Anda di halaman 1dari 36

EVALUASI SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK

PADA LAB FABRIKASI JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan Diploma Tiga Program Studi Teknik Listrik di
Jurusan Teknik Elektro

Oleh:
Fahrul Muhamad Sayuti
NIM: 161321040

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


2019
EVALUASI SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK
PADA LAB FABRIKASI JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh:
Fahrul Muhamad Sayuti
NIM: 161321040

Menyetujui
Tim Pembimbing

Bandung, 11 Februari 2019

Calon Pembimbing I, Calon Pembimbing II,

NIP. NIP.

Robert Adriaan Ph., SST., M.Eng


NIP. 19571108 198403 1 001
Pembimbing I,

Robert Adriaan Ph., SST., M.Eng


NIP. 19571108 198403 1 001
ABSTRAK
Peningkatan penggunaan listrik di Indonesia dapat dilihat dari pertumbuhan
konsumsi listrik yang pada tahun 2017 meningkat 5,9% dari tahun sebelumnya, dan
juga rasio elektrifikasi yang menurut RUPTL 2018-2027 pada tahun 2024 akan
menjadi 100%. Peningkatan pengguna listrik tersebut perlu diimbangi dengan
kesadaran akan pentingnya keamanan dari listrik tersebut. Menurut UU no 30 tahun
2009 bahwa setiap instalasi tenaga listrik diharuskan memiliki SLO (sertifikat laik
operasi). Instalasi tenaga listrik yang sudah dinyatakan laik operasi, sudah melewati
tahapan riksa uji pada instalasi listriknya dan juga instalasi listrik tersebut sudah
memenuhi standar seperti SNI, PUIL 2011 dan standar lain yang berlaku di
Indonesia. Namun kegiatan pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik ini
terkadang belum dilakukan lagi. Di POLBAN menurut staff UPT PP masih terdapat
beberapa gedung yang belum memiliki gambar instalasi listriknya, padahal gambar
tersebut merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan SLO dan juga
pemeriksaan instalasi listrikpun ketika terjadi perubahan seperti penambahan atau
pengurangan beban yang terpasang harus dilakukan perubahan juga pada
perhitungan mengenai penghantar dan pengaman instalasi listrik dan pada gambar
instalasi listriknya. Salah satu gedung tersebut adalah Lab Fabrikasi Jurusan Teknik
Mesin yang hanya terdapat gambar denah bangunannya saja. Oleh karena itu perlu
diadakan evaluasi sistem instalasi tenaga listrik di Lab Fabrikasi Jurusan Teknik
Mesin supaya dapat mengetahui rekomendasi yang akan dilakukan berdasarkan
standar yang berlaku di Indonesia agar dapat mengajukan SLO.
Kata Kunci : Rasio Elektrifikasi, Riksa Uji, SLO, Evaluasi, Instalasi Tenaga Listrik.

ii
ABSTRACT
The enhancement in electricity usage in Indonesia can be seen from the growth of
electricity consumption in 2017, increasing by 5,9% from the previous year, and
also the electrification ratio which according to RUPTL 2018-2027 in 2024 will be
100%. This enhancement in electricity users needs to be balanced with awareness
of the electricity safety. According to UU No 30 of 2009, every electric power
installation is required to have a SLO (certificate of feasible operation). Electric
power installations which have been declared operationally feasible, have passed
the stages of inspection and testing on their electrical installations and also the
electrical installations have suitable with standards such as SNI, PUIL 2011, and
other standards applicable in Indonesia. However, the inspection and testing of
electrical installations is sometimes not done yet. At POLBAN, according to UPT
PP staff there are still several buildings that do not have drawing of electrical
installations, even though the drawing is one of the requirements to obtain a SLO
and also an electrical installation inspection when changes such as adding or
reducing installed loads must also be made to the conductor and breaker
calculation of electrical installations and on the electrical installation drawings.
One of the buildings is Machine Department Fabrication Lab, which has only a
drawing of the building plan. Therefore it is necessary to hold an evaluation of the
electric power installation system in the Mechanical Engineering Department’s
Fabrication Lab in order to find put recommendations that will be made based on
the applicable standards in Indonesia in order to apply for SLO.
Keywords: Electrification Ration, Inspection and Testing, SLO, Evaluation,
Electricity Installations.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. i


