Anda di halaman 1dari 131

MODUL

SOSIAL BUDAYA DASAR

DAN

ANTROPOLOGI KESEHATAN

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 1


MODUL

SOSIAL BUDAYA DASAR DAN ANTROPOLOGI KESEHATAN

TIM PENYUSUN

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

UNGARAN

2017

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 2


KESEHAT
KESEHAT

ANTROP

BUDAYA
ANTROP

BUDAYA
SOSIAL
DASAR
OLOGI

SOSIAL
DASAR
OLOGI

B
aann
K
Beellaajjaarr

Keeggiiaatt
DAN
DAN
AN
AN
PENDAHULUAN

A. Diskripsi

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang
merupakan integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan
sosiologi (sosio:sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu
cabang dari ilmu sosial. Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang
ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi
masalah - masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam
pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.

Akan tetapi manusia sebagai makhluk budaya, budaya bukan berarti bahwa
manusia dibebaskan untuk berkarya apapun itu tanpa menilainya dari segi norma
maupun hukum. Budaya yang seperti ini adalah kebudayaan yang bersifat merusak
dan sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa dan negara. Untuk itu diperlukan
kesadaran manusia sebagai makhluk budaya agar dalam berbudaya memang teguh
norma-norma yang berlaku agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Dewasa ini masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan
dengan nilai,moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat,
dan perbuatan negatif lainnya sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan
moral karena dengan adanya panutan, nilai, bimbingan, dan moral dalam diri
manusia akan sangat menentukankepribadian individu atau jati diri manusia,
lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Pendidikan nilai yang mengarah
kepada pembentukan moral yang sesuai dengan normakebenaran menjadi sesuatu
yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalamkonteks sosial.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 3


Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi
dapatdilakukan oleh siapa saja dan dimana saja.

Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan. Dewasa ini masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia
berkaitan dengan nilai,moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan,
menjilat, dan perbuatan negatif lainnya sehingga perlu dikedepankan pendidikan
agama dan moral karena dengan adanya panutan, nilai, bimbingan, dan moral
dalam diri manusia akan sangat menentukankepribadian individu atau jati diri
manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Pendidikan nilai yang
mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan normakebenaran menjadi
sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalamkonteks sosial.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi
dapatdilakukan oleh siapa saja dan dimana saja.

Manusia dan lingkungan sangat berhubungan erat, manusia tidak mampu


memenuhi kebutuhannya apabila tidak ada lingkungan.lingkungan sangat penting
bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan
oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena manusia memiliki
daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya.

Mata kuliah ini, membahas dan memberikan pengetahuan tentang Sosial


Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan. Diharapkan mahasiswa dapat
memahami tentang Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan yaitu meliputi
Konsep ilmu sosial budaya dan antropologi kesehatan, keragaman budaya
transkultural dan multicultural, perkembangan nilai budaya,manusia sebagai
makhluk budaya, manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial,
manusia,nilai, moral dan hukum, pengertian manusia, teknologi, sains dan seni,
manusia dan lingkunganya,keragaman manusia dan kesetaraan, konsep motivasi
perilaku sosial dan cultural awareness, sensitifitas social dan interaksi social,
konsep keluarga sebagai masyarakat, aspek sosial budaya yang mempengaruhi

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 4


perilaku sehat dalam kaitan status kesehatan ibu, bayi, balita, dan keluarga,
pendekatan sosial budaya dalam praktek kebidanan.

B. Prasyarat Kuliah Ini


Mata kuliah semester semester sebelumnya yang harus lulus sebelum mengikuti
mata kuliah ini.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
Mahasiwa dapat mempelajari bahan ajar (modul) ini dan membaca referensi
yang direkomendasikan sebagai buku acuan yang sudah ada. Setelah selesai
mempelajari modul ini, maka Anda diharapkan mampu:
1. Konsep Ilmu Sosial Budaya Dan Antropologi Kesehatan
2. Keragaman Budaya Transkultural Dan Multicultural
3. Perkembangan Nilai Budaya
4. Manusia Sebagai Makhluk Budaya
5. Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial
6. Manusia,Nilai, Moral Dan Hukum
7. Pengertian Manusia, Teknologi, Sains Dan Seni
8. Manusia Dan Lingkunganya
9. Keragaman Manusia Dan Kesetaraan
10. Konsep Motivasi Perilaku Sosial Dan Cultural Awareness
11. Sensitifitas Social Dan Interaksi Social
12. Konsep Keluarga Sebagai Masyarakat
13. Aspek Sosial Budaya Yang Mempengaruhi Perilaku Sehat Dalam Kaitan Status
Kesehatan Ibu, Bayi, Balita, Dan Keluarga
14. Pendekatan Sosial Budaya Dalam Praktek Kebidanan.
D. Indikator Hasil Belajar
Setelah perkuliahan selesai, mahasiswa mampu memahami dan menerapkan sosial
budaya dasar dan antropologi Kesehatan, meliputi:

1. Mahasiswa Mampu Memahami Konsep Ilmu Sosial Budaya Dan Antropologi


Kesehatan

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 5


2. Mahasiswa Mampu Memahami Keragaman Budaya Transkultural Dan
Multicultural
3. Mahasiswa Mampu Memahami Perkembangan Nilai Budaya
4. Mahasiswa Mampu Memahami Manusia Sebagai Makhluk Budaya
5. Mahasiswa Mampu Memahami Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan
Makhluk Sosial
6. Mahasiswa Mampu Memahami Manusia,Nilai, Moral Dan Hukum
7. Mahasiswa Mampu Memahami Pengertian Manusia, Teknologi, Sains Dan Seni
8. Mahasiswa Mampu Memahami Manusia Dan Lingkunganya
9. Mahasiswa Mampu Memahami Keragaman Manusia Dan Kesetaraan
10. Mahasiswa Mampu Memahami Konsep Motivasi Perilaku Sosial Dan Cultural
Awareness
11. Mahasiswa Mampu Memahami Sensitifitas Social Dan Interaksi Social
12. Mahasiswa Mampu Memahami Konsep Keluarga Sebagai Masyarakat
13. Mahasiswa Mampu Memahami Aspek Sosial Budaya Yang Mempengaruhi
Perilaku Sehat Dalam Kaitan Status Kesehatan Ibu, Bayi, Balita, Dan Keluarga
14. Mahasiswa Mampu Memahami Pendekatan Sosial Budaya Dalam Praktek
Kebidanan.
E. Kompetensi
Memahami dan menerapakan sosial budaya dasar dan antropologi Kesehatan dalam
kegiatan pendidikan.

F. Uji Kompetensi
a. Tugas dan Kuis : 30 %
b. UTS : 20 %
c. UAS : 30 %
d. Softskill : (penilaian performa didalam harian dan seminar)

KEGIATAN BELAJAR 1

KONSEP ILMU SOSIAL BUDAYA DAN ANTROPOLOGI KESEHATAN

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 6


A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami konsep ilmu sosial budaya dan antropologi
kesehatan.
B. URAIAN MATERI
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan latar belakang ilmu sosial dan budaya dasar dangan benar
2. Menjelaskan pengertian ilmu sosial dan budaya dasar dengan tepat
3. Menjelaskan pengertian antropologi kesehatan dengan benar
4. Menjelaskan lingkup ilmu sosial budaya dasar dan antropologi kesehatan
dengan tepat
5. Menjelaskan pokok bahasan ilmu sosial budaya dasar dan antropologi
kesehatan dengan benar
6. Menguraikan dan mengidentifikasi masalah – masalah budaya dalam ilmu
sosial budaya dasar dengan baik dan benar.
7. Menguraikan dan mengidentifikasi masalah – masalah budaya dalam ilmu
sosial antropologi kesehatan dengan baik dan benar.
8. Menguraikan dan mengidentifikasi komponen kerangka budaya dengan baik
dan benar.
C. RANGKUMAN
1. Latar Belakang Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar
2. Pengertian Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar
3. Pengertian Antropologi Kesehatan
4. Lingkup Ilmu Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan
5. Pokok Bahasan Ilmu Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan
6. Masalah – Masalah Budaya Dalam Ilmu Sosial Budaya Dasar
7. Masalah – Masalah Budaya Dalam Ilmu Sosial Antropologi Kesehatan
8. Kerangka Budaya

D. TUGAS

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 7


Mahasiswa mencari dan memahami kemudian meresum materi yang telah di
sampaikan tentang ilmu sosial budaya dan antropologi kesehatan.
E. TES FORMATIF
1. Ilmu budaya dasar dalam bahasa inggris disebut....
a. The Human
b. Human
c. The Humanities
d. Humanus
2. Tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap
yang mencerminkan kepribadian Indonesia, mengenal dan memahami nilai
agama, masyarakat, pancasila serta pandangan luas terhadap berbagai
masalah masyarakat Indonesia merupakan kemampuan....
a. Personal
b. Profesional
c. Akademik
d. Kritis
3. Cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk
menanggapi masalah-masalah sosial merupakan....
a. Ilmu sosial
b. Ilmu budaya
c. Ilmu sosial dan ilmu budaya
d. Ilmu
4. Tujuan umum ISBD mengandung tiga rumusan utama yaitu....
a. Mempertajam kepekaan terhadap sosial budaya dan lingkungan sosial
budaya terutama untuk kepentingan profesi.
b. Memperluas pandangan tentang masalah sosial budaya dan masalah
kemanusiaan serta mengembangkan kemapuan daya kritis
terhadapkedua masalah tersebut.
c. Menghasilkan calon pemimpin Bangsa dan Negara yang tidak bersifat
kedaerahan dan tidak terkotak-kotak oleh disiplin ilmu yang ketat dalam
menanggapi dan menangani masalah dan nilai-nilai dalam lingkungan
sosial budaya.
Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 8
d. Pengembangan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan
makhluk budaya
5. Kelompok ini bertujuan untuk memahami arti kenyataan-kenyataan yang
bersifat manusiawi merupakan pengertian....
a. Kelompok Ilmu Alamiah
b. Kelompok Ilmu Sosial
c. Kelompok Pengetahuan Budaya
d. Kelompol ilmu Budaya
F. KUNCI JAWABAN
1. C
2. A
3. A
4. D
5. C
G. LEMBAR KERJA
Tes Lisan Dan Rubrik Penilaian
H. MATERI MODUL
1. Latar Belakang Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar
Latar belakang diberikannya mata kuliah ISBD di perguruan tinggi, karena :
a. Banyaknya kritik yang ditunjukkan pada sistem pendidikan di perguruan tinggi
bahwa sistem pendidikan yang diberikan masih berbau kolonial dan warisan
sistem pendidikan pemerintah Belanda. Yang pendidikannya bertujuan untuk
menghasilkan tenaga terampil untuk menjadi tukang yang mengisi birokrasi
mereka.
b. Sistem pendidikannya masih tidak mengenali dimensi – dimensi lain di luar
disiplin keilmuannya. Perguruan tinggi dianggap seolah – olah tidak peka
terhadap lingkungan sekitarnya sertak perkembangan masyarakat.
Sedangkan tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan
mempunyai tiga kemampuan, yaitu personal, akademis dan profesional.
a. Kemampuan personal

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 9


Tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap
yang mencerminkan kepribadian Indonesia, mengenal dan memahami nilai
agama, masyarakat, pancasila serta pandangan luas terhadap berbagai
masalah masyarakat Indonesia.
b. Kemampuan akademik
Kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan
dan mampu berpikir logis, kritis, sistematis dan analitis. Memiliki
kemampuan untuk mengedintifikasi dan merumuskan masalah yang sedang
dihadapi.
c. Kemampuan profesional
Kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dan
mereka diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi dalam
profesinya.
2. Pengertian Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan
integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi
(sosio:sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari
ilmu sosial. Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu
pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-
masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam
pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.
Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial dan budaya dasar merupakan
pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-
masalah sosial manusia dan kebudayaan. Istilah ISBD dikembangkan pertama kali
di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah
bahasa Inggris “the Humanities”.
Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi
lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the
humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih
berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 10


berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia
berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu
the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai
manusia itu sendiri.
3. Tujuan Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar
a. Tujuan Umum
Tujuan umum ISBD mengandung tiga rumusan utama, diantaranya yaitu :
1) Pengembangan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan
makhluk budaya.
2) Kemampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas masalah
sosial budaya dan lingkungn sosial budaya.
3) Kemampuqn menyelesaikan secara halus, arif, dan manusiawi masalah-
masalah tersebut.
b. Tujuan khusus
Disamping tujuan umum, ISBD secara khusus bertujuan untuk :
1) Mempertajam kepekaan terhadap sosial budaya dan lingkungan sosial
budaya terutama untuk kepentingan profesi.
2) Memperluas pandangan tentang masalah sosial budaya dan masalah
kemanusiaan serta mengembangkan kemapuan daya kritis terhadapkedua
masalah tersebut.
3) Menghasilkan calon pemimpin Bangsa dan Negara yang tidak bersifat
kedaerahan dan tidak terkotak-kotak oleh disiplin ilmu yang ketat dalam
menanggapi dan menangani masalah dan nilai-nilai dalam lingkungan
sosial budaya.
4) Meningkatkan kesadaran terhadap nilai manusia dan kehidupan
manusiawi.
5) Membina kemampuan berfikir dan bertindak objektif untuk menangkal
pengaruh negatif yang dapat merusak lingkungan sosial budaya.
4. Lingkup Kajian Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar
a. Kelompok Ilmu Pengetahuan
Prof. Dr. Harsja Bachtiar (1981) mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu kelompok ilmu
alamiyah (natural sciences), kelompok ilmu sosial (social sciences), dan
kelompok pengetahuan budaya (the humanites).
1) Kelompok Ilmu Alamiah

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 11


Kelompok ini bertujusn untuk memahami keteraturan yang terdapat
dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini, maka digunakan metode
ilmiah. Caranya adalah menentukan hukum yang berlaku mengenai
keteratran itu, kemudian dibuat analisis guna menentukan suatu kualitas.
Yang termasuk dalam kelompok ilmu alamiah antara lain adalah
astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran dan mekanika.
2) Kelompok Ilmu Sosial
Kelompok ini bertujuan untuk memahami keteraturan yang dapat dalam
hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal itu, maka gunakan metode
ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu alamiah. Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi,
antropologi sosial dan sosiologi.
3) Kelompok Pengetahuan Budaya
Kelompok ini bertujuan untuk memahami arti kenyataan-kenyataan yang
bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode
pengungkapan peristiwa dan pernyataan yang bersifat unik, kemudian
diberi arti. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah fisafat,
sastra, sejarah, antropologi budaya, hukum, dan agama.
b. Dua Unsur Utama
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar merupakan salah satu mata kuiah yang
termasuk dalam mata kuliah umum yang diajarkan dilingkungan perguruan
tinggi. Mata kuliah ini terdiri dari dua unsur utama, yang pertama yaitu unsur
sosial budaya kedua yaitu unsur kemanusiaan.
Unsur sosial budaya meliputi :
1) Bentuk kelompok sosial dan budaya.
2) Kebudayaan dan peradaban.
3) Sistem nilai budaya dan pandangan hidup.
4) Perubahan sistem nilai budaya.
5) Akibat perubahan sistem nilai budaya.
Unsur kemanusiaan (humaniora) meliputi :
1) Hakikat manusia sama (universal).
2) Kebutuhan hidup manusia.
3) Sikap dan prilaku manusia.
4) Kehidupan manusiawi dan tidak manusiawi.
5) Upaya-upaya memanusiakan manusia.
5. Pokok Bahasan Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar
Pokok-pokok bahasa yang dikembangkan adalah :

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 12


a. Manusia Dan Harapan
1) Kepercayaan
2) Harapan
b. Manusia Dan Kegelisahan
1) Keterasingan
2) Kesepian
3) Ketidakpastian
c. Manusia Dan Tanggung Jawab Serta Pengabdian
1) Kesadaran
2) Pengorbanan
d. Manusia Dan Pandangan Hidup
1) Cita-Cita
2) Kebijakan
e. Manusia Dan Cinta Kasih
1) Kasih Sayang
2) Kemesraan
3) Pemujaan
f.Manusia Dan Keindahan
1) Renungan
2) Kehalusan
g. Manusia Dan Penderitaan
1) Rasa Sakit
2) Siksaan
3) Kesengsaraan
h. Manusia Dan Keadilan
1) Kejujuran
2) Pemulihan Nama Baik
3) Pembalasan
Dari Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dalam karya-karya yang tercangkup
dalam pengetahuan budaya, perwujudan mengenai cinta, misalnya, terdapat dalam
karya sastra, tarian, musik, filsafat dan lain-lainnya.
Masing-masing pokok bahasa dapat didekati dengan baik mengunakan cabang-
cabang pengetahuan budaya secara sendiri-sendiri maupun secara gabungan
cabang-cabang tersebut.
6. Masalah-Masalah Budaya Dalam Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar
Masalah yang dihadapi tidaklah sama, disebabkan karena perbedaan tingkat
perkembangan kebudayaan masyarakat dan keadaan lingkungan alam. Masalah
tersebut dapat berupa sosial, politik, moral dll. Yang membedakan masalah ini ada
hubungannya dengan nilai moral dan pranata sosial.
a. Menurut masyarakat, segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum
adalah masalah sosial.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 13


b. Menurut para ahli, suatu kondisi yang terwujud dalam masyarakat
berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang menimbulkan kekacauan.
Masalah sosial muncul sejak peradaban manusia karena dianggap mengganggu
kesejahteraan hidup. Dan membuat masyarakat untuk mengedintifikasi,
menganalisa cara untuk mengatasinya,ISBD menyajikan pemahaman mengenai
hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan masalahnya dengan menggunakan
kerangka pendekatan. Dengan menggunakan kacamata obyektif berarti, konsep dan
teori yang berhubungan dengan hakikat manusia dan masalahnya telah
dikembangkan dalam ilmu sosial dan digunakan. Sedangkan menurut kacamata
subyektif masalah yang dibahas akan dikaji menurut perspektif masyarakat yang
bersangkutan.
Masalah-masalah yang sering mucul terkait tentang ilmu budaya dasar adalah :
a. Masalah tanggung jawab : masalah ini sering terjadi karena manusia itu
sering menyepelekan suatu kewajibannya sebagai manusia.
b. Masalah kepedulian : dalam masalah ini manusia jaman sekarang tidak lagi
mempedulikan budayanya sendiri.
c. Masalah gaya hidup : maslah ini muncul karena tumbuhnya rasa malu atau
gengsi dalam hidup berbudaya.

KEGIATAN BELAJAR 2

KERAGAMAN BUDAYA TRANSKULTURAL DAN MULTICULTURAL

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 14
Mahasiswa mampu memahami Keragaman Budaya Transkultural Dan
Multicultural
B. URAIAN MATERI
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan pengertian kebudayaan dengan benar
2. Menjelaskan Tujuan ruang lingkup kebudayaan dengan tepat
3. Menjelaskan unsur – unsur kebudayaan dengan benar
4. Menjelaskan ciri – ciri khusus kebudayaan yang ada di indonesia dengan tepat
5. Menjelaskan sistem budaya dan sistem sosial dengan benar
6. Menguraikan dan mengidentifikasi jenis – jenis kebudayaan di Indonesia dengan
baik dan benar.
C. RANGKUMAN
1. Pengertian Kebudayaan
2. Tujuan Ruang Lingkup Kebudayaan
3. Unsur – Unsur Kebudayaan
4. Ciri – Ciri Khusus Kebudayaan Yang Ada Di Indonesia
5. Menjelaskan Sistem Budaya Dan Sistem Sosial
6. Jenis – Jenis Kebudayaan Di Indonesia
D. TUGAS
Mahasiswa mempelajari dan meresum bahan kajian tentang keragaman budaya
transkultural dan multicultural dan dikumpulkan sebelum minggu ke - 2
E. TES FORMATIF
1. Suatu ilmu yang mempelajari dasar dasar dan pengertian tentang konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah kebudayaan merupakan....
a. Kebudayan
b. Ilmu sosial
c. Ilmu budaya
d. Ilmu sosial budaya
2. Yang bukan jenis – jenis kebudayaan yaitu....
a. Kebudayaan berdasarkan sifatnya

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 15


b. Kebudayaan berdasarkan wujudnya

c. Kebudayaan berdasarkan lingkup persebarannya

d. Kebudayaan daerah
3. Faktor nilai, idealisme, dan perasaan yang bila disimpulakan dapat disebut
sebagai sebuah faktor batin dalam kebudayaan merupakan...

a. Kebudayaan Objektif

b. Kebudayaan Subjektif

c. Kebudayaan Material

d. Kebudayaan Daerah

4. Jenis tradisi yang turun temurun dilaksanakan secara teratur dan tertib menurut
ada kebiasaan masyarakat dalam bentuk suatu rangkaian aktivitas permohonan
sebagai sebagai ungkapan rasa terimakasih merupakan....
a. Rumah Adat
b. Musik
c. Upacara Adat
d. Lagu
5. Kebudayaan berdasarkan lingkup persebarannya yaitu....

a. Kebudayaan Subjektif dan Kebudayaan Objektif

b. Kebudayaan Material dan Kebudayaan Imaterial

c. Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Lokal

d. Kebudayaan Nasional dan Kebudayaan Daerah

F. KUNCI JAWABAN
1. A

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 16


2. D
3. B
4. C
5. C
G. LEMBAR KERJA
Tes Lisan Dan Rubrik Penilaian
H. MATERI MODUL
1. Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan adalah suatu ilmu yang mempelajari dasar dasar dan pengertian
tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah kebudayaan.
Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities
yang berasal dari istilah bahasa Inggris The Humanities. Adapun istilah Humanities
itu sendiri berasal dari bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi,
berbudaya dan halus (refined). Dengan mempelajari The Humanities diandaikan
seseorang akan bisa mcnjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Secara umum pengertian kebudayaan adalah merupakan jalan atau arah didalam
bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun
rohani.

Pokok-pokok yang terkandung dari beberapa devinisi kebudayaan:

a. Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam


b. Kebudayaan didapat dan diteruskan melalui pelajaran

c. Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi dan


sosiologi

d. Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat


istiadat, budayadaerah dan budaya nasional

2. Tujuan Ruang Lingkup Kebudayaan

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 17


Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik
ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan
budaya (the humanities) akan tetapi IBD sebagai salah satu usaha untuk
mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan
pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang
menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya
sendiri.

Berpijak dari hal diatas, tujuan utama mata kuliah ilmu budaya dasar adalah
untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan
dengan kebudayaan, agar daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai
lingkungan budaya mahasiswa dapat menjadi lebih halus. Untuk bisa menjangkau
tujuan tersebut IBD diharapkan dapat :

a. Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga


mereka lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru, terutama untuk
kepentingan profesi mereka.
b. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka
tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis
mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.

c. Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu


berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para
akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.
Dengan ringkas dapat disebutkan bahwa tujuan IBD secara umum adalah :

Pembentukan dan pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan perhatian,


pengetahuan dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang timbul dalam
lingkungan, khususnya gejala-gejala yang berkenaan dengan kebudayaan dan

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 18


kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan
lingkungan budaya dapat diperluas.

3. Jenis-Jenis Kebudayaan

a. Kebudayaan berdasarkan sifatnya

1) Kebudayaan Subjektif adalah faktor nilai, idealisme, dan perasaan yang


bila disimpulakan dapat disebut sebagai sebuah faktor batin dalam
kebudayaan.

2) Kebudayaan Objektif adalah faktor lahiriah dari sebuah kebudayaan,


yang berupa teknik pengajaran, lembaga sosial, seni rupa, seni suara, seni
sastra, upacara budi bahasa.

b. Kebudayaan berdasarkan wujudnya

1) Kebudayaan Material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang


nyata, konkret. Yang termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-
temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mankuk tanah liat,
perhiasan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencangkup
barang-barang seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian,
gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

2) Kebudayaan Imaterial adalah ciptaan-ciptaaan abstrak yang diwariskan


dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu-
lagu tarian tradisional.

c. Kebudayaan berdasarkan lingkup persebarannya

1) Kebudayaan Daerah bukan hanya terungkap dari bentuk dan pernyataan


rasa keindahan melalui kesenian belaka, tetapi termasuk segala bentuk, dan
cara-cara berperilaku, bertindak, serta pola pikiran yang berada jauh
dibelakang apa yang tampak tersebut. Wilayah administrasi tertentu , menurut

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 19


Judistira bisa merupakan wilayah budaya daerah itu meliputi beberapa
wilayah administratif, ataupun di suatu wilayah administratif akan terdiri dari
bagian-bagian suatu budaya daerah. Wilayah administratif atau demografi
pada dasarnya menjadi batas budaya lokal dalam definisinya, namun pada
perkembangan dewasa ini, dimana arus urbanisasi dan atau persebaran
penduduk yang cenderung tidak merata, menjadi sebuah persoalan yang
mengikis definisi tersebut.

