Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

MATEMATIKA UNTUK KIMIA

“OPERATOR”

OLEH :

KELOMPOK V KIMIA B:

NUR FITRAH ISHAQ (F1C117082)

ANUGRAH(F1C117004)

NURUL HASANA AKMAR (F1C117024)

SUFIATI (F1C117092)

ALISIAH ANUGRAHPRACILIAH(F1C117036)

MARLENA(F1C114011)

INTAN SARI JUMBI (F1C117076)

LINDA APRIANI (F1C117048)

SRI MARLINI (F1C114109)

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas segala


kebesaran dan kelimpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah tentang operator.
Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh
karena itu, terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan
penyusun semata-mata. Namun, karena adanya bantuan dan dukungan dari pihak-
pihak yang terkait.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari pengalaman dan
pengetahuan masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penyusun sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini lebih
baik dan bisa lebih bermanfaat.

Kendari, Mei 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 LATARBELAKANG...................................................................................... 1
1.2 TUJUAN PENULISAN................................................................................... 2
1.2.1 TUJUAN UMUM.......................................................................... 2
1.2.2 TUJUAN KHUSUS....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4

2.1 PENGERTIAN OPERATOR..........................................................................4


2.2 OPERATOR VEKTOR.................................................................................. 6
2.3 MENINJAU KEMBALI PERSAMAAN EIGEN.......................................... 8
2.4 OPERATOR HERMITIAN.......................................................................... 12
2.5 OPERATOR ROTASI.................................................................................. 15

2.6 TRANSFORMASI ∇2 UNTUK MENGATASI KOORDINASI POLAR... 19

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 22


3.1 KESIMPULAN............................................................................................. 22
3.2 SARAN ......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Matematika untuk kimia merupakan ilmu yang mendasari semua disiplin
ilmu yangesakta, sains dan teknologi. Karena itu matematika mendapat
julukan sebagai ratu dari segala ilmu. Salah satu cabang matematika adalah
aljabar yang perkembangannya sangat berkaitan erat dengan cabang ilmu
matemtika lain, seperti : geometri, teori bilangan, operator, statistik, ilmu
komputer, ilmu analisis bahkan matematika terapan dan lainnya.
Operator adalah simbolyangmenunjuksebuah proses yang
akanmengubahsatufungsikefungsi lain. Operator memegang peranan penting
dalam rekayasa, fisika, ilmu ekonomi dan berbagai macam disiplin ilmu.
Salah satu bagian operator adalah nilai eigen dan vektor eigen yang
bersesuaian merupakan salah satu bagian dari cabang ilmu matematika yaitu
aljabar linear. Pembahasan nilai eigen dan vektor eigen memegang peranan
sangat penting dalam pengembangan teknologi atau bahkan pengembangan
teori dalam dunia keilmuan itu sendiri. Nilai eigen dan vektor eigen banyak
digunakan dalam permasalahan kehidupan. Namun demikian, seringkali nilai
eigen dan vektor eigen tersebut diabaikan dalam proses pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian kualitas pengembangan
teknologi dan pengetahuan menjadi tidak dapat diperhitungkan karena
proses yang tidak memadai dalam pengembangan tersebut. Sehingga untuk
menemukan sebuah teori tanpa menyertakan nilai eigen dan vektor eigen
membutuhkan waktu yang lama yang membuat proses tersebut tidak efisien.
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mahasiswa mempelajari bab 10, maka mahasiswa mampu
mengetahui,memahami, dan menjelaskan tentang operator.

1.2.2 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Mahasiswa mampu mengerjakan operasi dari beberapa
persamaan.
2. Mahasiswa mampu menentukan pasangan operator.
3. Mahasiswa mampu membuktikan suatu persamaan.
4. Mahasiswa mampu membuktikan suatu persamaan.
5. Mahasiswa mampumenunjukkan operator untuk linear momentum
dan posisi serta menunjukkan bahwa persamaan itu tidak sama
dengan nol.
6. Mahasiswa mampu menunjukkan suatu fungsi adalah bukan fungsi
eigen dari operator yang telah ditentukan, tetapi adalah fungsi
eigen dari operator lainnya.
7. Mahasiswa mampumenunjukkan bahwa suatu fungsi adalah fungsi
eigen dari operator yang telah ditentukan dan menentukan nilai
eigen dari fungsi tersebut.
8. Mahasiswa mampumenunjukkan bahwa suatu fungsi adalah fungsi
eigen dari operator Hamiltonian dan menentukan nilai eigen dari
fungsi tersebut.
9. Mahasiswa mampumenunjukkan bahwa suatu fungsi adalah fungsi
eigen dari operator yang telah ditentukan dan menentukan nilai
eigen dari fungsi tersebut.
10. Mahasiswa mampumenentukan koordinat baru dari titik setelah
rotasi melalui sudut-sudut yang telah ditentukan.
11. Mahasiswa mampumenunjukkan bahwa dua dimensi suatu atom
operasi perpendikular untuk suatu bidang tertentu.

