Anda di halaman 1dari 15

Perencanaan Dan Perhitungan Continuous

Gas Lift

Apabila dapat diperkirakan besarnya gradien tekanan aliran rata-rata di


bawah dan di atas titik injeksi, maka Pwf dapat dihitung dengan persamaan :
Pwf = Pwh + Gfa L + Gfb (D – L).............................................................(3-1)
Keterangan:
Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psi
Pwh = Tekanan pada well head, psi
Gfa = Gradien tekanan rata-rata di atas titik injeksi, psi/ft
Gfb = Gradien tekanan rata-rata di bawah titik injeksi, psi/ft
L = Kedalaman titik injeksi, ft
D = Kedalaman sumur total, ft

a. Penentuan tinggi kolom cairan dalam tubing


1. Menentukan gradient tekanan gas pada Pso = Pso – 100 psi dan spesific
gravity berdasarkan data yang ada.
2. Menghitung tekanan injeksi gas didasar sumur adalah
Px = Pso + X Ggi............................................................................................................. (3-2)
3. Menghitung tekanan di dasar tubing/ di ujung tubing dengan asumsi ΔP
= 150 dari tekanan injeksi.
4. Menentukan gradient tekanan gas dalam tubing (Ggt) berdasarkan
perhitungan gradient gas untuk Pwh dan γ dari data.
5. Menghitung tinggi kolom cairan dalam tubing
Pt  Pwh  GgtD
Htl  ........................................................ (3-3)
Gs  Ggt
b. Penentuan Titik Injeksi
1. Menghitung GLRf
GLRf= (1 – water cut)GOR .................................................... (3-4)
2. Plot titik (Pr,X) pada grafik dengan tekanan pada sumbu X dan
kedalaman pada sumbu Y yang mempunyai skala yang sama dengan
skala gradient tekanan alir.
3. Menghitung tekanan drawdown (ΔP)

............................................................................. (3-5)
4. Menghitung tekanan alir dasar sumur (Pwf)
Pwf = Pr – ΔP ........................................................................... (3-6)
5. Plot Pwf pada kedalaman sumur (Pwf,X)
6. Berdasarkan besarnya laju produksi (ql), water cut dan I.D tubing yang
digunakan, pilih gradient tekanan alir yang sesuai kemudian gambarkan
garis GLR yang sesuai dengan GLRf mulai dari titik (Pwf,X) ke arah
atas, garis ini merupakan garis tekanan alir di bawah titik injeksi.
7. Plot Pko = Pko – 50 dan Pso = Pso – 100 pada kedalaman 0 ft yang
masing – masing pada titik (Pso,0) dan (Pso - 100,0)
8. Dengan menggunakan Gambar 3.11. didapatkan gradient tekanan gas,
yaitu pada Pso dan Pso - 100.
Px1 = Pso + X Ggi........................................................................................................... (3-7)
Px2 = (Pso – 100) + X Ggi .......................................................... (3-8)
Plot titik (Px1,X) dan (Px2,X) kemudian hubungkan titik (Pso - 100,0)
dengan titik (Px1,X) dan titik (Pso,0) dengan titik (Px2,X) sampai
memotong garis gradien tekanan alir di bawah titik injeksi, maka
didapatkan Point of Balance (POB) pada kedalaman XPOB ft
9. Dengan menelusuri garis yang ditarik dari titik (Pwf,X) mulai dari POB
sebesar 100 psi, maka didapatkan Point of Injecstion (POI) pada
kedalaman XPOI ft
10. Plot Pwh pada kedalaman 0 ft (Pwh,0)
11. Dengan menggunakan kurva gradient tekanan alir yang sesuai, maka
didapatkan GLRtotal.

c. Penentuan Jumlah Gas Injeksi


Dari penentuan titik injeksi diperoleh GLRtotal sebesar , maka jumlah gas
injeksi dapat dihitung :
1. Menghitung jumlah gas injeksi, yaitu :
Qgi = qL (GLRt - GLRf ) ......................................................... (3-9)
2. Mengkoreksi harga Qgi pada temperatur titik injeksi, yaitu ;
a. Menentukan temperatur di titik injeksi :
Tpoi = (Ts + Gt Di) + 4600 ..................................................... (3-10)
b. Menghitung faktor koreksi :
Corr = 0.0054 γgiTpoi ......................................................... (3-11)
c. Volume gas injeksi terkoreksi adalah sebesar :
Qgicorr = Qgi  Corr .................................................................. (3-12)

d. Penentuan Spasi Valve


1. Buat garis perencanaan tekanan tubing :
Pt1 = Pwh + 0.2 (Pso) ............................................................... (3-13)
Pt2 = Pwh + 200 ........................................................................ (3-14)
Pilih diantara harga Pt1 dan Pt2 yang terbesar
Tarik garis dari titik (Ptterbesar,0) sampai POI.
2. Tarik garis Kill Fluid Gradient dari Pwh hingga memotong garis injeksi
gas (Pko), maka didapatkan kedalaman valve 1 (Dv1)
3. Tarik garis horizontal dari lokasi Dv1 hingga memotong kurva
gradient tekanan alir di atas titik injeksi.
4. Dari perpotongan garis perencanaan tubing dengan garis horizontal,
tarik garis sejajar dengan garis Kill Fluid Gradient hingga memotong
garis injeksi 100 psi lebih rendah dari garis Pko (Pso), maka
didapatkan Dv2.
5. Dengan melakukan prosedur yang sama maka didapatkan Dv3, Dv4
dan Dv5.