2) Kebudayaan Lokal adalah tergantung pada aspek ruang, biasanya ini bisa
dianalisis pada ruang perkotaan dimana hadir berbagai budaya lokal atau
daerag yang dibawa setiap pendatang , namun ada budaya dominan yang
berkembang yaitu misalnya budaya lokal yang ada di kota atau tempat
tersebut. Definisi Jakobus itu seirama dengan pandangan Koentjaraningrat
(2000). Koentjaraningrat memandang budaya lokal terkai dengan istilah suku
bangsa, dimana menurutnya, suku bangsa sendiri adalah suatu golongan
manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan.
Dalam hal ini unsur bahasa adalah ciri khasnya.

d. Kebudayaan Nasional adalah akumulasi dari budaya daerah. Terdapat berbagai


budaya nasional dengan berbagai macam wujudnya. Wujud dari budaya nasional
bisa dilihat secara umum. Jika diperhatikan dengan jelas, maka terdapat
persebaran besar antara kebudayaan di suatu daerah dengan daerah yang lain.
Nmanum keragaman budaya inilah yang menjadi jati diri bangsa Indonesia.
Berikut persebaran budaya nasional dan bentuknya:

1) Rumah Adat
Rumah adat merupakan rumah khas yang terdapat di masing-masing daerah
(provinsi). Antara provinsi yang satu beda dengan provinsi yang lain.
Misalnya rumah Aceh bedadengan rumah balai batak toba di Sumatra Utara
dari segi bentuk dan arsitekturnya.
2) Upacara Adat
Upacara adat merupakan jenis trafisi yang turun temurun dilaksanakan secara
teratur dan tertib menurut ada kebiasaan masyarakat dalam bentuk suatu

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 20


rangkaian aktivitas permohonan sebagai sebagai ungkapan rasa terimakasih.
Selain iyu, adat upacara merupakan perwujudan dari sistem kepercayaan
masyarakat yang mempunyai nilai-nilai universal, bernilai sakral, suci,
relijius, dilakukan secara turun temurun, serta menjadi kekayaan kebudayaan
nasional. Bentuk pelaksanaan upacara adat di Indonesia berbeda antara satu
daerah dengan daerah lain. Contonya Aceh (peucicap, peutron aneuk),
Sumatra Barat (tabuik, bajamba), Jawa Barat (seren taun).
3) Tarian tarian
Di suatu daerah juga berbeda antara daerah lain di Indonesia. Indinesia sangat
kaya akan tari-tarian. Hal ini dipengaruhi fakta bahwa disuatu daerah tidak
hanya terdapat satu tarian. Contohnya: Aceh terdapat tarian ranup lampau,
seudati, saman, dan lain-lain. Tiap suku di Indonesia memeliki tarian
tersendiri.
4) Lagu
Terdapat banyak lagu daerah yang berbeda antara satu daerah dengan yang
lain dan terdapat juga lagu nasional kebangsaan serta lagu-lagu tentang
kenegaraan dan persatuan. Beberapa contoh lagu nasional, garuda pancasila,
padamu negeri, Indonesia raya, gugur bunga, himne guru dan lain-lain.
5) Musik
Identias musik indonesia mulai terbentuk ketika budaya zaman perunggu
bermigrasi kenusantara pada abad ketiga dan kedua sebelum masehi. Musik-
musik tradisinonal umumnya menggunakan instrumen perkusi , teutama
gedang dan gong. Bebrapa perkembangan menjadi musik yang rumit dan
betbeda-beda, seperti alat musik sasando dari pulau rote, angklung dari Jawa
Barat, dan musik orkesta gamelan yang kompleks dari Jawa dan Bali.
6) Pakaian Adat
Pakaian adat di Indonesia juga berbeda antar tiap daerah. Hal ini dipengaruhi
oleh faktor agama dan budaya terdapat di masing-masing daerah. Beberapa
contoh: Aceh (ulee baleng), Sumatra Utara (ulos), bangaka Belitung (kain
cual) dan lain-lain.

KEGIATAN BELAJAR 3

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 21


PERKEMBANGAN NILAI BUDAYA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami Perkembangan Nilai Budaya.

B. URAIAN MATERI
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan konsep nilai dengan benar
2. Menjelaskan sistem nilai dan orientasi nilai dengan tepat
3. Menjelaskan sistem nilai di masyarakat dengan benar
4. Menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai budaya
dengan tepat
5. Menguraikan dan mengidentifikasi perbedaan nilai dan moral dengan baik
dan benar.
C. RANGKUMAN
1. Konsep Nilai
2. Sistem Nilai Dan Orientasi Nilai
3. Sistem Nilai Di Masyarakat
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai Budaya
5. Perbedaan Nilai Dan Moral
D. TUGAS
Mahasiswa mencari dan memahami kemudian meresum materi yang telah
disampaikan tentang Perkembangan Nilai Budaya
E. TES FORMATIF
1. Seperangkat pengetahuan yang meliputi pandangan hidup, keyakinan, nilai,
norma, aturan, hukum yang menjadi milik suatu masyarakat melaui proses
belajar, yang kemudian diacu sebagai pedoman untuk menata, menilai,
menginterpretasi sejumlah benda dan peristiwa dalam beragam aspek
kehidupan lingkungan masyarakat yang bersangkutan yaitu....
a. Sistem Budaya
b. Sistem Sosial

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 22


c. Sistem Nilai
d. Sistem
2. Yang bukan fungsi dari sistem nilai budaya adalah....
a. Pedoman dan pendorong kelakuan manusia dalam hidup.
b. Mendorong timbulnya pola-pola cara berpikir.
c. Sebagai salah satu sistem tata kelakuan yang tertinggi diantara yang lain.
d. Pendekatan struktural-fungsional
3. Rangkaian konsep abstrak yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar
suatu warga masyarakat merupakan....
a. Sistem sosial
b. Konsep Nilai Budaya
c. Sistem Nilai Budaya
d. Orientasi Nilai Budaya
4. Fakta sosial yang memaksa orang untuk bertindak sesuai dengan apa yang
tercantyum dalam norma itu. Kalau terjadi pelanggaran pada norma, maka si
pelanggar itu dikenakan sangsi merupakan...
a. Nilai
b. Norma
c. Hukum
d. Moral
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai budaya yaitu....
a. Jarak komunikasi antara kelompok etnis
b. Keyakinan
c. Nilai
d. Pandangan hidup

F. KUNCI JAWABAN
1. A
2. D
3. C
4. B
5. A
G. LEMBAR KERJA
Tes Lisan Dan Rubrik Penilaian
H. MATERI MODUL
1. Sistem Budaya dan Sistem Sosial
a. Sistem Budaya
Sistem budaya adalah seperangkat pengetahuan yang meliputi pandangan
hidup, keyakinan, nilai, norma, aturan, hukum yang menjadi milik suatu

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 23


masyarakat melaui proses belajar, yang kemudian diacu sebagai pedoman untuk
menata, menilai, menginterpretasi sejumlah benda dan peristiwa dalam beragam
aspek kehidupan lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Keseluruhan unsur
tadi terkait dalam satu sIstem yang dapat di sebut “ROH” dari kehidupan satu
masyarakat. Yang terpenting di antaranya adalah nilai atau nilai budaya (cultural
value) yang merupakan satu konsepsi abstrak yang di anggap baik dan amat
bernilai tinggi dalam hidup, yang menjadi pedoman tertinggi kelakuan dalam
hidup satu masyarakat (Junus Melalatoa).
Fungsi dari sistem nilai budaya adalah:
1) Pedoman dan pendorong kelakuan manusia dalam hidup.
2) Mendorong timbulnya pola-pola cara berpikir.
3) Sebagai salah satu sistem tata kelakuan yang tertinggi diantara yang lain,
seperti hukum adat, aturan sopan santun, dsb.
b. Sistem Sosial
Sistem sosial adalah suatu sistem yang sudah distabilisasikan dan merupakan
hasil dari hubungan antara struktur sosial dan sistem kebudayaan. Terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia atau tindakan-tindakan dan tingkah laku berinteraksi
antar- individu dalam rangka kehidupan masyarakat. ( Lebih konkret dan nyata
dari sistem budaya).

c. Pendekatan struktural-fungsional memandang masyarakat sebagai suatu sistem


yang secara fungsional terintegrasi ke dalam suatu bentuk keseimbangan,
sehingga sering disebut pula pendekatan tertib sosial, pendekatan integrasi atau
pendekatan keseimbangan. Asumsi dasar dari pendekatan struktural fungsional
adalah:
1) Masyarakat harus dilihat sebagai suatu sistem dari suatu sistem daripada
bagian-bagian yang salaing berhubungan satu sama lain.
2) Hubungan antara setiap bagian adalah bersifat saling mempengaruhi dan
timbal balik.
3) Sistem sosial cenderung bergerak ke arah keseimbangan yang bersifat
dinamis, artinya menanggapi perubahan-perubahan yang datang dari luar
dengan memelihara perubahan yang terjadi agar perubahannya terjadi secara
minimal. Meskipun menyadari bahwa integrasi sosial tidak mungkin tercapai
secara sempurna.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 24


4) Sistem sosial selalu mengarah ke integrasi sosial, melalui penyesuian
ketegangan–ketegangan dan proses institusionalisasi.
2. Konsep Nilai, Sistem nilai dan Orientasi Nilai
a. Konsep Nilai Budaya
Nilai budaya adalah bagian dari budaya. Sedangkan, budaya merupakan sebuah,
konsep lebih luas dari pada sekedar nilai budaya. Untuk itu, sebelum membahas
tentang nilai budaya ada baiknya kita bahas terlebih dahulu konsep tentang
budaya.
Budaya (kebudayaan / kultur) sering kali di artikan oleh beranekaragam arti atau
makna. Antara satu makna dengan makna yang lain dapat berbeda. Antara orang
awam dan akademisi pun dapat berbeda pendapat tentang arti budaya ini, bahkan
di antara akademisi mempunyai pandangan yang tidak sama. Kenyataanya
budaya memang adalah sebuah konsep yang bermakna serta beraneka ragam.
Ada yang memaknainya secara luas dan ada pula yang memaknainya secara
sempit. Bagi mereka yang memaknai sempit/terbatas, budaya di artikan hanya
sekedar sebuah seni, candi, tari-tarian, kesusastraan, dan sebagainya. Padahal
bagian dari arti-arti seperti di sebutkan adalah bagian dari budaya.
b. Sistem Nilai Budaya
Sistem nilai budaya adalah rangkaian konsep abstrak yang hidup dalam alam
pikiran sebagian besar suatu warga masyarakat. Hal itu menyangkut apa
dianggapnya penting dan bernilai. Maka dari itu suatu sistem nilai budaya (atau
suatu sistem budaya) merupakan bagian dari kebudayaan yang memberikan arah
serta dorongan pada perilaku manusia. Sistem tersebut merupakan konsep
abstrak, tapi tidak dirumuskan dengan tegas. Karena itu konsep tersebut
biasanya hanya dirasakan saja, tidak dirumuskan dengan tegas oleh warga
masyarakat yang bersangkutan. Itu lah juga sebabnya mengapa konsep tersebut
sering sangat mendarah daging, sulit diubah apalagi diganti oleh konsep yang
baru.
Bila sistem nilai budaya tadi memberi arah pada perilaku dan tindakan manusia,
maka pedomannya tegas dan konkret. Hal itu nampak dalam norma-norma,
hukum serta aturan-aturan. Norma-norma dan sebagainya itu seharusnya
bersumber pada, dijiwai oleh serta merincikan sistem nilai budaya tersebut.
Konsep sikap bukanlah bagian dari kebudayaan. Sikap merupakan daya dorong
dalam diri seorang individu untuk bereaksi terhadap seluruh lingkungannya.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 25


Bagaimana pun juga harus dikatakan bahwa sikap seseorang itu dipengaruhi
oleh kebudayaannya. Artinya, yang dianut oleh individu yang bersangkutan.
Dengan kata lain, sikap individu yang tertentu biasanya ditentukan keadaan fisik
dan psikisnya serta norma-norma dan konsep-konsep nilai budaya yang
dianutnya. Namun demikian harus pula dikatakan bahwa dalam pengamatan
tentang sikap-sikap seseorang sulitlah menunjukkan ciri-cirinya dengan tepat
dan pasti. Itu lah juga sebabnya mengapa tidak dapat menggeneralisasi sikap
sekelompok warga masyarakat dengan bertolak (hanya) dari asumsi yang umum
saja.
c. Orientasi Nilai Budaya
Menurut C. Kluckhon dalam karyanya Variations in Value Orientation sistem
nilai budaya secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan
manusia, yaitu:
Masalah Hidup
Hidup itu buruk
Hidup itu
Hakikat & sifat hidup Hidup itu baik tetapi harus
buruk
diperbaiki
Karya itu untuk Karya itu untuk Karya itu untuk
Nilai orientasi budaya
hidup kedudukan menambah karya
Hakikat kedudukan
Masa Lalu Masa kini Masa depan
manusia dalam ruang
Hakikat hubungan Tunduk Mencari keselarasan
Menguasai alam
manusia dengan alam terhadap alam dengan alam
Hakikat hubungan Memandang
Berjiwa gotong- Berjiwa
manusia dengan tokoh-tokoh
royong individualis
manusia atas
Kerangka Kluckhon tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu:
a. Human nature orientation (orientasi hidup, baik atau buruk): artinya setiap
orang memiliki persepsi yang berbeda mengenai makna hidup, sakit atau
sehat. Ada orang yang mengartikan sakit sebagai sebuah kutukan (buruk) dan
ada yang memandang sebagai sebuah ujian hidup (baik).
b. Activity orientation: bahwa pekerjaan sebagai tenaga kesehatan ini diarahkan
untuk mencari nafkah, kewajiban profesi, mencari kebahagiaan, bagian dari
ibadah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
c. Time orientation (dulu, sekarang, akan datang): Seorang bidan jika hanya
mengagungkan pengalaman tanpa mau mengikuti perkembangan zaman atau

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 26


teknologi modern termasuk orang yang berorientasi pada masal lalu.
Sedangkan seorang bidan yang berorientasi masa depan senantiasa melihat
masa depan sebagai peluang dan tantangan serta senantiasa melakukan
inovasi pelayanan kesehatan. Sedangkanbidan yang hanya terpaku pada apa
yang dimiliki saat ini tanpa mau berkreasi termasuk orang yang berorientasi
pada masa kini semata, tanpa melihat masa lalu.
d. Man-nature orientation (dipengaruhi atau mempengaruhi): dalam hal ini
setiap orang memberikan persepsi mengenai hubungan dirinya dengan
lingkungannya. Muncul dan berkembangnya demam berdarah (DBD)
disebabkan karena lingkungan yang buruk sehingga mempengaruhi kualitas
kesehatan. Pada kelompok ini orang menganggap bahwa lingkunganlah yang
berpengaruh terhadap kualitas lingkungan hidupnya. Tetapi sudut pandang
lain dapat berkata bahwa karena perilaku manusia yang buruk terhadap
lingkungan, sehingga menyebabkan lingkungan kotor dan akhirnya menjadi
penyebab mewabahnya DBD.
e. Relational orientation: Dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang bidan
dapat melakukan kerja sama dengan tenaga medis lainnya. Namun pada
kenyataannya, pandangan seperti ini bergantung pada keyakinan yang
dimilikinya, ada yang memandang bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan
sebagai tugas pribadi, sehingga tidak menimbulkan partner yang lain. Seorang
dokter yang berorientasi kerja sendiri akan memandang bahwa bidan hanya
sebagai pembantu dirinya. Sedangkan bagi seorang dokter yang
menggunakan pola pikir kolaboratif memandang bahwa perawat merupakan
partner kerja yang sama pentingnya dengan posisi dirinya sendiri.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai budaya
Menurut Munandar Sulaiman (1992), faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
perkembangan nilai budaya adalah:
a. Jarak komunikasi antara kelompok etnis
Masih terdapat jarak komunikasi antara kelompok etnis, hal yang sering
menimbulkan konflik budaya seseorang yang bergerak dari satu kelompiok etnis
ke kelompok etnis yang lain. Contoh migdrasi ke kelompok etnis yang berbeda
mungkin menimbulkan pergeseran sistem nilai budaya yang sudah ada di daerah
kelompok etnis penduduk asli, misalnya menganggap rendah status etnis

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 27


pendatang (negatif), tetapi mungkin juga etnis pendatang menjadi penggerak
pembangunan di daerah kelompok etnis penduduk asli (positif).
b. Pelaksanaan pembangunan
Pelaksanaan pembangunan yang terus menerus akan dapat merubah sistem nilai
ke arah yang positif dan negatif. Pergeseran sistem nilai yang mengarah ke
perbaikan antara lain:
1) Pola hidup tradisional, dan bertaraf lokal yang berbau mistis, berubah
menjadi pola hidup modern bertaraf nasional-internasional yang berbasis
ilmu pengetahuan dan teknologi.
2) Pola hidup sederhana yang hanya bergantung pada alam lingkungan,
meningkat menjadi pola hidup modern yang mampu menguasai alam
lingkungan dengan dukungan prasarana dan sarana serta teknologi.
3) Pola hidup makmur yang hanya kecukupan sandang, pangan, dan
perumahan meningkat menjadi pola hidup makmur dan juga sehat, teratur,
bersih dan senang serta aman sesuai dengan standar menurut ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4) Kemampuan kerja yang hanya berbasis kekuatan fisik dan pengalaman,
meningkat menjadi kemampuan kerja berbasis keahlian, dan keterampilan
yang didukung teknologi.
4. Perbedaan Nilai, Norma dan Moral :
Terdapat banyak pengertian mengenai nilai, seperti salah satunya dikemukaan oleh
Rokeach yang membedakan nilai sebagai :

a. Sesuatu yang dimiliki oleh seseorang ( a person has a value)


b. Sebagai sesuatu yang berkaitan dengan dengan obyek ( an object has a value)
Nilai menjadi ukuran (standar) bagi manusia dalam menentukan pilihan aktivitas
yang baik dan akan dilakukan sehari-hari di dalam masyarakat. Seorang pasien
akan menilai cara bidan bertanya, memberikan obat atau cara mengajak dirinya
untuk membicarakan perkembangan kandungannya. Ketika bidan menunjukkan
bahasa yang kasar atau kurang sopan, maka pasien akan secara refleks memberikan
penilaian yang buruk terhadapnya.
Nilai atau value adalah keinginan yang relatif permanen yang tampaknya
mempunyai sifat baik seperti damai atau kehendak baik, bersusila. Dalam

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 28


kebudayaan nilai adalah wujud idiil ( nilai, norma, hukum dan peraturan).
(Supriyanto, 2002).
Moral/ Peraturan Moral (moral rules) adalah peraturan menyangkut tingkah laku
yang seringkali menjadi kebiasaan sebagai nilai moral. Peraturan moral
membimbing kita melewati situasi dimana terjadinya benturan kepentingan.
Plato (428-354 SM)....tentang moralitas negara. Moralitas hanyalah himpunan
peraturan yang dibuat mereka yang berkuasa demi menaklukan yang lemah.
Moralitas hanyalah kontrak sosial.
Moralitas dapat dibedakan menjadi :
a. Moralitas umum yaitu peraturan moral yang mengatur masalah etika sehari-
hari : Menepati janji, tidak suka dengki, saling membantu, menghargai orang
lain, menghargai milik.
b. Moralitas kepedulian : menyangkut persepektif keadilan dan kepedulian.
Sedangkan norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu.
Norma memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana
tindakannya itu akan dinilai oleh rang lain, dan norma ini merupakan kriteria bagi
orang lain untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang.
Norma adalah fakta sosial yang memaksa orang untuk bertindak sesuai dengan
apa yang tercantyum dalam norma itu. Kalau terjadi pelanggaran pada norma, maka
si pelanggar itu dikenakan sangsi. (Emile Durkheim

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 29


KEGIATAN BELAJAR 4

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami Manusia Sebagai Makhluk Budaya.

B. URAIAN MATERI
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan hakikat manusia sebagai makhluk budaya dengan benar
2. Menjelaskan kepribadian manusia dengan tepat
3. Menjelaskan etika dan estetika berbudaya dengan benar
C. RANGKUMAN
1. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Budaya
2. Kepribadian Manusia
3. Etika Dan Estetika Berbudaya
D. TUGAS
Mahasiswa mempelajari dan meresum bahan kajian tentang Manusia sebagai
Makhluk Budaya dan dikumpulkan sebelum minggu ke - 4
E. TES FORMATIF
1. Jelaskan pengertian dari manusia yaitu....
2. Sebutkan sifat–sifat yang dimiliki keempat makhluk Tuhan yaitu....
3. Kebutuhan manusia dalam hidup dibagi menjadi lima tingkatan. Sebutkan
Kelima tingkatan tersebut adalah.....
4. Sebut dan jelaskan hakikat manusia Indonesia berdasarkan Pancasila sering
dikenal sebagai sebutan hakikat kodrat monopluralis. Hakikat manusia
tersebut adalah....
5. Sebutkan wujud kebudayaan yaitu.....
F. KUNCI JAWABAN
1. Manusia adalah salah satu makhluk Tuhan di dunia
2. Sifat–sifat yang dimiliki keempat makhluk Tuhan yaitu sbg berikut :
a. Alam memiliki sifat wujud

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 30


b. Tumbuhan memiliki sifat hidup dan wujud
c. Binatang memiliki sifat wujud, hidup dan dibekali nafsu
d. Manusia memiliki sifat wujud, hidup dibekali nafsu serta akal budi
3. Kelima tingkatan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan psikologis (physiological needs).
b. Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan (safety and security needs)
c. Kebutuhan sosial (sosial needs).
d. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs).
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri
4. Hakikat manusia tersebut yaitu :
a. Monodualis susunan kodrat manusia yang terdiri dari aspek keragaan,
meliputi wujud materi argonasis benda mati, vegetatif, dan animalis,
serta aspek kejiwaan meliputi cipta, rasa dan karsa.
b. Monodualis sifat kodrat manusa terdiri atas segi individu dan segi sosial.
c. Monodualis kedudukan kodrat meliputi segi keberadaan manusia sebagai
makhluk yang berkepribadian merdeka (berdiri sendiri) sekaligus juga
menunjukkan keterbatasannya sebagai makhluk Tuhan.
5. Wujud kebudayaan menjadi tiga, yaitu gagasan, aktivitas, dan artefak
G. LEMBAR KERJA
Tes Lisan Dan Rubrik Penilaian
H. MATERI MODUL
1. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia adalah salah satu makhluk Tuhan di dunia. Makhluk Tuhan dialam fana
ini ada empat macam, yaitu alam, tumbuhan, binatang, dan manusia. Sifat–sifat
yang dimiliki keempat makhluk Tuhan tersebut sebagai berikut.
a. Alam memiliki sifat wujud
b. Tumbuhan memiliki sifat hidup dan wujud
c. Binatang memiliki sifat wujud, hidup dan dibekali nafsu
d. Manusia memiliki sifat wujud, hidup dibekali nafsu serta akal budi
Akal budi merupakan pemberian sekaligus potensi dalam diri manusia yang
tidak dimiliki makhluk lain. Kelebihan manusia dibandingkan makhluk lain
terletak pada akal budi. Anugerah Tuhan akan akal budilah yang membedakan
manusia dari makhluk lain. Akal adalah kemampuan berpikir manusia sebagai
kodrat alami yang dimiliki. Berpikir merupakan perbuatan operasional dari akal
Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 31
yang mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup
manusia. Jadi, fungsi dari akal adalah berpikir. Karena manusia yang dianugerahi
akal maka manusia dapat berpikir. kemampuan berpikir manusia juga digunakan
untuk memecahkan maslaah–masalah hidup yang dihadapi.
Dengan akal budinya, manusia mampu menciptakan, mengkreasi,
memperlakukan, memperbarui, memperbaiki, mengembangkan dan meningkatkan
sesuatu yang ada untuk kepentingan hidup manusia. Contohnya manusia bisa
membangun rumah, membuat aneka masakan, menciptakan beragam jenis
pakaian, membuat alat transportasi, sarana komunikasi dan lain–lain. Binatang
pun bisa membuat rumah dan mencari makan. Akan tetapi, rumah dan makanan
suatu jenis makanan tidak pernah berubah dan berkembang. Rumah burung
(sarang) dari dulu sampai sekarang tetap saja wujudnya, tidak ada pembaharuan
dan peningkatan. Manusia dengan kemampuan akal budinya bisa memperbaharui
dan mengembangkan sesuatu untuk kepentingan hidup.
Kebutuhan manusia dalam hidup dibagi menjadi lima tingkatan. Kelima
tingkatan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan psikologis (physiological needs). Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan dasar, primer dan vita. Kebutuhan ini menyangkut fungsi–fungsi
biologis dasar dari organisme manusia, seperti kebutuhan akan makanan,
pakaian tempat tinggal, sembuh dari sakit, kebutuhan seks dan sebagainya.
b. Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan (safety and security needs).
Kebutuhan ini menyangkut perasaan, seperti bebas dari rasa takut, terlindung
dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan
tidak adil dan sebagaimya.
c. Kebutuhan sosial (sosial needs). Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan
dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok,
rasa setia kawan, kerja sama, persahabatan, interaki, dan seterusnya.
d. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs). Kebutuhan ini meliputi
kebutuhan dihargainya kemampuan, kedudukan jabatan, status, pangkat, dan
sebagainya.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 32


e. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization). Kebutuhan ini meliputi
kebutuhan untuk memaksimalkan penggunaan potensi–potensi, kemampuan,
bakat, kreativitas, ekspresi diri, prestasi dan sebagainya.
Kebutuhan manusia pertama–tama diawali dari kebutuhan psiklogis atau paling
mendesak kemudian secara bertahap beralih ke kebutuhan tingkat di atasnya
sampai tingkatan tertinggi, yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Beliau menjelaskan
bahwa kita tidak dapat memenuhi kebutuhan kita yang lebih tinggi kalau
kebutuhan yang lebih rendah belum terpenuhi. Itu berarti kebuthan nomor lima
akan diupayakan pemenuhannya kalau kita sudah memenuhi kebutuhan–
kebutuhan sebelumnya. Jadi, kebutuhan manusia bertingkat dan membentuk
hirarki.
Dengan akal budi manusia mampu menciptakan kebudayaan. Kebudayaan
pada dasarnya adalah hasil akal budi manusia dalam interaksinya, baik dengan
alam maupun manusia lainnya. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya.
Manusia adalah pencipta kebudayaan.
2. Kepribadian Manusia
a. Manusia dan Kemanusiaan
Istilah kemanusiaan berasal dari kata manusia mendapat tambahan
awalan ke–dan akhiran–an sehingga menjadikan kata benda abstrak. Manusia
menunjuk pada benda konkret, sedangkan kemanusiaan merupakan kata beda
abstrak. Dengan demikian kemanusiaan disebut dengan human.
Kemanusiaan berarti hakikat dan sifat–sifat khas manusia sebagai
makhluk yang tinggi harkat matabatnya. Kemanusiaan menggambarkan
ungkapan akan hakikat dan sifat yang seharusya dimiliki oleh makhluk yang
bernama manusia. Kemanusiaan merupakan prinsip atau nilai yang berisi
keharusan/tutunan untuk berkesuaian dengan hakikat dari manusia.
Hakikat manusia Indonesia berdasarkan Pancasila sering dikenal sebagai
sebutan hakikat kodrat monopluralis.
Hakikat manusia terdiri atas :

