tinggi. Manfaat adsorben: mencegah tablet
basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet basah maka tablet akan
lengket dalam cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif.

 Pengikat
- Pengikat bisa berupa gula dan polimer.
- Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia,
tragacanth, gelatin)
- Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa,
etilselulosa, hidroksipropilselulosa
- Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit
membutuhkan bahan.

 Disintegran
Fungsinya untuk memecah tablet. Cara pakai :saat granulasi dan
paling baik saat sebelum dicetak.
 Lubrikan
- Konsentrasi optimum: 1%
- Fungsi: sebagai eksipien untuk menghilangkan gesekan/friksi
saat pengempaan dan penarikan tablet ke luar cetakan.

 Glidan
- Secara umum, fine silica > Mg stearat> talk murni
- Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-
hati untuk zat aktif yang penguraiannya dikatalisis oleh Fe.
(Tan, Hoan dan Rahardja,2007)

Evaluasi Granul

 Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul.
Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan
pengayak dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan
paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang
makin kecil.

Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari


ukuran granul. Diharapkan ukuran granul tidak terlalu berbeda.
Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran
granul berdekatan, aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran
granul mengikuti kurva distribusi normal.
 Bobot Jenis
- Bobot jenis sejati
- Bobot jenis nyata
- Obat jenis nyata setelah pemampatan

Kadar Pemampatan
%T = Vo – V500
Vo
%T = Kadar pemampatan
Vo = Volume sebelum pemampatan
V500 = Volume setelah pemampatan 500 x

%T < 20 atau ^V<20 ml ; granul memiliki aliran yang baik

Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai aliran.

Aliran

 Metode corong
Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong
kaca dengan dimensi sesuai. Metode corong dapat dilakukan
dengan 2 cara :
a. cara bebas
b. cara tidak bebas (paksa) digetarkan

 Metode sudut istirahat (α)


Masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah corong) kemudian
tampung granul di atas kertas grafik. Hitung α.
α Sifat alir

25 – 30 sangat mudah mengalir

30 – 40 mudah mengalir

40 – 45 Mengalir

>45 kurang mengalir

(Ansel,U.C.1989)

Evaluasi Tablet
 Visual /Organoleptik, meliputi bau, rasa dan rupa.
 Sifat fisika kimia
1. Keseragaman ukuran
a. Keseragaman tebal
b. Keseragaman diameter
2. Kekerasan
3. Friabilitas

Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah


tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu.

Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah


jika dalam proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau
terbelah, maka tablet tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan.
Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar),
maka pengujian harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan
nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan.
4. Keragaman sediaan
a. Keragaman bobot
b. Keseragaman kandungan
5. Waktu hancur
6. Uji kadar zat aktif
(Ansel,U.C.1989)

Penyimpanan Tablet

Tablet harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan


terlindung dari cahaya, lembab, gesekan dan guncangan mekanik.
Kondisi penyimpanan khusus harus dicantumkan dalam etiket. Tablet
harus cukup bertahan selama proses penanganan, misal pada saat
pengemasan dan transportasi, tanpa harus kehilangan intregitasnya.

Uji Waktu Hancur Tablet Dan Kapsul

Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu


hancur yang tertera dalam masing-masing monografi, kecuali pada
etiket dinyatakan bahwa tablet atau kapsul digunakan sebagai tablet
isap atau dikunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat
secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat
dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di
antara periode pelepasan tersebut. Tetapkan jenis sediaan yang akan
diuji dari etiket serta dari pengamatan dan gunakan prosedur yang
tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih
(Wade, Ainley and Paul, 1994)
III. ALAT DAN BAHAN

Alat
a) Neraca elektronik

b) Gelas ukur

c) Bikar gelas

d) Batang pengaduk
e) Termos pemanas air

f) Mangkuk besar

g) Sendok nasi

h) Mesh 16
i) Friabilitor

j) Alat uji waktu hancur

k) Hardness tester
l) Kertas perkamen

Bahan

a) Vitamin C
b) Supertab
c) PVP
d) Talkum
e) Asam Stearat

IV) PROSEDUR

Semua bahan iaitu Vitamin C,Supertab, PVP, Talkum dan


Asam Stearat ditimbang. Supertab di ayak terlebih dahulu. Semua
bahan dicampurkan, kecuali asam stearat harus digerus terlebih dahulu
karena asam stearat dapat membentuk granul jika tidak digerus.
Sebelumnya dilakukan uji LOD (Loss on drying) untuk melihat kadar
air untuk Vitamin C, Supertab dan PVP. Pada mulanya, serbuk
ditimbang sebanyak 10 gram. Setelah menimbang, serbuk tersebut
dimasukkan ke dalam alat tap density tester untuk menguji
kemampatan serbuk. Volume awal dan volume akhir dicatat. Hasil
yang didapati dikira dengan formula:-
𝑚
P nyata=
𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑚
P mampat=
𝑉𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑃𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡−𝑃𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
Kompresibilitas= × 100%
𝑃𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡

Serbuk ditimbang sebanyak 25 gram dan kemudian


dimasukkan ke dalam powder flow tester. Holder tersebut ditutup.
Secara bersamaan, holder dibuka dan stopwatch dinyalakan.
Stopwatch dimatikan setelah seluruh serbuk mengalir keluar dan
dihitung sudut istirahat. Setelah melakukan evaluasi serbuk, lalu
dilakukan pencetakan tablet dengan menggunakan alat Punch and Die
dengan diameter 8 nm dan berat tablet sebanyak 200 mg. Tablet-tablet
yang telah dihasilkan semasa pencetakan dikira. Ditimbang masing-
masing 20 tablet untuk pengujian ini. Disiapkan 20 tablet untuk
pengujian ini.Satu per satu tablet diukur diameter dan tebalnya dengan
menggunakan jangka sorong. Setiap pengukuran tablet dicatat.
Disiapkan sejumlah 20 tablet dan masing-masing dimasukkan ke
dalam alat penyangga. Tombol start ditekan dan diamati kekerasan
tablet masing-masing tersebut. Tombol stop ditekan untuk
mengembalikan ke angka 0. Disiapkan sejumlah 32 tablet dan
ditimbang tablet tersebut. Kemudian,dimasukkan ke dalam alat
Friabilitas.Tombol ON ditekan dan diputar selama 4 menit.Setelah 4
menit,tombol OFF ditekan. Disiapkan sejumlah 6 tablet dan
dimasukkan ke dalam cakram. Kemudian cakram tersebut ditutup dan
dimasukkan ke dalam alat disintegrasi. Diamati tablet tersebut hingga
hancur sempurna dan waktu tersebut dicatat.
V) DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

R/ Vitamin C 50 g
Supertab 42 g
Talkum 2g
PVP 4g
Asam Stearat 2g

Tablet Vitamin C 100 mg


Batch : 500 tablet
Berat tablet : 200 mg (diameter 8mm, cembung)

Perhitungan

Data

Evaluasi Serbuk

a) Uji Alir
Masa = 7 detik
Tinggi = 3 cm
Diameter = 13.7 cm
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Laju alir =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
= (3/7)
= 0.429
Sudut Istirahat = tan θ = tan (jari-jari/tinggi)
= tan (3/685)
= 23.65°

b) Uji Kemampatan
VAwal = 39 ml
VAkhir =32 ml

P nyata = (m/Vawal)
= (25/39)
= 0.641

Pmampat = (m/Vakhir)
= (10/14)
= 0.7813

𝑃𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡−𝑃𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
Kompresibilitas = x 100%
𝑃𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
0.7813−0.641
= x 100%
0.7813
= 17.96%

c) Friabilitas
Berat awal = 6.345 gr
Berat akhir = 5.94 gr

% = 100% x [1- (Bakhir/Bawal)]


= 100% x [1- (5.94/6.345)]
= 6.38 %
Evaluasi Tablet

a) Bobot Tablet
208 196 202 199 204
209 211 199 196 205
200 200 197 200 199
205 189 198 200 200

b) Diameter Tablet
(1.46+1.41+1.42+1.42+1.49+1.42+1.49+1.42+1.40+1.41+1.44+1.42+
1.45+1.43+1.42+1.43+1.42+1.42+1.42+1.47) / 20
= 1.43 mm ( rata2 diameter masing2 tablet)

c) Ketebalan Tablet
= (3.99 + 3.98 + 3.96 + 3.99 + 3.98 + 3.94 + 3.98 + 4.03 + 3.98 + 3.94 +
3.95 + 3.98 + 4.00 + 4.00 + 4.03 + 3.98 + 3.97 + 4.01 + 3.97 + 3.97 ) / 20
= 3.83 mm ( rata2 ketebalan masing2 tablet)