ABSTRAK .............................................................................................................. ii
ABSTRACT ........................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR ISTILAH .............................................................................................. vii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG....................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
I.3 Tujuan ....................................................................................................... 4
I.4 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ...................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5
II.1 Karya Ilmiah Sejenis Sebelumnya............................................................ 5
II.2 Landasan Teori ......................................................................................... 6
II.2.1. Peraturan dan persyaratan ................................................................. 6
II.2.1. SLO ................................................................................................... 7
II.2.2. Alat Ukur........................................................................................... 9
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN ....................................................... 13
BAB IV JADWAL PELAKSANAAN ................................................................. 15
IV.1. Jadwal Pelaksanaan ................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
LAMPIRAN 1 Peraturan dan Persyaratan ............................................................ 18
LAMPIRAN 2 Perizinan Survey Data dan Balasannya ........................................ 26

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar I. 1. Konsumsi Listrik Indonesia Per Kapita dari 2014 s/d 2017
(Kementrian ESDM) ............................................................................................... 1
Gambar I. 2 Rasio Elektrifikasi di Indonesia (Kementrian ESDM dan Rencana
Usaha Pengadaan Tenaga Listrik 2018 s/d 2027 PLN) .......................................... 1
Gambar II. 1 Diagram alir pembuatan SLO TR ...................................................... 8
Gambar II. 2 Clamp meter ..................................................................................... 9
Gambar II. 3 Infrared Thermometer (Alat Uji) ....................................................... 9
Gambar II. 4 Thermal imager................................................................................ 10
Gambar II. 5 Insulation tester Kyoritsu 3132A 400M .......................................... 11
Gambar II. 6 Earth tester ...................................................................................... 11
Gambar II. 7 Earth Ground Clamp........................................................................ 12
Gambar III. 1 Diagram alir metodologi pelaksanaan ............................................ 13

v
DAFTAR TABEL

Tabel II. 1 Beberapa Karya Ilmiah Evaluasi Instalasi Listrik ................................. 5

vi
DAFTAR ISTILAH

Rasio elektrifikasi : Merupakan perbandingan jumlah rumah tangga yang sudah


terlistriki dengan total rumah tangga.

Per Kapita : Per kepala atau per orang.

Ruang Teleconference : Ruang tempat diadakan pertemuan yang dilakukan oleh


dua orang atau lebih yang dilakukan melewati telefon atau
koneksi jaringan internet.

Riksa Uji : Pemeriksaan dan Pengujian

vii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

SINGKATAN Nama Pemakaian


pertama kali
pada halaman
ESDM Energi dan Sumber Daya Mineral 1
RUPTL Rencana Usaha Pengadaan Tenaga Listrik 1
PLN Perusahaan Listrik Negara 1
SLO Sertifikat Laik Operasi 2
UPT PP Unit Pelayanan Teknik Perawatan dan 2
Perbaikan
K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2
Permenaker Peraturan Menteri Tenaga Kerja 2
SNI Standar Nasional Indonesia 3
PUIL Persyaratan Umum Instalasi Listrik 3
IEC International Electrotechnical Commission 3
PHB Perlengkapan Hubung Bagi 4
PE Protective Earth 4
LIT TR Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah 10
DJK Direktur Jenderal Ketenagalistrikan 10

viii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Konsumsi listrik nasional terus menunjukkan peningkatan seiring
bertambahnya akses listrik atau elektrifikasi serta perubahan gaya hidup
masyarakat. Berdasarkan data kementerian ESDM, konsumsi listrik Indonesia
2017 mencapai 1.012 KWH/kapita, naik 5,9 % dari tahun sebelumnya.

1100 1012
KWH/KAPITA

956.36
1000 918
878
900

800
2014 2015 2016 2017

Konsumsi Listrik/Kapita

Gambar I. 1. Konsumsi Listrik Indonesia Per Kapita dari 2014 s/d 2017
(Kementrian ESDM) [1]
Selain itu jika ditinjau dari rasio elektrifikasi di Indonesia, pemakaian listrik
terus meningkat. Bahkan menurut RUPTL (rencana usaha pengadaan tenaga
listrik) 2018-2027 PLN pada tahun 2024, seluruh wilayah di Indonesia akan
teraliri listrik. Rasio elektrifikasi merupakan perbandingan jumlah rumah
tangga yang sudah terlistriki dengan total rumah tangga.