12. Mahasiswa mampumenentukan komponen dari suatu operator.


13. Mahasiswa mampumengubah komponen momentum sudut dari
suatu operator.
14. Mahasiswa mampumenentukan bentuk dari operator momentum
sudut kuadrat total.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN OPERATOR

Operator merupakan simbol yang mewakili operasi matematika atau


dapat juga disebut simbolyangmenunjuksebuah proses yang
akanmengubahsatufungsikefungsi lain. Misalnya, operator
diterapkanfungsi f(x) menunjukbahwaturunanpertama f(x) terhadap x
harusdiambil.Contoh lain dari operator

Selain itu, Operator adalah simbol yang menyampaikan kepada anda


untuk melakukan sesuatu menjadi apapun mengikuti perintah simbol tersebut.
Sebagai contoh, kita dapat meninaju dy/dx menjadi operator d/dx yang
beroperasi pada fungsi y(x). Kita akan selalu menggunakan simbol suatu operator
dengan hurup kapital dengan tanda carat (^) di atasnya.

Jadi kita menulis: g(x) = Af(x), untuk menunjukkan bahwa operator A beroperasi
pada f(x) hingga menghasilkan fungsi baru g(x).

Kita definisikan jumlah dan selisih dari dua operator A dan B dengan persamaan:

 (A + B)f(x) = Af(x) + Bf(x)


 (A – B)f(x) = Af(x) – Bf(x)

Contoh, jika D = d/dx, maka:

(A + B)f(x) = Af(x) + Bf(x)

(D + 3)(x3 – 5) = D(x3 – 5) + 3(x3 –5) = 3x2 + (3x3 – 15) = 3x3 + 3x2 – 15

Kita definisikan perkalian dari dua operator A dan B dengan persamaan:

AB(x) = A[Bf(x)]
dengan kata lain bahwa, pertama kita mengoperasikan operator bagian kanan
pada f(x) dan kemudian hasil operasi tersebut kita operasikan kembali dengan
operator sebelah kirinya.

Jikaduaataulebih operator diterapkansecarabersamaanuntukfungsi, maka


operator berbatasanlangsungkefungsiakanberoperasipadafungsipertama,
memberikanfungsibaru; operator yang
berdekatanberikutnyaakanberoperasipadafungsiberikutnyadanseterusnya.
Sebagaicontoh, mempertimbangkanpenerapan operator dan
untukfungsi f(x,y)= x3y2

Disampingitu,

Ketikahasildariduaoperasiindependendariurutan operator diterapkan,


sepertidalamcontoh di atas, operator dikatakanbolakbalik.Seperti,

Atau

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (10-1)

Bentuk tandakurung [] yang dikenalkurungkomutator,


danekspresidalamkurung, itusendirisebuahoperator, disebutkomutatordari
operator. Pentinguntukdicatatbahwafungsi f(x,y)
belumaljabardiperhitungkandarisisikiripersamaan (10,1), persamaan (10,1)
adalahpersamaan operator danmenandakanbahwaketika operator
bertindakpadafungsi f(x,y) menghasilkanangka nol.

Secaraumum, makakitadapatmengatakanbahwadua operator Adan B


bolakbalikjika, danhanyajika

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (10-2)

Jikakomutatortidaknolsama, makaurutan operator yang


diterapkanharusdiperhitungkan. Operator tertentu, seperti operator diferensial,
dandapatditerapkanuntukfungsilebihlebihsekali.Misalnyamenerapkan operator
untukfungsi f(X) dua kali menghasilkan

Yang kitalihathanyalahturunankeduadari f(x) terhadap x.


salahsatuharusberhati-hati, namun, dalammenafsirkanpersegi operator
terutamaketika operator berisilebihdarisatuistilah.Misalnyapertimbangan
operator.

Operator menyiratkanberoperasipadanamun,
initidakditemukanhanyadenganaljabarmenguadratkan.Sebaliknya

Persamaan (10.2) dapatditulisdalambentuksingkatan.Asalkan


, asalkan itu mengerti apa bentuk yang disingkat.

Perhatikan dalam istilah pertama bahwa cos 𝜃(𝜕/𝜕𝑟)beroperasi pada


cos 𝜃(𝜕/𝜕𝑟). Namun, diperlakuan sebagai konstanta bila seseorang
membedakan sebagian terhadap r, ia dapat melewati operator 𝜕/𝜕𝑟 diberikan

Di sisi lain, ketika cos 𝜃(𝜕/𝜕𝑟) beroperasi pada , satu satunya


konstanta di –sin 𝜃dapat melewati operator𝜕/𝜕𝑟. Derivatif parsial bukan
konstanta. Oleh karena itu, diferensiasi harus di tulis sebagai
Ekspresi dalam tanda kurung harus di bedakan sebagai produk. Oleh
karena itu kita memiliki

2.2 OPERATOR VEKTOR

Satu akan mengingat kembali dari kursus dasar dalam fisika bahwa
komponen gaya dalam arah x-,y-, dan z-, Fx,Fy, dan Fz yang terkait dengan energi
potensial V(x,y,z) dengan persamaan

Karena gaya total adalah sebuah vektor

Kita memperoleh

(10-3)

Persamaan (10-3), bagaimanapun, dapat ditulis dalam bentuk operator


𝜕 𝜕 𝜕
𝐹 = − (𝑖 +𝑗 + 𝑘 ) 𝑣 = −∇𝑣
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧

Dimana ∇𝑉 (dibaca “del V”) adalah diketahui sebagai gradien dari skalar
V, dan

(10-4)

Diketahui sebagai gradien operator. Catat bahwa V dalam contoh ini


adalah sebuah skalar, tetapi ∇ beroperasi pada V menghasilkan sebuah vektor
∇𝑉. Oleh karena itu, gaya adalah negatif gradien dari potensial energi.