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 33


1) Monodualis susunan kodrat manusia yang terdiri dari aspek keragaan,
meliputi wujud materi argonasis benda mati, vegetatif, dan animalis,
serta aspek kejiwaan meliputi cipta, rasa dan karsa.
2) Monodualis sifat kodrat manusa terdiri atas segi individu dan segi
sosial.
3) Monodualis kedudukan kodrat meliputi segi keberadaan manusia
sebagai makhluk yang berkepribadian merdeka (berdiri sendiri)
sekaligus juga menunjukkan keterbatasannya sebagai makhluk Tuhan.
Karena manusia memiliki harkat dan derajat yang tinggi maka manusia
hendaknya mempertahankan hal tersebut. Dalam upaya mempertahankan dan
meningkatkan harkat dan martabatnya tersebut, maka prinsip kemanusiaan
berbicara. Prinsip kemanusiaan mengandung arti adanya penghargaan dan
penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia yang luhur itu. Semua
manusia adalah luhur, karena itu manusia tidak harus dibedakan perlakuannya
karena perbedaan suku, ras, keyakinan status sosial ekonomi, asal–usul dan
sebagainya.
Ada ungkapan bahwa the mankind is one ( Kemanusiaan adalah satu ).
Dengan demikian, sudah sewajarnya antar sesama manusia tidak saling
menindas, tetapi saling menghargai dan saling menghormati dengan pijakan
prinsip kemanusiaan. Prinsip kemanusiaan yang ada dalam diri manusia
menjadi penggerak manusia untuk berperilaku yang seharusnya sebagai
manusia.
Dalam pancasila sila kedua terdapat konsep kemanusiaan yang adil dan
beradab. Kemanusiaan yang adil dan beradab berarti sikap dan perbuatan
manusia yang sesuai dengan kodrat hakikat manusia yang sopan dan susila
yang berdasarkan atas nilai dan norma moral. Kemanusiaan yang adil dan
beradab adalah kesadaran akan sikap dan perbuatan yang didasarkan pada
budi nurani manusia yang dihubungkan dengan norma–norma baik terhadap
diri-sendiri, sesama manusia, maupun terhadap lingkungannya.
b. Manusia dan Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal–

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 34


hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Ada pendapat lain mengatakan
budaya berasal dari kata budi dan daya. Budi merupakan unsur rohani,
sedangkan daya adalah unsur jasmani manusia. Dengan demikian, budaya
merupakan hasil budi dan daya dari manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata
latin colere, yaitu mengolah dan mengerjakan. Dalam Bahsa Belanda, cultuur
berarti sama dengan culture. Culture atau cultuur bisa diartikan juga sebagi
mengolah tanah dan bertani. Dengan demikian, kata budaya ada hubungannya
dengan kemampuan manusia dalam mengelola sumber–sumber kehidupan,
dalam hal ini pertanian. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai kultur
dalam bahasa Indonesia.
wujud kebudayaan menjadi tiga, yaitu gagasan, aktivitas, dan artefak.
1) Gagasan (wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan
ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya
abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini
terletak dalam kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika
masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk
tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan
dan buku–buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2) Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari
manusia dalam bermasyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan
sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas–aktivitas manusia
yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan
manusia lainnya menurut pola–pola tertentu yang berdasarkan adat tata
kelakuan. sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari–hari, dan
dapat diamati dan didokumentasikan.
3) Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda
benda atau hal–hal yang dapat diraba, dilihat dan didokumentasikan.
Sifatnya paling kongkret diantara ketiga wujud kebudayaan,

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 35


Manusia merupakan pencipta kebudayaan karena manusia dianugerahi
akal dan budi daya. Dengan akal dan budi daya itulah manusia menciptakan
dan mengembangkan kebudayaan. Terciptanya kebudayaan adalah hasil
interaksi manusia dengan segala isi alam raya ini. Hasil interaksi binatang
dengan alam sekitar tidak membentuk kebudayaan, tetapi hanya
menghasilkan pembiasaan saja. Hal ini karena binatang tidak dibekali akal
budi, tetapi hanya nafsu dan naluri tingkat rendah.
Karena manusia adalah pencipta kebudayaan maka manusia adalah
makhluk berbudaya. Kebudayaan adalah ekspresi eksistesi manusia di dunia.
Dengan kebudayaannya manusia mampu menampakkan jejak–jejaknya dalam
panggung sejarah dunia.
3. Etika dan Estetika Kebudayaan
a. Etika Manusia dalam Berbudaya
Kata etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos. Secara etimologis,
etika adalah ajaran tentang baik–buruk, yang diterima umum atau tentang
sikap, perbuatan, kewajiban, dan sebagainya. Etika bisa disamakan artinya
dengan moral (mores dalam bahasa latin), akhlak, atau kesusilaan. Etika
berkaitan dengan masalah nilai, karena etika pada pokoknya membicarakan
masalah–masaah yang berkaitan dengan predikat nilai susila, atau tidak
susila, baik dan buruk. Dalam hal ini, etika termasuk dalam kawasan nilai,
sedangkan nilai etika itu sendiri berkaitan dengan baik–buruk perbuatan
manusia.
Namun, etika memiliki makna yang bervariasi. Bertens menyebutkan ada
tiga jenis makna etika sebagai berikut :
1) Etika dalam arti nilai–nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.
2) Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral (yang dimaksud disini
adalah kode etik)
3) Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang yang baik dan yang buruk
Disini etika sama artinya dengan filsafat moral.
Etika sebagai nilai dan norma etik atau moral berhubungan dengan
makna etika yang pertama. Nilai–nilai etik adalah nilai tentang baik buruk

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 36


kelakuan manusia. Nilai etik diwujudkan kedalam norma etik, norma moral,
norma kesusilaan.
Daerah berlakunya norma etik relatif universal, meskipun tetap
dipengaruhi oleh ideologi masyarakat pendukungya. Perilaku membunuh
adalah perilaku yang amoral, asusila atau tidak etis. Pandangan itu bisa
diterima oleh orang dimana saja atau universal. Namun, dalam hal tertentu,
perilaku seks bebas bagi masyarakat penganut kebebasan kemungkinan bukan
perilaku yang amoral. Etika masyarakat Timur mungkin berbeda dengan etika
masyarakat barat.
Contohnya, budaya perilaku berduaan dijalan antara sepasang muda
mudi, bahkan bermesraan di hadapan umum. Masyarakat individual
menyatakan hal demikian bukanlah perilaku yang etis, tetapi akan ada
sebagian orang atau masyarakat yang berpandangan hal tersebut
merupakan suatu penyimpangan etik.
b. Estetika Manusia dalam Berbudaya
Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni.
Estetika berkaitan dengan nilai indah–jelek (tidak indah). Nilai estetika berari
nilai tentang keindahan. Keindahan dapat diberi makna secara luas, secara
sempit, dan estetik murni.
1) Secara luas keindahan mengandung ide kebaikan, bahwa segala
sesuatunya yang baik termasuk yang abstrak maupun nyata yang
mengandung ide kebaikan adalah indah. Keindahan dalam arti luas
meliputi banyak hal, seperti watak yang indah, hukum yang indah, ilmu
yang indah, dan kebajikan yang indah. Indah dalam arti luas mencakup
hampir seluruh yang ada apakah merupakan hasil seni, alam, moral,
dan intelektual.
2) Secara sempit, yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi
penglihatan (bentuk dan warna).
3) Secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui
penglihatan, pendengaran perabaan dan perasaan, yang semuanya dapat
menimbulkan persepsi (anggapan) indah.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 37


4) Estetika berifat subyektif,sehingga tidak bisa dipaksakan. Tetapi yang
penting adalah menghargai keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang
lain.

KEGIATAN BELAJAR 5

HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan
Sosial .
B. URAIAN MATERI
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Sosial dengan
benar
2. Menjelaskan peran manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
dengan tepat
3. Menjelaskan dinamika interaksi sosial dengan benar
4. Menjelaskan dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat
dengan benar
C. RANGKUMAN
Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 38
1. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Sosial
2. Peran Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial
3. Dinamika Interaksi Sosial
4. Dilema Antara Kepentingan Individu Dan Kepentingan Masyarakat
D. TUGAS
Mahasiswa mempelajari dan meresum bahan kajian tentang Manusia sebagai
Makhluk individu dan Makhluk Sosial dan dikumpulkan sebelum minggu ke - 5
E. TES FORMATIF
1. Jelaskan Manusia sebagai makhluk sosial adalah....
2. Jelaskan pengertian interaksi sosial adalah....
3. Sebutkan prinsip yang dikembangkan idiologi liberalisme adalah....
4. Jelaskan pengertian Sosialisme adalah.....
5. Jelaskan pengertian Liberalisme adalah.....

F. KUNCI JAWABAN
1. Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain
dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi
2. Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang
dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara
individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu
dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu.
3. Beberapa prinsip yang dikembangkan idiologi liberalisme adalah sebagai
berikut :
a. Penjaminan hak milik perorangan.
b. Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan.
c. Pemberian kebebasan penuh pada individu..
d. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.
4. Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang
adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak
milik.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 39


5. Liberalisme adalah suatu paham yang ditegakkannya kebebasan setiap
individu serta memandang setiap individu berada pada posisi yang sederajat
dalam kemerdekaan dan hak-hak miliknya
G. LEMBAR KERJA
Tes Lisan Dan Rubrik Penilaia
H. MATERI MODUL
1. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial

Manusia sebagai makhluk individu artinya tiap manusia berhak atas milik
pribadinya sendiri dan bisa disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Manusia
individu adalah subyek yang mengalami kondisi manusia. Ini di ikatkan dengan
lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui
kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama
kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan
dan usia lanjut. Deklarasi universal untuk hak asasi diadakan untuk melindungi
hak masing-masing individu. Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki
pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan
tindakan-tindakan yang akan diambil.
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain
dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Bersosialisasi
disini berarti membutuhkan lingkungan sosial sebagai salah satu habitatnya
maksudnya tiap manusia saling membutuhkan satu sama lainnya untuk
bersosialisasi dan berinteraksi. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial
yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat
tinggalnya. Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan
lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya
demi kelangsungan hidup sejenisnya.
2. Peranan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial
Individu dalam hal ini adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peranan-peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik tentang dirinya. Akan

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 40


tetapi dalam banyak hal banyak pula persamaan disamping hal-hal yang spesifik
tentang dirinya dengan orang lain. Disini jelas bahwa individu adalah seorang
manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas didalam lingkungan
sosaialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian, serta pola tingkah laku
spesifik dirinya. Persepsi terhadap individu atau hasil pengamatan manusia
dengan segala maknanya merupakan suatu keutuhan ciptaan Tuhan yang
mempunyai tiga aspek yang melekat pada dirinya, yaitu aspek organik
jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Apabila terjadi kegoncangan
pada salah satu aspek, maka akan membawa akibat pada aspek yang lainnya.
Manusia mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem
serta habitat manusia itu sendiri, tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-
kebijakan tentang hubungan dengan lingkungan akan berpengaruh bagi
lingkungan dan manusia itu sendiri. Kemampuan kita untuk menyadari hal
tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita sebagai manusia dan
lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat kita
menyadari hubungan manusia dengan lingkungan. Manusia memiliki tugas
untuk menjaga lingkungan demi menjaga kelansungan hidup manusia itu sendiri
di masa akan datang.
3. Dinamika Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang
dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara
individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan
kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi
juga terdapat simbol, di mana symbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau
maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok
terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama
dari terjadinya hubungan sosial. Komunikasi merupakan penyampaian suatu
informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang
disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi
sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 41


Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik,
adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi
jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik,
bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.
Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui
dimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari
W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan
jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan
mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi
waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi
bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan
oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum
memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.
4. Dilema Kepentingan Individu dan Masyarakat
Individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan
dan kepentingan masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat. Dalam diri
manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila
salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan terdapat satu
manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika kepentingan
individu yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan
masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah
kemasyarakatan contohnya korupsi. Inilah yang menyebabkan kebingungan atau
dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan
kepentingan masyarakat. Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan
masyarakat adalah pada pertanyaan mana yang harus diutamakan. Persoalan
pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua
pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang
dipegang oleh suatu kelompok masyarakat.
Kita semua berharap pada setiap perubahan jaman yang akan mewujudkan
harapan dan cita-cita setiap individu sebagai personalitas dan masyarakat
sebagai komplementer. Karena terwujudnya suatu tatanan kehidupan yang

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 42


harmonis dalam suatu lingkungan yang damai adalah harapan setiap insan di
dunia dan meskipun dengan meniadakan sama sekali terjadinya konflik adalah
suatu hal yang tidak mungkin disebabkan banyaknya kepentingan individu
(egoistis, atomistis) dalam mencapai tujuannya dan individu didalam suatu
masyarakat (kolektivistis) terkadang memungkin terjadinya konflik dan
penyerapan konflik diupayakan melalui hasrat yang bersifat mengatur atau
menjaga keseimbangan karena apabila tidak suatu fungsi yang mengatur atau
menjaga keseimbangan maka kedua kepentingan tersebut akan tidak dapat
dikendalikan.
a. Paham Individualisme
Individualisme berpangkal dari konsep dasar ontologis bahwa
manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas. Paham ini
memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap
terlepas dari manusia yang lain. Manusia sebagai individu adalah bebas,
karena itu ia memiliki hak-hak yang tidak boleh dihalangi oleh siapapun.
Apabila hak-hak itu terpenuhi maka kehidupan manusia akan terjamin dan
bahagia. Masyarakat hanyalah kumpulan dari individu-individu. Jika
individu-individu itu hidupnya bahagia dan sejahtera maka masyarakat
pun akan sejahtera. Pandangan individualisme berpendapat bahwa
kepentingan individual yang harus diutmakan. Kesejahteraan individu
merupakan nilai kebaikan yang tinggi yang harus diperjuangkan melalui
persamaan dan kebebasan. Individualisme adalah sentral kebebasan
seorang individu untuk merealisasikan dirinya.
Paham individualisme menghasilkan idiologi liberlisme. Paham ini
bisa disebut juga idiologi individualisme liberal. Liberalisme berasal dari
kata liber artinya bebas atau merdeka. Liberalisme adalah suatu paham
yang ditegakkannya kebebasan setiap individu serta memandang setiap
individu berada pada posisi yang sederajat dalam kemerdekaan dan hak-
hak miliknya. Liberalisme menolak segala pengekangan terhadap individu.
Liberalisme memberi kebebasan manusia untuk beraktivitas dalam rangka
pemenuhan kebutuhan hidup, baik dalam bidang politik, ekonomi, dan

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 43


sosial budaya. Beberapa prinsip yang dikembangkan idiologi liberalisme
adalah sebagai berikut :
1) Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini, pemilihan
sepenuhnya berada pada pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi
sosial.
2) Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang
bersangkutan. Prinsip ini juga mengandung pengertian membiarkan
setiap orang untuk melakukan setiap aktivitas untuk kepentingan
sendiri. Pemenuhan akan kepentingan sendiri-sendiri diyakini akan
membawa kemakmuran bersama.
3) Pemberian kebebasan penuh pada individu. Individu adalah primer,
sedangkan masyarakat adalah sekunder. Bila individu mendapat
kebebasan dan kepuasan maka masyarakat akan mendapat
kemakmuran.
4) Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.
5) Liberalisme dalam bidang politik menghasilkan demokrasi politik,
kebebasan berbicara, berpendapat, berserikat, dan perlunya jaminan
hak asasi manusia. Liberalisme dalam bidang ekonomi menghasilkan
kapitalisme dan pasar bebas. Sedangkan liberalisme dalam bidang
sosial budaya adalah kebebasan individu untuk mengekspresikan
sikap, perilaku, seni, dan budayanya, melahirkan manusia yang
berbudaya. Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa
menimbulkan persaingan dan dinamika kebebasan antar individu,
menurut paham liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa
diatur melalui penerapan hukum jadi, negara yang menjamin keadilan
dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka mengelola
kebebasan agar tetap menciptakan tertibnya penyelenggaraan hidup
bersama.
b. Pandangan sosialisme
Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang
diutamakan. Masyarakat tidak sekedar kumpulan individu. Masyarakat
merupakan entitas yang besar dan berdiri sendiri dimana individu-individu

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 44


berada. Individu dan dianggap dari sebagai alat dari mesin raksasa
masyarakat. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat.
Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar
hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu
komunitas atau kelompok. Individu terikat pada komitmen suatu
kelompok. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pandangan
sosialisme bertolak belakang dengan pandangan individualisme.
Sosialisme mementingkan masyarakat secara keseluruhan. Bahwa
kepentingangan masyarakatlah yang utama, bukan individu.
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya
masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan
individu atas hak milik. Dalam sejarahnya, sosialisme muncul sebagai
reaksi atas faham individualisme liberalisme. Kebebasan individu yang
diyakini dapat memaksimalkan pemenuhan kesejahteraan ternyata banyak
menimbulkan ketidak adilan antar individu itu sendiri. Individu yang
memiliki kemampuan bisa sejahtera, tetapi individu yang tidak mampu
akan tetap miskin dan semakin tersisih, dengan demikian, dalam
masyarakat timbul ketidak adilan dan kesenjangan. Kelompok masyarakat
seperti anak-anak, wanita, buruh, para pekerja hanya dieksploitasi olah
orang-orang yang mampu, terutama yang menguasai hak milik dan alat
produksi dalam suatu masyarakat.
Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara
keseluruhan terutama yang tersisih oleh sistem liberalisme, mendapat
keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut,
sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam
kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Masyarakat yang lebih
penting dari individu.
Dalam sosialisme yang radikal/ekstrim cara untuk meraih hal itu
adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat
produksi perorangan. Paham individualisme liberal dan sosialisme sama-
sama tumbuh di Eropa Barat pada abad ke18-19. Individualisme di
pelopori oleh para tokoh, antara lain Jeremy Betham, John Stuart Mill,

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 45


Thomah Hobbes, John Locke, Rosseau, dan Montesqueu, sedangkan
pemikiran sosialis ditokohi oleh Robert Owen dari inggris (1771-1858),
Lousi Blance, dan Proudhon, idiologi marxisme termasuk dalam varian
sosialisme.
Ajaran marxisme dipelopori oleh Karlmax (1818-18830 Paham
individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam
memandang hakikat manusia. Dalam Declaration of Independence
Amerika Serikat 1776, orientasinya lebih ditekankan pada hakikat manusia
sebagai mahkluk individu yang bebas merdeka, tidak seorang pun berhak
untuk mencampuri hal pribadinya. Manusia adalah pribadi yang memiliki
harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan dalam manifesco komunikasi
Karl marx dan Engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat
manusia sebagai makhluk sosilal semata.
Menurut paham ini, manusia sebagai makhluk pribadi tidak dihargai.
Pribadi dikorbankan untuk kepentingan negara. Lalu, bagaimana kita
memposisikan diri atas kedua pandangan tersebut? Kepentingan manakah
yang harus diutamakan, kepentingan diri (privat) atau kepentingan
masyarakat (publik)? Pilihan hal tersebut sesungguhnya secara filosofi
dapat kita kembalikan kepada kedua pilihan dari idiologi tersebut di atas.

Jika kita simak lebih jauh, kedua pandangan di atas memiliki


kelemahannya masing-masing. Kebebasan perseorangan yang merupakan
inti dari ajaran individualisme liberal dalam pelaksanaanya justru
mengingkari ajarannya sendiri, yaitu pesamaan. Individualisme liberal
dapat menimbulkan ketidak adilan, berbagai bentuk tindakan tidak
manusiawi, imperialisme, dan kolonialisme baik dalam bentuk lama
maupun baru. Persaingan bebas akan memunculkan kesenjangan antara
kaya dengan orang miskin.
Liberalisme mungkin membawa manfaat bagi kehidupan politik,
tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial. Sosialisme dalam bentuk
yang ekstrim (marxisme/komunisme), tidak menghargai manusia sebagai
pribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan, dalam negara
komunis, mungkin terjadi kemakmuran masyarakat, tetapi kepuasan rohani

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 46


manusia belum tentu terjamin. Negara komunis mudah menjadi negara
otoriter yang memasung hak-hak dasar manusia maupun warga negara.
Dalam negara indonesia yang berfalsafahkan pancasila, hakikat
manusia dipandang memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara
seimbang. Menurut pandangan filsafat pancasila, manusia adalah mahkluk
individu sekaligus mahkluk sosial. Hal ini tidak sekedar menggabungkan
dua pandangan (individualisme dan sosialisme) diatas, tetapi secara
hakikat bahwa kedudukan manusia sebagai mahkluk individu sekaligus
mahkluk sosial. Sekali lagi, manusia bukanlah makhluk individu dan
sosial. Tetapi manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.
Frans Magnis Suseno, (2001) menyatakan bahwa manusia adalah
individu yang secara hakiki bersifat sosial dan sebagai individu manusia
bermasyarakat. Bung Karno menerangkan tentang seimbangnya dua sifat
tersebut dengan ungkapan “internasionalisme tidak dapat hidup subur
kalau tidak berakar dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak
hidup subur kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme”
(risalah sidang BPUPKI-PPKI, 1998) paduan harmoni antara individu dan
sosial dalam diri bangsa indonesia diungkapkan dalam sila kedua
mengungkapkan penghargaan manusia sebagai makhluk sosial yang
memiliki harkat dan martabat luhur, karena itu harus dihargai dan
dijunjung tinggi, konkritisasi atas hal tersebut adalah adanya jaminan atas
hak asasi manusia dan hak-hak warga negara. Sila ketiga mengungkapkan
kehidupan berbangsa dan bernegara indonesia yang perlu untuk
diperjuangkan dan dilestarikan. Bangsa indonesia memiliki prinsip
menempatkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan
golongan. Namun demi kepentingan bersama tidak dengan mengorbankan
hak-hak dasar setiap warga negara.
Kesimpulan dilema kepentingan individu dan kepentingan masyarakat
ditemui, manusia adalah masa depan bagi manusia. Artinya antara
kepentingan individu dan kepentingan umum adalah dimensi yang tidak
dapat dipisahkan. Manusia pribadi hanya pada kaum pygmis yang hidup
dan bergantung pada alam, karena tidak dapat hidup dialam lain. Ibarat

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 47


spesies yang hidup dalam suatu ekosistem tertentu. Bila dipindahkan pada
alam lainnya tidak sesuai ia akan mati. Manusia adalah masa depan bagi
manusia, memiliki implikasi terhadap manusia sebagai makhluk individu
tetapi juga sebagai makhluk sosial yang hidup tidak untuk dirinya, karena
di dalam dirinya ada diri orang lain. Ada hak asasi pribadi dan kewajiban
asasi yang merupakan equilibrium yang sempurna. Hakekat asasi yang
pribadi tercermin dalam manusia individu yang disebut sebagai individu
yang berketuhanan. Individu yang memiliki pengalaman secara pribadi
dan hirarkis dengan tuhan, adalah manusia beriman dan hidup dalam
norma serta tata aturan secara sosial untuk mewujudkan iman, manusia
adalah individu yang beragama.

KEGIATAN BELAJAR 6

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 48


SISTEM NILAI BUDAYA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami Sistem Nilai Budaya .
B. URAIAN MATERI
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan Sistem Nilai Budaya dengan benar
2. Menjelaskan Norma dengan tepat
3. Menjelaskan Moral dengan benar
4. Menjelaskan definisi Hukum dengan benar
5. Menguraikan dan mengidentifikasi perubahan kebudayaan karena pengaruh
dari luar dengan benar
6. Menguraikan dan mengidentifikasi peran mahasiswa dalam kebudayaan
dengan benar
C. RANGKUMAN
1. Sistem Nilai Budaya
2. Norma
3. Moral
4. Definisi Hukum
5. Perubahan Kebudayaan Karena Pengaruh Dari Luar
6. Peran Mahasiswa Dalam Kebudayaan
D. TUGAS
Mahasiswa mempelajari dan meresum bahan kajian tentang Manusia, nilai,
moral dan hokum dan dikumpulkan sebelum minggu ke - 6
E. TES FORMATIF
1. Jelaskan pengertian Sistem nilai budaya adalah....
2. Jelaskan pengertian Norma adalah....
3. Jelaskan tujuan Hukum yaitu....
4. Sebutkan contoh Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di
Indonesia memliki kekuatan yaitu....
5. Jelaskan Peran mahasiswa dalam kebudayaan adalah....

