disusun oleh :
Rahmawati
22030111130028
1
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Mengetahui apa yang dimaksud dengan Bahan Tambahan Makanan
1.3.2 Mengetahui jenis-jenis Bahan Makanan yang sering digunakan
1.3.3 Mengetahui deskripsi, kegunaan, resiko kesehatan, dan batas konsumsi
asam sitrat
1.4 Manfaat
Memahami apa kegunaan dari bahan tambahan makanan terutama
asam sitrat, bagaimana resikonya terhadap kesehatan, dan batas konsumsi
(regulasi) asam sitrat tersebut.
2
BAB II
ISI
3
(4) enzim,
(5) pemanis buatan,
(6) pemutih dan pematang,
(7) penambah gizi,
(8) pengawet,
(9) pengemulsi, pemantap dan pengental,
(10) pengeras,
(11) pewarna alami dan sintetik,
(12) penyedap rasa dan aroma,
(13) sekuestran, dan
(14) bahan tambahan lain.
4
Di alam, Asam Sitrat tersebar luas sebagai bahan penyusun rasa dari
berbagai macam buah-buahan (sitrun, nenas, pear, dan lain-lain). Asam
Sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan
pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8 % bobot kering, pada jeruk
lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut). Karena sifat-sifatnya
yang tidak beracun, dapat mengikat logam-logam berat (besi maupun bukan
besi), dan dapat menimbulkan rasa yang menarik, Asam Sitrat banyak
dimanfaatkan di dalam industri pengolahan alkyd resin. Asam Sitrat alami
juga banyak diproduksi di Sisilia, India Barat, Kalifornia, Hawaii, dan di
berbagai wilayah lainnya. Produksi Asam Sitrat dengan proses fermentasi
diterapkan secara besar-besaran dalam skala industri oleh Jerman pada
awal abad ke-20 dan sekarang hampir 90% dari seluruh produksi Asam
3
Sitrat di Amerika Serikat dihasilkan dengan cara fermentasi.
Mikroba penghasil asam sitrat antara lain4 :
• Aspergillus niger
• Aspergillus wentii
• Penicillium luteum, P.citrinum
• Mucor piriformis
• Citromyces pfefferianus
• Candida lipolytica
• Trichoderma viridae
• Corynebacterium sp.
• dll
5
Gambar 2.1 Struktur Molekul Asam Sitrat3
6
5. Bentuk anhidrat Asam Sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan
bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi Asam Sitrat dalam air
dingin.
6. Bentuk monohidrat Asam Sitrat dapat diubah menjadi bentuk anhidrat
dengan pemanasan pada suhu 70-75°C.
7. Jika dipanaskan di atas suhu 175°C akan terurai (terdekomposisi)
dengan melepaskan karbon dioksida (CO2) dan air (H2O).
7
Tertelan : iritasi, kesulitan bernafas
2.4.2.2 Paparan jangka panjang5
Kontak dengan kulit : sama seperti efek pada paparan jangka
pendek
Kontak dengan mata : sama seperti efek pada paparan
jangka pendek
Tertelan : gigi membusuk
2.4.3 Efek Klinis
2.4.3.1 Keracunan Akut5
8
usus. Kematian pernah dilaporkan karena menelan 20-30 gram
asam murni. Dosis letal pada tikus menyebabkan metabolisme
asam dan kekurangan kalsium
2.4.3.2 Keracunan Kronis5
9
mata bagian atas dan bawah hingga tidak ada lagi sisa bahan kimia .
teruskan dengan mengaliri garam fisologis ke mata sampai siap dibawa
kerumah sakit. Segera hubungi dokter.5
Tertelan : bila terjadi muntah, letakkan posisi kepala lebih rendah dari
panggul untuk mencegah aspirasi. Segera bawa ke dokter.5
2.5 Regulasi Asam Sitrat
2.5.1 Kegunaan Asam Sitrat
Penggunaan utama Asam Sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi
cita rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan.
