Anda di halaman 1dari 13

MODUL

KEPERAWATAN JIWA
“Model Fenomena Sehat Sakit dalam Keperawatan Jiwa”

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA KEMENTERIAN KESEHATAN
SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2015-2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyusun modul ini yang berjudul “Model
Fenomena Sehat Sakit dalam Keperawatan Jiwa”
Dalam proses penyusunan modul ini, kami sebagai penyusun mengalami
banyak hambatan. Namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak
akhirnya modul ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini,
dengan segala kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
Pembimbing mata kuliah Keperawatan Jiwa, yaitu Bapak Kastubi, S.Kep, Ns.
M.Kes yang telah membimbing kami dalam proses penyusunan modul ini.
Kami menyadari modul ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun
sistematika penulisannya, maka dari itu kami berterima kasih apabila ada kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan modul ini.
Akhir kata, semoga modul ini dapat dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
seperjuangan khususnya Program Studi D IV Keperawatan Gawat Darurat
nantinya.

Surabaya, 2 Mei 2016

Penyusun
1. Tujuan Pembelajaran Umum
1) Memahami konsep dasar kesehatan jiwa serta peran dan fungsi perawat
jiwa.
2) Memahami keperawatan profesional kesehatan jiwa.
3) Memahami konsep stress psikologis dan mekanisme pertahanan diri.
4) Memahami konsep dan sistem pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia.
5) Memehami proses keperawatan jiwa.
6) Memahami penggolongan dan diagnosis penyakit jiwa.
7) Memahami masalah dan penatalaksanaan kedaruratan psikiatri.
8) Melakukan dokumentasi proses keperawatan jiwa.
9) Memahami masalah dan penatalaksanaan ke daduratan psikiatri.
10) Memahami masalah dan penatalaksanaan gangguan jiwa anak, remaja dan
lansia.
11) Melakukan penerapan komunikasi terapeutik klien penyakit jiwa.
12) Memahami konsep dan tata laksana terapi penyakit jiwa.
13) Memahami asuhan keperawatan gangguan kognitif
14) Memahami asuhan keperawatan respon ansietas dan gangguan konsep diri.
15) Memahami asuhan keperawatan gangguan hubungan sosial.
16) Memahami metode terapi penyakit jiwa.
17) Melakukan asuhan keperawatan klien marah dan gangguan orientasi
realita.
18) Melakukan asuhan keperawatan klien gangguan alam perasaan dan kritis
19) Melakukan asuhan keperawatan klien pengguna zat aditif.
20) Melakukan asuhan keperawatan klien gangguan perilaku merusak diri.
21) Melakukan tatalaksana terapi penyakit jiwa.
22) Melakukan asuhan keperawatan klien anak dan remaja dengan masalah
kesehatan jiwa.
23) Melakukan bimbingan dan konseling jiwa pada konsisi bencana.
24) Melakukan asuhan keperawatan klien gawat darurat jiwa.
25) Melakukan dokumentasi proses keperawatan jiwa.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


a. Mahasiswa Mampu Memahami keperawatan profesional kesehatan jiwa.
b. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Pengertian Konsep Sehat-Sakit.
c. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Pengertian Konsep Sehat-Sakit Mental
(Jiwa).
d. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Komponen Model Sehat-Sakit
e. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Model Fenomena Sehat Sakit.
f. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Model Praktik Kesehatan Jiwa.
3. Pokok Materi Pembelajaran

A. Pengertian Sehat-Sakit Secara Umum


Sehat menurut WHO adalah sesuatu keadaan yang sejahtera menyeluruh
baik fisik, mental, dan social dan tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Menurut UU No.23 tahun 1992 Tentang Kesehatan, sehat adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Sakit adalah keadaan yang disebabkan oleh bermacam-macam hal, bisa
suatu kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan
jaringan tubuh, dari fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi keseluruhan.
Menurut Perkin’s, Sakit dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan gangguan
yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan
gangguan aktivitas sehari-hari, baik aktivitas jasmani, rohani dan sosial.

