Anda di halaman 1dari 122

“Ketika Pengagum Rahasia Sudah Tidak Rahasia Lagi”

Karya : Chintya Febriany Himawan

Mengagumi seseorang merupakan hal yang sangat wajar bagi setiap orang, tapi
bagaimana rasanya jika kita mengagumi orang yang banyak di kagumi orang lain juga?,
apakah kita akan menyerah begitu saja? Apakah kita akan tetap mengagumi orang itu?
Kring...kring... (bel berbunyi)
Semua murid mulai masuk ruangan masing - masing disertai dengan wajah yang sangat
tegang seketika di ruangan itu terasa hening terdengar suara sepatu dari luar dengan
cepat, ternyata seorang murid yang terlambat yaitu Chelsea anak yang pendiam,
mempunyai lesung di pipinya anak kelas 11 ipa b masuk dengan ngos ngosan lalu
duduk di bangkunya. Lalu datang pengawas ujian masuk kedalam kelas lalu
membagikan selembar kertas dan semua mulai berdo’a masing masing.
1 jam kemudian...
Semua siswa sudah mulai tidak tenang terdengar bisik berbisik “jawaban no 6 apa?” ada
lagi “jawaban nomer 36 apa?” sahut lagi berbisik dengan keras “a” banyak yang
bertanya kepada teman temannya jawaban yang mereka tidak mengerti. Chelsea
bertanya kepada mila temannya “mila” bisik chelsea “mil.. mila” bisik lebih keras lagi,
mila tidak mendengar Chelsea justru sebelah Mila yang mendengarkannya yaitu kakak
kelas yang menoleh ke Chelsea, “kak tolong panggilin sebelahnya kakak” ujar Chelsea
sambil menunjuk Mila, kakak itu memanggil Mila “Mil jawaban no 28 apa?” tanya
Chelsea, Mila hanya memberi isyarat hanya mengacungkan jari telunjuk yang artinya A.
Bbrraakk.... suara dobrakan dengan keras “jangan rame ini ujian” ujar pengawas ujian.
Semua kembali hening tidak lama kemudian terdengar bel tanda waktu telah habis
semua telah mengumpulkan dan mengambil tas untuk pulang.
Hari kedua ujian seperti biasanya Chelsea selalu bertanya ke Mila jika Ia tidak
mengetahui jawabanya, namun setiap Chelsea akan memanggil Mila, kakak kelas
sebelahnya Mila langsung memanggilnya seolah tau jika Chelsea akan memanggilnya,
dan ketika Chelsea hanya menoleh ke kakak itu, kakak itu juga akan menoleh ke
Chelsea, Chelsea merupakan anak yang mudah sekali kebawa perasaan atau bisa di
sebut baper, Chelsea baper dan kagum kepada sosok kakak kelas yang gagah badannya,
Sayangnya Dia tidak tahu nama kakak itu, Chelsea bertanya kepada kak Putri kakak
kelas yang duduk di sebelahnya dengan berbisik “kak namanya kakak itu siapa?” sambil
menunjuk kakak kelas yang di kagumi Chelsea “itu..? namanya Raka, kenapa? Jawab
dan tanya kak Putri “Nggak papa kak” Jawab Chelsea dengan sedikit ketawa, kak Putri
hanya tersenyum.
Hari ketiga Chelsea lebih semangat dari hari kemarin, karena dia tidak sabar
bertemu dengan kak raka, Chelsea menunggu di depan kelas sambil duduk dan berkata
dalam hati “aku nggak akan ceritaiin ini kepada siapapun aku akan menjadi secret
admirernya dia tapi kak Raka tau namaku ku nggak ya?”. Tidak lama kemudian bel
sudah berbunyi kak Raka datang agak terlambat dan ketika pengawas ujian masuk kelas
sangat kotor dan semua disuruh menyapu, Chelsea langsung mengambil sapu, ia sedikit
mencari perhatian ke kak Raka. Setelah selesai menyapu, ujian langsung dimulai seperti
biasanya.
Hari – hari berikutnya Chelsea selalu mencari perhatian ke kak Raka, sampai
hari terakhir ujian, Chelsea lupa tidak membawa kartu ujian lalu ia dimarahin pengawas
dan suruh menghadap petugas agar diberi kartu lagi, Chelsea merasa malu dengan kak
Raka dan Chelsea merasa sedih juga karna esok hari ia sudah tidak satu ruang lagi
dengan kak Raka, ketika Chelsea menoleh kebelakang kak Raka melihat Chelsea
dengan tersenyum, Chelsea langsung berpaling dan dalam hati Chelsea berkata “dia
lihat aku dia suka nggak ya sama aku” selang beberapa waktu chelsea menoleh
belakang memandangi kak Raka lagi yang masih mengerjakan soal. “Chelsea hadap ke
depan!” Perintah pengawas ujian. Chelsea langsung menghadap kedepan, tiba – tiba bel
sudah berbunyi seluruh lembar jawaban dikumpulkan dan pulang. Namun Chelsea
pulang terakhir karna ia ingin menunggu kak Raka pulang dan akhirnya Chelsea
mengikuti di belakangnya, dan Chelsea sekarang tau kalau kak Raka memakai motor
yang berwana hitam dan hijau.
Setelah sekian lama ujian telah berlalu Chelsea tidak pernah melihat kak Raka
karna kelas 12 berada di depan sedangkan kelas 11 berada di belakang “Chelsea
mencoba bertanya ke temanya Diva yang anaknya baik yang di percaya Chelsea bisa
jaga amanah “Div kamu kenal kak Raka nggak?” “kenal itu kan ketua PMR” Jawab
Diva, “Apa?” Chelsea kaget karna tidak menyangka kak Raka adalah ketua PMR dan
satu organisasi dengan Diva “Kenpa Chel?” Tanya Diva, “Nggak papa kok div” jawab
Chelsea sambil keluar kelas. Chelsea bingung apa yang harus dilakukannya “gimana ya
biar aku bisa deket sama kak Raka” dalam hatinya berkata. Chelsea kembali ke kelas
dan mencari Diva ia akan menceritakan kepada Diva.
“Dimana Diva win” tanya Chelsea ke Winda temannya.
“ Ada di masjid” jawab winda. Chelsea langsung menuju ke masjid.
“divaaa...” teriak Chelsea dan menghampiri Diva.
“Apa Chel?” tanya Diva
“aku mau cerita sama kamu tapi kamu janji jangan kasih tau siapa siapa ya!”
Ujar Chelsea dengan malu – malu.
“Iya janji, mau cerita apa sih?” , Tanya Diva lagi.
“aku sebenernya kagum sama kak Raka, aku pingin bisa deket sama kak Raka,
tapi aku kayaknya gabisa deh”
Kata Chelsea yang menceritakan semuanya ke Diva. Lalu Diva diam sejenak dan
memberi solusi ke Chelsea “gimana kalau kamu ngirim surat ke Dia?”.
“Nggak!! Aku malu gimana nanti kalau aku ketahuan Div” Ujar Chelsea.
“Nggak kira ada yang tau chel aku deh yang bantuin kamu, nggak bakalan ketahuan
kok! Santai lah, nanti kamu buat suratnya dirumah ya, terus besok kita fikirin gimana
caranya”. Kata Diva. Lalu mereka kembali ke kelas dan pelajaran seperti biasanya.
Setelah bel pulang sekolah berbunyi Chelsea mengajak sahabatnya yaitu Rani
pulang kerumahnya. Ketika sampai di rumah Chelsea langsung mengambil kertas
origami dan spidol untuk meuliskan sebuah surat untuk kak Raka. Chelsea bingung apa
yang harus ia tulis ia banyak menghabiskan kertas origami.
“kamu buat apa Chel?” tanya Rani. Chelsea bingung karena dia belum
menceritakan tentangnya ke Rani akhirnya Chelsea menceritakan semua ke Rani
“ kak Raka itu yang mana sih?” tanya Rani
“ dia itu ketua PMR Ran, kelas 12 Ipa a kapan kapan deh aku kasih tau ke
kamu” kata Chelsea
“aku mau buat surat buat kak Raka, tapi apa ya isi suratnya? Bantuin aku dong
Ran!” Ujar Chelsea.
“kamu tulis aja Semangat” Kata Rani.
“Masak gitu aja sih?” tanya Chelsea
“ Terus gimana? Dibuat percobaan dulu dah Chel” Kata Rani
Akhirnya Chelsea hanya menuliskan kata ‘SEMANGAT’ didalam suratnya yang
berwarna biru. Tidak lama kemudian Rani pamit pulang .
Pagi harinya Ibu Chelsea telah menyiapkan makanan lalu Chelsea makan
bersama keluarganya. Setelah itu Chelsea berangkat dengan di jemput Rani, di
perjalanan Rani bertanya “ gimana suratnya?”. “ sudak kok tinggal di kasihkan aja, tapi
gimana cara kasihin suratnya? Masak nitip ke temannya?” Tanya Chelsea. “kasihkan aja
ke motornya, udahlah nanti biar aku yang bantuin kamu” kata Rani. “ iyadah nanti aku
minta tolong sama diva juga kamu, karna diva juga aku kasih tau kemarin”. Sampai di
sekolah Chelsea dan Rani langsung mencari Diva.
“diva” panggil Chelsea
“gimana? Udah buat?” tanya Diva
“udah kok, aku mau taruh surat ini di motornya, nanti kalian bantu aku ya!” kata
Chelsea
“siap” jawab Rani dan Diva.
Ternyata kelas mereka sedang jamkos akhirnya Chelsea, Diva, dan Rani menuju ke
parkiran motor dan mencari motor kak Raka serta membawa surat yang telah di buat
Chelsea. Di sana Chelsea sangat takut ketahuan teman temannya/ orang yang kenal
dengan kak Raka jika mengetahui Chelsea dan temannya sedang menaruh sesuatu di
motor kak Raka. Mereka bertiga menunggu sepi dan Rani langsung menempelkan surat
yang sudah di beri pelekat kertas. Kemudian mereka kembali ke kelasnya dengan rasa
takut dan ketawa – ketawa karena tidak pernah mengalami hal seperti ini.
Ketika sekolah mau pulang Chelsea ingin menunggu kak Raka dan ingin tahu
bagimana ekspresinya ketika melihat suratnya. Tetapi Chelsea lupa jika ia sedang
berangkat dan pulang bersama dengan Rani jadi ia tidak jadi menunggu kak Raka.
Setelah Rani mengantarkan Chelsea pulang ke rumahnya Rani berkata “kamu buat lagi
suratnya chel” (sambil ketawa). “iya, aku juga akan kepoin tentang dia, nama
lengkapnya aja aku belum tau”. Jawab Chelsea dengan ketawa kecil. “ cari aja di daftar
nilai pararel disitu akan ada semua nama siswa siswi”. “iya deh, nanti malem aku cari
nama dia, terus aku cari instagramnya dia pokoknya aku mau stalking dia” kata Chelsea.
“iyadah semangat, aku pulang dulu ya” pamit Rani.
Malamnya, Chelsea langsung membuka Hpnya dan mencari daftar nilai pararel
di sekolahnya. Dia mencari siswa yang terdapat nama raka di kelas 12 ipa a dan dia
menemukan seorang yang bernama Raka Alfiansyah dan Chelsea langsung yakin bahwa
Raka itu adalah orang yang di maksud Chelsea. Chelsea melihat nilai pararel kak Raka
yaitu menempati urutan ke 31 dan dikelasnya peringkat 8. “peringkat kelasnya sama
kayak aku” dalam hatinya berkata dengan senyum senyum. Chelsea langsung
mengambil kertas origami dan menulis kata kata lagi untuk di tempelkan di motor kak
Raka.
Keesokan harinya Chelsea minta untuk ayahnya yang mengantarkannya karena
Chelsea ingin menunggu kak Raka melihat suratnya. Chelsea pelajaran seperti biasa
disela sela waktu ia mencari kesempatan untuk menempelkan suratnya, Chelsea
menempelkan suratnya dengan cara yang sama dengan hari yang kemarin tanpa
meminta bantuan Rani dan Diva. Ketika pulang sekolah Chelsea langsung menuju ke
tempat parkir dan menunggu kak Raka, namun kak Raka tidak segera pulang,
“kayaknya kak Raka ada kegiatan deh” fikir Chelsea. Lalu tidak lama kemudian awan
mulai gelap dan air turun dengan tiba tiba dan terdengar suara petir, surat itu telah
terkena hujan , Chelsea merasa kecewa karena suratnya telah basah dan tidak akan bisa
di baca isinya. Akhirnya Chelsea pulang dengan berjalan kaki dengan basah kuyub.
Setelah sampai dirumah ibunya berkata “kenapa kok kamu nggak telfon ayah kalau
sudah pulang?” . “ Hp ku mati bu” jawab Chelsea yang memang Hpnya mati. “ ya
