Anda di halaman 1dari 12

•┈┈┈┈┈┈┈┈•❅❖❅•┈┈┈┈┈┈┈┈•

📝 Transkrip Audio Durus Bina Reguler Pekan 10


🎧 Pengisi Materi :: Ustadz Abu Razin ‫حفظه ﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
📚 Dars 35 :: Mubtada dengan Khobar Ghairu Mufrod
⌛ Durasi audio :: 10:24 menit
•┈┈┈┈┈┈┈┈•❅❖❅•┈┈┈┈┈┈┈┈•
‫اﻟسﻼم عليكم ورحمة ﷲ وبركﺎﺗه‬
.‫ أمﺎ بﻌﺪ‬, ‫اﻟحمﺪ واﻟصﻼة واﻟسﻼم علﻰ رسول ﷲ‬

Pada kesempatan kali ini ‫ إن ﺷﺎء ﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬kita akan membahas tentang jumlah Ismiyyah dengan khobar
yg majemuk.

Kita telah mempelajari jumlah Ismiyyah dalam khobar yg tunggal artinya khobarnya sederhana,
dimana khobarnya sudah jelas disebutkan setelah mubtadanya. Jadi kita bisa langsung mengenali
bahwa itu adalah khobar. Contohnya ::
ٌ ‫🔲 زَ ْيﺪ ٌ ُمﺪَ ِ ّر‬
‫س‬
"Zaid adalah seorang guru "
Maka jelas bahwa ‫س‬ٌ ‫ ُمﺪَ ِ ّر‬, dalam kalimat tsb, merupakan khobar.

Kemudian :
ٌ‫طﺎ ِﻟبَة‬
َ ُ‫ﺎط َمة‬
ِ َ‫🔲 ف‬
"Fathimah adalah seorang pelajar"
Ini juga jelas bahwasanya ٌ‫طﺎ ِﻟبَة‬
َ merupakan khobar bagi ُ‫فَﺎطِ َمة‬.

Pada prakteknya nanti tidak semua khobar sederhana seperti ini atau tunggal seperti ini, karena
khobar sendiri ada dua :::
1. Ada khobar yg mufrod/tunggal
2. Ada khobar yg ghoiru mufrod/khobar kompleks.

Mufrod disini bukan mufrod bilangan, tapi mufrod dari sisi yg menjadi khobar tidak hanya satu kata
tapi himpunan dari beberapa kata. Dalam al-Quran kita akan sering menemukan jumlah ismiyyah yg
khobarnya ghairu mufrod.

Contohnya misalkan dalam al-Baqoroh ayat 213 ::


َ ْ ُ َ ُ ََ ْ َ َْ
.‫يم‬
ٍ ‫اط ست ِق‬ ٍ َ ِ ٰ ‫اء ِإ‬‫☀ َوا ُ ه ِدي من ش‬
"Dan Allah itu memberi petunjuk orang yg dikehendakiNya pada jalan yg lurus."

Dalam ayat ini, lafadz Allah lafdzul jalalah merupakan mubtada dan khobarnya ini merupakan
keseluruhan makna dari :
َ ْ ُ َ ُ ََ ْ َ َْ
‫يم‬
ٍ ‫اط ست ِق‬ ٍ َ ِ ٰ ‫اء ِإ‬‫ه ِدي من ش‬

Jadi khobarnya bukan hanya ‫ َي ْهﺪِي‬saja, tapi keseluruhan makna dari ‫ َي ْهﺪِي َم ْﻦ َيشَﺎ ُء‬...

"Dan Allah itu", ُ ‫و ﱠ‬, َ kenapa Allah? ‫" َي ْهﺪِي َم ْﻦ َيشَﺎ ُء‬Ia memberi petunjuk kepada siapa saja yg
dikehendaki". Jadi yg menjadi khobar bukan hanya lafadz ‫ َي ْهﺪِي‬saja, tapi keseluruhan makna dari
‫ َي ْهﺪِي َم ْﻦ َيشَﺎ ُء‬, baik fiilnya, failnya dan maf'ulnya.

Dan banyak sekali contoh-contoh di dalam al-Quran yang khobarnya ghairu mufrod .
Thayyib sekarang kita bahas khobar ghairu mufrod.

√ Ada 4 jenis khobar ghoiru mufrod ::::

1📌 Jar majrur
Jadi kita bisa membuat jumlah ismiyyah dengan khobar jar dan majrur. Contohnya :
ِ ‫زَ ْيﺪ ٌ فِﻲ اﻟبَ ْي‬/ ‫•• زَ ْيﺪ ٌ فﻲ اﻟﺪ ِﱠار‬
‫ت‬
"Zaid di rumah "

Ini contoh² jumlah ismiyyah yg khobarnya jar dan majrur dan ini sesuai dengan kaidah. Ketika kita
mengatakan ‫ت‬ ِ ‫ زَ ْيﺪٌ فﻲ اﻟبَ ْي‬sebetulnya kita menambahkan makna " ada". Jadi ‫ زَ ْيﺪٌ فﻲ اﻟﺪ ِﱠار‬maknanya adalah
"Zaid ada di rumah" (‫ )زَ ْيﺪٌ كَﺎﺋ ٌِﻦ فِﻲ اﻟﺪ ِﱠار‬.

Dan ketika kita membahas jumlah ismiyyah dengan khobar jar majrur. Yang menjadi khobar bukan
huruf jarnya saja, tetapi keseluruhan makna satu paket dengan majrurnya. Contohnya::
ِ ‫•• زَ ْيﺪ ٌ فِﻲ اﻟ َب ْي‬
‫ت‬
"Zaid di rumah", yg jadi khobar bukan (‫)فِﻲ‬-saja, bukan (‫ت‬
ِ ‫ )اﻟبي‬saja, tapi yg jadi khobar adalah (‫)فِﻲ اﻟبَيْت‬,
satu paket. Ini yang pertama. Khobar ghairu mufrod yang pertama adalah jar dan majrur.

