Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dwi Octaverina Putri

NIM : 04011181520068
Absen : 35
Kelas : Alpha 2015

Kasus
Kecamatan Bumi Indah memiliki perkebunan karet terbesar yang dimiliki oleh salah
satu BUMN. Bila hujan tiba lahan karet yang dipenuhi semak ini menjadi sarang nyamuk.
Pemerintah melalui peraturan yang telah tertuang mulai tahun ini, mengharuskan pemilik
perkebunan untuk membersihkan semak yang ada, namun yang terjadi setelah semaknya hilang
timbulah genangan air setiap hujan turun. Ditengah kecamatan ini mengalir anak sungai yang
membelah 11 desa menjadi dua. Anak sungai ini menjadi tumpuan utama bagi penduduk 11 desa
itu untuk melakukan MCK dan pengairan bagi tanam tanaman yg ada dihalaman rumah. Hampir
semua penduduk laki laki di 11 desa ini menjadi buruh karet diperkebunan BUMN tersebut
sementara ibu2nya lebih memilih memelihara ternak, yang dipelihara didalam kandang yang
mempunyai jarak dengan rumahnya sekitar 3 sampai 5 meter. Penduduk disini juga memiliki
kebiasaan dalam kesehariannya membiarkan ternak2 tersebut masuk kerumahnya.

Dokter Halimah yang telah bertugas sejak 5 tahun yang lalu di puskesmas Kecamatan
Bumi Indah ini sudah terbiasa dengan kedatangan pasien yang sama dalam 3 tahun terakhir ini.
Laporan yg dibuat sebagai 10 penyakit terbanyak ke Dinkes Kabupaten adalah Diarrhea, Sakit
kulit/gatal gatal, Malaria, ISPA, Scabies, Hypertensi, TBC, DM, mental health dan Gastritis. Di
puskesmas, Dokter Halimah bersama dengan seorang dokter dan dokter gigi, 34 bidan termasuk
bidan desa yg ditempatkan pada 11 desa dalam wilayah kerja Puskesmas. 2 orang surveilan, 17
perawat,1 orang SKM, 1 orang sanitarian, 1 orang perawat gigi dan 10 orang tenaga non kesehatan.
Standar SDM yang seharusnya ada berjumlah 60 orang. Jumlah penduduk di wilayah kerja
puskesmas ini sebanyak 57.573 orang dengan komposisi laki dan perempuan kurang lebih sama
banyaknya. Pendidikan terbanyak adalah SD (68%).

Gizi buruk terdapat 2 balita dan gizi kurang terdapat 22 balita, umumnya balita gizi
buruk dan kurang gizi ini disebabkan oleh penyakit penyerta.Pencapaian SKDN adalah K/S 79.9%
; D/S 78,3%; N/D sebesar 75.4%. Kematian Ibu pada semester 1 tahun 2017 berjumlah 3 ibu hamil
dan kematian bayi berjumlah 6 bayi. Penyakit menular yang ditemukan pada semester 1 tahun
2017 adalah TBC sebanyak 18 kasus, Malaria sebanyak 37 kasus, Pneumonia Balita sebanyak 83
kasus dan diare balita sebanyak 425 kasus.

Di wilayah kerja puskesmas ini terdapat 3 Pustu, 33 Posyandu lengkap dengan


kadernya, 8 Poskesdes dan 7 bidan praktek swasta. dr, Halimah setiap tahun melakukan SMD dan
hasilnya ditampilkan pada MMD sehingga pemangku kepentingan mau ikut berperan dalam
peningkatan drajad kesehatan masyarakat. Peran serta ABRI dalam pemicuan Jamban pada 11
desa sangat baik walaupun masih sebagian besar penduduk masih memakai WC cemplung.
sebagaian rumah penduduk juga memiliki sumur bor disampng rumahnya.

Sebagai dr, Halimah, anda diminta untuk membuat langkah2 dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat kecamatan Bumi Indah ini.