sudah sana cepat mandi” perintah ibunya. Chelsea langsung menuju ke kamar mandi
dan setelah itu Chelsea menuju ruang makan dan selalu memikirkan kak Raka, lalu
Chelsea langsung membuka Hpnya dan mencari instagram kak Raka , akhirnya ia
menemukan instagramnya kak Raka namun Instagramnya di privasi, Chelsea menunggu
kak Raka menerima.
Chelsea menghubungi Rani sahabatnya dan menceritakan semuanya, Rani mulai
penasaran dengan sosok kak Raka yang menjadi incaran Chelsea. Ke esokan harinya
disekolah Rani mengajak Chelsea untuk memberi tahu kepadanya seperti apa kak Raka,
kemudian Chelsea mengajak Diva dan Rani untuk mencari kak Raka, sesampainya di
depan ruang PMR ternyata kak Raka sedang duduk duduk di depan, dan dengan kaget
Chelsea langsung teriak karena ia sangat senang bertemu dengan kak Raka lalu Chelsea
mengajak Rani dan Diva untuk kembali ke kelas, dan Chelsea berkata “aku udah nemu
instagramnya kak Raka loh”. “iya??apa namanya?” tanya diva. “namanya Alviansyah
“tapi sayangnya di privasi dan sampai sekarang belum di terima terima permintaanku”.
Kata Chelsea. “sabar aja Chel” ujar Rani. “yauda aku mau buat surat lagi buat kak
Ravi” Kata Chelsea dengan volume keras sehingga teman Chelsea ada yang mendengar
dan kebetulan temannya satu ekskul dengan kak Raka dan bertanya ke Chelsea “ kak
Raka siapa? Anak PMR Yang deket sama mbak shofie itu?” tanya teman Chelsea.
“haa??iya? jadi kak Raka punya pacar” jawab chelsea dengan nada kesal. “aku gatau
juga ya Chel, banyak loh yang ngefans sama dia juga, termasuk kamu juga kan? Kata
temannya lagi dengan bercanda. “ih, enggak kok” jawab Chelsea dan langsung pergi
meninggalkan temannya. Chelsea berfikir bagaimana jika kak Raka banyak
pengagumnya “ya panteslah banyak yang kagum sama dia orang kak Raka ketua PMR”
dalam hatinya berkata.
Chelsea selalu menunggu kak Raka menerima permintaanya di Instagram.
Tetapi tidak juga di respon Chelsea mengira bahwa instagram itu rupanya sudah tidak
dipakai lagi, akhirnya Chelsea memberanikan diri untuk mengirimkan pesan lewat
instagram itu dan tidak sengaja memencet ikon love dan mengirimkan ke kak Raka,
Chelsea kaget namun Chelsea tetap mengira bahwa instagram itu tidak dipakai. Tidak
lama kemudian terlintas fikiran Chelsea teringat kata temannya Chelsea bahwa kak
Raka banyak penggemarnya, namun Chelsea mengabaikan perkataan itu dan langsung
mengambil kertas origami untuk menuliskan surat lagi untuk kak Raka, dan kebetulan
Chelsea mendengar bahwa PMR ada lomba. Lalu chelsea memberi semangat dalam
surat itu dan memberanikan diri untuk menuliskan inisial namanya di surat dengan
huruf C.
Keesokan harinya Chelsea bersemangat berangkat sekolah untuk menempelkan
suratnya tersebut, ketika dikelas Chelsea sedang memberi pelekat di kertasnya tiba –
tiba Rani dan Diva menghampiri Chelsea “Chel kamu tu ngapain sih sibuk sibuk
ngirim surat ini ke kak Raka, ngapain juga kamu mikirin dia, dia juga nggak akan
mikirin kamu chel, kamu percuma berjuang kayak gini Chel” kata Diva karena kasihan
kepada Chelsea. “kok kamu ngomong gini sih Div, kamu harusnya dukung aku dong”
Kata Chelsea sambil berdiri. “udah lah kalian jangan bertengkar kayak gini, udah Div
biarin Chelsea kalau dia ingin berjuang” kata Rani. “oke kalau kalian nggak mau
bantuin aku, aku bisa buktiin kalau aku bisa, percuma aku punya sahabat yang sering
bersamaku tapi tak guna” Kata Chelsea sambil meninggalkan Diva dan Rani.
Chelsea sangat emosi pada hari itu, lalu chelsea ingin menenangkan hatinya
dengan cara bermain tenis meja yang berada di depan ruang UKS bersama temannya
fara, dan ternyata disana ada kak Raka, dan kak Raka memang jika dia melihat
seseorang tatapan matanya sangat mempesona Chelsea merasa kepedean jika kak Raka
itu suka dengannya, hal itu membuat Chelsea yang tadinya emosi berubah. Dan
melanjutkan tenis meja bersama fara, ketika itu Chelsea meminta umpan bola tinggi
kepadanya, dan Chelsea tidak sengaja bola tersebut mengenai kepala kak Raka, dan
semua anak PMR ketawa dengan keras dan ada salah satu temannya kak Raka berkata
“minta maaf dek, kasian lo kak Raka”. Namun Chelsea hanya diam saja dan melihat kak
Raka yang sedang memegangi kepalanya dengan menganggukkan kepalanya dengan
tersenyum. Lalu bel pulang sekolah berbunyi chelsea kembali ke kelasnya. “darimana
Chel?” tanya Diva. “dari ruang tenis” jawab Chelsea dengan cuek. “maafin aku ya yang
tadi” kata Diva. “iya nggak papa kok, aku mau pulang” kata Chelsea sambil
meninggalkan Diva.
Ketika sampai dirumah chelsea langsung membuka hpnya, seperti biasa ia
mengecek instagram kak Raka, dan ternyata kak Raka menerima permintaannya di
instagram dan mem follow back Chelsea, Chelsea sangat senang dengan hal itu, namun
Chelsea sangat malu dengan pesan yang pernah ia kirim ke kak Raka, ia takut jika kak
Raka tau jika Chelsea suka dengan kak Raka. Chelsea langsung menghubungi Diva dan
Rani untuk meceritakan semua hal ini.
 Diva kamu tau nggak? Kak Raka nge follback instagramku loh
Jarak beberapa menit diva membalas
 Apa? Iya
 Seneng nihh
 Tapi aku takut nih Div kan dulu aku pernah ngirim pesan nggak jelas gitu ke kak
Raka, takutnya dia tau lagi kalau aku suka sama dia
 Wkwkw, santai lah, biarin dia tau, kamu juga nggak kira dimarahin kalau dia tau
Ke esokan harinya ketika berangkat sekolah Chelsea mengetahui kak shofie
sedang menunggu kak raka yang sedang berlatih PMR, Chelsea langsung lari ke
kelasnya dan memikirkan perkataan Diva “diva bener kayaknya aku nggak akan
berhasil” lalu dari belakang muncul Rani “heeeyyy”. “huh.. kamu ran” ujar Chelsea.
“mikirin apa kamu Chel?” tanya Rani. “eehh tadi malem kak Raka nge follback
instagram ku loohh” Kata Chelsea yang sedang mengalihkan pembicaraan. “ iya?
Seneng nih” Kata Rani. “iya dongg”. Tak lama kemudian datang seorang osis ke
kelasnya untuk menyampaikan pengumuman bahwa besok diadakan acara hari guru
maka seluruh siswa siswi untuk memakai baju batik.
Pulang sekolah Chelsea menyiapkan baju batik untuk besok, dan keesokan
harinya Chelsea mencari kak Raka dan ingin sekali foto bersamanya namun Chelsea
masih tidak terlalu kenal dengan kak Raka apalagi kak Raka yang tidak mengenal
Chelsea. Lalu Chelsea memanggil wulan temannya yang 1 eksul dengan kak Raka
untuk meminta bantuan agar Chelsea bisa foto dengan kak Raka.
“wulan, kamu mau bantuin aku nggak” ujar Chelsea
“bantuin apa?” tanya Wulan
“ aku pingin foto sama kak Raka, tapi gimana caranya ya lan” kata Chelsea
“kamu suka sama kak Raka” tanya Wulan dengan kaget.
“ ssttt.. diem lan jangan keras keras” ujar Chelsea sambil menutup mulut nya
Wulan.
Chelsea dan wulan sedang berfikir bagimana caranya agar chelsea dengan kak
Raka bisa foto. Tidak lama kemudian Chelsea mendapatkan ide
“yey aku nemu ide, lan kamu sekarang ajak kak Raka foto, kan kamu kenal sama
dia, terus kan aku temanmu nanti aku gabung ikut foto, terus kamu pindah lan”
kata Chelsea dengan ketawa.
“iya Chel bagus idenya” kata Wulan yang langsung menghampiri kak Raka dan
meminta foto dengnnya.
Akhirnya kak Raka mau diajak foto bersama wulan. dan ketika kak Raka dan Wulan
foto, wulan mengajak Chelsea yang berada di sekitarnya untuk foto, ketika di foto
wulan langsung berkata “bentar, aku di panggil temanku” dengan segera pergi.
Akhirnya kak Raka dan Chelsea yang foto, lalu Chelsea memberanikan bicara dengan
kak Raka “kak foto lagi dong, gayanya yang sama” ujar Chelsea dengan gerogi. “oke”
jawab kak Raka dan mengikuti gaya Chelsea. Setelah mereka foto chelsea mengucapkan
terima kasih kepada kak Raka dan langsung pergi dengan perasaan senang dan gugup.
Ketika Chelsea di rumah chelsea terus terusan memandang fotonya, lalu wulan
memberi pesan ke Chelsea bahwa ia mempunyai nomer hp kak Raka, akhirnya Chelsea
menyuruh Wulan untuk mempromosikan nomer Chelsea hanya di kak Raka, lalu
Chelsea membuat story di Whatsapp nya dan ternyata kak Raka membaca storynya,
Chelsea sangat senang ia menganggap bahwa kak Raka telah menyimpan nomernya
juga, tetapi Chelsea juga ingin mengechat kak Raka namun tidak ada topik sama sekali,
lalu Chelsea mencoba berfikir bagaimana dia bisa ngechat kak ravi. Akhirnya Chelsea
menemukan cara yaitu dengan berpura – pura meminta nomer temannya karena ada
urusan penting.
Seiring berjalannya waktu Chelsea dan kak Raka sudah jarang berkomunikasi,
dan Chelsea juga tidak pernah melihat story kak Raka di Whatsapp, Chelsea
menceritakan semua ini ke Diva dan Rani sambil berjalan menuju koridor sekolah
disana mereka bertemu dengan kak Raka. “eh ada kak Raka loh Chel” kata Diva. “iya
Chel disana” sahut Rani. “ aduhh... iya, tolong liatin dia dong tepat aku jalan di
depannya dia lihatin aku apa enggak” ujar Chelsea dengan berjalan lebih cepat. Ketika
mereka bertiga sedang melewati kak Raka Chelsea sangat gerogi. “chel dia liatin kamu
tau” kata Rani. “iya? Beneran?” Jawab chelsea dengan kaget. “iya dia lihatin kamu lama
banget” Sahut Diva. Chelsea merasa senang sekali.
Waktu berjalan dengan sangat cepat, kak Raka sudah mendekati ujian nasional ,
Chelsea membuat surat lagi untuk kak Raka namun hanya 1 kali. Ketika sudah hampir
lulus dari masa SMA nya, Chelsea merasa sedih dan apa yang harus ia lakukan saat
wisuda nanti. Akhirnya Chelsea berusaha memberanikan diri untuk memberikan sebuah
bunga ketika wisuda kepada kak Raka, dan Chelsea mengajak foto yang terakhir
bersama kak Raka. Dan kak Raka tersenyum kepada Chelsea dengan senyuman yang
tidak seperti biasanya dan Chlesea mengulurkan tangannya ke kak Raka. “happy
graduation kak, sukses selalu ya!” ujar Chelsea sambil berlinang air matanya. “iya dek,
makasih , semangat ya belajarnya” Jawab kak Raka lalu meninggalkan Chelsea karena
kak Raka adalah orang yang sangat pemalu.
Sebenarnya kak Raka juga menyimpan rasa pada Chelsea, kak Raka adalah
seorang yang sangat pendiam dan orang yang sangat mengutamakan kepentingan
organisasi pastinya dia tidak akan sempat mengurusi masalah seperti itu. Mereka berdua
sebenarnya sama sama suka namun tidak ada satupun yang mengakuinya. Akhirnya
mereka berpisah dengan rasa menyesal karena salah satu dari mereka tidak ada yang
mengungkapkan perasaan mereka padahal mereka sama sama suka. Dan mereka tidak
pernah bertemu lagi.