2📌 Dzhorof.
Kita sudah pelajari bahwasanya dzhorof ada dua ::
√ Dzhorof makan
√ Dzhorof zaman

Kita boleh membuat jumlah ismiyyah dengan khobar dzorof, contohnya ::


َ ‫•• زَ ْيﺪ ٌ أ َ َم‬
‫ﺎم اﻟ َمس ِْج ِﺪ‬
"Zaid ada di depan masjid"

Maka yang menjadi khobar dalam kalimat ini bukan hanya (‫ﺎم‬ َ ‫ )أَ َم‬saja, bukan hanya (‫ )اﻟمسج ِﺪ‬saja, tapi
َ ‫)أ َ َم‬, yang menjadi khobarnya adalah (‫ﺎم اﻟ َمس ِْج ِﺪ‬
satu paket (‫ﺎم اﻟ َمس ِْج ِﺪ‬ َ ‫) أَ َم‬.

Itulah kenapa khobar ghoiru mufrod dinamakan ghoiru mufrod, karena yg menjadi khobarnya bukan hanya
satu kata tunggal saja, tetapi himpunan atau satu paket dari beberapa kata.

3 📌 Mubtada-khobar.
Jadi ini memang merupakan khobar yg kompleks karena khobarnya terdiri dari mubtada dan
khobar. Contohnya :
ٌ‫•• زَ ْيﺪ ٌ أ ُ ﱡمهُ ُمﺪَ ِ ّر َسة‬
" Zaid itu ibunya merupakan guru"

Ini contoh jumlah ismiyyah yg khobarnya mubtada khobar.

• Zaidun (ٌ‫ )زيﺪ‬::: mubtada


• Ummu (‫ )أ ُ ﱡم‬::: mubtada lagi
• Hu ( ُ‫ ) ه‬::: mudhof ilaih
• Mudarrisatun (ٌ‫سة‬ َ ‫ ) ُمﺪَ ِ ّر‬::: khobar bagi ummu.

َ ‫ " أ ُ ﱡمهُ ُمﺪَ ِ ّر‬merupakan khobar bagi ٌ‫زَ ْيﺪ‬.


• Kemudian keseluruhan makna dari "ٌ‫سة‬
َ ‫ زَ ْيﺪٌ أ ُ ﱡمهُ ُمﺪَ ِ ّر‬, bisa kita sederhanakan menjadi ,
Sebetulnya kalimat ٌ‫سة‬
ٌ‫ أ ُ ﱡم زَ ْي ٍﺪ ُمﺪَ ِ ّر َسة‬°°
" Ibunya Zaid adalah seorang guru"

َ ‫ أ ُ ﱡم زَ ْي ٍﺪ ُمﺪَ ِ ّر‬.
Jadi ini hanya pilihan saja, bisa juga kita katakan ٌ‫سة‬

4 📌 Khobarnya fiil dan fail.


Jadi bisa saja khobar itu fiil dan fail, contohnya :
ُ‫ﺎم أَب ُْوه‬
َ َ‫•• زَ ْيﺪ ٌ ق‬
" Zaid itu telah berdiri bapaknya"

Meskipun kalimat ini bisa juga saja kita ubah menjadi kalimat sederhana,
‫ﺎم أَبُو زَ ْي ٍﺪ‬
َ َ‫ ق‬°°
"Telah berdiri Bapaknya si Zaid."

📌Kemudian satu hal yg perlu dicatat terkait dengan khobar jumlah fi'liyah dengan khobar ghairu
mufrod ini , khususnya yang khobar jumlah fi'liyah (fiil dan fail), ketika kita mempelajari rumus
jumlah fi'liyah, kita mempelajari mengenai kaidah FIRA (fiil harus mufrod), contohnya :
َ ‫ ذَه‬°°
‫َب اﻟ ُم ْس ِل ُم‬
‫ﺎن‬
ِ ‫َب اﻟ ُم ْس ِل َم‬ َ ‫ ذَه‬°°
َ‫َب اﻟ ُم ْس ِل ُم ْون‬ َ ‫ ذَه‬°°
Jadi kalau jumlah fi'liyah apa pun bilangan dari failnya (baik mufrod, tatsniyah, jamak) fiilnya tetap
mufrod.

Namun ketika failnya ingin kita kedepankan artinya kita ingin mendahulukan fail ketimbang fiil,
maka jelas ia berubah menjadi jumlah ismiyyah.
َ ‫•• اﻟ ُم ْس ِل ُم ذَه‬
‫َب‬

Jadi failnya kita balik. Contohnya (‫َب اﻟ ُم ْس ِل ُم‬


َ ‫)ذَه‬, failnya kita dahulukan menjadi (‫َب‬
َ ‫)اﻟ ُم ْس ِل ُم ذَه‬.

Kalau kita mengubah (‫َب اﻟ ُم ْس ِل ُم‬


َ ‫ )ذَه‬menjadi (‫َب‬
َ ‫)اﻟ ُم ْس ِل ُم ذَه‬, maka (‫َب‬
َ ‫ )اﻟ ُم ْس ِل ُم ذَه‬merupakan jumlah ismiyyah.
Karena ia jumlah ismiyyah maka tidak berlaku lagi kaidah jumlah fi'liyyah, yg berlaku sekarang
adalah jumlah ismiyyah.