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 49


F. KUNCI JAWABAN
1. Sistem nilai budaya adalah tingkat tertinggi dan paling abstrak dari adat
istiadat. Nilai budaya terdiri dari konsep-konsep mengenai segala sesuatu
yang dinilai berharga dan penting oleh suatu warga masyarakat sehingga
dapat berfungsi sebagai suatu pedoman orientasi pada kehidupan para warga
masyarakat yang bersangkutan .
2. Norma merupakan aturan untuk bertindak yang sifatnya khusus, dan
perumusannya pada umumnya sangat rinci atau ruang llingkupnya tidak
terlalu luas dan perumusannya tidak terlalu kabur.
3. Hukum dibuat dengan tujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat agar
terjadi keserasian diantara wrga masyarakat dan system social yang
dibangun oleh suatu masyarakat.
4. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat
yang dianut
5. Peran mahasiswa dalam kebudayaan yaitu kita sebagai seorang mahasiswa
yang aktif dan kreatif tentunya tidak ingin kebudayaan kita menjadi pudar
bahkan lenyap karena pengaruh dari budaya-budaya luar.Mahasiswa
memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya
daerah.
G. LEMBAR KERJA
Tes Lisan Dan Rubrik Penilaian
H. MATERI MODUL
1. Sistem Nilai Budaya
Sistem nilai budaya adalah tingkat tertinggi dan paling abstrak dari adat
istiadat. Nilai budaya terdiri dari konsep-konsep mengenai segala sesuatu yang
dinilai berharga dan penting oleh suatu warga masyarakat sehingga dapat
berfungsi sebagai suatu pedoman orientasi pada kehidupan para warga
masyarakat yang bersangkutan . Walaupun nilai-nilai budaya berfungsi sebagai
pedoman hidup warga masyarakat, sebagai konsep sifatnya sangat umum ,
memiliki ruang lingkup yang sangat luas, dan biasanya sulit diterangkan secara

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 50


rasional dan nyata,. Namun , justru karena itulah ia berada dalam daerah
emosional dari alam jiwa seseorang.

Suatu system nilai budaya sering kali merupakan suatu pandangan


hidup,walaupun kedua istilah itu sebaiknya tidak di samakan . Pandangan hidup
biasanya mengandung sebagian dari nilai –nilai yang dianut oleh suatu
masyarakat, dan yang telah dipilih secara selektif oleh individu-individu dan
golongan-golongan dalam masyarakat. Dengan demikian, apabila system nilai
merupakan pedoman yang dianut oleh suatu masyarakat maka pandangan hidup
merupakan pedoman yang dianut oleh golongan-golongan atau bahkan individu
– individu tertentu dalam suatu masyarakat.Karena itu pandangan hidup tidak
berlaku bagi seluruh masyarakat.

Konsep idiologi juga merupakan suatu system pedoman hidup yang ingin
dicapai oleh para warga suatu masyarakat, namun yang sifatnya lebih khusus
dari pada system nilai budaya. Idiologi dapat menyangkut seluruh masyarakat
(dalam kenyataan tentu ada kekecualian ), tetapi dapat juga hanya golongan –
golongan tertentu saja dalam masyarakat yang bersangkutan. Sebaliknya dalam
istilah idiologi umumnya tidak ada hanyalah idiologi Negara, idiolgi suatu
masyarakat, idiologi golongan dll.

2. Pengertian Norma
Norma merupakan aturan untuk bertindak yang sifatnya khusus, dan
perumusannya pada umumnya sangat rinci atau ruang llingkupnya tidak terlalu
luas dan perumusannya tidak terlalu kabur. Norma yang khusus itu dapat
digolongkan menurut pranata di masyarakat. yang didalamnya terdiri sejumlah
pranata , misalnya, pranata pendidikan, peradilan, ekonomi, kesenian,
keagamaan, perkawinan dsb. Norma-norma yang ada dalam suatu pranata tentu
harus saling berkaitan sehingga merupakan suatu system yang integral. Di
samping itu , norma dalam suatu pranata tentu berkaitan pula dengan norma-
norma dalam pranata lain yang berdekatan sehingga seluruhnya menjadi
system yang lebih luas.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 51


Dalam suatu masyarakat yang sederhana , di mana jumlah pranata yang
ada dalam kehidupan masih sangat kecil, dan dimana jumlah norma pranata
juga kecil, pengetahuan mengenai semua norma yang ada dalam masyarakat
yang bersangkutan masih dapat dikusai oleh satu orang ahli adapt saja, namun
apabila suatu masyarakat telah berkembang makin kompleks sehingga jumlah
pranata yang ada juga makin banyak, maka seorang ahli adapt tidak mungkin
dapat menguasai semuanya.Dalam masyarakat kompleks ,jumlah norma dalam
suatu pranata bahkan sudah sangat banyak sehingga untuk satu pranata
diperlukan sejumlah ahli.

Diantara berbagai norma yang ada dalam masyarakat,adayang dirasakan


lebih besar dari pada lainnya. Pelanggaran terhadap suatu norma yang
dianngap tidak begitu berat tidak akan membawa akibat yang panjang,dan
mungkin hanya menjadi bahan ejekan para warga masyarakat. Norma semacam
ini oleh W.G.Sumner dinamakan folkways atau sebagai tata cara. Sebaliknya,
ada norma yang berakibat panjang apabila dilanggar sehinnga pelanngarannya
bias jadi dituntu,diadili, dihukum.Norma semacam ini dinamakan adapt
istiadat.

Norma-norma dari golongan yang mempunyai akibat panjang juga dapat


merupakan hukum walaupun menurut sumber

Tidak berarti bahwa mores sama dengan hukum .Hal ini dikarenakan
tidak semua mores memiliki sanksi hukum meskipun secara adapt dianggap
memiliki tingkat pelanggaran yang tinggi.

Ferdinan Tonies (Soekanto, 1990 )menjelaskan bahwa kebiasaan


mempunyai tiga arti ,yaitu:

a. Dalam arti yang menunjukan pada suatu kenyataan yang bersifat


obyektif.Misalnya , kebiasaan untuk bangun pagi, kebiasaan untuk tidur
siang hari,kebiasaan untuk minum kopi sebelum mandi dll.Artinya adalah ,

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 52


bahwa seseorang biasa melakukan perbuatan – perbuatan tadi dalam tata
cara hidupnya.
b. Dalam arti bahwa kebiasaan tersebut dijadikan kaidah bagi
seseorang,norma mana diciptakan untuk dirinya sendiri .Dalam hal ini ,
orang bersangkutanlah yang menciptakan suatu perilaku bagi dirinya
sendiri.

c. Sebagai perwujudan kemauan atau keinginan seseorang untuk berbuat


sesuatu.

Jadi kebiasaan tersebut menunjukan pada suatu gejala bahwa seseorang


di dalam tindakan-tindakannya selalu ingin melakukan hal-hal yang teratur
baginya.Kebiasaan-kebiasaan yang baik akan diakui serta dilakukan pula oleh
orang lain yang semasyarakat. Bahkan lebih jauh lagi , begitu mendalamnya
pengakuan atas kebiasaan seseorang sehingga dijadikan patokan bagi orang
lain,bahkan mungkin dijadikan peraturan.Kebiasaan yang dijadikan dasar bagi
hubungan antar orang-orang sehingga tingkah laku atau tindakan masing –
masing dapat diatur dan itu semuanya menimbulkan orma atau kaidah .Kaidah
yang timbul dari masyarakat sesuai dengan kebutuhannya pada suatu
saat,lazimnya dinamakan adapt istiadat (custom) . Adat istiadat memiliki
perbedaan antara satu tempat dengan tempat yang lain, demikian pula menurut
waktunya.Adat istiadat memiliki dampak hukum apabila dilanggar,dimulai
dengan sanksi yang sangat ringan berupa pencemoohan/pergunjingan pada
sanksi yang sangat berat berupa pengucilan,pengusiran atau hukuman-
hukuman badan berupa siksa dan kurungan.

3. Definisi Hukum

Disamping adat istiadat tadi ,ada kaidah yang mengatur kehidupan manusia
yaitu hukum, yang biasanya dibuat dengan sengaja dan mempunyai sanksi yang
jelas.Hukum dibuat dengan tujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat agar
terjadi keserasian diantara wrga masyarakat dan system social yang dibangun

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 53


oleh suatu masyarakat.Pada masyarakat modern hukum dibuat oleh lembaga –
lembaga yang diberikan wewenang oleh rakyat.

Keseluruhan kaidah dalam masyarakat pada intinya adalah mengatur


masyarakat agar mengikuti pola perilaku yang disepakati oleh system social dan
budaya yang berlaku pada masyarakat tersebut. Pola-pola perilaku merupakan
cara-cara masyarakat bertindak atau berkelakuan yang sama dan harus diikuti
oleh semua anggota masyarakat tersebut.Setiap tindakan manusia dalam
masyarakat selalu mengikuti pola-pola perilaku masyarakat tadi.Pola perilaku
berbeda dengan kebiasaan. Kebiasaan merupakan cara bertindak seseorang yang
kemudian diakui dan mungkin diikuti oleh orang lain. Pola perilaku dan norma-
norma yang dilakukan dan dilaksanakan pada khususnya apabila seseorang
berhubungan dengan orang lain, dinamakan social organization.

4. Perubahan Kebudayaan karena pengaruh dari luar

Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu


kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada
generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena
memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan
tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup
masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan
baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.

Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang


ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara
sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan
kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai
mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan.

Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat


akan pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa.
Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun
Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 54
kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun demikian,
tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan
kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari
negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negranya.

Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai


menghilang sedikit demi sedikit.Hal ini sangatlah berkaitan erat dngan
masuknya budaya-budaya ke dalam budaya kita.Sebagai contoh budaya dalam
tata cara berpakaian.Dulunya dalam budaya kita sangatlah mementingkan tata
cara berpakaian yang sopan dan tertutup.Akan tetapi akaibat masuknya budaya
luar mengakibatkan budaya tersebut berubah.Sekarang berpakaian yang
menbuka aurat serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat erat didalam
masyarakat kita.Sebagai contoh lain jenis-jenis makanan yang kita konsumsi
juga mulai terpengaruh budaya luar.Masyarakat sekarang lebih memilih
makanan-makanan yang berasal dari luar seperti KFC,steak,burger,dan lain-
lain.Masyarakat menganggap makanan-makanan tersebut higinis,modern,dan
praktis.Tanpa kita sadari makanan-makanan tersebut juga telah menjadi menu
keseharian dalam kehidupan kita.Hal ini mengakibatkan makin langkanya
berbagai jenis makanan tradisional.Bila hai ini terus terjadi maka tak dapat
dihindarkan bahwa anak cucu kita kelak tidak tahu akan jenis-jenis makanan
tradisional yang berasal dari daerah asal mereka.

Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan,


melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar
dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia.
Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleg negara lain.Berikut
beberapa hal yang dapat kita simak dalam rangka melestarikan budaya.

a. Kekuatan
1) Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang
dapatdijadikan sebagai ke aset yang tidak dapat disamakan dengan

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 55


budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang dimiliki Indonesia
berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas
budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik,
ataupun adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan
kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa
dimata Internasional.
2) Kekhasan budaya Indonesia
Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia
memliki kekuatan tersediri. Misalnya rumah adat, pakaian adat,
tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Kekhasan
budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara lain. Terbukti
banyaknya turis asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia
seperti belajar tarian khas suat daerah atau mencari barang-barang
kerajinan untuk dijadikan buah tangan. Ini membuktikan bahwa
budaya bangsa Indonesia memiliki cirri khas yang unik.
3) Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa
Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya
bangsa yang mewakili identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya
lokal harus tetap dijaga serta diwarisi dengan baik agar budaya
bangsa tetap kokoh.
b. Kelemahan
1) Kurangnya kesadaran masyarakat
Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini
masih terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang
lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan
berarti budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman,
tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa. Budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan
zaman, asalkan masih tidak meningalkan cirri khas dari budaya
tersebut.
2) Minimnya komunikasi budaya

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 56


Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi
salah pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi
budaya ini sering menimbulkan perselisihan antarsuku yang akan
berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.
3) Kurangnya pembelajaran budaya
Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun
sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting
mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran budaya,
kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun
budaya bangsa serta bagaiman cara mengadaptasi budaya lokal di
tengan perkembangan zaman.
c. Peluang
1) Indonesia dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya
Apabila budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di
pandang sebagai negara yang dapat mempertahankan identitasnya di
mata Internasioanal.
2) Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan
Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat
memperkokoh budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan.
Karena adanya saling menghormati antara budaya lokal sehingga
dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh.
3) Kemajuan pariwisata
Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis
mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata yang akan
menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus
diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya yang
mungkin terjadi.
4) Multikuturalisme
Dalam artikelnya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang
Kuning, Riau, Dr Junaidi SS MHum, mengatakan bahwa
multikulturalisme meberikan peluang bagi kebangkitan etnik dan

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 57


kudaya lokal Indonesia. Dua pilar yang mendukung pemahaman ini
adalah pendidikan budaya dan komunikasi antar budaya.
d. Tantangan
1) Perubahan lingkungan alam dan fisik
Perubahan lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri
bagi suatu negara untuk mempertahankan budaya lokalnya. Karena
seiring perubahan lingkungan alam dan fisik, pola piker serta pola
hidup masyakrkat juga ikut berubah.
2) Kemajuan Teknologi
Meskipun dipandang banyak memberikan banyak manfaat,
kemajuan teknologi ternyata menjadi salah satu factor yang
menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal. Misalnya, sistem sasi
(sistem asli masyarakat dalam mengelola sumber daya
kelautan/daratan) dikawasan Maluku dan Irian Jaya. Sistem sasi
mengatur tata cara sertamusim penangkapan iakn di wilayah
adatnya, namun hal ini mulai tidak di lupakan oleh masyarakatnya.
3) Masuknya Budaya Asing
Masuknya budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya
lokal tetap terjaga. Dalam hal ini, peran budaya lokal diperlukan
sebagai penyeimbang di tengah perkembangan zaman.
Perubahan budaya dan arus globalisasi mengakibatkan beberapa budaya
tersingkirkan

Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni


perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari
nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social
merupakan salh satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan
teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana
transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa.
Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi
peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 58


khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna
globalisasi itu sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa
menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju seperti
Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah air. Belum
lagi siaran tv internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang kini
makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-kesenian
populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari manca
negara pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang
demikian memberikan bukti tentang betapa negara-negara penguasa teknologi
mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi budaya khususnya
di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti itu

5. Peran mahasiswa dalam kebudayaan


Kita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak ingin
kebudayaan kita menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari budaya-
budaya luar.Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting dalam
pelestarian seni dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa
mahasiswa merupakan anak bangsa yang menjadi penerus kelangsungan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Sebagai
intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka
harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara
bangsa Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran kultural
mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan peran mereka
dalam pelestarian seni dan budaya daerah.

Optimalisasi peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah


dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur
Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan seni dan budaya daerah sebagai
substansi mata kuliah; sedangkan jalur ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui
pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian dan keikutsertaan
mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh
berbagai pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.
Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 59
a. Jalur Intrakurikuler

Untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan


budaya daerah diperlukan adanya pemahaman mahasiswa terhadap seni
dan budaya daerah. Tanpa adanya pemahaman yang baik terhadap hal itu,
mustahil mahasiswa dapat menjalankan peran itu dengan baik.
Peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah
dapat dilakukan melalui jalur intrakurikuler; artinya seni dan budaya
daerah dijadikan sebagai salah satu substansi atau materi pembelajaran
dalam satu mata kuliah atau dijadikan sebagai mata kuliah. Kemungkinan
yang pertama dapat dilakukan melalui mata kuliah Ilmu Sosial dan
Budaya Dasar (ISBD) bagi mahasiswa program studi eksakta, dan Ilmu
Budaya Dasar dan Antropologi Budaya bagi mahasiswa program studi
ilmu sosial. Dalam dua mata kuliah itu terdapat beberapa pokok bahasan
yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa
terhadap seni dan budaya daerah yaitu tentang manusia dan kebudayaan,
manusia dan peradaban, dan manusia, sains teknologi, dan
sen.Kemungkinan yang kedua tampaknya telah diakomodasi dalam
kurikulum program studi-program studi yang termasuk dalam rumpun
ilmu budaya seperti program studi di lingkungan Fakultas Sastra atau
Fakultas Ilmu Budaya. Beberapa mata kuliah yang secara khusus dapat
digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap seni dan budaya
daerah adalah Masyarakat dan Kesenian Indonesia, Manusia dan
Kebudayaan Indonesia, dan Masyarakat dan Kebudayaan Pesisir. Melalui
mata kuliah-mata kuliah itu, mahasiswa dapat diberi penugasan untuk
melihat, memahami, mengapresiasi, mendokumentasi, dan membahas seni
dan budaya daerah. Dengan kegiatan-kegiatan semacam itu pemahaman
mahasiswa terhadap seni dan budaya daearah akan meningkat yang juga
telah melakukan pelestarian.

Jalur intrakurikuler lainnya yang dapat digunakan untuk


meningkatkan pemahaman bahkan mengoptimalkan peran mahasiswa
Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 60
dalam pelestarian seni dan budaya daerah adalah Kuliah Kerja Nyata
(KKN). Mahasiswa-mahasiswa yang telah mendapatkan pemahaman yang
mencukupi terhadap seni dan budaya daerah dapat berkiprah langsung
dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah. Kuliah
Kerja Profesi (KKP) yang merupakan bentuk lain dari KKN di Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Diponegoro telah digunakan untuk berperan serta
dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah. Mahasiswa
Fakultas Ilmu Budaya, khususnya yang berasal dari program studi Sejarah,
dalam tiga tahun terakhir sebagian telah membantu merevitalisasi seni
budaya yang tumbuh dan berkembang di Semarang, misalnya batik
Semarang, arsitektur Semarang, dan membantu mempromosikan
perkumpulan Wayang Orang Ngesthi Pandhawa.

b. Jalur Ekstrakurikuler

Pembentukan dan pemanfaatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)


Kesenian Jawa (Daerah Lainnya) merupakan langkah lain yang dapat
ditempuh untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni
dan budaya daerah. Sehubungan dengan hal itu, pimpinan perguruan tinggi
perlu mendorong pembentukan UKM Kesenian Daerah. Lembaga
kemahasiswaan itu merupakan wahana yang sangat strategis untuk upaya-
upaya tersebut, karena mereka adalah mahasiswa yang benar-benar
berminat dan berbakat dalam bidang seni tradisi. Latihan-latihan secara
rutin sebagai salah satu bentuk kegiatan UKM kesenian daerah (Jawa
misalnya) yang pada gilirannya akan berujung pada pementasan atau
pergelaran merupakan bentuk nyata dari pelestarian seni dan budaya
daerah.

Forum-forum festival seni mahasiswa semacam Pekan Seni


Mahasiswa Tingkat Nasional (Peksiminas) merupakan wahana yang lain
untuk pengoptimalan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya
daerah.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 61


KEGIATAN BELAJAR 7

PENGERTIAN MANUSIA, TEKNOLOGI, SAINS DAN SENI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami Pengertian Manusia, Teknologi, Sains Dan
Seni.
B. URAIAN MATERI
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan Hakikat Manusia, Teknologi, Sains Dan Seni dangan benar
2. Menguraikan dan mengidentifikasi Dampak penyalahgunaan IPTEKS dalam
kehidupan dengan baik dan benar.
C. RANGKUMAN
1. Hakikat Manusia, Teknologi, Sains Dan Seni
2. Dampak Penyalahgunaan IPTEKS Dalam Kehidupan
D. TUGAS

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 62


Mahasiswa mencari dan memahami kemudian meresum materi yang telah di
sampaikan tentang Pengertian Manusia, Teknologi, Sains Dan Seni.
E. TES FORMATIF
1. Jelaskan pengertian dari Manusia yaitu....
2. Jelaskan mengapa manusia dikatakan paling sempurna yaitu....
3. Jelaskan pengertian SAINS menurut Aristoteles dan Bacon dan David
Home yaitu....
4. Jelaskan pengertian teknologi menurut Ellul yaitu....
5. Sebutkan 3 dampak penyalahgunaan sains, teknologi dan seni pada
kehidupan sosial budaya yaitu....
F. KUNCI JAWABAN
1. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna
dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lain.
2. Dikatakan paling sempurna karena manusia dibekali akal sekaligus nafsu.
Meskipun manusia mempunyai nafsu tetapi yang paling berperan adalah
akal. Akal ini bertujuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk.
3. Aristoteles yang berpandangan bahwa pengetahuan merupakan sesuatu yang
dapat ditangkap melalui indera. Sedangkan menurut Bacon dan David
Home, pengetahuan diartikan sebagai pengalaman indera dan batin.
4. Teknologi menurut Ellul adalah berbagai usaha, metode, dan cara untuk
memperoleh hasil yang sudah distandarisasi dan diperhitungkan
sebelumnya.
5. Dampak Penyalahgunaan Sains, Teknologi dan Seni pada Kehidupan Sosial
Budaya :
a. Perbedaan kepribadian pria dan wanita.
b. Meningkatnya rasa percaya diri.
c. Tekanan kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan.
G. LEMBAR KERJA
Tes Lisan Dan Rubrik Penilaian
H. MATERI MODUL
1. Hakikat Manusia, Teknologi, Sains Dan Seni

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 63


a. Manusia
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling
sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lain. Dikatakan
paling sempurna karena manusia dibekali akal sekaligus nafsu. Meskipun
manusia mempunyai nafsu tetapi yang paling berperan adalah akal. Akal
ini bertujuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,
akal juga sebagai alat untuk berfikir, berhitung, dan berkreasi sehingga
kerja sama antara keduanya sangat diperlukan dalam kehidupan manusia.
b. Sains
Menurut P. Medawar sains dalam istilah Inggris berarti science,
berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti ilmu pengetahuan.
Pengertian pengetahuan adalah sebagai istilah filsafat yang tidak
sederhana dan mudah dipahami secara umum karena memilikibermacam-
macam pandangan serta teori yang melingkupi makna pengetahuan
tersebut. Diantaranya pandangan Aristoteles yang berpandangan bahwa
pengetahuan merupakan sesuatu yang dapat ditangkap melalui indera.
Sedangkan menurut Bacon dan David Home, pengetahuan diartikan
sebagai pengalaman indera dan batin. Tetapi tidak semua ilmu boleh
dikatakan sains. Ilmu pengetahuan (sains) yang sesungguhnya adalah
ilmu yang dapat diuji kebenarannya dan dikembangkan secara bersistem
dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan
yang ada, sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut bisa
dipercayai melalui percobaan secara teori.
Permasalahan yang timbul dalam bidang ilmu pengetahuan meliputi
arti sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap ilmuwan sebagai dasar
langkah berkelanjutan. Ilmu pengetahuan mencakup ilmu pengetahuan
alam dan ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan. Sains memberikan
penekanan kepada sumbangan pemikiran manusia dalam menguasai ilmu
pengetahuan itu. Proses mencari kebenaran serta mencari jawaban atas
persoalan-persoalan secara sistematik dinamakan pendekatan saintifik

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 64


dan itu menjadi landasan perkembangan teknologi yang menjadi salah
satu unsur terpenting dalam peradaban manusia.
c. Teknologi
Teknologi berasal dari kata techne dan logia, kata Yunani Kuno
techne berarti seni kerajinan. Dari kata techne, kemudian lahirlah
perkataan technikos yang berarti orang yang memiliki keahlian tertentu.
Dengan perkembangan keterampilan tersebut menjadi semakin tetap
karena menunjukkan suatu pola, langkah, dan metode yang pasti.
Sehingga keterampilan tersebut menjadi teknik. Diungkapkan Jacques
Ellul dalam tulisannya berjudul The Technological Society tidak
mengatakan teknologi tetapi teknik, meski arti dan maksudnya sama.
Teknologi memperlihatkan fenomena dalam masyarakat sebagai hal
inpersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan
manusia menjadi lingkup teknis. Batasan ini bukan dalam bentuk teoritis,
melainkan perolehan aktivitas masing-masing dan observasi fakta dari
apa yang disebut manusia modern dengan perlengkapan tekniknya. Jadi
teknik menurut Ellul adalah berbagai usaha, metode, dan cara untuk
memperoleh hasil yang sudah distandarisasi dan diperhitungkan
sebelumnya.
Dalam kepustakaan, teknologi memiliki berbagai ragam pendapat
yang menyatakan teknologi adalah transformasi kebutuhan (perubaan
bentuk dari alam). Teknologi adalah kenyataan yang diperoleh dari dunia
ide. Secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis,
tetapi secara luas juga mencakup teknologi sosial terutama teknologi
sosial pembangunan sehingga teknologi itu menjadi metode sistematis
untuk mencapai tujuan insani. Sedangkan teknologi dalam makna
subyektif adalah keseluruhan peralatan dan prosedur yang
disempurnakan. Jadi secara umum, teknologi adalah keseluruhan sarana
untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan
dan kenyamanan hidup manusia.
d. Seni

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 65


Menurut Janet Woll seni adalah produk sosial. Sedangkan menurut
Kamus B.Indonesia, seni adalah keahlian yang membuat karya yang
bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dll), seni dapat
berupa seni rupa, seni musik dll. Menurut bahasa ”seni” berarti indah,
tetapi menurut istilah ”seni” merupakan suatu manisfestasi dan pancaran
rasa keindahan, pemikiran, kesenangan yang lahir dari dalam diri
seseorang untuk menghasilkan suatu aktiviti.