~Ungkapkan apa yang semestinya di ungkapkan sebelum terlambat, suka nggak


nya dia itu urusan dia, yang penting kamu sudah mengungkapkan. Dan jangan pernah
malu untuk mengungkapkan lebih dulu karena tidak semua jawaban itu pasti tidak. Dan
perjuangan itu tidak pernah mengkhianati hasil, jika memang hasil itu tidak
menyenangkan tunggulah sampai indah itu datang pada waktunya.~
“AKU DAN SEBUAH HARAPAN”
Karya : Desi Windaniah

”Shel” Panggil seorang pria dengan nafas yang tersenggal-senggal.”iya…?”


Jawabku sembari menoleh ke arah suara yang memanggilku.Ya aku adalah Shela Olya
Safitri salah satu siswa di SMA Merdeka ini,salah satu cowok yang banyak di kenali
oleh siswa bahkan warga sekolah karena paras ku yang cantik sih kata mereka,dan juga
otakku yang lumayan lah bisa di bilang pinter,dan pastinya ramah terhadap semua
orang.bukan hanya itu aku pun banyak dikenali oleh warga sekolah karena aku menjalin
hubungan dengan salah satu siswa yang tak kalah terkenalnya juga dari aku.Sifin Dwi
Pangestu ya dia adalah pria yang memanggilku tadi salah satu Most wanted di SMA
Merdeka.ketua geng siswa-siswa nakal di sekolah,namun bukan hanya itu sifin banyak
dikenal juga karena wajahnya yang Tampan,yang membuat para kaum hawa terkagum-
kagum melihatnya.
”Cepet banget dah jalannya” Cerca sifin pada ku. ”kamu yang lambat aku yang
di salahin” Jawabku. ”ya udah,ayok bareng” Ucapnya sambil menggandeng tanganku
kayak anak kecil yang akan menyebrang jalan. ”Eh,ini dasinya gimana sih.” Celetukku
sambil menarik dasi di lehernya. ”hehe tadi aku kesiangan jadinya gini deh” Jawab sifin
dengan cengirannya. ”ya,udah sini aku pakein” Aku pun mendekatkan diriku sambil
menjinjit untuk menyamai tinggiku dengan sifin hingga jarak diantara aku dan sifin pun
terkikis hingga sangat dekat. ”Shell” Panggil sifin di sela-sela waktuku saat
memakaikan dasinya. ”Iya” Jawabku singkat. ”jangan berubah,aku harap kita terus
seperti ini,aku sayang kamu” Ucap sifin tulus dengan senyum manisnya yang selalu
menjadi favoritku. ”Semua nggak akan berubah sifin” Aku berjalan menuju kelas
masing-masing.
”Sifin….,shela pingsan,sekarang dia di Uks” Teriak seorang lelaki tinggi yang
mendatangi sifin. ”lo serius ? nggak usah bercanda,bercanda lo nggak lucu” Bantah sifin
dengan wajahnya yang mulai menunjukkan kegeramannya. ”Gue serius fin,bahkan gue
lihat sendiri dia di bopong sama si Dimas,ketua kelas Ipa 1” Tegas lelaki itu.sifin pun
berlari ke arah Uks untuk menemuiku yang sedang terpapang tak sadarkan diri akibat
terkena pukulan sapu oleh Dimas.
* flashback on *
”Siniin bukunya Shell” Pinta Nara teman sebangku ku yang ingin mencontek Tugas
Kimia yang di berikan oleh pak Arif. ”Iya,Iya bentar” Aku pun berjalan tanpa menoleh
sekitarku dan tiba-tiba Dimas yang hendak memukul jefri pun tak sengaja memukulkan
sapu yang Ia pegang ke kepala ku tanpa ku sadari seketika tubuhku lemas dan semuanya
jadi gelap.
*flashback off *
”Shell….Shella” Suara teriakan sifin terdengar oleh semua penghuni ruang Uks.
”Kamu nggak papa kan ?” Tanya sifin dengan tatapan meneliti.
”Aku baik-baik aja kok Fin” Jawabku dengan senyum manis ku.
”Siapa yang udah lakuin ini Shell…?” Tanya Sifin.
”Hu Cuma nggak sengaja kok Fin” Jawabku pada Sifin sambil mengelus tangannya.
”Lain kali hati—hati dong Shell,aku nggak mau kamu kenapa-napa” Tutur Sifin sambil
mengusap puncak kepala ku lembut.aku pun hanya membalasnya dengan anggukan.
Keesokan harinya aku berangkat seolah dengan membawakan bekal untuk
Sifin,karena permintaannya semalam. ”Aku pengen makan Nasi Goreng buatanmu”
ujarnya semalam.sesampainya disekolah akupun langsung pergi ke kelas Sifin
namun,Sifin belum datang,akhirnya aku memutuskan untuk menunggunya di depan
kelasnya sembari menunggu Sifin datang aku pun mulai mengingat-ingat bagaimana
awal mula hubungan ku dengan Sifin sampai-sampai aku sangat menyayanginya seperti
saat ini.ya setelah sekitar satu tahun yang lalu aku dan Sifin mulai menjalin hubungan
asmara,dengan warna-warni kisah yang telah kita lewati bersama,tak peduli meski
banyak pasang mata yang menyorot tak suka pada kita.tak lama ketika aku sedang sibuk
memikirkan Sifin,datang kak fatih seniorku di eskul silat,yah dia memang tampan
banyak yang menggilainya bahkan bisa dibilang dia lebih tampan di banding Sifin.
”Nunggu sapa Shell…?” Tanyanya sembari duduk di sebelahku,dia memang akrab
denganku yah bisa di bilang dia seperti selalu saja mendekatiku dan aku tak suka
itu,entahlah dekat dengannya seperti membuatku takut. ”Nunggu Sifin kak” Jawabku
singkat, ”Oh kirain nunggu aku hehehe,ya udah kalo gitu aku duluan ya Shell” Sambil
mengacak puncak kepalaku ”eh..iya kak” Jawabku kikuk.
Tanpa aku sadari sepasang mata sudah menatap ku sejak tadi,kemudian aku
mulai menghampirinya. ”Pergi.” Sapaku. ”Ngapain si fatih?godain kamu?” Tanya Sifin
tanpa menjawab sapaanku.
”Nggak ngapa-ngapain kok,suer deh” Jawabku meyakinkan Sifin. ”Hem” Yah begitulah
Sifin dia posesiv banget ketika lihat aku dekat dengan lelaki lain. ”Ini nasi gorengnya”
Ucapku mencairkan suasana. ”Oh iya,ya udahlah ayo makan bareng !” Ajak Sifin
sambil merengkuh pundakku,yang ku balaskan dengan anggukan.
Malam ini aku sendiri,ayah,mama,dan adik-adikku sedang keluar,dan Sifin dia
latihan Silat.Tiba-tiba satu pesan masuk pada teleponku ya,kak fatih,dia mengirim pesan
bahwa dirinya sedang di keroyok orang-orang jahat(preman) di dekat sekolah dan
meminta pertolonganku,aku pun langsung bergegas pergi bagaimanapun kak fatih
adalah seniorku dan sebgai juniornya aku harus bisa menghormatinya.aku pun tak lupa
untuk mengirimkan pesan kepada Sifin mengenai hal ini,karena biar bagaimanapun
Sifin juga manusia aku takut dia salah paham dan marah akan hal ini.
Aku sampai di alamat yang di kirimkan oleh kak fatih,benar dia sedang di pukuli
oleh beberapa preman lalu aku membantunya,ya kalo di banding atlet-atlet sih jurusku
belum sebagus mereka tapi setidaknya aku menjadi jawara di sekolah,dan merupakan
salah satu pesilat terbaik di sekolah.lalu aku mulai bergelut dengan preman tersebut
dibantu kak fatih dan akhirnya kita pun bisa mengalahkan preman tersebut. ”Lo nggak
papa kak?” Tanyaku pada kak fatih yang sepertinya terluka. ”Gue nggak papa kok”
Jawabnya. ”Gue anterin pulang ya kak,kayaknya lo lemes banget” Tawarku pada kak
fatih,ia mengangguk setuju,aku pun mengantarkan pulang kerumahnya.
Sesampainya di rumah kak fatih aku langsung membopong kak fatih ke dalam
rumahnya ”Duduk Shell….” Pinta kak fatih. ”Iya kak” Aku pun duduk sambil
membuka handphone ku dan hal pertama yang ku lihat adalah 60 panggilan tak terjawab
dari Sifin,benar saja dari tadi HP ku aku silent jadi aku nggak denger waktu Sifin telpon
aku.kak fatih duduk di sampingku membawa air hangat dan handuk untuk mengompres
lukanya ”Sini gue bantuin kak” Fatih pun memberikan handuknya kepadaku,aku pun
sibuk mengompres lukanya.
”Shell” Panggil fatih
”Iya kak” Jawabku
”Gue suka sama lo walau pun gue tau lo milik orang lain” Ujar kak fatih
Dan brakkkk…..suara bantingan pintu terdengar.ya itu Sifin,Sifin mendengar semua
yang fatih bicarakan.
”Oh jadi gini bilangnya nolong fatih tapi nggak taunya malah mesra-mesraan di
belakangku” Sergah Sifin.
”Ini semua nggak seperti yang kamu lihat Fin,kita…..”
”Udahlah aku capek tau shell,kamu nggak pernah ngehargain aku,kamu terus aja bikin
aku sakit,aku nggak suka shell kamu deket sama dia,tapi apa,kamu malah bela-belain
malem-malem buat nolongin dia,itu yang kamu bilang sayang,mana shell,mana..?” Sifin
seakan-akan mengeluarkan semua isi hatinya.
”Dengerin aku dulu Fin,jangan salah paham,aku beneran nolongin kak fatih Fin”
Jawabku membenarkan.
”Udahlah shell gue udah capek,gue sayang lo shell tapi apa,malah kayak gini,mending
kita udahan aja shell” Cerca Sifin.
”Maksutnya apa sih Fin,aku sayang banget sama kamu,aku nggak pernah macem-
macem sama kak fatih,Fin” Jawabku dengan air mata yang mulai menetes.
”Udahlah Shell,kita udahan aja,mulai sekarang kita putus !!!” Tegas Sifin.
”Maksutnya apa Fin,dengerin penjelasanku dulu” Jawabku sambil memegang lengan
Sifin.
”Iya Fin,ini semua cuma salah paham” Fatih pun ikut bicara.
”Udahlah nggak ada yang perlu di jelasin lagi Shell” Tegas Sifin sambil melepaskan
genggamanku di lengannya.
Aku pun pulang dengan keadaan yang sangat kacau,aku coba untuk
menghubungi Sifin tapi tak ada satupun jawaban yang ku dapatkan dari Sifin,bahkan
Sifin justru memblokir akun whatsapp ku,keesokan harinya pun di sekolah aku pun
sengaja datang pagi hari,tak lupa aku membawakan sekotak nasi goring kesukaan
Sifin.seperti biasanya aku selalu menanti Sifin datang di depan kelasku,karena untuk
menuju kelasnya,Sifin pasti akan melewati depan kelasku.hampir satu jam aku
menunggu kedatangan Sifin,namun ia tak kunjung datang,ku coba untuk mendatangi
kelasnya memastikan kalau saja dia sudah datang,tapi dugaan ku salah Sifin belum juga
datang.aku pun tak lupa bertanya padaa teman sekelasnya tapi tak ada satu pun tahu
Sifin dimana dan apakah sekarang dia akan masuk sekolah.aku masih terus menunggu
Sifin, ”Mungkin hari ini dia terlambat” Gumamku dalam hati.
Ternyata semua pikiranku salah.Sifin tak masuk hari ini,alangkah gelisahnya
diriku akan hal itu. ”Shell....?,Shell…,Sheellll…?” Teriak Naira karena aku tak kunjung
meresponnya,aku pun tersentak mendengar teriakan naira,karena jujur saja dari tadi pagi
aku hanya diam dan termenung tanpa memperhatikan segala sesuatu yang terjadi
disekitar kelas. ”Ah……Iya nai,kenapa?” Jawabku kaget. ”Lo kenapa sih dari tadi
bengong mulu,ada masalah ni pasti,ayo sama siapa?berantem sama mama apa Sifin?”
Tanya naira. ”Ah…enggak perasaan lo aja kali” Jawabku singkat. ”Udahlah Shell lo itu
berapa lama sih kenal gue?,gue apal banget sama sikap lo” Tegas Naira. ”Gue beneran
nggak papa ra” Jawabku menegaskan. ”Ya udah nanti kalo lo udah siap cerita ke gue”
balas Naira,yang hanya ku jawab dengan anggukan.
Sepulang sekolah ku sempatkan diriku untuk mendatangi Sifin,jujur saja aku di
ambang kegelisahan,aku pun mengkhawatirkan keadaan Sifin,karena aku sangat
mengenal Sifin dia bisa saja melakukan hal-hal aneh yang mungkin dapat mencelakakan
dirinya ketika ia sedang mendapatkan sebuah masalah.sampai di rumah Sifin benar saja
ia tak ada di rumah,bahkan ayahnya mengatakan kalau Sifin belum pulang mulai dari
semalem.aku pun tak tunggu waktu lama untuk segera pergi dari rumah Sifin,setelah
berpamitan dengan ayah Sifin aku pun langsung pergi ketempat dimana,aku ataupun
Sifin sering datangi ketika kita sedang berhadapan dengan sebuah masalah.
Disinilah aku sekarang,diatas gedung sebuah mall di sudut kota,disinilah
biasanya aku taupun Sifin melepas penat,dan berusaha menenangkan hati dan pikiran
masing-masing saat sedang dilanda masalah.betapa kecewanya aku ketika aku tak dapat
menemukan Sifin disini,seketika hujan turun membasahi tubuhku,namun hal itu tak
membuatku melangkahkan kaki untuk mundur atau pergi dari sini,aku malah
menjatuhkan tubuhku di tengah guyuran hujan deras .aku pun tak dapat menahan
lagi,air mataku pun berhasil lolos dari mataku,air mata yang sangat dibenci oleh Sifin.
”kamu dimana Fin,…..! aku mohon jangan pergi jangan tinggalin aku Fin,tolong
dengerin penjelasanku dulu” Lirihku sambil menangis di tengah derasnya hujan.
Pukul tujuh malam aku sampai dirumah dengan keadaan yang benar-benar
memprihatinkan ketika ditatap mata. ”Dari mana Shell…?Kok pulang basah kuyub
gini? katanya dari belajar kelompok?” Tanya mamaku panjang,yah memang aku pamit
belajar kelompok ke mama,karena aku nggak mau mama tahu mengenai masalah Sifin.
”Iya ma….tadi Shella pulang keujanan abang Gojeknya lupa nggak bawa mantel,mau
ngiyup dulu keburu malem,hehehe…” jawabku meyakinkan mama. ”Ya udah,cepet
mandi,keramas,terus langsung makan!” Pinta mama padaku. ”iya ma,ya udah Shela ke
kamar dulu” Jawabku sambil mencium pipi mamaku.
Setelah membersihkan diri,akupun berbaring diatas ranjangku,ku pejamkan
mataku sejenak,mengingat kejadian kemarin malam,yah betapa bodohnya diriku bisa-
bisanya aku semudah itu membiarkan Sifin pergi.aku pun bangkit dari
tidurku,menghampiri sebuah foto dalam bingkai pigura yang sengaja kuletakkan di atas
meja belajarku,yang tak lain adalah fotoku dengan Sifin,foto yang saat itu kita ambil
pada saat kita merayakan anniversary jadian kita yang ke 12 bulan. ”kamu kemana Fin?
Kenapa tiba-tiba pergi ?bisikku dan kemudian ku peluk foto itu,hingga aku pun terlelap
dengan keadaan menangis.”
Keesokan harinya aku terbangun dari tidurku karena terkena sengatan mentari di
pagi hari yang seakan-akan menyapaku dengan menerpa tubuhku menggunakan
sinarnya.aku pun segera berseragam untuk bersiap-siap berangkat sekolah,tiba-tiba saja
satu notifikasi masuk ke HP ku,ternyata pesan dari Adrian yang tak lain adalah teman
dekat Sifin.ternyata Adrian memberitahuku kalau Sifin menghilang,karena dia pergi
kerumah neneknya.ya selain aku,orang yang selalu peduli pada Sifin adalah
neneknya,dan Adrian juga memberitahuku kalau sekarang Sifin sudah pulang.aku pun
segera berangkat ke sekolah,aku ingin segera menemui Sifin,untuk meluruskan kesalah
pahaman itu.
Seperti biasa aku menunggu Sifin di depan kelasku,dan tak lama benar saja Sifin
datang,aku pun menghampirinya,”Sifin” Panggilku,tak ada jawaban dari Sifin ia hanya
menghentikan langkahnya. ”Aku,mau ngomong” Celetukku. ”Ngomong aja” Jawab
Sifin singkat. ”kamu harus dengerin penjelasanku dulu Fin” Ujarku. ”Apa lagi sih yang
mau dijelasin?udah cukup semuanya Shell” Jelas Nico sambil berjalan meninggalkanku.
”kamu pernah bilang,kamu nggak mau kehilangan aku,tapi kenapa sekarang kamu yang
ninggalin aku hanya karena masalah yang cuma salah paham” Sifin berbalik
menghadapku. ”Aku itu sayang lo Shell,sayang banget,tapi lo udah bikin hati gue sakit
Shell,jadi kalo lo sayang gue pliss ngertiin gue,gue ingin sendiri sekarang” Aku pun
hanya bisa menangis mendengar perkataan sifin. ”Oke kalo itu mau kamu aku bakalan
ngejauhi kamu,tapi asal kamu tahu aku tulus sayang sama kamu,dan aku nggak mau
masalah ini terjadi fin,oke kalo alurnya harus kayak gini,aku ngalah,aku bakalan
ngejauhin kamu,dan terima kasih atas cuplikan kenangan yang sempat kita lukis,thank”
jawabku sembari menepuk pundak sifin.
semenjak kejadian itu sifin benar-benar menjauhiku,ia tak pernah peduli dengan
segala penjelasanku.bahkan kita yang dulunya sangat dekat bagai asing yang tak saling
menyapa walau hanya sekedar mengucap ”hay”,sejak saat iti hari-hari ku mulai terasa
jenuh hanya ada aku dan rindu dengan berjuta harapan yang selalu terlintas di pikiran
ku.
Aku pun hanya bisa berdo’a agar semua dapat kembali seperti sedia kala,walau
ku tahu tak semua yang indah dapat bertahan lama.kini tinggalah aku dengan sejuta
rindu yang hadir menemaniku,dengan rindu yang selalu curang yang malah bertambah
setiap hari,dan sifin mungkin dia tengan sibuk dengan kegiatannya yang mungkin dapat
melepaskannya dari segala kesepian dan kerinduan,karena ku tahu sifin hanyalah sendiri
keluarganya sudah tak harmonis lagi.Hal itu yang selalu menghantuiku,aku selalu
memikirkannya,aku takut dia merasakan seperti yang aku rasakan.aku hanya berharap
baik,aku maupun dia sama-sama bahagia,karena ku tau aku tak bisa mengharapkan atau
memaksakan hal yang tak tuhan takdirkan bagiku.Namun,terkadang aku egois aku
selalu berharap semua akan indah seperti dulu,dan aku tak akan kesepian lagi,tapi apa
daya hidup adalah skenario tuhan dan kini tinggalah aku dengan sebuah harapan yang
selalu ku nantikan kehadirannya.
MELDA DAN MIMPINYA
Karya: melda safitri
Tiga tahun sudah berlalu, melda meminta kepada kedua orang tuanya
untuk pindah sekolah ke jember, permintaan itu dikabulukan oleh ibunya, tetapi
ayahnya sedikit keberatan. “kenapa kamu pindah? Apakah ada masalah di
sekolah mu sehingga kamu ingin pindah? Tanya ayahnya. Tidak yah, melda
ingin pindah sekolah karna melda ingin mencari pengalaman lebih banyak lagi.
Lalu bagai mana dengan tantemu? Apakah dia setuju dengan keputusanmu itu?
Tanya ayahnya.
Dengan berat hati, melda menjawab “ aku belum bicara kepada tante tetapi pasti
aku akan mengatakan kepadanya segera”
Melda juga sebenarnya tau jika orang tuanya merasa keberatan jika melda harus
tinggal bersama tantenya.