99.6 99.8 99.9 100


99.1
100 98
98 96.2
96
92.8
(%)

94
92
90
88
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Rasio Elektrifikasi

Gambar I. 2 Rasio Elektrifikasi di Indonesia (Kementrian ESDM dan


Rencana Usaha Pengadaan Tenaga Listrik 2018 s/d 2027 PLN) [2]

1
Dari data-data tersebut menandakan bahwa pemakaian listrik di Indonesia
semakin meningkat. Namun pertumbuhan konsumsi listrik dan elektrifikasi ini
perlu diikuti dengan kesadaran tentang bahaya listrik itu sendiri. Karena listrik
bagaikan pedang bermata dua, yaitu mempunyai manfaat dan bahaya disaat
yang bersamaan. Bahaya akan terjadi jika listrik tidak ditangani dengan benar.
Seperti kejadian kebakaran di ruangan teleconference lantai dua Gedung
Direktorat POLBAN pada senin (7/1/2019). Menurut Kepala Humas POLBAN
kebakaran diduga akibat dari hubungan arus pendek listrik AC (Air
Conditioner) yang ada pada ruangan tersebut [3]. Bahaya seperti kebakaran
akibat arus pendek seharusnya tidak terjadi jika pengaman instalasi listriknya
bekerja dengan baik [4].
Untuk menghindari bahaya tersebut, menurut Undang-undang nomor 30 tahun
2009 tentang Ketenagalistrikan pada pasal 44 dinyatakan bahwa setiap instalasi
tenaga listrik yang beroperasi wajib memiliki SLO (sertifikat laik operasi) [4].
Dan menurut Peraturan Pemerintah no 14 tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik paragraf 4 pasal 46 yaitu instalasi tenaga listrik
yang beroperasi wajib memiliki SLO [5]. Untuk mendapatkan SLO, diatur
dalam Permen ESDM no 5 tahun 2014 tentang tata cara akreditasi dan
sertifikasi ketenagalistrikan berisi salah satunya yaitu mata uji sertifikasi
instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah [6]. Dalam mata uji
tersebut ada beberapa hal yang harus dipenuhi diantaranya mempunyai
dokumen riksa uji seperti gambar diagram satu garis, gambar tata letak panel
hubung bagi dan gambar instalasi. Serta mengadakan pemeriksaan dan
pengujian pada instalasi tersebut secara berkala. Karena menurut Permenaker
no 12 tahun 2015 tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Bab 4 pasal 11 dinyatakan
bahwa pemeriksaan dilakukan secara berkala paling sedikit satu tahun sekali
dan pengujian dilakukan secara berkala paling sedikit lima tahun sekali [7].
Di POLBAN sendiri, menurut keterangan dari staff di UPT PP terdapat
beberapa gedung yang dokumen gambar instalasi listriknya tidak ada. Salah
satunya yaitu Lab Fabrikasi Jurusan Teknik Mesin. Ketiadaan gambar ini
menunjukan bahwa Lab tersebut belum diadakan lagi pemeriksaan dan
pengujian instalasi listriknya.

2
Untuk mencegah kejadian seperti kebakaran di ruang teleconference Gedung
Direktorat ataupun bahaya lain yang dapat ditimbulkan dari listrik, maka
diperlukan evaluasi sistem instalasi tenaga listrik untuk mengetahui kelayakan
dari sistem jaringan instalasi tenaga listrik yang ada pada Lab Fabrikasi Jurusan
Teknik Mesin. Diharapkan Tugas Akhir “EVALUASI SISTEM JARINGAN
INSTALASI TENAGA LISTRIK DI LAB FABRIKASI JURUSAN TEKNIK
MESIN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG” ini mampu memberikan solusi
serta rekomendasi yang valid terkait dengan pemenuhan syarat SLO. Agar
ketika mempunyai SLO, menandakan sistem instalasi tenaga listrik di lab
tersebut laik operasi karena sudah memenuhi standar PUIL 2011 beserta
amandemen, SNI dan IEC serta memenuhi peraturan perundangan seperti UU
no 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan pasal 44, Peraturan Pemerintah no
14 tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik paragraf 4
pasal 46, Permen ESDM no 05 tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan
Sertifikasi Ketenagalistrikan, Permenaker no 12 tahun 2015 tentang K3 Listrik
di Tempat Kerja Bab 4 pasal 11.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diangkat pada tugas
akhir ini adalah:
I.2.1 Memeriksa dokumen riksa uji mengenai sistem instalasi tenaga listrik
yang dimiliki oleh Lab Fabrikasi Jurusan Teknik Mesin untuk memenuhi
syarat mendapatkan SLO.
I.2.2 Memeriksa, mengukur dan menguji kondisi sistem instalasi tenaga listrik
yang terpasang dan terpakai di Lab Fabrikasi Jurusan Teknik Mesin.
I.2.3 Membuat rekomendasi supaya sistem instalasi tenaga listrik di Lab
Fabrikasi Jurusan Teknik Mesin dapat dinyatakan aman.

