HUJAN ASAM
DISUSUN OLEH :
Kelompok V
Saripahyani Siregar
Siti Hardiani Nasution
Sri Malem Tarigan
Tio Silvia Silitonga
Yolinda Br Ginting
Widya Rohmadhani Daulay
Air hujan normal memiliki pH sekitar 5,7. Hujan asam terjadi dengan pH
kurang dari 5,7. Dikarenakan larutnya karbondioksida dalam hujan menjadi asam
karbonik ditambah gas sulfur oksida dan nitrogen oksida. Gas-gas tersebut
merupakan limbah pembakaran minyak, batu bara, peleburan, dan industri lain.
Danau dan sungai memiliki daya buffer tertentu yang terbatas, sehingga jika pH
mencapai 5,0 atau kurang dapat menyebabkan kematian ikan dan organisme air
tertentu. Akibat lain jika hujan asam mencapai tanah maka logam-logam (terutama
alumunium) terlepas dari ikatan dalam senyawa di tanah. Logam tersebut bersifat
racun bagi organisme meskipun pada kadar yang rendah. (Anwar,1984)
Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan
kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan jatuh kepermukaan bumi.
Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi
dan industri tetapi telah berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap
yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan
asam, karena emisi gas yang dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara akan
masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan yang lebih luas. Sering
terjadi hujan asam didaerah yang jauh dari lokasi sumbernya, daerah pegunungan
cenderung memperoleh lebih banyak karena tingginya curah hujan ditempat
tersebut. (Bethy, 2010)
B. Bahan
Nama Bahan Jumlah
Perasan air jeruk nipis 600 ml
Kapus batangan 3 buah
Air 100 ml
Cuka 25% 2 botol
Bunga kamboja 1 kuntum
Daun kamboja 1 buah
Kain kasa secukupnya
V. PROSEDUR KERJA
Kegiatan A
1. Mengisi botol pertama sebanyan 100 ml perasan air jeruk nipis.
2. Mengisi botol kedua sebanyak 100 ml cuka 25%.
3. Mengisi botol ketiga sebanyak 100 ml air.
4. Mengukur pH larutan I, II, dan III dengan menggunakan pH indikator.
5. Lalu memasukan sepotong kapur batangan dengan ukuran 5 cm kedalam
masing-masing botol.
6. Mengamati pada larutan manakah kapur batangan yang paling mudah larut
dan pada bagian larutan manakah kapur sulit larut.
Kegiatan B
1. Mengisi botol pertama sebanyak 300 ml perasan air jeruk nipis.
2. Mengisi botol kedua sebanyak 300 ml air.
3. Mengukur pH masing-masing larutan.
4. Lalu merendamkan 1 kuntum bunga kamboja pada masing-masing larutan.
5. Mengamati apa yang terjadi pada bunga tersebut setelah 24 jam catat
hasilnya.
Kegiatan C
1. Mengamati tanaman yang berdaun lebar.
2. Mengukur pH cuka dan air yang akan digunakan untuk mengolesi daun.
3. Lalu mengolesi cuka pada permukaan depan daun.
4. Mengolesi air pada permukaan belakang daun.
5. Mengamati apa yang terjadi pada daun tersebut setelah 24 jam catat
hasilnya.
Tabel kegiatan A
I Cuka 3
II Air 7
VII. PEMBAHASAN
VIII. KESIMPULAN
IX. PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Apakah dampak hujan asam berdasarkan analisis percobaan yang
telah kamu lakukan ?
2. Apa akibat yang ditimbulkan dari terjadinya hujan asam ?
3. Bagaimana usahamu untuk mencegah terjadinya hujan asam ?
4. Jelaskan terjadinya hujan asam ?
X. DAFTAR PUSTAKA
Anwar, J., S.I. Domarik, N. Hisyam, dan A.J. Whitten. 1984. Ekologi
Ekosistem Sumatera. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Silver, C.S. and S.D. Ruth. 1992. One earth one future. The National
Academy Press, Washington.
Tjyasno,B. 1999. Klimatologi Umum. Institute Tekhnologi Bandung,
Bandung.
Achmad, R, 2004.kimia lingkungan. Yogyakarta : Penerbit CV.Andi.
LAMPIRAN