Anda di halaman 1dari 16

MENJAGA KEUTUHAN NKRI DISINTEGRASI BANGSA,PENYABAB dan

SOLUSINYA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila

Oleh:

Muchammad Dinil Haqqul Islam

(15951140004)

Kelas A

Fakultas Teknik Informatika

Universitas Hasyim Asyari

Tebuireng Jombang
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Allah swt., atas segalah rahmat dan nikmat yang diberikan kepada saya,
sehingga saya bisa menyelesaikan pembuatan makalah pendidikan kewarganegaraan ini dengan
semaksimal mungkin.
Makalah ini mengambil tema “Nasionalisme” dengan judul “Mencegah Disintegrasi
Bangsa dengan Menanamkan Nilai-nilai Pancasila sejak Dini”. Insya Allah makalah ini bisa
menyadarkan anda para pembaca bahwa betapa pentingnya rasa nasionalisme dengan memahami
dan mengamalkan Nilai-nilai Pancasila sejak dini, karena makalah ini berisi fakta-fakta terpenting
tentang ancaman disintegrasi bangsa kita, bangsa yang dulu menjadi kebanggaan para pendahulu
kita dan para bapak pendiri Negara yaitu Bangsa Indonesia. Makalah ini juga berisi tentang cara-
cara sederhana tentang bagaiman agar nilai-nilai Pancasila ini bisa hidup di masyarakat Indonesia
sehingga Pancasila tidak hanya terkristalisasi sebagai ideologi Negara, namun juga sebagai norma
yang sangat penting dalam dalam memperkokoh persatuan dan mencegah ancaman disintegrasi
bangsa kita.
Saya berharap para pembaca segera tersadar hatinya, terbangun matanya, dan tergerak
raganya untuk mencegah ancaman disintegrasi ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi saya dan pembaca sekalian. Dan tak lupa ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.
Kritik serta saran yang membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Terima kasih.

Jombang, 07 Desember 2015

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................1

KATA PENGANTAR ......................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................3

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................4


B. Tujuan ..............................................................................................5
C. Rumusan Masalah ............................................................................5

BAB II. ISI

A. Disintegrasi Dan Faktor Penyababnya ................................................6

B. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa ..............................9

C. Sinkronisasi antara Nasionalisme dengan Nilai-nilai Pancasila ................11

D.Ancaman Disintegrasi Di Indonesia ....................................................10

