Anda di halaman 1dari 22

SAP 8

VOCATIONAL ENTREPRENEURSHIP

1. Pengertian Pengertian Vocational Enterpreunership


Kata entrepreneur berasal dari bahasa Prancis, entreprendre, yang sudah dikenal sejak abad ke
17, yang berarti berusaha.Dalam hal bisnis, maksudnya adalah memulai sebuah bisnis.Kamus
Merriam-Webster menggambarkan definisi entrepreneur sebagai seseorang yang mengorganisir
dan menanggung risiko sebuah bisnis atau usaha.
Menurut Thomas W. Zimmerer (2008) entrepreneurship (kewirausahaan) adalah penerapan
kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-
peluang yang dihadapi orang setiap hari.
Menurut Andrew J. Dubrin (2008) entrepreneur adalah seseorang yang mendirikan dan
menjalankan sebuah usaha yang inovatif.Istilah entrepreneurship (kewirausahaan) pada dasarnya
merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku
seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko
yang mungkin dihadapinya.Entrepreneurship adalah segala shal yang berkaitan dengan sikap,
tindakan dan proses yang dilakukan oleh para entrepreneur dalam merintis, menjalankan dan
mengembangkan usaha mereka.
Entrepreneurship merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi dan keberanian menghadapi
resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru.
Dari pandangan para ahli dapat 6 disimpulkan bahwa entrepreneurship adalah kemampuan dalam
berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan sebagai dasar, sumber daya, tenaga
penggerak, tujuan siasat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.
Entrepreneurship secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada
tahun 1755.Di luar negeri, istilah entrepreneurship sendiri telah dikenal sejak abad ke-17,
sedangkan di Indonesia istilah entrepreneurship baru dikenal pada akhir abad ke-20.
Beberapa istilah entrepreneurship seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, dalam bahasa
Prancis dikenal dengan istilah entreprendre, dalam bahasa jerman entrepreneur disebut dengan
unternehmer, turunan dari kata unternehmen yang diartikan menjalankan, melakukan dan
berusaha.
Pendidikan entrepreneurship mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa,
Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan
entrepreneurship atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di
Amerika Serikat memberikan pendidikan entrepreneurship.
Di Indonesia, entrepreneurship dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan
tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi,
pemahaman entrepreneurship baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di
segala lapisan masyarakat entrepreneurship menjadi berkembang.

2. Berbagai Bidang Keahlian Kejuruan


1. AKUNTANSI
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan
data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan. Dalam jurusan ini, kita
dituntut dapat bekerja sama dengan relasi lain, bekerjasama dengan sosial yang berbeda.
2. ADMINISTRASI PERKANTORAN/SEKRETARIS
Jurusan ini akan selalu dibekal dengan keterampilan yang baik seperti mengetik sepuluh jari buta
tanpa lihat di keyboard, stenografi, k3, kearsipan, korespondensi, dengan ditunjang oleh
penguasaan bahasa Inggris dan kepribadian yang baik secara professional di bidangnya.
3. MULTIMEDIA
Lulusan dalam jurusan ini diharapkan dapat menjadi tenaga programmer tingkat menengah
dengan penguasaan software pemrograman berbasis database dan internet. Dengan penguasaan
bidang teknologi informasi, kita dapat lebih mudah mencari pekerjaan dalam lapangan kerja.
4. PEMASARAN
Mempersiapkan jiwa yang kuat untuk menjadi tenaga-tenaga PR yang dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan bidang PR dan Marketing, komunikasi negosiasidan transaksi
serta mampu mengoperasikan penjualan dilokasi.
5. USAHA JASA PERJALANAN
Keberhasilan pariwisata Indonesia akan sangat ditentukan oleh adanya kelancaran transportasi,
akomodasi, dan kenyamanan para pengguna (wisatawan lokal dan mancanegara) selama
melakukan perjalanan wisatanya. Dalam jurusan ini mempersiapkan tenaga professional dengan
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam membuat perencanaan dan manajemen perjalanan
wisata, reservasi, marketing, pemanduan wisata, dengan dibekali penguasaan teknologi
informasi, bahasa Inggris dan Jepang.
6. PRODUKSI GRAFIKA
Program keahlian yang mempersiapkan siswa menjadi terampil di bidang teknik produksi grafika
(percetakan) mencakup penguasaan berbagai jenis mesin dalam industri percetakan.

