SOLUSINYA
Oleh:
(15951140004)
Kelas A
Tebuireng Jombang
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah swt., atas segalah rahmat dan nikmat yang diberikan kepada saya,
sehingga saya bisa menyelesaikan pembuatan makalah pendidikan kewarganegaraan ini dengan
semaksimal mungkin.
Makalah ini mengambil tema “Nasionalisme” dengan judul “Mencegah Disintegrasi
Bangsa dengan Menanamkan Nilai-nilai Pancasila sejak Dini”. Insya Allah makalah ini bisa
menyadarkan anda para pembaca bahwa betapa pentingnya rasa nasionalisme dengan memahami
dan mengamalkan Nilai-nilai Pancasila sejak dini, karena makalah ini berisi fakta-fakta terpenting
tentang ancaman disintegrasi bangsa kita, bangsa yang dulu menjadi kebanggaan para pendahulu
kita dan para bapak pendiri Negara yaitu Bangsa Indonesia. Makalah ini juga berisi tentang cara-
cara sederhana tentang bagaiman agar nilai-nilai Pancasila ini bisa hidup di masyarakat Indonesia
sehingga Pancasila tidak hanya terkristalisasi sebagai ideologi Negara, namun juga sebagai norma
yang sangat penting dalam dalam memperkokoh persatuan dan mencegah ancaman disintegrasi
bangsa kita.
Saya berharap para pembaca segera tersadar hatinya, terbangun matanya, dan tergerak
raganya untuk mencegah ancaman disintegrasi ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi saya dan pembaca sekalian. Dan tak lupa ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.
Kritik serta saran yang membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ..........................................................................................15
B. Saran .....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kesatuan pada dasarnya dapat mengandung potensi kerawanan
akibat keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama, ras dan etnis golongan. Hal tersebut
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi timbulnya konflik sosial. Dengan semakin
marak dan meluasnya konflik akhir-akhir ini, merupakan suatu pertanda menurunnya rasa
nasionalisme di dalam masyarakat.
Kondisi seperti ini dapat terlihat dengan meningkatnya konflik yang bernuansa SARA,
serta munculya gerakan-gerakan yang ingin memisahkan diri dari NKRI akibat dari ketidak
puasan dan perbedaan kepentingan, apabila kondisi ini tidak segera ditangani dengan baik akhirnya
akan berdampak pada disintegrasi bangsa.
Seperti halnya GAM (Gerakan Aceh Merdeka), yang kini hampir sudah tidak terngiang
lagi di telinga kita. Dulu kelompok ini benar-benar membuat repot bangsa Indonesia, seandainya
GAM berhasil berdisintegrasi dari Indonesia maka tidak ada lagi lagu “Dari Sabang Sampai
Merauke”, lagu pemersatu bangsa kita. Namun rakyat dan bangsa ini tidak rela jika Aceh lepas
dari pangkuan bunda pertiwi, maka dengan segala upaya dilakukan bangsa ini untuk menghentikan
gerakan ini, baik secara militer maupun diplomatik.
Kemudian apakah peristiwa itu akan terulang lagi untuk yang kesekian kalinya di Negara
kita? Bukankah kita sudah cukup kehilangan ditinggal oleh saudara-saudara kita di Timor Timur.
Dan apakah konflik di Irian juga tidak akan terselesaikan? Gerakan Papua Merdeka yang
diam-diam menyusun strategi untuk berdisintegrasi dari Indonesia kita biarkan begitu saja?
Dimanakah rasa nasionalisme kita? Dimana rasa persatuan dan kesatuan kita? Lalu apakah
konflik-konflik kecil antar suku, agama, dan kelompok kita biarkan saja? Ada apa dengan bangsa
ini?
Masalah disintegrasi bangsa merupakan masalah yang sangat mengkhawatirkan
kelangsungan hidup bangsa ini. Dimanakah nilai-nilai Pancasila yang dulu dicita-citakan oleh
bapak pendiri bangsa? Sudahkah nilai-nilai Pancasila luntur dari bangsa ini? Untuk itu inilah PR
bagi bangsa ini, bukan hanya pemerintah, bukan hanya TNI dan POLRI tetapi juga kita seluruh
warga Indonesia. Perlunya ditegakkan kembali nilai-nilai Pancasila tidak bisa ditunda-tunda lagi,
bangsa ini sudah krisis dalam segala aspek kehidupan khususnya krisis moral. Nilai-nilai Pancasila
harus dihidupkan kembali dalam setiap aspek kehidupan, bukan hanya terkristalisasi sebagi
ideologi Negara.