3
I.3 Tujuan
Tujuan diadakannya evaluasi sistem jaringan instalasi listrik tenaga di Lab
Fabrikasi Jurusan Teknik Mesin adalah
I.3.1 Mendapatkan rekomendasi mengenai dokumen riksa uji yang dibutuhkan
untuk mendapatkan SLO instalasi tenaga listrik sesuai UU no 30 tahun
2009, Peraturan Pemerintah no 14 tahun 2012, dan Permen ESDM no 05
tahun 2014.
I.3.2 Mengetahui kondisi sistem instalasi tenaga listrik yang terpasang dan
terpakai dan mendapatkan rekomendasi dengan melakukan pemeriksaan
dan pengujian sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku di
Indonesia.
I.3.3 Mendapatkan rekomendasi riksa uji untuk sistem instalasi tenaga listrik
yang sesuai dengan standar-standar seperti SNI, PUIL 2011, IEC dan
standar lain yang berlaku serta memenuhi persyaratan SLO agar dapat
dinyatakan laik operasi.

I.4 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah


Hal-hal yang akan dibahas pada proposal tugas akhir ini diantaranya:
I.4.1 Pemeriksaan dokumen riksa uji instalasi tenaga listrik seperti spesifikasi
peralatan instalasi listrik, gambar diagram satu garis, gambar tata letak
panel hubung bagi, dan gambar instalasi.
I.4.2 Pemeriksaan visual berupa tata letak papan hubung bagi, pembagian
beban pada papan hubung bagi, perlengkapan hubung bagi (meliputi
terminal, PHB utama, PHB cabang), penghantar (meliputi saluran utama,
saluran cabang dan saluran akhir), serta hubungan penghantar N dan PE.
Lalu pengukuran instalasi tenaga listrik (arus dan tegangan).
I.4.3 Pengujian berupa pengukuran tahanan isolasi, tahanan pentanahan dan
pembebanan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Karya Ilmiah Sejenis Sebelumnya


Tabel II. 1 Beberapa Karya Ilmiah Evaluasi Instalasi Listrik

No Tahun Judul Karya Ilmiah Obyek Metode Variabel


dan Penulis
1 2015 Evaluasi dan Jaringan Evaluatif Jaringan
Perencanaan suplai listrik
(memeriksa listrik, Daya
Pengembangan di Politeknikbeban yang listrik, Beban
Sistem Jaringan Negeri terpasang, listrik
Listrik Kampus Ambon penghantar
Politeknik Negeri dan
Ambon pengaman
(Pieter S. lalu
Tatipikalawan, mensimulas
Wijono dan Rini Nur ikan dengan
Hasanah) [8] software)
2 2016 Evaluasi Instalasi Evaluatif Instalasi
Perencanaan listrik pada (memeriksa listrik, Daya
Karakteristik gedung beban listrik,
Instalasi Listrik Dan perpustakaan terpasang, Pengaman
Optimalisasi Daya 8 lantai dan menghitung instalasi
Terpasang Pada parkir UIN penghantar listrik, jatuh
Gedung Syarif dan tegangan,
Perpustakaan Dan Hidayatullah pengaman. perhitungan
Parkir UIN Syarif Jakarta Lalu jenis
Hidayatullah Jakarta menghitung penghantar.
(Asep Sodikin, Dede drop
Suhendi, Evyta tegangan.
Wismiana) [9]
3 2016 Analisa Kelayakan Instalasi Pengujian Tahanan
Sistem Instalasi listrik terhadap isolasi kabel,
Listrik Melalui Gedung Lab tahanan tahanan
Pengujian Nilai Teknik isolasi dan pembumian
Tahanan Isolasi Dan Elektro tahanan
Tahanan Bumi Universiras pembumian.
(Agustini Rodiah Pakuan
Machdi) [10]