E.Cara menanggulangi Disintegrasi Bangsa ...........................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................15
B. Saran .....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kesatuan pada dasarnya dapat mengandung potensi kerawanan
akibat keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama, ras dan etnis golongan. Hal tersebut
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi timbulnya konflik sosial. Dengan semakin
marak dan meluasnya konflik akhir-akhir ini, merupakan suatu pertanda menurunnya rasa
nasionalisme di dalam masyarakat.
Kondisi seperti ini dapat terlihat dengan meningkatnya konflik yang bernuansa SARA,
serta munculya gerakan-gerakan yang ingin memisahkan diri dari NKRI akibat dari ketidak
puasan dan perbedaan kepentingan, apabila kondisi ini tidak segera ditangani dengan baik akhirnya
akan berdampak pada disintegrasi bangsa.
Seperti halnya GAM (Gerakan Aceh Merdeka), yang kini hampir sudah tidak terngiang
lagi di telinga kita. Dulu kelompok ini benar-benar membuat repot bangsa Indonesia, seandainya
GAM berhasil berdisintegrasi dari Indonesia maka tidak ada lagi lagu “Dari Sabang Sampai
Merauke”, lagu pemersatu bangsa kita. Namun rakyat dan bangsa ini tidak rela jika Aceh lepas
dari pangkuan bunda pertiwi, maka dengan segala upaya dilakukan bangsa ini untuk menghentikan
gerakan ini, baik secara militer maupun diplomatik.
Kemudian apakah peristiwa itu akan terulang lagi untuk yang kesekian kalinya di Negara
kita? Bukankah kita sudah cukup kehilangan ditinggal oleh saudara-saudara kita di Timor Timur.
Dan apakah konflik di Irian juga tidak akan terselesaikan? Gerakan Papua Merdeka yang
diam-diam menyusun strategi untuk berdisintegrasi dari Indonesia kita biarkan begitu saja?
Dimanakah rasa nasionalisme kita? Dimana rasa persatuan dan kesatuan kita? Lalu apakah
konflik-konflik kecil antar suku, agama, dan kelompok kita biarkan saja? Ada apa dengan bangsa
ini?
Masalah disintegrasi bangsa merupakan masalah yang sangat mengkhawatirkan
kelangsungan hidup bangsa ini. Dimanakah nilai-nilai Pancasila yang dulu dicita-citakan oleh
bapak pendiri bangsa? Sudahkah nilai-nilai Pancasila luntur dari bangsa ini? Untuk itu inilah PR
bagi bangsa ini, bukan hanya pemerintah, bukan hanya TNI dan POLRI tetapi juga kita seluruh
warga Indonesia. Perlunya ditegakkan kembali nilai-nilai Pancasila tidak bisa ditunda-tunda lagi,
bangsa ini sudah krisis dalam segala aspek kehidupan khususnya krisis moral. Nilai-nilai Pancasila
harus dihidupkan kembali dalam setiap aspek kehidupan, bukan hanya terkristalisasi sebagi
ideologi Negara.
Permasalahan disintegrasi ini sangat kompleks sebagai akibat akumulasi permasalahan
Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan yang saling tumpang tindih, apabila tidak
cepat dilakukan tindakan-tindakan bijaksana untuk menanggulangi sampai pada akar
permasalahannya maka akan menjadi problem yang berkepanjangan.
Untuk itulah, makalah ini disusun dalam rangka menyadarkan kembali akan pentingnya
nilai-nilai Pancasila ditegakkan kembali.
B. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut ini:
1. Memahami apa arti dari disintegrasi
2. Memahami tentang rasa nasionalisme
3. Memahami arti penting nilai-nilai Pancasila
4. Menumbuhkan rasa nasionalisme yang kini sudah hilang dari hati kita
5. Sebagai tugas individu yang wajib diselesaikan dalam mata kuliah pendidikan kewarganegaraan.
C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Mengapa pada bangsa ini sangat mudah terjadi konflik SARA yang merupakan akar dari
disintegrasi bangsa?
2. Bagaimanakah solusi dini untuk mencegah disintegrasi bangsa ini?
Bab II
ISI