Kode Asam Sitrat sebagai zat aditif makanan (E number) adalah E330. Sifat
sitrat sebagai larutan penyangga digunakan sebagai pengendali pH dalam
larutan pembersih dalam rumah tangga. Kemampuan Asam Sitrat untuk
mengikat ion-ion logam menjadikannya berguna sebagai bahan sabun dan
deterjen. Dengan mengikat ion-ion logam pada air sadah, Asam Sitrat akan
memungkinkan sabun dan deterjen membentuk busa dan berfungsi dengan
baik tanpa penambahan zat penghilang kesadahan.3
Asam Sitrat juga digunakan untuk memulihkan bahan penukar ion
yang digunakan pada alat penghilang kesadahan dengan menghilangkan
ion-ion logam yang terakumulasi pada bahan penukar ion tersebut sebagai
kompleks sitrat. Asam Sitrat dapat pula ditambahkan pada es krim untuk
menjaga terpisahnya gelembung-gelembung lemak, dan dalam resep
makanan Asam Sitrat dapat digunakan sebagai pengganti sari jeruk. Asam
Sitrat dikategorikan aman digunakan pada makanan oleh semua badan
pengawasan makanan nasional dan internasional utama. 3
Asam sitrat juga terdapat dalam sari buah-buahan seperti nenas,
jeruk, lemon, markisa. Asam ini dipakai untuk meningkatkan rasa asam
(mengatur tingkat keasaman) pada berbagai pengolahan minum, produk air
susu, selai, jeli, dan lain-lain. Asam sitrat berfungsi sebagai pengawet pada
keju dan sirup, digunakan untuk mencegah proses kristalisasi dalam madu,
gula-gula (termasuk fondant), dan juga untuk mencegah pemucatan
berbagai makanan, misalnya buah-buahan kaleng dan ikan. Larutan asam
10
sitrat yang encer dapat digunakan untuk mencegah pembentukan bintik-
bintik hitam pada udang.7
Dari rumus strukturnya, asam sitrat ini dapat berfungsi sebagai
kelator terhadap logam. Dalam industri bioteknologi dan obat-obatan
digunakan sebagai pelapis (passivate) pipa mesin, dalam proses kemurnian
tinggi untuk menggantikan asam nitrat.7
Selain itu, asam sitrat juga banyak digunakan dalam beberapa jenis
bahan pangan sebagai berikut.
11
pulses and legumes, and aloe vera), and seaweeds in vinegar,
oil, brine, or soybean sauce
Canned or bottle (pasteurized) or retort pouch vegetables
04.2.2.4 (including mushrooms and fungi, roots and tubers, pulses and
legumes, and aloe vera), and seaweeds
Vegetables (including mushrooms and fungi, roots and tubers,
04.2.2.5 pulses and legumes, and aloe vera), seaweed, and nut and
seed purees and spreads (e.g. peanut butter)
Vegetable (including mushrooms and fungi, roots and tubers,
pulses and legumes, and aloe vera), seaweed, and nut and
04.2.2.6
seed pulps and preparations (e.g. vegtable desserts and
sauces, candied vegetables) other than food category 04.2.2.5
Cooked or fried vegetables (including mushrooms and fungi,
04.2.2.8 roots and tubers, pulses and legumes, and aloe vera), and
seaweeds
05.0 Confectionery
06.3 Breakfast cereal, including rolled oats
06.4.3 Pre-cooked pastas and noodles and like products
Cereal and starch based desserts (e.g. rice pudding, tapioca
06.5
pudding)
06.6 Batters (e.g. for breading or batters for fish or poultry)
Pre-cooked or processed rice products, including rice cakes
06.7
(oriental type only)
Soybean products (excluding soybean-based seasonings and
06.8
condiments of food category 12.9)
07.0 Bakery wares
Processed meat, poultry, and game products in whole pieces
08.2
or cuts
08.3 Processed comminuted meat, poultry, and game products
08.4 Edible casings (e.g. sausage casings)
Semi-preserved fish and fish products, including mollusks,
09.3
crustaceans, and echinoderms
Fully preserved, including canned or fermented fish and fish
09.4
products, including mollusks, crustaceans, and echinoderms
12
10.2.3 Dried and/or heat coagulated egg products
10.3 Preserved eggs, including alkaline, salted, and canned eggs
10.4 Egg-based desserts (e.g. custard)
Table-top sweeteners, including those containing high-
11.6
intensity sweeteners
12.2.2 Seasionings and condiments
12.3 Vinegars
12.4 Mustards
12.5 Soups and broths
12.6 Sauces and like products
Salads (e.g. maccaroni salad, potato salad) and sandwich
12.7 spreads excluding cocoa-and nut-based spreads of food
categories 04.2.2.5 and 05.1.3
12.8 Yeast and like products
12.9 Soybean-based seasonings and condiments
12.10 Protein products other than from soybeans
Dietetic foods intended for special medical purpose (excluding
13.3
proucts of food category 13.1)
13.4 Dietetic formulae for slimming purposes and weight reduction
Dietetic foods (e.g. supplementary foods for dietary use)
13.5
excluding products of food categories 13.1-13.4 and 13.6
13.6 Food supplements
Water-based flavoured drinks, including “sport”, ”energy”, or
14.1.4
“electrolyte” drinks and particulated drinks
14.2.1 Beer and malt beverages
14.2.2 Cider and perry
14.2.4 Wines (other than grape)
14.2.5 Mead
Distilled spirituous beverages containing more than 15%
14.2.6
alcohol
Aromatized alcoholic beverages (e.g. beer, wine and
14.2.7
spirituous cooler-type beverages, low alcoholic refreshers)
15.0 Ready-to-eat savouries
16.0 Composite foods-foods that could not be placed in categories
13
01-15
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Semua makanan pasti telah ditambahkan bahan tambahan mulai dari
yang alami sampai yang kimiawi. Bahan tambahan tersebut disebut dengan
Bahan Tambahan Makanan (BTM). Jenis atau macam BTM sangatlah
banyak, antara lain antioksidan dan antioksidan sinergis, anti kempal,
pengasam, penetral dan pendapar, enzim, pemanis buatan, pemutih dan
pematang, penambah gizi, pengawet, pengemulsi, pemantap dan pengental,
pengeras, pewarna alami dan sintetik, penyedap rasa dan aroma,
sekuestran, dan bahan tambahan lain.