Permasalahan disintegrasi ini sangat kompleks sebagai akibat akumulasi permasalahan
Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan yang saling tumpang tindih, apabila tidak
cepat dilakukan tindakan-tindakan bijaksana untuk menanggulangi sampai pada akar
permasalahannya maka akan menjadi problem yang berkepanjangan.
Untuk itulah, makalah ini disusun dalam rangka menyadarkan kembali akan pentingnya
nilai-nilai Pancasila ditegakkan kembali.
B. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut ini:
1. Memahami apa arti dari disintegrasi
2. Memahami tentang rasa nasionalisme
3. Memahami arti penting nilai-nilai Pancasila
4. Menumbuhkan rasa nasionalisme yang kini sudah hilang dari hati kita
5. Sebagai tugas individu yang wajib diselesaikan dalam mata kuliah pendidikan kewarganegaraan.
C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Mengapa pada bangsa ini sangat mudah terjadi konflik SARA yang merupakan akar dari
disintegrasi bangsa?
2. Bagaimanakah solusi dini untuk mencegah disintegrasi bangsa ini?
Bab II
ISI
pendidikan dinaikkan tetap saja pendidikan di Indonesia tidak akan maju, karena banyak
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis tersebut diatas dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Disintegrasi bangsa, separatisme merupakan permasalahan kompleks, akibat akumulasi
permasalahan politik, ekonomi dan keamanan yang saling tumpang tindih sehingga perlu
penanganan khusus dengan pendekatan yang arif serta mengutamakan aspek hukum, keadilan,
sosial budaya.
b. Pemberlakuan Otonomi Daerah merupakan implikasi positif bagi masa depan daerah di Indonesia
namun juga berpotensi untuk menciptakan mengentalnya heterogental dibidang SARA.
c. Pertarungan elit politik yang diimplementasikan kepada penggalangan massa yang dapat
menciptakan konflik horizintal maupun vertical harus dapat diantisipasi.
d. Kepemimpinan dari elit politik nasional hingga kepemimpinan daerah sangat menentukan
meredamnya konflik pada skala dini. Namun pada skala kejadian diperlukan profesionalisme
aparat kemanan secara terpadu.
e. Efek global, regional dengan faham demokrasi yang bergulir saat ini perlu diantisipasi dengan
penghayatan wawasan kebangsaan melalui edukasi dan sosialisasi.
B. Saran
Untuk mendukung terciptanya keberhasil mencegah terjadinya disintegrasi:
a. Penyelesaian konflik yang bernuansa separatisme bersenjata harus diselesaikan dengan pendekatan
militer terbatas dan professional guna menghindari korban dikalangan masyarakat dengan
memperhatikan aspek ekonomi dan sosial budaya serta keadilan yang bersandar pada penegakan
hukum.
b. Penyelesaian konflik yang bernuansa SARA diatasi melalui pendekatan hukum dan HAM.
c. Penyelesaian konflik akibat peranan otonomi daerah yang menguatkan faktor perbedaan,
disarankan kepemimpinan daerah harus mampu meredam dan memberlakukan reward and
punishment dari strata pimpinan diatasnya.
Daftar Pustaka
Surjanto, Brigadir Jenderal TNI, Mengatasi Gerakan Sparatis di Irian Jaya dengan Pendekatan
Ketahanan Nasional, Jakarta, Lemhannas, 2001.
HB. Amiruddin Maulana, Drs, SH, Msi. Menjaga Kepantingan Nasional Melalui Pelaksanaan
Otonomi Daerah Guna Mencegah Terjadinya Disintegrasi Bangsa, Jakarta, Lemhannas, 2001.
Amirul Isnaini, Mayor Jenderal TNI, Mencegah Keinginan beberapa Daerah Untuk Memisahkan
Diri dari Tegak Utuhnya NKRI, Jakarta, Lemhannas, 2001.
Krsna @Yahoo.com. Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di
Negara Berkembang.2005.internet:Public Jurnal