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang
Terdapat perkebunan karet pada Kecamatan Bumi Indah. Setiap kali hujan,
lahan karet yang dipenuhi semak ini menjadi sarang nyamuk. Di tengah kecamatan
mengalir anak sungai yang melewati 11 desa. Penduduk menggunakan air sungai
untuk MCK dan pengairan bagi tanaman. Pekerjaan terbanyak pada kecamatan ini
adalah buruh karet di perkebunan BUMN bagi laki-laki dan ibu-ibu memilih untuk
memelihara ternak.
Dokter Halimah bekerja di Puskesmas dengan SDM yang mencukupi.
Penduduk di wilayah kerja puskesmas sebanyak 57.573. Pendidikan terbanyak
penduduk adalah SD (68%). Penyakit terbanyak di wilayah kerja puskesmas ini
adalah Diarrhea, Sakit kulit/gatal gatal, Malaria, ISPA, Scabies, Hypertensi, TBC,
DM, mental health dan Gastritis. Terdapat juga gizi buruk, gizi kurang serta
pneumonia pada balita.
Setiap tahun dr. Halimah melakukan SMD dan hasilnya ditampilkan
sehingga pemangku kepentingan mau ikut berperan dalam peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Contohnya adalah peran ABRi dalam pemicuan jamban
walaupun banyak penduduk yang masih memakai WC cemplung. Ditemukan juga
sumur bor di samping rumah warga.
Dr. Halimah diminta untuk membuat langkah-langkah untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat kecamatan Bumi Indah ini.

B. Analisa Situasi
 Terdapat perkebunan karet yang menjadi sarang nyamuk saat hujan
 MCK penduduk masih di sungai
 Pekerjaan sebagian besar penduduk adalah buruh karet di perkebunan karet
 Mempunyai kandang yang jaraknya hanya 3-5 meter dari rumah
 Membiarkan ternak masuk ke rumah
 10 penyakit terbanyak ke Dinkes Kabupaten adalah Diarrhea, Sakit
kulit/gatal gatal, Malaria, ISPA, Scabies, Hypertensi, TBC, DM, mental
health dan Gastritis
 Terdapat gizi buruk, gizi kurang serta pneumonia pada balita.
 Terdapat kematian ibu dan bayi
 Terdapat penyakit menular
 Sebagian besar penduduk masih menggunakan WC cemplung
 Beberapa jumlah penduduk memiliki sumur bor

C. Permasalahan-Permasalahan yang Ditemukan


 Perkebunan karet menjadi sarang nyamuk setiap kali hujan
 Sungai menjadi tumpuan utama bagi penduduk untuk MCK
 Pendidikan penduduk tergolong rendah
 Sebagian besar bekerja sebagai buruh karet
 Memelihara ternak
 Diarrhea, Sakit kulit/gatal gatal, Malaria, ISPA, Scabies, Hypertensi, TBC,
DM, mental health dan Gastritis
 Gizi buruk, gizi kurang, pneumonia pada balita
 Angka kematian ibu di semester 1 dan bayi
 Penyakit menular
 WC cemplung
 Sumur bor

D. Penetapan Prioritas Masalah


Permasalahan U S G Total
Perkebunan karet menjadi sarang nyamuk setiap hujan 4 4 5
Sungai menjadi tumpuan utama bagi penduduk untuk 4 4 5 80
MCK
Pendidikan penduduk tergolong rendah 2 3 3
Sebagian besar bekerja sebagai buruh karet 3 4 3
Memelihara ternak 3 4 4
Diare 5 5 5 125
Sakit kulit/gatal 3 4 4
Malaria 4 4 5
ISPA 4 4 4
Scabies 3 4 4
Hipertensi 4 4 4
TBC 4 4 5
DM 4 4 4
Mental health 3 4 4
Gastritis 3 4 4
Balita gizi buruk dan kurang 4 4 4
Pneumonia balita 4 4 4
Angka kematian ibu dan bayi 4 5 4
WC cemplung 4 5 4
Sumur bor 4 5 4
Berdasarkan prioritas masalah USG, didapatkan masalah diare sebagai
prioritas masalah utama.