3. Hubungan antara Bidang Keahlian dan Bakat dengan Jenis Usaha


Dalam setiap bidang, pasti selalu mengaitkan keahlian seseorang dengan bakat. Jika seseorang
mampu melakukan sesuatu hal dengan baik, maka orang tersebut akan berpendapat bahwa yang
bersangkutan memang berbakat dalam bidang tersebut dan bisa di aplikasikan ke dalam jenis
usaha, maka orang tersebut akan sukses untuk mengembangkan bisnisnya, sedangkan jika
sesorang tidak mampu menunjukan kualitas karyanya, maka orang akan berpendapat bahwa yang
bersangkutan tidak mempunyai bakat.
Pengertian Keahlian Kewirausahaan
Keahlian kewirausahaan adalah kemampuan yang akan menyukseskan atau menggagalkan bisnis
anda. Memiliki keahlian ini sejak dari awal akan mengurangi rintangan anda dalam memulai
karir baru sebagai seorang pengusaha. Keahlian kewirausahaan harus dimiliki oleh seorang yang
akan memulai suatu usaha, agar kegiatan usahanya teratur dan bisa berhasil. Karena keberhasilan
suatu usaha tergantung oleh keahlian manajer dalam perusahaan tersebut.
Berikut ini adalah beberapa keahlian wirausaha yang perlu anda miliki untuk kesuksesan bisnis
anda:
1. Jadilah seorang generalis
Anda tidak harus menguasai satu bidang secara tuntas, tapi kita harus cukup fleksibel untuk
mengetahui setiap aspek dari dasar-dasar bisnis dan bagaimana setiap hal saling berhubungan
satu sama lain.
2. Kemampuan manajerial dan kemampuan administrative
Kebanyakan bisnis besar mempekerjakan ratusan dan bahkan ribuan karyawan dengan
spesialisasi mereka masing-masing.Lupakan dulu hal tersebut jika anda memulai bisnis dari nol
seperti kebanyakan pengusaha sukses memulai bisnis mereka.Bahkan menyewa seorang asisten
adalah cukup mahal bagi anda yang baru memulai bisnis.Jadi dasar keahlian wirausaha yang
perlu anda miliki pertama kali adalah keahlian administratif untuk mengelola pendapatan dan
pengeluaran bisnis.Selain itu, kita memerlukan keahlian manajerial untuk mengendalikan setiap
situasi yang terjadi ketika kita mulai menjalankan bisnis kita.
3. Keahlian perencanaan
Perencanaan adalah keahlian penting yang harus anda miliki sebagai seorang
pengusaha.Diantaranya adalah mengelola manajemen waktu sehingga waktu tidak terbuang
percuma ketika banyak hal yang harus diselesaikan.
4. Keahlian manajemen keuangan
Saat kita memutuskan untuk menjalankan bisnis bukan hanya sebagai suatu sarana mewujudkan
keinginan menjadi seorang pengusaha tapi juga untuk mendapatkan sejumlah uang, tentunya
harus mengasah keahlian manajemen keuangan.Salah satu keahlian penting yang harus dimiliki
oleh seorang pengusaha adalah kemampuan untuk mengelola keuangan agar kita mempunyai
cukup uang untuk membiayai bisnis dan memperoleh sisanya sebagai keuntungan kita.
5. Keahlian berinteraksi dengan manusia
Mendirikan suatu bisnis akan mewajibkan kita untuk berinteraksi dengan orang-orang dari
berbagai macam latar belakang. Ini adalah suatu keahlian bisnis yang akan memungkinkan bisnis
semakin berkembang dan semakin sukses. Setiap pengusaha sukses mempunyai keahlian yang
cukup baik dalam hal berinteraksi dengan manusia, dan jika tidak memiliki keahlian tersebut,
mereka mempekerjakan orang lain untuk melakukannya
Pengertian Bakat Khusus
Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential
ability) yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Karena sifatnya yang masih
potensial, bakat memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis
agar dapat terwujud (Utami Munandar,1992). Bakat berbeda dengan kemampuan (ability) yang
mengandung makna sebagai daya untuk melakukan sesuatu, sebagai hasil pembawaan dan
latihan. Bakat juga berbeda dengan kapasitas yaitu kemampuan yang dapat dikembangkan di
masa yang akan datang apabila latihan dilakukan secara optimal. ( Conny Semiawan,1987).
Bakat adalah suatu kondisi atau serangkaian karakteristik dari kemampuan seseorang untuk
mencapai sesuatu dengan sedikit latihan (khusus) mengenai pengetahuan, keterampilan, atau
serangkaian respon.(Dyke Bingham dalam Ny.Moesono, 1989).Bakat adalah kondisi dalam diri
seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai kecakapan
pengetahuan dan keterampilan khusus. (Sarlito Wirawan Sarwono, 1979)
Bakat adalah tingkat kemampuan yang tinggi yang berhasil dicapai seseorang dalam
keterampilan tertentu. (Tedjasaputra,2003). Menampilkan bakat dibutuhkan motivasi kuat yang
disebut minat, yakni kebebasan seseorang memilih segala sesuatu yang disukai, disenangi dan
ingin dilakukan. (Gardner,1993) mengganti istilah bakat dengan “ kecerdasan “ yang berupa
kecerdasan umum maupun kecerdasan khusus. Sedikitnya ada sembilan kecerdasan atau bakat
yang mungkin dimiliki seseorang, yakni logical mathematical, linguistic/verbal, visual spatial,
musical, bodily-kinesthetic, interpersonal, intrapersonal, natural, dan moral/ spiritual. Teori
Gardner ini menjadi pegangan bahwa setiap orang memiliki bakat unik dan berbeda.Orang tidak
dapat dipaksa berprestasi di luar bakat bakat khusus yang dimilikinya.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bakat merupakan kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan
dilatih agar dapat terwujud.
2. Bakat tidaklah diturunkan semata, tetapi merupakan interaksi dari faktor keturunan dan faktor
lingkungan, artinya dibawa sejak lahir berupa potensi dan berkembang melalui proses belajar,
dan memiliki ciri khusus.
3. Orang yang berbakat dalam bidang tertentu diperkirakan akan mampu mencapai prestasi
tinggi dalam bidang itu. Jadi prestasi sebagai perwujudan bakat dan kemampuan.
4. Bakat mencakup ciri-ciri lain yang dapat memberi kondisi atau suasana memungkinkan bakat
tersebut terealisasi, termasuk inteligensi, interes (minat), kepribadian, dan keterampilan khusus.
“Bakat adalah suatu kapasitas untuk belajar sesuatu”. Arti kapasitas adalah potensi kemampuan
untuk berkembang.
Jenis-jenis Bakat Khusus
Bakat khusus (talent) adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika memperoleh
kesempatan berkembang dengan baik, akan muncul sebagai kemampuan khusus dalam bidang
tertentu sesuai potensinya. Klasifikasi jenis-jenis bakat khusus, yaitu :
1. Bakat akademik khusus.
Bakat akademik khusus misalnya bakat untuk bekerja dalam angka-angka (numerik), seperti
logika bahasa, dan sejenisnya.
2. Bakat kreatif – produktif.
Bakat khusus dalam bidang kreatif – produktif artinya bakat dalam menciptakan sesuatu yang
baru misalnya menghasilkan rancangan arsitektur baru, menciptakan teknologi terbaru dan
lainnya.
3. Bakat seni.
Bakat khusus dalam bidang seni, misalnya mampu mengaransemen musik dan sangat dikagumi,
menciptakan lagu hanya dalam waktu 30 menit, mampu melukis dengan sangat indah dalam
waktu singkat dan sejenisnya.
4. Bakat kinestetik / psikomotorik,
Bakat khusus kinestetik / psikomotorik, misalnya bakat dalam bidang sepakbola, bulu tangkis,
tenis, dan keterampilan tekink.
5. Bakat sosial.
Bakat khusus dalam bidang sosial misalnya sangat mahir melakukan negoisasi, mahir
berkomunikasi, dan sangat mahir dalam kepemimpinan.

DAFTAR PUSTAKA
http://wirausahasomantri.blogspot.com/
http://almachaniago.blogspot.com/2013/02/makalah-bakat-khusus.html
http://vokasi.ub.ac.id
SAP 9
INTRAPRENEURSHIP
1. Pengertian Intrapreneurship
Intrapreneurship adalah kewirausahaan (entrepreneurship) dalam perusahaan (enterprenership
inside of the organization) atau dapat dikatakan bahwa intrapreneurship adalah entrepreneuship
yang ada di dalam perusahaan. Konsep intrapreneurship pertama muncul pada tahun 1973 oleh
Susbauer dalam tulisannya yang berjudul “Intracoporate Enterpreneurship : Programs in
American Industry”, dan kemudian dipopulerkan oleh Pinchott (1985) dan Burgelman (2007)
dalam disertasinya.
Princhott (1985) mendefinisikan seorang intrapreneur adalah seorang yang memfokuskan pada
inovasi dan kreativitas dan yang mentransformasi suatu mimpi atau gagasan menjadi usaha yang
menguntungkan yang dioperasikannya dalam lingkup lingkungan perusahaan.Oleh karena itu,
agar sukses intrapreneurship harus diimplementasikan dalam strategi perusahaan (Dalam
Budiharjo, 2011:152).
Asef Karimi, dkk (2011) menyebutkan bahwa Intrapreneurship berakar pada kewirausahaan
(Amo dan Kolvereid, 2005; Antoncic, 2001; Davis, 1999; Honig, 2001), ada beberapa perbedaan
antara intrapreneurship dan kewirausahaan. Pertama semua, intrapreneur membuat keputusan
berisiko menggunakan sumber daya perusahaan.untuk melakukannya, pengusaha menggunakan
sumber daya mereka sendiri (Antoncic dan Hisrich, 2001; Luchsinger dan Bagby, 1987; Morris
et al, 2008). Kedua, intrapreneurship terjadi di antara karyawan dari dalam organisasi mereka,
sedangkan kewirausahaan cenderung terutama secara eksternal terfokus (Amo dan Kolvereid,
2005; Antoncic, 2001; Antoncic dan Hisrich, 2001; Davis, 1999; Luchsinger dan Bagby, 1987).
Lebih lanjut Asef Karimi, dkk (2011) menyebutkan bahwa sepertiga dari semua, pengusaha lebih
memilih untuk mengembangkan pengetahuan tacit dalam organisasi baru daripada menggunakan
prosedur atau mekanisme dari perusahaan lain. Di sisi lain, intrapreneur bekerja dalam organisasi
yang sudah memiliki politik mereka sendiri, bahasa, prosedur, dan birokrasi (Antoncic, 2001;
Antoncic dan Hisrich, 2001; Davis, 1999; Honig, 2001).
Meskipun kewirausahaan dan intrapreneurship memiliki perbedaan penting, mereka juga
memiliki beberapa koneksi karena intrapreneurship secara konsisten diposisikan sebagai
kewirausahaan dalam organisasi (Antoncic, 2001; Davis, 1999, dalam Asef Karimi, dkk, 2011).