Asam Sitrat merupakan bahan tambahan makanan yang sering
digunakan sebagai bahan penambah cita rasa asam, pengawet makanan
dan minuman, biasanya minuman ringan (soft drink), karena
kemampuannya untuk mengikat ion-ion logam menjadikannya berguna
sebagai bahan sabun dan deterjen, digunakan untuk mencegah proses
kristalisasi dalam madu, gula-gula (termasuk fondant), dan juga untuk
mencegah pemucatan berbagai makanan, misalnya buah-buahan kaleng
dan ikan, serta larutan asam sitrat yang encer digunakan untuk mencegah
pembentukan bintik-bintik hitam pada udang. Selain itu, dalam industri
bioteknologi dan obat-obatan digunakan sebagai pelapis (passivate) pipa
mesin, dalam proses kemurnian tinggi untuk menggantikan asam nitrat.
Meskipun asam sitrat sudah dianggap aman untuk digunakan, namun
tentu saja memiliki efek samping atau dampak yang dapat membahayakan
kesehatan manusia. Efek-efek yang ditimbulkan berdasarkan organ yang
terserang (dampak utama atau sasaran organ), rute paparan, dan efek klinis
yang dibagi menjadi 2 yaitu keracunan akut dan keracunan kronis.
Batasan penggunaan asam sitrat yang dianjurkan adalah 3 gram/liter
sari buah. FAO/WHO juga telah memberikan batas maksimum penggunaan
asam sitrat sebagaimana yang terlampir pada tabel 2.2.
15
3.2 Saran
1. Untuk mengurangi resiko-resiko yang ditimbulkan dari penggunaan asam
sitrat tersebut, hendaknya mengurangi penggunaan asam sitrat terhadap
bahan pangan yang akan dikonsumsi sebagaimana yang telah
dianjurkan.
2. Sebaiknya tidak perlu menggunakan bahan tambahan makanan secara
berlebihan, karena meskipun bahan tersebut dinyatakan aman oleh
badan yang bersangkutan, apabila digunakan secara berlebihan pasti
akan menimbulkan dampak yang tidak baik untuk kesehatan.
16
DAFTAR PUSTAKA
1 Zat Aditif [internet]. 2007 July 27 [cited 2012 May 29]. Available from:
http://dahlanforum.wordpress.com/2007/07/27/zat-aditif/.
2 Albiner Siagian. Bahan Tambahan Makanan [unpublished lecture notes].
Universitas Sumatera Utara; lecture given 2010 Mar 19 [cited 2012 May
30]. Available from:http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/3773
3 M Hasibuan . Asam Sitrat [internet]. 2010 [cited 2012 June 3]. Available
from:
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20306/.../Chapter%20II.pdf
4 Produksi Asam Sitrat secara Fermentasi [internet]. [cited 2012 June 3].
Available from:
download.fa.itb.ac.id/.../PRODUKSI%20ASAM%20SITRAT.pdf
5 Asam Sitrat [internet]. [cited 2012 June 5]. Available from:
http://www.pom.go.id/katker/doc/Asam%20Sitrat.htm
6 Sitrat Merusak Enamel Gigi [internet]. 2011 Mar [cited 2012 June 5].
Available from: http://healthiskesehatan.blogspot.com/2011/03/asam-
sitrat-merusak-enamel-gigi.html
7 Pina Barus.Pemanfaatan Bahan Pengawet dan Antioksidan Alami pada
Industri Bahan Makanan [internet]. Universitas Sumatera Utara; 2009
Oct 3 [cited 2012 May 29] . Available from :
www.usu.ac.id/id/files/pidato/pina.pdf
8 GSFA Online Food Additive Details for Citrid Acid [internet]. 2011[cited
2012 June 8]. Available from: www.codexalimentarius.net
17