Wujud dari lahirnya suatu karya seni adalah hasil dari ide-ide para
seniman yang berlandaskan daya imajinasi, pengetahuan, pendidikan dan
inspirasi serta tenaga seniman itu sendiri. Karya seni dapat dituangkan
dalam bentuk garis, warna, gerak, bunyi, kata-kata, bahasa dan rupa
bentuk yang bersifat kreatif dan imajinatif dari suatu kemahiran.
Seni juga merupakan segi batin masyarakat yang juga berfungsi
sebagai jembatan penghubung antar kebudayaan yang beraneka ragam.
Karya seni selalu bersifat sosial karena kehadirannya menggambarkan
masyarakat yang berjiwa kreatif, dinamis dan agung. Memahami seni
suatu masyarakat berarti memahami aktivitas penting masyarakat yang
bersangkutan dalam momen yang paling dalam dan kreatif.
2. Dampak Penyalahgunaan Sains, Teknologi dan Seni pada Kehidupan
Sosial Budaya.
Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat.
d. Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat
bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai
pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis.
Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya
merupakan pekerjaan pria semakin menonjol.Data yang tertulis dalam
buku Megatrend for Women:From Liberation to Leadership yang ditulis
oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa
peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak
wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen,
senator, gubernur, menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 66


e. Meningkatnya rasa percaya diri. Kemajuan ekonomi di negara-negara
Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan
ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai
suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat
melecehkan bangsa-bangsa Asia.
f. Tekanan kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan. Sebagai
konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun
dan pekerja keras. Meskipun demikian kemajuan teknologi akan
berpengaruh negative pada aspek budaya :
1) Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di
kalangan remaja dan pelajar.
2) Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya
pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan
sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi
miskin dalam rohani”.
3) Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin
meningkat, semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada
di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah
melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting
dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat
bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan
pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti
perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak
kejahatan.
4) Pola interaksi antar manusia yang berubah. Kehadiran komputer
pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah
merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan
dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk
berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting
(IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan
kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung
internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang
tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 67


berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin
banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan
komputer.

KEGIATAN BELAJAR 8

MANUSIA DAN LINGKUNGANNYA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami manusia dan lingkungannya.
B. URAIAN MATERI
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan pengertian kaitan antara manusia dan lingkungan hidup
dangan benar
2. Menjelaskan Lingkungan alam dangan benar
3. Menjelaskan Lingkungan sosial budaya dangan benar
4. Menguraikan dan mengidentifikasi hakikat manusia sebagai subjek dan
objek lingkungan dengan baik dan benar.
C. RANGKUMAN
1. Pengertian Kaitan Antara Manusia Dan Lingkungan Hidup
2. Lingkungan Alam
3. Lingkungan Sosial Budaya
4. Hakikat Manusia Sebagai Subjek Dan Objek Lingkungan
D. TUGAS
Mahasiswa mencari dan memahami kemudian meresum materi yang telah di
sampaikan tentang manusia dan lingkungannya.
E. TES FORMATIF
1. Jelaskan pengertian lingkungan yaitu....
2. Sebutkan manfaat lingkungan hidup dalam mengembangkan kualitas
kehidupannya yaitu....

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 68


3. Sebutkan dan jelaskan sumber alam yang digolongkan ada 2 bagian yaitu....
4. Jelaskan pengertian lingkungan sosial yaitu.....
5. Jelaskan pengertian Hakekat manusia sebagai subjek lingkungan yaitu....

F. KUNCI JAWABAN
1. Lingkungan adalah suatu media dimana mahluk hidup tinggal, mencari
penghidupannya dan memiliki karakter serta fungsi yang khas dimana
terkait secara timbal balik dengan kesadaran mahluk hidup yang memiliki
peranan yang lebih kompleks dan riil.
2. lingkungan hidup juga dapat dimanfaatkan sebagai :
a. Media penghasil bahan kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan).
b. Wahana bersosialisasi dan berinteraksi dengan makhluk hidup atau
manusia lainnya.
c. Sumber energy.
d. Sumber bahan mineral yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung
kelangsungan hidup manusia.
e. Media ekosistem dan pelestarian flora dan fauna serta sumber alam lain
yang dapat dilindungi untuk dilestarikan.
3. Sumber alam dapat digolongkan kedalam dua bagian, yakni:
a. Sumber alam yang dapat diperbarui (renewble resources) atau disebut
pula sumber-sumber alam biotik. Yang tergolong ke dalam sumber alam
ini adalah semua mahluk hidup, hutan, hewan-hewan, dan tumbuh-
tumbuhan.
b. Sumber alam yang tidak dapat diperbarui (nonrenewble resourches) atau
disebut pula sebagai golongan sumber alam abiotik. Yang tergolong ke
dalam sumber alam abiotik adalah tanah, air, bahan-bahan galian,
mineral, dan bahan-bahan tambang lainnya.
4. Lingkungan sosial yaitu merupakan lingkungan masyarakat dimana terjadi
interaksi antara individu yang satu dengan yang lainnya. Kondisi
masyarakat ini akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan individu
5. Hakekat manusia sebagai subjek lingkungan adalah makhluk yang berperan
untuk mengelola dan merawat lingkungan. Makhluk yang memiliki tenaga

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 69


yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya.

G. LEMBAR KERJA
Tes Lisan Dan Rubrik Penilaian
H. MATERI MODUL
1. Pengertian Kaitan Antara Manusia Dan Lingkungan Hidup
Manusia adalah mahluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,
pertumbuhan perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terikat dan
berinteraksi dengan alam dan lingkungan sosial budayanya dalam sebuah
hubungan timbal balik baik itu positif maupun negatif.
Lingkungan adalah suatu media dimana mahluk hidup tinggal, mencari
penghidupannya dan memiliki karakter serta fungsi yang khas dimana terkait
secara timbal balik dengan kesadaran mahluk hidup yang memiliki peranan
yang lebih kompleks dan riil.
Manusia hidup, tumbuh dan berkembang dalam lingkungan alam dan
lingkungan sosial budayanya. Dalam lingkungan alam manusia hidup dalam
sebuah ekosistem, yakni suatu unit atau satuan fungsional dari mahluk-
mahluk hidup dengan lingkungannya.
Dengan kemampuan yang dimilikinya, manusia tidak hanya dapat
menyesuaikan diri. Manusia juga dapat memanfaatkan potensi lingkungan
untuk lebih mengembangkan kualitas kehidupannya. Bagi manusia, selain
sebagai tempat tinggalnya, lingkungan hidup juga dapat dimanfaatkan
sebagai :
a. Media penghasil bahan kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan).
b. Wahana bersosialisasi dan berinteraksi dengan makhluk hidup atau
manusia lainnya.
c. Sumber energy.
d. Sumber bahan mineral yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung
kelangsungan hidup manusia.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 70


e. Media ekosistem dan pelestarian flora dan fauna serta sumber alam lain
yang dapat dilindungi untuk dilestarikan.
2. Lingkungan Alam
Manusia sedikit demi sedikit menyesuaikan diri dengan alam
lingkungannya. Manusia memandang alam lingkungannya dengan
bermacam-macam kebutuhan dan keinginan. Manusia bergulat dan bersaing
dengan spesies lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
memanfaatkan sumber alam yang ada di lingkungan hidupnya. Sumber alam
dapat digolongkan kedalam dua bagian, yakni:
a. Sumber alam yang dapat diperbarui (renewble resources) atau disebut
pula sumber-sumber alam biotik. Yang tergolong ke dalam sumber alam
ini adalah semua mahluk hidup, hutan, hewan-hewan, dan tumbuh-
tumbuhan.
b. Sumber alam yang tidak dapat diperbarui (nonrenewble resourches) atau
disebut pula sebagai golongan sumber alam abiotik. Yang tergolong ke
dalam sumber alam abiotik adalah tanah, air, bahan-bahan galian,
mineral, dan bahan-bahan tambang lainnya.
Manusia memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam
kebutuhan dan keinginan. Dalam hal ini manusia memiliki kemampuan
lebih besar dibandingkan organisme lainnya terutama pada penggunaan
sumber-sumber alamnya seperti pertanian dan tanah, hutan, air, serta bahan
tambang.
Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik
secara positif maupun negatif. Berpengaruh baik bagi hidup dan kehidupan
manusia karena manusia mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut,
dan berpengaruh tidak baik karena dapat mengurangi kemampuan alam
lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya. Dengan kata lain
ada hubungan interdepedensi (ketergantungan)yang saling mempengaruhi
secara timbal balik antara manusia dan kondisi lingkungan alam.
3. Lingkungan Sosial Budaya

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 71


Keserdasan manusia sebagai mahluk yang ada di alam ini ternyata
mengalami evolusi dan juga perkembangan. Evolusi terjadi dalam pengertian
perubahan sebagai kelompok manusia, baik dalam kelompok masyarakat
tertentu, maupun manusia secara keseluruhan. Sedangkan perkembangan
kecerdasan dimaksudkan adalah proses kecerdasan yang terjadi pada setiap
manusia secara individual. Ternyata evolusi dan perkembangan kecerdasan
ini erat kaitannya dengan hubungan manusia (stimulus maupun respons)
terhadap lingkungan baik hubungannya dengan lingkungan alam, lingkungan
budaya, maupun lingkungan sosial. Kecerdasan manusia dalam mengolah
lingkungnnya menentukan tingkat peradaban yang dicapainya, jadi semakin
cerdas manusia maka akan semakin maju peradabannya.

Lingkungan sosial yaitu merupakan lingkungan masyarakat dimana


terjadi interaksi antara individu yang satu dengan yang lainnya. Kondisi
masyarakat ini akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan individu.
Lingkungan sosial dapat dibedakan:

a. Lingkungan sosial primer


Lingkungan sosial primer adalah lingkungan sosial dimana terdapat
hubungan yang erat antara anggota yang satu dengan anggota yang lain,
antar anggota saling mengenal dengan baik, dan memiliki hubungan yang
erat. Sehingga pengaruh lingkungan sosial primer ini akan lebih kuat.
b. Lingkungan sosial sekunder
Lingkungan sosial sekunder adalah lingkungan sosial dimana hubungan
antara anggota yang satu dengan anggota yang lain agak longgar. Pada
umumnya antar anggota kurang atau tidak saling kenal dengan baik.
Karena itu pengaruh lingkungan sosial sekunder ini tidak kuat.
4. Hakekat Manusia sebagai Obyek dan Subyek Lingkungan
Hakekat manusia sebagai subjek lingkungan adalah makhluk yang
berperan untuk mengelola dan merawat lingkungan. Makhluk yang memiliki
tenaga yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung
jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial. Individu yang mampu

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 72


mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya. Individu yang dalam
hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya
sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
Hakekat manusia sebagai objek lingkungan adalah makhluk yang dalam
proses menjadi berkembang dan terus berkembang yang tidak akan pernah
selesai (tuntas) selama hidupnya. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah
makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat. Individu yang
sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan ia
tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup
di dalam lingkungan sosial.
Atas dasar itu disimpulkan bahwa dengan lingkungan yang baiklah
manusia dapat mengembangkan dan mencapai hidupnya secara baik.
Demikian pula dengan kualitas yang memadai yang mereka miliki, manusia
akan mengembangkan lingkungan hidupnya secara baik pula.

KEGIATAN BELAJAR 9

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 73


KERAGAMAN MANUSIA DAN KESETARAAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami Keragaman Manusia Dan Kesetaraan.
B. URAIAN MATERI
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan pengertian keragaman dan kesetaraan dangan benar
2. Menjelaskan makna keragaman dan kesetaraan dangan benar
3. Menguraikan dan mengidentifikasi problematika keragaman dan solusi
dalam kehidupan dengan baik dan benar.
C. RANGKUMAN
1. Pengertian Keragaman Dan Kesetaraan
2. Makna Keragaman Dan Kesetaraan
3. Problematika Keragaman Dan Solusi Dalam Kehidupan
D. TUGAS
Mahasiswa mempelajari dan meresum bahan kajian tentang keragaman manusia
dan kesetaraan dan dikumpulkan sebelum minggu ke – 9
E. TES FORMATIF
1. Jelaskan pengertian keragaman yaitu....
2. Jelaskan pengertian Kesederajatan yaitu....
3. Jelaskan Makna Keragaman Dan Kesetaraan yaitu.....
4. Menurut Van De Berghe menjelaskan bahwa masyarakat majemuk atau
masyarakat yang beragam selalu memiliki sifat-sifat dasar yaitu....
5. Jelaskan pengertian Etnosentrisme yaitu.....
F. KUNCI JAWABAN
1. Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI) artinya :
a. Tingkah laku
b. Macam jenis.
c. Lagu musik : langgam

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 74


d. Warna :corak : ragi

e. Laras (tata bahasa).

2. Kesederajatan berasal dari kata derajat. Dalam kamus besar bahasa


indonesia derajat berarti :

a. Tingkatan, martabat, pangkat,

b. Gelar yang diberikan oleh perguruan tinggikepada mahasiswa yang telah


lulus ujian.

3. Makna Keragaman Dan Kesetaraan yaitu :


a. Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki
perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu
yang setiap individu memiliki ciri-ciri khas tersendiri. Perbedaan itu
terutama ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan,
temperamen, dan hasrat.
b. Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan
memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Semua manusia diciptakan
dengan kedudukan yang sama, yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi
derajatnya dibanding makhluk lain.

4. Van De Berghe menjelaskan bahwa masyarakat majemuk atau masyarakat


yang beragam selalu memiliki sifat-sifat dasar sebagai berikut :
a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok yang sering kali memiliki
kebudayaan yang berbeda.
b. Memiliki struktur social yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga
yang bersifat nonkomplementer.
c. Kurang mengembangkan consensus diantara para anggota masyarakat
tentang nilai-nilai social yang bersifa dasar.
d. Secara relative, sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu
dengan yang lain.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 75


e. Secara relative, integrasi social tumbuh diatas paksaan dan saling
ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang
lain.
5. Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menetapkan semua norma dan
nilai budaya orang lain dengan standar budayanya sendiri.
Stereotip adalah pemberian tertentu terhadap seseorang berdasarkan
kategori yang bersifat subjektif.
G. LEMBAR KERJA
Tes Lisan Dan Rubrik Penilaian
H. MATERI MODUL
1. Pengertian Keragaman dan Kesetaraan
a. Keragaman
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI) artinya :
1) Tingkah laku
2) Macam jenis.
3) Lagu musik : langgam

4) Warna :corak : ragi

5) Laras (tata bahasa).

Keragaman manusia sudah menjadi fakta social dan fakta sejarah


kehidupan. Sehingga pernah muncul penindasan, perendahan,
penghancuran dan penghapusan rasa atau etnis tertentu. Dalam sejarah
kehidupan manusia pernah tumbuh ideology atau pemahaman bahwa
orang berkulit hitam ladalah berbeda, mereka lebih rendah dan dari yang
berkulit putih. Contohnya di Indonesia, etnis Tionghoa memperoleh
perlakuan diskriminatif, baik secara social dan politik dari suku-suku lain
di Indonesia. Dan ternyata semua yang telah terjadi adalah kekeliruan,
karena perlakuan merendahkan martabat orang atau bangsa lain adalah

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 76


tindakan tidak masuk akal dan menyesatkan, sementara semua orang dan
semua bangsa adalah sama dan sederajat. Sehingga keragaman yang
dimaksud disini adalah suatu kondisi masyarakat dimana terdapat
perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan
ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan serta situasi
ekonomi.

Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk dan dinamis, antara


lain ditandai oleh keragaman suku bangsa, agama, dan kebudayaan.
Sebagaimana diketahui bahwa bangsa Indonesia memiliki keragaman
suku bangsa yang begitu banyak, terdiri dari berbagai suku bangsa, mulai
dari sabang hingga Merauke, ada suku Batak, suku Minang, suku
Ambon, suku Madura, suku Jawa, suku Asmat, dan masih banyak
lainnya.

Konsep keragaman mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari


satu, keragaman menunjukan bahwa keeradaan yang lebih dari satu itu
berbeda-beda, heterogen bahkan tidak bisa disamakan. Keragaman
Indonesia terlihat dengan jelas pada aspek-aspek geografis, etnis,
sosiokultural dan agama serta kepercayaan.

b. Kesederajatan

Kesederajatan berasal dari kata derajat. Dalam kamus besar


bahasa indonesia derajat berarti :

1) Tingkatan, martabat, pangkat,

2) Gelar yang diberikan oleh perguruan tinggikepada mahasiswa


yang telah lulus ujian.

Sederajat berarti sama tingkatannya(pangkatnya, kedudukannya)


dan kesederajatan berarti perihal kesamaan tingkatan. Dengan
demikian konteks kesederajatan disini adalah suatu kondisi dimana

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 77


dalam perbedaan dan keragaman yang ada pada manusia tetap
memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan Hierarki.
termasuk perlakuan yang sama dalam bidang apapun tanpa
membedakan jenis kelamin, keturunan, kekayaan, suku bangsa, daan
lainnya. Dalam pandangan Islam, kedudukan manusia itu sama
dalam segala hal, dan yang paling mulia kedudukannya dimata
Tuhan, adalah didasarkan pada ketaqwaannya dan keimananya.

Konsep kesetaraan adalah konsep yang dipakai dalam sistem


komunisme atau sentralistik dan tentu saja konsep ini bertentangan
dengan konsep keragaman. Kesetaraan lebih mengacu pada
bagaimana perbedaan yang ada harus hidup serasi dan selaras, tanpa
harus meninggalkan identitas perbedaan yang ada pada masing-
masing individu tersebut.

Tuntutan kesetaraan mungkin belum beberapa abad terakhir ini


di mulai oleh manusia. Tentunya seruan dengan suara kecil malah
yang hampir tidak terdengar, pada ribuan tahun yang lalu sudah ada.
Tingkatannya rakyat jelata, tetapi berkeinginan agar menjadi sepadan
dengan para bangsawan, dengan para orang kaya serta berkuasa
bahkan menjadi anggota kalangan Sang Baginda Raja. Kalau kita
mau memikirkan masak-masak keinginan untuk setara itu, biasanya
dan selalu datang dari pihak yang kurang beruntung untuk menyamai
kaum yang sedang atau sudah beruntung.

Indikator kesedarajatan adalah sebagai berikut :

1) Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras,


gender, dan golongan
2) Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan
kehidupan yang layak.

3) Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu,


dan anggota masyarakat.
Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 78
Problema yang terjadi dalam kehidupan, umumnya adalah
munculnya sikap dan perilaku untuk tidak mengakui adanya
persamaan derajat, hak, dan kewajiban anatr manusia atau antar
warga. Perilaku yang membeda-bedakan orang disebut diskriminasi.

Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM menyatakan


bahwa diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, yang
langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia
atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial.

2. Makna Keragaman dan Kesetaraan


a. Makna Keragaman
Keragaman berasal dari kata ragam. Keragaman menunjukkan
adanya banyak macam, banyak jenis.
Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki
perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu
yang setiap individu memiliki ciri-ciri khas tersendiri. Perbedaan itu
terutama ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan,
temperamen, dan hasrat.
Selain makhluk individu, manusia juga makhluk sosial yang
membentuk kelompok persekutuan hidup. Tiap kelompok persekutuan
hidup juga beragam. Masyarakat sebagai persekutuan hidup itu berbeda
dan beragam karena ada perbedaan, misalnya dalam ras, suku, agama,
budaya, ekonomi, status sosial, jenis kelamin,jenis tempat tinggal. Hal-
hal demikian dikatakan sebagai unsur-unsur yang membentuk keragaman
dalam masyarakat. Keragaman individual maupun sosial adalah implikasi
dari kedudukan manusia,baik sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial.
b. Makna Kesetaraan
Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Kesetaraan atau
kesederajatan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan
yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama
Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 79
lain.
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan
memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Semua manusia diciptakan
dengan kedudukan yang sama, yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi
derajatnya dibanding makhluk lain. Di hadapan Tuhan, semua manusia
sama derajatnya,kedudukan atau tingkatannya. Yang membedakan adalah
tingkat ketakwaan manusia tersebut terhadap Tuhan.
Kesetaraan atau kesederajatan tidak sekedar bermakna adanya persamaan
kedudukan manusia. Kesederajatan adalah suatu sikap mengakui adanya
persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban sebagai
sesama manusia.
3. Problematika Keragaman Dan Kesetaraan Serta Solusinya Dalam
Kehidupan
Problematika Keragaman Serta Solusinya Dalam Kehidupan
Keragaman masyarakat adalah suatu kenyataan sekaligus kekayaan dari
bangsa.
Van De Berghe menjelaskan bahwa masyarakat majemuk atau masyarakat
yang beragam selalu memiliki sifat-sifat dasar sebagai berikut :
a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok yang sering kali memiliki
kebudayaan yang berbeda.
b. Memiliki struktur social yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga
yang bersifat nonkomplementer.
c. Kurang mengembangkan consensus diantara para anggota masyarakat
tentang nilai-nilai social yang bersifa dasar.
d. Secara relative, sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu
dengan yang lain.
e. Secara relative, integrasi social tumbuh diatas paksaan dan saling
ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang
lain.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 80


Keragaman budaya daerah memang memperkaya khazanah budaya dan
menjadi modal yang berharga untuk membangun Indonesia yang
multikultural. Tetapi, kondisi aneka budaya itu sangat berpotensi memecah
belah dan menjadi lahan subur bagi konflik dan kecemburuan sosial.
Konflik atau pertentangan sebenarnya terdiri atas dua fase, yaitu fase
disharmoni dan fase disintegrasi. Disharmoni menunjuk pada adanya
perbedaan tentang tujuan, nilai, norma, dan tindakan antarkelompok.
Disintegrasi merupakan fase dimana sudah tidak dapat lagi disatukan
pandangan, nilai, norma, dan tindakan kelompok yang menyebabkan
pertentangan antar kelompok.
Salah satu hal penting dalam meningkatkan pemahaman antarbudaya
dan masyarakat ini adalah sedapat mungkin dihilangkan penyakit-penyakit
budaya. Penyakit budaya tersebut adalah etnosentrisme stereotip, prasangka,
rasisme, diskriminasi, dan scape goating.
Etnosentrisme atau sikap etnosentris diartikan sebagai suatu
kecenderungan yang melihat nilai atu norma kebudayaan sendiri sebagai
suatu yang mutlak sereta menggunakannya sebagai tolok ukur kebudayaan
lain. Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menetapkan semua norma
dan nilai budaya orang lain dengan standar budayanya sendiri.
Stereotip adalah pemberian tertentu terhadap seseorang berdasarkan
kategori yang bersifat subjektif. Pemberian sifat itu bisa positif maupun
negatif. Allan G Johnson menegaskan bahwa stereotip adalah keyakinan
seseorang untuk menggeneralisasikan sifat-sifat tertentu yang cenderung
negatif tentang orang lain karena dipengaruhi oelh pengetahuan dan
pengalaman tertentu. Keyakinan ini menimbulkan penilaian yang cenderung
negatif atau bahkan merendahkan kelompok lain. Yang termasuk
problematika yang perlu diatasi adalah stereotip yang negatif atau
memandang rendah kelompok lain. Konsep stereotip ini dalam bentuk lain
disebut stigma atau cacat. Stigmatisasi oleh sekelompok orang kepada
kelompok lain cenderung negatif.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 81


Hal-hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang
diakibatkan oleh pengaruh negatif dari keragaman, yaitu :
a. Semangat religious
b. Semangat nasionalisme
c. Semangat pluralisme
d. Semangat humanism
e. Dialaog antar umat beragama
f. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun
konfigurasi
hubungan antaragama, media massa, dan harmonisasi dunia.