2. Iklim Organisasi yang Mendorong Intrapreneurship


Antonic (2007) yang dikutip Budiharjo (2011) menyebutkan antesenden intrapreneurship dibagi
menjadi dua yaitu lingkungan (environment) dan organisasi (organization).
1. Faktor lingkungan yang positif meliputi dinamisme peluang teknologi, pertumbuhan industry,
dan permintaan untuk produk baru, sedangkan antesenden untuk lingkungan yang tidak
dikehendaki meliputi perubahan yang tidak dikehendaki dan persaingan yang tinggi.
2. Dari sisi organisasi, karakteristik organisasi yang dapat mendorong intrapreneurship adalah
system terbuka, kendali formal pada aktivitas intrapreneurship, pemindahan intensif pada
lingkungan, dukungan organisasional, dan nilai-nilai perusahaan. Dalam penelitiannya, Antonic
(2007) membuktikan bahwa intrapreneurship berkorelasi secara positif dengan pertumbuhan
(company growth), dan dibuktikan pula bahwa dimensi lingkungan dan karakteristik
organanisasi (organization characteristics) berkorelasi positif dengan intrapreneurship.
Faktor Penghambat Intrapreneurship
Eesley dan Longenecker (2006, dikutip oleh Budiharjo, 2011) mengemukakan 10 hambatan
utama dalam intrepreneurship meliputi :
1. Menghukum kesalahan yang disebabkan oleh tindakan risk taking
2. Gagasan-gasasan tanpa tindak lanjut
3. Tidak ada dorongan intrapreneurship
4. Unhealthy politicking dalam organisasi
5. Komunikasi yang buruk antar karyawan dan juga pada pelanggan
6. Karyawan tidak didorong berpikir untuk mencari peluang
7. Misi, sasaran perusahaan tidak jelas
8. Kurang dukungan manajemen
9. Penghasilan keputusan beresiko yang tidak diberi reward
10. Keterbatasan waktu dan sumber daya

3. Karakteristik Kepemimpinan Intrapreneur


Seorang Intrapreneur adalah para karyawan yang bekerja di dalam sebuah perusahaan tapi
memiliki jiwa intrapreneur untuk membangun perusahaan. Tidak semua karyawan memiliki jiwa
Intrapreneur.Ada perbedaan derajat, kemampuan, karakteristik; tergantung dari seberapa besar
keinginan mereka meningkatkan kualitas leadership, pengetahuan, dan kreatifitas dalam
mengeksekusi strategi kerja mereka.Karakteristik intrapreneursip dapat dibagi menjadi 13 yaitu :
1. Percaya Diri
Percaya diri adalah ciri khas seorang intrapreneur.Ini adalah modal pertama yang harus di miliki.
Kita memang tidak dilahirkan dengan tingkat percaya diri yang sama, namun bukan berarti anda
tidak mampu untuk memiliki kepercayaan diri.Percaya diri muncul karena tindakan dan
pengambilan keputusan yang berani saat mereka dalam keraguan.Justru disaat ragu mereka lebih
banyak memutuskan Yes dari pada No.Napoleon Hill memberikan komentar kepada seseorang
yang lebih sering mengatakan ‘Tidak’, ‘Tunggu Dulu,’ atau saya rundingkan dengan istri, team,
anak buah, dst.... adalah seorang pemimpin yang lemah. Mereka yang sering mengalami
keraguan, harus lebih sering mengambil keputusan kecil dan besar. Dengan demikian keputusan
ini akan memupuk rasa percaya diri dan penghargaan dari kawan maupun lawan.
2. Memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi
Seorang intrapreneur bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sepenuh hati.
Mereka bertindak dan memberi perhatian penuh terhadap proses. Mereka melihat solusi dari
setiap masalah, bukan menyalahkan keadaan atau anak buah, betapapun sulit keadaan itu.Mereka
memiliki rasa bangga ketika mencari solusi, selalu mencari cara untuk meningkatkan kualitas
perusahaan. Ownership disini sangat berbeda dengan ingin mengontrol segala sesuatu atau
control freak. Justru dengan mental positif ini membuatseluruh karyawan yang lain untuk belajar
bertanggung jawab.Mereka menggerakkan setiap individu agar dapat diandalkan dan
membiarkan setiap individu merasakan nikmatnya memenangkan profit, teamwork dan
kesuksesan bisnis.
3. Mampu berkomunikasi
Intrapreneur menyadari bahwa faktor manusia sangat penting bagi kesuksesan kerja.Bukan
hanya karyawan tapi termasuk juga customer, business partner, strategic alliances dan elemen
manusia lainnyalah yang membuat pekerjaan sukses atau hancur berkeping-keping.Maka
komunikasi menjadi kunci kesuksesan dalam menciptakan hubungan yang harmonis. Seorang
intrapreneur mau berpikiran terbuka untuk mempelajari cara berkomunikasi efektif, baik secara
tulisan maupun lisan.
Demi komunikasi efektif, mereka tidak segan-segan menginvestasikan uang dan waktu untuk
mengambil kursus komunikasi, public speaking, computer, email, neurolingusitic programming,
search engine optimization yang berhubungan dengan komunikasi.Mereka mau mendengar,
berpikiran terbuka, menjaga integritas dengan mengatakan secara jujur apa yang ada di dalam
pikirannya.
4. Sangat Terbuka Untuk Belajar Hal Baru
Intrapreneurs adalah pembelajar sejati. Mereka sangat terbuka dengan semua hal yang
berhubungan dengan ilmu baru.Banyak yang tidak memiliki pendidikan yang signifikan, namun
mereka penuh semangat mencari informasi, bertanya, riset dan membaca buku.Tidak sedikit
intrapreneur yang belajar dari kesalahan. Mereka tidak memiliki arogansi, ego dan dibutakan
dengan melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang. Mereka selalu menganjurkan
teamnyauntuk terus belajar.
Thomas Alfa Edison hanya mengecap pendidikan selama tiga bulan. Beliau bukan ilmuwan,
bahkan tidak tahu cara yang benar ketika menciptakan bola lampu pijar. Namun beliau
dikelilingi orang-orang yang lebih pandai dari beliau.Demikian pula dengan intrapreneur, mereka
sangat menghargai edukasi dan menjadi pelajar seumur hidup dari kehidupan dan pengalaman.
5. Team Player
Ini satu hal yang menarik berdasarkan penelitian para pakar bisnis.Intrapreneur adalah pemain
team yang penuh komitmen.Mereka menyadari bahwa sebatang lidi bisa dengan mudah di
patahkan, namun sapu lidi sangat sulit untuk di hancurkan.Bersatu kita teguh, bercerai kita
runtuh. Mereka juga menciptakan leverage, daya ungkit dari teamwork untuk menyelesaikan
persoalan bisnis yang rumit dan berat. Tidak ada intrapreneur yang sukses tanpa dukungan team
sukses.
6. System-Oriented
Seperti seorang ahli matematika, formula yang benar akan memberikan hasil yang benar terus
menerus. Selama kita masih menggunakan formula yang sama, hasilnya pasti sama. Seorang
intrapreneur sangat mengandalkan system, mereka sangat system oriented. Mereka berupaya
menyelesaikan masalah dengan system sebelum mencari penyelesaian manusia.Mereka percaya
bahwa pekerjaan yang sukses bukan karena mengandalkan manusianya tapi systemlah yang
bekerja.Manusia bisa sakit, cuti, resign, jika intrapreneur mengandalkan manusia, maka system
akan berhenti saat manusianya tidak di tempat. Untuk itu intrapreneur membuat sebuah
blueprint, peta dan kompas agar saat terjadi sesuatu ada alat yang bisa memandu untuk mencapai
hasil yang diinginkan secara konsisten.

