ANTARA
PUSKESMAS RAWAT JALAN ANTIBAR
DENGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. RUBINI
MEMPAWAH
Nomor : 800 / 112.1 / Pusk
Nomor : 045 /916 / RSUD
TENTANG
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT
PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA
DENGAN
TENTANG
2. dr, DAVID V.P. SIANIPAR, M.Kes : Selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Rubini Mempawah yang
berkedudukan dan berkantor dijalan
Raden Kusno No. 1 Mempawah, dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama
serta sah mewakili dr. Rubini
Mempawah, selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.
PASAL 1
PENGERTIAN
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud perjanjian ini adalah sebagai dasar dan/atau pedoman PARA PIHAK dalam
melaksanakan pengelolaan limbah medis padat Puskesmas Rawat Jalan Semudun yang
belum memiliki sarana pengelolaan limbah medis padat (Incinerator) yang dilakukan di
RSUD dr. Rubini Mempawah yang telah memiliki sarana pengelolaan limbah medis padat
(Incinerator) agar limbah medis padat di Puskesmas Rawat Jalan Semudun dapat dikelola
dengan baik.
PASAL 3
RUANG LINGKUP
Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pasal 2, Puskesmas Rawat Jalan Semudun
akan mengambil dan mengirim limbah medis padat untuk dilakukan pengelolaan di RSUD
dr. Rubini Mempawah yang memiliki kemampuan untuk mengelola limbah medis padat.
Fasilitas dan sarana yang diberikan oleh Pihak Kedua dalam perjanjian ini adalah meliputi :
1. Incinerator
2. Bahan Bakar Solar
3. Tenaga Teknisi Incinerator
PASAL 5
PROSEDUR
PASAL 6
JANGKA WAKTU DAN PERJANJIAN
(1) Perjanjian kerjasama ini berlaku selama 2 (dua) tahun terhitung mulai Agustus 2018
sampai Januari 2020.
(2) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu perjanjian,
PARA PIHAK sepakat untuk saling memberitahukan maksudnya apabila hendak
memperpanjang atau menghentikan perjanjian kerjasama ini.
(3) Apabila sampai dengan berakhirnya waktu perjanjian ini, tidak ada surat
pemberitahuan dari salah satu Pihak sebagaimana dimaksud ayat (2) maka perjanjian
ini secara otomatis berakhir dengan sendirinya.
PASAL 7
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
(1) Pihak Pertama berhak mendapatkan pelayanan pengelolaan limbah medis padat oleh
Pihak Kedua.
(2) Pihak Pertama berkewajiban mengirimkan limbah medis padat yang telah dipacking
sesuai standar dan dipisahkan antara limbah tajam dan tidak tajam untuk diolah oleh
Pihak Kedua.
(3) Pihak Pertama berkewajiban melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati
dalam perjanjian kerjasama ini.
PASAL 8
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan biaya dari Pihak Pertama atas pelayanan
pengelolaan limbah medis padat.
(2) Pihak Kedua berkewajiban melayani Pihak Pertama dalam rangka pengelolaan limbah
medis padat.
(3) Pihak Kedua berkewajiban melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati dalam
perjanjian kerjasama ini.
PASAL 9
PEMUTUSAN PERJANJIAN
(1) Perjanjian ini dapat diakhiri salah satu pihak berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Persetujuan Para Pihak secara tertulis untuk mengakhiri Perjanjian ini dimana
pengakhiran Perjanjian akan berlaku efektif pada tanggal ditanda tangani
persetujuan pengakhiran tersebut.
b. Pihak lainnya melanggar ketentuan yang diatur dalam perjanjian ini (wanprestasi)
dan tetap tidak memenuhi atau tidak berusaha untuk memperbaikinya setelah
menerima surat peringatan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang
waktu ,minimal masing-masing 5 (lima) hari kerja. Pengakhiran berlaku efektif
seketika pada tanggal diterbitkannya surat pemberitahuan pengakhiran dari Pihak
yang dirugikan.
