Kesetimbangan Ion
Kesetimbangan Ion
Kesetimbangan Ion
Pendahuluan
Suatu sistem homogen yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing
komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan suatu sistem yang
heterogen disebut campuran. Suatu larutan merupakan suatu cairan yang mengandung zat
terlarut, misalnya padatan atau gas dengan kata lain larutan tidak hanya terbatas pada
cairan saja.
Oleh karena itu, setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mempunyai kemampuan
yang dituangkan dalam tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.
---------(6.1)
dengan aH adalah aktivitas ion hidrogen. Alasan penggunaan definisi ini adalah bahwa aH dapat
diukur secara eksperimental menggunakan elektroda ion selektif yang merespon terhadap
aktivitas ion hidrogen. Pada kesetimbangan air
H2O = H+ + OH –
K= (a H+). (aOH-)/(aH2O)
K(aH2O) = (aH+). (aOH-)
Kw = (aH+). (aOH-) ------------------------------ (6.2)
Pada kestimbangan air : (aH+) = (aOH-).Pada suhu 250C, besarnya harga Kw = 1.10 -14. Sehingga a
-7
H+ = a OH - = 1.10 .
Untuk larutan atau kondisi “netral" adalah bahwa keduanya mempunyai konsentrasi yang
sebanding pada pH 7. Untuk lakmus, terjadi perbandingan warna mendekati 50 / 50 pada saat pH
7. Hal itulah yang digunakan untuk pengujian asam dan basa. Seperti yang akan anda lihat pada
bagian berikutnya, hal itu tidak benar untuk indikator yang lain.
Pada saat menambahkan asam, ion hidrogen tertarik pada salah satu ion nitrogen pada ikatan
rangkap nitrogen-nitrogen untuk memberikan struktur yang dapat dituliskan seperti berikut ini:
Kesetimbangan dari dua bentuk jingga metil seperti pada kasus lakmus , tetapi warnanya
berbeda.
Kimia Fisika D3 Teknik Kimia 102
Perubahan warna terjadi pada penambahan asam atau basa. Pada kasus jingga metil, pada
setengah tingkat dimana campuran merah dan kuning menghasilkan warna jingga terjadi pada
pH 3.7 – mendekati netral.
6.3.3 Fenolftalein
Fenolftalein adalah indikator titrasi yang sering digunakan, dan fenolftalein ini merupakan
bentuk asam lemah.
----- (6.16)
Pada kasus ini, asam lemah tidak berwarna dan ion-nya berwarna merah muda terang.
Penambahan ion hidrogen berlebih menggeser posisi kesetimbangan ke arah kiri, dan mengubah
indikator menjadi tak berwarna. Penambahan ion hidroksida menghilangkan ion hidrogen dari
kesetimbangan yang mengarah ke kanan untuk menggantikannya untuk mengubah indikator
menjadi merah muda. Setengah tingkat terjadi pada pH 9.3. Karena pencampuran warna merah
muda dan tak berwarna menghasilkan warna merah muda yang pucat, hal ini sulit untuk
mendeteksinya dengan akurat!
------------ (6.17)
Karena reaksi ini seperti asam lemah, dapat diungkapan Ka untuk indikator tersebut, dengan
menyebutnya Kind untuk memberikan penekanan mengenai indikator.
------ (6.18)
Pada setengah reaksi selama terjadi perubahan warna, konsentrasi asam dan ion-nya adalah
sebanding,sehingga kasus keduanya akan menghapuskan ungkapan K ind. Dengan demikian, hail
dipergunakan untuk menentukan pH pada titik reaksi searah. Jika persamaan diubah pada pH dan
pKind, akan memperoleh: (H+) = Kind, sehingga pH = pK ind
Hal itu berarti bahwa titik akhir untuk indikator bergantung seluruhnya pada harga pK ind. Untuk
indikator yang dimiliki dapat dilihat di bawah ini:
Indikator pKind
lakmus 6.5
fenolftalein 9.3
Rentang pH Indikator
Indikator tidak berubah warna dengan sangat mencolok pada satu pH tertentu (diberikan oleh
harga pKind-nya). Dengan mengasumsikan kesetimbangan benar-benar mengarah pada salah satu
sisi, misalnya jika menggunakan jingga metil pada larutan yang bersifat basa maka warna yang
dominan adalah kuning. Jika ditambahkan asam karena itu kesetimbangan akan mulai bergeser.
Pada beberapa titik akan cukup banyak adanya bentuk merah dari jingga metil yang
menunjukkan bahwa larutan akan mulai memberi warna jingga. Selama penambahan asam
dilakukan lebih banyak, warna merah akan menjadi dominan dan warna kuning tidak kelihatan.