Dan kita tahu bahwasanya jumlah ismiyyah salah satu kaidahnya adalah MALANG (SAMA
BILANGAN), artinya kalau mubtadanya mufrod maka khobarnya mufrod, mubtadanya tatsniyah-
khobarnya tatsniyah, mubtada jamak maka khobarnya juga jamak.

Maka kalau kalimat,


َ ‫ ذَه‬°°
‫َب اﻟ ُم ْس ِل ُم‬
‫ﺎن‬
ِ ‫َب اﻟ ُم ْس ِل َم‬ َ ‫ ذَه‬°°
َ‫َب اﻟ ُم ْس ِل ُم ْون‬ َ ‫ ذَه‬°°
kita ingin ubah menjadi jumlah imiyyah maka ia harus mengikuti kaidah jumlah ismiyyah, jadi yg
benar adalah ::::
‫َب‬ َ ‫•• اﻟ ُم ْس ِل ُم ذَه‬
‫ﺎن ذَ َهبَﺎ‬ِ ‫•• اﻟ ُم ْس ِل َم‬
‫•• اﻟ ُم ْس ِل ُم ْونَ ذ َهب ُْوا‬
َ
Tidak boleh kita mengatakan,
❌‫َب‬ ِ ‫ اﻟ ُم ْس ِل َم‬°°
َ ‫ﺎن ذَه‬
❌ ‫َب‬
َ ‫ اﻟ ُم ْس ِل ُم ْونَ ذَه‬°°
Karena kalau kita mendahulukan fail daripada fiil maka ia menjadi jumlah ismiyah, karena definisi
jumlah ismiyyah adalah kalimat yg diawali dg isim. Sehingga ketika failnya di depan fiil maka ia
berubah menjadi jumlah ismiyah. Oleh karena itu kaidahnya mengikuti kaidah jumlah ismiyyah.

Sehingga yg benar ::::


ِ ‫•• اﻟ ُم ْس ِل َم‬
‫ﺎن ذَ َهبَﺎ‬
‫•• اﻟ ُم ْس ِل ُم ْونَ ذَ َهب ُْوا‬

Thayyib ana rasa cukup pelajaran kali ini, ana simpulkan bahwasanya khobar ghoiru mufrod itu ada
4 jenis :::
1. Jar majrur :::: ‫ت‬ ِ ‫زَ ْيﺪٌ فِﻲ اﻟبَ ْي‬
2. Dzorof :::: ‫ﺎم اﻟ َمس ِْجﺪ‬ َ ‫زَ ْيﺪٌ أ َ َم‬
3. Mubtada-khobar :::: ٌ‫سة‬ َ ‫زَ ْيﺪٌ أ ُ ﱡمهُ ُمﺪَ ِ ّر‬
4. Fiil dan fail :::: ‫ اﻟ ُم ْس ِل ُم ْونَ ذَ َهب ُْوا‬,‫ﺎن ذَ َهبَﺎ‬ َ ‫ زَ ْيﺪٌ ذَه‬,‫ﺎم أَب ُْوه‬
ِ ‫ اﻟ ُم ْس ِل َم‬,‫َب‬ َ َ‫زَ ْيﺪٌ ق‬

Dan keseluruhan jumlah ismiyyah dg khobar ghairu mufrod ini, khobarnya tidak tunggal artinya bukan satu
kata, tapi himpunan dari beberapa kata yg ia memberikan penjelasan kepada mubtadanya.

Thayyib ana rasa cukup.

‫وصلﻰ ﷲ علﻰ نبينﺎ محمﺪ وعلﻰ آﻟه وصحبه وسلم‬


‫ أستغفرك وأﺗوب إﻟيك‬،‫ أﺷهﺪ أن ﻻ إﻟه إﻻ أنت‬،‫سبحﺎنك اﻟلهم وبحمﺪك‬
‫واﻟسﻼم عليكم ورحمة ﷲ وبركﺎﺗه‬
•┈┈┈┈┈┈┈┈•❅❖❅•┈┈┈┈┈┈┈┈•
•┈┈┈┈┈┈┈┈•❅❖❅•┈┈┈┈┈┈┈┈•
📝 Transkrip Audio Durus Bina Reguler Pekan 10
🎧 Pengisi Materi :: Ustadz Abu Razin ‫حفظه ﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
📚 Dars 36 :: Kaana, Inna, Dzhonna
⌛ Durasi audio :: 23:08 menit
•┈┈┈┈┈┈┈┈•❅❖❅•┈┈┈┈┈┈┈┈•
‫اﻟسﻼم عليكم ورحمة ﷲ وبركﺎﺗه‬
.‫ أمﺎ بﻌﺪ‬, ‫اﻟحمﺪ واﻟصﻼة واﻟسﻼم علﻰ رسول ﷲ‬

Alhamdulillah pada kesempatan kali ini ‫ إن ﺷﺎء ﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬kita akan membahas tentang jumlah ismiyyah
yg berubah hukumnya.

Kita telah mempelajari bahwasanya jumlah ismiyyah tersusun dari mubtada dan khobar yg mana
MADU (MarfU' keDUanya) artinya mubtada marfu' dan khobarpun marfu'.

Dalam bahasa Arab ada beberapa amiil (faktor) yg menyebabkan hukum mubtada khobar ini
berubah, yg awalnya marfu' keduanya, bisa menjadi manshub salah satunya, atau manshub
keduanya.

Ada 3 faktor yg bisa mengubah hukum mubtada khobar menjadi berubah. 3 faktor ini disebut
dengan 'aamil nawasikh (amil penghapus), artinya yg menghapus hukum mubtada yg awalnya
marfu' keduanya menjadi salah satunya manshub atau manshub keduanya.

