Di Susun Oleh:
ALWI HAMDANI NASUTION
DEDI DIANSYAH
NURUL MAWADDAH HASIBUAN
RIZKY ADINDA PUTRI
SHOPIAH DHUHA SIREGAR
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT. dimana atas segala nikmat dan rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan tugas projek yang berjudul “Aliran Filsafat Dalan Dunia
Pendidikan Indonesia” untuk pemenuhan tugas pada mata kuliah Filsafat Pendidikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian tugas ini, serta kepada Ibu DORLINCE. selaku Dosen Filsafat Pendidikan
Universitas Negeri Medan yang telah memberikan arahan serta bimbingan kepada penyusun.
Penyusun sadar bahwa dalam projek ini masih terdapat kekurangan, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini.Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis sendiri khususnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI:
COVER................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..............................................................................4
B. TUJUAN...................................................................................................5
C. ALAT DAN BAHAN ...............................................................................6
BABII: PEMBAHASAN
D. PROSEDUR............................................................................................7
E. HASIL MINI RISET................................................................................8
KESIMPULAN....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah filsafat berasal dari dua suku kata dalam bahasa Yunani kuno,
yaitu phile atau philos yang berarti cinta atau sahabat, dan sophia atausophos yakebijaksanaan.
Kedua suku kata tersebut membentuk kata majemuk philosophiademikian, berdasarkan asal
usul philosophia (filsafat) berarti cinta kepada kebijsahabat kebijaksanaan. Karena istilah
philosophia dalam bahasa Indonesia identh filsafat, maka untuk orangnya, yaitu orang yang
mencintai kebijaksanaan disebu
Di zaman Yunani, filsafat bukan merupakan suatu disiplin teoritis dan spi suatu cara
hidup yang kongkret, suatu pandangan hidup yang total tentang man alam yang menyinari
seluruh kehidupan seseorang. Selanjutnya, dengan kehiduperkembangan peradaban manusia dan
problema yang di hadapinya, pengertianteoritis seperti yang di lahirkan filsafat Yunani itu
kehilangan kemampuan untujawaban yang layak tentang kebenaran peradaban itu telah
menyebabkan manusloncatan besar dalam bidang sains, teknologi, kedokteran dan pendidikan.
4
tujuan hidup kemanusiaan, melalui filsafat kependidikapendidikan adalah filsafat yang
digunakan dalam studi mengenai masalah-masal
Filsafat pendidikan perlu dikuasai oleh para pendidik, adapun alasannya antara lain: Pertama ,
karena pendidikan bersifat normatif, maka dalam rangka pendidikan diperlukan asumsi yang
bersifat normatif pula. Asumsi-asumsi pendidikan yang bersifat normatif itu antara lain dapat
bersumber dari filsafat. Filsafat pendidikan yang bersifat preskriptif dan normatif akan
memberikan petunjuk tentang apa yang seharusnya di dalam pendidikan atau apa yang dicita-
citakan dalam pendidikan.
Kedua, bahwa pendidikan tidak cukup dipahami hanya melalui pendekatan ilmiah yang
bersifat parsial dan deskriptif saja, melainkan perlu dipandang pula secara holistik. Adapun
kajian pendidikan secara holistik dapat diwujudkan melalui pendekatan filosofis.
Ada berbagai aliran filsafat pendidikan, antara lain Idealisme, Realisme, Pragmatisme,
dan sebagainya. Namun demikian, bangsa Indonesia sesungguhnya memiliki filsafat pendidikan
nasional tersendiri, yaitu filsafat pendidikan yang berdasarkan Pancasila.
Sehubungan dengan hal ini berbagai aliran filsafat pendidikan perlu kita pelajari, namun
demikian bahwa pendidikan yang kita selenggarakan hendaknya tetap berlandaskan Pancasila.
Pemahaman atas berbagai aliran filsafat pendidikan akan dapat membantu pendidik untuk tidak
terjerumus ke dalam aliran filsafat lain.
Di samping itu, sepanjang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, kita pun
dapat mengambil hikmah dari berbagai aliran filsafat pendidikan lainnya, dalam rangka
memperkokoh landasan filsafat pendidikan kita. Dengan memahami landasan filsafat pendidikan
diharapkan tidak terjadi kesalahan konsep tentang pendidikan yang akan mengakibatkan
terjadinya kesalahan dalam praktek pendidikan.