Itu memungkinkan untuk menggunakan ∇ dalan sebuah produk skalar


dengan vektor A lain. Seperti produk ∇. A adalah sebuah skalar yang disebut
divergen dari A. Jika ∅ berupa skalar, kita menemukan bahwa divergen dari
gradien ∅ dalan koordinat kartesius adalah

(10-5)

Operator skalar ∇2 (dibaca “del kuadrat”) adalah diketahui sebagai


operator Laplacian:

(10-6)

Misalkan U (x,y,z) adalah suatu fungsi skalar yang terdefinisikan dan


diferensiabel pada titik-titik (x,y,z) dalam suatu daerah tertentu dalam ruang,
maka :
Laplacian U atau ditulis U didefinisikan sebagai :

𝝏 𝝏 𝝏 𝝏 𝝏 𝝏
𝛁. 𝛁𝑼 = (𝒊 +𝒋 + 𝒌 ) . (𝒊 +𝒋 +𝒌 )
𝝏𝒙 𝝏𝒚 𝝏𝒛 𝝏𝒙 𝝏𝒚 𝝏𝒛

𝝏𝟐 𝑼 𝝏𝟐 𝑼 𝝏𝟐 𝑼
𝛁𝟐𝑼 = + +
𝝏𝒙𝟐 𝝏𝒚𝟐 𝝏𝒛𝟐
Contoh :

Hitung Laplacian dari fungsi skalar berikut :


𝑈 = 𝑥 3 − 3𝑥𝑦 2 + 𝑦
Laplacian U atau ditulis U didefinisikan sebagai :

𝝏𝟐 𝑼 𝝏𝟐 𝑼 𝝏𝟐 𝑼
𝛁𝟐𝑼 = + +
𝝏𝒙𝟐 𝝏𝒚𝟐 𝝏𝒛𝟐

𝛁 𝟐 𝑼 = 𝟔𝒙 + (−𝟔𝒙 + 𝟔𝒚) + 𝟎

𝛁 𝟐 𝑼 = 𝟔𝒚

2.3 MENINJAU KEMBALI PERSAMAAN EIGEN

Kita telah mengetahui dalam Bab 9 bahwa deskripsi matriks satu set
persamaan linear ditulis

Ac = λc

Dimana λ adalah satu set konstanta yang disebut nilai eigen dari matriks
A dan c adalah vektor. Kita mengakui A matriks menjadi operator, karena
efeknya adalah memperbanyak setiap elemen dalam matriks c dengan konstan λ.

Atau jika A matriks m x n, maka vektor x yang tidak nol di Rn disebut


vektor eigen (eigen vector) dari A jika Ax adalah kelipatan skalar dari x, yaitu Ax =
λ x untuk suatu skalar λ. Skalar λ dinamakan nilai eigen (eigen value) dari A.

Serta skalar k dinamakan nilai eigen dari transformasi linear T: V → V jika


ada vektor x yang tidak nol dalam V sehingga Tx = λx. Vektor x dinamakan vektor
eigen T yang bersesuaian dengan λ. Secara ekuivalen, maka vektor eigen T yang
bersesuaian dengan nilai eigen λ adalah vektor tak nol dalam ruang eigen T.

Nilai eigen berhubungan dengan fungsi gelombang dan persamaan


schordinger. fungsi gelombang pada sistem fisika berisi informasi tentang sistem
yang dapat diukur. cara mendapatkan nilai-nilai tertentu untuk parameter fisika
misalnya, energi, dapat kita lakukan dengan mengoperasikan fungsi gelombang
menggunakan operator mekanika kuantumterkait pada parameter tersebut.
opetaror yang terkait dengan energi adalah hemiltonian dan operasi fungsi
gelombang dalam persamaan schordinger. Solusi yang ada untuk persamaan
schordinger independen waktu, hanya untuk nilai-nilai tertentu dari energi dan
nilai-nilai ini disebut nilai eigen energi.

Fungsi eigen adalah fungsi gelombang yang berikatan dengan niai eigen.
Persamaan schrodinger dalam persamaan adalah persamaan nilai
eigen, dengan bentuk : (operator)(fungsi) = (faktor numeric)x(fungsi yang sama)

Kesesuaian dari masing-masing nilai eigen adalah “fungsi eigen”.


persamaan schordinger melibatkan energi tertentu (EI) dan fungsi spesifik ѰIyang
menggambarkan keadaan energi itu. Solusi dari persamaan schordinger
independen waktu dapat pengambil bentuk

Konsep nilai eigen tidak terbatas untuk energi. Bila diterapkan ke operator
umum Q, dapat mengambil bentuk

jika fungsi ψi adalah sebuah fungsi eigen untuk operator itu.

