Pada kesempatan kali ini إن ﺷﺎء ﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰkita akan membahas tentang jumlah Ismiyyah dengan khobar
yg majemuk.
Kita telah mempelajari jumlah Ismiyyah dalam khobar yg tunggal artinya khobarnya sederhana,
dimana khobarnya sudah jelas disebutkan setelah mubtadanya. Jadi kita bisa langsung mengenali
bahwa itu adalah khobar. Contohnya ::
ٌ 🔲 زَ ْيﺪ ٌ ُمﺪَ ِ ّر
س
"Zaid adalah seorang guru "
Maka jelas bahwa سٌ ُمﺪَ ِ ّر, dalam kalimat tsb, merupakan khobar.
Kemudian :
ٌطﺎ ِﻟبَة
َ ُﺎط َمة
ِ َ🔲 ف
"Fathimah adalah seorang pelajar"
Ini juga jelas bahwasanya ٌطﺎ ِﻟبَة
َ merupakan khobar bagi ُفَﺎطِ َمة.
Pada prakteknya nanti tidak semua khobar sederhana seperti ini atau tunggal seperti ini, karena
khobar sendiri ada dua :::
1. Ada khobar yg mufrod/tunggal
2. Ada khobar yg ghoiru mufrod/khobar kompleks.
Mufrod disini bukan mufrod bilangan, tapi mufrod dari sisi yg menjadi khobar tidak hanya satu kata
tapi himpunan dari beberapa kata. Dalam al-Quran kita akan sering menemukan jumlah ismiyyah yg
khobarnya ghairu mufrod.
Dalam ayat ini, lafadz Allah lafdzul jalalah merupakan mubtada dan khobarnya ini merupakan
keseluruhan makna dari :
َ ْ ُ َ ُ ََ ْ َ َْ
يم
ٍ اط ست ِق ٍ َ ِ ٰ اء ِإه ِدي من ش
Jadi khobarnya bukan hanya َي ْهﺪِيsaja, tapi keseluruhan makna dari َي ْهﺪِي َم ْﻦ َيشَﺎ ُء...
"Dan Allah itu", ُ و ﱠ, َ kenapa Allah? " َي ْهﺪِي َم ْﻦ َيشَﺎ ُءIa memberi petunjuk kepada siapa saja yg
dikehendaki". Jadi yg menjadi khobar bukan hanya lafadz َي ْهﺪِيsaja, tapi keseluruhan makna dari
َي ْهﺪِي َم ْﻦ َيشَﺎ ُء, baik fiilnya, failnya dan maf'ulnya.
Dan banyak sekali contoh-contoh di dalam al-Quran yang khobarnya ghairu mufrod .
Thayyib sekarang kita bahas khobar ghairu mufrod.
1📌 Jar majrur
Jadi kita bisa membuat jumlah ismiyyah dengan khobar jar dan majrur. Contohnya :
ِ زَ ْيﺪ ٌ فِﻲ اﻟبَ ْي/ •• زَ ْيﺪ ٌ فﻲ اﻟﺪ ِﱠار
ت
"Zaid di rumah "
Ini contoh² jumlah ismiyyah yg khobarnya jar dan majrur dan ini sesuai dengan kaidah. Ketika kita
mengatakan ت ِ زَ ْيﺪٌ فﻲ اﻟبَ ْيsebetulnya kita menambahkan makna " ada". Jadi زَ ْيﺪٌ فﻲ اﻟﺪ ِﱠارmaknanya adalah
"Zaid ada di rumah" ( )زَ ْيﺪٌ كَﺎﺋ ٌِﻦ فِﻲ اﻟﺪ ِﱠار.
Dan ketika kita membahas jumlah ismiyyah dengan khobar jar majrur. Yang menjadi khobar bukan
huruf jarnya saja, tetapi keseluruhan makna satu paket dengan majrurnya. Contohnya::
ِ •• زَ ْيﺪ ٌ فِﻲ اﻟ َب ْي
ت
"Zaid di rumah", yg jadi khobar bukan ()فِﻲ-saja, bukan (ت
ِ )اﻟبيsaja, tapi yg jadi khobar adalah ()فِﻲ اﻟبَيْت,
satu paket. Ini yang pertama. Khobar ghairu mufrod yang pertama adalah jar dan majrur.
2📌 Dzhorof.