d) Kekerasan Tablet
= (25 + 32.5 + 35 + 30 + 32.5 + 22.5 + 30 + 30 +20 + 45 + 25 + 27.5 +
37.5 +37.5 + 32.5 + 32.5 + 30 + 22.5 + 25 + 30) / 20
= 30.13N ( rata2 kekerasan masing2 tablet)

e) Waktu Hancur
= 3 detik
VI) PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini tablet yang akan dibuat berisi zat aktif
Vitamin C 50 g dengan menggunakan metode kempa langsung yang
merupakan metode dari pembuatan dan pencetakan tablet. Tablet
Vitamin C dikenal sebagai salah satu vitamin yang memiliki banyak
manfaat. Selain bersifat antioksidan yang mampu melawan radikal
bebas, vitamin C juga berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan
tubuh.

Tujuan dari metode kempa langsung ini untuk menghindari


berbagai masalah yang timbul pada granulasi basah maupun granulasi
kering. Pembuatan tablet dengan kecepatan tinggi memerlukan
eksipien yang memungkinkan pengempaan langsung tanpa tahap
granulasi terlebih dahulu. Eksipien ini terdiri dari zat berbentuk fisik
khusus yang mempunyai sifat aliran dan kempa yang diinginkan.
Sedikit perubahan pada sifat fisik dapat mengubah sifat alir dan sifat
kempa sehingga menjadi tidak sesuai untuk dikempa langsung.
Metode Kempa Langsung biasanya dilakukan untuk bahan-bahan obat
yang mempunyai daya kompresibilitas tinggi dan daya alir yang
tinggi.

Komposisi tablet kelompok kami ialah zat aktif (Vitamin C) 50


gram, zat pengisi-pengikat (Supertab) 42 gram, dan zat pelincir asam
stearat dan Talc masing-masing 2 gram.

Bahan pembantu (eksipien) yang digunakan pada pembuatan


tablet Vitamin C kali ini adalah Supertab, asam stearat dan Talc.
Supertab berfungsi sebagai bahan pengisi-pengikat dalam bentuk
kering dan serbuk. Kemampuan supertab sebagai zat pengisi cukup
tinggi karena partikel mikrokristalnya yang berasal dari alam
disatukan oleh ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen antara hidrogen pada
molekul selulosa yang berdekatan membuat padatan partikelnya lebih
kuat dan lebih kohesif. Supertab menghasilkan kerapatan mampat
yang optimal sehingga pencetakan dapat menghasilkan tablet yang
memenuhi standar yang diharapkan

. Penggunaan supertab memberikan banyak keuntungan karena


selain fungsinya sebagai pengisi pada granulasi basah maupun cetak
langsung, juga dapat berfungsi sebagai self-lubrikan, adsorben, anti
adheren, dan mampu memberikan daya integrasi yang lebih tinggi
sehingga memungkinkan produksi skala besar dengan metode kempa
langsung dalam industri farmasi. Bahan ini memiliki tingkat efisiensi
yang lebih baik dalam pembuatan tablet secara komersial. Rentang
konsentrasi supertab sebagai pengisi adalah 30 – 80% dari berat total
tablet, sebagai disintegran 5 – 15%, sebagai adsorben 20 – 85% dan
sebagai anti adheren 5 – 20%. Pada percobaan dipakai supertab
sebanyak 42 gram, jadi memenuhi syarat sebagai pengisi. Disamping
itu juga memenuhi sebagai disintegran, adsorben, dan anti adheren.

Pemilihan Supertab mampu memberikan daya adhesi pada


massa serbuk pada tablet kempa serta menambah daya kohesi pada
bahan pengisi. Bila bahan pengikat yang ditambahkan terlalu sedikit,
dapat menyebabkan tablet terlalu rapuh. Namun bila bahan pengikat
terlalu banyak akan membentuk tablet yang keras dan susah hancur.
Supertab selain berfungsi sebagai zat pengikat juga sebagai disintegran
yang membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Kandungan
disintegran, cara penambahan, dan derajat kepadatan berperan dalam
efektivitas daya hancur tablet.