Di satu sisi dia ingin mencari pengalaman dan menggapai cita-citanya,


di sisi lain dia tahu ayah dan ibunya tidak mampu jauh dariku.

Hari demi hari berlalu, melda semakin rindu kepada keluarag kecilnya.
Tak jarang dia selalu menangis hingga larut malam.

Tante melda pun menyadari apa yang melda rasakan saat ini. “kamu
kenapa nak?” tanya tantenya.
“aku baik-baik saja kok tante, aku hanya sedang kelelaha,” jawab melda,
sebenarnya tantenya pun sudah mengetahui apa yang sedang melda
rasakan tetapi dia tidak mau menambah beban melda saat ini.
“Nak tante akan selalu mendoakanmu, tante juga akan selalu
mendukung apa yang ingin kau lakukan , berusahalah dengan giat untuk
mendapatkan keinginanmu,”
Nasehat bibinya. Setelah mendapatkan nasihat itu, melda tahu bahwa
tantenya akan selalu berdoa dan mendukungnya.
Beberapa hari setelah itu, melda mendapat kabar bahwa sekolah
SMAN 1 palembang didekat rumah orang tuanya akan mengadakan
lomba pidato dan pemenangnya akan diterima bersekolah disana dan
mendapatkan beasiswa. Melda pun mengikuti lomba tersebut dan
akhirnya gugur.
Diapun memberi tahu kabar tersebut kepada orang tua dan tantenya.
Lalu orang tua dan tantenya terus menyuport melda untuk terus berjuang
dan menggapai mimpinya.

Haripun terus berlalu, dengan kejadian kemaren meldapun terus giat


belajar dan terus belajar,
Lalu melda berkata “baiklah mungkin di balik kegagalan ku ini mungkin
allah punya cara tersendiri untuk menggapai kesuksesanku”.

Lalu setelah 3bulan melda hidup di rantau dan jauh dari orang tuanya,
melda pun mulai beradaptasi dengan lingkungan di jember, dengan
berkhayal, kesuksesan sedang menantiku,aku jangan gampang terpuruk
dengan keadaan ku sekarang, Ya, memang benar aku sekarang jauh dari
orang tuaku,
Tapi setidaknya di suatu hari nanti aku ingin menunjukkan prestasiku
kepada orang tuaku.
Memang tidak mudah untuk aku menggapai semua itu, tetapi selagi
akum au berusaha dan aku mempunyai tekat yang tinggi untuk
menggapai semua impianku, apa salahnya?
“ karna yang aku tahu hasil tidak akan menghianati prosesnya”.

Selama disekolah aku mempunyai cukup banyak teman, yang selalu


menyuport aku, dan selalu memberi nasihat kepadaku, mereka berkata,
“ kok kamu bias sampe sekolah di jember mel?” Tanya teman-temanya
melda.

Lalu melda pun menjawab,


“ panjang ceritanya, gini awal mula kenapa aku mau sekolah di
jember, Karena aku mempunyai tekat yang tinggi untuk menggapai
mimpiku,
dan aku mempunyai tante yang tinggal di kota jember, lalu akupun mulai
berfikiran untuk tinggal bersama tanteku dan sekolah disini,
tidak mudah untuk aku berjuang sendirian di kota orang.
Lalu bel pulang pun berbunyi, dan kami pun memutuskan untuk pulang
bersama dan melanjutkan ceritaku tadi, lalu akupun mulai melanjutkan
ceritaku yang terpotong karena bel sekolah tadi.

Dan akupun sudah lumayan betah karena aku sudah mengenali sifat
teman-teman tapi aku masih belum terlalu aktif.
Hari ini bu veny pun membuat kelompok akupun langsung
mengerjakanya.
Di kelompok tersebut ada sosok perempuan yang lumayan lucu dan
cantik.
Aku kenal sifat dan diapun bernama Virana Amaliyah.

Setelah diadakan kelompok tersebut, lalu aku dan virana mulai


memutuskan untuk satu bangku.
Dengan seiringnya waktu, aku dan virana mulai akrab dan mulai berbagi
cerita satu sama lain, du suatu ketika aku sedang pusing di kelas, lalu
virana pun memanggil petugas PMR untuk membawa ku keruang UKS.

Virana: kamu knpa mell?


Melda: engga aku gapapa kok
Virana: kamu pasti belum sarapan? Iyakan?
Melda: udah kok, aku tadi udah sarapan roti sebelum berangkat ke
sekolah
Virana: oalah iyada mungkin kamu lagi kecapek an
Melda: hehe iya

“Beberapa jam kemudian bel istirahat pun berbunyi”


Lalu virana pun bergegas ke kantin untuk membelikan aku nasi dan
menyuapiku,
Setelah virana selesai menyuapiku, lalu seketika air mataku pun mengalir
di pipiku,
Dan viranapun mulai bertanya kepadaku “kamu kenapa lagi mell? Apa
ada masalah? Ayolah jangan di pendem sendiri, cerita sama aku, apa
gunanya aku kalo kamu gamau cerita?”
Akupun mulai terbuka kepada virana
“gini vir,aku sekarang mulai tidak kerasan disini lagi, aku mulai lelah
dengan semuanya, difikiranku selalu tidak bisa stabil,
jadi aku terus kepikiran orang tuaku, aku selalu terbayang-bayang
rumahku.
Aku kayak yang merasa menyesal udah sekolah disini,ternyata susah ya
kalo jauh dari orang tua.
Aku yang selalu apa-apa tergantung dengan ayah ibukuu,
Lalu sekarang aku hidup sendiri disini, aku kayak yang udah gakuat vir.

Lagi-lagi viranapun menasehatiku.


“ gini ya sekarang,
kamutu sekarang udah gaada gunanya kalo kamu menyesali semua ini,
toh juga ini dari awal memang keputusanmu kan?
Iya aku paham mel, aku ngerti apa yang lagi kamu rasain sekarang,
Cuma logikanya kalo semisal kamu menyerah, itu sama aja kamu gabisa
konsekuen dengan omonganmu ari awal.