Kita sudah pelajari bahwasanya dzhorof ada dua ::
√ Dzhorof makan
√ Dzhorof zaman
Maka yang menjadi khobar dalam kalimat ini bukan hanya (ﺎم َ )أَ َمsaja, bukan hanya ( )اﻟمسج ِﺪsaja, tapi
َ )أ َ َم, yang menjadi khobarnya adalah (ﺎم اﻟ َمس ِْج ِﺪ
satu paket (ﺎم اﻟ َمس ِْج ِﺪ َ ) أَ َم.
Itulah kenapa khobar ghoiru mufrod dinamakan ghoiru mufrod, karena yg menjadi khobarnya bukan hanya
satu kata tunggal saja, tetapi himpunan atau satu paket dari beberapa kata.
3 📌 Mubtada-khobar.
Jadi ini memang merupakan khobar yg kompleks karena khobarnya terdiri dari mubtada dan
khobar. Contohnya :
ٌ•• زَ ْيﺪ ٌ أ ُ ﱡمهُ ُمﺪَ ِ ّر َسة
" Zaid itu ibunya merupakan guru"
َ أ ُ ﱡم زَ ْي ٍﺪ ُمﺪَ ِ ّر.
Jadi ini hanya pilihan saja, bisa juga kita katakan ٌسة
Meskipun kalimat ini bisa juga saja kita ubah menjadi kalimat sederhana,
ﺎم أَبُو زَ ْي ٍﺪ
َ َ ق°°
"Telah berdiri Bapaknya si Zaid."
📌Kemudian satu hal yg perlu dicatat terkait dengan khobar jumlah fi'liyah dengan khobar ghairu
mufrod ini , khususnya yang khobar jumlah fi'liyah (fiil dan fail), ketika kita mempelajari rumus
jumlah fi'liyah, kita mempelajari mengenai kaidah FIRA (fiil harus mufrod), contohnya :
َ ذَه°°
َب اﻟ ُم ْس ِل ُم
ﺎن
ِ َب اﻟ ُم ْس ِل َم َ ذَه°°
ََب اﻟ ُم ْس ِل ُم ْون َ ذَه°°
Jadi kalau jumlah fi'liyah apa pun bilangan dari failnya (baik mufrod, tatsniyah, jamak) fiilnya tetap
mufrod.
Namun ketika failnya ingin kita kedepankan artinya kita ingin mendahulukan fail ketimbang fiil,
maka jelas ia berubah menjadi jumlah ismiyyah.
َ •• اﻟ ُم ْس ِل ُم ذَه
َب
Dan kita tahu bahwasanya jumlah ismiyyah salah satu kaidahnya adalah MALANG (SAMA
BILANGAN), artinya kalau mubtadanya mufrod maka khobarnya mufrod, mubtadanya tatsniyah-
khobarnya tatsniyah, mubtada jamak maka khobarnya juga jamak.
Thayyib ana rasa cukup pelajaran kali ini, ana simpulkan bahwasanya khobar ghoiru mufrod itu ada
4 jenis :::
1. Jar majrur :::: ت ِ زَ ْيﺪٌ فِﻲ اﻟبَ ْي
2. Dzorof :::: ﺎم اﻟ َمس ِْجﺪ َ زَ ْيﺪٌ أ َ َم
3. Mubtada-khobar :::: ٌسة َ زَ ْيﺪٌ أ ُ ﱡمهُ ُمﺪَ ِ ّر
4. Fiil dan fail :::: اﻟ ُم ْس ِل ُم ْونَ ذَ َهب ُْوا,ﺎن ذَ َهبَﺎ َ زَ ْيﺪٌ ذَه,ﺎم أَب ُْوه
ِ اﻟ ُم ْس ِل َم,َب َ َزَ ْيﺪٌ ق
Dan keseluruhan jumlah ismiyyah dg khobar ghairu mufrod ini, khobarnya tidak tunggal artinya bukan satu
kata, tapi himpunan dari beberapa kata yg ia memberikan penjelasan kepada mubtadanya.
Alhamdulillah pada kesempatan kali ini إن ﺷﺎء ﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰkita akan membahas tentang jumlah ismiyyah
yg berubah hukumnya.
Kita telah mempelajari bahwasanya jumlah ismiyyah tersusun dari mubtada dan khobar yg mana
MADU (MarfU' keDUanya) artinya mubtada marfu' dan khobarpun marfu'.
Dalam bahasa Arab ada beberapa amiil (faktor) yg menyebabkan hukum mubtada khobar ini
berubah, yg awalnya marfu' keduanya, bisa menjadi manshub salah satunya, atau manshub
keduanya.
Ada 3 faktor yg bisa mengubah hukum mubtada khobar menjadi berubah. 3 faktor ini disebut
dengan 'aamil nawasikh (amil penghapus), artinya yg menghapus hukum mubtada yg awalnya
marfu' keduanya menjadi salah satunya manshub atau manshub keduanya.