3 'aamil yg dimaksud adalah :


√ Kaana dan saudara-saudaranya atau yang semisalnya (‫) َكﺎنَ َوأَخ ََواﺗ ُ َهﺎ‬
√ Inna dan saudara-saudaranya atau yang semisalnya (‫) ِإ ﱠن َوأَخ ََواﺗ ُ َهﺎ‬
√ Dzhonna dan saudara-saudaranya atau yang semisalnya( ‫ظ ﱠﻦ َوأَخ ََواﺗ ُ َهﺎ‬ َ )

Perlu diketahui bahwasanya Kaana dan saudara-saudaranya ini termasuk fiil. Tetapi fiil yg naqish.
Fiil yg kurang. Dikatakan kurang, karena memang tashrifnya tidak sempurna. Jadi kalau kita
pelajari, kaana apa saja itu berisi fiil fiil yang naqish (fiil-fiil yg tidak sempurna tashrifnya).

Kemudian Inna dan saudara-saudaranya semuanya adalah huruf.

Adapun dzhonna dan saudara-saudaranya semuanya adalah fiil yg sempurna. Artinya, tashrifnya
lengkap, itu ada ‫ َرأَى‬,‫سمِ َﻊ‬
َ ,‫ظ ﱠﻦ‬
َ , dsb.

Thayyib, kita pelajari dulu yg pertama adalah ::

📖 1. Kaana dan saudara-saudaranya (‫) كَانَ َو َأ ْخ َواتُهَا‬.


→ Memiliki pengaruh terhadap mubtada dan khobar dengan menjadikan mubtadanya marfu' dan
khobarnya manshub. Jadi khobar yg awalnya marfu' ketika ada kaana dan saudara²-nya maka
khobarnya berubah menjadi manshub.

Contohnya :::
Awalnya,
ٌ ‫•• زَ ْيﺪ ٌ ُمﺪَ ِ ّر‬
‫س‬
"Zaid adalah seorang guru"
Ketika kita tambahkan Kaana di depannya, maka tidak boleh kita baca,
❌‫س‬
ٌ ‫•• َكﺎنَ زَ ْيﺪ ٌ ُمﺪَ ِ ّر‬
Tapi yang benar adalah,
✔‫سﺎ‬
ً ‫•• َكﺎنَ زَ ْيﺪ ٌ ُمﺪَ ِ ّر‬

Karena َ‫ َكﺎن‬dan saudara-saudaranya ini


ِ ‫ﺗ َْرفَ ُﻊ ا ِﻻس َْم َوﺗ َ ْن‬
‫صبُ اﻟ َخ َب َر‬
"dia merofa'kan isim dan menashobkan khobar."

Mubtada berubah namanya menjadi isim kaana dan khobar berubah menjadi khobar kaana.
Maka kalimat ‫سﺎ‬ ً ‫ َكﺎنَ زَ ْيﺪٌ ُمﺪَ ِ ّر‬:::
• Kaana َ‫ َكﺎن‬::: fiil madhi
• Zaidun ٌ‫ زَ ْيﺪ‬::: isim kaana
• Mudarrisan ‫سﺎ‬ ً ‫ ُمﺪَ ِ ّر‬::: khobar kaana

Inilah alasan kenapa kaana dan saudara-saudaranya disebut dg fiil madhi naqish. Kenapa? Karena
kalau fiil yang sempurna, ia butuh kepada fail . Adapun fiil-fiil yg naqish ini (fiil yg kurang)
istilahnya bukan fail tapi isim fiil dan khobar fiil.
ً ‫← َكﺎنَ زَ ْيﺪ ٌ ُمﺪَ ِ ّر‬
‫سﺎ‬
fiil madhi naqish ::: َ‫← َكﺎن‬
isim fiil ::: ٌ‫← زَ ْيﺪ‬
khobar fiil ::: ‫سﺎ‬
ً ‫← ُمﺪَ ِ ّر‬

Jadi ini berlaku untuk semua saudara-saudaranya kaana. Diantaranya untuk saudara-saudaranya
Kaana adalah :::
√ َ‫ َكﺎن‬: ada
√ ‫سﻰ‬ َ ‫ أ َ ْم‬: di waktu sore
√ ‫صبَ َح‬ ْ َ ‫ أ‬: di waktu subuh
√ ‫ض َحﻰ‬ ْ ‫ أ‬: di waktu dhuha
√ ‫ضﻞ‬‫ﱠ‬ َ : di waktu siang
√ َ‫ بَﺎت‬: di waktu lampau
√ ‫ﺎر‬ َ ‫ص‬ َ : menjadi
√ ‫ْس‬ َ ‫ ﻟَي‬: tidak
√ { ‫ } َمﺎ ا ْنفَكﱠ‬- {‫ام‬ َ َ‫ } َمﺎ د‬- {‫ } َمﺎ فَ ِتﺌَﻰ‬- { ‫ } َمﺎ َب ِر َح‬- { ‫} َمﺎ زَ ا َل‬
ini semua maknanya sama "senantiasa". Penggunaannya juga sama.

Baik kita berikan contoh untuk setiap 'aamil kaana dan saudara-saudaranya.

🔲 { َ‫}كَان‬
==> Kaana ini bila kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia, biasanya kita tidak bisa melihat
perbedaan diantara yg sering ditampakkan dg َ‫ َكﺎن‬.