Katanya mau mengejar mimpimu?


Mau hidup mandiri? Mau berjuang demi cita-cita?
HAYOOO.
Mana semangatmu, masak loyo?
Tenang jangan khawatir, kamu disini gak sendirian kok, kan sekarang
udah ada aku.
Jadi kamu sekarang harus janji sama aku, kalo kamu lagi punya
masalah,ataupun lagi kangen sama orang tuamu, kamu langsung cerita
sama aku, ya siapa tau aku bisa bantu, dan bisa buat kamu bahagia lagi.

Aku mau ngomong sama kamu sekarang, apa yang kamu alami
sekarang sudah terjadi mell,
Jadi kamu gabisa kalo mau mundur gitu aja, kalo gini kamu sama aja lari
dari masalah dong?
Apa salahnya kalo kamu lagi kangen sama orang tuamu, kamu langsung
sholat, lalu berdoa buat ayah ibumu, semoga orang tuamu selalu di
berikan kemudahan dalam segala urusanya, dan selalu di lapangkan
rezekinya, di beri kesehatan jasmani maupun rohani.

“lalu akupun mulai mencerna nasihat dari virana”


Bener apa yang dibilang sama virana, aku salah kalo aku menyerah
begitu saja, aku salah kalo mau menyerah gitu saja.
Perjalanan ku sudah lumayan jauh, sudah banyak lika-liku yang aku
lewatin disini.
Dengan kehadiran virana yang selalu menyuportku, lalu pintu hatiku pun
terbuka, aku mulai mengikuti saran-saran yang dia berikan kepadaku

Aku dan virana mulai menjalani hari-hari kami berdua dengan bahagia,
hingga semesteran pun tiba, lalu aku berkata kepada virana,

“aku selesai ujian mau pulang ke Palembang” saut virana “Behh iyata?
Tak kirain kamu mau berlibur disini mell
Jawab melda” enggak vir, ayah ibukku bilang kalo aku disuruh
berlibur disana, soalnya mereka khawatir denganku, ayah ibukku juga
bilang, setidaknya aku bisa berkumpul sama keluarga selama liburan ini,
dan bisa merefresh otakku.

“Hari dimana bagi rapot pun tiba”


Alhamdulillah aku sama virana masuk 10 besar di kelas,
Lalu tanteku pun datang untuk mengambil rapotku,
dan disanapun tanteku keburu menjemputku karna penerbangan
pesawatku akan terbang selama 4jam yang akan datang.
Dan disana pula dan di jam itu pula, aku berpamitan dengan virana dan
mamanya, aku sedih dan aku mulai meneteskan air mataku dan
memeluknya dengan sekuat kuatnya, karna aku bangga dan sangat
berterimakasih sudah di pertemekuan dengan sosok perempuan yang
amat sangat cantik, lucu dermawan, tulus, mempunyai rasa saying
kepada teman yang amat sangat luar biasa, dan tidak la ma
kemudian, akupun berpamitan pula dengan wali kelasku.
“The Experience”
(pengalaman)
Karya : Mila Nindi Alfiatin Zahroh

Suatu hari, disaat aku berjalan ke arah kertas yang tertempel dimadding
berwarna merah, yang mungkin saat itu menjadi sorotan para siswa-siswi yang baru
lulus dari SMP/MTS yang mendaftar disekolah ini, akupun merasa takut, sedikit deg
degkan pula. Langkah demi langkah terus ku lalui, sampai akhirnya aku berdiri tepat
didepan madding itu dan setelah aku tau saat namaku terpampang dilembar kertas itu
akupun sangat senang dan bersyukur atas diterimanya aku menjadi calon peserta didik
baru Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember.
Sebelum resmi menjadi siswi MAN 2 Jember harus memenuhi beberapa
persyaratan, salah satunya yaitu wajib mengikuti acara MOS atau dikenal dengan istilah
MATSAMA (Masa Ta’aruf Siswa Madrasah). Kegiatan ini bertujuan untuk agar
perserta didik baru mengenal lebih dalam tentang MAN 2 Jember. Selain itu, dimadding
merah tersebut juga tertulis nama dari setiap gugus dan aku masuk digugus 9.
Setelah mengetahui berbagai macam pengumuman akupun langsung bergegas
pulang kerumah. Lalu aku langsung mempersiapkan sesuatu yang diperlukan saat
mengikuti MATSAMA. Selain itu, aku juga mempersiapkan barang-barang akan
dibawa kepondok. Selama aku sekolah di MAN 2 Jember aku mempunyai keinginan
untuk mondok dengan tujuan mencari ilmu dunia dan ilmu agama secara beriringan.
Sebenarnya dari kecil aku pengen sekali mondok, akan tetapi nenekku kurang setuju
akan hal itu, dengan alasan *takut nggak betah dipondok;v*.
Pada tanggal 15 Juli 2017 aku memutuskan untuk berangkat ke Pondok.
Pesantren Alfitriyah Salafiyah yang terletak didaerah Gebang-Jember. Jarak antara
MAN 2 Jember dan pondok tersebut lumayan dekat.
Sesampainya dipondok aku langsung menuju kerumah Kyai.Abah Yusuf Mubin
yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Alfitriyah Salafiyah. lalu menuju kekamar
pengurus yang mana disana ada kakak-kakak yang bertugas menerima santri baru.
Akupun mengisi formulir yang telah disediakan. Kakak-kakak itu memberitahuku
tentang peraturan yang ada dipondok. Kemudian kakak-kakak langsung
mengantarkanku menuju kamar yang telah ditentukan oleh kakak pengurus.
Sampai dikamar tersebut, ternyata yang menempati kamar itu adalah adek
saudaraku yang bernama miftah. Disamping miftah ada seorang perempuan yang tinggi,
putih dan kelihatannya pendiem, akupun mengajak ia untuk berkenalan.
“Hey, perkenalkan manaku Nindy, namamu siapa?.” ujar aku.
“Namaku Riza, biasa dipanggil caca.” Ujar Riza.
Aku dan Riza saling memperkenalkan diri, serta diiringi dengan guyonan-guyonan. Dan
Riza-lah yang merupakan teman pertama yang aku kenal saat dipondok. Selang
beberapa waktu, banyak santri baru yang datang. Kamipun saling memperkenalkan diri.
Hingga akhirnya kami saling mengenal satu sama lain.
Keesokan harinya, tibalah saatnya acara MATSAMA 2017 yang mana acara
tersebut cukup seru dan dilaksanakan selama 7 hari. Acara tersebut antara lain pemateri,
penampilan yel-yel pergugus, juga banyak penampilan DEMO dari setiap
ekstrakulikuler MAN 2 Jember yang mampu menarik perhatian peserta didik baru, agar
nantinya dapat bergabung dalam ekstrakulikuler tersebut. Akupun tertarik pada DEMO
Pramuka, Jurnalis dan PMR. Dan aku berniat ingin bergabung ekstrakulikuler tersebut.
Namun, keinginan itu berubah seketika. Dan endingnya aku hanya bergabung dalam
ekstrakulikuler Pramuka yang biasa dikenal dengan sebutan PRAMANDA (Pramuka
MAN 2).
Menurutku pramanda itu salah satu ekstrakulikuler bergengsi yang tidak kalah
kerennya dengan ekstrakulikuler lainnya. Oleh karena itu aku bangga menjadi bagian
dari keluarga PRAMANDA.
Salah satu pengalaman di pramanda, aku pernah mengikuti LABGAB (Latihan
Gabungan) diIAIN Jember. Yang mana kegiatan ini menggunakan Prinsip dasar
kepramukaan dan metode pendidikan kepramukaan, yang penggunanya disesuaikan
dengan keadaan dan perkembangan pemuda, masyarakat, bangsa dan Negara. Dalam
acara tersebut, kita bisa menambah pengalaman, menambah teman baru dari sekolah
lain, serta wawasan kepramukaan.
Selain pramanda, aku juga ikut bergabung dalam OSIM&MPK MAN 2 Jember.
Dimana organisasi tersebut merupakan organisasi tertinggi dimadrasah. Banyak sekali
pengalaman yang aku dapatkan dari organisasi ini, karena pengalaman ini tidak dapat
dipelajari didalam kelas. Akupun pernah menjadi Ketua Panitia dalam acara Maulid
Nabi, yang mana acara tersebut merupakan acara pertama pada periode 2018/2019, dan
Alhamdulillah acara tersebut berjalan dengan lancar, merkipun masih banyak
kekurangan-kekurangan yang ada dalam acara itu.
Aku sangat senang, karena selain keluarga dirumah, aku juga mempunyai
keluarga di Kelas, di Pramanda, di OSIM&MPK dan Keluarga di Pondok Pesantren
Alfitriyah Salafiyah. Merekalah yang membuat cerita dalam kehidupan sehari-hariku,
dengan merekalah aku membuat sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Entah itu
pengalaman yang menyedihkan, menyenangkan, pengalaman yang konyol dan lain lain.
Aku bangga bisa mengenal kalian semua. Makasih atas semuanya…
Sang Bocah Pahlawan Desa
Karya : M. Yahya Armansyah

Pagi itu,Burung berkicau serasa sedang bersaut-sautan,Ayam berkokok


menandakan pagi datang,embut yang melekat pada daun,Matahari yang masih malu
menanpakan dirinya,membuat udara suhu masih terasa dingin,lalu lalang bapak-bapak
yang akan berangkat berangkat kekebun untuk mencari nafkah,menambah suasana ahad
yang cerah.
Aku terbangun dan sejenak terlintas dipikiranku yakni apa yang akan aku lakukan hari
ini.apa aku akan bermain,membantu ibu,atau aku akan berolahraga.setiap ahad aku pasti
memikirkan ketiga kegiatan tersbut.
“Tok…Tok…Tok,nak bangun sudah pukul 05.00,kamu masih belum sholat
subuh,ayo bangun! Buka pintunya.” Bapak membangunkanku. “
“Iya,Pak tunggu sebentar.”jawab ku. Aku bergegas membuka pintu dan
langsung menuju kamar mandi. Setelah mandi aku langsung menunaikan sholat subuh,
setelah sholat ibu memanggilku.
“Yahya,kesini Nak,sarapannya sudah siap”.
“Oh,iya Bu”jawabku.
Aku menuju ke dapur untuk sarapan. Aku bertanya pada Bapak yang sudah berada
didapur.
“Pak,kemana Mbak?, kok gak ada.
“Oh,Mbak mu masih merapikan tempat tidurnya”.jawab Bapak.
Oh ya, aku adalah anak kedua dari dua bersaudara,anak pertama ibu adalah mbak ku
namanya Ovilia, biasa aku panggil mbak ovil. Dia orangnya baik dan lucu. Oleh karena
itu,jika dia tidak sarapan bersama,serasa suasana krik krik. Jika dia tidak ada, pasti aku
panggil dia untuk sarapan bersama.
“Tok..Tok..Tok”, kuketuk pintu kamarnya.
“Iya siapa ya?,bapakkah?,ujar dia.
“Bukan mbak,ini adek?”,jawabku.
“Oh,ada apa Yahya?”.jawab mbak.
“Sarapannya sudah siap!ayo sarapan, sama bapak dan ibu juga”. Kataku.
Krek..Mbak membuka pintu kamarnya.
“Ayo dek”,kata Mbak.
Kami pun sekeluarga sarapan bersama. Diwaktu selesai sarapan, Mbak memanggilku,
“Dek,Mbak dapet WA dari Fery, katanya Fery mau kesini, mau ngajak main
sama
Kamu”. Kata Mbak.
“Oh ya, aku tunggu Fery”. Jawabku.
“Yah, sebelum fery datang ayo bantu Mbak, beres-beres rumah, kamu beresin
kamarmu dan rapikan”.ujar Dia.
“Siap Bos”.jawabku sambil tersenyum pepsodent.
Aku membersihkan kamarku, merapikannya sampai terlihat bagus dan tidak bau.
Hingga tak terasa sudah pukul 07.00, istirahat karena lelah, habis beres –beres. Aku
nonton TV sambil menunggu Fery.
***
Tak lama kemudian Fery datang.
“Ya..Ya..”. Fery memanggil.
“Oy”. Jawabku sambil bergegas menuju kedepan rumah.
“Ada, apa jo?”. Tanyaku .(jo adalah sebutan ku pada Fery.
“Gak ada sih, cuman mau ngajak main sepak bola”. Jawab Fery.
“Emang ada lawannya jo?”. Jawabku.
“iya ada, aku barusan lewat Lapangan dan bertemu kawanku yang dari desa
Kemiri Songo, mereka katanya mau ngajak tanding sama kelompok desa kita”.
Ucap Fery.
Kemiri Songo adalah desa tetangga yang setiap Ahad pagi pasti datang ke Lampeji
untuk bertanding sepak bola dengan tim kami(Lampeji).
“Oh Ok Jo, anak-anak sudah dilapangan?” jawabku bertanya.
“Iya sebagian sudah ada disana”, Ucap fery.
“Terus yang belom dilapangan siapa saja jo?”. Tanyaku lagi.
“Yang gak ada disana Ucup,Rori,Dimas sama penjaga gawangnya Adi”.
Jawab Fery.
“Kalau begitu ayo kita panggil Jo!” Ucap ku.
(Ucup,Rori,Dimas dan Adi adalah sahabatku yang selalu setiap Ahad bergabung untuk
bermain sepak bola).

