Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

GEOGRAFI PENDUDUK

FAKTOR FISIK DAN FAKTOR NON-FISIK


PERSEBARAN PENDUDUK
SERTA DAMPAK NYA BAGI KAWASAN ASIA
TENGGARA

DISUSUN OLEH :

FELA YULITA
LELI MARIANA HURA
RENGGA PERMANA PUTRA
RIRIN SUBARA PUTRA

Fakultas Ekonomi
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
UNIVERSITAS TAMAN SISWA PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb

Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta hidayah sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas untuk membuat makalah Geografi Penduduk yang
berjudul “Pertumbuhan Penduduk”. Tujuan Makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Geografi Penduduk.

Dalam penulisan makalah ini saya menyadari mempunyai banyak


kekurangan oleh sebab itu bantuan dan dorongan telah saya terima dari
semua pihak. Oleh karena itu tiada lupa saya dengan kerendahan hati
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Nina Ismayeni, S. Pd, M,Pd dan Hary Febrianto, S. Pd, M,Pd selaku dosen
mata kuliah Geografi Penduduk.

2. Teman-teman kami yang telah membantu penyususan makalah ini.

Kami mohon maaf jika terdapat kekurang sempurnaan dalam


penyusunan makalah ini, hal ini karena keterbatasan kami. Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca semua.

Amin.

Wassalamua’alaikum Wr Wb.

Padang, 2 Desember 2018

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3. Tujuan Pembelajaran ....................................................................................................... 2
1.4. Sistematika Makalah ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................. 4
2.1. Pengertian pertumbuhan penduduk ................................................................................. 4
2.2. Faktor - faktor yang melatar belakangi pertumbuhan penduduk ..................................... 5
2.2.1. Faktor Fisiografis ............................................................................................................. 5
2.2.2. Faktor Bilogi .................................................................................................................. 13
2.2.3. Faktor Kebudayaan Dan Teknologi ............................................................................... 15
2.3. Kaitan antara Kondisi bentuk Geografis dengan Pesebaran Penduduknya .................... 18
2.4. Dampak Persebaran Penduduk Bagi Asia Tenggara ...................................................... 20
BAB III PENUTUP......................................................................................................................... 23
3.1. Kesimpulan .................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 24

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejarah telah mencatat bahwa Malthus sebagai orang pertama yang


secara sungguh-sungguh memikirkan persoalan “ ledakan penduduk “
dunia. Malthus berpendapat bahwa kesentosaan kehidupan sosial
masyarakat senantiasa terganggu oleh kenyataan adanya pertambahan
penduduk lebih cepat daripada pertambahan bahan makanan. Pendapat
tersebut, ternyata telah mendapatkan kritik tajam dari para ahli
kependudukan lain, yang kemudian melahirkan berbagai teori
kependudukan.
Namun pada kenyataanya, sampai abad 21 ini, teori Malthus yang
banyak dikecam tersebut, semakin lama semakin kuat dirasakan
mengandung banyak kebenarannya. Di negara-negara berkembang seperti
di Amerika Latin, Afrika dan Asia sampai sekarang masih harus bergulat
meningkatkan taraf kehidupan rakyatnya, khususnya memenuhi kebutuhan
dasar seperti makan, perumahan, kesehatan dan seterusnya. Menurut
Ehrlich ( 1981 ), sampai sekarang hannya ada 10 negara di dunia yang
menghasilkan lebih banyak makanan dari pada yang dikonsumsikan.
Pertambahan penduduk yang terus menerus itu, memang banyak
menjadi beban bila tidak diimbangi dengan penduduk yang berkualitas.
Pertambahan penduduk juga telah menimbulkan gajala pengedukan
berbagai sumber daya alam oleh manusia. Semua itu dapat dihubungkan
dengan berbagai masalah pemenuhan kebutuhan dasar penduduk seperti
pangan, perumahan, kesempatan kerja, fasilitas kesehatan, gizi, pendidikan
dan sandang. Belum lagi apabila dihubungkan dengan HAM, seperti hak
untuk makan, hak untuk menghirup udara segar, hak minum bersih, hak
untuk hidup layak dan tidak berjubel dan sebagainya.
Pengaruh pertumbuhan penduduk yang cepat dan tidak terkendali
juga secara langsung dapat dirasakan dalam kehidupan sosial

1
kemasyarakatan. Keluarga dengan jumlah anak banyak, dan tidak terencana
tentunya banyak menjadi beban dan muncul banyak permasalahan
dibanding keluarga yang jumlah anaknya sedikit dan terencana.
Perkembangan sosial adalah kemajuan yang progresif melalui kegiatan
yang terarah dari individu dalam pemahaman atas warisan sosial dan
formasi pola tingkah lakunya yang luwes. Hal itu disebabkan oleh adanya
kesesuaian yang layak antara dirinya dengan warisan sosial itu.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, kami merumuskan masalah sebagai


berikut :
1. Apa saja yang faktor-faktor melatarbelakangi Persebaran penduduk ?
2. Apa saja hubungan antara faktor Non-Fisik dan Fisik Persebaran
Penduduk?
3. Apa saja dampak positif serta dampak negative terhadap Kawasan Asia
tenggara?