Contohnya:::
ٌ ‫👈 زَ ْيﺪ ٌ ُمﺪَ ِ ّر‬
‫س‬
"Zaid adalah seorang guru"
ً ‫👈 َكﺎنَ زَ ْيﺪ ٌ ُمﺪَ ِ ّر‬
‫سﺎ‬
Artinya juga "Zaid seorang guru"

Namun terkadang َ‫ َكﺎن‬ini berguna kalau kita ingin menyambungkan ia dalam beberapa kalimat atau
kalimat yang rasanya tidak pantas kecuali ditambahkan dengan َ‫ َكﺎن‬di depannya.
Dalam Al-Qur-an kita juga sering temukan َ‫ َكﺎن‬yg digunakan apabila ia telah didahului oleh jumlah
fi'liyah. Biasanya seperti itu. Dari sisi makna tidak ada perubahan yg signifikan.
‫ﺎمﺪ ٌ أ ُ ْست َﺎذًا‬
ِ ‫👈 َكﺎنَ َح‬
"Hamid adalah seorang ustadz"

🔲 {‫سى‬ َ ‫أ َ ْم‬: di waktu sore}.


Dan ini memang agak mirip dg dzhorof zaman. Maknanya memang keterangan waktu. Amsaa itu
artinya di waktu sore :::
‫👈 أ َ ْم َسﻰ اﻟ ﱡ‬
ِ ‫ط ﱠﻼبُ َر‬
َ‫اج ِﻌيْﻦ‬
Asalnya,
‫👈 اﻟ ﱡ‬
ِ ‫ط ﱠﻼبُ َر‬
َ‫اجﻌُ ْون‬
" Para siswa pulang"

َ ‫ أ َ ْم‬menjadi,
Ketika ada ‫سﻰ‬
‫👈 أ َ ْم َسﻰ ﱡ‬
ِ ‫اﻟط ﱠﻼبُ َر‬
َ‫اج ِﻌيْﻦ‬

🔲 {‫ح‬ ْ َ ‫ أ‬: di waktu subuh}, misalkan,


َ َ‫صب‬
ْ َ‫👈 أ‬
‫صبَ َح اﻟبَ ْرد ُ َﺷ ِﺪ ْيﺪًا‬
Asalnya
ٌ ‫👈 اﻟبَ ْرد ُ َﺷ ِﺪ ْيﺪ‬
"Dinginnya sangat'
Kalau kita ingin keterangan waktu dengan saudaranya Kaana boleh.
ْ َ‫👈 أ‬
‫صبَ َح اﻟبَ ْرد ُ َﺷ ِﺪ ْيﺪًا‬
"Di waktu Subuh sangat dingin"

Sebetulnya kita boleh saja menggunakan kalimat dengan dzorof zaman,


َ ٌ ‫==< اﻟبَ ْرد ُ َﺷﺪِيﺪ‬
‫صبَﺎ ًحﺎ‬
"Sangat dingin di waktu pagi"
ْ َ ‫أ‬,
Atau boleh juga dengan ‫ص َب َح‬
ْ َ‫👈 أ‬
‫صبَ َح اﻟبَ ْرد ُ َﺷ ِﺪ ْيﺪًا‬

🔲 {‫ضحَى‬
ْ ‫ أ‬: memasuki waktu dhuha}
َ‫ص ِلّيْﻦ‬ ْ ‫👈أ‬
َ ‫ض َحﻰ اﻟ ُم ْس ِل ُم ْونَ ُم‬
"di waktu dhuha orang-orang Islam shalat"

🔲 {‫ض ﱠﻞ‬
َ : di waktu siang }, misalkan,
‫َﺎز ًﻻ‬ َ 👈
َ ‫ض ﱠﻞ اﻟ َم‬
ِ ‫ط ُر ن‬
" Di waktu siang hujan turun"

🔲 { َ‫ بَات‬: di waktu malam}. Contohnya,


ّ ِ ‫👈 بَﺎتَ اﻟ‬
‫ط ْف ُﻞ نَﺎﺋِ ًمﺎ‬
" Di waktu malam anak kecil tidur"

🔲 {‫َار‬
َ ‫ص‬: menjadi}. Contohnya,
ً ‫ﺎر اﻟ ُخب ُْز َر ِخ ْي‬
‫صﺎ‬ َ ‫ص‬َ 👈
"Roti menjadi murah"

🔲 {‫ْس‬
َ ‫ لَي‬: tidak }
Jadi kalau kita ingin membuat kalimat negatif dari jumlah Ismiyyah, salah satunya dengan
menggunakan ‫ْس‬ َ ‫ﻟَي‬. Misalkan kita ingin mengatakan bahwasanya Zaid tidak rajin. Maka kita katakan,
ً ‫ْس زَ ْيﺪ ٌ نَشِي‬
‫طﺎ‬ َ ‫👈 ﻟَي‬
"Zaid tidak rajin"

🔲 { ‫ } َما ا ْنفَكﱠ‬- {‫ } َما دَا َم‬- {‫ } َما ﻓَ ِﺘﺌ َى‬- { ‫ } َما َب ِر َح‬- { ‫} َما َزا َل‬
seluruhnya bermakna 'senantiasa' dan ia bisa digunakan sama, artinya penggunaannya sama.
Contohnya :::
‫👈 َمﺎزَ ا َل زَ ْيﺪ ٌ َعﺎ ِﻟ ًمﺎ‬
"Zaid itu senantiasa berilmu"

Atau contoh lain, misalkan,


‫ َمﺎ د ُ ْمتُ َحيﺎ‬...◌ِ
"Selama aku hidup"