A. Disintegrasi dan Faktor-faktor Penyebabnya


1) Disintegrasi Bangsa
Disintegrasi secara harfiah dipahami sebagai perpecahan suatu bangsa menjadi bagian-
bagian yang saling terpisah (Webster’s New Encyclopedic Dictionary 1996).
Bila dicermati adanya gerakan pemisahan diri sebenarnya sering tidak berangkat dari
idealisme untuk berdiri sendiri akibat dari ketidak puasan yang mendasar dari perlakuan
pemerintah terhadap wilayah atau kelompok minoritas seperti masalah otonomi daerah, keadilan
sosial, keseimbangan pembangunan, pemerataan dan hal-hal yang sejenis.
Kekhawatiran tentang perpecahan (disintegrasi) bangsa di tanah air dewasa ini yang dapat
digambarkan sebagai penuh konflik dan pertikaian, gelombang reformasi yang tengah berjalan
menimbulkan berbagai kecenderungan dan realitas baru. Segala hal yang terkait dengan Orde
Baru termasuk format politik dan paradigmanya dihujat dan dibongkar. Bermunculan pula aliansi
ideologi dan politik yang ditandai dengan menjamurnya partai-partai politik baru. Seiring dengan
itu lahir sejumlah tuntutan daerah-daerah diluar Jawa agar mendapatkan otonomi yang lebih luas
atau merdeka yang dengan sendirinya makin menambah problem, manakala diwarnai terjadinya
konflik dan benturan antar etnik dengan segala permasalahannya.
Penyebab timbulnya disintegrasi bangsa juga dapat terjadi karena perlakuan yang tidak adil
dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah khususnya pada daerah-daerah yang memiliki
potensi sumber daya/kekayaan alamnya berlimpah/ berlebih, sehingga daerah tersebut mampu
menyelenggarakan pemerintahan sendiri dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi.
Selain itu disintegrasi bangsa juga dipengaruhi oleh perkembangan politik dewasa
ini. Dalam kehidupan politik sangat terasa adanya pengaruh dari statemen politik para elit maupun
pimpinan nasional, yang sering mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bangsa, sebagai akibat
masih kentalnya bentuk-bentuk primodialisme sempit dari kelompok, golongan, kedaerahan
bahkan agama. Hal ini menunjukkan bahwa para elit politik secara sadar maupun tidak sadar telah
memprovokasi masyarakat. Keterbatasan tingkat intelektual sebagian besar masyarakat Indonesia
sangat mudah terpengaruh oleh ucapan-ucapan para elitnya sehingga dengan mudah terpicu untuk
bertindak yang menjurus kearah terjadinya kerusuhan maupun konflik antar kelompok atau
golongan.
2) Faktor-faktor Penyebab Disintegrasi Bangsa
a) Geografi
Indonesia yang terletak pada posisi silang dunia merupakan letak yang sangat strategis untuk
kepentingan lalu lintas perekonomian dunia selain itu juga memiliki berbagai permasalahan yang
sangat rawan terhadap timbulnya disintegrasi bangsa. Dari ribuan pulau yang dihubungkan oleh
laut memiliki karakteristik yang berbeda-beda dengan kondisi alamnya yang juga sangat berbeda-
beda pula menyebabkan munculnya kerawanan sosial yang disebabkan oleh perbedaan daerah
misalnya daerah yang kaya akan sumber kekayaan alamnya dengan daerah yang kering tidak
memiliki kekayaan alam dimana sumber kehidupan sehari-hari hanya disubsidi dari pemerintah
dan daerah lain atau tergantung dari daerah lain.
b) Demografi
Jumlah penduduk yang besar, penyebaran yang tidak merata, sempitnya lahan pertanian, kualitas
SDM yang rendah berkurangnya lapangan pekerjaan, telah mengakibatkan semakin tingginya
tingkat kemiskinankarena rendahnya tingkat pendapatan, ditambah lagi mutu pendidikan yang
masih rendah yang menyebabkan sulitnya kemampuan bersaing dan mudah dipengaruhi oleh
tokoh elit politik/intelektual untuk mendukung kepentingan pribadi atau golongan.
c) Kekayaan Alam
Kekayaan alam Indonesia yang melimpah baik hayati maupun non hayati akan tetap menjadi daya
tarik tersendiri bagi negara Industri, walaupun belum secara keseluruhan dapat digali dan di
kembangkan secara optimal namun potensi ini perlu didayagunakan dan dipelihara sebaik-
baiknya untuk kepentingan pemberdayaan masyarakat dalam peran sertanya secara berkeadilan
guna mendukung kepentingan perekonomian nasional.
d) Ideologi
Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia dalam penghayatan dan pengamalannya
masih belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai dasar Pancasila, bahkan saat ini sering
diperdebatkan. Ideologi pancasila cenderung tergugah dengan adanya kelompok-kelompok
tertentu yang mengedepankan faham liberal atau kebebasan tanpa batas, demikian pula faham
keagamaan yang bersifat ekstrim baik kiri maupun kanan.
e) Politik
Berbagai masalah politik yang masih harus dipecahkan bersama oleh bangsa Indonesia saat ini
seperti diberlakukannya Otonomi daerah, sistem multi partai, pemisahan TNI dengan Polri serta
penghapusan dwi fungsi BRI, sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang belum dapat
diselesaikan secara tuntas karena berbagai masalah pokok inilah yang paling rawan dengan konflik
sosial berkepanjangan yang akhirnya dapat menyebabkan timbulnya disintegrasi bangsa.
f) Ekonomi
Sistem perekonomian Indonesia yang masih mencari bentuk, yang dapat pemberdayakan sebagian
besar potensi sumber daya nasional, serta bentuk-bentuk kemitraan dan kesejajaran yang diiringi
dengan pemberantasan terhadap KKN. Hal ini dihadapkan dengan krisis moneter yang
berkepanjangan, rendahnya tingkat pendapatan masyarakat dan meningkatnya tingkat
pengangguran serta terbatasnya lahan mata pencaharian yang layak.
g) Sosial Budaya
Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki tingkat kepekaan yang tinggi dan dapat menimbulkan
konflik etnis kultural. Arus globalisasi yang mengandung berbagai nilai dan budaya dapat
melahirkan sikap pro dan kontra warga masyarakat yang terjadi adalah konflik tata nilai. Konflik
tata nilai akan membesar bila masing-masing mempertahankan tata nilainya sendiri tanpa
memperhatikan yang lain.
h) Pertahanan dan Keamanan
Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi bersifat multi
dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini seiring dengan
perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi dan komunikasi. Serta
sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi
dimensional yang bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.
B. Nilai-nilai Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa
Di saat menipisnya nilai-nilai nasionalisme pada diri manusia Indonesia, berbagai hasutan dan isu-
isu baik politik, ekonomi, pendidikan, agama dan sosial budaya dapat memicu timbulnya berbagai
konflik di daerah-daerah Indonesia, hal inilah yang merupakan akar dari timbulnya disintegrasi.
Keterbatasan SDM (Sumber Daya Manusia) serta buruknya moral manusia Indonesia
menyebabkan manusia Indonesia mudah dihasut dan dipofokatori yang tidak baik oleh bangsa lain.
Bangsa Indonesia mudah diadu domba dan mempunyai sifat yang tidak stabil bila sudah
terpengaruh oleh uang. Dengan uang manusia Indonesia mudah diubah dari yang berperangai baik
menjadi tidak baik, bahkan ikatan persaudaraan bisa menjadi permusuhan.
Untuk itu perlu kiranya penegakan yang jelas atas alat pemersatu bangsa. Salah satunya
adalah penegakkan kembali nilai-nilai Pancasila sebagai norma-norma yang luhur dalam setiap
aspek kehidupan seperti halnya yang telah dijaga oleh nenek moyang bangsa Indonesia sejak dulu.
Pancasila bukan hanya sebuah bentuk filosofis bangsa Indonesia yang dikristalisasikan sebagai
ideology Negara, tetapi Pancasila adalah tatanan hidup yang luhur dan merupakan cita-cita yang
ingin diwujudkan oleh para pendiri bangsa kita.
Untuk itu seluruh elemen masyarakat harus memahami apa saja nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Pemahaman untuk setiap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dapat
diwujudkan melalui pendidikan kewarganegaraan. Namun, bagaimana dengan putra-putri
Indonesia yang tidak bisa mengenyam pendidikan? Maka perlu ada perhatian khusus yang harus
dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia. Memprioritaskan
anggaran belanja Negara sebesar 20% untuk dunia pendidikan rasanya kurang, karena sebenarnya
yang bobrok adalah sistem pengaturan di Indonesia, sehingga walaupun anggaran untuk

