Anda di halaman 1dari 4

Teori X dan Teori Y menurut Douglas McGregor

Gaya manajemen suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh keyakinan dan asumsi manajemennya
terhadap apa yang merupakan dorongan kerja karyawannya. Jika manajemennya yakin bahwa
sebagian dari karyawannya tidak menyukai pekerjaannya , maka gaya manajemen akan cenderung
ke gaya manajemen otoriter. Namun jika manajemennya berasumsi sebagian besar karyawan atau
anggota timnya menyenangi pekerjaannya dan bangga ketika suatu pekerjaannya dapat diselesai
dengan baik maka gaya manajemennya akan cenderung mengadopsi ke gaya manajemen partisipatif
atau demokratik. Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, seorang profesor manajemen di MIT Sloan
School of Management yang bernama Douglas McGregor kemudian mengemukakan dua teori yang
kontras yaitu Teori X dan Teori Y. Teori X dan Teori Y yang pada dasarnya merupakan Teori Perilaku
(behaviour theory) ini dimuat di buku Douglas McGregor yang berjudul “The Human Side Enterprise”
di tahun 1960.

Pengertian Teori X dan Teori Y


Berikut ini adalah pembahasan singkat mengenai Teori X dan Teori Y yang dikemukan oleh Douglas
McGregor ini.

Teori X
Teori X ini menyatakan bahwa pada dasarnya karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan secara
alami tidak termotivasi dan tidak suka bekerja. Dengan asumsi dan anggapan demikian, maka
manajemen akan cenderung menggunakan gaya otoriter dalam mengoperasikan perusahaannya.
Menurut Teori X ini, manajemen harus secara tegas melakukan intervensi untuk menyelesaikan suatu
masalah atau pekerjaan. Gaya Manajemen ini menyimpulkan bahwa pekerja pada dasarnya :
1. Tidak suka bekerja.
2. Perlu diawasi, dipaksa, diperingatkan untuk mengerjakan pekerjaannya.
3. Membutuhkan pengarahan dalam melaksanakan tugasnya.
4. Tidak menginginkan adanya tanggung jawab.
5. Tugas yang diberikan harus diawasi setiap langkah pengerjaannya.
Menurut pengamatan Douglas McGregor, karyawan yang bertipe X ini sebenarnya hanya minoritas,
namun untuk mengendalikan sebuah perusahaan yang memiliki jumlah karyawan yang banyak atau
perusahaan manufaktur yang berskala besar, manajemen teori X ini mungkin diperlukan.

Teori Y
Teori Y ini menyatakan bahwa pada dasarnya karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan
menyenangi pekerjaannya, termotivasi, kreatif, bangga terhadap hasil kerjanya yang baik, bekerja
penuh dengan tanggung jawab dan senang untuk menerima tantangan. Dengan asumsi dan
anggapan demikian, maka manajemen akan cenderang menggunakan gaya manajemen partisipatif.
Teori Y ini beranggapan bahwa karyawannya :
1. Bertanggung jawab penuh atas semua pekerjaannya dan memiliki motivasi yang kuat untuk
mengerjakan semua pekerjaan yang diberikan kepadanya.
2. Hanya memerlukan sedikit bimbingan atau bahkan tidak memerlukan bimbingan dalam
menyelesaikan tugasnya.
3. Beranggapan bahwa pekerjaan adalah bagian dari hidupnya.
4. Dapat menyelesaikan tugas dan masalah dengan kreatif dan imajinatif.
Dalam organisasi atau perusahaan yang mengadopsi gaya manajemen berdasarkan Teori Y ini,
semua karyawan terlibat dalam pengambilan keputusan dan memiliki lebih banyak tanggung jawab.

Perbandingan antara Teori X dan Teori Y pada UMKM Bucini


Motivasi
Teori X menganggap karyawannya tidak suka terhadap pekerjaan, mereka bahkan berusaha untuk
menghindari pekerjaan dan tidak ingin adanya tanggung jawab. Sebaliknya, Teori Y beranggapan
semua karyawannya bekerja dengan motivasi dari dirinya sendiri dan bersedia untuk bertanggung
jawab atas pekerjaan yang dilakukannya.
Berdasarkan hasil survei yang telah kami lakukan di UMKM Bucini, kami menemukan bahwa setiap
karyawan bekerja dengan sangat sungguh-sungguh dan termotivasi untuk menghasilkan produk
dengan kualitas yang terbaik, karyawan sangat memperhatikan standart-standart baik pengoperasian
mesin maupun pada proses pembuatan dengan sangat baik. Dengan kata lain berdasarkan
perbandingan motivasi, UMKM Bucini menggunakan Teori Y.