1.3. Tujuan Pembelajaran

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:


1. Untuk mengetahui dari factor-faktor yang melatar belakangi laju
pertumbuhan penduduk.
2. Untuk mengetahui hubungan antara faktor Persebaran Penduduk
3. Untuk mengetahui dampak positif dan negative dari Persebaran
penduduk khususnya di kawasan Asia Tenggara.

1.4. Sistematika Makalah


Dalam penulisan ini didasarkan pada metode deskriftif, yaitu
menggambarkan masalah atau isi makalah secara detil dan jelas. Sistematika
makalah yang penulis gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut:

2
Makalah ini terdiri dari kata pengantar, daftar isi, Bab I Pendahuluan,
Bab II Pembahasan, Bab III Simpulan dan Saran, dan Daftar Pustaka.
Bab I pendahuluan meliputi: latar belakang masalah mengenai
disusunnya makalah ini, rumusan masalah ini dimaksudkan ntuk mempermudah
untuk menyusun serta pembahasan makalah, tujuan makalah yaitu tujuan dari
penyusunan makalah ini, sistematika penulisan yaitu agar mengetahui
sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah.
Bab II pembahasan yaitu: menjelaskan isi dari makalah, dalam
makalah ini penulis membahas tentang pengertian Pertumbuhan Penduduk,
factor yang melatar belakangi, Upaya dalam menekan laju pertumbuhan
penduduk serta dampak positif dan dampak negated dari ledakan penduduk.
Bab III Penutup yaitu: menguraikan kesimpulan dari pembahasan serta
memberi saran tentang pertumbuhan penduduk yang dibahas pada bab
pembahasan

3
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian pertumbuhan penduduk


Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu,
dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah
populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Berdasarkan
sensus tahun 2010 diketahui bahwa pertumbuhan penduduk melebihi
proyeksi nasional yaitu sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk (LPP) 1,49 per tahun. Jika laju pertumbuhan penduduk 1,49
persen per tahun maka setiap tahunnya akan terjadi pertumbuhan penduduk
sekitar 3,5 juta lebih per tahun. Dengan demikian, jika di tahun 2010 jumlah
penduduk 237,6 juta jiwa maka di tahun 2011 bertambah 3,5 juta maka
sekarang ada 241 juta jiwa lebih.
Dan jika itu terus terjadi maka semakin banyak masalah yang akan
terjadi seperti pengangguran, pencurian dan lain-lain, dan itu akan
mempengaruhi terhadap perkembangan sosial di masyarakat.
Perkembangan sosial adalah kemajuan yang progresif melalui
kegiatan yang terarah dari individu dalam pemahaman atas warisan sosial
dan formasi pola tingkah lakunya yang luwes. Hal itu disebabkan oleh
adanya kesesuaian yang layak antara dirinya dengan warisan sosial itu. Dan
menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan sosial adalah kemampuan
seseorang dalam bersikap atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi
dengan unsur sosialisasi di masyarakat.

4
2.2. Faktor - faktor yang melatar belakangi pertumbuhan penduduk
2.2.1. Faktor Fisiografis
 Letak Geografis
Letak geografis, yaitu letak suatu tempat dilihat dari
kenyataannya di muka bumi atau letak suatu tempat dalam
kaitannya dengan daerah lain disekitarnya. Letak geografis juga
disebut letak relatif, disebut relatif sebab posisinya ditentukan
oleh fenomena-fenomena geografis yang membatasinya,
misalnya gunung, sungai, lautan, benua dan samudra. Secara
geografis wilayah Indonesia letaknya di antara dua benua dan
dua samudra, yaitu Benua Asia dengan Benua Australia.
Sedangkan samudra yang membatasi adalah Samudra Hindia
dan Samudra Pasifik. Letak geografis ini sangat memiliki
pengaruh pada keberadaan wilayah Indonesia, baik dilihat dari
keadaan fisik dan sosial atau ekonomi dan politik. Kondisi letak
suatu wilayah biasanya berhubungan dengan unsur lokasi,
posisi, batas, bentuk, dan luas. Setelah kalian mengamati peta
ASEAN di atas, maka kalian akan memperoleh fakta tentang
keadaan letak geografis wilayah Indonesia sebagai berikut.
Lokasi geografis wilayah Indonesia berada di kawasan Asia
Tenggara. Posisi astronomis wilayah Indonesia berada di antara
60LU-110LS dan 950BT-1410BT. Posisi geografis wilayah
Indonesia berada di antara Benua Asia dan Australia serta di
antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Batas-batas
wilayah Indonesia secara geografis, sebelah utara dengan Laut
Andaman, Selat Malaka, Selat Singapura, Laut Cina Selatan,
negara Malaysia, negara Filipina, Laut Sulawesi, dan Samudra
Pasifik. Di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia,
Laut Timor, negara Timor Leste, dan Laut Arafura. Di sebelah
barat berbatasan dengan Samudra Hindia, dan di sebelah timur
berbatasan dengan negara Papua Nugini. Wilayah negara
Indonesia berbentuk Kepulauan (archipelago) dengan jumlah

5
seluruh pulaunya 17.504 buah. Luas wilayah Indonesia secara
geografis 5.193.252 km2, dibagi atas wilayah daratan seluas
1.904.569 km2 dan wilayah lautan seluas 3.288.683 km2.
Sehingga perbandingan antara luas wilayah daratan dan lautan
2:3.