5
II.2 Landasan Teori
II.2.1. Peraturan dan persyaratan
Peraturan yang berkaitan dengan evaluasi sistem instalasi tenaga listrik
diantaranya:
a. Undang-undang No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan pada pasal
44. [4] Lampiran 1.
Instalasi tenaga listrik harus memenuhi ketentuan keselamatan
ketenagalistrikan yaitu andal dan aman bagi instalasi, aman bagi manusia
dan mahluk hidup dan ramah lingkungan (prinsip dasar instalasi listrik).
Dengan cara pemenuhan standarisasi peralatan dan pemanfaat tenaga
listrik, dan pengaman instalasi tenaga listrik. Setiap instalasi tenaga
listrik wajib memiliki SLO dan memenuhi SNI.
b. Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik pada paragraf 4 pasal 45 dan 46. [5] Lampiran
Instalasi pemanfaatan tenaga listrik terdiri atas instalasi pemanfaatan
tenaga listrik tegangan tinggi, tengangan menengah dan tegangan rendah.
Instalasi tenaga listrik yang beroperasi wajib memiliki SLO.
c. Permen ESDM No 05 Tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan
Sertifikasi Ketenagalistrikan pada lampiran VII. [6] Lampiran 1.
d. Permenaker No 12 Tahun 2015 tentang K3 Listrik di Tempat Kerja pada
BAB IV Pemeriksaan dan Pengujian pasal 4, pasal 9 dan pasal 11. [7]
Pemeriksaan instalasi listrik dilakukan secara berkala paling sedikit satu
tahun sekali.
Pengujian instalasi listrik dilakukan secara berkala paling sedikit lima
tahun sekali.
Persyaratan yang berkaitan dengan evaluasi sistem instalasi tenaga listrik
diantaranya:
1. PUIL 2011 Bagian 9 Pengusahaan Instalasi Listrik pada ayat 9.4.3 dan
9.5.6. [11] Lampiran 1.
Instalasi listrik yang selesai dipasang atau mengalami perubahan harus
diperiksa dan diuji dahulu sebelum dialiri listrik. Pemeriksaan dan
pengujian dilakukan mengikuti peraturan (Permen ESDM No 05 tahun

6
2014) dan PUIL 2011 ayat 9.4.3.2. semua perlengkapan yang dipasang
pada instalasi listrik harus memenuhi standar yang berlaku. Untuk
memudahkan pelayanannya, instalasi listrik harus disertai gambar
instalasi. Instalasi listrik harus diperiksa dan diuji secara periodik sesuai
standar yang berlaku.

II.2.1. SLO
SLO kepanjangan dari sertifikat laik operasi, merupakan suatu sertifikat
yang menyatakan bahwa instalasi listrik laik operasi karena sudah dilakukan
pemeriksaan serta pengujian dan memiliki dokumen riksa uji yang lengkap.
SLO wajib dimiliki oleh instalasi pembangkit, transmisi, dan pemanfaatan
tegangan rendah melalui pemeriksaan dan pengujian pada saat instalasi
selesai dibangun, direkondisi, relokasi atau SLO telah habis masa
berlakunya.
Prosedur Penerbitan SLO Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Tegangan Rendah oleh LIT TR yang ditetapkan oleh menteri [12]
Pemilik instalasi adalah pemilik instalasi pemanfaat tenaga listrik tegangan
rendah, dan pemegang izin operasi.
a. Pemilik instalasi mengajukan permohonan kepada LIT TR yang
ditetapkan oleh menteri dengan dilengkapi data sekurang-kurangnya
sebagai berikut: Identitas pemilik instalasi pemanfaatan tenaga listrik
tegangan rendah; lokasi instalasi; jenis dan kapasitas instalasi; gambar
instalasi yang terpasang; dan peralatan yang dipasang.
b. LIT melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen permohonan SLO
yaitu jika dokumen permohonan SLO telah lengkap maka LIT
melakukan pengujian terhadap instalasi tenaga listrik. Jika dokumen
permohonan SLO belum lengkap maka LIT meminta pemilik instalasi
untuk melengkapi dokumen permohonannya.
c. LIT melakukan pemeriksaan dan pengujian sesuai dengan mata uji yang
ditetapkan oleh pemerintah dan DJK, dengan hasil: jika uji laik operasi
instalasi tenaga listrik telah memenuhi persyaratan mata uji maka LIT
membuat laporan hasil pemeriksaan dan pengujian (LHPP) instalasi
tenaga listrik. Jika hasil uji laik operasi terhadap instalasi tenaga listrik