Nilai eigen qi bisa dalam bentuk diskrit dan dalam kasus tersebut, kita dapat
mengatakan bahwa variabel fisika adalah “terkuantisasi”, serta bahwa indeks i
memainkan peran “nomor quantum” yang mencirikan keadaan itu.

“Nilai eigen” berasal dari bahasa Jerman “Eigenwert” yang berarti nilai
karakteristik. “Eigenfunction” atau Fungsi Eigen berasal dari “Eigenfunktion”
berarti “tepat atau fungsi karakteristik “.

Keterkaitan masing-masing parameter yang dapat diukur dalam sistem fisika


adalah operator mekanik kuantum, dan operator terkait dengan sistem energi ini
disebut Hamilton.Operator bagi energy total adalah H yang merupakan operator
Hamiltonian berisi operasi terkait dengan energi kinetik dan potensial dan untuk
partikel pada satu dimensi yang dapat ditulis :
Operasi pada fungsi gelombang dengan Hamiltonian menghasilkan persamaan
schrodinger. Pada Persamaan Schrödinger independen waktu, operasi bisa
menghasilkan nilai tertentu untuk energi yang disebut nilai eigen energi. Situasinya
dapat dituliskan dalam bentuk

Dimana nilai tertentu dari energi disebut nilai eigen energi dan fungsi ψi disebut
fungsi eigen.

Selain perannya dalam menentukan sistem energi, operator Hamilton


menghasilkan evolusi waktu dari fungsi gelombang dalam bentuk

Nilai Eigen dapat diterapkan pada bidang matematika maupun fisika dan kimia. Pada
matematika contohnya adalah pada matriks dan pada fisika atau kimia adalah pada
persamaan schrodinger itu sendiri.

Dari penjelasan di atas , Kami menemukan bahwa persamaan nilai eigen


tidak terbatas pada matriks matematika dan menemukan penggunaan umum di
banyak bidang matematika terapan. Bahkan, kita dapat mendefinisikan sebagai
persamaan nilai eigenke persamaan operator manapun memiliki bentuk umum

Âɸ = aɸ...

Dimana  adalah operator yang beroperasi pada fungsi ɸ, disebut fungsi


eigen dari operator, menghasilkan satu set konstanta, nilai-nilai eigen, dikalikan
dengan fungsi ɸ.

Misalnya, persamaan diferensial

𝑑 𝑚𝑥
(𝑒 ) = 𝑚𝑒 𝑚𝑥
𝑑𝑥
adalah persamaan nilai eigen.

Hal ini dimungkinkan bagi operator untuk memiliki beberapa fungsi eigen.
Misalnya, fungsi 𝑒 𝑚𝑥 , 𝑒 −𝑚𝑥 , 𝑒 𝑖𝑚𝑥 , 𝑒 −𝑖𝑚𝑥 , sin mx, dan cos mx semua fungsi eigen
operator D ̂ 2𝑥 = 𝜕 2 /𝜕𝑥 2 . Beberapa, bagaimanapun, akan cocok di masalah
karena pembatasan tertentu pada fungsi, yang dikenal sebagai kondisi batas.

Kita bisa memecahkan persamaan eigen dengan metode yang diuraikan


untuk diferensial dan diferensial parsial persamaan (dalam Bab 6). Perhatikan
contoh berikut.

Contoh.

(A) Tunjukkan bahwa fungsi ɸ = 𝑒 −𝑎𝑟 adalah fungsi eigen dari operator D ̂2 =
𝜕 2 /𝜕𝑟 2 . Berapakah nilai eigen?
Jika ɸ = 𝑒 −𝑎𝑟 adalah fungsi eigen dari D ̂ 2 , maka mereka harus memenuhi
persamaan nilai eigen
̂ 2 ɸ = 𝑘ɸ
D

dimana konstanta k adalah nilai eigen. Membedakan ɸ sehubungan dengan


r, kita memiliki

̂ ɸ = −ae−ar
𝐃
̂ 𝟐 ɸ = a2 e−ar = a2 ɸ
𝐃

Dengan demikian, kita melihat bahwa fungsi ɸ = −ae−ar memenuhi


persamaan eigen dan 𝑘 = a2 adalah nilai eigen.
Hal ini penting untuk menekankan pada fungsi untuk menjadi fungsi
eigen dari operator, operator, setelah bekerja pada fungsi, harus
mereproduksi fungsi yang sama persis. Dengan demikian, kita melihat bahwa
sin mx bukan merupakan nilai eigen dari d/dx Operator diferensial, karena
operator yang bekerja pada sin mx menghasilkan satu set konstanta
dikalikan dengan cos mx, fungsi yang berbeda.