 Relief
Relief atau topografi, adalah keadaan tinggi-rendahnya bentuk
permukaan bumi. Penampakan geografis alam yang
berhubungan dengan relief wilayah daratan terdiri dari
pegunungan, gunung, dataran tinggi, dataran rendah, lembah,
dan dataran pantai. Sedangkan relief wilayah perairan daratan
berupa danau, sungai, rawa, teluk, selat, dan terusan.
Penampakan alam relief wilayah perairan laut atau relief dasar
laut, terdiri dari bentuk paparan benua, lereng benua, lubuk laut,
palung laut, punggung laut, ambang laut, dan gunung laut.
Penampakan alam bentuk relief suatu wilayah di permukaan
bumi pada peta, sering disajikan dalam bentuk tampilan simbol-
simbol warna. Coba kita perhatikan contoh peta relief wilayah
Indonesia di bawah ini :

6
Dengan memperhatikan peta relief wilayah Indonesia di atas,
maka kalian akan mendapatkan informasi tentang keadaan relief
wilayah Indonesia, antara lain. Berdasarkan reliefnya, bentuk
muka bumi Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu:
1. Relief wilayah Indonesia Barat, meliputi kawasan Pulau
Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, dan perairan di sekitarnya.
Relief dasar laut wilayah perairan ini disebut
Paparan/Dangkalan Sunda dengan kedalaman kurang dari
200 m.
2. Relief wilayah Indonesia Tengah, meliputi kawasan Pulau
Sulawesi, Kepulauan Maluku, Kepulauan Nusa Tenggara,
dan perairan sekitarnya. Relief dasar laut wilayah ini adalah
laut dalam di atas 200 m. relief wilayah Indonesia Timur,
meliputi kawasan Kepulauan Aru, Pulau Misool, Pulau
Salawat, Pulau Arafura, Kepulauan Tanimbar, Pulau Papua,
dan perairan sekitarnya. Relief dasar laut wilayah ini disebut
Paparan/Dangkalan Sahul dengan kedalaman kurang dari
200 m.
3. Relief wilayah Indonesia Timur, meliputi kawasan
Kepulauan Aru, Pulau Misool, Pulau Salawat, Pulau Arafura,
Kepulauan Tanimbar, Pulau Papua, dan perairan sekitarnya.
Relief dasar laut wilayah ini disebut Paparan/Dangkalan
Sahul dengan kedalaman kurang dari 200 m.

Relief daratan Indonesia didominasi oleh relief berupa :


1. Pegunungan, yaitu bagian muka bumi yang lebih tinggi dari
daerah sekitarnya dengan bentuk memanjang.
2. Gunung, yaitu bagian muka bumi yang lebih tinggi daerah
sekitarnya dengan bentuk seperti bidang kerucut.
3. Dataran Tinggi, adalah wilayah permukaan bumi yang lebih
tinggi dari daerah sekitar dan pada bagian atasnya mendatar.

7
4. Dataran Rendah, yaitu bagian permukaan bumi yang lebih
rendah dari daerah sekitar berbentuk dataran.
5. Pantai, yaitu wilayah daratan yang paling rendah berbatasan
dengan perairan laut.

 Cuaca dan Iklim


Dalam ilmu geografi yang termasuk unsur-unsur cuaca dan
iklim, yaitu curah hujan, arah angin, tekanan udara, suhu udara,
dan kelembaban udara. Unsur-unsur cuaca dan iklim adalah
bagian dari kondisi bentuk geografis. Kondisi iklim Indonesia
dipengaruhi angin muson, yaitu angin yang bertiup setiap enam
bulan sekali dan selalu berganti-ganti arah. Adanya perubahan
arah angin muson ini berakibat kondisi iklim di Indonesia terbagi
menjadi dua musim setiap tahunnya, yaitu musim kemarau dan
musim penghujan. Antara periode bulan April – September
berhembus angin muson tenggara yang membawa pengaruh
musim kemarau. Sebaliknya antara periode bulan September –
April berhembus angin muson barat yang berakibat musim
penghujan. Indonesia dilalui garis khatulistiwa, maka
wilayahnya mendapat pemanasan sinar matahari yang cukup
sepanjang tahun. Akibatnya tingkat penguapan tinggi, udara
cukup banyak mengandung uap air, dan hujan sering turun.
Walaupun musim kemarau, tetapi dengan kondisi tingkat
penguapan yang cukup tinggi, maka di beberapa tempat wilayah
Indonesia sering terjadi hujan. Wilayah Indonesia letaknya di
antara dua samudra yang luas, sehingga kondisi iklim di
Indonesia mendapat pengaruh iklim laut yang lembab.
Kandungan uap air di udara sebagian besar berasal dari hasil
penguapan perairan laut. Jadi semakin luas wilayah laut yang
dilalui sinar matahari, semakin tinggi tingkat penguapan maka
keadaan udara semakin lembab.