7
belum memenuhi persyaratan mata uji maka LIT memberikan
rekomendasi perbaikan instalasi kepada pemilik instalasi. Setelah
diperbaiki, LIT melakukan pemeriksaan dan pengujian ulang.
d. LIT TR menerbitkan SLO setelah mengajukan permohonan registrasi
kepada DJK.
e. LIT TR memberikan SLO kepada pemilik instalasi.
f. DJK akan melakukan validasi dokumen registrasi SLO, dengan hasil:
Jika permohonan registrasi SLO telah sesuai dengan persyaratan,
diberikan nomor register. Jika permohonan registrasi SLO dinyatakan
belum valid, LIT TR memperbaiki LHPP, dan mengajukan kembali
permohonan registrasi SLO serta memperbaiki SLO yang telah
diterbitkan.
Alur penerbitan SLO oleh LIT TR

Gambar II. 1 Diagram alir pembuatan SLO TR [12]


Sehingga jika dokumen-dokumen yang dibutuhkan sudah lengkap dan
sudah diadakan pemeriksaan dan pengujian pada instalasi listrik tersebut
maka diharapkan ketika diperiksa dan diuji oleh LIT (lembaga Inspeksi
Teknik), instalasi tersebut sudah memenuhi syarat mendapatkan SLO
sehingga instalasi tersebut dinyatakan laik operasi.

8
II.2.2. Alat Ukur
Alat ukur yang akan digunakan pada evaluasi sistem instalasi tenaga listrik
ini diantaranya:
a. Multimeter Digital (Digital Clamp Multimeter )

Gambar II. 2 Clamp meter


Multimeter berjenis clamp ini dapat mengukur besaran-besaran listrik
seperti arus, tegangan, resistansi, dan frekuensi. Akan tetapi jenis clamp
meter ini sering digunakan untuk mengukur arus pada suatu penghantar,
kelebihan dari alat ukur ini yaitu mudah digunakan saat pengukuran arus
karena penghantar tersebut tidak perlu diputuskan terlebih dahulu cukup
atur selector ke bagian arus lalu masukan kabel kedalam clamp, maka
nilai arus akan tercantum pada display dari alat tersebut.
b. Thermometer (Infrared Thermometer atau Thermal Imager)

Gambar II. 3 Infrared Thermometer [6]

9
Kadang juga disebut dengan themometer laser adalah sebuah alat ukur
suhu yang dapat mengukur temperatur atau suhu tanpa bersentuhan
dengan objek yang akan diukur suhunya. Memiliki keuntungan yaitu
mudah dibawa, pengukuran secara real-time, pengukuran akurat
(biasanya akurasi kurang dari 1%), serta menjadi lebih aman saat
melakukan pengukuran karena tidak bersentuhan langsung dengan panas
yang akan diukur.
Teknik menggunakan alat ini yaitu:
1. Nyalakan alat Infrared Thermometer ini.
2. Lalu arahkan Infrared (laser) ke titik dimana suhu akan diukur.
3. Lalu amati pada layar. Amati suhu yang terukur oleh alat tersebut.
4. Jika sudah selesai pengukuran suhunya, matikan alat dan rapihkan
seperti kondisi semula.

Gambar II. 4 Thermal imager


Alat uji thermal imager adalah peralatan tanpa kontak yang dapat
memindai dan memvisualisasikan distribusi suhu permukaan seluruh
mesin dan perlatan listrik dengan cepat dan akurat. Alat ukur ini biasanya
digunakan untuk mendeteksi atau mengetahui kebocoran pada pipa di
dinding yang tertanam, mendeteksi panas pada panel dan lain-lain.