Talkum dalam formulasi digunakan sebagai glidan, sebanyak


0,5% dimana rentang konsentrasi sebagai glidan adalah 0,5 – 1%.
Namun demikian Talkum juga berfungsi sebagai adsorben,
disintegran, dan zat untuk meningkatkan viskositas. Talkum memiliki
ukuran partikel yang kecil dengan luas permukaan spesifik yang besar
sehingga memberikan karakteristik sifat alir yang baik dari serbuk
kering untuk dicetak langsung.

Asam stearat digunakan sebagai lubrikan sebanyak 1 %


sedangkan rentang penggunaannya sebagai lubrikan adalah 1 – 10%.
Penggunaan Asam stearat ini dalam jumlah yang cukup kecil karena
zat tambahan lain juga mempunyai sifat lubrikan. Tujuan penambahan
adalah untuk mempercepat aliran bahan dalam corong ke dalam
rongga cetakan sehingga mengurangi gesekan selama proses
pengempaan tablet, selain itu juga berguna untuk mencegah
melekatnya massa tablet pada punch dan cetakan. Penambahan
lubrikan yang berlebihan akan menurunkan kecepatan disintegrasi dan
disolusi tablet.

Sebelum ditimbang bahan-bahan diayak terlebih dahulu untuk


menyeragamkan ukuran partikel karena selama penyimpanan ada
kemungkinan terjadinya penggumpalan. Distribusi ukuran partikel
berpengaruh pada sifat fisika dan kimia serbuk, sehingga
mempengaruhi homogenitas tablet akhir dan kestabilan produk.
Setelah diayak dan ditimbang, bahan – bahan tersebut
dicampurkan dalam kantong plastik. Penambahan asam stearat
diberikan terakhir agar dapat melapisi semua bahan. Ukuran yang
relatif seragam memudahkan proses pencampuran karena antara
partikel yang satu dengan partikel yang lain akan memiliki peluang
yang sama untuk bercampur. Pencampuran harus berlangsung secara
diffusive mixing, yaitu perpindahan yang terjadi bukan perpindahan
secara kelompok tetapi perpindahan masing – masing partikel secara
difusi. Jika yang terjadi perpindahan secara berkelompok, campuran
akan sulit menjadi homogen. Sifat fisik masing-masing bahan dalam
obat tersebut merupakan hal yang sangat kritis, adanya perubahan
sedikit atau kesalahan perbandingan komposisi dapat mengubah sifat
alir dan kegagalan proses pengempaan. Vitamin C sangat peka
terhadap cahaya dan kelembaban, maka jika disimpan dalam ruangan
dengan kelembaban tinggi zat tersebut akan menjadi basah. Zat yang
basah mempunyai daya alir yang buruk, sehingga akan mengganggu
dalam proses pencetakkan dalam mesin tablet bahkan dapat merusak
mesin tablet.

Serbuk yang telah homogen siap untuk dicetak. Sebelumnya


disisihkan sejumlah serbuk untuk uji kemampatan dan laju alir. Serbuk
ini tidak perlu dilakukan uji LOD karena pada metode kempa
langsung, pemilihan bahan sudah disesuaikan dengan bahan baku yang
memiliki kadar air yang rendah. Jika bahan baku yang ada memiliki
kadar air yang tinggi, maka bahan tersebut tidak bisa digunakan untuk
metode kempa langsung karena serbuk akan menempel pada alat
pencetak dan menghasilkan laju alir yang buruk.
Sebanyak 25 g serbuk diuji laju alir dan sudut istirahat, dimana
diperoleh laju alir 7s dan sudut istirahat 23,65 °. Dengan sudut
istirahat demikian, serbuk digolongkan mempunyai sifat alir yang baik
dan ia memenuhi syarat.Dimana laju alir serbuk harus kurang dari 25
°. Sedangkan dari uji kompresibilitas diperoleh volume nyata = 39 ml
dan volume mampat = 32 ml . Kompresibilitas yang didapati ialah
17,96%. Sifat alir ini akan mempengaruhi dapat tidaknya tablet
dikempa. Pada saat pencetakan terbukti bahwa tablet dapat dicetak
dengan baik.

Serbuk kemudian dicetak menggunakan alat single punch


tablet press. Terdapat banyak faktor yang harus diperhatikan dalam
pembuatan tablet cetak langsung, antara lain pemilihan eksipien
pengisi-pengikat, dimana eksipien yang dipilih harus sesuai dengan zat
aktif, memiliki kemampuan kompresibilitas, daya alir, dan
kemampuan sebagai pelincir yang baik dan sesuai. Faktor lain adalah
homogenitas ukuran serbuk yang akan berpengaruh terhadap proses
pencampuran.

