GEOGRAFI PENDUDUK
DISUSUN OLEH :
FELA YULITA
LELI MARIANA HURA
RENGGA PERMANA PUTRA
RIRIN SUBARA PUTRA
Fakultas Ekonomi
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
UNIVERSITAS TAMAN SISWA PADANG
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta hidayah sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas untuk membuat makalah Geografi Penduduk yang
berjudul “Pertumbuhan Penduduk”. Tujuan Makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Geografi Penduduk.
1. Nina Ismayeni, S. Pd, M,Pd dan Hary Febrianto, S. Pd, M,Pd selaku dosen
mata kuliah Geografi Penduduk.
Amin.
Wassalamua’alaikum Wr Wb.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
kemasyarakatan. Keluarga dengan jumlah anak banyak, dan tidak terencana
tentunya banyak menjadi beban dan muncul banyak permasalahan
dibanding keluarga yang jumlah anaknya sedikit dan terencana.
Perkembangan sosial adalah kemajuan yang progresif melalui kegiatan
yang terarah dari individu dalam pemahaman atas warisan sosial dan
formasi pola tingkah lakunya yang luwes. Hal itu disebabkan oleh adanya
kesesuaian yang layak antara dirinya dengan warisan sosial itu.
2
Makalah ini terdiri dari kata pengantar, daftar isi, Bab I Pendahuluan,
Bab II Pembahasan, Bab III Simpulan dan Saran, dan Daftar Pustaka.
Bab I pendahuluan meliputi: latar belakang masalah mengenai
disusunnya makalah ini, rumusan masalah ini dimaksudkan ntuk mempermudah
untuk menyusun serta pembahasan makalah, tujuan makalah yaitu tujuan dari
penyusunan makalah ini, sistematika penulisan yaitu agar mengetahui
sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah.
Bab II pembahasan yaitu: menjelaskan isi dari makalah, dalam
makalah ini penulis membahas tentang pengertian Pertumbuhan Penduduk,
factor yang melatar belakangi, Upaya dalam menekan laju pertumbuhan
penduduk serta dampak positif dan dampak negated dari ledakan penduduk.
Bab III Penutup yaitu: menguraikan kesimpulan dari pembahasan serta
memberi saran tentang pertumbuhan penduduk yang dibahas pada bab
pembahasan
3
BAB II PEMBAHASAN
4
2.2. Faktor - faktor yang melatar belakangi pertumbuhan penduduk
2.2.1. Faktor Fisiografis
Letak Geografis
Letak geografis, yaitu letak suatu tempat dilihat dari
kenyataannya di muka bumi atau letak suatu tempat dalam
kaitannya dengan daerah lain disekitarnya. Letak geografis juga
disebut letak relatif, disebut relatif sebab posisinya ditentukan
oleh fenomena-fenomena geografis yang membatasinya,
misalnya gunung, sungai, lautan, benua dan samudra. Secara
geografis wilayah Indonesia letaknya di antara dua benua dan
dua samudra, yaitu Benua Asia dengan Benua Australia.
Sedangkan samudra yang membatasi adalah Samudra Hindia
dan Samudra Pasifik. Letak geografis ini sangat memiliki
pengaruh pada keberadaan wilayah Indonesia, baik dilihat dari
keadaan fisik dan sosial atau ekonomi dan politik. Kondisi letak
suatu wilayah biasanya berhubungan dengan unsur lokasi,
posisi, batas, bentuk, dan luas. Setelah kalian mengamati peta
ASEAN di atas, maka kalian akan memperoleh fakta tentang
keadaan letak geografis wilayah Indonesia sebagai berikut.
Lokasi geografis wilayah Indonesia berada di kawasan Asia
Tenggara. Posisi astronomis wilayah Indonesia berada di antara
60LU-110LS dan 950BT-1410BT. Posisi geografis wilayah
Indonesia berada di antara Benua Asia dan Australia serta di
antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Batas-batas
wilayah Indonesia secara geografis, sebelah utara dengan Laut
Andaman, Selat Malaka, Selat Singapura, Laut Cina Selatan,
negara Malaysia, negara Filipina, Laut Sulawesi, dan Samudra
Pasifik. Di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia,
Laut Timor, negara Timor Leste, dan Laut Arafura. Di sebelah
barat berbatasan dengan Samudra Hindia, dan di sebelah timur
berbatasan dengan negara Papua Nugini. Wilayah negara
Indonesia berbentuk Kepulauan (archipelago) dengan jumlah
5
seluruh pulaunya 17.504 buah. Luas wilayah Indonesia secara
geografis 5.193.252 km2, dibagi atas wilayah daratan seluas
1.904.569 km2 dan wilayah lautan seluas 3.288.683 km2.