(B) Tunjukkan bahwa persamaan Schrödinger satu dimensi

𝑑 2 ѱ 2𝜇
+ (E − V)ѱ = 0
𝑑𝑥 2 ħ2
dimana ħ, μ dan E merupakan konstanta adalah persamaan nilai eigen. Apa
nilai-nilai eigen? (Petunjuk: Dalam persamaan ini, baik 𝑑 2 /𝑑𝑥 2 dan V adalah
operator.)
Mari kita mulai dengan menempatkan persamaan Schrödinger dalam
eigen bentuk persamaan Âɸ = 𝑎ɸ.
ħ2 𝑑 2 ѱ
− − 𝐸ѱ + 𝑉ѱ = 0
2𝜇 𝑑𝑥 2
Atau
ħ2 𝑑 2 ѱ
− + 𝑉ѱ = 𝐸ѱ
2𝜇 𝑑𝑥 2
Dengan demikian,
ħ2 𝑑 2 ѱ
(− + 𝑉) ѱ = 𝐸ѱ
2𝜇 𝑑𝑥 2

Operator yang berada pada dalam kurung dikenal sebagai Operator


Hamiltonian dan biasanya ditunjuk oleh simbol Ĥ. Oleh karena itu, kita dapat
menulis persamaan Schrödinger dalam bentuk eigen sebagai
Ĥѱ = 𝐸ѱ

dimana konstanta E adalah nilai eigen.


Operator Hamiltonian menggambarkan properti umum dari operator. Jika
̂ adalah jumlah dari dua atau lebih operator, D
D ̂=𝐷 ̂1 + 𝐷
̂2 + 𝐷
̂3 + ⋯,
̂ 𝑓(𝑥) = (𝐷
laluD ̂1 + 𝐷̂2 + 𝐷
̂3 + ⋯ )𝑓(𝑥) = 𝐷 ̂1 𝑓(𝑥) + 𝐷
̂2 𝑓(𝑥) + 𝐷
̂3 𝑓(𝑥) + ⋯

2.4 OPERATOR HERMITIAN

Masalah nilai eigen yang ditemukan dalam kimia fisik, terutama yang
berada di area mekanika kuantum, semuanya digambarkan oleh persamaan nilai
eigen yang memiliki bentuk umum
𝐿(𝑢) + 𝜆𝑤𝑢 = 0

Umumnya, operator L adalah operator diferensial orde kedua yang


beroperasi pada fungsi u, konstanta adalah nilai eigen, dan w adalah faktor
pembobotan. Operator diferensial orde kedua dari bentuk

Dimana f, g dan h adalah fungsi x, dikatakan berdampingan sendiri jika


𝑑𝑓
𝑔 = 𝑑𝑥 . Jika operator diferensial tidak berdampingan sendiri, maka bisa dijadikan
berdampingan sendiri dengan mengalikannya dengan faktor . Misalnya
persamaan Legendre sudah berdampingan sendiri. Persamaan Hermite bisa
dijadikan berdampingan sendiri dengan mengalikannya melalui e-x2.

Operator berdampingan sendiri, seperti yang dijelaskan di atas,


ditemukan mematuhi peraturan penting: jika u dan v adalah dua fungsi q yang
dapat diterima, maka operator ia dikatakan sebagai Hermitian jika

Dimana * menunjukkan konjugat kompleks.

Contoh:
Tunjukkan bahwa momentum operator adalah
hermitian.

Solusi. Mengintegrasikan sisi kanan dengan bagian, kita miliki

Kita asumsikan bahwa u dan v tidak ada pada titik akhir. Dengan
demikian, ekspresi dalam kurung adalah nol, yang memberi

Operator adalah Hermitian.

Properti yang sangat penting dari operator Hermitian adalah bahwa


nilai eigen dari operator Hermitian selalu nyata. Untuk melihat ini, perhatikan
persamaan nilai eigen

Dimana adalah operator Hermitian. Itu juga pasti benar itu

Sekarang kita mengalikan persamaan (10-10) dengan , persamaan


(10-11) dengan , dan mengintegrasikan semua ruang, yang memberi
Karena

Oleh karena itu, harus benar bahwa p* = p nilai eigen itu nyata.

2.5 OPERATOR ROTASI

Kami melihat sebelumnya bahwa operator dapat mengambil bentuk


matriks. Dalam masalah nilai eigen, operator matriks mempengaruhi besarnya
atau panjang vektor, vektor eigen, tanpa mengubah arahnya. Pertimbangkan,
sekarang, jenis operator matriks lain yang mengubah arah vektor, tapi bukan
besarnya. Operator semacam ini disebut operator rotasi , Karena pengaruh dari
rotasi vektor tentang asal sistem koordinat dengan sudut 𝜃. Seperti yang akan
kita lihat, hal ini dilakukan dengan, pada intinya, memutar sistem koordinat
kembali melalui sudut 𝜃.

Pertimbangkan, sebagai contoh sederhana, vektor r memanjang dari asal


sistem koordinat kartesian sampai pada titik (x1 , y1), Seperti yang ditunjukkan
pada gambar.10-1(a). Misalkan kita ingin memutar vektor ini melalui sudut 𝜃 ke
titik lain (x2, y2). Kita bisa melakukan ini dengan memutar vektor itu sendiri
melalui sudut 𝜃 [gambar. 10-1(b)], Atau dengan memutar sistem koordinat
kembali melalui sudut 𝜃 [gambar. 10-1(c)].