8
 Flora dan Fauna
Fauna adalah jenis hewan yang hidup di suatu kawasan.
Sedangkan flora, adalah spesies tumbuh-tumbuhan yang hidup
di suatu kawasan dan tumbuh secara alami. Flora dan fauna yang
terdapat di suatu kawasan memiliki pengaruh pada kehidupan
manusia. Flora dan fauna bisa menjadi sumber kehidupan yang
dapat diambil manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia, yaitu sebagai sumber bahan makanan, pakaian,
perumahan, perangkat transportasi, dan lain-lain. Seorang
sarjana botani hewani berkebangsaan Inggris bernama Alfred
Russel Wallace mengadakan penyelidikan satwa di wilayah
Indonesia bagian tengah pada tahun 1852-1854. Kemudian Max
Wilhelm Carl Weber seorang sarjana perikanan berkebangsaan
Jerman mengadakan penyelidikan tentang jenis-jenis ikan air
tawar di wilayah Indonesia bagian timur pada tahun 1899-1900.
Dua sarjana lainnya yang berkebangsaan Swiss Sarasin dan
Abendanon ikut menolong mengambil bagian dalam
penyelidikan tentang jenis-jenis hewan di Sulawesi. Atas jasa-
jasa dan hasil kegiatan penyelidikan itu, lalu kedua nama tokoh
Wallace dan Weber diabadikan sebagai nama garis batas
pengelompokan tipe-tipe tanaman dan fauna di wilayah
Indonesia. Garis batas pemisah antara tipe tanaman dan fauna
wilayah barat dengan wilayah tengah diberi tanda dengan nama
garis Wallace. Kemudian garis batas pemisah antara tipe
tanaman dan fauna wilayah Indonesia timur dengan tengah di
beri nama garis Weber. Indonesia memiliki keanekaragaman
spesies tanaman dan fauna yang termasuk terbanyak di dunia, hal
ini disebabkan pengaruh dari iklim tropis. Tiap daerah di
Indonesia memiliki corak spesies tanaman dan fauna yang
berbeda-beda sesuai dengan habitatnya. Faktor-faktor alam yang
memiliki pengaruh pada adanya perbedaan spesies flora, antara
lain kondisi iklim lokal, jenis tanah, ketinggian tempat,

9
ketersediaan air, dan unsur biotik. Adapun jenis tanaman yang
tumbuh di Indonesia berupa hutan hujan tropis, hutan musim,
hutan bakau, hutan rawa, sabana, stepa, dan padang lumut.
Sedangkan adanya keanekaragaman spesies fauna di Indonesia
dipengaruhi oleh faktor keadaan alam, gerakan hewan, dan
rintangan alam. Perlu kalian ketahui, menurut kondisi bentuk
geografis wilayahnya, jenis tanaman dan fauna di Indonesia
terbagi menjadi tiga macam tipe, sebagai berikut.
a) Tipe Asiatis, yaitu tipe tanaman dan fauna yang sejenis
dengan di daratan Asia dan hidup di wilayah Indonesia
bagian barat (Sumatra, Jawa, dan Kalimantan).
b) Tipe Australia, yaitu tipe tanaman dan fauna yang sejenis
dengan di daratan Australia dan hidup di bagian timur
wilayah Indonesia (Papua dan pulau-pulau sekitarnya).
c) Tipe peralihan, yaitu tipe tanaman dan fauna yang tidak di
jumpai di Daratan Asia atau Australia. Tipe jenis ini hidup di
wilayah Indonesia bagian tengah (Sulawesi dan Kepulauan
Nusa Tenggara).

 Jenis Tanah
Tanah memiliki nilai yang amat penting untuk kehidupan semua
makhluk hidup di muka bumi. Tanah adalah bagian lapisan
pembentuk kulit bumi paling atas dan sangat tipis yang terbentuk
dari bermacam-macam campuran batuan induk yang sudah
lapuk, air, udara, jasad tanaman dan satwa yang sudah mati. Jenis
tanah yang tersebar di bermacam-macam wilayah tidak sama, hal
ini disebabkan oleh adanya perbedaan jenis batuan induk, curah
hujan, kekuatan pancaran sinar matahari, bentuk muka bumi,
tanaman penutup tanah, dan pengaruh aktivitas makhluk hidup.
Bagaimana dengan keadaan tanah di Indonesia, baik jenisnya,
tingkat kesuburannya, atau persebarannya

10
Jenis tanah yang tersebar di Kepulauan Indonesia berjumlah
sekitar 22 jenis tanah. Tidak semua jenis tanah itu subur,
tergantung kepada ada tidaknya tiga unsur penyebab
kesuburan tanah, yaitu unsur hara, kandungan air, dan
susunan butir tanah. Tanah yang paling dikenal di Indonesia
sebab tingkat kesuburannya cukup tinggi, antara lain tanah
vulkanik (berasal dari pelapukan abu vulkanik), tanah aluvial
(hasil endapan erosi di sekitar aliran sungai), tanah humus
(hasil pembusukan bahan-bahan organik), tanah podzolit
(tanah di pegunungan dengan tinggi curah hujan). Jenis tanah
lain tapi kurang subur yaitu tanah gambut (tanah rawa) dan
tanah kapur (tanah di daerah berkapur). Persebaran jenis
tanah di bermacam-macam pulau Indonesia tidak merata dan
berbeda-beda pula tingkat kesuburannya, bahkan dalam satu
wilayah pulau pun akan nampak perbedaan itu. Hal ini
tergantung pada ketersediaan faktor-faktor gejala alam yang
memiliki pengaruh pada pembentukan jenis-jenis tanah dan
tingkat kesuburannya.

