Pengantar
Bab 11 pada buku ini memuat materi cahaya dan alat optik. Pada Bab 11 ini terdiri dari
3 bagian yaitu sifat cahaya dan pembentukan bayangan pada alat optik, indra penglihatan
manusia dan hewan, dan alat optik dalam kehidupan sehari-hari. Pada bagian pertama
peserta didik mempelajari tentang sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan pada cermin,
dan lensa. Pada bagian kedua peserta didik mempelajari tentang indra penglihatan
manusia dan indra penglihatan serangga. Pada bagian ketiga, peserta didik akan
mempelajari tentang berbagai alat optik yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari
seperti kamera, kaca pembesar, mikroskop, dan teleskop. Seluruh materi pada bab ini
diajarkan melalui kegiatan diskusi, pemecahan masalah, penyelidikan, menganalisis data,
dan mencari informasi melalui lingkungan sekitar, media massa, ataupun media elektronik.
Setelah mempelajari seluruh bagian yang terdapat pada Bab 11, peserta didik mendapatkan
tugas untuk menyelesaikan proyek. Proyek yang akan dikerjakan oleh peserta didik adalah
membuat laporan kegiatan penyelidikan tentang pembentukan bayangan pada cermin
cekung dan cermin cembung. Apabila peserta didik telah selesai menyusun laporan, peserta
didik diminta untuk mempresentasikan hasilnya di depan kelas.
1. Kompetensi Dasar
3.12 Menganalisis sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan pada bidang datar dan
lengkung, serta penerapannya untuk menjelaskan proses penglihatan manusia, mata
serangga, dan prinsip kerja alat optik
4.12 Menyajikan hasil percobaan tentang pembentukan bayangan pada cermin dan lensa
3. Alokasi Waktu
Pembelajaran dan penilaian Bab 11 tentang cahaya dan alat optik memerlukan waktu 14
jam atau 6 kali tatap muka (TM) (dengan asumsi 5 JP/minggu diorganisasikan menjadi dua
kali TM, yakni 3 JP dan 2 JP). Pengorganisasian 6 TM tersebut adalah sebagai berikut.
B. Kegiatan Pembelajaran
Pada pembelajaran Bab 11 cahaya dan alat optik, guru dapat menerapkan pembelajaran
Problem Based Learning (PBL), inquiry, learning cycle, atau model pembelajaran lain,
yang prosesnya berbasis scientific approach.
d. Sifat cahaya dapat dipantulkan dapat dipelajari dengan menyorotkan senter ke atas
cermin. Peserta didik diminta mengamati pantulan cahaya yang terbentuk.
e. Peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan kegiatan menyorotkan senter ke
cermin datar. Selanjutnya peserta didik diarahkan untuk melakukan tanya jawab
tentang pantulan yang terjadi. Dengan demikian peserta didik dapat dibimbing untuk
mengetahui bahwa pantulan cahaya yang muncul dari dalam cermin tersebut
membuktikan bahwa cahaya dapat dipantulkan oleh permukaan yang halus.
Pemantulan jenis ini disebut sebagai pemantulan teratur.
f. Peserta didik diminta untuk menduga pantulan cahaya yang terjadi pada permukaan
yang bergelombang. Peserta didik dimotivasi untuk dapat mengajukan berbagai
pertanyaan terkait fenomena pemantulan cahaya pada permukaan yang bergelombang.
Jika memungkinkan, peserta didik dapat diminta untuk mendemonstrasikan
pemantulan cahaya pada permukaan yang bergelombang. Akan sulit melihat pola
pantulannya karena cahaya yang dipantulkan tersebut tidak beraturan. Peserta didik
diajak untuk mengenali bahwa pemantulan cahaya pada permukaan bergelombang
atau pada bidang yang tidak rata disebut sebagai pemantulan baur atau pemantulan
tidak teratur. Setelah memahami jenis-jenis pemantulan, peserta didik diminta untuk
mengerjakan fitur “Ayo, Kita Selesaikan” agar memahami sudut
datang dan sudut pantul.
g. Sifat cahaya dapat dibiaskan dapat dipelajari dengan cara meminta peserta didik
melakukan kegiatan “Mengapa sendok terlihatbengkok?” pada
fitur “Ayo, Kita Lakukan” pada Aktivitas 11.2. Pesertadidik
dapat diminta untuk bekerja secara berkelompok dan diharapkan peserta didik
dapat melakukan kegiatan praktikum dengan bersungguh-sungguh.