7. Dedikasi Tinggi
Seorang intrapreneur mendedikasikan dirinya untuk menyelesaikan rencana-rencananya, visinya,
dan mimpi-mimpinya yang merupakan tujuan hidupnya.Salah satu alasan mengapa sebuah
pekerjaan gagal adalah karena kehilangan fokus.
Contoh yang sangat nyata, Donald Trump sangat fokus dengan property, Anita Roddick sangat
fokus dengan kosmetik ramah lingkungan, Warren Buffet sangat fokus dengan investing, Bill
Gates sangat fokus dengan Microsoft, Michael Dell sangat fokus dengan Dell Computer, Robert
Kyosaki sangat fokus dengan edukasi financial, Anthony Robbins sangat fokus dengan peak
performance coach.
Tidak menghiraukan masalah dan upaya yang harus dilakukan, seorang intrapreneursangat
berdedikasi tinggi dan single-minded atas komitmen terhadap goal mereka.
8. Grateful
Intrapreneur sejati ternyata adalah orang-orang yang penuh rasa syukur.Mereka sadari semakin
bersyukur, semakin tangan terbuka, semakin terbuka pula pintu-pintu berkat. Karena hanya
orang yang menghargai pemberian akan lebih banyak diberi.Mereka bukan hanya bersyukur
menerima kebaikan, namun mereka juga bersyukur karena mendapat pembelajaran dari
kesalahan.Mereka tidak menganggap remeh apapun, dan inilah yang memberikan mereka
ketekunan, daya tahan serta fleksibilitas untuk terus maju.Intrapreneur sejati menyadari bahwa
‘kaya’ tidak semata-mata diukur oleh benda-benda dan kemewahan, ‘kekayaan’ diukur oleh
kepuasan hati, kenikmatan memberi, berkontribusi dan pencapaian prestasi.
9. Optimistic
Seorang intrapreneur sangat optimis, mereka tidak menjadikan kegagalan masa lalu menjadi
hambatan untuk maju.Selalu mengambil hikmah dari kegagalan dan menciptakan momentum
baru. Saat musim kemarau mereka tetap menaruh harapan bahwa musim hujan akan tiba dan saat
makmur menghampiri, mereka menambah keyakinan, iman, dan pengharapan bahwa dunia akan
menjadi lebih baik.
10. Keseimbangan
Semangat tinggi 80% kegagalan di pekerjaan disebabkan oleh manusia, untuk itu intrapreneur
sangat menghargai hubungan antar manusia.Mereka sangat mudah didekati, suka
bersosialisasi.Semangat mereka menular kepada team, pelanggan, teman, suplier.Meskipun
mereka adalah pekerja keras, mereka juga seimbang dalam membagi kesenangan, bersama
keluarga.Para psychologist mengakui, intrapreneur yang memiliki keseimbangan antara kerja
keras dengan kesenangannya adalah orang yang lebih berpotensi memiliki karir dan kesuksesan
lebih tinggi lagi.Justru intrapreneur adalah orang yang penuh perhatian, kesabaran dan Fun.Tidak
selamanya serius dan pemarah.
11. Menciptakan Pemimpin Baru
Selain self motivated seorang intrapreneur juga memiliki kemampuan untuk memimpin orang.
Mereka memahami pentingnya teamwork, dan mereka memahami bahwa mendukung orang lain
untuk sukses dan menjadi pemimpin akan membawa hasil yang lebih memuaskan lagi.Mereka
bukan leader yang tidak bisa digantikan sehingga organisasi bisa bertumbuh tanpa mereka dan
akhirnya meraih kemakmuran dan kebebasan yang di idam-idamkan.Seorang business consultant
dan pensiunan United States Air Force Major General Perry M. Smith menulis, “ seorang
pemimpin yang membagikan kekuasaannya akan menghasilkan hal-hal yang luarbiasa.
Pemimpin sejati memahami bahwa kepempimpinan adalah pembebasan bakat terpendam,
mereka mencapai kejayaan bukan hanya karena menyerahkan kekuasaan namun karena tidak
pernah menarik kekuasaan kembali.”
12. Tidak takut Sukses ataupun Resiko
Seorang intrapreneur tidak takut resiko.Bukan hanya mengambil kesempatan, namun mereka
mengambil resiko. Banyak orang menghambat kesuksesan dengan cara menurunkan mimpi dan
takut dengan kemungkinan sukses. Ada pengusaha yang masih memiliki employee mindset
bertahan dengan familiarity, zona nyaman, dan berusaha untuk tidak berubah.Intrapreneurs
bukan orang yang tak kenal rasa takut. Mereka menciptakan prioritas sehingga mengalahkan rasa
takut gagal, frustrasi, kebosanan, ketidakpuasan dan takut sukses.
13. Mengenali potensi dari dalam
Sangat mudah mengenali seorang individu yang memiliki kualitas intrapreneur sejati.Ada pula
yang perlu bersusah payah membangun kualitas tersebut dalam dirinya. Apapun alasannya,
semua orang bisa memupuk sifat ini dengan guidance, edukasi, pengetahuan, dancoaching secara
konsisten.Mereka mengambil jalan yang salah karena kurang pengetahuan dan akhirnya
membuang waktu berbulan-bulan, bertahun-tahun karenanya.
Keith Cunningham, Rich Dad Robert Kyosaki mengatakan,”segala sesuatu yang belum anda
ketahui mengakibatkan biaya besar, namun tidak semua yang anda ketahui bisa dijadikan uang.”

DAFTAR PUSTAKA
http://www.smartbisniscoach.com/articleDetail/173/12-karakter-intrapreneur.html (Diakses pada
22 Mei 2015)
http://teorionline.net/intrapreneurship/(Diakses pada 22 Mei 2015)
SAP 10
1. Ide dan Konsep Usaha
Pada tahap ini, orang yang membuat studi kelayakan usaha diharuskan untuk melakukan
kegiatan menemukan ide/gagasan usaha yang layak untuk diwujudkan. Ide/gagasan usaha
biasanya dapat timbul melalui serangkaian kegiatan berikut :
a. Melalui bacaan. Bacaan yang banyak kontribusinya adalah bacaan yang berkaitan langsung
dengan bidang yang diminati. Dengan cara ini akan dapat diketahui sudah seberapa jauh
perkembangan bidang usaha tersebut saat ini, apa saja yang harus dilakukan, teknologi yang
sudah digunakan sampai saat ini. Setelah itu akan muncul pertanyaan untuk melihat apakah
masih ada peluang, jika ada, kira-kira bagaimana caranya untuk merealisasikan peluang tersebut.
b. Melalui survei. Orang sengaja merancang suatu survei secara umum dalam salah satu bidang
usaha. Misalnya melakukan survei ke salah satu pabrik mengamati apa saja yang dikerjakan
oleh pabrik tersebut, kegiatan yang belum dapat dilakukan oleh pabrik tersebut dengan baik atau
adakah limbah pabrik yang terbuang begiru saja, dan pada saat itu muncul ide/gagasan untuk
memanfaatkan limbah tersebut dan masih banyak lagi ide/gagasan yang muncul untuk
mendirikan dan mengembangkan usaha.
c. Melalui pengalaman kerja. Ide/gagasan muncul setelah orang mengalami sendiri kegiatan apa
saja yang harus dilakukan jika suatu usaha akan menghasilkan produk atau jasa. Dalam konteks
ini proses penciptaan produk/jasa sudah dikuasai dengan baik, sehingga akan dapat menganalisis
apakah masih ada peluang dan apakah mudah/mungkin baginya untuk memulai usaha sendiri
seperti yang dilakukannya sekarang. Ide/gagasan yang muncul akan terealisasi jika didukung
oleh keinginan atas dasar pengalaman yang sudah dimiliki saat ini.

2. Studi Kelayakan Bisnis


Jadi pengertian studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik
itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan
untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan
apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan.
Studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan pada orientasi yang
diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yang dimaksud adalah studi
yang menitik-beratkan pada keuntungan yang secara ekonomis, dan orientasi tidak pada laba
(social), yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan
dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis.
Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis
1. Aspek hukum
Menyangkut semua legalitas rencana bisnis yang akan kita laksanakan yang meliputi ketentuan
hukum yang berlaku diantaranya :
• Izin lokasi
Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan hukum lainnya.
• NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
• Surat tanda daftar perusahaan
• Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
• Surat tanda rekanan dari pemda setempat
• SIUP setempat

2. Aspek sosial ekonomi dan budaya


Menyangkut dampak yang diberikan kepada masyarakat sekitar karena kadanya suatu kegiatan
usaha tersebut, diantaranya:
• Dari sisi budaya, apa dampak keberadaan bisnis kita terhadap kehidupan masyarakat,
kebiasaan adat setempat, dan lain-lain.
• Dari sudut ekonomi, seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, apakah
proyek dapat mengubah atau justru mengurangi income per capita penduduk setempat,
pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR.
• Dan dari segi sosial, apakah dengan adanya bisnis kita, menjadi semakin ramai, lalu lintas
semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat
setempat dan untuk mendapatkan itu semua adalah dengan wawancara, kuesioner, dokumen, dan
lain-lain. Untuk melihat apakah suatu proyek layak atau tidak dilakukan dengan membandingkan
keinginan investor atau pihak yang terkait dengan sumber data yang terkumpul.