 Sumber Daya Air dan Kelautan


Sumber daya air yang ada di daratan dan sumber daya
kelautan, adalah potensi gejala alam yang sangat dibutuhkan
oleh makhluk hidup khususnya manusia. Air yang ada di
daratan baik langsung atau tidak sangat banyak manfaatnya
untuk kepentingan manusia. Demikian pula segala potensi
yang dikandung lautan jika kita gali dan diberdayakan
sungguh suatu karunia kekayaan dari Sang Maha Pencipta
alam yang tidak terhingga banyaknya dan tidak akan pernah
habis untuk kita manfaatkan. Sumber daya air adalah segala
potensi air yang dikandung udara, di permukaan bumi, di
dalam tanah, dan proses yang menyertai yang dapat
memberikan manfaat untuk kepentingan semua makhluk

11
hidup. Bentuk-bentuk sumber daya air di daratan terdiri atas
sungai, danau rawa, air rawa, air mata air (air tanah), dan air
artesis. Di Indonesia bentuk-bentuk sumber daya air ini
hampir tersebar merata di seluruh wilayah Kepulauan, sebab
Indonesia beriklim tropis dengan dua kali pergantian musim
dan didukung oleh keadaan bentuk topografi beraneka
ragam, sehingga persediaan sumber daya air tidak akan
pernah habis. Sumber daya kelautan adalah segala potensi
yang dikandung oleh permukaan, di dalam, dan di dasar laut
yang dapat memberikan manfaat. Sumber daya kelautan
dapat kita manfaatkan sebagai sumber perikanan, energi,
jalur transportasi, keseimbangan iklim bumi, persediaan air,
obat-obatan, fasilitas olah raga, dan lain-lain. 71% wilayah
negara Indonesia adalah wilayah perairan laut yang tersebar
merata menyatukan seluruh pulau dan kaya dengan
bermacam-macam jenis spesies ikan serta hasil-hasil laut
lainnya, seperti rumput laut, bermacam-macam jenis karang,
mutiara, garam, mineral, agar-agar, lain-lain

 Sumber Daya Mineral


Sumber daya mineral adalah segala potensi alam berupa
bahan galian yang terdapat pada perut bumi diperoleh
melalui proses pertambangan (eksplorasi). Oleh sebab itu
sumber daya mineral sering disebut sebagai bahan galian
tambang. Bahan galian tambang termasuk sumber daya yang
tidak dapat diperbaharui. Sumber daya mineral meliputi
barang-barang galian tambang berupa energi migas dan
nonmigas, mineral logam, serta batu nonlogam. Contohnya,
minyak bumi, batu bara, bauksit, timah, nikel, tembaga, besi,
perak, emas, aspal alam, belerang, gas alam, dan lain-lain.
Sumber daya mineral sangat dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari untuk kepentingan bidang perindustrian, fasilitas

12
transportasi, peralatan rumah tangga, dan sebagainya.
Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan bahan-
bahan galian tambang, baik yang terdapat di daratan atau di
dasar laut sebab kondisi dari geografis -nya sangat
mendukung. Persebaran jumlah dan jenis sumber daya
mineral tiap pulau di Indonesia tidak merata, hal ini
tergantung kepada faktor-faktor kondisi dari geografis yang
ada pada suatu wilayah. Untuk lebih memperjelas tentang
persebaran barang-barang tambang penting di Indonesia.

2.2.2. Faktor Bilogi


1. Faktor Kelahiran (Fertilitas)
Terjadinya kelahiran dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah pernikahan diusia muda dan tidak melakukan
program Keluarga Berencana (KB) yang telah diterapkan oleh
pemerintah sehingga akan meningkatnya angka kelahiran
(Fertilitas). Dengan adanya kelahiran seorang anak maka akan
menambah jumlah penduduk didaerah tersebut sehingga
mengakibatkan pertumbuhan penduduk

2. Faktor Kematian (Mortalitas)

13
Terjadinya kematian dapat pengaruhi oleh beberapa faktor
pendorong dan penghambat kematian. Faktor pendorong yang
mengakibatkan adanya kematian diantaranya adalah kurang
menjaga kesehatan, tingkat kemiskinan yang berlebih, saran dan
prasarana didaerah tersebut kurang seperti Rumah sakit, Klinik,
Puskesmas, Apotik, dan lain sebagainya yang menyebabkan
adanya wabah penyakit, kurangnya asupan gizi dan pola makan
yang tidak teratur.
Faktor penghambat kematian (Mortalitas) diantaranya ialah
menjaga kesehatan, makan makanan yang bergizi, olahraga yang
teratur, pola makan yang teratur, tingkat kemiskinan yang
rendah, dan sarana kesehatan yang baik dan lengkap.
Kematian individu akan mengurangi jumlah penduduk didaerah
tersebut.