(2) Berakhirnya perjanjian ini tidak menghapuskan hak-hak dan kewajiban-kewajiban
yang telah timbul dan belum diselesaikan oleh salah sati PIHAK terhadap PIHAK
lainnya.
(3) Para Pihak Sepakat untuk mengesampingkan ketentuan pasal 1266 dan pasal 1267
KUHP sejauh mana yang mensyaratkan adanya suatu putusan hakim/pengadilan
terbelih dahulu untuk pembatalan/pengakhiran suatu perjanjian.
PASAL 1O
FORCE MAJEURE
(1) Yang dimaksud keadaan memaksa atau Force Majeure dalam Perjanjian ini adalah
peristiwa-peristiwa yang secara langsung mempengaruhi pelaksanaan perjanjian ini
dan terjadi di luar kekuasaan dan kehendak Para Pihak untuk mengatasinya seperti
bencana alam, pemogokan umum, pemberontakan, peperangan, wabah penyakit,
hura-hura dan atau adanya peraturan pemerintah tentang keadaan bahaya sehingga
Para Pihak terpaksa tidak dapat memenuhi kewajibannya.
(2) Peristiwa-peristiwa sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini harus dibenarkan oleh
pejabat yang berwenamg setempat dan diberitahukan secara tertulis oleh salah satu
PIHAK yang mengalaminya kepada PIHAK lainnya selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari kerja sejak terjadinya peristiwa yang dimaksud.
(3) Apabila peristiwa Force Majeure tersebut berlangsung terus hingga melebihi atau
diduga oleh pihak yang mengalami Force Majeure akan melebihi jangka waktu 30
(tiga puluh) hari kalender, maka Para Pihak sepakat untuk meninjau kembali jangka
waktu perjanjian ini.
(4) Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai akibat terjadinya
peristiwa Force MaJeure merupakan tanggungjawab masing-masing PIHAK.
Paraf Pihak Pertama
PASAL 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Setiap perselisihan, pertentangan dan perbedaan pendapat yang timbul sehubungan
dengan perjanjian ini akan diselesaikan terlebih dahulu secara musyawarah dan
mufakat oleh para Para Pihak.
(2) Apabila penyelesaian secara musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal
ini tidak berhasil mencapai mufakat, maka Para Pihak sepakat untuk menyerahkan
penyelesaian perselisihan tersebut melalui pengadilan.
(3) Mengenai Perjanjian ini dan segala akibatnya, para Pihak memilih kediaman hukum
atau domisili yang tetap dan umum di Pengadilan Negeri Pontianak.
PASAL 12
PEMBERITAHUAN
(2) Pemberitahuan yang diserahkan secara langsung dianggap telah diterima pada hari
penyerahan dengan bukti tanda tangan penerimaan pada buku exspedisi atau buku
tanda terima pengiriman, sedangkan pengiriman melalui telex atau faksimili dianggap
telah diterima pada saat telah diterima kode jawabannya (answerback) pada
pengiriman telex dan konfirmasi faksimili pada pengiriman faksimili.
PASAL 15
LAIN-LAIN
(1) Perjanjian ini tidak dapat dialihkan kepada pihak lain tanpa persetujan tertulis terlebih
dahulu dari kedua belah pihak.
(2) Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini akan
ditetapkan lebih lanjut dalam suatu addendum atas persetujuan kedua belah pihak dan
merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.
(3) PARA PIHAK sepakat dan setuju apabila dikemudian hari terdapat peraturan
perundangan-undangan yang bertentangan dengan perjanjian ini akan ditinjau kembali
dan disesuaikan dengan peraturan perundangan-undangan dimaksud.
PASAL 16
PENUTUP
Demikian perjanjian kerjasama ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap asli, masing-masing
bermaterai yang cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani
oleh kedua belah pihak.