Sehingga perbandingan antara luas wilayah daratan dan lautan
2:3.
Relief
Relief atau topografi, adalah keadaan tinggi-rendahnya bentuk
permukaan bumi. Penampakan geografis alam yang
berhubungan dengan relief wilayah daratan terdiri dari
pegunungan, gunung, dataran tinggi, dataran rendah, lembah,
dan dataran pantai. Sedangkan relief wilayah perairan daratan
berupa danau, sungai, rawa, teluk, selat, dan terusan.
Penampakan alam relief wilayah perairan laut atau relief dasar
laut, terdiri dari bentuk paparan benua, lereng benua, lubuk laut,
palung laut, punggung laut, ambang laut, dan gunung laut.
Penampakan alam bentuk relief suatu wilayah di permukaan
bumi pada peta, sering disajikan dalam bentuk tampilan simbol-
simbol warna. Coba kita perhatikan contoh peta relief wilayah
Indonesia di bawah ini :
6
Dengan memperhatikan peta relief wilayah Indonesia di atas,
maka kalian akan mendapatkan informasi tentang keadaan relief
wilayah Indonesia, antara lain. Berdasarkan reliefnya, bentuk
muka bumi Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu:
1. Relief wilayah Indonesia Barat, meliputi kawasan Pulau
Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, dan perairan di sekitarnya.
Relief dasar laut wilayah perairan ini disebut
Paparan/Dangkalan Sunda dengan kedalaman kurang dari
200 m.
2. Relief wilayah Indonesia Tengah, meliputi kawasan Pulau
Sulawesi, Kepulauan Maluku, Kepulauan Nusa Tenggara,
dan perairan sekitarnya. Relief dasar laut wilayah ini adalah
laut dalam di atas 200 m. relief wilayah Indonesia Timur,
meliputi kawasan Kepulauan Aru, Pulau Misool, Pulau
Salawat, Pulau Arafura, Kepulauan Tanimbar, Pulau Papua,
dan perairan sekitarnya. Relief dasar laut wilayah ini disebut
Paparan/Dangkalan Sahul dengan kedalaman kurang dari
200 m.
3. Relief wilayah Indonesia Timur, meliputi kawasan
Kepulauan Aru, Pulau Misool, Pulau Salawat, Pulau Arafura,
Kepulauan Tanimbar, Pulau Papua, dan perairan sekitarnya.
Relief dasar laut wilayah ini disebut Paparan/Dangkalan
Sahul dengan kedalaman kurang dari 200 m.
7
4. Dataran Rendah, yaitu bagian permukaan bumi yang lebih
rendah dari daerah sekitar berbentuk dataran.
5. Pantai, yaitu wilayah daratan yang paling rendah berbatasan
dengan perairan laut.
8
Flora dan Fauna
Fauna adalah jenis hewan yang hidup di suatu kawasan.
Sedangkan flora, adalah spesies tumbuh-tumbuhan yang hidup
di suatu kawasan dan tumbuh secara alami. Flora dan fauna yang
terdapat di suatu kawasan memiliki pengaruh pada kehidupan
manusia. Flora dan fauna bisa menjadi sumber kehidupan yang
dapat diambil manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia, yaitu sebagai sumber bahan makanan, pakaian,
perumahan, perangkat transportasi, dan lain-lain. Seorang
sarjana botani hewani berkebangsaan Inggris bernama Alfred
Russel Wallace mengadakan penyelidikan satwa di wilayah
Indonesia bagian tengah pada tahun 1852-1854. Kemudian Max
Wilhelm Carl Weber seorang sarjana perikanan berkebangsaan
Jerman mengadakan penyelidikan tentang jenis-jenis ikan air
tawar di wilayah Indonesia bagian timur pada tahun 1899-1900.