3. Faktor Penduduk yang datang (Imigrasi)


Imigrasi dapat diartikan penduduk yang datang ke daerah
tersebut dari daerah lain. Imigrasi ini dapat menyebabkan
peningkatan jumlah penduduk dalam daerah tersebut. Karena
manusia selalu merasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

14
4. Faktor Penduduk yang pergi (emigrasi)
Penduduk yang pergi (emigrasi) dapat diartikan seorang
penduduk yang pindah dari suatu wilayah ke wilayah lainnya
dengan tujuan untuk menetap, bekerja, sekolah, atau lain
sebagainya.
Adanya penduduk yang pergi (emigrasi) ini akan mengakibtkan
menurunnya jumlah penduduk dalam daerah asalnya tersebut.

2.2.3. Faktor Kebudayaan Dan Teknologi

Perkembangan budaya indonesia saat ini sudah mulai terkikis


perlahan-perlahan seiring dengan perkembangan zaman yang lebih
maju dan modern, saat ini banyak masyarakat secara perlahan
meninggalkan budaya local atau tradisional dan lebih memilih
budaya yang lebih modern. Ini terjadi karena adanya proses
perubahan social seperti Akultursi dan Asimilasi.

 Akulturasi adalan proses masuknya kebudayaan baru yang


secara lambat laun dapat diterima dan diolah dengan kebudayaan
sendiri, tanpa menghilangkan kebudayaan yang ada.

15
 Asimilasi adalah proses masuknya kebudayaan baru yang
berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat
khas dari unsur-unsur kebudayaan itu masing-masing berubah
menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.

Perkembangan kebudayaan Indonesia saat ini banyak didominasi


dengan budaya-budaya asing yang dinilai lebih praktis dibandingkan
dengan kebudayaan local.

Berikut Faktor-faktor Pendorong Hilangnya Budaya Indonesia:


1. Masuknya Budaya Asing
Budaya asing saat ini banyak mewarnai budaya Indonesia,
masuknya budaya asing dinilai sebagai salah satu penyebabnya.
Contoh masuknya budaya asing terjadi pada:
 Cara Berpakaian
Sekarang ini masyarakat Indonesia lebih menyukai berpakaian
yang lebih terbuka seperti bangsa barat yang sebenarnya tidak
sesuai dengan adat ketimuran bangsa Indonesia yang dianggap
berpakaian lebih sopan dan tertutup.
 Alat Musik
Perkembangan alat musik saat ini juga dibanjiri dengan
masuknya budaya asing, kita dapat mengambil contoh dari
kebudayaan asli betawi di Jakarta, pada saat ini sudah tidak ada
lagi terdengar alat musik Tanjidor musik khas dari tanah Betawi,
saat ini yang sering kita dengar adalah alat-alat musik modern
yang biasanya menggunakan tenaga listrik.
 Permainan Tradisional
Bahkan masuknya budaya asing juga mempengaruhi permainan
tradisional, seperti permainan gangsing atau mobil-mobilan
yang terbuat dari kayu, pada saat ini sudah jarang kita temukan,
yang saat ini kita temukan adalah produk-produk permainan

16
yang berasal dari Cina, seperti mainan mobil remote control
yang berbahan baku besi

2. Kurangnya Kesadaran
Bangsa Indonesia harus memiliki jati diri dengan cara
mempertahankan nilai-nilai budaya, saat ini masyarakat kita tidak
peduli budaya yang masuk itu dapat merusak atau tidak, namun
pada kenyataannya masyarakat sekarang lebih senang menerima
budaya asing dibandingkan melestarikan budaya local atau
tradisional, yang dapat mengakibatkan hilangnya budaya
Indonesia.

3. Kemajuan Teknologi dan Peralatan Hidup


Kemajuan teknologi juga sebagai pendorong hilangnya budaya
Indonesia, contohnya adalah pada saat ini banyak seseorang yang
dituntut untuk dapat bekerja secara cepat dan efisien, maka
seseorang akan lebih memilih teknologi yang lebih maju untuk
mendukung pekerjaannya dibandingkan dengan peralatan
tradisional yang labih lambat.

17
2.3. Kaitan antara Kondisi bentuk Geografis dengan Pesebaran
Penduduknya

Kondisi bentuk geografis suatu wilayah dengan wilayah lainnya berbeda.


