Fungsi Kemoreseptor Udang
Fungsi Kemoreseptor Udang
Oleh :
Nama : Arlina Setyoningtyas
NIM : B1A017150
Rombongan : VI
Kelompok :3
Asisten : Pesona Gemilang
Makhluk hidup mempunyai alat indra untuk mengetahui keadaan luar. Alat
indra ini mempunyai sel-sel saraf untuk menangkap rangsangan dari luar yang di
sebut reseptor. Reseptor dapat dikelompokan menurut jenis rangsangan yang
diterimanya, yaitu chemoreseptor rangsangan berupa kimia, mekanoreseptor
rangsangan berupa mekanik atau fisik, fotoreseptor rangsangan berupa cahaya.
Sumber rangsangan dapat berupa panas, cahaya dan perubahan mekanis dan kimia
yang terjadi dalam lingkungan internal dan eksternal. Saraf juga berfungsi untuk
mengorganisir dan mengatur baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai
fungsi tubuhh, terutama kegiatan motoris, visceral, endoktrin dan mental
(Mahardiono, 1982).
Reseptor indra adalah indra saraf yang mengakui sebuah stimulus di
lingkungan internal atau eksternal dari sebuah organisme sebagai tanggapan
terhadap rangsangan yang memulai reseptor sensorik tranduksi indra dengan
menciptakan aksi pada sel yang sama atau dalam satu berdekatan. Susunan saraf
crustacea adalah tangga tali (Irnaningtyas, 2006).
Sedangkan Chemoreseptor merupakan alat indera yang bereaksi terhadap
zat-zat kimia, antara lain pakan. Chemoreseptor digunakan untuk mengenali
stimulus yang berasal dari sumber yang jauh dari tubuh, alat itu berupa rambut-
rambut pada antenulla dengan nilai ambang yang sangat rendah. Chemoreseptor
berfungsi untuk mendeteksi dan mengetahui adanya makanan, dan tempat hidupnya,
mengenal satu sama lain dengan menunjukkan tingkah laku masak kelamin (mating),
dan mendeteksi adanya musuh. Hanya dengan stimulus berupa gas berkonsentrasi
rendah, chemoreseptor telah dapat mengenali. Chemoreseptor juga digunakan oleh
udang untuk mengetahui adanya predator, lawan jenis, serta makanan. Lokasi
makanan, tingkah laku penghindaran terhadap predator pada udang, serta pendekatan
lawan jenis, diperantarai oleh antenulla. Dalam antennula terdapat sel-sel yang dapat
membaui adanya rangsang kimia dari lingkungan terutama peka terhadap asam-asam
amino dan karbohidrat dari pakan (Storer, 1975).
Vertebrata memiliki sistem indera yang lebih berkembang daripada
invertebrata. Indera yang umum dikenal pada organisme ada lima yaitu indera
penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman dan perasa. Secara luas, kemampuan
indera-indera tersebut dibagi menjadi tiga jenis yaitu mechanoreseptor, fotoreseptor,
dan chemoreseptor (Radiopoetro, 1977).
B. Tujuan
A. Hasil
Greene, J. S., Dobosiewicz, M., Butcher, R. A., McGrath, P. T., & Bargmann, C. I.
(2016). Regulatory changes in two chemoreseptor genes contribute to a
Caenorhabitis elegans QTL for foraging behavior. Jurnal of Life Science, 1-
19.
Kusuma RD, Asriyanto, dan Sardiyatmo. 2012. Pengaruh Kedalaman dan Umpan
Berbeda Terhadap Hasil Tangkapan Lobster (Panulius sp.) dengan Jaring
Lobster (Bottom Gill Net Monofilament) Di Perairan Argopeni Kabupaten
Kebumen. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and
Technology Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Hlm 11-21.
Mahardiono, A. Pratingyo, 7& Iskandar. 1982. Anatomi Udang. Intermasa Jakarta
Nofiyanti, V. R., Subandiyono, & Suminto. (2014). Aplikasi Feeding Regimes Yang
Berbeda Terhadap Tingkat Konsumsi Perkembangan dan Kelulushidupan
Larva Udang Windu. Journal of Aquaculture Management and Technology,
49-57.
Storer, T.I. 1975. General Zoology. Mc Graw Hill Book Company, New York.
Tarsim, M. Zalrin Jr., E. Rlan. 2007. Rangsangan Perkembangan Ovari Udang Putih
(Litopenaeus vannamei) dengan Penyuntikan Estradiol-17β. Ilmu Kelautan,
IPB Bogor.