Perlu diketahui bahwasanya Kaana dan saudara-saudaranya ini termasuk fiil. Tetapi fiil yg naqish.
Fiil yg kurang. Dikatakan kurang, karena memang tashrifnya tidak sempurna. Jadi kalau kita
pelajari, kaana apa saja itu berisi fiil fiil yang naqish (fiil-fiil yg tidak sempurna tashrifnya).
Adapun dzhonna dan saudara-saudaranya semuanya adalah fiil yg sempurna. Artinya, tashrifnya
lengkap, itu ada َرأَى,سمِ َﻊ
َ ,ظ ﱠﻦ
َ , dsb.
Contohnya :::
Awalnya,
ٌ •• زَ ْيﺪ ٌ ُمﺪَ ِ ّر
س
"Zaid adalah seorang guru"
Ketika kita tambahkan Kaana di depannya, maka tidak boleh kita baca,
❌س
ٌ •• َكﺎنَ زَ ْيﺪ ٌ ُمﺪَ ِ ّر
Tapi yang benar adalah,
✔سﺎ
ً •• َكﺎنَ زَ ْيﺪ ٌ ُمﺪَ ِ ّر
Mubtada berubah namanya menjadi isim kaana dan khobar berubah menjadi khobar kaana.
Maka kalimat سﺎ ً َكﺎنَ زَ ْيﺪٌ ُمﺪَ ِ ّر:::
• Kaana َ َكﺎن::: fiil madhi
• Zaidun ٌ زَ ْيﺪ::: isim kaana
• Mudarrisan سﺎ ً ُمﺪَ ِ ّر::: khobar kaana
Inilah alasan kenapa kaana dan saudara-saudaranya disebut dg fiil madhi naqish. Kenapa? Karena
kalau fiil yang sempurna, ia butuh kepada fail . Adapun fiil-fiil yg naqish ini (fiil yg kurang)
istilahnya bukan fail tapi isim fiil dan khobar fiil.
ً ← َكﺎنَ زَ ْيﺪ ٌ ُمﺪَ ِ ّر
سﺎ
fiil madhi naqish ::: َ← َكﺎن
isim fiil ::: ٌ← زَ ْيﺪ
khobar fiil ::: سﺎ
ً ← ُمﺪَ ِ ّر
Jadi ini berlaku untuk semua saudara-saudaranya kaana. Diantaranya untuk saudara-saudaranya
Kaana adalah :::
√ َ َكﺎن: ada
√ سﻰ َ أ َ ْم: di waktu sore
√ صبَ َح ْ َ أ: di waktu subuh
√ ض َحﻰ ْ أ: di waktu dhuha
√ ضﻞﱠ َ : di waktu siang
√ َ بَﺎت: di waktu lampau
√ ﺎر َ ص َ : menjadi
√ ْس َ ﻟَي: tidak
√ { } َمﺎ ا ْنفَكﱠ- {ام َ َ } َمﺎ د- { } َمﺎ فَ ِتﺌَﻰ- { } َمﺎ َب ِر َح- { } َمﺎ زَ ا َل
ini semua maknanya sama "senantiasa". Penggunaannya juga sama.
Baik kita berikan contoh untuk setiap 'aamil kaana dan saudara-saudaranya.
🔲 { َ}كَان
==> Kaana ini bila kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia, biasanya kita tidak bisa melihat
perbedaan diantara yg sering ditampakkan dg َ َكﺎن.
Contohnya:::
ٌ 👈 زَ ْيﺪ ٌ ُمﺪَ ِ ّر
س
"Zaid adalah seorang guru"
ً 👈 َكﺎنَ زَ ْيﺪ ٌ ُمﺪَ ِ ّر
سﺎ
Artinya juga "Zaid seorang guru"
Namun terkadang َ َكﺎنini berguna kalau kita ingin menyambungkan ia dalam beberapa kalimat atau
kalimat yang rasanya tidak pantas kecuali ditambahkan dengan َ َكﺎنdi depannya.
Dalam Al-Qur-an kita juga sering temukan َ َكﺎنyg digunakan apabila ia telah didahului oleh jumlah
fi'liyah. Biasanya seperti itu. Dari sisi makna tidak ada perubahan yg signifikan.