Pertemuan 2, Materi: Pembentukan Bayangan pada Cermin
a. Pada awal kegiatan pembelajaran guru dapat melakukan tanya jawab terkait dengan
kebiasaan peserta didik bercermin, fungsi cermin, peralatan apa saja yang
memanfaatkan cermin, dan apa saja kegunaan cermin. Selanjutnya guru dapat
menginformasikan bahwa materi yang akan dipelajari ialah tentang pembentukan
bayangan pada cermin datar dan pada cermin lengkung.
b. Pembentukan bayangan pada cermin datar dapat dipelajari dengan melakukan
aktivitas bayangan oleh cermin pada Aktivitas 11.3 fitur
“Ayo, Kita Lakukan” tentang pembentukan bayangan oleh
cermin datar. Peserta didik diminta untuk meletakkan benda di depan cermin pada
jarak tertentu kemudian mengamati sifat bayangan yang terbentuk.
c. Peserta didik menyampaikan hasil kegiatan pada Aktivitas 11.3. Selanjutnya peserta
didik dibimbing guru untuk menyimpulkan hasil Aktivitas 11.3.
d. Agar dapat memahami pembentukan bayangan pada cermin lengkung, peserta
didik diajak untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat
pada cermin lengkung serta mempelajari macam cermin lengkung. Guru dapat
menyediakan cermin cekung dan cermin cembung ataupun meminta peserta didik
untuk mencermati Gambar 11.12 yang terdapat pada Buku Siswa.
e. Setelah mengetahui unsur-unsur cermin lengkung, peserta didik dapat diminta untuk
melakukan Aktivitas 11. 4 tentang pembentukan bayangan oleh cermin cekung.
Peserta didik dapat diingatkan untuk dapat bekerjasama dengan baik bersama dengan
teman sekelompok serta melakukan percobaan dengan cermat dan teliti.
f. Peserta didik dapat diminta untuk menganalisis hubungan antara jarak bayangan,
jarak benda, dan titik fokus, serta menyelesaikan tugas diskusi yang terdapat
pada fitur. Kemudian peserta didik bersama denganguru
mendiskusikan hasil percobaan. Peserta didik dapat didorong untuk menyampaikan
pertanyaan yang dimiliki terkait dengan percobaan yang telah dilakukan maupun
tentang hasil diskusi.
g. Selanjutnya peserta didik bersama dengan guru dapat melakukan tanya jawab tentang
tiga sinar istimewa yang dibutuhkan untuk menemukan perpotongan sinar yang dapat
membentuk bayangan pada cermin cekung, seperti yang ada pada Buku Siswa. Peserta
didik dapat pula diajak untuk mempelajari cermin cembung. Selain dengan
menggunakan diagram tiga sinar istimewa tersebut, peserta didik juga dapat
ditugaskan untuk memahami dan menerapkan penggunaan persamaan umum optik
untuk menentukan letak bayangan, benda, dan titik fokus.
h. Agar lebih memahami, peserta didik dapat diminta untuk mempelajari contoh soal dan
mengerjakan soal yang ada pada Buku Siswa. Pada materi ini, guru perlu menekankan
penggunaan tanda negatif pada penulisan besar titik fokus di persamaan umum optik
untuk cermin cembung dan penggunaan tanda positif pada penulisan besar titik fokus
di persamaan optik untuk cermin cekung.
i. Pada materi pembentukan bayangan pada cermin lengkung ini, guru perlu
menekankan pada sifat bayangan yang dibentuk sangat dipengaruhi oleh letak benda
terhadap cermin lengkung, seperti yang telah dijelaskan pada Buku Siswa.
j. Selanjutnya peserta didik ditugaskan untuk mengerjakan fitur “Ayo,
Kita Diskusikan” dengan sebelumnya peserta didik diminta untuk memahami
contoh soal yang terdapat pada fitur “Ayo, Kita Pahami”.
Jika diperlukan, guru dapat menyusun soal tambahan terkait dengan pembentukan
bayangan pada cermin cekung dan cermin cembung.
k. Pada akhir kegiatan pembelajaran peserta didik diminta menyampaikan kesimpulan
dari materi yang telah dipelajari.
b. Peserta didik diminta untuk menuliskan di buku IPA tentang apa yang dirasakan oleh
peserta didik pada saat memejamkan mata.
c. Guru menginformasikan pada peserta didik bahwa pada hari ini peserta didik akan
melakukan percobaan untuk membuktikan pembentukan bayangan pada mata.
d. Peserta didik diminta berkelompok melakukan percobaan yang ada pada Aktivitas 11.6
tentang pembentukan bayangan pada mata dan kemudian mempresentasikan hasil
percobaannya tersebut di depan kelas.
e. Setelah peserta didik mengetahui pembentukan bayangan pada mata dan belajar tentang
bagian-bagian mata, peserta didik dibimbing melakukan kegiatan percobaan mengukur
diameter iris dan pupil. Pada kegiatan ini peserta didik akan mengukur diameter iris dan
pupil pada tempat terang (di luar kelas) dan pada tempat gelap (di dalam kelas). Melalui
kegiatan ini, peserta didik dapat mengetahui bahwa diameter iris dan pupil dapat
berubah-ubah. Perubahan diameter iris dan pupil tergantung pada jumlah cahaya yang
ada di lingkungan sekitar kita.
f. Selanjutnya pesertadidik diminta untuk mengerjakan fitur “Ayo,
Kita Pikirkan!” tentang penglihatan yang kabur sesaat ketika kita berpindah dari
ruangan yang terang menuju ruangan yang gelap.