Kondisi dari geografis mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi penduduk
wilayah tertentu. Oleh sebab itu, manusia dengan segala kecerdasan dan
kemauannya berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan
geografis -nya atau berupaya mengubah kondisi lingkungan itu sesuai
dengan kepentingannya. Adanya keragaman kondisi pada geografis tiap
wilayah memunculkan corak mata pencaharian, pola-pola permukiman,
tradisi, adat-istiadat, dan aspek kehidupan sosial lainnya.
A. Kehidupan di Wilayah Pantai Kehidupan masyarakat di wilayah pantai
berkaitan erat dengan laut. Penduduk yang tinggal di wilayah ini
biasanya menyelaraskan dirinya sebagai nelayan. Adapun pola
permukiman penduduk di wilayah ini berbentuk permukiman yang
tersebar secara memanjang (pola linier) mengikuti garis pantai. Seiring
dengan perkembangan zaman, saat ini banyak kawasan di wilayah
pantai tumbuh dan berkembang menjadikota -kota pusat kegiatan
ekonomi, sosial-budaya, bahkan pemerintahan, dan pertahanan-
keamanan. Di Indonesia, kota-kota pelabuhan yang berkembang pesat,
misalnya Jakarta dan Surabaya. Akibatnya aktivitas kehidupan
masyarakat di wilayah pantai banyak yang berpindah profesi, misalnya
menjadi pedagang, pelayanan jasa, dan lain sebagainya.
B. Kehidupan di Wilayah Geografis Dataran Rendah Penduduk di daerah
geografis dataran rendah bertempat tinggal dengan membentuk pola
permukiman dengan bentuk linier yang tersebar sejajar dengan arah
jalan dan jalur aliran sungai. Adapun pola pemukiman penduduk di
daerahkota terutama yang dekat dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi
memiliki pola permukiman dengan bentuk terpusat atau tersebar
melingkari pusat-pusat perekonomian. Di daerah geografis dataran
rendah, biasanya bentuk mata pencaharian penduduk lebih berorientasi
kepada bidang pertanian khususnya di daerah pedesaan. Kegiatan

18
pertanian yang dikembangkan yaitu pertanian yang menghasilkan
tanaman pangan dan tanaman komoditas. Di wilayah-wilayah yang
sudah maju, sudah berkembang pula kegiatan penduduk yang
berorientasi kepada bidang perdagangan, komunikasi, transportasi, dan
kepariwisataan. Di samping itu, wilayah geografis dataran rendah
banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan gedung-gedung
pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pusat perbelanjaan, dan lain-
lain.
C. Kehidupan di Wilayah Pegunungan Penduduk yang berada di lokasi ini
ada yang tinggal dengan membentuk pola permukiman terpusat sekitar
lokasi tamasya dan penambangan, ada pula yang bergerombol di sekitar
lokasi tanah perkebunan dan kehutanan terutama mereka selalu
mendekati daerah-daerah sumber air. Sebagian besar kondisi mata
pencaharian penduduk yang tinggal di wilayah ini, berorientasi kepada
bidang perkebunan dan kehutanan. Di daerah-daerah yang kondisi
lapisan tanahnya banyak mengandung bahan-bahan tambang, otomatis
mereka beraktivitas di bidang penggalian barang-barang tambang.
Untuk wilayah-wilayah pegunungan yang dijadikan kawasan wisata,
maka orientasi mata pencaharian penduduk lebih memilih untuk
berdagang atau pelayanan jasa.

Perbedaan kondisi geografis & penduduk yaitu; kondisi Geografis


adalah keadaan suatu wilayah yang memiliki kekhasan lingkungan
fisik, sementara Penduduk adalah orang-orang yang tinggal menetap
atau sementara pada suatu kondisi/letak geografis. Setiap daerah
berdasar Letak Geomorfologis, Geografis, Astronomis, Geologis akan
mempengaruhi karakter, mata pencaharian, sosial-budaya, bentuk
rumah, atau fisik penduduknya, berdasar itu dapat juga
dibedakan/diidentikkan penduduk/penghuninya. Orang yang hidup di
daerah geografis dataran tinggi, geografis dataran rendah, geografis
daerah pantai (pesisir) dari logat/dialek bahasa saja memiliki ciri khas
masing-masing. Misalkan orang pantai yang biasa melihat dan

19
mendengar deburan ombak, cara dan volume bicara mereka akan lebih
keras, ketimbang mereka yang hidup di daerah geografis dataran tinggi
yang senyap ataupun daerah geografis dataran rendah yang biasanya
lebih padat penduduknya. Kondisi geografis dapat mempengaruhi dan
membedakan setiap orang yang hidup dengan letak morfologis yang
berbeda.

2.4. Dampak Persebaran Penduduk Bagi Asia Tenggara


A. Dampaknya pada bidang sosial
Penduduk yang tidak merata bisa menyebabkan terjadinya
ketimpangan sosial pada daerah tertentu, misalnya dikota besar akan
muncul pemukiman-pemukiman kumuh di bantaran sungai yang
sangat padat. Pemukiman kumuh ini menyebabkan masalah sosial
yaitu kemiskinan. Selain itu terdapat juga masalah kesehatan karena
sangat sulitnya mendapatkan air bersih dan tidak adanya sanitasi yang
memadai. Pencemaran lingkungan juga terjadi karena limbah rumah
tangga dibuang begitu saja ke sungai. Para penduduk juga melakukan
kegiatan sehari-hari di sungai, misalnya : mencuci, mandi dan buang
hajat di sungai. Dan semua kegiatan itu dapat merugikan bagi
penduduk di sekitar sungai. Penduduk yang padat juga menimbulkan
banyaknya aksi kriminalitas, karena sangat ketatnya persaingan untuk
mencari nafkah sehingga sebagian penduduk tidak mendapatkan
pekerjaan atau menganggur. Hal ini menyuburkan tindak kriminal di
masyarakat.
Di lain tempat yang penduduknya sangat sedikit akan terjadi
kekurangan sumber daya manusia yang bisa menghambat
pembangunan. Padahal pembangunan di daerah tertinggal sangat
membutuhkan SDM yang banyak dan berkualitas. Tetapi sekali lagi
mental masyarakat yang ingin cepat mendapatkan pekerjaan sehingga
mereka lebih memilih pindah ke daerah-daerah yang padat
penduduknya, misalnya di perkotaan atau di pulau Jawa.