3. Aspek pasar dan pemasaran


Menyangkut apakah ada peluang pasar untuk produk yang akan dihasilkan oleh kegiatan usaha
kita, dengan melihat hal-hal berikut :
• Potensi pasar
• Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau hasrat
untuk membeli.
• Tentang perkembangan/pertumbuhan penduduk
• Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang mencakup tentang perilaku,
kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan masa lalu, dll.
• Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk meraih sebagian pasar
potensial atau pelung pasar atau seberapa besar pengaruh strategi tersebut dalam meraih besarnya
market share.
4. Aspek teknis dan teknologi
Menyangkut pemilihan lokasi, alat-alat, yang sesuai dengan hasil yang diinginkan, lay out, dan
pemilihan teknologi yang sesuai.
5. Aspek manajemen
Menyangkut pembangunan dan operasional.
6. Aspek keuangan
Menyangkut sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan tingkat
biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.

3. Business Plan
Sebagai salah satu bagian terpenting dalam berwirausaha, pemahaman akan pengertian Business
Plan yang benar bersifat sangat krusial. Dalam pembahasan kali ini, kita akan mencoba
memahami pengertian Business Plan seperti yang sudah didefinisikan oleh para ahli.
Kadangkala, banyak sekali perencanaan bisnis tidak sesuai hasilnya dengan kenyataan setelah
operasional.Hal itu sangat mungkin terjadi dan tidak dapat disalahkan karena parameter ekonomi
di real market (pasar yang nyata) sangat sulit diduga dan selalu berubah-ubah.Itulah yang
menyebabkan suatu bisnis bertahan atau tetap berjalan walupun hasil dengan perencanaannya
menyimpang adalah dari motivasi yang tetap kuat dari wirausahannya.
Secara ringkas, berikut ini adalah 5 alasan mengapa business plan harus dibuat dengan baik,
yaitu:
• Business Plan adalah blueprint usaha anda, yang akan anda dan karyawan serta pihak-pihak
yang bekerja sama dengan anda dalam operasionalnya. Dia akan membantu anda tetap kreatif
dan fokus pada tujuan yang telah ditetapkan.
• Business Plan merupakan alat untuk mencari dana, sehingga berhasil dalam bisnis.
• Business Plan adalah sarana komunikasi untuk menarik orang lain, pemasok, konsumen, dan
penyandang dana. Business plan akan membuat mereka mengerti tujuan dan cara operasional
bisnis anda.
• Rencana bisnis anda ini akan mempermudah anda menjalankan usaha dengan mengetahui
langkah-¬langkah praktis menghadapi persaingan, membuat promosi, sehingga lebih efektif.
• Membuat pengawasan lebih mudah dalam operasionalnya, apakah mengikuti atau sesuai
dengan rencana atau tidak.