🔲 Dan tashrif dari fiil-fiil yang di atas;


artinya yg menjadi aamil kaana dan saudara-saudaranya bukan hanya fiil madhinya saja (bukan
hanya َ‫ َكﺎن‬saja) tapi tashrif dari َ‫ َكﺎن‬. Bisa tashrif lughowiy dari َ‫ َكﺎن‬. Bisa tashrif istilahiy, ُ‫( َي ُك ْون‬fiil
mudhori') ataupun amrnya, seperti ‫ ُك ْﻦ‬, contoh:::
‫👈 ُك ْﻦ َعﺎ ِﻟ ًمﺎ‬
" Jadilah orang yang alim"
Maka ‫ ُك ْﻦ‬merupakan fiil amr naqish dimana isimnya adalah َ‫ أَ ْنت‬, asalnya,
‫👈 أ َ ْنتَ َعﺎ ِﻟ ٌم‬
Ketika ingin membuat dalam fiil amr, maka,
‫👈 ُك ْﻦ َعﺎ ِﻟ ًمﺎ‬
" Jadilah (kamu) orang yang alim"
➡Maka isim kun adalah َ‫أ َ ْنت‬
➡ khobar kun adalah (‫عﺎ ِﻟ ًمﺎ‬
َ )

👉 Kesimpulannya :::
⬛ Kaana dan saudara-saudaranya: ia mengubah mubtada berubah namanya menjadi isim fiil dan
hukumnya tetap marfu'.
⬛ Adapun Khobar berubah menjadi khobar fiil dan hukumnya berubah menjadi manshub.

Thayyib ana rasa cukup untuk Kaana, kita lanjutkan sekarang ke ::::

📖 2. Inna dan saudara-saudaranya


👉Berlawanan dengan kaana dan saudara-saudaranya, inna ini ::
َ‫👈 ﺗَنْصِبُ اﻻسْمَ وَﺗَرْفَﻊُ اﻟْخَبَر‬
Menashobkan isim dan merofa'kan khobar.

Jadi ia kebalikan dari kaana. Kalau kaana merofa'kan isim dan menashobkan khobar maka inna ini
kebalikannya. Mubtada berubah namanya menjadi isim huruf, dan khobar berubah namanya
menjadi khobar huruf. Karena inna dan saudara-saudaranya semuanya adalah huruf. Berbeda
dengan kaana dan saudara-saudaranya semuanya adalah fiil naaqish (fiil yang kurang).

Contoh penggunaan Inna :::


(asalnya) ‫س‬ ٌ ‫👈 زَ ْيﺪ ٌ ُمﺪَ ِ ّر‬
ً ‫👈 َكﺎنَ زَ ْيﺪ ٌ ُمﺪَ ِ ّر‬
(tambahan kaana) ‫سﺎ‬
ٌ ‫👈 ِإ ﱠن زَ ْيﺪًا ُمﺪَ ِ ّر‬
(tambahan inna) ‫س‬
--> "Sesungguhnya Zaid itu adalah seorang guru"

Ini contoh penggunaan amil inna. Ia mengubah mubtada menjadi isim inna, ‫ زَ ْيﺪًا‬disebut isim inna
dan ia manshub. ‫س‬
ٌ ‫ ُمﺪَ ِ ّر‬disebut khobar inna dan ia tetap marfu'.
ٌ ‫👈 إِ ﱠن زَ ْيﺪًا ُمﺪَ ِ ّر‬
‫س‬

Thayyib apa saja saudara-saudaranya inna, yaitu:::


√ ‫( أ َ ﱠن‬Sesungguhnya)
√ ‫( ﻟَ ِك ﱠﻦ‬akan tetapi)
√ ‫( َكأ َ ﱠن‬seperti/seakan-akan)
√ َ‫( ﻟَيْت‬seandainya)
√ ‫ ( ﻟَﻌَ ﱠﻞ‬supaya/semoga)

Thayyib, kita bahas satu per-satu :


☀ (‫) إِ ﱠن‬, Contoh:::
ٌ ُ‫👈 ِإ ﱠن ﱣ َ َغف‬
‫ور‬
"Sesungguhnya Allah Maha Pengampun"

ٌ ُ‫ َغف‬menjadi khobar inna.


=> maka lafadz َ‫ ﷲ‬lahfudz jalalah ini menjadi isim Inna, adapun ‫ور‬

☀ ‫( أَنﱠ‬Sesungguhnya)
Artinya sama dengan Inna (‫) ِإ ﱠن‬. Bedanya adalah anna ini tidak bisa kita digunakan di awal kalimat.
Jadi tidak boleh kita menggunakan di awal kalimat tanpa ada kalimat pendahulunya, tiba-tiba kita
gunakan ::
َ َ‫👈 أ َ ﱠن ﷲ‬
(tidak boleh) ❌ ‫غفُ ْو ٌر‬

Anna hanya boleh digunakan setelah adanya kalimat, contohnya:::


‫👈 ا ْعلَ ْم أ َ ﱠن ﱣ َ َغفُ ْو ٌر‬
"Ketahuilah sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun"

Maka anna disini :: aamil nawasikh ia menashobkan isim dan merofa'kan khobar. Kemudian lafadz
َ ‫ ﱣ‬:: isim anna manshub, ‫ور‬ َ :: khobar anna marfu' .
ٌ ُ‫غف‬

☀ ‫( لَ ِﻜﻦﱠ‬akan tetapi)
Lakinna juga termasuk huruf yang tidak bisa digunakan di awal, ia hanya untuk melanjutkan
pernyataan-pernyataan sebelumnya, jadi ada pernyataan lain baru digunakan ‫ﻟَك ﱠِﻦ‬. Contoh ::::
ٌ ‫ﺎمﺪ ٌ ﻟَ ِك ﱠﻦ زَ ْيﺪًا َجﺎ ِﻟ‬
‫س‬ َ َ‫👈 ق‬
ِ ‫ﺎم َح‬
" Hamid telah berdiri akan tetapi Zaid duduk"

Maka,
ٌ ‫👈 ﻟَ ِك ﱠﻦ زَ ْيﺪًا َجﺎ ِﻟ‬
‫س‬
‫ زَ ْيﺪًا‬::: menjadi isim lakinna. ‫ِس‬
ٌ ‫ َجﺎﻟ‬::: menjadi khobar lakinna.