e. Penentuan Tekanan Buka di Permukaan


1. Di bagian atas kanan pada grafik penentuan spasi katup buat skala
temperatur pada sumbu tekanan dan plot titik (0,Ts) dan (X,Tr) dan
hubungkan titik tersebut.
2. Dari setiap kedalaman katup diperloleh tekanan gas injeksi dalam
casing (Pvo), tekanan tubing (Pt) dan temperatur (Tv).
3. Menentukan ukuran port dengan menggunakan Gambar 3.14., harga
R dan 1 – R , setiap katup dengan ukuran katup 1 ½ in.
4. Menentukan tekanan tutup valve pada lokasi kedalaman valve Pvc,
dimana Pvc sama dengan tekanan dome valve (Pd).
5. Menentukan tekanan dome (Pd) untuk setiap valve pada T = 60oF
6. Hitung tekanan setting di work shop (Ptro)

Perencanaan Dan Perhitungan Intermittent


Gas Lift

Perencanaan sumur intermittent gas lift meliputi : penentuan jumlah gas


injeksi penetuan spasi katup dan penetuan tekanan katup di bengkel (kondisi
standar).
a. Penentuan Spasi Valve
Penentuan spasi valve dapat secara analitis dan secara grafis.
Langkah –langkah yang harus dilakukan untuk perencanaan spasi valve
secara grafis adalah sebagai berikut :
1. Pada kertas grafik kartesian buat system sumbu koordinat dengan kedalaman
sebagai sumbu tegak dan tekanan sebagai sumbu datar.
2. Plot titik (Pso,0), Pso = Tekanan yang tersedia - 50
3. Tentukan gradient gas dengan grafik (Gambar 3.10 dan Gambar 3.11) dan
buat garis gradient gas dalam sumur mulai dari titik (Pso,0) dan perpanjang
garis tersebut sampai di dasar sumur.
Px  Pso  XGg ………………………………………………..........(3-15)
4. Plot tekanan tubing di permukaan (untuk intermittent gas lift, tekanan ini sama
dengan tekanan separator)
5. Tentukan gradient unloading dengan menggunakan grafik (Gambar 3.12 dan
Gambar 3.13) sesuai dengan ukuran tubing dan rate yang diinginkan.
Ptu  Psep  GsD ……………………………...............................…(3-16)
6. Plot garis gradient unloading berdasarkan Gu dari langkah 5 mulai dari
tekanan separator di permukaan dan perpanjang garis tersebut sampai dasar
sumur.
7. Tentukan tekanan penutup yang konstan di permukaan, yaitu :
Psc = Pso – 100 ………………………………………………….…..(3-17)
8. Tentukan gradien gas dengan grafik (Gambar 3.10 dan Gambar 3.11) dan buat
garis gradien gas dalam sumur mulai dari titik (Psc,0) dan perpanjang garis
tersebut sampai di dasar sumur.
Pcv = Psc+DGg ……………………………………………………...(3-18)
9. Tarik garis kill fluid dengan gradient 0.4 psi/ft – 0.5 psi /ft dari Psep.
Perpanjang garis tersebut sampai memtong garis Pso, perpotongan ini
merupakan letak titik valve (1)
10. Dari perpotongan tersebut (langkah 9), buat garis horizontal ke kiri sampai
memotong garis unloading.
11. Dari perpotongan (langkah 10), buat garis sejajar dengan gradien fluida yang
mematikan sumur (langkah 9) sampai memotong garis gradient gas yang
berawal dari titik (Psc,0), titik ini merupakan letak dari valve (2)
12. Dari perpotongan tersebut (langkah 11), buat garis horizontal ke kiri sampai
memotong garis unloading.
13. Lakukan langkah 11 dan 12 untuk mendapatkan latak katup Dv3, Dv4, dst
lanjutkan sampai dasar sumur
Sedangkan penetuan spasi katup secara analitis dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan berikut :
Pko  Pwh
Dv1 
Gs
Pso1, so2....  Pwh  Dv1, v2...(Gu)
Dv2, v3...  Dv1, v2..  ………....(3-19)
Gs
Keterangan :
Dv1, v2… = Kedalaman katup 1, 2, dst, ft
Pso1, Pso2… = Tekanan buka permukaan 1, 2, dst, psi
Pwh = Tekanan kepala sumur, psi
Gs = Gradient kill fluid, psi/ft
Gu = Gradient unloading, psi/ft
Gu didapatkan dari grafik (Gambar 3.12 dan Gambar 3.13)