KEGIATAN BELAJAR 10

KONSEP MOTIVASI, PERILAKU SOSIAL DAN CULTURAL AWARENESS

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 82


A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami konsep motivasi, perilaku sosial dan cultural
awareness.
B. URAIAN MATERI
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan konsep perilaku dengan benar
2. Menjelaskan konsep perilaku social dengan benar
3. Menjelaskan konsep cultural awareness dengan benar
4. Menjelaskan domain perilaku dengan benar
5. Menjelaskan determinan perilaku dengan benar
C. RANGKUMAN
1. Konsep Perilaku
2. Konsep Perilaku Social
3. Konsep Cultural Awareness
4. Domain Perilaku
5. Determinan Perilaku
D. TUGAS
Mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil dengan materi konsep motivasi,
perilaku sosial dan cultural awareness. Setiap kelompok akan membahas masing
– masing materi tsb kemudian mempresentasikan di minggu ke – 10. Materi
seminar dikonsulkan dan dikumpulkan sebelum minggu ke – 10.
E. TES FORMATIF
1. Jelaskan pengertian Kesadaran budaya yaitu....
2. Sebutkan empat kompetensi yang dapat terhindari dari prejudis,
miskonsepsi, dan ketidakmampuan dalam menghadapi kondisi masyarakat
majemuk yaitu....
3. Sebutkan Lima tingkat kesadaran budaya yaitu....
4. Rogers (patterson, 2004) menyebutkan 5 kualitas dasar konselor yaitu ....
5. Hal yang terpenting lagi yang perlu dimiliki konselor pada saat proses
konseling adalah....
F. KUNCI JAWABAN

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 83


1. Kesadaran budaya adalah kemampuan seseorang untuk melihat ke luar
dirinya sendiri dan menyadari akan nilai-nilai budaya, kebiasaan budaya
yang masuk.
2. Pantry (dalam Sturges, 2005) mengidentifikasikan empat kompetensi yang
dapat terhindari dari prejudis, miskonsepsi, dan ketidakmampuan dalam
menghadapi kondisi masyarakat majemuk yaitu:
a. Kemampuan berkomunikasi (mendengarkan, menyimpulkan,
berinteraksi)
b. Kemampuan proses (negosiasi, lobi, mediasi, fasilitasi)
c. Kemampuan menjaga informasi (penelitian, menulis, multimedia)
d. Kemampuan memiliki kesadaran dalam informasi, cara mengakses
informasi dan menggunakan informasi.
3. Lima tingkat kesadaran budaya, yaitu:
a. Data dan information.
b. Culture consideration.
c. Culture knowledge.
d. Cultural understanding.
e. Cultural competence.
4. Rogers (patterson, 2004) menyebutkan 5 kualitas dasar konselor yaitu :
a. Respect.
b. Genuinenes.
c. Empathic understanding.
d. Communication of empathic, respect and genuineness to the client.
e. Structuring.
5. Hal yang terpenting lagi yang perlu dimiliki konselor pada saat proses
konseling adalah “hadir” (Be Present), perhatian, peduli, dukungan
emosional, tidak menghakimi, empati, mendengarkan dan juga cinta.
G. LEMBAR KERJA
Tes Lisan Dan Rubrik Penilaian
H. MATERI MODUL

1. Kesadaran Budaya ( Cultural Awareness )


Kesadaran budaya adalah kemampuan seseorang untuk melihat ke luar
dirinya sendiri dan menyadari akan nilai-nilai budaya, kebiasaan budaya
yang masuk. Selanjutnya, seseorang dapat menilai apakah hal tersebut
normal dan dapat diterima pada budayanya atau mugkin tidak lazim atau

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 84


tidak dapat diterima budaya lain. Oleh karena itu perlu untuk memahami
budaya yang berbeda dari dirinya dan menyadari kepercayaannya dan adat-
istiadatnya dan mampu untuk menghormatinya. (Vacc et al, 2003).
Wunderle (2006) menyebutkan bahwa kesadaran budaya (cultural
awareness) sebagai suatu kemampuan mengakui dan memahami pengaruh
budaya terhadap nilai-nilai dan perilaku manusia. Implikasi dari kesadaran
budaya terhadap pemahaman kebutuhan untuk mempertimbangankan
budaya, faktor-faktor penting dalam menghadapi situasi tertentu. Pada
tingkat yang dasar, kesadaran budaya merupakan informasi, memberikan
makna tentang kemanusiaan untuk mengetahui tentang budaya. Prinsip dari
tugas untuk mendapatkan pemahaman tentang kesadaran budaya adalah
mengumpulkan informasi tentang budaya dan mentransformasikan melalui
penambahan dalam memberikan makna secara progresif sebagai suatu
pemahaman terhadap budaya.
Pantry (dalam Sturges, 2005) mengidentifikasikan empat kompetensi
yang dapat terhindari dari prejudis, miskonsepsi, dan ketidakmampuan
dalam menghadapi kondisi masyarakat majemuk yaitu:
a. Kemampuan berkomunikasi (mendengarkan, menyimpulkan,
berinteraksi)
b. Kemampuan proses (negosiasi, lobi, mediasi, fasilitasi)
c. Kemampuan menjaga informasi (penelitian, menulis, multimedia)
d. Kemampuan memiliki kesadaran dalam informasi, cara mengakses
informasi dan menggunakan informasi.
Keempat kompetensi tersebut membrikan peran penting dalam
menghadapi masyarakat yang multicultural dan juga penting bagi konselor
dalam kesadaran budaya.
Fowers & Davidov (Thompkins et al, 2006) mengemukakan bahwa
proses untuk menjadi sadar terhadap nilai yang dimiliki, bias dan
keterbatasan meliputi eksplorasi diri pada budaya hingga seseorang belajar
bahwa perspektifnya terbatas, memihak, dan relative pada latar belakang
diri sendiri. Terbentuknya kesadaran dan budaya pada individu merupakan
suatu hal yang terjadi begitu saja. Akan tetapi melalui berbagai hal dan

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 85


melibatkan berbagai factor diantaranya adalah persepsi dan emosi maka
kesadaran (awareness) akan terbentuk.
Berdasarkan hal diatas, pentingnya nilai-nilai menjadi factor penting
dalam kehidupan manusia akan turut mempengaruhi kesadaran budaya
(terhadap nilai-nilai yang dianut) seseorang dan memaknainya. Penting bagi
kita untuk memiliki kesadaran budaya (cultural awareness) agar dapat
memiliki kemampuan untuk memahami budaya dan factor-faktor penting
yang dapat mengembangkan nilai-nilai budaya sehingga dapat terbentuk
karakter bangsa.
2. Tingkat Kesadaran Budaya (Cultural Awareness)
Wunderle (2006) mengemukakan lima tingkat kesadaran budaya, yaitu:
a. Data dan information. Data merupakan tingkat terendah dari tingkatan
informasi secara kognitif. Data terdiri dari signal-signal atau tanda-tanda
yang tidak melalui proses komunikasi antara setiap kode-kode yang
terdapat dalam sistim, atau rasa yang berasal dari lingkungan yang
mendeteksi tentang manusia. Dalam tingkat ini penting untuk memiliki
data dan informasi tentang berbagai perbedaan yang ada. Dengan adanya
data dan informasi maka hal tersebut dapat membantu kelancaran proses
komunikasi.
b. Culture consideration. Setelah memiliki data dan informasi yang jelas
tentang suatu budaya maka kita akan dapat memperoleh pemahaman
terhadap budaya dan factor apa saja yang menjadi nilai-nilai dari budaya
tertentu. Hal ini akan memberikan pertimbangan tentang konsep-konsep
yang dimiliki oleh suatu budaya secara umum dan dapat memaknai arti
dari culture code yang ada. Pertimbangan budaya ini akan membantu kita
untuk memperkuat proses komunikasi dan interaksi yang akan terjadi.
c. Culture knowledge. Informasi dan pertimbangan yang telah dimiliki
memang tidak mudah untuk dapat diterapkan dalam pemahaman suatu
budaya. Namun, pentingnya pengetahuan budaya merupakan factor
penting bagi seseorang untuk menghadapi situasi yang akan dihadapinya.
Pengetahuan budaya tersebut tidak hanya pengetahuan tentang budaya
orang lain namun juga penting untuk mengetahui budayanya sendiri.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 86


Oleh karena itu pengetahuan terhadap budaya dapat dilakukan melalui
pelatihan-pelatihan khusus. Tujuannya adalah untuk membuka
pemahaman terhadap sejarah suatu budaya. Ini termasuk pada isu-isu
utama budaya seperti kelompok, pemimpin, dinamika, keutamaan budaya
dan keterampilan bahasa agar dapat memahami budaya tertentu.
d. Cultural understanding. Memiliki pengetahuan tentang budaya yang di
anutnya dan juga budaya orang lain melalui berbagai aktivitas dan
pelatihan penting agar dapat memahami dinamika yang terjadi dalam
suatu budaya tertentu. Oleh karena itu, penting untuk terus menggali
pemahaman budaya melalui pelatihan lanjutan. Adapun tujuannya adalah
untuk lebih mengarah pada kesadaran mendalam pada kekhususan
budaya yang memberikan pemahaman hingga pada proses berfikir,
factor-faktor yang memotivasi dan isu lain yang secara langsug
mendukung proses pengambilan suatu keputusan.
e. Cultural competence. Tingkat tertinggi dari kesadaran budaya adalah
kompetensi budaya. Kompetensi budaya berfungsi untuk menentukan
dan mengambil suatu keputusan dan kesadaran budaya. Kompetensi
budaya merupakan pemahaman terhadap kelenturan budaya (culture
adhesive). Dan hal ini penting karena dengan kecerdasan budaya yang
memfokuskan pemahaman pada perencanaan dan pengambilan
keputusan pada situasi tertentu. Implikasi dari kompetensi budaya adalah
pemahaman secara intensif terhadap kelompok tertentu.
Selain itu, Robert Hanvey menyebutkan 4 tingkat cross-cultural awareness
(Y an-li, 2007) yaitu :
a. Awareness of superficial or visible cultural traits. Pada tingkat ini
informasi yang diperoleh oleh seseorang berasal dari media atau saat dia
mengunjungi suatu Negara atau daerah atau dari pelajaran di sekolah. Y
an-li (2007) menyatakan pada level ini pemahaman mereka hanya terlihat
dari ciri yang Nampak dan mereka jadikan sebagai pandangan stereotype
terhadap badaya yang tidak benar-benar mereka pahami.
b. Awareness of significant and subtle cultural traits that others are different
and therefore problematic. Pada level ini seseorang mulai memahami
dengan baik tentang signifikansi dan ciri budaya yang sangat berbeda

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 87


dengan caranya sendiri. Hal ini terkadang menimbulkan frustasi dan
kebingungan sehingga terjadi konflik dalam dirinya.
c. Awareness of significant and subtle cultural traits that others are
believable in an intellectual way. Pada level ini seseorang telah
memahami secara signifikan dan perbedaan budayanya dengan orang
lain, namun dalam level ini seseorang sudah mampu untuk menerima
budaya lain secara utuh sebagai manusia.
d. Awareness of how another culture feels from the standpoint of the
insider. Level ini adalah level yang tertinggi dari cross-cultural
awareness. Pada level ini seseorang mengalami bagaimana perasaan yang
dirasakan oleh budaya lain melalui pandangan dari dalam dirinya. Hal ini
melibatkan emosi dan juga perilaku yang dilakukannya melalui
pengalaman-pengalaman langsungnya dengan situasi dan budaya tertentu
seperti belajar bahasa, kebiasaan, dan memehami nilai-nilai yang ada
dalam budaya tersebut.
Berdasarkan tingkatan dari kesadaran budaya diatas, perlu bagi
konselor untuk memiliki pemahaman dalam menggunakan tingkatan-
tingkatan tersebut untuk memahami budaya. Tingkatan-tingkatan tersebut
dapat digunakan untuk menggambarkan aplikasi guna memahami fitur-fitur
kunci pada perbedaan budaya. Sehingga dapat diaplikasikan dengan
menggunakan teknik-teknik yang tepat untuk memahami dalam pelaksanaan
konseling.
3. Konselor dan Kesadaran Budaya
Peran konselor dalam proses memandirikan individu merupakan peran
yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu dalam
proses layanan konseling yang diberikannya, konselor tentu perlu untuk
memiliki pemahaman yang mendalam terhadap konselinya. Pemahaman
tersebut mencakup hal-hal yang ada dalam dirinya sendiri dan juga
konselinya. Kesadaran akan perbedaan yang dimiliki antara keduanya
menjadi salah satu cara yang penting untuk menjaga hubungan dan interaksi
dalam proses konseling.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 88


Ekspektasi kinerja konselor dalam memberikan layanan konseling
akan selalu digerakkan oleh motif altruistic dalam arti selalu menggunakan
penyikapan yang empatik, menghormati keberagaman, serta
mengedepankan kemaslahatan pengguna pelayanannya, dilakukan dengan
selalu mencermati kemungkinan dampak jangka panjang dari tindak
pelayanannya itu terhadap pengguna pelayanan, sehingga pelayanan
professional dinamakan “ the reflective practitioner” (depdiknas,2008).
Penting bahwa konselor memahami budaya mereka sendiri dalam
rangka untuk bekerja dengan klien tanpa memaksakan nila-nilai mereka,
menyinggung klien, atau perilaku non verbal klien yang salah
diinterpretasikan. Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman atau
ketidakmengertian maka konselor harus memiliki kesadaran akan perbedaan
yang terjadi tersebut agar klien dapat merasa nyaman. Kesadaran akan
perbedaan budaya yang dimiliki konselor dapat membantu dan mendidik
tidak hanya konselor namun juga klien terkait dengan budaya masing –
masing. Sehingga hal tersebut dapat membantu keduanya untuk bekerja
sama dalam mengatasi masalah klien atau dalam lingkungna yang lebih
kondusif bagi pertumbuhan klien.
Berkaitan dengn hal diatas, penting bagi konseor memiliki kompetensi
yang akan memberikan arah dalam pelaksanaan konseling dengan
keberagaman budaya konselinya. Refleksi terhadap praktek konseling tentu
akan melibatkan pemahaman dan kesadaran konselor terhadap budaya yang
dimilikinya dan konselinya. Kesadaran budaya (cultural awareness)
merupakan salah satu dimensi yang penting untuk dimiliki oleh konselor.
Dimensi ini perlu dimiliki oleh konselor agar dapat memiliki pemahaman
dan kesadaran bahwa factor budaya yang dimilikinya (ras, gender, nilai-
nilai, kelas social, dan lain-lain) akan memperngaruhi perkembangan diri
dan pandangan terhadap dirinya. Oleh karena itu perlu baginya untuk
mengetahui bahwa nilai dan perilaku yang dimilikinya akan berpengaruh
kepada orang lain. Hal tersebut secara substansial akan berdampak pada
perkembangan manusia dan proses konseling (geilen et al, 2008).

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 89


Kardinata (2005) menyebutkan bahwa sebagai pendidik psikologis,
konselor harus memiliki kompetensi dalam hal ini :

a. Memahami kompleksitas interaksi individu – lingkungan dalam ragam


konteks social budaya. Ini berarti seorang konselor baru mampu
mengakses, mengintervensi, dan mengevaluasi keterlibatan dinamis dari
keluarga, lingkungan, sekolah, lembaga social, dan masyarakat sebagai
factor yang berpengaruh terhadap keberfungsian individu didalam
system.
b. Menguasai ragam bentuk intervensi psikologis baik antar maupun intra
pribadi dan lintas budaya. Kemampuan menguasai teknik – teknik
treatment traditional yang terdiri atas konseling individual dan kelompok
harus diperluas kearah penguasaan teknik-teknik konsultasi, pelatihan
dan pengembangan organisasi.

c. Menguasai strategi dan teknik assessment yang memungkinkan dapat


dipahaminya keberfungsian psikologis individu dan interaksinya dengan
lingkungan.

d. Memahami proses perkembangan manusia secara individual maupun


secara social. Sebagai orang profesional, konselor harus mampu
mengkonseptualisasikan dan memfasilitasi proses pertumbuhan melalui
pengembangan interaksi optimal antara individu dengan lingkungan.
Konselor harus bergerak melintas dari konsep static tentang “kecocokan
individu-lingkungan” kearah “alur individu-lingkungan” yang
menekankan kepada keterikatan pengayaan pertumbuhan antara individu
dengan suatu lingkungan belajar.

e. Memegang kokoh regulasi profesi yang terinternalisasi ke dalam


kekuatan etik profesi yang mempribadi.
f. Memahami dan menguasai kaidah-kaidah dan praktek pendidikan.
Berdasarkan penjelasan diatas terkait dengan kompetensi yang penting
bagi seorang konselor agar mampu memahami perkembangan manusia,

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 90


kompleksitas manusia yang memiliki keragaman baik dari konteks individu
maupun sosial budayanya. Oleh karena itu, penting bagi konselor secara
umum (tidak hanya untuk konselor multikultular) dapat memiliki kesadaran
budaya perlu memperhatikan berbagai hal yang terkait dengan pemahaman
individu dan lingkungan.
Kesadaran budaya yang perlu dimiliki konselor tentu diawali juga
dengan pemahamannya terhadap perbedaan budaya konseli. Patterson
(2004) menyebutkan bahwa terdapat 2 jenis perbedaan konseli yaitu
accidential dan essential. Perbedaan budaya, etnik dan ras merupakan suatu
hal yang terjadi dengan tidak sengaja (misalnya tempat dilahirkan). Namun,
konseli juga memiliki kesamaan pada hal-hal yang utama atau hal yang
pokok (essential) sebagai manusia. Oleh karena itu, konselor perlu memiliki
kualitas dasar dalam pelaksanaan konseling. Rogers (patterson, 2004)
menyebutkan 5 kualitas dasar konselor yaitu :
a. Respect. Menghargai klien merupakan hal yang penting bagi konselor.
Hal ini termasuk memiliki kepercayaan kepada klien dan memiliki
asumsi bahwa klien memiliki kemampuan untuk mengambil tanggung
jawab untuk dirinya sendiri (termasuk selama proses konseling
berlangsung), klien memiliki kemampuan untuk menentukan pilihan dan
memutuskan dan memecahkan masalahnya.
f. Genuinenes. Konseling merupakan hubungan yang nyata. Konselor perlu
memiliki kesungguhan dalam memberikan konseling dan juga adalah
sosok yang nyata. Selain itu konselor harus sesuai dengan diri
sesungguhnya (kongruensi) ini berarti konselor betul-betul menjadi
dirinya tanpa kepalsuan.
g. Empathic understanding. Pemahaman yang empati lebih dari sekedar
pengetahuan tentang klien. Akan tetapi pemahaman yang melibatkan
dunia dan budaya klien secara mendalam. Ibrahim (Patterson, 2004)
mengemukakan bagwa kemampuan untuk menunjukkan empati pada
budaya secara konsisten dan hal-hal yang memiliki makna merupakan
variabel penting untuk melibatkan klien.
h. Communication of empathic, respect and genuineness to the client.
Kondisi ini penting utntuk di persepsi, diakui, dan dirasakan oleh klien.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 91


Persepsi tersebut akan mengalami kesulitan jika klien berbeda dengan
konselor baik dari budaya, ras, sosial ekonomi,umur dan gender. Oleh
karna itu penting baggi konselor untuk memahami perbedaan tersebut.
Sue ( patterson, 2004) menyatakan bahwa peemahaman terhadap
perbedaan baik secara verbal maupun noverbal akan sangat membantu
dalam proses konseling.
i. Structuring. Salah satu elemen pointing yang terkadang tidak disadari
oleh konselor adalah struktur atau susunan dalam proses konseling.
Vontress (Patterson, 2004) menyebutkan bahwa huibungan dengan
seorang professional yang menempatkan tanggung jawab utama kepada
individu untuk memecahkan masalahnya sangat sedikit. Pekerjaan
konselor dalam proses konseling sebaiknya memiliki sususnan dan
mengartikan peranya pada klien. Konselor sebaiknya menyatakan bahwa
apa, bagaimana dan mengapa dia bermaksud melakukan konseling.
Kegagalan untuk memberikan pemahaman peran konselor di awal proses
konseling dapat menghasilkan ketidakpahaman antara keduanya.
Beberapa kualitas konselor di atas, memang memiliki dasar yang
utama I(essential) dalam menghadapi klien secara umum, namun ada hal-
hal yang secara budaya tidak sesuai dengan budaya yang ada di Indonesia.
Misalnya, terkait dewngan elemen yang terakhir yaitu structuring, bagi
beberapa budaya di Indonesia pentingnya seorang professional dalam
memberikan bantuan melalui proses konseling masih sangat terbatas
sehingga untuk melakukan sesuai kriteria tersebut perlu penggalian lebih
mendalam bagi seorang konselor.
4. Teknik Konseling Lintas Budaya
Perbedaan budaya yang terjadi di masyarakat menjadi tantangan
konselor agar dapat memilki kemampuan dari teknik yang tepat dalam
melakukan konseling. Hal yang terpenting lagi yang perlu dimiliki konselor
pada saat proses konseling adalah “hadir” (Be Present), perhatian, peduli,
dukungan emosional, tidak menghakimi, empati, mendengarkan dan juga
cinta. (Geilent ea al, 2008)

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 92


Terdapat beberapa teknik konseling yang dikemukakan Thompson
(2003) dan sekiranya dapat digunakan oleh konselor agar dapat tetap
memiliki kesadaran budaya dan diaplikasikan dalam konseling adalah:

a. Teknik Listening with Empathy and Linstening with Awareness.

Mendengarkan dengan penuh empati dan penuh kesadaran bertujuan


untuk memahami hal-hal yanga ada dibalik ungkapan atau ucapan dari
konseli seperti nada suara, penekanan, ekspresi wajah dan ketidak
sesuaian antara ekspres dan content. Terdapat empat langkah agar dapat
mendengarkan penuh empati yaitu: Mendengarkan perasaan baik itu
secara verbal maupun nonverbal, mengakui persaan dan mampu
mengidentifikasi apa yang dilihat dan didengar dari konseli, memperjelas
apa yang dirasakan oleh konseli terhadap perbedaan yang ada, mengecek
kebenaran dari apa yang diungkap oleh konseli.

b. Teknik the Use of “I-Message”

Teknik ini bertujuan untuk memberikan respon yang asertif untuk


mengatasi konflik dalam diri konseli yang berbeda budaya dengan
konselor. Albert and Emmons (Thompson, 2003) mengidentifikasikan
tiga lengkp empati yang assertif, yaitu membiarkan konseli tahu posisi
konselor, memberi tahu konseli tentang apa yang anda inginkan dari
proses konseli ini. Hal ini bertujuan agar terjadi komunikasi yang tepat
dan sesuai dengan apa yang konseli butuhkan.

c. Teknik Companion

Teknik ini membantu konseli agar dapat merasakan bahwa kehadiran


konselor sebagai pendamping, yang peduli, dan penuh kasih agar konseli
dapat memahami kebutuhan emosionalnya. Kesadaran konselor untuk
meyakinkan dan mendengarkan konseli meskipun terdapat perbedaan
antara mereka dapat pendukung bagi konseli.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 93


d. Teknik Repeating the Obvious

Teknik ini bertujuan untuk mengklarifikasi pikiran dan perasaan konseli


secara langsung terhadap permasalahan yang dihadapinya. Schriner
(Thompson,2003) mengemukakan dua jenis pernyataan yang penting,
yaitu kalimat “I Understand” dan “I Can”. Kedua kalimat itu sangat
membantu dalam menghadapi masalah atau perasaan tidak bahagia.
Pengulangan terhadap kalimat tersebut oleh konseli dapat mengatasi dan
menjadi kekuatan baginya.

e. Teknik Communicating to Enhance Relationships

Teknik ini bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan komnikasi


yang dapat meningkatkan hubungan antar pribadi secara aktif dan penuh
perhatian. Menjaga hubungan melalui berbagai perasaan dan bersama
meraih apa yang diinginkan dalam proses konseling yang dilakukan serta
bagaimana aplikasinya di luar proses konseling.

f. Teknik Possitive Affirmations

Teknik ini merupakan teknik yang dapat meningkatkan kesejahteraan


pribdi dan harga diri konseli. Dalam proses konseling, teknik ini
digunakan oleh konselor untuk meyakinkan konseli bahwa hal-hal yang
positif dapat membuatnya merasa nyaman baik dengan dirinya sendiri
maupun lingkungannya.

g. Teknik Turning You-Statement into I-Statement

Teknik ini bertujuan untuk mengungkapkan perasaan dan emosi yang


tertekan dari konseli. Penekanan dan penolakan terhadap apa yang
dirasakan dapat berakibat meningkatnya iritabilitas dan konflik dengan
orang lain, kesulitan menyelesaikan masalah interpersonal, presepsi yang
terdistorsi. Penggunaan I-statement dapat membantu konselli untuk tidak

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 94


menghakimi dan menyalahkan orang lain ataupun lingkungannya tentang
apa yang dirasakannya.
5. Bidan sebagai Professional Helper dalam Penerapan Awareness of
Culture Experince
a. Bidan mengidentifikasi terlebih dahulu mengenai budaya-budaya dan
adat istiadat yang ada dalam lingkungan dimana Bidan tersebut
memberikan pelayanan kesehatan. Hal ini bertujuan untuk dapat
mengetahui budaya yang lahir dalam lingkungan tempat bidan bekerja.
Selain itu, hal ini dapat memberikan bidan pengetahuan untuk bisa
melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar.
b. Setelah melakukan identifikasi terhadap budaya-budaya setempat, bidan
bisa memilah-milah budaya mana saja yang sesuai dengan fakta
kesehatan. Sedangkan pandangan budaya yang kurang sesuai dengan
fakta kesehatan, maka sikap bidan sebagai professional helper berperan
untuk mengubah pandangan masyarakat melalui tahap-tahap sesuai
dengan penerapan awareness of culture experience

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 95


KEGIATAN BELAJAR 11

SENSITIFITAS SOCIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami sensitifitas social dan interaksi sosial.
B. URAIAN MATERI
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan sensitifitas social dengan benar
2. Menjelaskan pengertian interaksi sosial dengan benar
3. Menjelaskan bentuk interaksi sosial dengan benar
4. Menjelaskan fungsi interaksi sosial dengan benar
C. RANGKUMAN
1. Sensitifitas Social
2. Pengertian Interaksi Sosial
3. Bentuk Interaksi Sosial
4. Fungsi Interaksi Sosial
D. TUGAS
Mahasiswa mencari contoh – contoh dalam kehidupan sehari – hari terkait
dengan sensitifitas social dan interaksi sosial.
E. TES FORMATIF
1. Jelaskan Sensitifitas Social Menurut Soerjano Soekanto yaitu....
2. Jelaskan Sensitifitas Social Menurut Robert K.Melton yaitu....
3. Sebutkan Faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi social yaitu....
4. Sebutkan Bentuk interaksi social menurut jumlah pelakunya yaitu....