B. Pengertian Sehat-Sakit Mental (Jiwa)


Kesehatan Jiwa menurut WHO ialah suatu keadaan yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual dan emosional seseorang individu secara
optimal dan sejauh ini cocok dengan perkembangan optimal individu-individu
yang lain. Berdasarkan UU No.23 tahun 1992. tentang kesehatan Jiwa Pasal 24
ayat 1 ” Kesehatan jiwa diselenggarakan untuk mewujudkan jiwa yang sehat
secara optimal baik intelektual maupun emosional”.

C. Komponen Model Fenomena Sehat Sakit


1. Faktor Predisposisi yaitu faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan
jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi
stres.
2. Stresor presipitasi ialah stimulus yang dipersepsikan oleh individu
sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan dan memerlukan energi ekstra
untuk koping.
3. Penilaian terhadap stresor ialah suatu evaluasi tentang makna stresor bagi
kesejateraan seseorang dimana stresor mempunyai arti.
4. Sumber koping ialah suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi
seseorang.
5. Mekanisme koping ialah upaya untuk mengatasi stres.

D. Model Fenomena Sehat Sakit


E. Model Praktik Kesehatan Jiwa
1. Model Psikoanalitik
Merupakan model yang pertama yang dikemukakan oleh Sigmun
Freud, Erikson, Klien dan Horney yang meyakini bahwa penyimpangan
perilaku pada usia dewasa berhubungan pada perkembangan pada anak.
Setiap fase perkembangan mempunyai tugas perkembangan yang harus
di capai. Gejala yang nampak merupakan simbul dari konflik.
a. Penyimpangan Perilaku :
- Konflik perkembangan yang tidak adekuat.
- Pertahanan ego tidak adekuat untuk mengontrol cemas.
b. Proses Terapeutik :
- Psikoanalisis menggunakan teknik asosiasi bebas dan analisis
mimpi.
c. Peran pasien dan terapis :
- Pasien mengungkapkan semua pikiran dan mimpi serta
mempertimbangkan interpretasi terapis.
- Perawat menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien dalam
kaitannya konflik, tranferens dan resistens.
2. Model Interpersonal
Model ini diperkenalkan oleh Hary Stack Sullivan. Sebagai
tambahan Peplau mengembangkan teori interpersonal keperawatan. Teori
ini menyakini bahwa perilaku berkembang dari hubungan interpersonal.
Menurut Sulivan individu memadang orang lain sesuai dengan apa yang
ada pada dirinya , maksudnya kemampuan dalam memahami diri sendiri
dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang
mencakup proses intrepersonal perawat klien dan masalah kecemasan
yang terjadi akibat sakit.
a. Penyimpangan Perilaku :
- Asietas timbul dan dialami secara interpersonal.
- Rasa takut terhadap penolakan.
b. Proses Terapeutik :
- Hubungan antara terapis dan pasien membangun perasaan aman.
c. Peran Pasien dan Terapis
- Pasien menceritakan perasaannya dan terapis menjalin hubungan
yang akrab dengan pasien.
3. Model Sosial
Menurut Caplain situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa.
Teori ini mengemukakan pandangan sosial terhadap perilaku bahwa
faktor sosial dan lingkungan menciptakan stress yang menyebabkan
ansietas yang menimbulkan gejala perilaku menyimpang.
a. Penyimpangan Perilaku :
- Faktor sosial dan lingkungan, menciptakan stres yang
menyebabkan ansietas.
- Perilaku yang tidak dapat diterima.
b. Proses Terapeutik :
- Pasien dibantu untuk mengatasi sistem sosial.
- Digunakan intervensi krisis, manipulasi lingkungan, dan
dukungan sosial.
c. Peran Pasien dan Terapis :
- Pasien secara aktif menyampaikan masalah kepada terapis.
- Terapis menggali sistem sosial pasien dan membantu pasien