Pada proses pencetakan, berat dan kekerasan tablet yang akan


dicetak diperhitungkan dengan mengatur punch atas dan punch bawah
dari alat pencetak. Untuk menentukan berat tablet yang akan dicetak,
diatur dengan punch bawah. Sedangkan untuk mengatur kekerasan
tablet, digunakan punch atas. Volume bahan yang diisikan yang
mungkin masuk ke dalam cetakan harus disesuaikan dengan beberapa
tablet yang telah lebih dahulu dicetak. Penyesuaian ini diperlukan
karena formula tablet tergantung pada berat tablet yang akan dibuat.
Selama pencetakan, beberapa tablet yang dicetak diambil untuk
pengontrolan berat dan kekerasan tablet. Jika berat atau kekerasannya
berada diluar rentang yang diinginkan, alat pencetak dapat diatur
kembali. Setelah semua serbuk dicetak, dilakukan evaluasi terhadap
tablet yang dihasilkan.

 Uji Keseragamaan Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung


bobot rata-ratanya. Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu
persatu dan dihitung persentase masing-masing dengan syarat.
Berat tablet yang diperoleh adalah 189 mg sampai 209 mg, dengan
berat rata – rata 200,2 mg. Persentase penyimpangan bobot tablet
terhadap bobot rata-rata tablet juga memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh Depkes RI (1979) yaitu tidak boleh lebih
dari dua tablet yang menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih
besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak boleh
satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata
lebih dari harga dalam kolom B
Penyimpanan bobot rata
Bobot rata – rata – rata dalam %
A B
25 mg atau kurang 15% 30%
26 mg sampai dengan 10% 20%
150 mg
151 mg sampai dengan 75% 15%
300 mg
Lebih dari 300 mg 5% 10%
Berat tablet ini dinyatakan masih memenuhi syarat
keseragaman bobot tablet, dimana penyimpangan berat yang diizinkan
adalah 75%.

 Uji Keseragamaan Ukuran


Selain Uji Keseragamaan Bobot, dilakukan Uji Keseragamaan
Ukuran. Diambil 10 tablet, lalu diukur diameter dan tebalnya satu per
satu menggunakan jangka sorong, kemudian dihitung rata-ratanya.
Tebal dan diameter rata – rata tablet yang dicetak masing – masing
3.83 mm dan 1,43 mm. Hal ini sudah memenuhi persyaratan
farmakope bahwa diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak
kurang dari 1 1/3 tebal tablet.

 Uji Kekerasan Tablet


Tahap evaluasi selanjutnya adalah uji kekerasan tablet
Kekerasan tablet yang cukup serta tahan penyerbukan dan kerenyahan
merupakan persyaratan penting bagi penerimaan konsumen Tujuan
dari dilakukannnya uji kekerasan ini adalah untuk mengetahui
kekuatan tablet dimana tablet harus mempunyai kekuatan atau
kekerasan tertentu serta tahan atas kerenyahan agar dapat bertahan
terhadap berbagai guncangan mekanik pada saat pembuatan
pengepakan dan pengepalan Selain itu tablet juga harus dapat bertahan
terhadap perlakuan berlebihan oleh konsumen Kekerasan tablet sangat
penting diperhatikan terutama untuk produk yang mempunyai masalah
bioavailabilitas nyata atau potensial serta pada produk yang sensitif
atas gangguan pada profil penglepasan pelarutan sebagai fungsi dari
tenaga kerja yang digunakan. Pengujian dilakukan terhadap 20 tablet,
dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang penjepit
kemudian dijepit dengan memutar alat penekan, sehingga tablet kokoh
ditempatnya dan petunjuk berada pada skala 0, melalui putaran pada
sebuah sekrup, tablet akan pecah dan dibaca penunjukan skala pada
alat tersebut. Kekerasan tablet yang ideal ± 70 N. Kekerasan rata – rata
tablet yang didapat adalah 30,13N, dinilai cukup baik untuk tablet
dengan berat lebih kurang 200 mg.