E. Membuat alat ukur untuk mengambil data primer


Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengambil data primer yang dapat digunakan
untuk membuat alat ukur, salah satunya dengan menggunakkan kuesioner. Metode kuesioner
adalah teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analisis, mempelajari sikap-sikap,
keyakinan, perilaku dan karakteristik beberapa orang didalam masyarakat

Data primer penyebab masalah utama (diare) didapat dengan cara wawancara
setiap keluarga berdasarkan ceklist berikut:

No Pertanyaan Iya Tidak


1 Apakah keluarga mencuci tangan
dengan langkah yang benar
sebelum dan setelah kontak
dengan balita?
Apakah balita cuci tangan
sebelum makan?
2 Apakah peralatan makanan
ballita dibersihkan dengan cara
yang benar (direbus)?
3 Apakah balita mendapat
imunisasi lengkap?
4 Apakah balita diberikan ASI
eksklusif?
5 Apakah makanan balita dicuci
sebelum di masak?
6 Apakah balita diberikan makanan
dengan gizi cukup?
7 Apakah keluarga menggunakan
air sumur untuk di konsumsi?
8 Apakah jarak jamban dan sumur
> 10 meter?
9 Apakah jarak bak sampah dan
sumur > 10 meter?
10 Apakah keluarga pernah
mengikuti penyuluhan tentang
PHBS?
II. Landasan Teori
Teori L GREEN
Promosi kesehatan sebagai pendekatan kesehatan terhadap faktor perilaku kesehatan, maka
kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang menentukan perilaku tersebut. Dengan
perkataan lain, kegiatan promosi kesehatan harus disesuaikan dengan determinan (faktor yang
mempengaruhi perilaku itu sendiri). Dan menurut Lawrence Green perilaku ini ditentukan
oleh 3 faktor utama, yakni:
A. Faktor Pendorong (predisposing factors)
Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku
seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi,
dan sebagainya. Contohnya seorang ibu mau membawa anaknya ke Posyandu, karena
tahu bahwa di Posyandu akan dilakukan penimbangan anak untuk mengetahui
pertumbuhannya. Tanpa adanya pengetahuan-pengetahuan ini ibu tersebut mungkin
tidak akan membawa anaknya ke Posyandu.
B. Faktor pemungkin (enabling factors)
Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang
dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk
terjadinya perilaku kesehatan, misalnya: Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, tempat
pembuangan air, tempat pembuangan sampah, tempat olah raga, makanan bergizi,
uang dan sebagainya. Contohnya sebuah keluarga yang sudah tahu masalah kesehatan,
mengupayakan keluarganya untuk menggunakan air bersih, buang air di WC, makan
makanan yang bergizi, dan sebagainya. Tetapi apabila keluarga tersebut tidak mampu
untuk mengadakan fasilitas itu semua, maka dengan terpaksa buang air besar di
kali/kebun, menggunakan air kali untuk keperluan sehari-hari, dan sebagainya.
C. Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang
meskipun orang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya.
Contohnya seorang ibu hamil tahu manfaat periksa hamil dan di dekat rumahnya ada
Polindes, dekat dengan Bidan, tetapi ia tidak mau dilakukan pemeriksaan kehamilan
karena ibu lurah dan ibu tokoh-tokoh lain tidak pernah melakukan pemeriksaan
kehamilan namun anaknya tetap sehat. Hal ini berarti bahwa untuk berperilaku sehat
memerlukan contoh dari pada tokoh masyarakat.