Aku dan Fery bergegas menuju rumah mereka. Ditengah perjalan aku berfikir agar lebih
cepat, aku dan Fery membagi rute. Aku kerumah Adi dan Dimas, sedangkan Fery
kerumah Ucup dan Rori. Kami berpencar supaya lebih cepat.
Sampai lah aku dirumah Adi.
“Assalamualaikum, Di.. Adi..”. panggilku.
“Waalaikumsalam, ada apa Cak ?”.Adi menghampiriku sambil bertanya.
“Di, Ayo! main bola lawannya sudah ada dilapangan, sebagian teman kita
sudah
ada disana”. Ujarku .
“Ok. Siap”. Jawab Adi.
“Sebelum kelapangan ayo! Ikut aku kerumah Dimas”, ucapku.
“Ayo”. Jawab adi.
Kami bergegas berlari sekuat tenaga,sampai menghabiskan nafas,supaya lebih cepat.
Kami berdua sampai kerumah Dimas dengan nafas yang sudah habis.
Kami memanggil Dimas,
“Assalamualaikum, Dim..Dimas”. tidak ada yang menjawab dirumah itu.
Kami pun berlari kebelakang rumahnya, yang disana ada pintu dapur rumahnya. Kami
pun melihat Ibu dimas tengah masak, kami pun menghampirinya,
“Assalamualaikum bu”.
“Waalaikumsalam, ada apa Nak?”.jawab Ibu Dimas.
“Dimas ada nu?,” Adi bertanya ke Ibu Dimas.
“Dimasnya masih tidur Nak, sana kalian bangunkan sendiri, Ibu soalnya
masih memasak”.jawab Ibu Dimas.
kami pun masuk dan menuju kamar Dimas. Kami melihat Dimas tengah nyenyak tidur.
“Di, gimana ini?, mau dibangunkan apa nggak?”. Aku bertanya ke Adi.
“Sikat Cak, kita bangunkan aja Dia”,jawab Adi sambil memasang muka
jahat.
Dimas adalah anak yang suka tidur, badannya yang besar menjadi pendukung untuk dia
tetap seperti gaya momentum yakni ketetapannya mempertahankan geraknya lebih
tepatnya tetap diam.
Kami pun menjewer telinga, hidung dan mencubit tangannya. Tetapi masih belum
bangun juga.

“Wadoh, susah bangun nih kebo”. Ucap Adi sambil tertawa.


“wkwkwkwkw… coba teriak maling Di..,siapa tau dia bangun”. Ujarku
sambil tertawa juga.
“Woy, maling woy, bangun Dim”. Teriak kami dengan keras. Sontak dimas
langsung kaget , saking kagetnya dia melompat dari temlat tidurnya. “BREK” tepat
Dimas melompat ke Adi. Aku tertawa dengan kencangnya. Melihat Adi yang remuk
didudukinya.
“woy gajah jangan duduk diatas gue,minggir lu!,” ucap Adi sambil kesakitan.
“Eh, maaf bro gue kaget,jadi begini deh, lu juga sih pakek teriak-teriak
segala,cukup di sentuh aja gue udah bangun”.jawab Dimas kaget sambil menyingkir.
“eh, bocah lu udah dibangunin sama kita tetap aja lu gak bangun”. Kataku
sambil tertawa.
“Ada apa kalian pagi-pagi kesini? Ganggu aku tidur aja”. Kata dimas
“Dim ayo main sepak bola dilapangan, udah datang tuh lawannya, dan
sebagian teman kita juga udah ada disana”.
“Oh, ayodah kalau begitu”.jawabnya penuh semangat.
Kamipun bergegas menuju kelapangan yang lokasinya tidak jauh dari rumah Dimas.
Sesampainya disana, kami melihat teman-teman sudah berada disana. Fery pun juga ada
disana dengan Ucup dan Rori. Lengkaplah tim kami untuk bertanding.
“Priiitt”, pluit sudah mulai dibunyikan. Tanda pertandingan sudah
dimulai.kami satu sama lain saling memberi semangat, agar kami kompak dan menang
melawan mereka yang dari Kemiri songo. Pertandingan dimulai, kami saling jual beli
serangan, serang demi serangan kami lancarkan, yang akhirnya sampai pulit akhir
dibunyikan kami mendapat banyak Gol yakni 12 : 0, 12 untuk kemenangan tim kami.
Sudah bertanding kami berjabat tangan, menandakan tiada pertengkaran apapun
hasilnya.setelh lelah bertanding dan lawan sudah mulai pulang, kami berenam,
Aku,Ucup,Rori,Adi, Dimas dan Fery menuju sungai untuk mandi disana. Yang
kebetulan lokasinya dekat atau berada disamping lapangan hanya dipisahkan 2 petak
sawah.tapi sungainnya berada di bawah/dataran rendah. Kami disana mandi
membersihkan tubuh yang kotor habis bermain. Disana kami bercanda tawa, saling
mengejek satu sama lain, tapi ejekan tersebut tidaklah keterlaluan hanya sebatas ejekan
candaan.
***
Tiba-tiba terdengar suara petani berteriak,
“Hey kalian kembali!, dan kembalikan pepaya itu!, dasar anak kurang ajar”.
Serentak dari teriakan itu. kami dari bawah sungai melihat keatas ada tujuh anak yang
berlari membawa banyak pepaya.
“Eh itukan anak-anak yang main bola tadi”. Ucap Fery.
“iya, kenapa masih ada disini nampak mereka tadi pulan”. Ucap Ku
kebingungan.
“iya,tadi kan mereka lewat sawah”. Ucap ucup.
“wadoh, mungkin mereka yang disebut petani itu”. Ucapku dengan penuh
keyakinan.
Kami berfikir, bahwa merekalah yang mencuri papaya petani itu.
“Hey,ayo! kita kejar dan tangkap mereka”. Ajak Fery.
“Ya, ayo! Mereka telah melakukan perbuatan salah”. Ucap Dimas.
Kami pun mengejar mereka,
“Wadoh, mereka lari ke jembatan rekk!”. Ujar Fery.
Jembatan adalah penghubung antara desa Lampeji dengan desa tetangga atau Kemiri
Songo. Kami berfikir bagaimana supaya mereka tidak terlepas atau kabur.kami
menyusun siasat.
“Aku,Adi,Rori akan mengejar mereka dari belakang, dan kalian
Dimas,Ucup dan Fery, kalian hadang mereka didepan sana. Untuk lebih cepat kalian
lewat sungai ini aja.”. siasatku.
“Ok lah kami akan menghadang mereka”. Jawab Dimas.
Kami pun berpencar untuk mengejar dan mengepung mereka.
“Ayo rek, lebih cepat lagi, keburu mereka lepas”. Ucapku keRori dan Adi.
Kami sekuat tenaga mengejar mereka dari belakang. Tak lama kami bertiga nampak
melihat Dimas,Ucup dan Fery sudah ada di jembatan menghadang mereka .kami
bergebas dan akhirya kami sampai dan mengepung mereka dari belakang.
“Hayo kalian mau kemana bocah”, ucap adi.
“Mau lari kemana kalian”. Ucapku sambil mengepungnya.
“Cepat kembalikan pepaya itu,” ujar dimas.
Mereka bertujuh tidak mau mengembalikan pepaya itu dan salah satu dari mereka
menyerang Dimas. Terjadilah perkelahian, melihat itu kami juga ikut berkelahi.
Walaupun jumlah kam sedikit tapi kami percaya kalau kami akan menang.
Yang akhirnya kami berhasil mengalahkan mereka .dan membawa mereka ke petani
tersebut.
***
Dalam perjalan aku bertanya pada mereka,
“Apakah kalian tidak merasa kasihan kepada petani itu? Yang panas-panas
memanen pepaya”.
“Iya kami bersalah telah mencuri pepaya petani itu, kami lapar ,makanya
kami mengambil pepaya tersebut”.
Setelah sampai, petani langsung menyambut dengan marah-marah kepada mereka.
“sudah pak jangan marahi mereka,alasan mereka mencuri adalah karena
mereka lapar,setelah bertanding”. Ujar rori .
“Iya pak,kami menyesal, telah mencuri pepaya anda”. Jawaban mereka
dengan rasa takut dan menyesal.
“Iya pak, tolong maafkan mereka, mereka sudah mengakui
kesalahannya”.ujar ku.
Petani itu pun memafkan mereka,
“Baiklah Nak, aku memaafkan kalian, kalian tidak boleh mencuri atau
mengambil barang yang bukan milik kalian, jika kalian lapar atau butuh,kalian tidak
perlu mencuri cukup kalian memintanya, itu lebih baik untuk kalian”.
“Baiklah Pak terima kasih telah memaafkan kami kita”.jawab mereka.
“Pak, kami laparnih habis mengejar mereka tadi, boleh kami minta pepaya
bapak”. Minta dimas kepada petani.
Serontak kami semua tertawa,
“Makan terus yang dipikir bocah gendut”. Ujar ucup.
Petani tertawa sambil mengambil pepaya untuk dia bagikan,
“Ni nak, kalian makan pepayanya, jika kurang kalian ambil saja di
pohonnya.
“Asyik terima kasih pak,bapak baik sekali”.ujarku
“ Iya pak terima kasih ya”, sambut teman-teman yang lain.
“Iya nak, sama-sama, sana kalian makan pepaya itu sama-sama”. Jawab
bapak dengan ikhlss.
Kami pun semua makan pepaya sama-sama, sesekali sambil bercanda tawa.
Mengejar impian
Karya :NOVIA QOMARIAH