menggunakan sumber yang ada.
4. Model Eksistensial
Teori mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku terjadi jika
individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungannya. Keasingan
diri dan lingkungan dapat terjadi karena hambatan pada diri individu.
Individu merasa putus asa, sedih, sepi, kurang kesadaran diri yang
mencegah partisipasi dan penghargaan pada hubungan dengan orang lain.
Klien sudah kehilangan/tidak mungkin menemukan nilai-nilai yang
memberi arti pada eksistensinya. Teori ini dikemukan oleh Perls, Glasser,
Ellis, Rogers, dan Frankl.
a. Penyimpangan Perilaku :
- Individu gagal dalam dalam upaya menemukan dan menerima
diri.
b. Proses Terapeutik :
- Terapi sering dilakukan dalam terapi kelompok.
- Pasien dianjurkan untuk menggali dan menerima diri dibantu
untuk mengendalikan perilakunya.
c. Peran Pasien dan Terapis :
- Pasien bertanggung jawab terhadap perilakunya
- Terapis membantu pasien untuk mengenal nilai diri.
- Mengklarifikasi realitas dari suatu situasi dan mengenalkan
pasien tentang perasaannya dan memperluas kesadaran dirinya.
5. Model Suportif
(werman, rokland)
a. Penyimpangan Perilaku :
- Masalah terjadi akibat dari faktor biopsikososial.
- Penekanan pada respon koping maladaptif saat ini.
b. Proses Terapeutik :
- Uji coba realitas dan peningkatan harga diri.
- Dukungan sosial
- Identifikasi respon koping adaptif ditingkatkan
c. Peran Pasien dan Terapis
- Pasien secara aktif terlibat dalam pengobatanya
- Terapis menjalin hubungan yang hangat dan penuh empati dengan
pasien.
6. Model Komuniksi
Teori ini menyatakan bahwa gangguan perilaku terjadi apabila
pesan tidak dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa dapat digunakan
merusak makna, pesan dapat pula tersampaikan mungkin tidak selaras.
(Berne, Watzlawick)
a. Penyimpangan Perilaku :
- Bila pesan tidak di komunikasikan dengan jelas.
- Bahasa dapat merusak makna.
- Pesan verbal dan non verbal mungkin tidak selaras
b. Proses Terapeutik
- Pola komunikasi dianalisis dan umpan balik diberikan untuk
klarifikasi.
- Analisis transaksional berfokus pada permainan dan belajar
berkomunikasi langsung.
c. Peran Pasien dan Terapis
- Pasien memperhatikan pola permainan.
- Terapis menginterpretasi pola komunikasi.
- Mengajarkan prinsip komunikasi yang baik.
7. Model Perilaku
Dikembangkan oleh H.J Esyenk, J.Wolpe dan B.F Skiner. Teori ini
menyakini bahwa perubahan perilaku akan merubah koognitif dan
afektif.
a. Penyimpangan Perilaku :
- Manusia telah membentuk kebiasaan perilaku yang tidak
diinginkan
b. Proses Terapeutik :
- Terapi relaksasi dan latihan keasertifan merupakan pendekatan
perilaku.
c. Peran Pasien dan Terapis :
- Pasien memperhatikan pola permainan.
- Terapis menginterpretasi pola komunikasi.
- Mengajarkan prinsip komunikasi yang baik.
8. Model Medik
Penyimpangan perilaku merupakan manifestasi gangguan SSP.
Dicurigai bahwa depresi dan skizoprenia dipengaruhi transmisi impuls
neural serta gangguan sinap yaitu masalah biokimia. Faktor sosial dan
lingkungan diperhitungkan sebagai faktor pencetus. (Meyer, Kraeplin,
Spitzer, Frances)
a. Penyimpangan Perilaku :
- Disebabkan oleh penyakit biologis
- Rasa takut terhadap penolakan
b. Proses Terapeutik :
- Penentuan diagnosis
c. Peran Pasien dan Terapis :
- Pasien mempraktekkan teknik perilaku yang digunakan,
penggalakan latihan.
- Terapis mengajar pasien tentang pendekatan perilaku, membantu
mengembangkan hirarki perilaku, dan menguatkan perilaku yang
diingikan.