20
B. Dampaknya pada bidang Ekonomi
Sebaran penduduk yang timpang bisa menyebabkan pemusatan
kegiatan ekonomi hanya pada daerah tertentu saja. Perkotaan menjadi
tempat terjadinya kegiatan ekonomi yang paling besar. Semua fasilitas
perdagangan, industri dan transportasi ada di sana, Sehingga hasil-
hasil pembangunan dan kesejahteraan hanya dinikmati hanya segelintir
orang saja. Sedangkan di daerah lainnya yang mempunyai penduduk
sedikit akan kurang terperhatikan dan kesejahteraan ekonominya
menurun karena kurang fasilitas dan tidak adanya sumber daya
ekonomi. Masalah pengangguran dan kemiskinan juga menjadi hal
bisa terjadi jika penduduk yang tidak merata. Sehingga perlu ada solusi
untuk mengatasi hal tersebut dengan melakukan program transmigrasi
dan pembangunan klaster-klaster industri di luar jawa.
C. Dampak di Bidang Budaya
Budaya masyarakat Indonesia yang suka bergotong royong dan
bekerja sama juga akan hilang jika terjadi ketimpangan jumlah
penduduk. Hal ini dikarenakan penduduknya jumlahnya terlalu padat
akan membuat persaingan yang sangat ketat sehingga menyababkan
penduduk menjadi lebih individualis. Sedangkan daerah yang
penduduknya kurang akan kehilangan budaya asli mereka karena tidak
ada lagi yang mau melestarikan budaya tersebut. Kebanyakan
penduduk lebih tertarik ke daerah yang lebih padat yang multikultur
sehingga kebudayaan masing-masing penduduk akan hilang atau
melebur dengan budaya lainya dalam bentuk akulturasi dan asimilaisi.
Akibat lebih lanjut banyak penduduk yang kehilangan budaya leluhur
mereka berganti dengan budaya yang baru yang cenderung
mementingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan orang
banyak.
D. Dampak di Bidang Politik
Dalam perpolitikan Indonesia yang menggunakan sistem pemilihan
distrik proposional akan menimbulkan masalah dalam penentuan
jumlah wakil rakyat pada setiap daerah. Di pulau Jawa dengan

21
penduduk yang begitu besar tetapi wilayahnya sempit biasanya
mempunyai wakil rakyat dalam jumlah banyak. Itu akan ditentang oleh
penduduk di pulau lain yang mempunyai penduduk sedikit tetapi
mempunyai wilayah yang luas. Mereka hanya wakil rakyat yang
sedikit padahal di daerah mereka mempunyai sumber daya alam yang
sangat banyak. Sehingga terjadi ketidakadilan keterwakilan di DPR
antara Jawa dangan daerah lain di luar Jawa. Maka dari itu perlu ada
kebijakan politik dalam menentukan jumlah wakil rakyat antara daerah
yang padat penduduknya dengan daerah yang jarang penduduknya.
Selain itu Kepala Daerah sangat sulit melakukan pembangunan jika
penduduknya sedikit, ini sangat dirasakan di pulau Kalimantan dan
Papua dimana mereka sangat sulit dalam menjalankan kekuasaannya
untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk karena kurang jumlah
SDM , apalagi SDM yang berkualitas.

22
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Ledakan pertumbuhan penduduk akan berdampak pada penyediaan


bahan pangan dunia. Dengan banyaknya jumlah penduduk akan berpengaruh
pada penyediaan pangan dunia. Tingkat pertumbuhan penduduk dengan
ketersediaan bahan pangan dunia sangat erat hubungannya.

Meningkatnya jumlah penduduk harus disertai dengan jumlah bahan


pangan dunia yang tersedia. Banyaknya penduduk akan mengurangi lahan yang
akan digunakan untuk pertanian, perternakan, dan lahan-lahan untuk produksi
pangan. Dengan berkurangnya lahan hijau di dunia karena banyaknya jumlah
penduduk, maka kualitas alam dalam penyediaan kebutuhan manusia
khususnya pangan semakin menurun sebagai akibat pertumbuhan penduduk.
Sikap pemerintah dan masyarakat yang peduli terhadap keseimbangan antara
pertumbuhan jumlah penduduk dan ketersediaan bahan pangan sangatlah
penting. Sehubungan dengan itu, Indonesia sebagai Negara berkembang di
wilayah Asia pun tidak terlepas dari permasalahan ketersedian bahan pangan.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://awalilmu.blogspot.com/2016/01/dampak-positif-dan-negatif-pertumbuhan-
penduduk.html
https://imahagiregion3.wordpress.com/2012/06/04/permasalahan-pertumbuhan-
penduduk/
http://himagristiper.blogspot.com/2013/08/dampak-ledakan-penduduk-aspek-
sosial.html

24

Anda mungkin juga menyukai