Dua sarjana lainnya yang berkebangsaan Swiss Sarasin dan
Abendanon ikut menolong mengambil bagian dalam
penyelidikan tentang jenis-jenis hewan di Sulawesi. Atas jasa-
jasa dan hasil kegiatan penyelidikan itu, lalu kedua nama tokoh
Wallace dan Weber diabadikan sebagai nama garis batas
pengelompokan tipe-tipe tanaman dan fauna di wilayah
Indonesia. Garis batas pemisah antara tipe tanaman dan fauna
wilayah barat dengan wilayah tengah diberi tanda dengan nama
garis Wallace. Kemudian garis batas pemisah antara tipe
tanaman dan fauna wilayah Indonesia timur dengan tengah di
beri nama garis Weber. Indonesia memiliki keanekaragaman
spesies tanaman dan fauna yang termasuk terbanyak di dunia, hal
ini disebabkan pengaruh dari iklim tropis. Tiap daerah di
Indonesia memiliki corak spesies tanaman dan fauna yang
berbeda-beda sesuai dengan habitatnya. Faktor-faktor alam yang
memiliki pengaruh pada adanya perbedaan spesies flora, antara
lain kondisi iklim lokal, jenis tanah, ketinggian tempat,
9
ketersediaan air, dan unsur biotik. Adapun jenis tanaman yang
tumbuh di Indonesia berupa hutan hujan tropis, hutan musim,
hutan bakau, hutan rawa, sabana, stepa, dan padang lumut.
Sedangkan adanya keanekaragaman spesies fauna di Indonesia
dipengaruhi oleh faktor keadaan alam, gerakan hewan, dan
rintangan alam. Perlu kalian ketahui, menurut kondisi bentuk
geografis wilayahnya, jenis tanaman dan fauna di Indonesia
terbagi menjadi tiga macam tipe, sebagai berikut.
a) Tipe Asiatis, yaitu tipe tanaman dan fauna yang sejenis
dengan di daratan Asia dan hidup di wilayah Indonesia
bagian barat (Sumatra, Jawa, dan Kalimantan).
b) Tipe Australia, yaitu tipe tanaman dan fauna yang sejenis
dengan di daratan Australia dan hidup di bagian timur
wilayah Indonesia (Papua dan pulau-pulau sekitarnya).
c) Tipe peralihan, yaitu tipe tanaman dan fauna yang tidak di
jumpai di Daratan Asia atau Australia. Tipe jenis ini hidup di
wilayah Indonesia bagian tengah (Sulawesi dan Kepulauan
Nusa Tenggara).
Jenis Tanah
Tanah memiliki nilai yang amat penting untuk kehidupan semua
makhluk hidup di muka bumi. Tanah adalah bagian lapisan
pembentuk kulit bumi paling atas dan sangat tipis yang terbentuk
dari bermacam-macam campuran batuan induk yang sudah
lapuk, air, udara, jasad tanaman dan satwa yang sudah mati. Jenis
tanah yang tersebar di bermacam-macam wilayah tidak sama, hal
ini disebabkan oleh adanya perbedaan jenis batuan induk, curah
hujan, kekuatan pancaran sinar matahari, bentuk muka bumi,
tanaman penutup tanah, dan pengaruh aktivitas makhluk hidup.
Bagaimana dengan keadaan tanah di Indonesia, baik jenisnya,
tingkat kesuburannya, atau persebarannya
10
Jenis tanah yang tersebar di Kepulauan Indonesia berjumlah
sekitar 22 jenis tanah. Tidak semua jenis tanah itu subur,
tergantung kepada ada tidaknya tiga unsur penyebab
kesuburan tanah, yaitu unsur hara, kandungan air, dan
susunan butir tanah. Tanah yang paling dikenal di Indonesia
sebab tingkat kesuburannya cukup tinggi, antara lain tanah
vulkanik (berasal dari pelapukan abu vulkanik), tanah aluvial
(hasil endapan erosi di sekitar aliran sungai), tanah humus
(hasil pembusukan bahan-bahan organik), tanah podzolit
(tanah di pegunungan dengan tinggi curah hujan). Jenis tanah
lain tapi kurang subur yaitu tanah gambut (tanah rawa) dan
tanah kapur (tanah di daerah berkapur). Persebaran jenis
tanah di bermacam-macam pulau Indonesia tidak merata dan
berbeda-beda pula tingkat kesuburannya, bahkan dalam satu
wilayah pulau pun akan nampak perbedaan itu. Hal ini
tergantung pada ketersediaan faktor-faktor gejala alam yang
memiliki pengaruh pada pembentukan jenis-jenis tanah dan
tingkat kesuburannya.