b. Penentuan Jumlah Gas Injeksi
Gas yang diperlukan untuk mengangkat slug cairan dari dasar sumur ke
permukaan adalah volume gas yang diperlukan untuk mengisi tubing pada
tekanan gas rata-rata bawah slug dari dasar sumur ke permukaan. Langkah-
langkah untuk menentukan besarnya gas injeksi adalah :
1. Siapkan data penujangnya sebagai berikut :
a. Kedalaman katup operasi (umumnya di ujung tubing)
b. Tekanan buka katup operasi (Pv), di hitung dengan rumus :
Pv  Pso  Ggi.D …………………………………………....(3-20)
Keterangan :
Pv = Tekanan buka katup operasi pada kedalaman, psi
Pso = Surface operating pressure, psi
Ggi = Gradient tekanan gas injeksi, psi/ft
D = Kedalaman, ft
2. Pilih grafik yang sesuai dengan ukuran tubing dan tekanan separator
3. Plot kedalaman katup pada sumbu kedalaman
4. Dari titik tersebut tarik garis horizontal ke kanan sampai memotong sumbu
volume gas
5. Baca volume gas injeksi yang diperlukan (qgi, MMCF)
c. Penentuan Tekanan Buka Katup
Prosedur menetukan tekanan buka katup adalah sebagai berikut :
1. Dari hasil spasi katup, buat skala temperatur yang berhimpitan dengan sumbu
tekanan
2. Plot titik (Ts,0) dan (Tb,D) kemudian hubungkan kedua titik tersebut
3. Baca temperature untuk setiap kedalaman katup (Tv)
4. Baca tekanan tubing untuk setiap kedalaman katup (Pt).
5. Baca tekanan tutup katup setiap kedalaman (Pvc), Pvc = Pd
6. Tentukan ukuran port yang diperlukan, sebagai berikut :
a. Tentukan perubahan tekanan dalam casing (ΔPd) berdasarkan jumlah gas
yang diinjeksikan serta ukuran casing dan tubing.
b. Hitung harga R untuk setiap katup :
Pd
R ……………………………………..............(3-21)
Pvc  Pd  Pt
c. Tentukan ukuran port masing-masing katup dengan membandingkan
harga R dari langkah b dengan harga R dari ukuran pada Tabel III.2.
Tabel III-2.
“R values”
Bellow Area and Seat Area Relationship for Ab = 0.77 in2 for 1 ½”
Valve and 0.29 in2 for 1” Valve
(Brown, Kermit, E., ”The Technology Of Artificial Lift Method”, 1980)
Diameter of Spread For 1“ O.D Valves For 1 ½” O.D Valves
Control Seat (in) R 1–R R 1–R
3 0.0863 0.9137 0.0359 0.9641
16
¼ 0.1534 0.8466 0.0638 0.9362
9 0.1942 0.8058
32 - -
5 0.2397 0.7603 0.0996 0.9004
16
11 0.2900 0.7100
32 - -
3 0.3450 0.6550 0.1434 0.8566
8
7 0.4697 0.5303 0.1952 0.8048
16
½ - - 0.2562 0.7438
9 0.3227 0.6773
16 - -
7. Hitung tekanan buka katup (Pvo) pada setiap kedalaman katup
Pvc
Pvo   Pt (TEF ) ………………………………………….(3-22)
1 R
8. Tentukan tekanan dome (Pd) untuk setiap valve pada temperature 60oF,
menurut persamaan :
Pd @ 60  Ct ( Pd ) ……………………………………………….(3-23)
Ct didapat dari Tabel III.3.
9. Hitung tekanan setting di work shop (Ptro) pada temperature 60oF, dengan
persamaan :
Pd @ 60
Ptro  ………………………………………….………(3-24)
1 R
Tabel III-3.
Temperatur Correction Factor (Ct) for Nitrogen Based on 60oF
(Brown, Kermit, E., ”The Technology Of Artificial Lift Method”, 1980)
Gambar 3.10.
Weight of Gas Column Chart
(Brown, Kermit, E., ”The Technology Of Artificial Lift Method”, 1980)
Gambar 3.11.
Weight of Gas Column Chart
(Brown, Kermit, E., ”The Technology Of Artificial Lift Method”, 1980)
Gambar 3.12.
Unloading Gradient Chart
(Brown, Kermit, E., ”The Technology Of Artificial Lift Method”, 1980)
Gambar 3.13.
Unloading Gradient Chart
(Brown, Kermit, E., ”The Technology Of Artificial Lift Method”, 1980)
Gambar 3.14.
Penentuan Ukuran Port
(Brown, Kermit, E., ”The Technology Of Artificial Lift Method”, 1980)
Gambar 3.15.
Penentuan Ukuran Port
(Brown, Kermit, E., ”The Technology Of Artificial Lift Method”, 1980)

Anda mungkin juga menyukai