4. Start Up Business
Istilah “startup” telah buah bibir yang semakin meningkatnya frekuensinya selama beberapa
tahun terakhir untuk menggambarkan sebuah usaha yang relatif masih muda dan belum kokoh.
“Startup adalah sebuah perusahaan yang bekerja untuk memecahkan masalah di mana solusinya
adalah tidak biasa dan kesuksesannya tidak dijamin ,”kata Neil Blumenthal, pendiri dan co –
CEO dari Warby Parker . “Startup adalah keadaan pikiran,” kata Adora Cheung, salah satu
pendiri dan CEO dari Homejoy, salah satu Hottest U.S. Startups 2013.“Situasi ketika orang yang
bergabung dengan perusahaan Anda masih membuat keputusan eksplisit untuk melupakan
stabilitas demi janji pertumbuhan yang luar biasa dan kegembiraan dalam membuat perubahan
seketika.”Saat ini belum ada definisi yang bisa mendeskripsikan secara tepat pengertian bisnis
startup.Pendapatan, laba, dan jumlah pekerja telah mengalami pergeseran drastis diantara
perusahaan dan industri.Saat ini bisnis startup bisa dilakukan di garasi rumah dan karyawannya
pun tidak harus berpakaian formal dan sopan. Kenyataan seperti ini yang harus mulai
diperhitungkan untuk mendapatkan definisi apa itu bisnis startup secara kongkret. Tapi yang
mungkin kita semua bisa sepakati adalah atribut kunci dari bisnis startup, yaitu kemampuannya
untuk tumbuh.Paulgraham.com menjelaskan, startup adalah sebuah perusahaan yang dirancang
untuk bertumbuh sangat cepat.Pertumbuhan tersebut tidak dibatasi oleh geografi.Inilah yang
membedakan antara bisnis startups dari usaha kecil. “Jika Anda menghasilkan pendapatan di
bawah US $ 20 juta, memiliki kurang dari 80 karyawan, dan tetap mengendalikan perusahaan
yang Anda mulai sendiri, Anda mungkin sedang menjalankan bisnis startup. Sama halnya jika
Anda baru saja mendirikan sebuah usaha kecil dan berniat menjadikannya cukup besar untuk
mengambil alih dunia – walaupun usaha Anda tersebut masih dikerjakan dari kamar tidur Anda –
Anda mungkin seorang pendiri startup.” Natalie Robehmed, Forbes.com.
5. Business Coaching
Business coaching adalah suatu program pembimbingan bisnis dimana coachee atau klien
seolah-olah sedang magang di bisnisnya sendiri dan secara bertahap belajar menerapkan
langkah-langkah bisnis di bawah bimbingan coach bisnisnya agar ia mampu mencapai sasaran
bisnis maupun pribadi yang ia tetapkan.
Business coaching ini didesain untuk memberikan bimbingan jangka pendek (minimal 3 bulan)
dan jangka panjang (minimal 12 bulan) melalui pendekatan pendekatan yang mampu dilakukan
oleh para klien. Filosofi yang kami gunakan dalam melakukan empowerment adalah: “Ajak dan
ajarkan coachee memancing, bukan langsung memberikan ikannya, agar ia mampu memilih
ikan, umpan, kolam dan kail yang bisa ia pakai untuk mencapai sasarannya”
6 Profitizing
Laba / keuntungan. Dalam melakukan motif ekonomi para pelaku ekonomi pasti akan
mempertimbangkan dari segi profit. Apapun kegiatannya baik produksi atau jasa.Prinsip dasar
yang biasanya dipakai adalah modal yang digunakan haruslah kembali penuh ditambah lagi
dengan untung yang dicapai. Jika seorang produsen sangat mengerti apa selera pasar yang
sedang disenangi maka kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak akan
bisa terwujud. Dan biasanya bagi produsen yang bisa memprediksi keinginan, kebutuhan dan
selera masyarakat, ia juga bisa menahan suatu barang yang memang sangat dicari oleh konsumen
dan menjadikannya barang yang langka, hal ini akan membuat harga menjadi naik, dan
keuntungan bisa dicapai lebih banyak.
Pengertian profit sendiri adalah keuntungan atau nilai lebih yang diperoleh oleh pelaku ekonomi
dari hasil penjualan setelah dikurangi modal dan biaya produksi lainnya.Setelah volume
penjualan anda cukup besar atau kapasitas yang anda tawarkan sudah maksimum tiap saat,
barulah fokus menaikkan keuntungan usaha.
Ada 3 hal yang mampu menaikkan keuntungan usaha dari customer:
a. Menaikkan angka repeat order;
b. Menaikkan rata-rata pembelian tiap kunjungan;
c. Menaikkan margin.
a. Repeat order adalah segala upaya yang dilakukan untuk membuat pelanggan semakin sering
berbelanja ke tempat kita.
b. Menaikkan rata-rata pembelian adalah upaya agar pelanggan yang tadinya belanja sebesar Rp
100.000,- tiap kunjungan, meningkat menjadi Rp 200.000,- tiap kunjungan, bahkan lebih.
c. Menaikan margin adalah upaya menaikkan nilai dan harga jual, serta menekan biaya produksi
dengan cara menaikan produktifitas dan menekan pengeluaran. Di tahap profiting, promosi tetap
jangan berhenti.Bedanya dengan tahap starting, promosi profiting lebih difokuskan ke pelanggan
yang sudah ada.
7 Systemizing
Tahap ini secara bertahap kita mulai membangun sistem bisnis. Kita mulai membuat Standard
Operating Procedure, buat sistem proses order, penjualan, penggajian karyawan, buat tim
manajemen.
8 Expanding Business
Pengertian ekspansi menurut Bambang Riyanto, menerangkan bahwa “Ekspansi dimaksudkan
sebagai perluasan modal, baik perluasan modal kerja saja, atau modal kerja dan modal tetap,
yang digunakan secara tetap dan terus-menerus didalam perusahaan”.Ekspansi perusahaan di
sebut juga dengan perluasan perusahaan. hal ini diperlukan oleh suatu perusahaan untuk
mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk meningkatkan keuntungan atau profit
perusahaan.Ekspansi adalah memperbesar perusahaan baik dengan jalan mendirikan usaha baru
dengan produk baru ataupun produk yang sudah ada ditempat lain ataupun juga meningkatkan
produksi barang yang telah diproduksi.
Deskripsi ekspansi :
1. aktivitas memperbesar/memperluas usaha yang ditandai dengan penciptaan pasar baru,
perluasan fasilitas, perekrutan pegawai, dan lain-lain
2. peningkatan aktivitas ekonomi dan pertumbuhan dunia usaha (expansion)
Motif-motif pembelanjaan ekspansi
a. Motif Ekonomi
Apabila ekspansi suatu perusahaan didasarkan pada pertimbangan untuk memperbesar atau
menstabilisasi laba yang diperoleh, maka ekspansi tersebut karena motif ekonomi. Hal ini terjadi
misalnya karena semakin besarnya permintaan terhadap produk atau jasa yang diprodusi oleh
suatu perusahaan. Makin luas pasar bagi produknya mendorong perusahaan tersebut untuk
memperbanyak produksinya guna mengimbangi tambahan permintaan atau tambahan luas pasar
.Makin besar jumlah produk yang dapat dijual, berarti semakin besar kemungkinan untuk
mendapatkan laba yang lebih besar, sehingga dengan demikian setiap pimpinan perusahaan
mempunyai harapan dan keinginan untuk dapat selalu mengembangkan dan meluaskan
perusahaanya.keuntungan yang diperoleh perusahaan antara lain sebagai berikut:
1. Alat pengukur prestasi perusahaan
2. Dapat dipergunakan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban perusahaan
3. Sebagai sumber dana perusahaan
b. Motif Psikologis
Yaitu ekspansi yang didasarkan pada ambisi personal dari pemilik atau pimpinan perusahaan
untuk memperoleh prestige dan kekuasaan yang lebih besar.
Motif ini berhubungan dengan personaliti pemimpin perusahaan.Bisa jadi pemimpin perusahaan
dengan sifat penantang resiko (risk seeking) berada pada motif ini.Ekspansi yang dilakukan
dalam kategori motif psikologis semacam ini seringkali atau bahkan tidak melakukan
perhitungan ekonomis terdahulu.Bahkan pada sebagian pengusaha terdapat syndroma ekspantion
yaitu keinginan untuk terus melakukan ekspansi usaha.Hal yang menonjol dari motif psikologis
ini adalah lebih didorong oleh insting atau judgment berupa kebenarian untuk mengambil resiko
meskipun tanpa didukung oleh pertimbangan rasionalitas yang matang.
Dengan demikian bahwa ekspansi merupakan suatu bentuk perluasan usaha baik dalam
meningkatkan komponen aktiva lancar, aktiva tetap atau lainnya guna sebagai motif yang
meningkatkan nilai ekonomi maupun ambisi personal dari pimpinan perusahaan untuk mencapai
tujuan.
Bentuk-bentuk pembelanjaan ekspansi
Menurut W.Bayard Taylor, yang dikutip oleh Bambang Riyanto, dalam buku Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan (1992 : 233) menerangkan bahwa : “Bentuk atau type ekspansi
dibedakan menjadi Busniness expansion dan Financial expansion”
a. Business expansion
Business expansion adalah ekspansi yang dijalankan tanpa mengakibatkan perubahan struktur
modal.Dalam bentuk ekspansi ini perusahaan tidak menambah alat-alat produksi tahan lama,
tetapi hanya menambah modal kerja saja dengan menggunakan kapasitas produsi yang tersedia
di dalam perusahaan.Oleh karenannya perusahaan tidak menambah aktiva tetap, maka tidaklah
dibutuhkan tambahan modal jangka panjang sehingga tidak mengakibatkan perubahan struktur
modalnya.Kebutuhan modalnya untuk keperluan ekspansi ini adalah berangur-angsur semakin
besar, sehingga bentuk ekspansi ini sering pula disebutEkspansi yang berangsur-angsur.
b. Financial expansion
Bentuk ekspansi lain ialah apa yang disebut Financial expansion yaitu ekspansi yang dijalankan
dengan membeli alat produksi tahan lama, memodernisasi alat-alat produksi yang lama,
mendirikan pabrik baru, mengambil alih perusahaan lain, penggabungan dengan perusahaan lain
dan lain-lain, bentuk ekspansi yang membutuhkan tambahan modal jangka panjang, sehingga
bentuk ekspansi ini mengakibatkan perubahan struktur modalnya. Ekspansi ini dilakukan dengan
menambah atau memperbesar jumlah yang melampaui kapasitas perusahaan, sehingga
penambahan dana untuk aktifa maupun lancar mutlak dibutuhkan. Bentuk ekspansi ini sering
pula disebut Ekspansi yang melonjak.
DAFTAR PUSTAKA

