A. Masalah Keperawatan
Gangguan pemenuhan cairan dan elektrolit
B. Pengertian
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stresor fisiologis
dan lingkungan. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah
satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang
terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang
mengjasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intervena (IV) dan distribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elktrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lain. Dalam keadaan normal kebutuhan cairan adalah 35 cc/KgBB/hr.
namun bila dirata-ratakan, kebutuhan intake (masukan) air pada orang dewasa adalah
ingesti liquid 1500 cc, dari makanan 700 cc, air dari oksidasi 200 cc sehingga totalnya
menjadi 2400 cc/hari. Berikut merupakan kebutuhan air berdasarkan umur dan berat
badan (Aziz Alimul, 2015)
2. Hipervolemi
Hipervolemi adalah penambahan atau kelebihan volume CES dapat
terjadi pada saat :
Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan eksresi natrium dan air
Kelebihan pemberian cairan
Perpindahan cairan interstitial ke plasma
Gejala : sesak napas, peningkatan dan penurunan tekanan darah, nadi kuat,
asites, edema, adanya ronchi, kulit lembap, distensi vena leher, dan irama
gallop.
Data Minor:
Peningkatan natrium serum
Penurunan haluaran urine atau haluaran urine berlebihan
Urine memekar atau sering berkemih
Penurunan turgor kulit
Haus, mual, anoreksia
Data Minor:
Asupan lebih banyak daripada haluaran
Sesak nepas
Air keluar
Hipertoni
dari sel Air keluar
Volume bersama protein plasma
intravaskuler
Volume ECF (natrium dan air) Vol ECF (Na dan chior) Tekanan osmotic plasma
Hipotoni ekstraseluler
Dehidrasi
Rangsangan haus
Hipotensi, BB menurun
Polidipsi
Kekurangan volume cairan
Virus Alcohol
Penumpukan cairan
Asites
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah
Darah perifer lengkap, gas darah dan elektrolit
2. Pemeriksaan feses
Makrokospis dan mikrokospis, pH dan kadar gula
Jika diduga ada intoleransi glukosa
1. Pemeriksaan kadar urenum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal
2. Dan pemeriksaan lain pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, pH, berat jenis
urine dan analisis gas darah, Hct, Hb, BUN, CVP, darah vena ( sodium,
potassium, klorida, kalsium, magnesium, pospat, osmolalitas serum), pH urine.
F. Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian cairan intravena untuk yang kehilangan cairan akut/berat
2. Pengkajian masalah yang berat,bunyi nafas dan warna kulit
3. Imobilisasi cairan dengan memposisikan pasien pada posisi supine
4. Menghentikan infus bila pemberian natrium cairan berlebihan
5. Frekuensi pemberian airan didasarkan keparahan, kekurangan dan respon
kemodinamik pasien terhadap penggantian cairan
6. Pemberian deuretik jika pembatasan diet natrium tidak cukup untuk
mengurangi odema dengan mencegah reabsorpsi natrium dan air oleh ginjal
G. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat Keperawatan
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parentral).
b. Tanda umum masalah elektrolit.
c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan.
d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan
elektrolit.
e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan.
f. Status perkembangan seperti usia dan situasi sosial.
g. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu pengobatan.
2. Pengukuran klinik
a. Berat badan
Kehilangan/bertambahnya berat badan menunjukkan adanya masalah
keseimbangan cairan :
±2% : ringan
±5% : sedang
± 10 % : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama
b. Keadaan umum
Pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi, dan
pernapasan.
Tingkat kesadaran.
c. Pengukuran pemasukan cairan
Cairan oral : NGT dan oral.
Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV.
Makanan yang cenderung mengandung air.
Irigasi kateter atau NGT.
d. Pengukuran pengeluaran cairan
Urine : volume, kejernihan/ kepekatan.
Feses : jumlah dan konsistensi.
Muntah.
Tube drainage.
IWL.
e. Ukur keseimbangan cairan dengan akurat: normalnya sekitar ± 200 CC.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada :
a. Integumen : Keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani,
dan sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler: Distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan
bunyi jantung.
c. Mata: Cekung, air mata kering.
d. Neurologi : Refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal: Keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah,
dan bising usus.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, PH, berat janis urine, dan analisis gas
darah.
I. Intervensi Keperawatan
1. Kekurangan Volume Cairan
Tujuan:
Individu mempertahankan berat jenis urine dalam batas normal.
Intervensi Generik
a. Kaji yang disukai dan yang tidak disukai; beri cairan kesukaan dalam
batasan diet.
b. Rencanakan tujuan asupan cairan untuk setiap 8 jam (mis. 1000 ml selama
siang hari, 800 ml selama sore hari, 300 ml pada malam hari).
c. Kaji pengertian individu tentang alasan untuk mempertahankan hidrasi yang
adekuat dan metode untuk mencapai tujuan asupan cairan.
d. Minta individu menyimpan laporan tertulis (mencatat dalam buku harian)
tentang asupan cairan dan haluaran urine (jika perlu).
e. Pantau asupan; pastikan sedikitnya 1500 ml cairan per oral setiap 24 jam.
f. Pantau haluaran; pastikan sedikitnya 1000-1500 mL/24 jam. Pantau adanya
penurunan berat jenis urine.
g. Timbang berat badan setiap hari dengan jenis baju yang sama, pada waktu
yang sama. Penurunan berat badan 2%-4% menunjukkan dehidrasi ringan,
penurunan berat badan 5%-9% menunjukkan dehidrasi sedang.
h. Pantau kadar elektrolit darah, nitrogen urea darah, osmolalitas urine dan
serum kreatinin, hematokrit dan hemoglobin.
i. Ajarkan bahwa kopi, teh dan jus buah anggur menyebabkan diuresis dan
dapat memperberat kehilangan cairan.
j. Pertimbangan kehilangan cairan tambahan yang berhubungan dengan
muntah, diare, demam, slang, drein.
k. Untuk drainase luka:
Pertahankan catatan yang cermat tentang jumlah dan jenis drainase.
