A. Patologi Kasus Kronik Cervical Syndrom (VAS 6,7)
1. Definisi Cervical syndrome adalah sindrome atau keadaan yang ditimbulkan oleh adanya iritasi atau kompresi pada radikssyaraf cervical yang yang ditandai dengan adanya rasa nyeri pada leher (tengkuk) yang dijalarkan ke bahu dan lengan sesuai dengan radiks yang terkena. Rasa nyeri yang dijalarkan ini disebut nyeri radikuler, artinya bahwa rasa nyeri tersebut berpangkal pada tempat perangsangan dan menjalar ke daerah persyarafan radiks yang terkena, dimana daerah ini sesuai dengan kawasan dermatom. Manifestasi nyeri tengkuk dapat berlokasi di daerah tengkuk sendiri atau menyebar ke tempat lain, daerah sebaran yang terbanyak adalah anggota gerak atas dan kepala. 2. Etiologi Terdapat dua penyebab timbulnya cervical syndrome yaitu a. Foramen intervertebralis menyempit Terbentuknya osteofit atau eksostosis yang masuk ke dalam foramen interveterbralis sehingga dapat menekan radiks. Adanya penipisan dari diskus intervertebralis sehingga keadaan ini akan mendekatkan jarak kedua pedikel yang membentuk foramen intervertebralis. Namun demikian adanya penyempitan foramen intervertebralis harus disesuaikan dengan gejala dan tanda yang dikeluhkan penderita dan ditemukan dalam pemeriksaan. b. Foramen intervetrebalis tetap utuh Peradangan dari syarafnya sendiri misal radikulitis Dorongan dari tumor, abses atau pendarahan oleh karena trauma tumor Radiks mengalami tarikan, misalnya pada trauma whiplast (pecut) yaitu trauma oleh karena anggukan kepala yang intensif yang didahului oleh tengadahan kepala, dimana radiks dorsalis C5, C6, dan C7 teregangdan mengalami reksis. HNP cervikalis yang paling sering terdapat diantara C5 dan C6 serta antara C6 dan C7 sehingga menekan radiks C6 dan radiks C7. 3. Patogenesis Apabila terjadi iritasi atau kompresi pada salah satu radix saraf, maka akan timbul rasa nyeri yang berasal dari tempat perangsangan itu sendiri dan menjalar sepanjang jalur perjalanan saraf itu hingga ke tepi. Nyeri ini dikenal dengan istilah nyeri radikuler. Penekanan pada daerah cervical dalam jangka waktu yang lama pasti akan mengakibatkan nyeri dan parestesia yang menjalar dari daerah leher turun di sisi bahu, kelengan dan kadang-kadang sampai ke jari-jari. Nyeri yang tiba-tiba dan terus-menerus dapat menyebabkan bentuk leher yang abnormal, kepala menghadap ke sisi yang sebaliknya,yang di kenal dengan istilah torticolis. 4. Tanda dan Gejala Nyeri dan kaku pada otot-otot leher Nyeri leher akan cenderung merasa seperti terbakar Nyeri bisa menjalar ke bahu, lengan, dan tangan keluhan tersa tebal atau seprti tertusuk jarum Sakit kepala dan migraine Terjadi spasme otot Gangguan sensibilitas pada segmen dermatom Gangguan postural yang terjadi akibat menghindari posisi nyeri Pada kondisi kronis timbul kontraktur otot dan klemahan otot pada regio cervikal. B. Prosedur pelaksanaan 1. Persiapan Alat : Persiapan Alat : (mencakup persiapan operasional alat) a. Hubungkan power cord (steker) unit ke adaptor lalu hubungkan power ke adaptor unit b. Tekan tombol ON yang ada di belakang unit c. Menjalankan unit dengan menekan tombol ON/OFF yang ada di panel depan unit (tekan tombol selama 3 detik sampai unit aktif) d. Selanjutnya,tekan tombol manual yang ada di panel depan unit TENS e. Selanjutnya,pad dibasahi terlebih dahulu, dan diletakan pada permukaan pad yang akan di kontakan dengan kulit pasien. 2. Persiapan Pasien : a. Posisikan pasien pada posisi prone lying dan usahakan dalam keadaan senyaman dan serileks mungkin. b. Periksa area yang akan di terapi dalam hal ini: kulit harus bersih dan bebas dari lemak, lotion. c. Letakkan pad pada area sekitar upper trapezius d. Periksa sensasi kulit. Lepaskan semua metal diarea terapi. e. Sebelum memulai intervensi, terapist memberi penjelasan mengenai cara kerja dan efek yang dapat ditimbulkan dari TENS 3. Teknik Pelaksanaan
Kasus : Kronik Cervical Syndrome 1. Posisi pada elektrode : Bipolar
Nilai VAS : VAS 6,7 Series 2. Metode pemasangan pad elektrode : Pad diletakkan dalam posisi Bipolar Series, dimana salah satu pad diletakkan pada servikal dan pad yang lain diletakkan pada area otot Upper Trapezius (daerah sekitar nyeri). 3. Pemilihan dosis : a. Bentuk arus TENS : Burst Tense b. Bentuk gelombang : Asimetrik c. Frekuensi : 90 MHz d. Pulse Width : 220 s e. Frekuensi Burst : 3 bps f. Intensitas arus : 18,0 mA (sensorik) g. Waktu : 25 menit C. Evaluasi Setelah melakukan praktikum Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) untuk kasus Kronik Cervical Syndrome didapatkan hasil bahwa: Pasien mengalami sedikit nyeri pada bagian leher (cervical), tetapi tidak mengalami hal tersebut dalam jangka waktu yang lama. Pasien bisa diberi terapi sekitar 2-3 kali seminggu. Setelah diberi terapi TENS nilai VAS pada pasien mengalami penurunan KASUS-KASUS FISIOTERAPI :