11
hidup. Bentuk-bentuk sumber daya air di daratan terdiri atas
sungai, danau rawa, air rawa, air mata air (air tanah), dan air
artesis. Di Indonesia bentuk-bentuk sumber daya air ini
hampir tersebar merata di seluruh wilayah Kepulauan, sebab
Indonesia beriklim tropis dengan dua kali pergantian musim
dan didukung oleh keadaan bentuk topografi beraneka
ragam, sehingga persediaan sumber daya air tidak akan
pernah habis. Sumber daya kelautan adalah segala potensi
yang dikandung oleh permukaan, di dalam, dan di dasar laut
yang dapat memberikan manfaat. Sumber daya kelautan
dapat kita manfaatkan sebagai sumber perikanan, energi,
jalur transportasi, keseimbangan iklim bumi, persediaan air,
obat-obatan, fasilitas olah raga, dan lain-lain. 71% wilayah
negara Indonesia adalah wilayah perairan laut yang tersebar
merata menyatukan seluruh pulau dan kaya dengan
bermacam-macam jenis spesies ikan serta hasil-hasil laut
lainnya, seperti rumput laut, bermacam-macam jenis karang,
mutiara, garam, mineral, agar-agar, lain-lain
12
transportasi, peralatan rumah tangga, dan sebagainya.
Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan bahan-
bahan galian tambang, baik yang terdapat di daratan atau di
dasar laut sebab kondisi dari geografis -nya sangat
mendukung. Persebaran jumlah dan jenis sumber daya
mineral tiap pulau di Indonesia tidak merata, hal ini
tergantung kepada faktor-faktor kondisi dari geografis yang
ada pada suatu wilayah. Untuk lebih memperjelas tentang
persebaran barang-barang tambang penting di Indonesia.
13
Terjadinya kematian dapat pengaruhi oleh beberapa faktor
pendorong dan penghambat kematian. Faktor pendorong yang
mengakibatkan adanya kematian diantaranya adalah kurang
menjaga kesehatan, tingkat kemiskinan yang berlebih, saran dan
prasarana didaerah tersebut kurang seperti Rumah sakit, Klinik,
Puskesmas, Apotik, dan lain sebagainya yang menyebabkan
adanya wabah penyakit, kurangnya asupan gizi dan pola makan
yang tidak teratur.
Faktor penghambat kematian (Mortalitas) diantaranya ialah
menjaga kesehatan, makan makanan yang bergizi, olahraga yang
teratur, pola makan yang teratur, tingkat kemiskinan yang
rendah, dan sarana kesehatan yang baik dan lengkap.
Kematian individu akan mengurangi jumlah penduduk didaerah
tersebut.
14
4. Faktor Penduduk yang pergi (emigrasi)
Penduduk yang pergi (emigrasi) dapat diartikan seorang
penduduk yang pindah dari suatu wilayah ke wilayah lainnya
dengan tujuan untuk menetap, bekerja, sekolah, atau lain
sebagainya.
Adanya penduduk yang pergi (emigrasi) ini akan mengakibtkan
menurunnya jumlah penduduk dalam daerah asalnya tersebut.
15
Asimilasi adalah proses masuknya kebudayaan baru yang
berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat
khas dari unsur-unsur kebudayaan itu masing-masing berubah
menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
16
yang berasal dari Cina, seperti mainan mobil remote control
yang berbahan baku besi
2. Kurangnya Kesadaran
Bangsa Indonesia harus memiliki jati diri dengan cara
mempertahankan nilai-nilai budaya, saat ini masyarakat kita tidak
peduli budaya yang masuk itu dapat merusak atau tidak, namun
pada kenyataannya masyarakat sekarang lebih senang menerima
budaya asing dibandingkan melestarikan budaya local atau
tradisional, yang dapat mengakibatkan hilangnya budaya
Indonesia.
17
2.3. Kaitan antara Kondisi bentuk Geografis dengan Pesebaran
Penduduknya
18
pertanian yang dikembangkan yaitu pertanian yang menghasilkan
tanaman pangan dan tanaman komoditas. Di wilayah-wilayah yang
sudah maju, sudah berkembang pula kegiatan penduduk yang
berorientasi kepada bidang perdagangan, komunikasi, transportasi, dan
kepariwisataan. Di samping itu, wilayah geografis dataran rendah
banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan gedung-gedung
pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pusat perbelanjaan, dan lain-
lain.
C. Kehidupan di Wilayah Pegunungan Penduduk yang berada di lokasi ini
ada yang tinggal dengan membentuk pola permukiman terpusat sekitar
lokasi tamasya dan penambangan, ada pula yang bergerombol di sekitar
lokasi tanah perkebunan dan kehutanan terutama mereka selalu
mendekati daerah-daerah sumber air. Sebagian besar kondisi mata
pencaharian penduduk yang tinggal di wilayah ini, berorientasi kepada
bidang perkebunan dan kehutanan. Di daerah-daerah yang kondisi
lapisan tanahnya banyak mengandung bahan-bahan tambang, otomatis
mereka beraktivitas di bidang penggalian barang-barang tambang.