Koordinat (x1, y1) dapat dihubungkan dengan koordinat (x2, y2) dengan
trigonometri sederhana. Kita lihat dari gambar . 10-1(b) bahwa

Sekarang kita harus menggunakan beberapa identitas trigonometri


penting
Karenanya,

Namun,

Demikian,
Gambar 10-1.Rotasi vektor melalui sudut𝜃

Dengan metode yang sama yang digunakan di atas, kita bisa


menunjukkannya

Persamaan ini dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai


Dimana kita kenal Sebagai vektor asli dan sebagai rotasi
vektor.

Matriks

Ia adalah operator rotasi, karena ia memutar vektor tentang asal mula


dalam ruang dua dimensi. Operator ini juga dapat dianggap sebagai opertor
transformasi, karena ia mengubah koordinat titik (x1, y1) menjadi sebuah titik (x2,
y2) dengan putaran sumbu koordinat kembali melalui suatu sudutᶿ.

Contoh

(a) Rotasi vektor r (3, 4) melalui sudut 180◦ dan temukan arah vektor
yang baru.
Karena sin 180◦ = 0 dan cos 180◦ = -1, kita memiliki untuk operator
rotasi

Yang memungkinkan operator ini beroperasi pada r (3,4) memberi

Yang menghasilkan vektor baru r(-3, -4). Mudah untuk memverifikasi


bahwa perbedaan arah antara r (-3, -4) dan r (3,4) adalah 180◦

(b) Temukan koordinat baru dari titik (3,4) Setelah rotasi titik tentang asal
90◦.
Karena sin 90◦ = 1 dan cos 90◦ = 0, kita miliki
Yang memungkinkan operator ini beroperasi pada titik (3,4) memberi

Operator rotasi berguna dalam menggambarkan simetri molekul. Sebutan


yang dikenal sebagai nota schoenflies menggunakan simbol Cn (dimana n =
360/𝜃) Untuk menunjukkan operator rotasi tertentu. Misalnya, operator yang
merotasi molekul melalui sudut 90◦ disebut operator C4. Sebuah molekul
dikatakan memiliki simetri C4 dari operasi C4 sehingga molekulnya tidak
berubah. Operator matriks serupa untuk jenis simetri molekuler lainnya juga
dimungkinkan.

Pertimbangkan molekul air yang ditunjukkan pada gambar. 10-2. Jika kita
menerapkan operator rotasi C ke molekul air sedemikian rupa sehingga memutar
molekul tersebut melalui sudut 180◦

Gambar 10-2.Rotasi molekul air dengan sudut 180◦.

Tentang sumbu yang ditunjukkan pada gambar (garis putus-putus),


molekul tetap tidak berubah. (Atom hidrogen diasumsikan tidak dapat
dibedakan). Kita katakan, kemudian, bahwa molekul air memiliki sumbu rotasi
C2. Dengan menetapkan koordinat x dan y untuk setiap atom hidrogen (Oksigen
ditempatkan di titik asal), Kita dapat dengan mudah menunjukkan hal ini terjadi.
2.6 TRANSFORMASI 𝛁 𝟐 UNTUK MENGATASI KOORDINASI POLAR

Banyak masalah dalam mekanika klasik dan kuantum yang memerlukan


penggunaan operator 𝛁 𝟐 dalam koordinat selain koordinat Cartesian, sistem
koordinat dimana ia memiliki bentuknya yang paling sederhana. Pada bagian ini
kita akan menunjukkan transformasi𝛁 𝟐 ke koordinat polar speri. Kita memilih
koordinat kutub pesawat sebagai contoh karena, dalam transformasi ini, semua
materi esensial transformasi 𝛁 𝟐 ditunjukkan. Namun transformasi tidak terlalu
panjang daripada transformasi ke, katakanlah, koordinat kutub bulat.

Operator Laplacian dalam dua dimensi diberikan oleh persamaan

𝜕2
𝟐
𝜕2
𝛁 = 2+ 2
𝜕𝑥 𝜕𝑥

Ingat dari Bab 1 bahwa persamaan transformasi dan transformasi balik


terhadap koordinat polar speri adalah
1⁄
𝑥 = 𝑟 cos 𝜃 𝑟 = ( 𝑥2 + 𝑦2 ) 2

𝑦
𝑦 = 𝑟 sin 𝜃 tan 𝜃 = ( )
𝑥
Transformasi operator derivatif pertama 𝜕⁄𝜕𝑥dan 𝜕⁄𝜕𝑥 dapat
ditemukan dengan menggunakan aturan rantai
𝜕 𝜕𝑟 𝜕 𝜕𝜃 𝜕 𝜕 𝜕𝑟 𝜕 𝜕𝜃 𝜕
= + dan𝜕𝑦 = +
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑟 𝜕𝑥 𝜕𝜃 𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝜃

Kita sekarang menentukan turunan transformasi dari persamaan


transformasi balik

𝜕𝑟 1 −1 𝑥 𝑟 cos 𝜃
= ( 𝑥 2 + 𝑦 2 ) ⁄2 (2𝑥) = = = cos 𝜃
𝜕𝑥 2 𝑟 𝑟
Juga

𝜕𝑟 1 −1 y 𝑟 𝑠𝑖𝑛 𝜃
= ( 𝑥 2 + 𝑦 2 ) ⁄2 (2𝑦) = = = sin 𝜃
𝜕𝑦 2 r 𝑟

Untuk Menemukan 𝜕𝜃⁄𝜕𝑥dan 𝜕𝜃⁄𝜕𝑦 sedikit lebih terlibat. Sedikit trik,


agar dapat membedakan garis singgung terbalikharusdapat membedakan
persamaantan 𝜃 daripada menyelesaikan persamaan untuk
2
θ.denganmengingatbahwa 𝑑 (𝑡𝑎𝑛 𝜃 ) = 𝑠𝑒𝑐 𝜃 𝑑𝜃. Kita dapat tulis
𝑦
𝑠𝑒𝑐 2 𝜃 𝑑𝜃 = − 𝑑𝑥
𝑥2
𝑑𝜃 𝑟 sin 𝜃
=- 2 𝑑𝑥
𝑐𝑜𝑠2 𝜃 𝑟 2 𝑐𝑜𝑠 𝜃

𝜕𝜃 𝑠𝑖𝑛𝜃
=−
𝜕𝑥 𝑟
Demikian juga, dengan menggunakan prosedur yang sama, kita
menemukan

𝜕𝜃 cos 𝜃
=
𝜕𝑦 𝑟

Oleh karena itu derivatif pertama.


𝜕 𝜕𝜃 sin 𝜃 𝜕 𝜕 𝜕 cos 𝜃 𝜕
= cos 𝜃 𝜕𝑥 − dan = sin 𝜃 𝜕𝑟 +
𝜕𝑥 𝑟 𝜕𝜃 𝜕𝑦 𝑟 𝜕𝜃

Untuk menemukan operator Laplacian, sekarang kita harus


mengoperasikan masing-masing operator derivatif pertama itu sendiri.

Untuk melakukan operasi misalnya, sin 𝜃 akan


melewati operator𝜕⁄𝜕𝑟; Namun, istilah (1⁄𝑟) 𝜕⁄𝜕𝜃harus dibedakan sebagai

Hal yang sama harus dilakukan untuk persyaratan lain dalam persamaan
2⁄ 2
𝜕 𝜕𝑥 menghasilkan
Dengan menggunakan prosedur yang sama, untuk 𝜕 2⁄𝜕𝑦 2 didapat

Menambahkan Persamaan (10-15) dan (10-16) menghasilkan


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Operator adalah simbolyangmenunjuksebuah proses yang

akanmengubahsatufungsikefungsi lain. Terdapat berbagai macam materi

pada operator yakni operator vektor yang berhubungan dengan operator

Laplacian, nilai eigen yang mancakup operator Hamiltonian yang

berhubungan dengan persamaan Schrodinger, dan operator rotasi yang

berkaitan dengan trigonometri.

3.2 SARAN

Untuk dosen sebaiknya lebih memperjelas materi yang telah dipresentasikan

oleh mahasiswa. Dan untuk mahasiswa sebaiknya lebih fokus dalam

memperhatikan materi yang dipresentasikan oleh pemateri.


DAFTAR PUSTAKA

Barrante, J.R. 1998. Applied Mathematics For Physical Chemistry. Prentice Hall :
New Jersey.

Coddington, E.A., Zettl, A. 1966. Hermitian And Anti-Hermitian Properties Of


Green's Matrices. Pacific Journal Of Mathematics. Vol. 18, No. 3.

Mortimer, R.G. 2005. Mathematics For Physical Chemistry. 3rd edition. Elsevier:
London.

Novrida, R. 2012. Nilai Eigen Dan Vektor Eigen Dalam Aljabar Max-Plus.
UniversitasIndonesia : Depok.

Nurlatifah, H. 2012. Penentuan Nilai Eigen Tak Dominan Suatu Matriks Definit
NegatifMenggunakan Metode Kuasa Invers Dengan Shift.UIN Sunan
Kalijaga : Yogyakarta.

Pota, G. 2006.Mathematical Problems For Chemistry Students. Elsevier :


Amsterdam.

Steiner, E. 2008.The Chemistry Maths Book. 2nd edition. Oxford University


PressInc:New York.

Stroud, K.A. 1994. Matematika Untuk Teknik. Erlangga : Jakarta.

Tomaskova, H. 2010.Eigenproblem For Circulant Matrices In Max-Plus Algebra.


Proceeding Of The 12th WSEAS International Conference On
MathematicalMethod, Computational Techniques And Intelligent System.

West, D.B. 2001. Introduction to Graph Theory. Prentice Hall : New Jersey.
Masalah.

1. Kerjakan operasi berikut ini:

2. Tentukan apakah pasangan operator berikut ini berubah:

3. Tunjukkan bahwa

4. Tunjukkan bahwa

5. Sebuah interpretasi dari prinsip ketidakpastianHeinsberg adalah bahwa


operator untuk linear momentum dalan arah x- tidak berubah dengan
operator untuk posisi sepanjangtitikx-.Jika

(dimana h = h/2𝜋 adalah sebuah konstanta dan i = √−1) menunjukkan


operator untuk llinear momentum dan posisi sepanjang titik x-, evalusi
pembalik

dan tunjukkan bahwa itu tidak sama dengan nol. (petunjuk : gunakan
operator dan untuk sebuah fungsi arbitrary ∅(𝑥), ingat bahwa
x∅(x) harus menjadi dibedakan sebagai produk.
6. Tunjukkan bahwa y = sinax adalah bukan fungsi eigen dari operator d/dx,
tetapi adalah fungsi eigen dari operator d2/dx2.
7. Tunjukkan bahwa fungsi , dimana A,i, dan m adalah
konstanta, adalah fungsi eigen dari operator

Berapakah nila eigen? Ambil h = h/2𝜋 menjadi konstanta, dan i = √−1.


