Anda di halaman 1dari 3

Keseimbangan Pasar

Keseimbangan pasar adalah terbentuknya suatu harga keseimbangan, harga


keseimbangan adalah harga dimana konsumen atau produsen sama-sama tidak ingin
menambah atau mengurangi barang/jasa yang dujual atau dikonsumsi.

Harga keseimbangan terjadi hanya jika permintaan dan penawaran ada pada titik yang
sama, tidak lebih, tidak kurang. Karena jika harga ada di bawah harga keseimbangan, maka
akan terjadi kelebihan permintaan, karena permintaan akan meningkat akibat harga yang
rendah, dan kemudian penawaran menurun. Sebaliknya, jika harga pasar melebihi harga
keseimbangan maka akan terjadi kelebihan penawaran, tetapi konsumen enggan
membeli/jumlah permintaan menurun.

Kondisi keseimbangan pasar ini jika dinyatakan secara matematis dan grafis akan menjadi
seperti berikut ini.

Maka yang disebut dengan kurva keseimbangan pasar adalah seperti berikut ini:

Pada kondisi keseimbangan pasar (market


equilibrium), kuantitas permintaan (QD) akan
sama dengan kuantitas penawaran (QS) atau
terbentuk kuantitas keseimbangan (QE). Harga
yang diminta (PD) pun akan sama dengan harga
yang ditawarkan (PS) sehingga terbentuk harga
keseimbangan (PE). Secara grafik harga
keseimbangan ini terjadi pada titik potong antara
kurva permintaan dengan kurva penawaran (titik
E/titik equilibrium).Contoh pada tukang bakso,
misalkan harga keseimbangan berdasarkan
permintaan dan penawarannya adalah
Rp16.000,00 dan kuantitas keseimbangan adalah 160 mangkok.
Dengan demikian, bentuk kurva keseimbangan pasar bakso adalah seperti berikut ini:

Untuk mencapai sebuah keseimbangan pasar, biasanya pemerintah mengintervensi dengan


beberapa kebijakan agar keseimbangan pasar selalu terjaga.

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah :

1. Pengendalian harga

Tujuan dari pengendalian harga adalah untuk melindungi konsumen atau produsen. Bentuk
kontrol harga yang paling umum digunakan adalah penetapan harga dasar (price floor) dan
harga maksimum (price ceilling).

A. Harga Dasar/Harga Terendah/Price Floor

Kebijakan ini dijalankan pemerintah saat ada barang/jasa yang harga jualnya terlalu
rendah, sehingga dapat merugikan produsen yang menjual barang/jasa tersebut. Untuk
membantu mengurangi kerugian maka pemerintah menetapkan harga jual terendah barang/jasa
tersebut, walaupun namanya harga terendah, tapi pemerintah akan menetapkan harga di atas
harga itu.
Karena kebijakan ini, biasanya penjual akan memanfaatkan situasi dengan menawarkan
lebih banyak, sehingga akan ada kelebihan penawaran (excess supply). Jika ada kelebihan
penawaran, pemerintah akan membeli kelebihannya, disimpan dan dijual kemudian hari.

Jika digambarkan dengan kurva, maka


kurvanya akan seperti dibawah ini.

B. Harga Tertinggi/Harga Maksimum/Price Ceilling.

Pemerintah menetapkan harga jual tertinggi sehingga barang/jasa masih bisa dibeli oleh
konsumen secara wajar. Harga tertinggi di sini adalah harga yang ditetapkan oleh pemerintah
dan itu merupakan patokan harga tertinggi yang diperbolehkan. Jadi produsen boleh menjual
di bawah atau sama dengan harga itu, tetapi tidak boleh melebihi harga tersebut.

Kebijakan ini akan menghasilkan kelebihan permintaan, sehingga akan ada kekurangan
pasokan barang atau kelangkaan (shortage). Cara paling mudah untuk menangani hal ini adalah
dengan menjaga ketersediaan dan mengimport barang atau mendorong peningkatan produksi.

Jika digambarkan dengan kurva, maka hasilnya akan jadi seperti ini.

Keseimbangan harga dan permintaan selalu di


upayakan agar tidak ada pihak-pihak yang
merasa dirugikan. Pembeli dapat membeli
barang dengan wajar, dan penjual/produsen
tetap mendapatkan untung dari apa yang
dibuat.

Anda mungkin juga menyukai