ﺎمﺪ ٌ أ ُ ْست َﺎذًا
ِ 👈 َكﺎنَ َح
"Hamid adalah seorang ustadz"
َ أ َ ْمmenjadi,
Ketika ada سﻰ
👈 أ َ ْم َسﻰ ﱡ
ِ اﻟط ﱠﻼبُ َر
َاج ِﻌيْﻦ
🔲 {ضحَى
ْ أ: memasuki waktu dhuha}
َص ِلّيْﻦ ْ 👈أ
َ ض َحﻰ اﻟ ُم ْس ِل ُم ْونَ ُم
"di waktu dhuha orang-orang Islam shalat"
🔲 {ض ﱠﻞ
َ : di waktu siang }, misalkan,
َﺎز ًﻻ َ 👈
َ ض ﱠﻞ اﻟ َم
ِ ط ُر ن
" Di waktu siang hujan turun"
🔲 {َار
َ ص: menjadi}. Contohnya,
ً ﺎر اﻟ ُخب ُْز َر ِخ ْي
صﺎ َ صَ 👈
"Roti menjadi murah"
🔲 {ْس
َ لَي: tidak }
Jadi kalau kita ingin membuat kalimat negatif dari jumlah Ismiyyah, salah satunya dengan
menggunakan ْس َ ﻟَي. Misalkan kita ingin mengatakan bahwasanya Zaid tidak rajin. Maka kita katakan,
ً ْس زَ ْيﺪ ٌ نَشِي
طﺎ َ 👈 ﻟَي
"Zaid tidak rajin"
🔲 { } َما ا ْنفَكﱠ- { } َما دَا َم- { } َما ﻓَ ِﺘﺌ َى- { } َما َب ِر َح- { } َما َزا َل
seluruhnya bermakna 'senantiasa' dan ia bisa digunakan sama, artinya penggunaannya sama.
Contohnya :::
👈 َمﺎزَ ا َل زَ ْيﺪ ٌ َعﺎ ِﻟ ًمﺎ
"Zaid itu senantiasa berilmu"
👉 Kesimpulannya :::
⬛ Kaana dan saudara-saudaranya: ia mengubah mubtada berubah namanya menjadi isim fiil dan
hukumnya tetap marfu'.
⬛ Adapun Khobar berubah menjadi khobar fiil dan hukumnya berubah menjadi manshub.
Thayyib ana rasa cukup untuk Kaana, kita lanjutkan sekarang ke ::::
Jadi ia kebalikan dari kaana. Kalau kaana merofa'kan isim dan menashobkan khobar maka inna ini
kebalikannya. Mubtada berubah namanya menjadi isim huruf, dan khobar berubah namanya
menjadi khobar huruf. Karena inna dan saudara-saudaranya semuanya adalah huruf. Berbeda
dengan kaana dan saudara-saudaranya semuanya adalah fiil naaqish (fiil yang kurang).
Ini contoh penggunaan amil inna. Ia mengubah mubtada menjadi isim inna, زَ ْيﺪًاdisebut isim inna
dan ia manshub. س
ٌ ُمﺪَ ِ ّرdisebut khobar inna dan ia tetap marfu'.
ٌ 👈 إِ ﱠن زَ ْيﺪًا ُمﺪَ ِ ّر
س
☀ ( أَنﱠSesungguhnya)
Artinya sama dengan Inna () ِإ ﱠن. Bedanya adalah anna ini tidak bisa kita digunakan di awal kalimat.
Jadi tidak boleh kita menggunakan di awal kalimat tanpa ada kalimat pendahulunya, tiba-tiba kita
gunakan ::
َ َ👈 أ َ ﱠن ﷲ
(tidak boleh) ❌ غفُ ْو ٌر
Maka anna disini :: aamil nawasikh ia menashobkan isim dan merofa'kan khobar. Kemudian lafadz
َ ﱣ:: isim anna manshub, ور َ :: khobar anna marfu' .
ٌ ُغف
☀ ( لَ ِﻜﻦﱠakan tetapi)
Lakinna juga termasuk huruf yang tidak bisa digunakan di awal, ia hanya untuk melanjutkan
pernyataan-pernyataan sebelumnya, jadi ada pernyataan lain baru digunakan ﻟَك ﱠِﻦ. Contoh ::::
ٌ ﺎمﺪ ٌ ﻟَ ِك ﱠﻦ زَ ْيﺪًا َجﺎ ِﻟ
س َ َ👈 ق
ِ ﺎم َح
" Hamid telah berdiri akan tetapi Zaid duduk"
Maka,
ٌ 👈 ﻟَ ِك ﱠﻦ زَ ْيﺪًا َجﺎ ِﻟ
س
زَ ْيﺪًا::: menjadi isim lakinna. ِس
ٌ َجﺎﻟ::: menjadi khobar lakinna.