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 96


5. Sebutkan Bentuk interaksi social menurut proses terjadinya yaitu....
F. KUNCI JAWABAN
1. Sensitifitas Social
a. Menurut Soerjano Soekanto
Adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama karena
adanya rasa saling mempengaruhi.
2. Menurut Robert K.Melton
Sekumpulan orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah
mapan.
3. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi social
a. Tindakan social
Tindakan individu yang dapat mempengaruhi individu-individu lain
dalam masyarakat
b. Kontak social
Sesuatu yang akan membentuk komunikasi
c. Komunikasi social
Berkaitan dengan suatu hubungan atau pergaulan dengan orang lain
4. Bentuk interaksi social menurut jumlah pelakunya
a. Interaksi antara individu dan individu
b. Interaksi antara individu dan kelompok
c. Interaksi antara kelompok dengan kelompok
5. Bentuk interaksi social menurut proses terjadinya
a. Imitasi
b. Identifikasi
c. Motivasi
d. Simpati
e. Empati
G. LEMBAR KERJA
Tes Lisan Dan Rubrik Penilaian
H. MATERI MODUL
1. Sensitifitas Social

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 97


Menurut Soerjano Soekanto
Adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya
rasa saling mempengaruhi.
Menurut Robert K.Melton
Sekumpulan orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah
mapan.
2. INTERAKSI SOSIAL
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi social
d. Tindakan social
Tindakan individu yang dapat mempengaruhi individu-individu lain
dalam masyarakat
e. Kontak social
Sesuatu yang akan membentuk komunikasi
f. Komunikasi social
Berkaitan dengan suatu hubungan atau pergaulan dengan orang lain
Bentuk interaksi social menurut jumlah pelakunya
a. Interaksi antara individu dan individu
b. Interaksi antara individu dan kelompok
c. Interaksi antara kelompok dengan kelompok
Bentuk interaksi social menurut proses terjadinya
f. Imitasi
Adalah pembentukan nilai dengan meniru cara-cara orang lain
g. Identifikasi
Menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya
h. Motivasi
Diberikan dari individu kepada individu ataupun kelompok
i. Simpati
Disampaikan kepada seseorang, kelompok atau lembaga formal pada
saat-saat khusus
j. Empati
Diikuti dengan perasaan organism tubuh yang mendalam

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 98


KEGIATAN BELAJAR 12

KONSEP KELUARGA SEBAGAI MASYARAKAT

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami konsep keluarga sebagai masyarakat.
B. URAIAN MATERI
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan pengertian keluarga dengan benar
2. Menjelaskan fungsi keluarga dengan benar
3. Menjelaskan bentuk – bentuk keluarga dengan benar
4. Menjelaskan peran dan fungsi keluarga dengan benar
C. RANGKUMAN
1. Pengertian Keluarga
2. Fungsi Keluarga
3. Bentuk – Bentuk Keluarga
4. Peran Dan Fungsi Keluarga
D. TUGAS
Mahasiswa mencari dan memahami kemudian meresum materi yang telah di
sampaikan tentang konsep keluarga sebagai masyarakat.
E. TES FORMATIF
1. Jelaskan pengertian keluarga menurut DEPKES yaitu....
2. Sebutkan fungsi keluarga yaitu.....
3. Sebutkan bentuk keluarga yaitu....
4. Sebutkan dan jelaskan Peran dan Fungsi anggota Keluarga yaitu...
F. KUNCI JAWABAN

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 99


1. Keluarga adalah Unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga, beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dan saling ketergantungan.
2. Fungsi Keluarga yaitu sebgai berikut :
a. Perantara antara masyarakat dan individu
b. Memenuhi kebutuhan setiap individu dalam keluarga
c. Memenuhi kebutuhan masyarakat dimana keluarga jadi bagiannya
d. Bagi masyarakat
e. Keluarga berfungsi memenuhi kebutuhan vital

f. Bagi Pasutri atau anggota keluarga dewasa


g. Menstabilkan keharmonisan mereka
3. Bentuk Keluarga yaitu sebgai berikut :
a. Keluarga Inti
b. Keluarga Besar
c. Keluarga Berantai

d. Keluarga inti yang mempunyai keluarga baru lagi

e. Keluarga Janda atau Duda

4. Peran dan Fungsi anggota Keluarga


a. ASIH : Kasih sayang dan memberikan kehangatan

b. ASUH :Pemeliharaan dan Perawatan Keluarga

c. ASAH :Pendidikan dan Mempersiapkan masa depan

G. LEMBAR KERJA
Tes Lisan Dan Rubrik Penilaian
H. MATERI MODUL
1. Pengertian keluarga:
a. Burgess (1963)
1) Terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan,
darah dan ikatan adopsi
Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 100
2) Anggota keluarga hidup bersama dalam satu rumah tangga atau
terpisah
3) Berinteraksi dalam peran masing-masing menggunakan kultur yang
sama dari masyarakat

b. DEPKES (1988)
Unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga, beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan
saling ketergantungan.
c. Bailon & Araccelis Maglaya (1989)
1) Dua atau lebih individu bergabung karena hubungan darah,
perkawinan atau pengangkatan

2) Hidup bersama dalam satu RT

3) Berinteraksi dlm peran masing-masing

4) Menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan

2. Fungsi Keluarga (Bronfenbrener, 1979)


Buffer
h. Perantara antara masyarakat dan individu
i. Memenuhi kebutuhan setiap individu dalam keluarga

j. Memenuhi kebutuhan masyarakat dimana keluarga jadi bagiannya

k. Bagi masyarakat

l. Keluarga berfungsi memenuhi kebutuhan vital

m. Bagi Pasutri atau anggota keluarga dewasa

n. Menstabilkan keharmonisan mereka

Fungsi keluarga (ahli yg lain)

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 101


a. Pendidikan

1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan


dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.

2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang


dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa

3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

b. Sosialisasi anak

1) Membina sosialisasi pada anak

2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat


perkembangan anak

3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

c. Perlindungan

Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat


terlindungi dari gangguan-gangguan seperti gangguan udara, penyakit,
dan sebagainya, supaya terwujud suatu masyarakat yang
terlepas/terhindar dari segala gangguan apapun yang terjadi. Contoh :
berusaha menyediakan rumah, dan berusaha menyediakan obat-obatan.

d. Religius

Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan


ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Contoh : mengajak keluarga beribadah ke
tempat beribadah masing-masing agama yang dianut.

e. Ekonomis

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 102


1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.

2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi


kebutuhan keluarga

3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa


yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua)

f. Rekreatif

Keluarga berjalan-jalan ke suatu tempat untuk rekreasi dan bisa juga ke


tempat yang dapat menambah pengetahuan.

g. Biologis

1) Meneruskan keturunan

2) Memelihara dan membesarkan anak

3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

4) Memelihara dan merawat anggota keluarga

h. Psikologis

1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman

2) Memberikan perhatian di antara anggota keluarga

3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

4) Memberikan identitas keluarga

3. Bentuk Keluarga
a. Keluarga Inti

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 103


b. Keluarga Besar

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah seperti keluarga inti disertai : paman, tante, kakek-nenek,
keponakan.

c. Keluarga Berantai

Keluarga inti yang mempunyai keluarga baru lagi

d. Keluarga Janda atau Duda

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak karena
perceraian atau kematian

e. Keluarga Komposisi

Keluarga yang hidup berpoligami dan mempunyai anak, hidup dalam 1


rumah

f. Keluarga Kabitas

Keluarga yang tanpa status pernikahan atau hokum (kumpul kebo)

4. Peran dan Fungsi anggota Keluarga


1) ASIH

Kasih sayang dan memberikan kehangatan

2) ASUH

Pemeliharaan dan Perawatan Keluarga

3) ASAH

Pendidikan dan Mempersiapkan masa depan

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 104


KEGIATAN BELAJAR 13

ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEHAT


DALAM KAITAN STATUS KESEHATAN IBU,BAYI, BALITA DAN
KELUARGA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami aspek sosial budaya yang mempengaruhi
perilaku sehat dalam kaitan status kesehatan ibu,bayi, balita dan keluarga.
B. URAIAN MATERI
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan Aspek Sosial Budaya Pada Setiap Perkawinan dengan benar
2. Menjelaskan Aspek sosial budaya pada setiap trisemester kehamilan
dengan benar
3. Menjelaskan Aspek Sosial Budaya Selama Persalinan Kala I, II, III, IV
dengan benar
4. Menjelaskan Aspek Sosial Budaya Dalam Masa Nifas
dengan benar
5. Menjelaskan Aspek Sosial Budaya Yang Berkaitan Dengan Bayi Baru Lahir
dengan benar
C. RANGKUMAN
1. Aspek Sosial Budaya Pada Setiap Perkawinan
2. Aspek sosial budaya pada setiap trisemester kehamilan
Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 105
3. Aspek Sosial Budaya Selama Persalinan Kala I, II, III, IV
4. Aspek Sosial Budaya Dalam Masa Nifas
5. Aspek Sosial Budaya Yang Berkaitan Dengan Bayi Baru Lahir
D. TUGAS
Mahasiswa dibagi 4 kelompok, setiap kelompok mendapatkan tema masing –
masing aspek sosial budaya yang mempengaruhi perilaku sehat dalam kaitan
status kesehatan ibu,bayi,balita, dan keluarga dalam konteks pendekatan sosial
budaya dalam praktek kebidanan. Dalam tugas disertakan contoh nyata yang ada
di lingkungan tempat tinggal. Seminar dilaksanakan di minggu ke – 13. Materi
seminar dikonsulkan dan di kumpulkan sebelum minggu ke – 13.
E. TES FORMATIF
1. Sebutkan aspek sosial budaya pola penyesuaian perkawinan dilakukan
secara bertahap yaitu....
2. Aspek sosial budaya faktor penghambat yang mempersulit penyesuaian
perkawinan yaitu....
3. Jelaskan pengertian masa nifas yaitu....
4. Jelaskan Aspek sosial budaya pada masa nifas yaitu....
5. Sebutkan Macam-Macam Aspek Sosial Budaya Pada Masa Nifas
yaitu...
F. KUNCI JAWABAN

1. Berdasarkan pada aspek sosial budaya pola penyesuaian perkawinan


dilakukan secara bertahap.
a. Pada fase pertama adalah bulan madu pasangan masih menjalani hidup
dengan penuh kebahagian, dan hal itu karena didasari rasa cinta diawal
perkawinan.
Pada fase pengenalan kenyataan, pasangan mengetahui karakteristik dan
kebiasaan yang sebenarnya dari pasangan.
b. Pada fase kedua mulai terjadi krisis perkawinan terjadi proses
penyesuaian akan adanya perbedaan yang terjadi. Apabila sukses dalam
menerima kenyataan maka akan dilanjutkan dengan suksesnya fase

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 106


menerima kenyataan. Apabila pasangan sukses mengatasi problema
keluarga dengan berapatasi dan membuat aturan dan kesepakatan dalam
rumah tangga maka fase kebahagiaan sejati akan diperolehnya.
2. Aspek sosial budaya faktor penghambat yang mempersulit penyesuaian
perkawinan mayoritas subjek terletak dalam hal baik suami maupun istri
tidak bisa menerima perubahan sifat dan kebiasaan di awal pernikahan,
suami maupun istri tidak berinisiatif menyelesaikan masalah, perbedaan
budaya dan agama diantara suami dan istri, suami maupun istri tidak tahu
peran dan tugasnya dalam rumah tangga
3. Masa nifas adlah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamnya enam minggu.
4. Aspek sosial budaya pada masa nifas adalah suatu hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia untuk mencapai tujuan bersama pada
masa sesudah persalinan.
5. Macam-Macam Aspek Sosial Budaya Pada Masa Nifas
1. Masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut
dan lele, keong ,daun lembayung, buah pare, nenas, gula merah,
dan makanan yang berminyak.
Dampak positif: tidak ada
Dampak negative :merugikan karena masa nifas memerlukan
makanan yang bergizi seimbang agar ibu dan bayi sehat.
2. Setelah melahirkan atau setelah operasi hanya boleh
makan tahu dan tempe tanpa garam ,ngayep´dilarang banyak
makan dan minum, makanan harus disangan/dibakar.
Dampak positif:tida ada
dampak negative :merugikan karena makanan yang sehat akan
mempercepat penyembuhan luka.
G. LEMBAR KERJA
Tes Lisan Dan Rubrik Penilaian
H. MATERI MODUL
1. Aspek Sosial Budaya Pada Setiap Perkawinan

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 107


Berdasarkan pada aspek sosial budaya pola penyesuaian perkawinan
dilakukan secara bertahap.
Pada fase pertama adalah bulan madu pasangan masih menjalani hidup
dengan penuh kebahagian, dan hal itu karena didasari rasa cinta diawal
perkawinan.
Pada fase pengenalan kenyataan, pasangan mengetahui karakteristik dan
kebiasaan yang sebenarnya dari pasangan.
Pada fase kedua mulai terjadi krisis perkawinan terjadi proses
penyesuaian akan adanya perbedaan yang terjadi. Apabila sukses dalam
menerima kenyataan maka akan dilanjutkan dengan suksesnya fase
menerima kenyataan. Apabila pasangan sukses mengatasi problema
keluarga dengan berapatasi dan membuat aturan dan kesepakatan dalam
rumah tangga maka fase kebahagiaan sejati akan diperolehnya.
Menurut aspek sosial budaya faktor pendukung keberhasilan
penyesuaian perkawinan mayoritas subjek terletak dalam hal saling
memberi dan menerima cinta, ekspresi afeksi, saling menghormati dan
menghargai, saling terbuka antara suami istri.
Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan suami istri menjaga
kualitas hubungan antar pribadi dan pola-pola perilaku yang dimainkan oleh
suami maupun istri, serta kemampuan menghadapi dan menyikapi
perbedaan yang muncul, sehingga kebahagiaan dalam hidup berumah
tangga akan tercapai.
Sedangkan menurut aspek sosial budaya faktor penghambat yang
mempersulit penyesuaian perkawinan mayoritas subjek terletak dalam hal
baik suami maupun istri tidak bisa menerima perubahan sifat dan kebiasaan
di awal pernikahan, suami maupun istri tidak berinisiatif menyelesaikan
masalah, perbedaan budaya dan agama diantara suami dan istri, suami
maupun istri tidak tahu peran dan tugasnya dalam rumah tangga.
Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan suami istri menyikapi
perubahan, perbedaan, pola penyesuaian yang dimainkan dan munculnya
hal-hal baru dalam perkawinan, yang kesemuanya itu dirasa kurang

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 108


membawa kebahagiaan hidup berumah tangga, sehingga masing- masing
pasangan gagal dalam menyesuaikan diri satu sama lain.

2. Aspek sosial budaya pada setiap trisemester kehamilan


Perawatan kehamilan merupakan salah satu factor yang amat perlu
diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika
persalinan, disamping itu juga untuk menjaga kesehatan janin dan menjaga
pertumbuhan.Memahami perawatan kehamilan adalah penting untuk
mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.fakta berbagai
kalangan masyarakat di Indonesia masih banyak ibu ibu yang menganggap
kehamilan sebagai hal yang biasa, hal alamiah dan kodrati.Mereka merasa
tidak perlu memerikasakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun
dokter.Masih banyaknya ibu ibu yang kurang menyadari pentingnya
pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya factor factor
resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka.Resiko ini bari diketahui
pada saat persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat
membawa akibat fatal yaitu kematian.Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi.Selain dari
kurangnya pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan, permasalhan
permasalahan pada kehamilan dan persalinan dipengaruhi juga oleh factor
nikah diusia muda yang masih banyak dijumpai didaerah
pedesaan.Disamping itu dengan masih adanya preferensi terhadap jenis
kelamin anak khususnya pada beberapa suku yang menyebabkan istri
mengalami kehamilan berturut turut dalam jangka waktu yang relative
pendek, menyebabkan ibu mengalami resiko tinggi fakta saat melahirkan.
Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah
masalah gizi.Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan 2 dan
pantangan pantangan terhadap beberapa makanan.Sementara kegiatan
mereka sehari hari tidakk berkurang. Ditambah lagi dengan pantangan
pantangan terhadap beberapa makanan yang sebetulnya sangat dibutuhkan

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 109


oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negative terhadap kesehatan
ibu dan janin.Tidak heraan kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil
cukup tinggi terutama dipedessaan.Dikatakan pula bahwa penyebab utama
dari tingginya angka anemia pada wanita hamil disebabkan karena
kurangnya gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan darah.Beberapa
kepercayaan yang ada misalnya di jawa tengah, ada kepercayaan bahwa ibu
hamil pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang
makan daging karena akan meyebabkan perdarahan yang banyak.Sementara
disalah satu daerah jawa barat ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan
sengaja harus mengurangi makanannya agar bayi yang dikandungnya kecil
dan mudah dilahirkan.Dimasyarakat betawi berlaku pantangan makan ikan
asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi
asin.Contoh lain didaerah Subang pantang makan dengan piring yang
besarkarena khawatir bayinya akan besar sehingga mempersulit
persalinan.Dan memangselain ibunya kurang gizi berat badan bayi yang
dilahirkan juga rendah.Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan
dan kesehatan si bayi.Selain itu larangan untuk memakan buah buahan
seperti pisang, nanas, ketimun dll bagi wanita hamil juga masih dianut oleh
beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat didaerah pedesaan.
Didaerah pedesaan masih banyak ibu hamil yang mempercayai dukun
beranak untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan dirumah .Data
survey kesehatan Rumah Tangga tahun 1992 menunjukkan bahwa 65%
persalinan ditolong oleh dukun beranak.Bebrapa penelitian yang pernah
dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek praktek
persalinan oleh dukun yang membahayakan si ibu.Penelitian iskandar dkk
menunjukkan beberapa tindakan dan praktek yang membawa resiko infeksi
seperto “ngolesi”(membasahi vagina dengan minyak kelapa untuk
memperlancar persalinan), “kodok” ( memasukkan tangan ke vagina dan
uterus untuk mengeluarkan placenta) atau “nyanda” ( setelah persalinan, ibu
duduk dengan posisi bersandar dan kaki diluruskan kedepan selama bejam
jam yang dapat menyebabkan perdarahan dan pembengkakan).

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 110


Pemilihan dukun beranak sebagai pendorong persalinan pada dasarnya
disebabkan karena beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat , biaya
murah, mengerti dan dapat memabantu upacara adat yang berkaitan dengan
kelahiran anak serta membawa ibu dan bayi sampai 40 hari.Disamping itu
juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan yang
ada.Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih namun praktek
praktek tradisional tertentu masih dilakukan.Interaksi antara kondisi
kesehatan ibu hamil dengan kemampuan penolong persalinan sangat
menentukan persalinan yaitu kematian atau bertahan hidup.Secara medis
penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah perdarahan , infeksi,
eksklamsia(keracunan kehamilan).
3. Aspek Sosial Budaya Selama Persalinan Kala I, II, III, IV
Di daerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil masih mempercayai dukun
beranak untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan di rumah.
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih
terdapat praktek-praktek persalinan oleh dukun yang dapat membahayakan
si ibu. Penelitian Iskandar dkk (1996) menunjukkan beberapa
tindakan/praktek yang membawa resiko infeksi seperti "ngolesi"
(membasahi vagina dengan rninyak kelapa untuk memperlancar persalinan),
memasukkan tangan ke dalam vagina dan uterus untuk rnengeluarkan
placenta atau setelah persalinan, ibu duduk dengan posisi bersandar dan kaki
diluruskan ke depan selama berjam-jam yang dapat menyebabkan
perdarahan dan pembengkakan
Pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan pada dasarnya
disebabkan karena beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat, biaya
murah, mengerti dan dapat membantu dalam upacara adat yang berkaitan
dengan kelahiran anak serta merawat ibu dan bayi sampai 40 hari.
Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan
kesehatan yang ada. Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih,
namun praktek-praktek tradisional tertentu rnasih dilakukan. lnteraksi antara

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 111


kondisi kesehatan ibu hamil dengan kemampuan penolong persalinan sangat
menentukan hasil persalinan yaitu kematian atau bertahan hidup.
Secara medis penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah
perdarahan, infeksi dan eklamsia (keracunan kehamilan). Kondisi-kondisi
tersebut bila tidak ditangani secara tepat dan profesional dapat berakibat
fatal bagi ibu dalam proses persalinan. Namun, kefatalan ini sering terjadi
tidak hanya karena penanganan yang kurang baik tepat tetapi juga karena
ada faktor keterlambatan pengambilan keputusan dalam keluarga. Terutama
di daerah pedesaan, keputusan terhadap perawatan medis apa yang akan
dipilih harus dengan persetujuan kerabat yang lebih tua; atau keputusan
berada di tangan suami yang seringkali menjadi panik melihat keadaan
krisis yang terjadi. Kepanikan dan ketidaktahuan akan gejala-gejala tertentu
saat persalinan dapat menghambat tindakan yang seharusnya dilakukan
dengan cepat.
Ada suatu kepercayaan yang mengatakan minum rendaman air rumput
Fatimah akan merangsang mulas. Memang, rumput Fatimah bisa membuat
mulas pada ibu hamil, tapi apa kandungannya belum diteliti secara medis.
Jadi, harus dikonsultasikan dulu ke dokter sebelum meminumnya.
Sebenarnya, rumput ini hanya boleh diminum bila pembukaannya sudah
mencapai 3-5 cm, letak kepala bayi sudah masuk panggul, mulut rahim
sudah lembek atau tipis, dan posisi ubun-ubun kecilnya normal.Jika letak
ari-arinya di bawah atau bayinya sungsang, tak boleh minum rumput ini
karena sangat bahaya. Terlebih jika pembukaannya belum ada, tapi si ibu
justru dirangsang mulas pakai rumput ini, bisa-bisa janinnya malah naik ke
atas dan membuat sesak nafas si ibu. Mau tak mau, akhirnya dilakukan jalan
operasi.
Kelancaran persalinan sangat tergantung faktor mental dan fisik si ibu
a. Faktor fisik berkaitan dengan bentuk panggul yang normal dan seimbang
dengan besar bayi

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 112


b. Faktor mental berhubungan dengan psikologis ibu, terutama kesiapannya
dalam melahirkan. Bila ia takut dan cemas, bisa saja persalinannya jadi
tidak lancar hingga harus dioperasi. Ibu dengan mental yang siap bisa
mengurangi rasa sakit yang terjadi selama persalinan.

c. Faktor lain yang juga harus diperhatikan: riwayat kesehatan ibu, apakah
pernah menderita diabetes, hipertensi atau sakit lainnya; gizi ibu selama
hamil, apakah mencukupi
4. Aspek Sosial Budaya Dalam Masa Nifas
Masa nifas adlah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamnya enam minggu.
Jadi arti keseluruhan dari aspek sosial budaya pada masa nifas adalah
suatu hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia untuk
mencapai tujuan bersama pada masa sesudah persalinan.
a. Macam-Macam Aspek Sosial Budaya Pada Masa Nifas
1) Masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan
lele, keong ,daun lembayung, buah pare, nenas, gula merah,
dan makanan yang berminyak.
Dampak positif: tidak ada
Dampak negative :merugikan karena masa nifas memerlukan
makanan yang bergizi seimbang agar ibu dan bayi sehat.
2) Setelah melahirkan atau setelah operasi hanya boleh makan
tahu dan tempe tanpa garam ,ngayep´dilarang banyak makan
dan minum, makanan harus disangan/dibakar.
Dampak positif:tida ada
dampak negative :merugikan karena makanan yang sehat akan
mempercepat penyembuhan luka.
3) masa nifas dilarang tidur siang.
Dampakpositif:tidakada

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 113


Dampak negative : karena masa nifas harus cukup istirahat,
kurangi kerja berat. Karena tenaga yang tersedia sangat
bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi‡
4) Masa nifas /saat menyusui setelah waktunya Maghrib harus
puasa tidak makan makanan yangpadat.
Dampak positif : Hal ini
dibenarkan karena dalam faktanya masa nifas setelah maghrib
dapat menyebabkan badan masa nifas mengalami penimbunan
lemak,disamping itu organ-organ kandungan pada masa nifas
belum pulih kembali.
Dampak negative : ibu menjadi kurang nutrisi sehingga
produksi ASI menjadii berkuran
5) Masa nifas tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari. Dampak
positif: tidak ada
Dampak negative : Hal ini tidak perlu karena masa nifas dan
bayi baru lahir (pemberian imunisasi) harus periksa
kesehatannya sekurang-kurangnya 2 kali dalam bulan pertama
yaitu umur0-7haridan8-30hari .
6) Ibu setelah melahirkan dan bayinya harus dipijat/ diurut,
diberi pilis / lerongan dan tapel.
Dampak positif : jika pijatannya benar maka peredaran darah
ibu dan bayi menjadii lancar
Dampak negative : pijatan yang salah sangat berbahaya karena
dapat merusak kandungan. Pilis dan tapel dapat merusak kulit
bagi yang tidak kuat / menyebabkan alergi.
7) Masa nifas harus minum abu dari dapur dicampur air,
disaring, dicampur garam dan asam diminumkan supaya ASI
banyak.
Dampak positif : tidakada

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 114


Dampak negative : karena abu, garam dan asam tidak
mengandung zat gizi yang diperlukan oleh ibu menyusui
untuk memperbanyak produksi ASI nya.
8) Masa nifas tidak diperbolehkan berhubungan intim
Dampak positif : dari sisi medis, sanggama
memang dilarang selama 40 hari pertama usai melahirkan.
Alasannya, aktivitas yang satu ini akan menghambat proses
penyembuhan jalan lahir maupun involusi rahim, yakni
mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan ukuran semula.
Contohnya infeksi atau malah perdarahan. Belum lagi libido
yang mungkin memang belum muncul ataupun pengaruh
psikologis, semisal kekhawatiran akan robeknya jahitan
maupun ketakutan bakal hamil lagi
Dampak negative: tidakada.
b. Aspek social budaya pada masa nifas pada daerah yang lain :
1) Harus pakai sandal kemana pun iBu harus pergi, selama
40hari.
2) Harus memakai Stagen /udet/ centing. (positif)
3) Minum jamu, agar rahim cepat kembali seperti semula.
4) Pakai lulur param kocok keseluruh badan, biar capek pada
badannya cepat hilang.
5) Tidak boleh bicara dengan keras keras
6) tiap pagi harus mandi keramas, biar badannya cepat segar dan
peredaran darah lancar .
7) kalau tidur/ duduk kaki harus lurus. Tidak boleh ditekuk
/posisi miring, hal itu dapat mempengaruhi posisi tulang, cos
tulang bufas seperti bayi baru melahirkan/ mudah terkena
Varises.
8) Harus banyak makanan yang bergizi atau yang mengandung
sayur-sayuran.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 115


9) Tidak usah memakai perhiasan, karena dapat mengganggu
aktifitas Bayi.