III. Analisis Data Primer


 Pemakaian air sungai sebagai sumber utama dalam memenuhi MCK
penduduk desa
 Genangan air dan sarang nyamuk di pekerbunan karet
 Pendidikan yang rendah dan pekerjaan penduduk
 Memelihara ternak dan kandang ternak terlalu dekat dengan rumah

IV. Penentuan akar penyebab masalah

METODE MANUSIA

SDM tenaga kesehatan tidak


Kurangnya penyuluhan Kerjasama lintas
sesuai persyaratan
pencegahan diare sektoral kurang
Pendidikan
rendah Pekerjaan mayoritas buruh
Kurangnya pendekatan
dan ekonomi rendah
dengan tokoh masyarakat
Kesadaran PHBS
belum optimal
Tidak adanya program
promosi kesehatan

DIARE

SARANA LINGKUNGAN
- Keperluan penduduk menggunakan air - Dekat pekerbunan karet
sungai - Memelihara ternak
- Media promosi kurang - Kandang ternak dekat rumah
- Kurangnya penyediaan air bersih - Daerah padat penduduk
- Masih menggunakan WC cemplung
V. Penetapan Prioritas Penyebab Permasalahan
Masalah U S G Prioritas
Keperluan 4 5 4 I
penduduk
menggunakan
sungai
Memelihara 3 4 3 II
ternak
Penyebab masalah yang paling utama adalah keperluan penduduk menggunakan air
sungai.

VI. Pemecahan penyebab permasalahan dan alternatif


Keperluan penduduk menggunakan air sungai
Predisposisi
 Penyuluhan penggunaan air bersih
 Penyuluhan jamban sehat
 Penyuluhan untuk tidak menggunakan wc cemplung lagi
Enabling
 Penyediaan Jamban sehat
 Filtrasi air
Reinforcement
 Advokasi ke pemerintah untuk membuat peraturan terkait penyediaan jamban sehat

Memelihara ternak
Predisposisi
 Penyuluhan tentang memelihara ternak yang baik dan benar
Enabling
 Membangun kandang ternak yang cuku jauh jaraknya dengan rumah penduduk
Reinforcement
 Advokasi ke pemerintah untuk membuat peraturan terkait kandang ternak

VII. Rencana Kegiatan Jangka Pendek


1 Rencana kegiatan Pengobatan diare
2 Tujuan kegiatan Mengobati diare pada penduduk desa
3 Tempat/ lokasi kegiatan Puskesmas
4 Waktu Setiap bulan (11-12 November 2018)
5 Sasaran Masyarakat sekitar wilayah kerja puskesmas
6 Target Tercapainya penurunan angka kesakitan diare
7 Metode yang digunakan Pengobatan massal bulanan gratis,
Pemberian oralit
8 Indikator keberhasilan Angka kesakitan diare turun
9 Metode evaluasi Monitoring evaluasi pengendalian
10 Penanggung jawab Dr. Halimah
kegiatan
11 Anggaran yang Rp 25.000.000
dibutuhkan

VIII. Rencana Kegiatan Jangka Panjang


1 Rencana kegiatan  Penyuluhan pemeliharaan hewan ternak
 Penyediaan MCK
 Penyediaan obat scabies (permetrin)
 Penyuluhan penggunaan air bersih
 Penyuluhan jamban sehat

2 Tujuan kegiatan  Memberikan pengetahuan pada masyarakat


terkait penyuluhan
 Mencegah terjadinya penyakit
 Menurunkan angka kesakitan penyakit
3 Tempat/ lokasi kegiatan Puskesmas
4 Waktu 10 desember 2018
5 Sasaran Masyarakat sekitar wilayah kerja puskssmas
6 Target Tercapainya kesehatan masyarakat yang optimal
Akreditasi puskesmas
7 Metode yang digunakan Presentasi dan alat peraga
8 Indikator keberhasilan Terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat
9 Metode evaluasi Monitoring evaluasi pengendalian
10 Penanggung jawab Dr. Halimah
kegiatan
11 Anggaran yang Rp 25.000.000
dibutuhkan

IX. Penutup
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pada kasus ini, prioritas masalah
adalah Diare. Maka dari itu perlu dilakukan intervensi jangka pendek (penyuluhan terkait
masalah kesehatan) dan jangka panjang (advokasi pada pemerintah terkait masalah pada
area wilayah kerja puskesmas).

Anda mungkin juga menyukai