http://studi-kelayakan-bisnis-universitas.blogspot.com/2011/12/studi-kelayakan-bisnis.html
http://dee-belajar.blogspot.com/2013/10/pengertian-business-plan-menurut-para.html
http://manajemendanleadership.blogspot.com/2014/08/apa-itu-bisnis-startup-arti-dan-
definisi.html
http://www.coachingindonesia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=54&Itemi
d=18
http://opuza2905.blogspot.com/2011/08/pengertian-profit.html
https://lindanoer.wordpress.com/2014/01/08/pembelanjaan-ekspansi/
http://www.readersdigest.co.id/uang/investasi.dan.bisnis/5.tahapan.bisnis/004/001/154
SAP 11
PELUANG USAHA
1. Peluang Usaha
Wirausahawan harus memiliki keberanian yang besar untuk mengubah sesuatu yang bukan apa-
apa menjadi kesuksesan.Harus berani memanfaatkan setiap ‘ancaman’ menjadi ‘peluang’. Setiap
wirausahawan harus dapat menciptakan sebuah nilai dengan cara mengubah semua tantangan
menjadi peluang melalui ide-ide dan akhirnya menjadi pengendali usaha. Wirausahawan harus
mampu melihat peluang di sekelilingnya.Cukup sederhana saja, tetapi prospeknya bagus.Caranya
adalah dengan mengevaluasi lingkungan yang ada di sekeliling kita.Dengan menggunakan
analisis terhadap kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman.
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausahawan harus bersedia
melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus menerus. Proses penjaringan gagasan atau ide
desebut sebagai sreeneng, yang merupakan cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi
barang dan jasa yang rill. Melihat peluang dengan cara mengenali kebutuhan pasar,
mengembangkan produk yang telah ada di pasaran, memadukan bisnis-bisnis yang ada,
mengenali tren yang terjadi, menggunakan asumsi-asumsi yang tidak baku.
Melihat sumber ide bisnis yang sangat banyak, tidak mungkin kita dapat melaksanakan
seluruhnya.Ada beberapa langkah untuk memilih peluang bisnis yang tepat, seperti tentukan
tujuan dan arah bisnis, buat daftar ide usaha, nilai kemampuan pribadi, pilih criteria bisnis,
bandingkan dan dapatkan saran dari pengusaha lain, riset nilai keadaan bisnis saat ini dan
mendatang, tetapkan pilihan.Banyak jalan memulai dan mencapai keberhasilan bisnis, memulai
bisnis baru merupakan pilihan yang paling menarik bagi para pemula. Cara yang dapat dilakukan
oleh seseorang untuk memulai bisnis, bisa dengan membeli bisnis yang sudah ada,
mengembangkan bisnis yang sudah ada, memilih usaha franchise (waralaba).
Beberapa contoh bidang wirausaha yang menjadi pilihan para pemula atau wirausahawan baru
adalah dibidang kuliner, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, rekreasi.Cara mengidentifikasi
peluang usaha atau bisnis yang ada bisa di cari, asal saja wirausahawan itu bekerja keras, ulet
dan percaya kepada kemampuan sendiri. Setiap wirausahawan sebenarnya mempunyai peluang (
opportunity ) untuk maju. Untuk menggali dan memanfaatkan peluang usaha atau bisnis, seorang
wirausahawan harus berfikir secara positif dan kreatif di antaranya :
a. Harus percaya dan yakin bahwa usaha atau bisnis bisa dilaksanakan,
b. Harus menerima gagasan-gagasan baru di dalam dunia usaha atau bisnis,
c. Harus bertanya kepada diri sendiri,
d. Harus mendengarkan saran-saran orang lain,
e. Harus mempunyai etos kerja yang tinggi,
f. Pandai berkomunikasi.
Peluang usaha bukanlah peluang jika kita tidak sanggup menemukan tindakan yang mungkin dan
layak untuk mewujudkannya. Adapun persyaratan pokok dalam memanfaatkan peluang usaha
pada masa depan ialah berfikir positif, optimisme, bersedia bekerja keras dan mau mendengarkan
orang lain, mengakui kesalahan, dan mau percaya bahwa pada hari ini harus lebih baik dari pada
hari kemarin.
Dr. D. J. Schwartz tentang cara memanfaatkan peluang bisnis adalah sebagai berikut :
a. Percaya dan yakin bahwa usaha bisa di laksanakan.
b. Janganlah hadiri lingkungan yang statis yang akan melumpuhkan pikiran wirausahawan.
c. Setiap hari bertanyalah pada diri sendiri, “ bagaimana saya dapat melakukan usaha lebih baik
? “.
d. Bertanya dan dengarkanlah.
e. Peluas pikiran anda
Dalam memanfaatkan peluang usaha Paul Charlap mengemukakan sebuah rumusan yang
mencakup 4 unsur yang harus di miliki seorang wirausahawan :
a. Work hard ( kerja keras ),
b. Work smart ( kerja cerdas ),
c. Enthusiasm ( kegairahan ),
d. Service ( pelayanan ),
Bagi wirausaha pengenalan diri merupakan modal awal untuk mendapat mengenali
lingkungannya, mengindera peluang usaha, dan mengerahkan sumber daya, guna meraih peluang
usaha tersebut dalam batas risiko yang tertanggungkan untuk menikmati nilai tambah.
Risiko usaha
Setiap usaha yang di lakukan pasti mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan. Dari
keuntungan itu di harapkan dapat di gunakan untuk mensejahterahkan diri sendiri maupun orang
lain yang terlibat, banyak risiko yang harus di hadapi.
Beberapa risiko usaha yang mungkin terjadi antara lain sebagai berikut :
1. Perubahan permintaan,
2. Perubahan konjungtur,
3. Persaingan ,
4. Akibat lain yang merupakan risiko usaha, seperti perubahan teknologi, perubahan peraturan,
dan sebagainya.

Perubahan permintaan perubahan konjungtur, persaingan, dan akibat lain yang merupakan risiko
usaha dapat diantisipasi dengan melakukan persiapan yang matang dan perhitungan yang cemat
dalam melakukan kegiatan usaha.
1. Analisis peluang usaha berdasar jenis produk/jasa
a. Minat seseorang, misalnya berminat dalam dunia perdagangan, jasa atau bidang lainya.
b. Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, baik dalam bentuk uang maupun
barang/mesin.
c. Relasi, apakah ada keluarga atau teman yang sudah terlebih dahulu menekuni usaha yang
sama.

Disamping itu, memiliki bidang usaha juga harus mempertimbangkan hal berikut :
a. Pengaruh lingkungan sekitar.
b. Banyak sedikitnya poermintaan masyarakat terhadap jenis usaha yang akan kita pilih.
c. Kecocokan antara kebutuhan masyarakat dengan jenis usaha tertentu.
d. Banyak sedikitnya pesaing.
e. Adanya kemampuan untuk bertahan dan memenangkan persaingan.
Contoh peluang usaha dibidang biasa yang sangat dibutuhkan masyarakat, antara lain sebagai
berikut :
1. Jasa servis
2. Jasa hiburan
contoh: bioskop, diskotik, kafe, layar tancap, dan sebagainya.
3. Jasa transportasi
Contoh: menyediakan angkutan antar jemput anak sekolah, rental mobil, dan sebagainya.
4. Jasa perantara
5. Contoh: membantu masyarakat yang akan menjual atau membeli barang, seperti tanah, rumah,
sawah, kendaraan bermotor dan mobil.
6. Jasa kesehatan
Contoh: memberikan sarana kebugaran, kesehatan, dan kecantikan, seperti fitness, SPA, pijat
refleksi, dan pengobatan alternatif.
7. Jasa yang lain
Contoh: jasa penitipan anak, katering, tenanga kebersihan, penulisan atau pengetikan karya tulis,
dan sebagainya.

Produk yang dibutuhkan oleh masyarakat yang penuh kesibukan sekarang ini dapat di
kelompokkan menjadi seperti berikut:
1) Produk yang mampu mempermudah pekerjaan dirumah.
Contoh: alat pemasak nasi sekaligus penyiman dan pemanas nasi beserta sayur.
2) Produk yang mampu mempermudah pekerjaan diluar rumah.
Contoh: tas multifungsi, yang bisa di pakai buat kerja, tetapi juga buat membawa pakaian atau
buat perjalanan, yang bisa dilipat atau dimodifikasi dan lain sebagainya.
3) Produk lainnya yang dibutukan tanpa mengenal tempat.
Contoh: air dalam kemasan, mie instan, tas, dan sebagainya.

2. Analisis Peluang Usaha Berdasar Minat dan daya beli Konsumen


Untuk mengetahui besar-kecilnya minat masyarakat terhadap usaha yang kita dirikan, kita bisa
melakukan observasi. Observasi ini bisa dilakukan dengan cara:
- Mengadakan pengamatan langsung ke pasar;
- Melakukan wawancara;
- Memberikan angket untuk diisi oleh calon konsumen.
Cara kedua yaitu kita harus meneliti siapa konsumen yang akan menggunakan produk
kita.Hubungan antara minat, daya beli dan kelangsungan usaha adalah dapat digambarkan
sebagai berikut:
- Minat besar, daya beli kuat, kelangsungan usaha terjamin.
- Minat besar, daya beli rendah, kelangsungan usaha terhambat.
- Minat rendah, daya beli rendah, usaha tidak dapat berlangsung.
Kesimpulan bahwa agar produk yang kita ciptakan mampu menarik minat konsumen dan
terjangkau oleh mereka, maka kita harus:
- Memilih dan membuat produk yang bermanfaat, berkualitas dan laku dijual dengan harga
bersaing;
- Membuat desain yang baru dan harga terjangkau;
- Membuat produk lebih cepat dan lebih murah;
- Memilih dan menentukan wilayah pemasaran yang menguntungkan;

B. Sumber-Sumber Peluang Usaha


Peluang dapat berasal dari sebuah inspirasi, ide, atau, kesempatan yang muncul dan
dimanfaatkan untuk kepentingan seseorang baik dalam kehidupan sehari-hari atau dalam usaha.
Peluang atau kesempatan bisa bersumber dari berbagai macam hal, yaitu sebagai berikut:
1. Peluang dari diri sendiri
Peluang yang paling potensial dan sangat besar rasio kesuksesannya adalah peluang yang
bersumber dari dalam diri sendiri.Salah satu peluang yang berasal dari diri anda adalah sebagai
berikut:
A. Hobi
Hobi bisa menjadi awal dari kesuksesan seseorang dalam berwirausaha, bahkan usahanya bisa
berkembang dan tumbuh pesat.
B. Keahlian
Keahlian yang anda miliki dapat menjadi modal untuk mengembangkan usaha yang sesuai
dengan bidang keahlian.
C. Pengetahuan dan latar belakang pendidikan
Pengetahuan dan latar belakang pendidikan merupakan salah satu hal yang paling potensial
untuk menemukan peluang emas karena anda sudah mengetahui, memelajari dan memahami
bidang yang anda tekuni.