☀ ‫( َكأَنﱠ‬seperti/andai-andai), misalkan kita membuat sebuah kalimat,


ِ َ‫👈 َكأ َ ﱠن ف‬
‫ﺎط َمةَ َبﺪ ٌْر‬
"seakan-akan Fathimah itu seperti bulan purnama."
Maka َ‫ فَﺎطِ َمة‬--> isim ‫ َكأ َ ﱠن‬, dan ‫ بَﺪ ٌْر‬--> khobar ‫َكأ َ ﱠن‬

☀ َ‫( لَيْت‬seandainya), Contohnya,


َ ‫👈 ﻟَيْتَ اﻟ ﱠش َب‬
ٌ ‫ﺎب َعﺎﺋِﺪ‬
"Seandainya masa muda itu kembali"
Maka (‫ﺎب‬ ‫)اﻟ ﱠ‬--> isim laita manshub, ٌ‫ َعﺎﺋِﺪ‬--> khobar laita marfu'.
َ َ‫شب‬

☀ ‫ ( لَﻌَ ﱠﻞ‬supaya/semoga), Contohnya,


‫َﺎز ٌل‬ َ ‫👈 ﻟَﻌَ ﱠﻞ اﻟ َم‬
ِ ‫ط َر ن‬
"semoga hujan turun"
Thayyib, ini contoh-contoh inna wa akhowatuhaa.
👉 Kesimpulannya bahwa inna dan saudara-saudaranya ini menashobkan mubtada yang disebut
dengan isim huruf, dan merofa'kan khobar yang disebut dengan khobar huruf.

Thayyib, kita lanjutkan ke pembahasan ::::

📖 3. Dzhonna dan saudara-saudaranya


Bila kaana dan inna hanya menashobkan salah satunya, kaana menashobkan khobar dan inna
menashobkan isim, maka dzhonna dan saudara-saudaranya menashobkan mubtada & khobarnya.
Jadi dua-duanya dinashobkan.

Dan dalam susunan dzhonna wa akhowatuhaa ini, mubtada dan khobar, keduanya disebut dengan
maf'ul, maf'ul awwal (pertama) dan maf'ul tsani (kedua). Karena memang secara logika bahasa
Indonesia kita juga bisa mencerna bahwasanya kata-kata seperti :: menyangka, mengira, melihat, ini
bisa dua objeknya (2 maf'ul bih)

Misal ::: "saya mengira dia orang yg jujur"


Maka di Indonesiapun "dia" dan "orang yg jujur" itu memang bisa menempati kedudukan sebagai
objek.

Thayyib, kita akan membahas contohnya, misalkan,


ٌ ‫👈 زَ ْيﺪ ٌ ُمﺪَ ِ ّر‬
‫س‬
"Zaid seorang guru"
Ketika ada dzhonna
َ 👈
ً ‫ظنَ ْنتُ زَ ْيﺪًا ُمﺪَ ِ ّر‬
‫سﺎ‬
" Saya mengira Zaid adalah seorang guru"
Maka ‫ زَ ْيﺪًا‬--> maf'ul awwal, manshub, ‫سﺎ‬
ً ‫ ُمﺪَ ِ ّر‬--> maf'ul tsani, manshub.

Lalu apa saja saudara-saudaranya dzhonna, ini ada banyak‫ و‬contohnya::


√ َ (mengira)
ُ‫ظنَ ْنت‬
√ ُ‫( َح ِسبْت‬mengira)
√ ُ‫( خِ ْلت‬membayangkan)
√ ُ‫ع ْمت‬ َ َ‫( ز‬menduga/mengira)
√ ُ‫( َرأَيْت‬melihat)
√ ُ‫ع ِل ْمت‬
َ (mengetahui)
√ ُ‫( َو َجﺪْت‬mendapati)
√ ُ‫( اِﺗ ﱠ َخذْت‬menjadikan)
√ ُ‫( َجﻌَ ْلت‬menjadikan),
√ ُ‫س ِم ْﻌت‬
َ (mendengar)
Kita bahas contohnya satu per satu.
🔲 ( ُ‫ظنَ ْنت‬
َ )
ً‫ْس َعﺎ ِدﻻ‬ َ 👈
‫ظنَ ْنتُ ﱠ‬
َ ‫اﻟري‬
"saya mengira pemimpin itu adil"
Maka ‫ْس‬ ‫ ﱠ‬--> maf'ul awwal, ‫ َعﺎد ًِﻻ‬--> maf'ul tsani.
َ ‫اﻟري‬
🔲 ( ُ‫سبْت‬
ِ ‫) َﺣ‬, contohnya
‫صﺎ ِدقًﺎ‬ ِ ‫👈 َح ِسبْتُ َح‬
َ ‫ﺎمﺪًا‬
"saya mengira Hamid itu jujur"

🔲 ( ُ‫)خِ ْﻠت‬
‫👈 ِخ ْلتُ اﻟ ِت ّ ْل ِم ْيذَ فَﺎ ِه ًمﺎ‬
" saya membayangkan murid itu paham"

🔲 ( ُ‫ع ْمت‬
َ ‫) َز‬, Artinya juga menduga/mengira,
ِ ‫👈 زَ َع ْمتُ َح‬
‫ﺎمﺪًا َمحْ ُم ْودًا‬
" saya kira si Hamid itu Mahmud"

🔲 ( ُ‫)رأَيْت‬
َ
‫👈 َرأَيْتُ زَ ْيﺪًا َبﺎ ِكيًﺎ‬
"saya melihat Zaid menangis"
Maka ‫ زَ ْيﺪًا‬--> maf'ul awwal, ‫ َبﺎ ِكيًﺎ‬--> maf'ul tsani.