Untuk wilayah-wilayah pegunungan yang dijadikan kawasan wisata,
maka orientasi mata pencaharian penduduk lebih memilih untuk
berdagang atau pelayanan jasa.
19
mendengar deburan ombak, cara dan volume bicara mereka akan lebih
keras, ketimbang mereka yang hidup di daerah geografis dataran tinggi
yang senyap ataupun daerah geografis dataran rendah yang biasanya
lebih padat penduduknya. Kondisi geografis dapat mempengaruhi dan
membedakan setiap orang yang hidup dengan letak morfologis yang
berbeda.
20
B. Dampaknya pada bidang Ekonomi
Sebaran penduduk yang timpang bisa menyebabkan pemusatan
kegiatan ekonomi hanya pada daerah tertentu saja. Perkotaan menjadi
tempat terjadinya kegiatan ekonomi yang paling besar. Semua fasilitas
perdagangan, industri dan transportasi ada di sana, Sehingga hasil-
hasil pembangunan dan kesejahteraan hanya dinikmati hanya segelintir
orang saja. Sedangkan di daerah lainnya yang mempunyai penduduk
sedikit akan kurang terperhatikan dan kesejahteraan ekonominya
menurun karena kurang fasilitas dan tidak adanya sumber daya
ekonomi. Masalah pengangguran dan kemiskinan juga menjadi hal
bisa terjadi jika penduduk yang tidak merata. Sehingga perlu ada solusi
untuk mengatasi hal tersebut dengan melakukan program transmigrasi
dan pembangunan klaster-klaster industri di luar jawa.
C. Dampak di Bidang Budaya
Budaya masyarakat Indonesia yang suka bergotong royong dan
bekerja sama juga akan hilang jika terjadi ketimpangan jumlah
penduduk. Hal ini dikarenakan penduduknya jumlahnya terlalu padat
akan membuat persaingan yang sangat ketat sehingga menyababkan
penduduk menjadi lebih individualis. Sedangkan daerah yang
penduduknya kurang akan kehilangan budaya asli mereka karena tidak
ada lagi yang mau melestarikan budaya tersebut. Kebanyakan
penduduk lebih tertarik ke daerah yang lebih padat yang multikultur
sehingga kebudayaan masing-masing penduduk akan hilang atau
melebur dengan budaya lainya dalam bentuk akulturasi dan asimilaisi.
Akibat lebih lanjut banyak penduduk yang kehilangan budaya leluhur
mereka berganti dengan budaya yang baru yang cenderung
mementingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan orang
banyak.
D. Dampak di Bidang Politik
Dalam perpolitikan Indonesia yang menggunakan sistem pemilihan
distrik proposional akan menimbulkan masalah dalam penentuan
jumlah wakil rakyat pada setiap daerah. Di pulau Jawa dengan
21
penduduk yang begitu besar tetapi wilayahnya sempit biasanya
mempunyai wakil rakyat dalam jumlah banyak. Itu akan ditentang oleh
penduduk di pulau lain yang mempunyai penduduk sedikit tetapi
mempunyai wilayah yang luas. Mereka hanya wakil rakyat yang
sedikit padahal di daerah mereka mempunyai sumber daya alam yang
sangat banyak. Sehingga terjadi ketidakadilan keterwakilan di DPR
antara Jawa dangan daerah lain di luar Jawa. Maka dari itu perlu ada
kebijakan politik dalam menentukan jumlah wakil rakyat antara daerah
yang padat penduduknya dengan daerah yang jarang penduduknya.
Selain itu Kepala Daerah sangat sulit melakukan pembangunan jika
penduduknya sedikit, ini sangat dirasakan di pulau Kalimantan dan
Papua dimana mereka sangat sulit dalam menjalankan kekuasaannya
untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk karena kurang jumlah
SDM , apalagi SDM yang berkualitas.
22
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
23
DAFTAR PUSTAKA
https://awalilmu.blogspot.com/2016/01/dampak-positif-dan-negatif-pertumbuhan-
penduduk.html
https://imahagiregion3.wordpress.com/2012/06/04/permasalahan-pertumbuhan-
penduduk/
http://himagristiper.blogspot.com/2013/08/dampak-ledakan-penduduk-aspek-
sosial.html
24