10
c. Penguji insulasi (Insulation Tester)

Gambar II. 5 Insulation tester Kyoritsu 3132A 400M


Insulation tester merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur
tahanan insulasi pada isolasi kabel. Pengukuran ini dimaksudkan untuk
memastikan bahwa isolasi kabel dapat menahan supaya ketika ada
tegangan pada penghantar kabel, isolasi kabel dapat bekerja dengan baik
dan tidak menimbulkan masalah.
d. Earth tester
Earth tester adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur
resistansi dari grounding. Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk
diketahui sebelum dilakukan pentanahan dalam sistem pengaman
instalasi listrik. Untuk mengetahui besar tahanan tanah pada suatu area
digunakan alat ukur. Ada beberapa jenis alat ukur resistansi grounding,
diantaranya yaitu:

Gambar II. 6 Earth tester

11
Earth tester jenis ini menggunakan pasak (auxilary earth stakes) untuk
melakukan pengukuran resistansi grounding. Pada earth tester
mempunyai tiga kabel yaitu kabel merah (C), kabel kuning (P) dan kabel
hijau (E). Pada pengukuran resistansi grounding memerlukan tanah yang
cukup luas. Lalu ada lagi earth tester dengan bentuk seperti di bawah ini:

Gambar II. 7 Earth Ground Clamp


Earth ground clamp ini merupakan alat pengukuran resistansi grounding
yang cara mengukur resistansi grounding-nya tidak perlu memutuskan
antara elektroda batang dengan sistem grounding-nya. Sehingga
memiliki pemakaian alat ukur ini menjadi lebih mudah dan cepat. Alat
ini cocok digunakan untuk mengukur resistansi grounding yang tidak ada
tanahnya seperti didalam gedung atau perkantoran.

12
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN

Gambar III. 1 Diagram alir metodologi pelaksanaan

13
Pada tugas akhir ini digunakan metoda evaluatif yang diperlihatkan pada gambar
III.1 diagram alir (flowchart) metodologi pelaksanaan ini dilakukan
pengambilan data melalui proses pemeriksaan data riksa uji, pemeriksaan visual,
pengukuran instalasi tenaga (arus dan tegangan) serta pengujian instalasi tenaga
listrik (pengukuran tahanan isolasi, pengukuran tahanan pentanahan, dan
pembebanan).
Tahapan selanjutnya melakukan perhitungan dari data yang didapatkan dari hasil
pemeriksaan, pengukuran serta pengujian. Perhitungan yang dilakukan
diantaranya meliputi beban instalasi tenaga listrik (motor, mesin dan yang
lainnya), KHA penghantar (kabel), pengaman (MCB, MCCB, dan TOLR),
kapasitas pemutusan (breaking capacity), dan tegangan jatuh (drop voltage)
pada penghantar. Lalu hasil perhitungan tersebut dianalisa dengan hasil
pemeriksaan di lab tersebut. Lalu hasil analisa tersebut dibuat dalam laporan
hasil pemeriksaan dan pengujian. Di dalam laporan tersebut terdapat temuan-
temuan hasil pemeriksaan instalasi tenaga listrik, perhitungan instalasi tenaga
listrik, serta standar yang digunakan di Indonesia. Sehingga jika tidak sesuai
dengan standar yang berlaku di Indonesia, dapat dimunculkan rekomendasi
untuk membuat instalasi tenaga listrik tersebut menjadi sesuai dengan standar.
Setelah itu, dilakukan rekonstruksi berdasarkan rekomendasi yang sudah dibuat.
Lalu jika rekontruksi tersebut sudah dilasanakan, maka diadakan lagi proses
awal dari diagram alir metodologi pelaksaan yaitu pemeriksaan, pengukuran dan
pengujian.
Siklus tersebut terus dilakukan sampai instalasi tenaga listrik tersebut sudah
sesuai dengan standar dan tidak ada lagi rekomendasi yang harus ditindak lanjuti
dengan rekontruksi. Sehingga instalasi tersebut dapat mengajukan SLO. Jika
SLO sudah didapatkan, instalasi tenaga listrik tersebut dinyatakan sudah laik
operasi.