🔲 ( ُ‫ع ِﻠ ْمت‬
َ )
ً ‫طة‬
َ ‫ﺎط َمةَ نَ ِش ْي‬ َ 👈
ِ َ‫ع ِل ْمتُ ف‬
" saya tahu bahwa si Fathimah itu rajin"

🔲 ( ُ‫)و َجدْت‬
َ
‫ضﺎﺋِﻌًﺎ‬ َ ‫👈 َو َجﺪْتُ اﻟ ِكت‬
َ ‫َﺎب‬
" saya mendapati buku ini hilang"

🔲 ( ُ‫) اِت ﱠ َخ ْذت‬


‫👈 اﺗ ﱠ َخذْتُ ِه ْنﺪًا زَ ْو َجتِ ْﻲ‬
"saya menjadikan Hindun sebagai istri saya"

🔲 ( ُ‫) َجﻌَ ْﻠت‬


‫👈 َج َﻌ ْلتُ اﻟ َح ِﺪ ْيﺪَ خَﺎﺗ َ ًمﺎ‬
" saya menjadikan besi menjadi cincin"

🔲 ( ُ‫)ﺳَمِ ﻌْت‬
‫👈 َس ِم ْﻌتُ اﻟنﱠبِ ﱠ‬
‫ﻲ يَقُ ْو ُل‬
" saya mendengar Nabi bersabda"
Ini contoh yg khobarnya ghairu mufrod.

🔲 Perlu diketahui bahwasanya yg menjadi aamil bukan hanya fiil madhi dhomir ana saja (bukan
ُ - ‫ظ ﱡﻦ‬
َ saja) tapi bisa juga keseluruhan tashrif dari dzhonna--> ‫ظ ﱠﻦ‬
ُ‫ظنَ ْنت‬ ُ ‫ َي‬- ‫ظ ﱠﻦ‬
َ , termasuk fiil amr-nya, dan
sebagainya. Jadi semua berlaku.
Contohnya misalkan kita ingin mengatakan::
‫👈 َج َﻌ َﻞ َع ِل ﱞ‬
َ ‫ﻲ اﻟذﱠه‬
‫َب خَﺎﺗ َ ًمﺎ‬
Jadi bukan hanya ُ‫ َج َﻌ ْلت‬saja yang menjadi amilnya, tapi ‫ َج َﻌ َﻞ‬juga,
" Ali menjadikan emas menjadi cincin "

Dan ini contoh tashrif dari dzhonna dan saudara-saudaranya. Artinya yang menjadi amil dzhonna
dan saudara-saudaranya bukan fiil madhi dhomir anaa saja tapi semuanya.

Ana menulis dzhonna wa akhowatuhaa disini dalam ُ‫ َح ِسبْت‬, ُ‫ظنَ ْنت‬


َ dsb, karena mengikuti apa yg telah
dilakukan oleh pengarang kitab al Ajurrumiyah, karena ini memang yang lebih simpel kalau kita
ingin membuat contoh.

👉 Kesimpulannya bahwa :
📌 susunan kalimat dzona wa akhowatuhaa dimana dzhonna itu adalah fiil, dan dia ada failnya.
َ itu ada fiil dan failnya, ‫ زَ ْيﺪًا‬maf'ul awwal, ‫سﺎ‬
ُ‫ظنَ ْنت‬ ً ‫ ُمﺪَ ِ ّر‬maf'ul tsani.

Thayyib ana rasa cukup untuk pelajaran tentang kaana, inna, dzhonna dan saudara-saudaranya.
Sebagai kesimpulan dari pelajaran kali ini bahwasanya ada 3 aamil nawasikh, 3 aamil yg bisa
merusak susunan mubtada khobar dari sisi i'robnya, dimana dua diantaranya mengubah salah
satunya menjadi manshub dan satu diantaranya mengubah keduanya menjadi manshub.

👉 Kaana ::: mengubah khobar menjadi manshub


👉 Inna ::: mengubah mubtada menjadi manshub
👉 Dzhonna ::: mengubah mubtada & khobar menjadi manshub

Saya ulangi,
👉 Kaana => ‫ َوﺗَنْصِبُ اﻟ َخ َب َر‬, ‫ ﺗَرْفَﻊُ اﻻس َْم‬, kaana itu merofa'kan isim dan menashobkan khobar.
👉 Inna =>‫ﺗَنْصِبُ اﻻسْمَ َوﺗَرْفَﻊُ اﻟْخَبَر‬, menashobkan isim dan merofa'kan khobar.
👉 Dzhonna => َ‫ﺗَنْصِبُ اﻟْمُ ْبتَﺪَأَ وَاﻟْخَبَر‬, ia menashobkan mubtada dan khobar

Ana rasa cukup sampai disini, semoga bermanfaat.

‫وصلﻰ ﷲ علﻰ نبينﺎ محمﺪ وعلﻰ آﻟه وصحبه وسلم‬


‫ أستغفرك وأﺗوب إﻟيك‬،‫ أﺷهﺪ أن ﻻ إﻟه إﻻ أنت‬،‫سبحﺎنك اﻟلهم وبحمﺪك‬
‫واﻟسﻼم عليكم ورحمة ﷲ وبركﺎﺗه‬
•┈┈┈┈┈┈┈┈•❅❖❅•┈┈┈┈┈┈┈┈•

Anda mungkin juga menyukai