Rem Cakram
Rem Cakram
112073037
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TEORI DASAR REM
1. Rem blok, yang dapat dibagi lagi menjadi atas rem blok tunggal, dan ganda
2. Rem drum
3. Rem cakram
4. Rem pita
Dalam hal sepatu rem seperti yang diperlihatkan dalam gambar 2.4(a) disebut
sepatu berengsel, dan sepatu yang menggelinding pada suatu permukaan seperti dalan
gambar 2.4(b) disebut dengan sepatu mengambang.
(a) (b)
Gambar 2.4. Sepatu berengsel dan sepatu mengambang ( Ref.2, hal 85 )
Kerja rem cakram dalam mengerem menggunakan sistim hidrolik (memakai fluida)
sehingga dapat disebut juga dengan rem hidrolik. Fluida yang digunakan haruslah
memenuhi kriteria berikut : tidak menimbulkan korosi pada pipa atau slang rem, tidak
merusak karet-karet (seal) yang berada pada master rem atau pun pada kaliper,
kekentalan (Viskositas) kecil dan tidak mudah menguap. Biasanya setiap pabrikan telah
merekomendasikan minyak rem yang harus digunakan pada setiap motor hasil
produksinya misalnya : dot 3 atau dot 4. Kerja rem cakram akan optimal apabila
kebersihan dari kampas rem (brake pad) terjaga, menggunakan minyak rem yang
direkomendasikan, permukaan cakram yang rata dan mempunyai tebal minimal 3,5 mm.
optimal dipengaruhi oleh besarnya koefisien gesek dari kampas rem, jika
koefisien kampas besar maka gesekan yang dihasilkan juga akan besar.
6. Tekanan yang digunakan pada pengungkit
Pengungkit sering digunakan untuk menyalurkan gaya tekan, pertambahan gaya
dari sipergendara bergantung antara pengungkit dengan pedal rem dan sepatu
rem.
7. Pemindahan beban.
Ketika rem digunakan maka akan terjadi pemindahan gerak secara natural dari
bagian belakang roda menuju ke roda depan, hal ini dikarenakan kecendrungan
massa yang berkelanjutan gerak kedepan. Perlambatan yang besar menyebabkan
berat yang besar atau pemindahan beban dari roda belakang ke roda depan.
Selama pengereman, beban yang tertumpu pada roda belakang kepermukaan
jalan berkurang ketika beban pada roda depan bertambah persis sama besarnya. Ini
menunjukan fakta bahwa rem sewaktu digunakan menyebabkan
pemindahan beban dari roda belakang ke roda depan.
8. Gaya pergereman dari mesin
Mesin selalu menggunakan rem sewaktu menuruni bukit dengan putaran mesin
yang rendah. Efek pengereman dari mesin terjadi ketika penurunan gigi yang
dilakukan oleh pengendara.
2. 10 Re m C akr a m
Rem cakram pada roda depan terdiri dari beberapa bagian, diantaranya
adalah :
1. Tuas rem ( Handle )
Berfungsi sebagai pemberi gaya tekan pada master rem yang diberikan pengendara
pada waktu menarik tuas tersebut.
2. Master rem
Berfungsi sebagai :
a. 'I'empat penyimpanan fluida dan udara.
b. Memompa aliran fluida dan udara pada sistem hidrolik.
c. Memberi gaya tekan pada fluida pada waktu terjadi pengereman.
Master rem terdiri dari beberapa bagian seperti diperlihatkan pada gambar 2.8.
dibawah ini.
Baut
Tutup reservoir
Pelat penutup
Membran
Master silinder
Pegas
Master rem
Ring
Karet
Sakelar lampu rem
Baut
3. Selang rem
Berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluida yang telah dipompa oleh master rem
menuju kaliper.
4. Kaliper
Berfungsi sebagai tempat kampas rem dan piston untuk menekan cakram (disk).
Kaliper itu terdiri dari beberapa bagian seperti diperlihatkan pada gambar 2.9.
dibawah ini.
Sil debu
Piston
Pin
Kampas pin pin
5. Cakram (disk)
Berfungsi sebagai bidang penggesek dengan kampas rem (brake pad). Bagian -
bagian rem cakram diatas diperlihatkan pada gambar 3.0. dibawah ini.
1 2 3 4 5
Gambar 2.10 Bagian-bagian rem cakram (Ref. 5, hal 14-7)
Keterangan gambar
1. Tuas rem ( Handle)
2. Master rem
3. Selang rem
4. Kaliper
5. Cakram ( Disk )
BAB III
PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN
F =m.g
= 3 .10 kg.m/s²
= 30 N
bergerak dengan kecepatan 100 km/jam (22,2 m/s) melakukan pengereman sampai
motor itu berhenti. Dirancang motor itu berhenti setelah menempuh jarak 60 m.