14
BAB IV
JADWAL PELAKSANAAN
IV.1. Jadwal Pelaksanaan

Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir Tahun 2019


No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur
2 Bimbingan
3 Pembuatan Proposal

4 Pemeriksaan dokumen riksa uji


instalasi tenaga listrik
5 Pemeriksaan Visual dan Pengukuran
instalasi tenaga listrik
6 Pengujian instalasi tenaga listrik

7 Menghitung dan menganalisa


hasil pemeriksaan dan pengujian
8 Penyusunan Laporan

15
DAFTAR PUSTAKA

[1] PT. Katadata Indonesia, “Demografi Katadata,” 11 1 2018. [Online].


Available: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/01/11/inilah-
konsumsi-listrik-nasional#. [Diakses 12 12 2018].

[2] PT PLN (Persero), “Rencana Usaha Pengadaan Tenaga Listrik PT PLN


(persero) 2018 - 2027,” Jakarta, 2018.

[3] S. P. Anwari, “Tribun Jabar,” PT Tribun Digital Online, Divisi Koran


Daerah Kompas, 7 Januari 2019. [Online]. Available:
http://jabar.tribunnews.com/2019/01/07/ini-kata-pihak-kampus-polban-
kebakaran-terjadi-diduga-akibat-korsleting-ac-rusak. [Diakses 20 Januari
2019].

[4] B. Setiyo, “Edu Elektrika Journal (EDUEL),” Korsleting Listrik Penyebab


Kebakaran Pada Rumah Tinggal Atau Gedung, vol. 3, pp. 17-21, 2014.

[5] Pemerintah Indonesia, Undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 Tentang


Ketenagalistrikan, Jakarta: Sekretariat Negara, 2009.

[6] Pemerintah Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 Tentang


Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, Jakarta: Sekretariat Negara,
2012.

[7] Kementrian ESDM, Peraturan Menteri ESDM Nomor 5 Tahun 2014


Tentang Tata Cara Akreditasi Dan Sertifikasi Ketenagalistrikan, Jakarta:
Sekretariat Negara, 2014.

[8] Kementrian Ketenagakerjaan, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12


Tahun 2015 Tentang K3 Listrik Di Tempat Kerja, Jakarta: Sekretariat
Negara, 2015.

[9] W. R. N. H. Pieter S. Tatipikalawan, “Evaluasi dan Perencanaan


Pengembangan Sistem Jaringan Listrik Kampus Politeknik Negeri Ambon,”
EECCIS Vol.9, No.1, Juni 2015.

[10] D. S. E. W. Asep Sodikin, “Evaluasi Perencanaan Karakteristik Instalalasi


Listrik Dan Optimalisasi Daya Terpasang Pada Gedung Perpustakaan Dan
Parkir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,” Bogor, 2019.

[11] A. R. Machdi, “Analisa Kelayakan Sistem Instalasi LIstrik Melalui


Pengujian Nilai Tahanan Isolasi Dan Tahanan Bumi,” Jurnal Teknologi
Edisi 27, vol. 1, pp. 1-8, 2016.

16
[12] BSN, PUIL 2011, Jakarta: BSN, 2011.

[13] Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementrian ESDM, “Panduan


Penerbitan Sertifikat Laik Operasi Instalasi Tenaga Listrik,” Jakarta, 2016.

[14] Alat Uji, “Alat Uji - Product, Solution, Services,” 29 Desember 2018.
[Online]. Available: https://www.alatuji.com/article/detail/187/infrared-
thermometer-mengukur-suhu-tanpa-menyentuh-obyek.

[15] H. Prastama, Evaluasi Sistem Suplai Listrik Dan Instalasi Listrik Pada
Gedung PSDI UGM, Yogyakarta, 2013.

17
LAMPIRAN 1 Peraturan dan Persyaratan

1. Undang-undang No 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan [4]

18
2. Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik pada paragraf 4 pasal 45 dan 46 [5]

19
3. Permen ESDM No 05 Tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan Sertifikasi
Ketenagalistrikan pada lampiran VII. [6]
Tabel Mata uji sertifikasi instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah

20
4. Permenaker No 12 Tahun 2015 tentang K3 Listrik di Tempat Kerja pada BAB
IV Pemeriksaan dan Pengujian pasal 4, pasal 9 dan pasal 11. [7]

21
22
5. PUIL 2011 Bagian 9 Pengusahaan Instalasi Listrik pada ayat 9.4.3 dan 9.5.6.
[11]

23
24
25
LAMPIRAN 2 Perizinan Survey Data dan Balasannya

26
27

Anda mungkin juga menyukai