2. Peluang dari lingkungan Banyak peluang dan inspirasi yang timbul dari lingkungan, antara
lain sebagai berikut:
A. Usaha atau bisnis orang tua.
B. Lingkungan rumah, yaitu tetangga, teman sekolah dan teman main.
C. Kebiasaan anda ketika berangkat dan pulang sekolah, baik itu dalam perjalanan atau di
lingkungan sekolah dan teman sekolah.
3. Peluang dari peubahan yang terjadi
Peluang terbesar yang sering muncul sebagai sebuah bisnis adalah peluang yang berasal dari
perubahan di lingkungan, yaitu sebagai berikut:
A. Perubahan global
B. Perubahan lingkungan
C. Perubahan peraturan pemerintah
D. Perubahan musim
E. Perubahan gaya hidup
F. Perubahan tingkat kebutuhan tentang kesehatan, gaya hidup, dan pola makan masyarakat pada
umumnya
G. Perubahan tingkat tekanan pekerjaan yang semakin tinggi (berat), sehingga kebutuhan akan
hiburan semakin tinggi
H. Perubahan teknologi informasi dan komunikasi seperti kemajuan teknolosi mobile phone
(HP) dan internet sehingga memunculkan sistem penjualan online (toko online)
4. Peluang dari konsumen
Suara konsumen sangat diperlukan untuk menciptakan gagasan baru dalam rangka memperbaiki
kualitas produk dan menciptakan peluang bagi yang dapat menciptakan peluang baru di
antaranya:
A. Keluhan-keluhan konsumen,
B. Saran-saran dari konsumen,
C. Permintaan khusus konsumen dan calon konsumen,
D. Angan-angan yang diimpikan konsumen tentang produk atau jasa tertentu,
E. Harapan dari konsumen terhadap produk atau jasa anda

5. Peluang dari gagasan orang lain Gagasan dari orang lain yang bersifat orisinil akan
memunculkan sebuah peluang usaha yang baru pula.
6. Peluang dari informasi yang diperoleh Informasi yang diperoleh dapat menjadi sebuah
peluang jika anda mampu menghubungkan antara pengalaman dan pengetahuan yang anda miliki
untuk mewujudkannya. Namun, informaasi juga dapat tidak bermnfaat jika anda tidak memilik
kemampuan untuk menggabungkan antara pengetahuan dan pengalaman yang anda miliki. Inilah
yang membedakan antara orang yang memiliki peluang dengan orang yang tidal memiliki
peluang. Peluang yang dapat muncul dari informasi yang diperoleh antara lain:
A. Anda memperoleh informasi tentang produk baru yang sedang tren dan mengetahui cara
membelinya.
B. Informasi tentang kebutuhan produk yang harganya lebih mahal di tempat lain untuk produk
yang sama. Ini juga sebuah peluang karena adanya selisih harga.
C. Informasi tentang kebutuhan produk tertentu dan anda tahu di mana bisa memperoleh produk
tersebut.

C. Mengubah Ancaman menjadi Peluang Usaha


Wirausaha harus memiliki “keberanian” yang manakjubkan untuk mengubah sesuatu yang tidak
berarti menjadi kesuksesan.Harus berani memanfaatkan setiap “ancaman” menjadi “peluan”
bukan sebaliknya justru berusaha mmenghindari ancaman.Salah satu alat untuk mengukur hal
yang mungkin dan tidak mungkin dilakukan oleh usahawan yaitu menggunakan analisis terhadap
kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman (analisis SWOT).
Berikut adalah cara sederhana yang dapat dilakukan dalam menerapkan analisis SWOT:
a. Melihat kekuatan yang dimiliki seperti lokasi, sumber-sumber bahan baku yang mudah di
dapat, mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan dan kekuatan lainnya yang dapat
dimanfaatkan. Contoh : lokasi di dekat kampus atau mall dapat dikembangkan menjadi kos-
kosan, warnet, rental computer dan masih banyak lagi.
b. Melihat kelemahan yang dimiliki agar kita tidak memaksakan diri melakukan usaha yang
sebenarnya tidak dapat dilakukan karena kita memiliki kekurangan tertentu. Contoh : sebaiknya
jangan membuka usaha rental computer, tetapi tidak mengetahui sama sekali keterampilan dalam
mengoperasikan computer.
c. Melihat peluang yang dapat dimanfaatkan dan memberi keuntungan. Contoh : membuka usaha
fotokopi dilingkungan dekat kampus, membuka kantin dilingkungan perkantoran dan usaha
lainnya.
d. Melihat ancaman terhadap usaha-usaha yang berisiko tinggi, memiliki siklus hidup yang
pendek dan tidak terukur. Terlebih lagi jika pesaing-pesaing kitamemiliki kemampuan yang lebih
baik dari kita. Contoh : investasi saham, dimana kita tidak memiliki cukup ilmu tentang hal
tersebut atau bermain di pasar yang pelakunya sudah sangat banyak.
Dibawah ini adalah daftar sumber ide yang dapat memberikan gagasan awal atau pemikiran awal
untuk menentukan usaha apa yang hendak dijalankan yaitu :
• Lihat barang-barang di sekeliling dan yang sedang kita gunakan
• Rasakan apa yang dibutuhkan dan yang sedang kita gunakan
• Rasakan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh diri
• Browsing Internet yang menyediakan informasi bisnis
• Baca buku yang berkaitan dengan kewirausahaan
• Baca koran, majalah tau tabloid yang berisikan peluang usaha
• Baca buku kuning telepon (yellow pages)
• Baca perpustakaan umum, perpustakaan sekolah atau kampus
• Kunjungi bursa efek, amati tren capital dan peluang lainnya
• Ikuti kursus kewirausahaan
• Kunjungi pusat-pusat incubator bisnis
• Kunjungi pusat pembelanjaan dan restoran waralaba
• Kunjungi penemuan baru, pameran dagang dan pameran-pameran lainnya
• Kunjungi perusahaan pesaing
• Kenali konsumen atau pelanggan potensial
• Ikuti kebijakan dan keadaan ekonomi Negara
Selama masih ada kebutuhan dan keinginan, selama itu pula masih terdapat peluang yang dapat
kita manfaatkan misalkan:
a. Mengenali kebutuhan pasar
b. Mengembangakan produk yang telah ada dipasaran
c. Memadukan bisnis-bisnis yang ada
d. Mengenali kecendrungan (tren) yang terjadi
e. Mewaspadai segala kemungkinan yang awalnya terlihat sepele, yang ternyata setelah ditekuni
dapat menjadi bisnis yang luar biasa.
f. Menggunakan asumsi-asumsi yang baru (tidak baku)
Beberapa langkah untuk mengenali dan memilih peluang bisnis yang tepat antara lain:
a. Tentukan tujuan besar yang hendak dicapai
b. Buat daftar ide sebanyak-banyaknya yang menarik pikiran
c. Nilai kemampuan, kekuatan, karakteristik yang diperlukan untuk mencapai sukses dalam
bisnis yang anda lakukan.
d. Buatlah tabel kriteria bisnis yang diperlukan, nilai dan pilih menurut tingkat kepentingannya
e. Bandingkan dan dapatkan saran dari pengusaha, konsultan atau mentor
f. Lakukan riset untuk menilai keadaan bisnis saat ini dan masa mendatang
g. Pilih salah satu dari ide yang kemungkinan memiliki tingkat keberhasilan terbesar dan resiko.

Anda mungkin juga menyukai