pendidikan dinaikkan tetap saja pendidikan di Indonesia tidak akan maju, karena banyak

penyelewengan-penyelewengan dalam praktiknya. Maka inilah system regulasi Indonesia yang


sangat bobrok, dan inilah juga yang memicu ketidak adilan bagi rakyat yang akhirnya memberikan
celah disintegrasi bangsa untuk bernafas.
Namun dalam hal ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, seharusnya para
pelajar, baik siswa maupun mahasiswa juga bertanggung jawab dalam memberikan contoh yang
baik dalam pengamalan nilai pancasila. Kiranya perlu dibentuk sebuah organisasi yang mewadahi
usaha-usaha pemerataan pendidikan. Mahasiswa lebih baik mebentuk suatu kelompok pemberi
pendidikan gratis bagi rakyat yang tidak mampu, daripada melakukan demonstrasi yang ujung-
ujungnya tindak anarkis.
Inilah beberapa nilai-nilai Pancasila yang yang seharusnya dipahami dan diamalkan oleh
manusia Indonesia selurunya:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Makna sila ini adalah:
a. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
d. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Makna sila ini adalah:
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d. idak semena-mena terhadap orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.
h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat Dunia internasional dan dengan
itu harus mengembangkan sikap saling hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia
Makna sila ini adalah:
a. Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Rela berkorban demi bangsa dan negara.
c. Cinta akan Tanah Air.
d. Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Makna sila ini adalah:
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan budaya rembug atau musyawarah dalam mengambil keputusan bersama.
d. Berrembug atau bermusyawarah sampai mencapai konsensus atau kata mufakat diliputi dengan
semangat kekeluargaan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Makna sila ini adalah:
a. Bersikap adil terhadap sesama.
b. Menghormati hak-hak orang lain.
c. Menolong sesama.
d. Menghargai orang lain.
e. Melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan bersama.

C. Sinkronisasi antara Nasionalisme dengan Nilai-nilai Pancasila


Bangsa tidak akan pernah ada tanpa adanya rasa nosinalisme antar warganya. Maka
Nasionalisme merupakan hal penting yang mengikat rasa senasib dan sepenanggung jawab
terhadap bangsa dan Negara. Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan
satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Bangsa Indonesia saat ini sangat kekurangan orang yang ber-nasionalisme tinggi, keadaan
inilah yang memicu banyak konflik-konflik daerah akibat tidak adanya rasa nosionalisme pada diri
pribadi. Persaan memiliki bangsa ini sudah lenyap, sehingga bertindak semena-mena dan tidak
menghargai satu dengan yang lain.
Nasionalisme mengajarkan pada diri kita bahwa kita harus merasa memiliki bangsa ini,
wilayah dan negara ini meskipun banyak kekurangan, namun juga dijiwai oleh semangat untuk
memajukan bangsanya demi kelangsungan hidup generasi penerus bangsa. Nasionalisme
mengajarkan kita untuk saling menghormati satu dengan yang lain meskipun berbeda suku, agama,
ras, budaya, keyakinan dan pendapat, demi menjaga keutuhan bangsanya. Nasionalisme
mengajarkan kita untuk bangga menjadi bagian dari negara
D. Ancaman Disintegrasi di Indonesia
Berdasarkan faktor penyebab terjadinya isu dan gerakan disintegrasi yang diterangkan di atas, jelas
sekali bahwa bangsa ini sangat rawan adanya gerakan maupun konflik daerah yang menjurus ke
arah disintegrasi. Setelah lepasnya Timor Leste dari pangkuan ibu pertiwi, bangsa ini masih ada
ancaman disintegrasi kembali. Setelah GAM mereda, ada Gerakan Papua Merdeka, yang notabene
juga sama seperti GAM yaitu ingin memerdekakan daerahnya dan lepas dari Indonesia.
Akhir-akhir ini juga sering terjadi konflik-konflik kecil di daerah, seperti di Tarakan,
Kalimantan Timur, dan juga yang masih sering terjadi kerusuhan di Ambon. Konflik-konflik
terjadi karena perbedaan suku maupun agama.
Bangsa ini rasanya tidak akan pernah lepas dari masalah disintegrasi, karena manusia-
manusianya tidak segera sadar. Bangsa ini masih terlalu lemah untuk mengikat tali persatuan dan
kesatuan dari Sabang sampai Merauke.
Apalagi sekarang ini memasuki era globalisasi, dimana jalinan informasi dan komunikasi
sudah saling terbuka di seluruh dunia. Kehadiran globalisasi memang membawa dampak yang
baik juga terhadap kehidupan kita, karena kita sekarang lebih bisa berinteraksi dan mendapat lebih
banyak ilmu pengetahuan dari bangsa lain sehingga kita tidak terpuruk dalam keterbelakangan.
Namun dampak negatif yang ditimbulkan juga besar sekali untuk memicu terjadinya disintegrasi
suatu bangsa.
Beberapa dampak negative dari globalisasi:
1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa
kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi
Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan
hilang
2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena
banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di
Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala
berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa
Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia
dianggap sebagai kiblat.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya
persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara
yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda.
Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah
membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini
ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang
cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang
memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Padahal cara berpakaian tersebut
jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat
beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi
identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan
pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat
diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari-
hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika
tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang
menggunakan tidak semestinya. Misalnya untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet
saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi
tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan
cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut
kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya
geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan
kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral
generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya
dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa
sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan
bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme? Bukankah hal itu
berakibat pada disintegrasi bangsa? Karena tidak adanya kepuasan terhadap milik bangsa sendiri.
E. Cara Menanggulangi Disintegrasi Bangsa
Dari hasil analisis diperlukan suatu upaya pembinaan yang efektif dan berhasil,
diperlukan pula tatanan, perangkat dan kebijakan yang tepat guna memperkukuh integrasi
nasional antara lain :
a. Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu.
b. Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun konsensus.
c. Membangun kelembagaan (pranata) yang berakarkan nilai dan norma (nilai-nilai Pancasila)
yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan
pembangunan bangsa yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak, semua wilayah.
e. Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan
bijaksana, serta efektif.

Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis tersebut diatas dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Disintegrasi bangsa, separatisme merupakan permasalahan kompleks, akibat akumulasi
permasalahan politik, ekonomi dan keamanan yang saling tumpang tindih sehingga perlu
penanganan khusus dengan pendekatan yang arif serta mengutamakan aspek hukum, keadilan,
sosial budaya.
b. Pemberlakuan Otonomi Daerah merupakan implikasi positif bagi masa depan daerah di Indonesia
namun juga berpotensi untuk menciptakan mengentalnya heterogental dibidang SARA.
c. Pertarungan elit politik yang diimplementasikan kepada penggalangan massa yang dapat
menciptakan konflik horizintal maupun vertical harus dapat diantisipasi.
d. Kepemimpinan dari elit politik nasional hingga kepemimpinan daerah sangat menentukan
meredamnya konflik pada skala dini. Namun pada skala kejadian diperlukan profesionalisme
aparat kemanan secara terpadu.
e. Efek global, regional dengan faham demokrasi yang bergulir saat ini perlu diantisipasi dengan
penghayatan wawasan kebangsaan melalui edukasi dan sosialisasi.

B. Saran
Untuk mendukung terciptanya keberhasil mencegah terjadinya disintegrasi:
a. Penyelesaian konflik yang bernuansa separatisme bersenjata harus diselesaikan dengan pendekatan
militer terbatas dan professional guna menghindari korban dikalangan masyarakat dengan
memperhatikan aspek ekonomi dan sosial budaya serta keadilan yang bersandar pada penegakan
hukum.
b. Penyelesaian konflik yang bernuansa SARA diatasi melalui pendekatan hukum dan HAM.
c. Penyelesaian konflik akibat peranan otonomi daerah yang menguatkan faktor perbedaan,
disarankan kepemimpinan daerah harus mampu meredam dan memberlakukan reward and
punishment dari strata pimpinan diatasnya.

Daftar Pustaka
Surjanto, Brigadir Jenderal TNI, Mengatasi Gerakan Sparatis di Irian Jaya dengan Pendekatan
Ketahanan Nasional, Jakarta, Lemhannas, 2001.

HB. Amiruddin Maulana, Drs, SH, Msi. Menjaga Kepantingan Nasional Melalui Pelaksanaan
Otonomi Daerah Guna Mencegah Terjadinya Disintegrasi Bangsa, Jakarta, Lemhannas, 2001.
Amirul Isnaini, Mayor Jenderal TNI, Mencegah Keinginan beberapa Daerah Untuk Memisahkan
Diri dari Tegak Utuhnya NKRI, Jakarta, Lemhannas, 2001.
Krsna @Yahoo.com. Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di
Negara Berkembang.2005.internet:Public Jurnal

Anda mungkin juga menyukai