Semua berawal dari lomba pramuka tahun lalu di sekolah itu, perlombaan itu
terdiri dari berbagai lomba pramuka, PBB,FOTOGRAFi, dan masih banyak lainnya
berlangsung selama dua hari sabtu dan minggu.” Ayo peserta pramuka harap bersiap
siap untuk melaksanakan upacara dan pembagian juara. Setelah peserta membereskan
tenda”. Kata pengumuman dari panitia itu, aku dan reguku bersegera membereskan
tenda kemudian kami menuuju tempat sanggar kami.” Yaallah capek sekali” yas nanti
kalau sudah di ruumah aku cepet tidur “ rasanya remuk sekali badanku” .
Keluhan dari regu pramuka kami, kami duduk berselonjir di salah satu kelas
Pembina pramuka kami tidak ada di karnakan sedang mandi. Tiba tiba” alhammdulilah
terimakasih ya allah ternyata tidak sia sia lomba pramuka yang di ikuti oleng anak anak
ku “. Kata guru pendamping,” alhadulillah kenapa pak kok kayaknya ada kabar yang
menyenangkan”…”ya pak kita penasaran” guru hanya tersesum, akupun ikut
pensaran.” Ayo pak jangan bikin kita penasaran” ungkap temanku” gini ya kita pulang
ke sekolah membawa 2 piala aku bangga ke pada anak anak ku semua. Terimakasih ya
“jelasnya.
Kamipun tidak percaya dua piala apakah,maksutnya kita menang lomba.”iya
nak”…”loh kok bapak bisa tau dari mana:”…”bapak barusan lihat di mading,ini lihat
udah saya foto”. Sambil menunjukkan hpnya.tm kamipun menggeromboli semua. Dan
melihat bersama.”…”ah ya allah Alhamdulillah, ye,ye,ye”.”ternyata kita benar”.kami
serempek bertepuk tangan dan bersorak gembira dengan pengumuman itu aku hanya
berdiam dan tidak percaya bahwa aku mendapat kemenangan atas ke juara tiga lomba
FOTOGRAFI yang kebetulan aku,”selamat ya”.
Dari beberapa temanku.”pak, maaf sebelumnya saya pinjam hpnya untuk
mengecek kembali”.” Ya ini”,” pak tolong jelaskan bagaimana cara menentukan
kejuaraan ini”.tanyaku guru sambil jelaskan”.ya div kamu menang”jawabnya
meyakinkanku”. Fida ini bawa hpnya nanti waktu pengumuman kamu yang memotret
oliv sama Diana wakttu pemotoan’’ya baik pak”.ini benar diluar dugaan kita ya,rasanya
jika kita mendapat juara semua capek rasanya hilang semua”.kata fida”ya.senang sekali
ya”peserta lomba harap menuju kelapangan hijau upacara akan dimulai”.kamipun
menuju kesana dengan rasa gembira.rasa gemetar tubuhku tiada henti tiba saat
pengumuman kejuaraan”juara 3 fotografi dimenangkan oleh…”ternyata bukan dari tim
pramukaku.aku hanya kaget dan terdiam “hahh,kok bukan dari regu kita “.yaa.paling
ada yang salah “kok bisa“rasa heranpun timbul”padahal di mading jelas jelas tertulis tim
kita juara payah ini”.aku menangis menuju sanggar ke guru pendamping tampa
memperhatikan yang lain.
“loh mana pialanya,kenepa kamu menangis div gimana pengumumannya”Tanya sang
guru.ayo jelasin oliv!!.”sambil menangis”saya gak ngerti harus bagaimana lagi.ternyata
yang dipanggil waktu pembagian piala atau kejuaraan bukan dari tim kita pak,ternyata
dari sekolah lain”.”kok bisa oliv padahal sudah jelas tim kita yang meneng”,”teman
teman juga bingung kanapa pengumuman itu begini jadinya”.jelasnya.”tapi juara 2 outt
bount dapatkan”.”saya gak ngerti pak saya menuju kesini”.”ada yang bawa hp kan ya
terus bawanya bapak dimana?’.ini pak saya bawa tadi’.”pak ahmad segera menghubungi
fida gimana kok pengumumannya begitu.?”ya pak kita harus apa pak”gini nak kamu
maju Tanya panitia kok yang di umumkan kok gak sama seperti di mading,”baik
pak”…aku dan pak ahmad menunggu kabar selanjutnya,namun air mataku tak kunjung
berhenti…”udah oliv jangan nangis terus,ntar kamu sakit gimana gak bisa
sekolah”,”nggak pak aku gak papa”.”kalok menang itu yang ada dalam perlombaan
semua baik tapi ada yang lebih baik walau nilainya tidak jauh dari yang baik itu,saya
bangga.aku bangga kok sama oliv memiliki kemampuan dalam fotografi,bagi pak
ahmad kamu sudah juara.”nasehatnya.”ya,pak terima kasih nasehatnya yang gak terima
kenapa harus dipampang saya yang di tulis sebagai pemenang kalok akhirnya seperti
ini.yang saya mau kalau gak juara gak usah di tulis”ungkapnya.oh”,itu mungkin
panitianya itu salah pengumumkan,namanya juga manusia pasti ada salahnya”.”aku
tetap mendesak guruku untuk menanyakan pengumuman itu.maaf pak sebelumnya,saya
mau tanya apa apa pak ahmad tidak memiki teman yang mengajar disini”.tiba tiba iya
teringat bahwa beliau memiliki teman yang kebetulan sebagai ke siswaan.lalu beliau
menghubungi teman yang kebetulan sebagai ke siswaan.lalu beliau menghubunginya
setelah selesai lalu beliau bercerita,”kata teman saya tidak tau apa apa tentang
pengumuman itu dan memang itu hasil terakhir itu sudah hasil dari penilaian ke 2”. “
lalu gimana dengan pengumuman di mading itu pak ahmad ?,tanyaku dengan penuh
harpan .” tidak bisa kayaknya ,di mading itu pengumuman sementara ini juga kesalahan
panitia dalam menaruh pengumuman itu”, ‘terus gimana pak?”,”udah saya Tanya ke
panitia katanya salah yang di mading itu, terus waktu komplen itu juga ada beberapa
dari sekolah lain”. Jelas fida yang menghampiri kami waktu itu bersama tim pramuka
.”ya, nak sudah barusan pak ahmad juga menghubungi teman bapak tadi”, ungkap fida
“ya, tapi gak papa kok “ gimana upacaranya sudah selesai”.” Ya pak”, dengan suara
yang lemas dari tim pramuka “lo kalian gak semangat ayo dong semangat kitakan udah
bawa piala walau 1 kita harus bersyukur” ”baik pak” “sekolah apa ini aku gak mau
sekolah di sini ntar kalau aku sudah lulus sakit rsanya di PHP in” kataku di dalam hati.
Setelah itu kamipun beres beres dan menata berang barang yang akan kami bawa
pulang .
Usai ujian nasional, praktek dan ujian sekolah .teman teman di madrasahku
sudah sibuk mencari sekolah atau madrasah mana yang akan mereka gali ilmunya lagi
setelah lulus nanti. Sebelum ujian nasional selesai sudah ada beberapa sekolah lanjuatan
atas yang bersosialisasi ke madrasah kami baik yang terdekat maupun yang terjauh dari
NEGERI ataupun SWASTA, SMA/MA atau SMK. Kami mengikuti sosialisasi dari
berbagai sekolah itu secara seksama .
Setelah itu kami duduk di mushola bersama memperbincangkan masalah
sekolah.” Oliv tertarik ke sekolah yang mana di antara sekolah yang di sosialisasikan
dari kemaren kemaren hingga sekarang ini?” Tanya putri kepada ku tatkala waktu itu
seperti kelihatan kebingungan.” Oh, gak tau masih insya allah aku ikut ortuku
put”,jawabku sambil lemas .”hmmm emanganya orang tua mu sudah ngasih tau ta?”
“belum kamu mau ngelanjutin kemana ?” tanyaku balik mengalihkan pembicaraan”
insya allah aku positif mmondok di pesantren miftahul ulum”,”siapa saja disana yang
mau mondok di sana?” Tanyaku kembali”aku,lia,ana” … “oh kalian disana semua lalu
novia kamu mau lanjut kemana?” ,”aku juga di pondok liv,di banyu putih”jawabnya
sambil tersenyum riang .” kalian udah siap semuanya ta?” ,’ya, oliv juga kemauan orang
tuaku kebanyakan orang tua kami lebih tenang di pondok”.jawab salah satu mereka
“selamat ya para calon ustadzah semoga sukses dan berhasil”.itu jawabanku dengan
penuh semangat dan ceria untuk menutupi kesedihan atas apa yang belum tentu mau
sekolah kemana.” Amiiiiin” jawab mereka serempak.
Datang bapak takmir masjid pak Abdullah lalu kami berdiri dan bersalaman
kepada beliau ”assalmualaikum pak”, waalaikum salam”,lagi mempeerbincangkan apa
kalian kok kayaknya serius banget?” Tanya pak Abdullah kepada kami”kami cuman
ngobrol tentang sekolah yang akan kami lanjutkan nanti pak”. Lalu pak Abdullah duduk
bersama kami dan memperbincangkan tentang sekoalah,ia menjelaskan bahawa kita
harus memikirkan sekolah mana yang akan kita tempati itu awal menuju ke masa depan
sesuai dengan cita cita. Jangan sampai kita salah memilih jurusan yang akan kita
ambil,itu isi saran dari pak Abdullah. Tak lupa kemudian pak Abdullah pamit
meninggalkan kami, dan kamipun bubar.
Setibanya di rumah aku menanyakan sekolah apa yang akan aku lanjutin setelah
ini atau tahun ajaran baru kepada bapak dan ibu waktu berkumpul di ruang keluarga
“ayah,nanti oliv mau di taruh dimana?” tanyaku kepada ayah yang tampak kebingungan
seakan akan memikirkan sesuatu.”kalau aku terserah ayah sama ibu yang penting aku
sekolah atau di pondokkan?” ,lalu ibu berpendapat “gimana kalu kamu gak usah sekolah
dulu?”suasana pun sunyi “emangnya kenapa bu?”jawabku tampak kaget.”harus gimana
lagi ibu sama bapak sekarang lagi belum punya uang oliv, bentar lagi bapak mu ibu mu
mau pergi dari sini?” …”emang mau kemana?” “ibu mau kerja sama bapak” tanyaku
lebih kaget ,hati ini rasanya tambah lunglai.’ibu mau jualan kecil kecialan di sana sama
bapakmu ,terus itu semua sudah di rencanakan lama sama bapakmu, di malang”.jelas
ibu,”terus aku sama siapa?” tanyaku seakan mau meneteskan air mata .”kamu sama
umi,bukdhemu dan kakakmu, Kan masih banyak yang lainnya”. Ungkap ayah,’kamu,
adikmu kakakmu sudah besar semua masak penghasilannya bapak begini terus kamu
mau sekolah, adikmu mau sekolah,kakakmu mau nikah memerlukan biaya yang besar
sementara bapak banyak nganggurnya “… aku terdiam sambil memahami ungkapan
ayah dan ibu tadi. Ternyata yang di beratkan beliau adalah masalah biaya.sungguh ini di
luar dugaanku aku kurang memahami kondisi itu, entah apa yang akan terjadi
selanjutnya aku tidak tau lagi,” nak sabar kamu pasti sekolah atau di pondokkan sambil
di sekolahkan. Gak papa kok masalah biaya kita pikir belakangan,insya allah rezeki
akan menikuti”, ungkap ayah kepadaku sambil tersenyum dan penuh harapan. Selesai
itu ibu mengajakku kedapur untuk persiapan makan bersama di rumah kami makan
bersama kemudian, kami beranjak ke tempat tidur.
Keesokan harinya aku masuk sekolah seperti biasa walaupun di sekolah sudah
libur,tapi ada beberapa sebagian anak yang masuk untuk menanyakan informasi tentang
sekolah.”assalamualaikum kamu masuk put,kenapa gak di rumah saja?” tanyaku di
kelas kepada putri.”waalaikum salam ya oliv aku males di rumah” aku menghampiri
wanda yang duduk sendirian kemana fila’… “gak tau tadi kayaknya beli jajan” jawab
sambil lemas dan lemah ,kemudian aku balik nanaya .”kenapa kok kok semangat “,aku
kebingungan, aku kemarin udah dafatar di SMK itu, tapi entah kenapa aku takut gak di
terima liv”, jawabnya “astagfirullah” jangan ada pikiran seperti itu kamu harus yakin
wanda”, saranku” aku yang tambah gak karuan masih belum tau lanjut kemana nanti
yang di jadikan masalah itu soal biaya wanda” aku menceritakan semua kepada wanda
tentang tadi malam. Wanda adalah orang yang aku jadikan tempat curhat.”oooh ,ya
allah kamu juga yang banyak berdo’a siapa tau allah akan mempermudah “,”amiiin”
…kami kami menuju ke kantin,di tengah perjalanan wanda cerita taufik cowok yang
pernah ia sukai dan ia telah menjadi mantannya,”oliv taufik katanya mau lanjut ke
pondok”.sambil senyam senyumum, “eeh ngapain senyam senyum ,ya, kan enak nanti
jadi imam yang baik,ngomong ngomong dia mondok dimana?” tanyaku “dia mondok di
pondok an terbesar di jember”. Kata wanda “ enagnya kamu tau darimana? Ehh jangan
jangan sering buka fbnya “,”emm (saambil tersenyum) yaa, liv giamana aku sulit
melupakannya , sebenarnya aku sakit di statusnya itu sama pacar barunya jalan jalan di
uploud, sakit rasanya liv,tapi aku harus apa cukup liat dia tersenyum bahagia walau aku
bersama ku, itu cukup membuatku senang liv?, katanya.” Iuuuuh ,jangan main cinta
wan? Toh kamu yang putus juga gara gara selingkuhannya itu, ayo buka pikiranmu di
dunia itu laiki laki banyak wan, kamu cantik aja siapa yang gak mau sama kamu?”
ungkap denga rasa sebal dan gak terima melihat perlakuan taufik kepada wanda.” Gak
papa” sahutnya denga suara lirih’” aku sebagai sahabatmu akan selalu mendukungmu
apa yang kamu putuskan insya allah”.. sampailah kami di kantin lalu kami membeli
jajan akan tetapi kami kaget meliaht taufik dengan pacarnya di kantin duduk dan makan
berdua .”astagfirullahal “adzim ayo wan kita pindah kita pindah tempat” sambil aku