Diasumsikan bahwa motor tersebut melakukan perlambatan secara konstan, maka gaya
02 = (27,8 m/s)2 + 2 . a . 60 m
772,84
a=
60.2
a = 6,440 m/s2
F = m . a……………………………...(Ref.4,hal 94)
14618
Fkaliper = 7309 N
2
Untuk mencari perbandingan luas penampang piston pada master dan kaliper
A master =
12 2 = 113,1 mm2
4
A master x F kaliper
A caliper =
Ftangan
D 2
xFkaliper
A caliper =
4
Ftan gan
113,1mm 2 x 7309 N
A caliper =
30 N
D2 = 17573,8 mm2
D = √ 17573,8 mm
D = 166 mm
166mm
Dkaliper =
2
= 83 mm
Daya maksimal yang ditransmisikan mesin sebesar 6,6 PS pada 7500 rpm
kW
Pmax = 6,6 PS x 0,735
PS
= 4,85 kW
7500
ω= x2π
60
= 785 rad/s
Tmesin = Pmax
4850 Nm/s
=
785 rad/s
= 6,2 N.m
T = F.r
T
Fcakram =
r
N.m
= 6,2
0,14m
= 44,29 N
A master x F kaliper
Ftangan =
A kaliper
113,1 mm 2 x 7309 N
= = 30 N
27555 mm 2
Institut Teknologi Indonesia
20
Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin
112073037
Waktu pengereman adalah hasil bagi massa dikali perubahan kecepatan dengan
dv m(v 1 v 2 )
F m.a m ……………………………...(Ref.4,hal 94)
dt (t 2 t1 )
F = Gaya pengereman
Diasumsikan :
m = 107 kg + [@ 60 kg x 2 = 120 kg] = 227 kg
= 2.270 N
V2 = 0 ( Diam ) dan t1 = 0 (titik acuan)
m(v 1 v 2 )
Fkaliper
t
m(v 1 v 2 )
t
Fkaliper
= 2,62 kg
cm 2
= 0,262 N
mm 2
2
R1 R 2
Rm =
2
92
[1 0,234] = 4,14
1.17
R1 R 2
Rm
2
70 140
105 mm
2
= 0,1050 N/m²
F = Apiston x Pw
π
= 2 ( d 2 ) x Pw
4
π
= 2 ( 832 ) x 0,262
4
= 10815 x 0,262
= 2833 N
Sehingga T = μ . F . k1 . R m
= 0,3 x 2833 x 4,14 x 0,1050
= 369 Nm
Sehngga :
h
WdD = WD + e x W
L
= 90,8 + 0,6 (700/1.258) 227
= 90,8 + 75,78
= 166,6 Kg
= 1666 N
h
WdB = Wb – e x W
L
= 136,2 – 0,6 (700/1.258) 227
= 60,4 Kg
= 604 N
Institut Teknologi Indonesia
24
Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin
112073037
4.2 Perlambatan
α =e.g
= 0,6 . 9,8
= 5,88 m/s²
=
27,8²
25,88
772,84
= 65,7 m
11,76
8771,1 x 0,733
= 0,12
2 x ALD x 4,72
6437,22
= 0,12
9,26 ALD
6437,22
ALD = 5682 mm²
1,1328
5682
Satu sisi = 2841 mm²
2
8771,1x0,733
=
2 x 2841x 4,72
6429,6
= = 235 kg.km/jam ≈ 0,65 kg m/s ≈ 6,5 Nm/m²s
27,33
BAB IV
KESIMPULAN
Dimensi dari perhitungan diatas ada sedikit perbedaan dengan ukuran asli, hal yang
membedakan diantaranya adalah : kurangnya ketelitian dalam hal perhitungan,
terbatasnya literatur, dan juga ukuran hasil perancangan masih berupa teori, ukuran asli
adalah ukuran yang diperoleh setelah melakukan berbagai pengujian sesuai dengan
standar internasional.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Khurmi R.S. “Machine Design” , Eurasia Publishing House Ltd. New Delhi,
India,1982.
[2] Manual Book HONDA SUPRA X DD 125 cc , PT Honda Astara Motor
[3] Nieman Winter G.H., ‘ Elemen Mesin” , Jilid II edisi yang direvisi, Erlangga,
Jakarta, 1992.
[4] Sears dan Zemansky, “ Fisika Untuk Universitas 1”, Bina Cipta, Jakarta, 1985.
[5] Sularso dan Kiyokatsu Suga, “ Dasar Perencanaan Elemen Mesin”, PT Pradya
Paramita, Jakarta, 1985.
LAMPIRAN
SPESIFIKASI MOTOR SUPRA DD 125 CC
Rangka
Rangka : Tulang punggung
Suspensi depan : Teleskopik
Suspensi belakang : Lengan ayun dengan shockbreaker ganda
Ban Depan : 70/90 – 17 38P
Ban Belakang : 70/90 – 17 38P
Rem depan : Cakram hidrolik dengan piston ganda
Rem belakang : Cakram hidrolik dengan piston ganda
Institut Teknologi Indonesia
29
Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin
112073037
Mesin
Tipe mesin : 4 Langkah SOHC
Sistem pendinginan : Pendinginan udara
Diameter x langkah : 52.4 x 57.9 mm
Volume langkah : 124,8 cc
Perbandingan kompresi : 9,0 : 1
Daya maksimum : 6,6 Km / 7.500 rpm (STD)
Torsi maksimum : 9,0 Nm/ 4000 rpm (STD)
Kopling : Ganda, otomatis. Sentrifugal, tipe basah
Sistem Starter : Pedal dan elektrik
Busi : ND U20EPR9, NGK CPR6EA-9
Sistem bahan bakar : Karburator
Kapasitas
Kapasitas tangki bahan bakar : 3,7 liter
Kapasitas Minyak Pelumas Mesin : 0,7 liter pada penggantian periodik
Transmisi : 4 kecepatan/bertautan tetap
Pola pengoperan gigi : N-1-2-3-4-N
Kelistrikan
Aki : 12 V – 3,5 Ah
Sistem pengapian : DC – CDI