Perubahan kecil yang berangsur-angsur dari satu warna menjadi warna yang lain, menempati
rentang pH. Secara kasar "aturan ibu jari", perubahan yang tampak menempati sekitar 1 unit pH
pada setiap sisi harga pKind..Harga yang pasti untuk tiga indikator dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 6.3 Rentang pH Beberapa Indikator
Perubahan warna lakmus terjadi tidak selalu pada rentang pH yang besar, tetapi lakmus berguna
untuk mendeteksi asam dan basa di lab karena perubahan warnanya sekitar 7. Jingga metil atau
fenolftalein sedikit kurang berguna. Berikut ini dapat dilihat dengan lebih mudah dalam bentuk
diagram.
6.4Pemilihan Indikator
Titik ekivalen titrasi menunjukkan bahwa jumlah mol ekivalen penitrasi sebanding dengan
jumlah mol ekivalen zat yang dititrasi. Oleh karena itu, untuk menentukan titik ekivalen ini
dibutuhkan pemilihan indikator yang perubahan warnanya mendekati titik ekivalen. Indikator
yang dipilih bervariasi dari satu titrasi ke titirasi yang lain.
Dari gambar di atas ditunjukkan bahwa tidak terdapat perubahan indikator pada titik ekivalen.
Akan tetapi, kurva menurun tajam pada titik ekivalen tersebut yang menunjukkan tidak terdapat
perbedaan pada volume asam yang ditambahkan pada indikator yang dipilih.Hal tersebut
berguna pada titrasi untuk memilih warna terbaik melalui penggunaan setiap indikator. Jika
digunakan fenolftalein, titrasi dilakukan sampai fenolftalein berubah menjadi tak berwarna (pada
pH 8,8) karena itu adalah titik terdekat untuk mendapatkan titik ekivalen. Di lain pihak, dengan
menggunakan jingga metil, titrasi dilakukan sampai bagian pertama kali muncul warna jingga
dalam larutan. Jika larutan berubah menjadi merah, didapatkan titik yang lebih jauh dari titik
ekivalen. Untuk asam kuat dan basa lemah ditunjukkan pada grafik Gambar berikut
6.6Rangkuman
Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih yang bercampur. Zat dalam larutan
dibedakan menjadi elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit adalah zat dalam larutan akan
terion menjadi ion positip dan ion negative, sedangkan non elektrolit adalah zat dalam
larutan tidak mengalami ionisasi. Untuk larutan elektrolit, ion-ion yang terdapat din
dalamnya dapat saling berinteraksi membentuk suatu senyawa yang dapat berupa gas,
endapan atau molekul air. Reaksi yang terjadi dalam larutan elektrolit ini disebut reaksi ion.
Reaksi dalam larutan elektrolit melibatkan reaksi penetralan, pengendapan, redoks, dan
reaksi pembentukan gas seperti gas hidrogen, karbon dioksida, hidrogen sulfida, dan
sebagainya.
mumnya, banyaknya zat yang terlarut dalam pelarut dinyatakan dengan konsentrasi. Konsentrasi
yang dikenal adalah molaritas, normalitas, molalitas, mol fraksi, persen, dan ppm.
Konsentrasi larutan ini digunakan untuk menghitung jumlah zat yang bereaksi dalam
larutan. Dengan menuliskan persamaan reaksi zat yang terlibat dapat ditentukan secara
stoikiometri.
Untuk mengetahui atau menentukan tingkat keasaman suatu larutan dikenal istilah pH. pH suatu
larutan menentukan sifat larutan bersifat asam, basa , atau netral. PH larutan ini dapat
diidentifikasikan berdasarkan perubahyan warna indikator. Indikator untuk menentukan sifat
asam atau basa digunakan lakmus, fenolftalein, metal jingga, dan metal merah.. Ketiga
indikator yang terakhir sering digunakan untuk menentukan kadar suatu larutan asam atau
basa secara titrasi, yang titik ekivalennya ditunjukkan dengan perubahan warna indikator.
6.8 Pustaka
1. James, E. Brady, Gerald E. Humiston, (2000) “General Chemistry, Principles and
Structure”, John Willey.
2. Day, R.A., dan Underwood A.L.(1992), Kimia Analitik, Jakarta: Erlangga.
3. Sukardjo, Prof, Dr. (2006), Kimia Fiska , Jakarta: Angkasa
4. Tony Bird, (1985), Kimia Fisika untuk Universitas, Jakarta :Gramedia