Timbang balutan, jika perlu, untuk memperkirakan kehilangan cairan.
Balut luka untuk meminimalkan kehilangan cairan.
Intervesi Pediatrik
a. Pantau berat badan, suhu tubuh, kelembapan pada rongga ral, volume dan
konsentrasi urine.
b. Berikan:
c. Jenis cairan yang menarik (es krim bertangkai, jus dingin, es berbuntuk
kerucut, air putih, susu, jell-O dengan ditambah sayur-sayuran berwarna, berikan
anak membantu membuatnya).
d. Wadah yang tidak biasa ( cangkir berwarna, sedotan)
e. Sebuah permainan atau aktivitas (suruh anak minum jika tiba gilirannya).
Intervensi Geriatik
a. Ajarkan untuk minum 8 sampai 10 gelas cairan per hari, tidak termasuk,
minuman berkafein kecuali dikontraindikasikan (mis. Insufisiensi ginjal atau
jantung).
b. Beri sedikitnya 4 gelas air; waspadakan pada minuman kafein dan bergula.
c. Jelaskan untuk tidak mengandalkan rasa haus sebagai indicator kebutuhan
terhadap cairan.
d. Ajarkan untuk memantau hidrasi pada warna urine.
e. Evaluasi bila individu membatasi asupan untuk menghindari inkontinensia.
Intervensi Generik
a. Untuk edema:
Pantau kulit terhadap tanda luka tekan (decubitus).
Dengan perlahan cuci lipatan kulit dan keringkan dengan hati-hati
Hindari plester bila mungkin.
Ubah posisi sedikit setiap 2 jam.
b. Kaji adanya bukti venostasis atau bendungan vena pada bagian yang
tergantung.
c. Jaga ekstremitas yang edema setinggi di atas jantung apabila mungkin
(kecuali kontraindikasi karena gagal jantung)
d. Kaji asupan diet dan kebiasaan yang dapat menunjang retensi cairan (mis.
Asupan Garam)
e. Ajarkan individu untuk:
Membaca label untuk kandungan natrium.
Menghindari makanan kaleng dan makanan beku.
Masak tanpa garam dan gunakan bumbu-bumbu untuk menambah rasa
(lemon, kemangi, “tarragon”, mint)
Gunakan cuka mengganti garam untuk rasa sop, rebusan, dan lain-lain (mis. 2
sampai 3 sendok teh cuka untuk 4 sampai 6 gelas, sesuai selera).
f. Instruksikan individu untuk menghindari celana yang terbuat dari
kaos/korset, celana setinggi lutut, dan menyilangkan tungkai bawah dan tetap
meninggalkan tungkai bila mungkin.
g. Untuk drainase limfatik yang tidak adekuat:
Jaga ekskremitas tetap tinggi di atas bantal.
Ukur tekanan darah padda lengan yang taksakit
Jangan memberi suntikan atau memasukkan cairan intravena pada lengan
yang sakit.
Lindungi lengan yang sakit dari cedera.
Ajarkan individu untuk menghindari deterjen yang kuat, membawa kantong
yang berat, merokok, mencederai kulit aria tau bintil pada kuku, memasukkan
tangan ke dalam oven panas, menggunakan perhiasan atau jam tangan.
Peringakan individu untuk menemui dokter jika lengan merah, bengkak atau
keras dari biasanya.
h. Lindungi kulit yang edema dari cedera
Intervensi Maternal
a. Jelaskan penyebab resensi cairan (mis. Peningkatan produksi estrogen, sikap
tubuh yang memengaruhi aliran darah dan fungsi ginjal).
b. Jelaskan pentingnya berbaring pada malam hari dan selama siang hari
(beberapa kali).
c. Ajarkan wanita untuk:
Tinggikan kaki dangan sering.
Minum sedikitnya 2000ml cairan (tiga sampai empat porsi).
Makan cukup protein dan hindari makanan bergaram tinggi.
d. Kaji tanda awal hipertensi akibat-kehamilan.:
Peningkatan berat badan lebih dari 1 kg dalam 1 minggu.
Edema jari.
J. Referensi
Kozier, Barbara. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik. Jakarta : EGC
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta:EGC
NANDA Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:
EGC
Potter&Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan volume.2 Konsep Proses dan
Praktik Edisi 4.Jakarta:EGC
Tarwoto&Wartonah.2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta
:Salemba Medika
Herdinan, Heather T. 2012.Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014 .Jakarta: EGC.
Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011.
Jakarta :Penerbit buku kedokteran EGC .
LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
OLEH :
TINGKAT 1.3
DIII KEPERAWATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2016