8. Tunjukkan bahwa

Dimana n dan a adalah konstanta, adalah fungsi eigen dari operator


Hamiltonian dalam satu dimensi

Berapakah nilai eigen? Ambil h = h/2𝜋 menjadi konstanta.


9. Tunjukkan bahwa fungsi adalah fungsi eigen dari operator

Dimana a adalah konstanta. Berapakah nilai eigen?


10. Menggunakan dua dimensi operator rotasi

Temukan koordinat baru dari titik setelah rotasi melalui sudut


a. (2,2) melalui 30o
b. (4,1) melalui 45o
c. (-4,-3 melalui 180o
d. (3,2) melalui 60o
e. (1,-3) melalui 240o
11. Molekul BF3 adalah molekul planar, atom florin berada di sudut pada
segitiga sama sisi. Dengan menentukan koordinat x- dan y- untuk setiap
atom florin (atom boron ditempatkan di pangkal), tunjukkan bahwa dua
dimensi C3 operasi perpendikular untuk bidang x-y dan melalui atom
boron akan mengubah molekul itu kedalam dirinya sendiri. (petunjuk:
tempatkan satu ikatan B-F sepanjang titik y.)
12. Operator diferensial untuk momentum sudut diberikan dengan bentuk

Dimana h adalah konstanta, r = ix + jy + kz dan


Anggap temukan komponen dari operator ini

13. Ubah komponen momentum sudut terdapat dalam


masalah 12. Untuk koordinat polar speri.

14. Diperoleh bentuk dari operator momentum sudut kuadrat total

Menggunakan bentuk yang terdapat pada masalah 13. Ingat bahwa


operator
Beroperasi pada dan tidak ditemukan dengan hanya mengkuadratkan
(lihat bagian 10-1).

Jawaban

𝟓
1. a. ∑𝒏=𝟎 𝒙𝒏
= 𝟏 + 𝒙 + 𝒙𝟐 + 𝒙𝟑 + 𝒙𝟒 + 𝒙𝟓
𝟓 𝒏
𝒃. ∑𝒏=𝟎(−𝟏) 𝒙𝒏
= 𝟏 + 𝒙 + 𝒙𝟐 + 𝒙𝟑 + 𝒙𝟒 + 𝒙𝟓
𝒄. ∆𝑬
= 𝑬𝟐 − 𝑬𝟏
𝝏(𝒙𝟑 𝒚)
𝒅.
𝝏𝒙
= 𝟑𝒙𝟐 𝒚
𝝏(𝒙𝟐 𝒚𝟑 )
𝒆. =
𝝏𝒙
= 𝟐𝒙𝒚𝟑
= 𝟐𝒚𝟑
̂𝑦 (4𝑥 3 𝑦 3 )
𝒇. = 𝐷
= 𝟏𝟐𝒙𝟑 𝒚𝟐
̂𝑧 (2𝑥𝑦 2 𝑧 2 )
𝒈. = 𝐷
= 𝟒𝒙𝒚𝒛𝟐
= 𝟖𝒙𝒚𝒛
𝟓
̂𝑥 ∑
𝒉. 𝐷 𝒙𝒏
𝒏=𝟎
= 𝟏 + 𝟐𝒙 + 𝟑𝒙𝟐 + 𝟒𝒙𝟑 + 𝟓𝒙𝟒

𝒊. = ∏ 𝒙𝒏 !
𝒏=𝟎
= 𝒙𝟎 ! + 𝒙𝟏 ! 𝒙𝟐 ! 𝒙𝟑 ! 𝒙𝟒 !
𝒂
j. (– 𝟏 𝟎 ) . (𝒃)
𝟎 −𝟏
−𝒂
=( )
−𝒃
2. (a) berpasangan (c) berpasangan
(b) berpasangan (d) tidak berpasangan

3.

Operator skalar ∇2 adalah diketahui sebagai operator Laplacian:

Laplacian φ atau ditulis φ didefinisikan sebagai

𝝏 𝝏 𝝏 𝝏 𝝏 𝝏
𝛁. 𝛁φ = (𝒊 +𝒋 + 𝒌 ) . (𝒊 +𝒋 +𝒌 )
𝝏𝒙 𝝏𝒚 𝝏𝒛 𝝏𝒙 𝝏𝒚 𝝏𝒛

𝝏𝟐 φ 𝝏𝟐 φ 𝝏𝟐 φ
𝛁. 𝛁φ = 𝛁 𝟐 φ = + +
𝝏𝒙𝟐 𝝏𝒚𝟐 𝝏𝒛𝟐

𝟒.

5.
6.

7. nilai eigen = mh
9. nilai eigen = a2

Anda mungkin juga menyukai