Dan dalam susunan dzhonna wa akhowatuhaa ini, mubtada dan khobar, keduanya disebut dengan
maf'ul, maf'ul awwal (pertama) dan maf'ul tsani (kedua). Karena memang secara logika bahasa
Indonesia kita juga bisa mencerna bahwasanya kata-kata seperti :: menyangka, mengira, melihat, ini
bisa dua objeknya (2 maf'ul bih)
🔲 ( ُ)خِ ْﻠت
👈 ِخ ْلتُ اﻟ ِت ّ ْل ِم ْيذَ فَﺎ ِه ًمﺎ
" saya membayangkan murid itu paham"
🔲 ( ُع ْمت
َ ) َز, Artinya juga menduga/mengira,
ِ 👈 زَ َع ْمتُ َح
ﺎمﺪًا َمحْ ُم ْودًا
" saya kira si Hamid itu Mahmud"
🔲 ( ُ)رأَيْت
َ
👈 َرأَيْتُ زَ ْيﺪًا َبﺎ ِكيًﺎ
"saya melihat Zaid menangis"
Maka زَ ْيﺪًا--> maf'ul awwal, َبﺎ ِكيًﺎ--> maf'ul tsani.
🔲 ( ُع ِﻠ ْمت
َ )
ً طة
َ ﺎط َمةَ نَ ِش ْي َ 👈
ِ َع ِل ْمتُ ف
" saya tahu bahwa si Fathimah itu rajin"
🔲 ( ُ)و َجدْت
َ
ضﺎﺋِﻌًﺎ َ 👈 َو َجﺪْتُ اﻟ ِكت
َ َﺎب
" saya mendapati buku ini hilang"
🔲 ( ُ)ﺳَمِ ﻌْت
👈 َس ِم ْﻌتُ اﻟنﱠبِ ﱠ
ﻲ يَقُ ْو ُل
" saya mendengar Nabi bersabda"
Ini contoh yg khobarnya ghairu mufrod.
🔲 Perlu diketahui bahwasanya yg menjadi aamil bukan hanya fiil madhi dhomir ana saja (bukan
ُ - ظ ﱡﻦ
َ saja) tapi bisa juga keseluruhan tashrif dari dzhonna--> ظ ﱠﻦ
ُظنَ ْنت ُ َي- ظ ﱠﻦ
َ , termasuk fiil amr-nya, dan
sebagainya. Jadi semua berlaku.
Contohnya misalkan kita ingin mengatakan::
👈 َج َﻌ َﻞ َع ِل ﱞ
َ ﻲ اﻟذﱠه
َب خَﺎﺗ َ ًمﺎ
Jadi bukan hanya ُ َج َﻌ ْلتsaja yang menjadi amilnya, tapi َج َﻌ َﻞjuga,
" Ali menjadikan emas menjadi cincin "
Dan ini contoh tashrif dari dzhonna dan saudara-saudaranya. Artinya yang menjadi amil dzhonna
dan saudara-saudaranya bukan fiil madhi dhomir anaa saja tapi semuanya.
👉 Kesimpulannya bahwa :
📌 susunan kalimat dzona wa akhowatuhaa dimana dzhonna itu adalah fiil, dan dia ada failnya.
َ itu ada fiil dan failnya, زَ ْيﺪًاmaf'ul awwal, سﺎ
ُظنَ ْنت ً ُمﺪَ ِ ّرmaf'ul tsani.
Thayyib ana rasa cukup untuk pelajaran tentang kaana, inna, dzhonna dan saudara-saudaranya.
Sebagai kesimpulan dari pelajaran kali ini bahwasanya ada 3 aamil nawasikh, 3 aamil yg bisa
merusak susunan mubtada khobar dari sisi i'robnya, dimana dua diantaranya mengubah salah
satunya menjadi manshub dan satu diantaranya mengubah keduanya menjadi manshub.
Saya ulangi,
👉 Kaana => َوﺗَنْصِبُ اﻟ َخ َب َر, ﺗَرْفَﻊُ اﻻس َْم, kaana itu merofa'kan isim dan menashobkan khobar.
👉 Inna =>ﺗَنْصِبُ اﻻسْمَ َوﺗَرْفَﻊُ اﻟْخَبَر, menashobkan isim dan merofa'kan khobar.
👉 Dzhonna => َﺗَنْصِبُ اﻟْمُ ْبتَﺪَأَ وَاﻟْخَبَر, ia menashobkan mubtada dan khobar