F. Soal

1. “Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.”
Definisi sehat secara umum tersebut dikemukakan oleh…
a. WHO d. UU No.23 tahun 1992 Tentang
b. Caplain
Kesehatan
c. B.F Skinner
e. Hary Stack Sullivan
2. “Sakit dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan gangguan yang tidak
menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan
aktivitas sehari-hari, baik aktivitas jasmani, rohani dan sosial.” Berikut
adalah pengertian sakit menurut..
a. Perkin’s d. Parkinson
b. WHO e. Sullivan
c. UU No.23 tahun
1992 Tentang
Kesehatan
3. Berdasarkan UU No.23 tahun 1992. tentang kesehatan Jiwa Pasal 24 ayat 1
menyebutkan bahwa…
a. Setiap individu yang mengalami gangguan kejiwaan berhak mendapatkan
perlindungan hukum.
b. Kesehatan jiwa ada seseorang yang tidak menderita stress maupun
depresi.
c. Kesehatan jiwa diselenggarakan untuk mewujudkan jiwa yang sehat
secara optimal baik intelektual maupun emosional.
d. Adanya lembaga-lembaga khusus yang menangani atau mengatasi
gangguan kejiwaan atau mental.
e. Setiap individu berhak mendapatkan fasilitas pelayanan yang memadai.
4. Dalam keperawatan jiwa, terdapat beberapa komponen yang berada di
dalamnya. Komponen model fenomena sehat-sakit antara lain adalah..
1. Faktor Predisposisi
2. Keluhan
3. Sumber Koping
4. Riwayat penyakit
5. Model Psikoanalitik merupakan salah satu model fenomena sehat-sakit. Teori
model ini menyatakan bahwa penyimpangan perilaku pada usia dewasa
berhubungan pada perkembangan pada anak. Setiap fase perkembangan
mempunyai tugas perkembangan yang harus di capai. Gejala yang nampak
merupakan simbol dari konflik. Proses Terapeutik yang tepat dilakukan ialah..
a. Penentuan diagnosis
b. Terapi relaksasi dan latihan keasertifan merupakan pendekatan perilaku.
c. Pasien dibantu untuk mengatasi sistem sosial.
d. Psikoanalisis menggunakan teknik asosiasi bebas dan analisis mimpi.
e. Benar semua
6. Adanya bentuk penyimpangan perilaku seperti asietas yang timbul dan
dialami secara interpersonal dan rasa takut terhadap penolakan. Termasuk
dalam model praktik keperawatan jiwa…
a. Model Psikoanalitik d. Model Perilaku
b. Model Interpersonal e. Model Komunikasi
c. Model Medik
7. Model praktik keperawatan jiwa yang dikembangkan oleh beberapa ahli
diantaranya H.J Esyenk, J.Wolpe dan B.F Skiner adalah model…
a. Model Komunikasi d. Model Eksistensial
b. Model Suportif e. Model Sosial
c. Model Perilaku
f.
8. Teori yang mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku terjadi jika
individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungannya. Keasingan diri
dan lingkungan dapat terjadi karena hambatan pada diri individu. Individu
merasa putus asa, sedih, sepi, kurang kesadaran diri yang mencegah
partisipasi dan penghargaan pada hubungan dengan orang lain . Teori ini
dikemukan oleh Perls, Glasser, Ellis, Rogers, dan Frankl. Model praktik
keperawatan jiwa apakah yang dimaksud…
a. Model Komunikasi d. Model Koping diri rendah
b. Model Psikoanalitik e. Model Eksistensial
c. Model Suportif
9. Proses Terapeutik yang cocok diberikan pada Model Suportif ialah..
1. Uji coba realitas dan peningkatan harga diri.
2. Dukungan sosial
3. Identifikasi respon koping adaptif ditingkatkan
4. Salah Semua
10. Dibawah ini yang bukan merupakan bentuk model praktik keperawatan jiwa
adalah..
1. Model Suportif
2. Model Analitik
3. Model Medik
4. Model Intuisi
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
G. Referensi
22.
23. Budi Anna Keliat, dkk. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta : EGC
24. Christensen,P. J. dan Kenney, J.W. 2009. Proses keperawatan Aplikasi
Model Konseptual, Ed.4. Jakarta : EGC.
25. Gail, Stuart.2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 5. Jakarta : EGC
26. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
27. Isaacs ann.2005. Panduan Belajar Keperawatan Kesehatan Jiwa Dan
Psikiatri Edisi 3. Jakarta : EGC
28. Iyus, Yosep.2009. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika aditama
29. Suliswati dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta : EGC
30. Stuart dan sundeen’s.1998.principle practice of psychiatric nursing sixth
edition. St Louis, missour:mosby-year book
31. Stuart dan larai.2001. principles and practice of psychiatric nursing. St
Louis mossour : westline industrial drive
32. Zaidin, Ali. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta:
Widya Medika
33.
34.
35.

Anda mungkin juga menyukai