Gaya Manajemen dan Pengendalian


Gaya Manajemen pada organisasi yang bertipe X adalah gaya manajemen otoriter dan menggunakan
sistem pengendalian terpusat. Sedangkan organisasi yang bertipe Y mengadopsi gaya manajemen
yang partisipatif, karyawan atau anggota tim terlibat dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan hasil survei yang telah kami lakukan di UMKM Bucini, kami menemukan bahwa pada
pengambilan keputusannya merupakan kombinasi dari Teori X maupun Teori Y, ini bisa dilihat
contohnya pada saat proses pemilihan model produk yang akan di produksi, proses pemilihan
model/desain produk ini diawali dengan proses survei kepada konsumen produk UMKM Bucini oleh
karyawannya, setelah ditemukan beberapa produk yang kira-kira disukai oleh konsumen mereka,
mereka akan melakukan rapat/diskusi bersama-sama untuk proses pemilihan produk-produk mana
saja yang nanti akan di produksi, dari sini bisa dilihat bahwa UMKM ini menggunakan Teori Y,
meskipun begitu pada proses pengambilan keputusan akhir tetap ditentukan apakah ketua bagian
desain yang akan menentukan apakah akan mengambil keputusan 100% sama dengan hasil diskusi
atau ada yang perlu dipertimbangkan kembali berdasarkan pertimbangannya sendiri, disinilah letak
Teori X di UMKM ini.

Pengorganisasian Kerja
Manajemen yang menganggap karyawannya adalah bertipe X akan menggunakan prinsip spesialisasi
kerja untuk karyawannya dengan siklus kerja yang sama dan terus menerus (mengerjakan pekerjaan
yang sama secara rutin). Sedangkan di Teori Y, Karyawan diberikan kebebasan yang lebih luas dalam
mengembangkan keahliannya dan diberikan kesempatan untuk memberikan saran dan perbaikan.
Berdasarkan hasil survei yang telah kami lakukan di UMKM Bucini, kami menemukan bahwa pada
pengorganisasian kerja, UMKM ini menggunakan gabungan dari Teori X dan Teori Y. Hal ini bisa
dilihat dari setiap pekerja sudah dilatih berdasarkan spesialisasinya masing-masing, pekerja dibagian
penjahitan mengerjakan proses penjahitan sedangkan pekerja bagian pewarnaan/pengecatan
mengerjakan proses pewarnaan tidak saling mengerjakan pekerjaan satu sama lain, disinilah letak
Teori X terlihat, namun dari hasil wawancara juga didapatkan bahwa setiap pekerja bisa memberi
saran dan perbaikan apabila ada suatu proses kerja yang mereka rasa perlu dilakukan perbaikan,
tidak perlu menunggu manajemen yang memikirkannya sendiri baru dilakukan proses pengecekan
dan perbaikan, disinilah diliat bahwa Teori Y juga terdapat pada UMKM ini.

Penilaian dan Penghargaan


Dalam memotivasi karyawan yang bertipe Teori X, Manajemen akan menggunakan pendekatan
“Kelinci dan Wortel” yaitu memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi baik dan
menghukum mereka yang berprestasi buruk. Sedangkan bagi karyawan yang bertipe Teori Y,
Manajemen akan memberikan motivasi dengan cara melakukan promosi jabatan dan pengembangan
karir yang lebih baik bagi karyawannya.
Pada bagian ini, UMKM Bucini per periode akan melakukan evaluasi kepada para pekerjanya, bagi
para pekerja yang memiliki record yang baik selama periode berjalan akan diberikan pelatihan lebih
lanjut dan akan dipertimbangkan untuk dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi, sedangkan untuk
karyawan dengan record yang kurang baik tetap akan dilakukan pelatihan namun tujuan dari pelatihan
ini agar hasil kerja dari karyawan ini diharapakan membaik pada periode selanjutnya

Kesimpulannya adalah, Teori X maupun Teori Y keduanya bisa digunakan dalam sebuah sistem
manajemen, namun kita perlu memikirkan betul bagaimana proses/kombinasi akan kedua teori ini
pada saat akan diterapkan, Teori X tidak sepenuhnya keras dan kurang memuaskan, teori x ini tetap
berguna agar setiap karyawan sadar bahwa terdapat peraturan dan mereka wajib melaksanakan
peraturan tersebut, Teori Y juga tidak selalu benar, contohnya apabila UMKM kita banyak
memperkerjakan pekerja yang tingkat pendidikan hanya lulusan SD/SMP, mereka memang lebih
cocok apabila kita sudah menetapkan arahan-arahan dan instruksi-instruksi yang jelas dan ketat untuk
mereka bekerja atau dengan kata lain menggunakan pendekatan Teori X daripada Teori Y, sebaliknya
apabla kita memperkerjakan pekerja yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, sebut saja
Sarjana/Magister, pekerja-pekerja ini lebih bisa diajak berpikir kreatif dan terbuka, jadinya kita bisa
memberikan keleluasaan kepada mereka dalam melaksanakan tugas mereka sesuai dengan
kemampuan kreativitas mereka, atau dengan kata lain menerapkan pendekatan Teori Y daripada
Teori X.

Anda mungkin juga menyukai