 Uji Waktu Hancur

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C, dan volume


diatur sedemikian rupa, sehingga pada kedudukan tertinggi kawat kasa
tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan terendah mulut
keranjang tepat di permukaan air. Enam buah tablet
dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang,
kemudian keranjang diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit.
Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal
di atas kasa. Farmakope Indonesia III menyebutkan bahwa waktu yang
diperlukan untuk menghancurkan tablet tak bersalut adalah tidak lebih
dari 15 menit Dalam praktikum uji waktu hancur yang dilakukan tablet
hancur dalam waktu 3 menit sehingga memenuhi persyaratan waktu
hancur.

 Uji Friabilitas

Untuk mengetahui ketahanan tablet terhadap benturan dan


gesekan, dilakukan uji friabilitas . Hal ini sangat penting terutama
pada saat pengemasan dan pendistribusian. Sesuai persyaratan untuk
tablet dengan berat kurang dari 650 mg, dilakukan uji terhadap
sejumlah tablet yang beratnya setara dengan 6,5 g. Friabilitas tablet
diperoleh sebesar 6,38 %, tidak memenuhi syarat friabilitas tablet
yaitu tidak kurang dari 1%. Jadi dapat dikatakan bahwa tablet tidak
memiliki ketahanan yang baik terhadap benturan dan gesekan dan
menunjukkan bahwa tablet tersebut tidak cukup baik stabilitasnya
dalam pengemasan dan penyimpanan. Kejadian ini, kemungkinan
karena waktu yang diputar kurang dari 3 menit.

Tablet Vitamin C sebagai antioksidan kuat memiliki


farmakokinetik yang baik pada pemberian peroral. Dari beberapa
penelitian diperoleh t ½ dari vitamin C yaitu 10 jam pada orang
dewasa normal . Maka dalam hal ini waktu hancur tablet sangat
mempengaruhi. Perbandingan komposisi zat pengisi-pengikat dan zat
pelincir harus benar-benar tepat untuk menghasilkan tablet yang laju
disintegrasi yang baik dalam saluran cerna, juga tidak mudah rapuh
pada penyimpanan. Perlu diperhatikan bahwa penambahan zat pelincir
yang berlebihan akan menurunkan laju disintegrasi dan disolusi tablet.
Dalam penggunaan supertab perlu ditambahkan zat pelincir agar daya
alirnya baik karena serbuk tidak mengalir, daya alir ini mempengaruhi
keseragaman bobot sehingga dapat mempengaruhi dosis dan juga efek
terapi

Uji-uji yang dilakukan terhadap tablet berguna untuk


pengawasan mutu. Hal ini dilakukan selama proses produksi secara
periodik karena akan melibatkan biaya yang sangat besar apabila pada
akhir produksi ternyata menghasilkan tablet yang tidak memenuhi
persyaratan.
Syarat-syarat tablet yang baik, adalah sebagai berikut :
o Tablet harus kuat, tahan terhadap goncangan dan tahan abrasi pada saat
pengemasan dan distribusi.
o Memiliki keseragaman bobot dan kandungan obat.
o Tablet dapat terbioavailable.
o Memiliki karakteristik warna, bau, dan rasa sebagai identitas produk.
o Memiliki kestabilan yang baik dan dapat tereffikasi.

VII) KESIMPULAN

 Tablet Vitamin C 100 mg dibuat dengan metode kempa langsung.

 Tablet Vitamin C yang dibuat telah diuji dengan uji mampat serbuk, uji
laju alir, uji keseragaman bobot, uji keseragaman ukuran, uji kekerasan
tablet, uji waktu hancur dan uji friabilitas.
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, U.C.1989. Pengantar Buku Sediaan Farmasi edisi IV, Jakarta: UI Press

Depkes RI. 1979&1995. Farmakope Indonesia edisi III dan IV, Jakarta:Dirjen POM

Lachman, Leon. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi III, Jakarta: UI Press

Sujja-areevath, J, Munday, D, Cox, P, Khan, K. Relationship between swelling,


erosion and drug release in hydrophilic natural gum minimatrix formulations, Eur. J.
Pharm. Sci., 1998, 6, 207–217.

Taketomo, Carol K. Pediatric Dosage Handbook.Ed VIII.2001.USA; American


Pharmaceutical Association.

Tan Hoan dan Rahardja, Kirana. Obat-Obat Penting. Edisi keenam. 2007. Jakarta;
Elex Media Komputindo.

Wade, Ainley and Paul J Weller.Handbook of Pharmaceutical excipients.Ed


II.1994.London; The Pharmaceutical Press.

Anda mungkin juga menyukai