5. Aspek Sosial Budaya Yang Berkaitan Dengan Bayi Baru Lahir


Seorang bayi yang baru lahir umumnya mempunyai berat sekitar 2.7 –
3.6 kg dengan panjang 45 – 55 cm. Tetapi ia akan kehilangan sampai 10 %
dri berat tubuhnya dalam hari-hari setelah kelahiran. Kemudian pada akhir
minggu pertama berat tubuhnya akan mulai naik kembali.
Karenanya, tidaklah mengherankan jika seorang bayi yang baru lahir
memerlukan beberapa minggu untuk menyesuaikan diri. Sebuah selaput
keras menutupi dua titik lunak dari kepala disebut fontonel. Dimana tulang-
tulang tengkorak belum menyatu dan meutup dengan sempurna. Fontonel
anterror.
Menjadi orang tua baru memang menyenangkan, tapi terkadang juga bisa
menjadi gugup atau penakut karena banyaknya mitos-mitos soal bayi yang
dibawa turun temurun dari orang-orang tua kita dulu yang mungkin kita
sendiri menjadi bagian dari mitos-mitos yang dianut orang tua kita. Namun
menurut saya mitos-mitos itu tidak selalu salah, mungkin hanya beda
pengertian saja namun juga tidak semuanya benar, bahkan ada yang benar-
benar salah menurut dokter. Inilah beberapa mitos yang masih beredar di
masyarakat.
a. Dibedong agar kaki tidak bengkok.
Ternyata di bedong bisa membuat peredaran darah bayi menjadi
terganggu, kerja jantung akan lebih berat memompa darah, akibatnya
bayi akan sering sakit di daerah paru-paru dan jalan nafasnya. Selain itu
dibedong akan menghambat perkembangan motorik si bayi karena tidak
ada kesempatan untuk bergerak.
Sebaiknya dibedong saat sesudah mandi untuk melindungi dari dingin
atau saat cuaca dingin itu pun dibedong longgar. Jadi dibedong itu tidak

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 116


ada hubungannya dengan pembentukan kaki karena semua kaki bayi
yang baru lahir kakinya bengkok, sebab di dalam perut tidak ada ruang
yang cukup untuk meluruskan kakinya sehingga waktu lahirpun masih
bengkok, tapi akan lurus dengan sendirinya.

b. Hidung ditarik-tarik agar mancung


Sebenarnya tidak hubungannya menarik hidung dengan mancung
tidaknya hidung, semua tergantung dari bentuk tulang hidungnya dan
itu sudah bawaan, lagi pula kasihan si bayinya "sakit tau..." Jadi mau
ditarik-tarik setiap detikpun kalo memang tidak mancung ya ga bakal
mancung.
c. Pemakaian gurita agar tidak kembung.
Ini jelas salah karena pemakaian gurita akan menghambat
perkembangan organ-organ perut. Sekarang bayangkan kalau perut
anda di ikat seperti itu tentu akan merasa sesak dan tidak nyaman
bukan. Jika memang harus memakaikan gurita jangan mengikat terlalu
kencang terutama di bagian dada agar jantung n paru-parunya bisa
berkembang dengan baik. Dan jika tujuannya supaya pusar tidak
bodong sebaiknya di pakaikan hanya di pusar dan ikatannya pun tidak
kencang.
d. Menggunting bulu mata agar lentik
Memotong bulu mata bisa mengurangi fungsinya untuk melindungi
mata dari benda-benda asing. Panjang pendeknya bulu mata sudah
menjadi bawaan dari bayi itu sendiri.
e. Beri setetes kopi agar bayi tidak step (kejang)
Pemberian kopi pada bayi jelas berbahaya karena mengandung kafein
yang akan memacu denyut jantungnya bekerja lebih cepat. Lagi pula
bayi itu minumnya susu bukan kopi.
f. Jangan memeras kencang-kencang saat mencuci baju bayi, bayi akan
gelisah tidurnya.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 117


Kalo di pikir secara logika jelas tidak masuk akal, mungkin bayi gelisah
saat tidur karena dia pipis, pub, gerah, atau ada faktor lain, jadi bukan
karena saat memeras pakaiannya, mungkin lebih masuk akal kalau
jangan memeras terlalu keras karena akan merusak pakaian si bayi yang
kalau sudah koyak atau lepas jahitannya akan membuat gelisah sang
ayah karena harus membelikan pakaian yang baru lagi.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 118


KEGIATAN BELAJAR 14

PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami Pendekatan Sosial Budaya Dalam Praktek
Kebidanan.
B. URAIAN MATERI
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan Pendekatan melalui Agama dengan benar
2. Menjelaskan Pendekatan melalui kesenian tradisional dengan benar
3. Menjelaskan Pendekatan melalui paguyuban dengan benar
4. Menjelaskan Pendekatan melalui pesantren dengan benar
5. Menjelaskan Pendekatan melalui banjar dengan benar
C. RANGKUMAN
1. Pendekatan Melalui Agama
2. Pendekatan Melalui Kesenian Tradisional
3. Pendekatan Melalui Paguyuban
4. Pendekatan Melalui Pesantren
5. Pendekatan Melalui Banjar
D. TUGAS
Mahasiswa dibagi 4 kelompok, setiap kelompok mendapatkan tema masing –
masing tentang pendekatan sosial budaya dalam praktek kebidanan meliputi :
Pendekatan Melalui Agama , Pendekatan Melalui Kesenian Tradisional,
Pendekatan Melalui Paguyuban , Pendekatan Melalui Pesantren, Pendekatan
Melalui Banjar. Materi seminar dikonsulkan dan di kumpulkan sebelum minggu
ke – 14.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 119


E. TES FORMATIF
1. Yang bukan cara – cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
adalah...
a. Melalui keluarga
b. Melalui Agama
c. Melalui Paguyuban
d. Melalui Kesenian Tradisional
2. Jenis – jenis Banjar yaitu...
a. Banjar budaya dan banjar sosial
b. Banjar sosial dan banjar dinas
c. Banjar adat dan banjar dinas
d. Banjar budaya dan banjar adat
3. Yang termasuk upaya – upaya pelayanan kesehatan dari segi agama
adalah...
a. Memberi perhatian kepada orang sakit
b. Mendoakan orang sakit
c. Memberi bantuan
d. Pengobatan penyakit
4. Kesenian yang berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada
secara turun menurun atau kesenian baru hasil perkembangan
kebudayaannya disebut....
a. Kesenian
b. Kesenian tradisional
c. Seni
d. Apresiasi seni
5. Yang merupakan tipe paguyuban adalah...
a. Karena pendidikan
b. Karena jiwa pikir

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 120


c. Karena ikatan darah
d. Karena tempat

F. KUNCI JAWABAN
1. A
2. C
3. D
4. B
5. A
G. LEMBAR KERJA
Tes Lisan Dan Rubrik Penilaian
H. MATERI MODUL
1. Pendekatan praktik Kebidanan melalui Agama
Secara mendasar dan umum, agama dapat didefinisikan sebagai
perangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan
dunia gaib, khususnya dengan tuhan, mengatur hubungan manusia dengan
manusia lainnya, dan manusia dengan lingkungannya.
Agama dapat memberi petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam
menjalani hidup.Selain itu, agama juga dapat membantu umat manusia
dalam memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi. Aspek
pendekatan melalui agama dalam memberi pelayanan kebidanan dan
kesehatan diantaranya:
a. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga
kesehatannya.
b. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan
melandasi cita-cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan
yang bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga, masyarakat, serta bangsa.
c. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa
kepada tuhan yang maha esa dalam segala aktivitasnya.
d. Agama dapat menghindari umat manusia dari segala atau hal perbuatan
yang bertentangan dengan ajarannya.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 121


Berbagai aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri
dari upaya-upaya pelayanan kesehatan yang ditinjau dari segi agama.

a. Upaya pemeliharaan kesehatan


Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak
ibu hamil, yaitu sejak janin didalam kandungan.Hal tersebut bertujuan agar
bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat begitu juga dengan
ibunya.Kesehatan merupakan faktor utama bagi umat manusiaunuk dapat
melakukan atau menjalani hidup dengan baik sehingga dapat terhindari dari
berbagai penyakit dan kecacatan. Ada beberapa langkah yang dapt memberi
tuntunan bagi umat manusia untuk memelihara kesehatan yang dianjurkan
oleh agama, antara lain melalui:
1) Makan-makanan bergizi
2) Menjaga kebersihan
3) Berolahraga
4) Pengobatan diwaktu sakit
b. Upaya pencehagan penyakit
Dalam ajaran agama, pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan.
Upaya-upaya pencehagan penyakit antara lain:
1) Dengan memberi imunisasi. Imunisasi dapat diberikan pada bayi dan
balita, ibu hamil, wanita usia subur (WUS), murid sekolah dasar kelas 1-
3.
2) Pemberian asi pada anak sampai berusia 2 tahun. (bagi orang beragama
islam dianjurkan itu dapat dilihat pada surah al-baqarah ayat 233, ayat
tersebut pada dasarnya memerintahkan seorang ibu untuk menyususi
bayinya dengan asi sampai berusia 2 tahun).
3) Memberi penyuluhan kesehatan. Hal ini dapat dilakukan pada kelompok
pengajian atau kelompok kegiatan keagamaan lainnya.

c. Upaya pengobatan penyakit


Dalam ajaran agama islam, nabi Muhammad SAW bersabda “bagi
setiap penyakit yang diturunkan Allah SWT, ada obat yang diturunkannya.”
Dalam hal yang benar dalam hal ini umat manusia dianjurkan untuk berobat
jika sakit.Ulama mempunyai 2 pendapat dalam mengenai alat KB IUD,
yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan alat kontrasepsi tersebut.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 122


Pendapat yang memperbolehkan atau menghalalkan pemakaian alat
kontrasepsi tersebut IUD:
1) Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan dengan
menggunakan kontrasepsi tersebut, keluarga dapat merencanakan jarak
kehamilan sehingga ibu tersebut dapat menjaga kesehatan ibu, anak dan
keluarga dengan baik.
2) Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan. Jika didalam satu
keluarga memiliki anak yang banyak tentunya sangat merepotkan dan
membebani perekonomian keluarga.
Pendapat atau pandangan agama yang melarang atau mengaharamkan
pemakaian kontrasepsi IUD:
1) Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi.
2) Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam Rahim tidak
menghalangi pembuahan sel telur. Bahkan adanya IUD sel mani masih
dapat masukdan dapat membuahi sel telur (masih ada kegagalan).
3) Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada obat-
obatan dan alat lainnya. Saat melakukan tindakan MOP dan MOW akan
melihat orang lain, dan ini tidak dibenarkan dalam agama islam, dalam
arti jika petugas dokter yang melakukan tindakan MOP oleh dokter
perenpuan atau sebaliknya tindakan MOW oleh dokter laki-laki.
Pelayanan kontrasepsi sistem operasi yaitu medis operasi pria (MOP) dan
medis operasi wanita (MOW) juga mempunyai 2 pendapat atau pandangan
yaitu memperbolehkan dan melarang. Pendapat yang memperbolehkan
MOP dan MOW:
1) Apabila pasangan suami isteri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam
kaidah hukum islam mengatakan keadaan darurat diperbolehkan hal-hal
yang dilarang dengan alasan kesehatan atau keselamatan jiwa.
2) Begitu juga halnya mengenai melihat aura orang lain apabila diperlukan
untuk kepentingan pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat
dibenarkan.

2. Pendekatan Praktik Kebidanan Melalui Kesenian Tradisional


Kesenian secara umum dikenal dengan rasa keindahan sebab alunan
musiknya dapat menimbulkan rasa kedamaian pada hati orang yang

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 123


mendengarnya. Kesenian tradisional adalah kesenian yang berpegang teguh
pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun menurun atau
kesenian baru hasil perkembangan kebudayaannya.
Apresiasi seni adalah kesadaran terhadap nilai seni yang meliputi
pemahaman dan kemampuan untuk menghargaii karya seni. Sumber
apresiasi seni meliputi :
a. Kepekaan eksistenti yang berkembang pada diri masing-masing yang
tidak disadari sesuai dengan lingkungan yang membebaninya.
b. Pengetahuan kesenian yang meliputi pengetahuan mengenai karya seni,
sejarah seni, perkembangan seni, dan estetika manusia.
Dalam praktik kebidanan kesenian dapat dipergunakan sebagai media
penyuluhan dan media terapi kejiwaan.
a. Sebagai media penyuluhan seorang bidan pada saat memberikan
penyuluhan dapat menyelipkan pesan-pesan kesehatan didalamnya,
misalnya melalui kesenian wayang kulit dapat dimasukkan pesan
kesehatan mengenai perilaku hidup bersih, makanan sehat dan bergizi,
praktik budaya tradisinoal yang berbahaya seperti pemotongan alat
kelamin perempuan female genital multilation (FGM), bahaya
perkawinan diusia sangat muda, masalah kelahiran anak laki-laki atau
perempuan adalah sama saja, masalah tabu terhadap gizi dan praktik
melahirkan tradisional yang berbahaya, seperti ditolong oleh dukun yang
tidak terlatih, dan lain-lain. Bidan juga dapat menciptakan lagu-lagu
berbisikkan tentang permasalahan kesehatan dalam permasalahan
kesehatan dalam bahasa daerah setempat.
b. Kesenian sebagai terapi kejiwaan. Seorang bidan melalui seni diharapkan
akan memberikan dampak posotif dalam mengatasi stress baik stress fisik
maupun psikologis pada ibi yang akan melahirkan melalui nyanyian
persalinan.
c. Paguyuban karena jiwa pikiran atau (gameinsshafth of mind) terdiri atas
orang-orang yang mempunyai jiwa dan pikiran yang sama, meskipun
tidak mempunyai hubungan darah atau tempat tinggalnya tidak
berdekatan.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 124


3. Pendekatan Melalui Paguyuban
Paguyuban adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara
para warganya di warnai dengan hubungan sosial yang penuh rasa
kekeluargaan , bersifat batiniah dan kekal serta jauh dan pamrih- pamrih
ekonomi. Menurut Ferdinand Tonnies, paguyuban (gemeinschaft) adalah
bentuk kehidupan bersama di-mana anggota-anggotanya diikat oleh
hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar
hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesehatan. Kehidupan seperti
ini bersifat organis dan sejati.

Ciri-Ciri Panguyuban

o Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra


o Private : hubungan bersifat pribadi .
o Exclusive : bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk "kita" saja dan
tidak untuk orang lain diluar kita.

Ciri - Ciri umum :


oAdanya hubungan perasaan kasih sayang
oAdanya kenginan untuk meningkatkan kebersamaan
oHubungan kekeluargaan masih kental
oSifat gotong royong masih kuat

Tipe-Tipe Panguyuban

o Paguyuban karena ikatan darah Yaitu paguyuban berdasarkan


keturunan. contoh kelompok kekeluargaan,keluarga besar.
o Paguyuban karena tempat Yaitu paguyuban yang terdiri dari orang yang
berdekatan tempat tinggal.Contoh arisan RT,RW,dan karang taruna.
o Paguyuban karena jiwa pikiran Yaitu paguyuban yang terdiri dari orang
- orang yang tidak punya hubungan darah atau tempat tinggalnya tidak
berdelatan tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama.
contohnya organisasi.

Contoh Panguyuban

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 125


o POSYANDU
 Posyandu merupakan suatu forum komunikasi alih teknologi dan sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
 Manfaat Posyandu :
o Sebagai sarana pelayanan terdekat di masyarakat dan mudah dijangkau
oleh masyarakatsetempat.

o Sebagai sarana pendidikan dan pelatihan bagi,masyarakat dalam


pembentukan kader leader dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk
masyarakat.
o Memberikan nilai strategis untuk pembangunan sumber daya manusia
sejak dini.
o Mendorong peran serta masyarakat sehingga aktif dalam meningkatkan
kesehatan.

Selain diadakan posyandu dipuskesmas-puskesmas upaya untuk


meningkatkan peran aktif masyarakat dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :

 Mengadakan pendekatan pendekatan dan menjalin kerja sama.

Petugas kesehatan harus mengadakan pendekatan-pendekatan dengan


organisasi masyarakat yang ada di lingkungan tersebut seperti kader
desa,tokoh masyarakat,kelompok PKK,RT,RW,karang taruna,dll.
Contohnya adalah petugas kesehatan atau bidan arus mengadakan kerja
sama dengan pamong desa yaitu mengajak masyarakat untuk
memanfaatkan posyandu dengan giat datang ke posyandu baik
menimbang balita,imunisasi,KB,dll.selain itu juga dapat dilakukan
dengan cara mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki balita
untuk mengadakan penyuluhan kesehatan agar ingin mendatangi
posyandu.

 Teknik penggunaan ancaman

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 126


Disini petugas memberikan ancaman baik dalam bentuk sangsi ataupun
hukuman. Contohnya petugas memberikan sangsi tertentu kepada
masyarakat yang tidak bersedia menjadi akseptor KB,karena ingin
menghindari hukuman maka muncul peran serta masyarakat yang
sifatnya terpaksa. Penggunaan teknik ini memang akan memunculkan
peran serta dari masyarakat yang sifatnya terpaksa maka tidak akan
lestari jika ada orang yang memberi ancaman lagi maka masyarakat
tidak akan berperan serta lagi.

 Teknik pemberian imbalan.

Disini petugas memberikan suatu imbalan bagi masyarakat yang ingin


turut serta berperan aktif , bentuk-bentuk imbalannya dapat berupa
materi,penghargaan ataupun hadiah hadiah yang lainnya. Akan tetapi
kelemahan dari teknik adalah perlunya disediakan imbalan yang bersifat
materil sehingga memberitakan keadaan ekonomi seperti yang terjadi
sekarang ini serta dapat menurunkan peran serta masyarakat jika
imbalan ini kurang atau dihilangkan sehingga peran serta yang ada tidak
lestari.

 Teknik kombinasi

Dalam teknik kombinasi menggabungkan berbagai teknik yang ada hal


ini sangat penting karena penggunaan salah satu teknik di atas
mempunyai keterbatasan keterbatasan. Dengan cara memilah maka
kelemahan kelemahan teknik diatas dapat meminimalisasikan. Alasan
lainnya karena adalah karena masyarakat memiliki budaya dan
kesadaran yang berbeda-beda.sebagai contoh : upaya imunisasi untuk
pencegahan penyakit, pertama-tama pemong desa dapat memberikan
pemerintah bahwa semua bayi harus di imunisasi.para tooh masyarakat,
pemimpin kader dan para kader selalu mendatangi rumah-rumah
penduduk yang memiliki bayi untuk memperlihatkan manfaat imunisasi
bagi bayi. Hal ini dapat mengubah motivasi masyarakat untuk ikut serta

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 127


dalam kesehatan.Penggunaan teknik ini memang akan memunculkan
peran serta dari masyarakat yang sifatnya terpaksa maka tidak akan
lestari jika ada orang yang memberi ancaman lagi, maka masyarakat
tidak akan berperan serta lagi.

4. Pendekatan Praktik Kebidanan Melalui Pesantren


Pesantren atau pondok pesantren adalah sekolah islam berasrama.
Para pelajar pesantren (di sebut sebagai santri)yang belajar di sekolah ini.
Biasanya pesantren di pimpin oleh seorang kyai.untuk mengatur kehidupan
pondok pesantren,kyai menunjuk seoang santri senior untuk mengatur adik-
adik kelas nyamereka biasanya di sebut lurah pondok.
Pendidikan di dalam pesantren bertujuan memperdalam pengetahuan
tentang al-Qur’an dan sunah rasul.Istilah pondok sendiri berasal dari bahasa
Arab(funduuq),sementara istilah pesantren berasal dari kata pe-santri-
an.sebagai institusi social,pesantren telah memainkan peranan yang penting
dalam beberapa Negara,khususnya beberapa Negara yang banyak pemeluk
agama islamnya.
Pesantren menekan nilai-nilai kesederhanaan, keikhlasan,
kemandirian, dan pengendalian diri.Para santri dipiahkan dari orang tua dan
keluarga mereka, agar dapat meningkatkan hubungan dengan kyai dan juga
Tuhan. Pesantren adalah sekolah pendidikan umum yang preentase
ajarannya lebih banyak ilmu – ilmu pendidikan agama islam daripada ilmu
umum. Para santri pada umumnya menghabiskan hingga 20 jam dalam
sehari untuk melakukan kegiatan, dimulai dari sholat subuh hingga mereka
tidur malam. Pada waktu siang para santripun belajar ilmu formal, yang
dapat diperolehnya dari sekolah umum, sementara pada waktu sore,
merekapun menghadiri pengajian dengan Kyai atau ustadz mereka, dengan
memperdalam pelajaran agama dan Al-Qur’an. Banyak pesantren di
Indonesia hanya membebankan pada santrinya dengan biaya yang rendah;
meskipun beberapa pesantren modern membebani dengan biaya yang lebih
tinggi.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 128


5. Pendekatan praktik kebidanan melalui sitem banjar
Banjar merupakan organisasi masyarakat tradisional di bali.
Organisasi inin seperti sistem RT atau RW pada masyarakat Indonesia
modern. Banjar sudah ada sejak zaman dahulu, dan mulanya dikenal dengan
nama subank. Pada awalnya, subank merupakan organisasi yang hanya
mengatur masalah-masalah di sawah karena masyarakat bali saat itu
sebagiaan besar mata pencahariaannya bertani. Subank mengantur pengairan
juga masalah lain yang berkaitan dengan pertanian, seperti penanggulangan
hama, pengadaan upacara dipura subak, membantu anggota yang panen, dan
sebagainya. Dengan perkembangan zaman, banjar juga mulai berubah,
tepatnya bertambah fungsi.Bila dulu hanya untuk kepentingan disawah,
sekarang banjar juga mengurusi masalah administrasi pemerintahan.
Menurut bidang geraknya, banjar dapat dibagi menjadi 4 bagian, namun
dalam buku ini akan dibahas 2 bagian saja, mengingat 2 jenis banjar lainnya
serupa dalam fungsi:
a. Banjar Dinas. Ketuanya disebut kelian dinas. Fungsinya lebih keurusan
administrasi, seperti membuat KTP, kartu keluaraga dilakukan disini.
Dalam praktik kebidanan, peranan banjar sangat penting, sebab
merupakan organisasi dengan rasa kekeluargaan sangat tinggi yang
prinsip utamanya adalah saling memberi dan menerima. Secara tidak
langsung seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan harus
tulus, ikhlas, menganggap klien seperti saudara sendiri dan mempunyai
jiwa social yang tinggi.
b. Banjar Adat. Ketuanya disebut kelian adat. Banjar ini mengurusi masalah
social seperti saat ada kematian, upacar perkawinan karma banjar, serta
upacara-upacara keagamaan. Kelian adat dan kelian dinas suatu banjar
tidak selalu orang yang sama. Namun, walaupun mempunyai 2 orang
kelian, dalam setiap sangkep (musyawarah, pertemuan)apa pun, kedua
kelian ini biasanya diwajibkan hadir.
6. Pendekatan Praktik kebidanan melalui cara lain

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 129


Cara lain adalah melalui pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif
adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sisitematis, terencana,
dan terarah dengan partisipasi aktif penduduk, kelompok maupun
masyarakat secara keseluruhan, untuk memecahkan masalah yang dirasakan
oleh masyarakat, dengan memperhitungkan faktor-faktor social ekonomi
dan budaya setempat.Tujuan pendekatan edukatif adalah memecahkan
masalah yang dihadapi masyarakat dan mengembangkan kemampuan
masyarakat agar mampu memecahkan masalah yang dihadapi.Untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi dasar yang ditempuh ialah
mengembangkan pemberian pelayanan kesehatan (provider) agar
mempunyai kesamaan sikap yang positif terhadap pendekatan yang
ditempuh dan bersepakat untuk mensukseskan.
POLOG
ANTRO

SOSIAL
KESEH

DASAR

BUDAY
POLOG
ANTRO

SOSIAL
KESEH

DASAR

BUDAY
ATAN
ATAN

DAN
DAN

jjaarr
B
aattaann
K
Beellaa

Keeggii
A
II

DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Herimanto,Ilmu sosial dan budaya dasar.Jakarta:Bumi Aksara.2008
Muhammad, Abdulkadir.2011. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Bandung:PT Citra
Aditya Bakti.
Musthofa,Ahmad. 1999. Ilmu Budaya Dasar. CV Pustaka Setia : Bandung.
Musthopo, Habib. 1983. Ilmu Budaya Dasar. Usaha Nasional : Surabaya.
Setiadi,Elly.Ilmu sosial dan budaya dasar.Jakarta:Putra Grafika.2007
Sumaatmadja,Nursid,dkk(2007).Konsep Dasar IPS. Jakarta : Penebit Universitas
Terbuka
Suratman, et.al. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Malang: Intermedia.
Soelaiman, Munandar. 1989. Ilmu Sosial Dasar, Teori dan Konsep Ilmu
Sosial. Bandung: PT. Eresco.

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 130


Tumanggor, Rusmin, dkk, 2008, Ilmu Sosial & Budaya Dasar, Jakarta, Kencana
Prenada Media Group.
Tasmuji, dkk, 2011, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar,
Surabaya, IAIN Sunan Ampel Press
Internet :
http://info.pikiran-rakyat.com/info-kita/ilmu-sosial-budaya-dasar(diakses
tanggal 27 Oktober 2017).
http://kahfiehudson.blogspot.co.id/2010/10/ilmu-sosial-dan-budaya-dasar.html
(diakses tnggal 27 Oktober 2017 ).

http://wijayapoenya.blogspot.com/2011/01/makalah-isbd-manusia-nilai-moral-
dan.html
www.wikipedia.com
Si Rambe, 2011. Pembahasan Manusia, Sains, Teknologi, dan Seni.
Ridha Mardatilla. 2013. ISBD. Mansusia dan Lingkungan.
http://ridhamardhatillah94.blogspot.co.id/2013/08/isbd-manusia-dan-
lingkungan_1785.html. diunduh pada tanggal 27 Oktober 2017. Jam 18.30
WIB

Modul Sosial Budaya Dasar Dan Antropologi Kesehatan | 131

Anda mungkin juga menyukai