B. TUJUAN
1. Mempelajari tentang fungsi dan peranan filsafat dalam dunia pendidikan
5
2. Mengetahui tentang aliran filsafat apa saja yang di terapkan di dalam ruang lingkup
pendidikan
Adapun alat dan bahan yang kami gunakan dalam riset kali ini ialah pengetahuan kami
tentang filsafat dan aliran-alirannya.
6
BAB II
PEMBAHASAN
D. PROSEDUR
1. Pengajuan surat mini riset kepada keala jurusan yang kemudian disahkan dan di tanda
tangani oleh wakil dekan fakultas MIPA. Surat ini di butuhkan agar mahasiswa bisa
mendapatkan izin dari pihak sekolah yang di tuju sebagai bukti bahwa riset ini adalah sah
dan legal.
2. Langkah berikutnya ialah kami harus mendatangi sekolah yang kami tuju untuk meminta
izin. Dalam tahap ini kami harus menunggu konfirmasi dari pihak sekolah terkait izin yang
akan di berikan.
3. Apabila izin telah di berikan kepada kami, kami segera melakukan riset terhadap sekolah
yang kami tuju. Riset dilakukan didalam kelas pada saat jam pelajaran sedang berlangsung.
4. Selanjutnya kami melakukan riset. Riset yang kami lakukan ialah dengan cara mengamati
proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Kami mengamati tentang aliran apa saja
yang di gunakan oleh guru pada saat mengajarkan pelajaran kepada para muridnya.
7
E. HASIL MINI RISET
4. PROGRESIVISME
Guru dapat berpran
sebaggai pengarah dan
pembimbing
5. PRAGMATISME
Tak ada pemecahan
masalah
6. EKSISTENSIALISME
Guru menunjuk murid
untuk mengarahkannya
7. PERENIALISME
Guru mendominasi
keaktifan belajar
8. ESENSIALISME
Guru membawa materi
dengan mengaitkannya
pada suku-suku di
indonesia
9. REKONSTRUKSIONISME
Guru tak memberikan
motivasi tentang masa
depan bangsa
8
Keterangan:
1. Idealisme, guru menguasai teknik belajar sehingga guru di segani oleh muridnya
2. Realisme, guru dapat menguasai pengetahuan,terampil dalam mengajar dengan
metode penyampaian yang logis serta menuntut muridnya agar dapat menguasai
pembelajaran dengan baik.
3. Materialisme, guru mempunyai kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses
pendidikan
4. Progresivisme, guru berperan sebagai fasilitator fasilitator pembimbing dan pengarah
pembelajaran lebih berpusat pada siswa
5. Pragmatisme, guru mengutamakan metode pemecahan masalah serta metode
penyelidikan dalam pembelajaran
6. Eksistensialisme, guru memfasilitasi dan mengarahkan siswa agar berkembang menjadi
dirinya sendiri
7. Perenialisme, guru mempunyai peranan dominan dalam menyelenggarakan kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas
8. Esensialisme guru memberikan penjelasan tentang pola dasar pendidikan mengarah
kepada kebudayaan
9. Rekonstruksionisme guru memotivasi muridnya bahwa masa depan suatu bangsa
dibangun dari generasi sekarang dan generasi yang akan datang
9
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN.
Dari hasil mini riset yang telah dilakukan tadi dapat disimpulkan bahwa dalam
proses belajar mengajar di indonesia masih banyak menggunakan aliran-aliran filsafat
pendidikan. Hampir seluruh aliran filsafat pendidikan dapat diterapkan dalam proses belajar
mengajar ini kecuali untuk aliran pragmatisme dan aliran rekonstruksionisme. Aliran
pragmatisme dan aliran rekonstruksionisme ini masih agak sulit diterapkan karena pada
dasarnya tak semua mata pelajaran yang ada di sekolah dilakukan dengan pemecahan
masalah ataupun guru memberi motivasi motivasi tentang bahwa masa depan bangsa akan
dilanjutkan oleh para generasi berikutnya. Biasanya guru hanya bisa menjelaskan suatu
permasalahan tetapi belum tentu juga langsung memberikan atau menjelaskan tentang cara
pemecahan pemecahan masalahnya. Guru juga tidak bisa mengaitkan tentang masa depan
bangsa dengan materi karena biasanya materi pembelajaran tidak ada kaitannya dengan hal ini
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pembelajaranmu.com/2016/11/peranan-filsafat-pendidikan.html
10