menarik tangannya . wanda hanya terdiam dan aku mengajaknya ke kelas.setiba di kelas
kami mengobrol masalah itu kembali. Akhirnya kami saling menceritakan masalah
itu(curhat akbar).
Sepulang ssekolah setelah aaku mengantar wanda, aku menuju ke rumah pak
dhe ku yang kebetulan sedang libur kerja,” pak dhe bisa bantu oliv nggak?” tanyaku
kepada pak dhe sambil menundukkan kepala. “ya liv, kita bicarakan tentang tujuan
utamamu atau cita citamu apa?” ‘” sebenarnya pak dhe, oliv pingin jadi guru, tapi ayah
menyarankan agar aku sekolah di SMK “… “oooh terus” kemudian aku melanjutkan
ceritaku.” Katanya ayah biar aku lulus bisa langsung kerja , tapi kayaknya aku kurang
minat sebenarnya apa badanya SMK atau SMA atau MA” tanyaku kepada pak dhe .”
smk,70% kejurusan yang kita minati 30% belajar formal.MAsekolah umum atau
sekolah yang banyak menelaah pelajaran agamanya”.oooh gitu pak dhe”.lalu oliv kira
kira enaknya dimana pak dhe”.nanti tak anterin ke sekolah kalau pak dhe sarankan
mending kamu di SMA atau MA,jangan di SMK”…terus dimana sekolah pilihannya
pak dhe”.nanti,di SMK 5,SMK 8,SMAN 8,SMAN 1,MA,kalau sekolah ya pondoknya
di miftahul ulum,kapan kapan kalau pak dhe gak sibuk kerumah oliv,lagian oliv kan
udah libur sekolah”…”Alhamdulillah terima kasih pak dhe”kemudian aku pamit
pulang,dengan rasa lega dan gembira karena pak dhe mau membantuku.
Waktu pak dhe libur kerja, pada saat itu pak dhe berkunjung ke rumah temanku
untuk membicarakan masalah sekolah itu. Ayahku menitipkan aku ke pak dhe apapun
kepetusannya ayah akan turuti. Satu hari pak dhe mengantarku ke empat sekolah satu
pondok itupun tiada hasilnya, karena aku merasa tida yang pas baik yang jauh ataupun
yang dekat, SWASTA atau NEGERI, entah kenapa hati ini tiada yang menyatu.” Kok
bisa gak ada yang cocok oliv, kenapa?” Tanya pak dhe kepada ku tatkala ia seperti
sangat kecapek an,” maaf pak dhe aku gak ngerti kayaknya tidak ada yang pas, terus apa
alternative penyelesaiannya pak dhe ?”…”tinngal dua sekolah di jember yang belum
kita lihat”,kata pak dhe dan salah satunya yang di sebutkan adalah sekolah yang pernah
aku tidak sukai itu pas lomba pramuka tahun lalu. Kemudian kami berhenti di sebuah
warung untuk makan siang,lalu kami memperbincangkan dua sekolah itu”.’menurut pak
dhe lebih baik dan lebih nyaman jika kamu sekolah di sana kan enak kalau pak dhe atau
pun buk dhe atau kakakmu untuk ngirimnya.terus kamu disana di pondokkan. Karena
sekolahnya itu tidak jauh dari tempat pak dhe bekerja” jelasnya sambil minum kopi,
Kemudian kami pun pulang.
Setibanya di rumah malam harinya kita musyawarahkan bersama
ayah,ibu,kakak,pak dhe,buk dhe,dan keluargaku lainnya hasil dari musyawarah itu
semua setuju dan sepakat jika aku sekolah di sana dengan mondok dan sekolah yang
keluargaku pilih adalah sekolah yang pernah aku tidak suka itu,jadi aku harus ikuti
arusnya air.”insya allah kita daftar tanggal 16-17 mei selanjutnya kita daftar ulang
tanggal 20 mei,masalah biaya kita rembukin,”dan insya allah pak dhe juga bisa bantu
masalah sekolah oliv, dengan catatan oliv tidak boleh pacaran sampai lulus
kuliah”ungkap pak dhe ,”iya, pak dhe insya allah” rasanya aku senang sekali walau aku
harus sekolah di tempat yang pernah aku ejek yang terpenting yang ada di pikiranku
ialah aku bisa sekolah. Terimakasih ya allah….
Hari jum’at 15 agustus 2017 adalah hari dimana aku pergi meninggalkan
rumah,rasanya tidak pernah aku banyangkan. Karena satu bulan penuh ramadhan aku
bersama ayah dan ibu di malang berjualan di warung kecil di rumah buk lek.semua yang
mengurus sekolah dan pondokku tapi sayang waktu aku ke pondok pak dhe tidak bisa
ikut mengantar di kerenakan ada kepentingan. Pak dhe hanya mengirimkan alamat
pondok, pak dhe menghubungi ayahku”pondok itu tiada seperti pondok pada umumnya
disana mengikuti aturan libur sekolah,pak dhe sarankan oliv di antar minngu saja atau
sabtu karena takut tidak ada orang” kata pak dhe suara di hp.” Tidak bisa aku besok
pergi ke malang lagi mau jualan”.kata ayah dengan suara lembut “ohhh mari, kalau gitu
hati hati di jalan”…
Setelah siap semua akupun aku pamitan pada tetangga dan keluarga.saat itu
suasana sangat menyedihkan karena aku akan meniggalkan kampungku tercinta.Aku
mengendarai mobil tatakala itu ayah minjam punya temannya. 3 rumah kosong
keluargaku ikut semua di dalam mobil berisi sepuluh orang tapi Alhamdulillah
mobilnya muat.
Setibanya disana ternyata benar tiada seorang santri pun kami menaruh mobil itu
di pinggir jalan di karenakn lokasi pondok masuk ke gang yang mana kendaraan roda 4t
sulit masuk. Jauhnya kurang lebih 100 m kami jalan kaki sambil membawa barang
barang. Di plang hanya tertulis pondok pesantren putri dimana waktu kami bertamu
hanya ada seorang ibu lansia dan seorang ibu yang menyapu halaman.alangkah
terkejutnya hati ini ternyata ibunyai tersebut tinggal seorang diri di rumah itu dan
seorang pembantunya sebelumnya kami menyangka bahwa gedung itu tiada
penghuninya. Ayahku mengetok pintu dan memencet bell rumah itu tidak ada sahut
satupun akhirnya datanglah tetangga.”silahkan pak,tunngu sebentar paling nyai di
belekang”.katanya lalu ia masuk di rumah yang tidak di kunci itu,usai itu ternyata benar
nyai di belakang bersama pembantunya itu.setelah masuk dhalem ayah bertanya tanya
tentang kegiatan di pondok itu.lalu aku menoleh ke sudut kanan kiri sepi rasanaya.yang
ada hanya foto foto di dinding akan anak cucunya,kemudian sang nyai mengantar kami
ke pondok yang berada di belakang dhalem itu.ayah dan keluarga lainnya membawa
barang baragku.hati ini mulai sedih dan mata ini mulai mengeluarkan air mata(berlinang
linang) “yang kerasan yang nak ini sudah pilihanmu tanpa ada paksaan dari
keluarga,kami cuman bisa mendukung keputusanmu ini”.ungkap ibu dengan suara
lemah lembut sambil mengusap kepalaku.”iya kok bu tidak apa apa justru aku senang
sekali mendapat dukungan dan semangat dari keluarga terutama ibu.”jawabku dengan
denga senyum riang walau sebenarnya hati ini sangatlah sedih.
Setelah selesai semua itu kami melangkah menuju keluar lalu berpamitan,aku
bersalaman kepada keluargaku yang hadir lalu mereka seakan berat sekali
meninggalkan aku begitupun aku, pamitan terahir kalinya itu semua keluarga menangis
memelukku dan menciumku lalu ibuku yang paling berta aku pamiti sampai aku
kembali memeluk dan menciumnya hingga 3 kali atau lebih.akhirnya semua keluarga
meninggalkanku di pondok itu,rasa sakit tetap aku rasakan namun aku mulai tegar aku
mulai lupa akan kegiatan di rumah.
Setelah solat jum’at pak dhe mengirim kasur dan disitulah waktu aku mulai
merasa kesepian aku berusaha menahan semua rasa sakit ini akan tetapi pak dhe ku
mengerti akan kondisi hati ini.”sudah jangan bersedih ini adalah langkah awal menuju
sukses dimana kamu mulai madiri,hidup dengan teman yang di ibaratkan kamu
sekarang berada di kehidupan masyarakat semua teman yang ada di sekelilingmu orang
asing”.nasehat pak dhe kepadaku,yang tatkala aku menangis sejadi jadinya setelah aku
mendengar dan menyimak semua nasehatnya,tangisku mulai reda akan tetapi jika aku
teringat wajah ibu dan keluargaku rasanya sakit di tinggal oleh beliau walau hanya
sementara,hari semakin sore pak dhe meninggalkanku.ibu nyai menghampiriku dan
beliau mengajakku untuk bermalam di dhalem.kami hanya berdua disana kami solat
berjama’ah magrib dan isya.”ayo nak nonton tv bareng udah gak papa,besok paling
temanmu udah ada yang datang untuk sementara kamu bermalam disini” ujarnya sambil
merebahkan tubuhnya di sofa,sedangkan aku duduk di bawah,”iya bu” jawabku.
Kemudian aku memaparkan kasurku,kami mengobrol dan sang nyai bertanya Tanya
tentang aku sambil nonton tv akan tetapi tv nya tidak bisa terlihat dengan jelas.
Usai ngobrol akhirnya nyai menuju kamar depannya,akupun tidur sendirian di
depan tv yang seketika aku teringat rumah.ya allah kemaren aku makan masakan
ibuku,bersenda gurau bersama keluargaku,tidur di ranjang ,nonton tv enak,makan
sepuasnya, semuanya harus berbalik yang akan aku jalani sekarang dan sampai aku
menggapai cita citaku .tidurpun aku tidak nyenyak, ya allah kuatkanlah aku,lindungilah
aku,namun aku berjanji esok aku pulang dengan membawa senyum riang dan tangis
bahagia.
Keesokan harinya ternyata sudah ada yang datang dan aku masih tidak tau
caranya bergaul rasanya tingkah lakuku sangat kaku sekali aku tidak tau harus apa???
“kamu dari mana? Terus kapan yang datang? Tanya mbk yang masuk di kamarku.aku
datang kemaren mbk dan waktu itu tidak ada santri satupun”. Jawabku sambil
tersenyum “ namanya mbk dina itu panggilannya” pertanyaanya kepadaku .”ohh iya
kalok aku Olivia anggraini dan bisa di panggil oliv” itupun pernyataanku.”barang sudah
di tata semua dek oliv” Tanya nya kepada sambil melihat lemari,”oiya mbk maaf
sebelumnya aku taruh bajuku di sini” sambil membuka lemari kamar yang di khusukan
untuk santri,satu lemari 4 kotak dan satu kotak 1 santri.”gak papa kok liv, taruh saja di
situ”.”hmmmm tapi bukuku mau di taruh dimana mbk?” sambil mengeluarkan buku
dari tas.”ini ya liv di tata dah bukunya” ujarnya “ya mbk terimakasih” jawabku sambil
menata buku.kami menata barang kami sambil berbincang bingcang,tak lama kemudian
datanglah mbak kamar satunya yang berasal dari luar kota perbincangan kamipun
semakin lama.
Usai menata barang aku merebahkan tubuhku tatkala waktu itu sangatlah ramai
karena karena mereka lama tak berjumpa,sore harinya ada anak baru berkumpul
berempat di depan kamarku yang kebetulan di situ ada meja panjang dan kursi panjang
berwarna biru itu,lalu kami saling ngobrol tentang sekolah dan pengalaman dulu.
Saat aku meninggalkan rumah ibu menelvonku menanyakan kondisiku dan
kegiatanku di pondok pesantren,aku menceritakan semua kepada ibuku tanpa ada yang
tertinggal satupun, namun aku bentengi rasa kangenku dengan cara tidak menangis pada
ibuku dengan rasa aku takut ibu kepikiran kepadaku begitupun ibu ternyata beliau juga
pergi meninggalkan rumah merantau bersama ayah membuka warung keci kecilan di
luar kota,diruamah tiadalah yang menempati dengan suara yang lembut dan lirih,”sabar
ya liv, jaga kesehatan,belajar yang rajin di sertai ibadah dan do’akan ibu selalu ya nak”
perkataan beliau membuatku seakan menangis namun aku tetap bersulam riang “ ya bu
itu sudah menjadi kewajibanku ibu juga ya, jaga diri do’akan juga oliv” .”nak yang irit
ya,jaga jaga takut ibu telat ngirim uang ke oliv, yang penting untuk bulan ini semua
terbayar” itu pesan yang ibu sampaikan padaku. Niatku dari sekarang berusaha hidup
seperti apa yang ibu pesan.
Waktu demi waktu hari demi hari bulanpun berganti Alhamdulillah ibu tidak
telat mengirimku uang walau hanya lewat ATM seiring perubahan waktu ada kabar
bahwa dagangan bapak dan ibu tidak lancar kadang ramai tetapi lebih banyak sepinya
maklumlah baru buka usaha. Orangtuaku sampaii telat mengirim ku di karenakan
banyak uang yang harus di keluarkan pada saat dagangan rugi di bulan pertama uang
tabunganku masih jajan seperti biasanya aku sabar menunggu kiriman dari ibu aku
hanya berhuznudzon saja, pada saat kehabisan uang waktu itu aku punya akal untuk
melaksanakan puasa sunnah, aku puasa senin kamis berjalan sampai 15 hari 4 kali
puasa,aku semakin jarang menellvon ibu di karenakan tiada pulsa, uang tabunganku
menipis aku ganti puasaku dengan puasa daud(1 hari puasa 1 hari nggak).dengan
kondisisku ini temanku tiada yang mengerti dengan kondisiku, saat ini ida mengajakku
membeli jajan dan nasi aku menjawab aku puasa dan aku hanya membeli nasi di waktu
buka saja. Aku menyembunyikan semua ini dengan pandai, aku isi hari ku dengan
penuh kesibukan seperti belajar,menulis cerpen,membuat puisi dan mengerjakan soal
soal yang ada di LKS. Terdengar suara dari luar kamar perbincanagn ida dan wilda
tatkala waktu aku belajar “kenapa oliv sibuk terus ya jarng bersama kita” kata
wilda,dengan tenang “oliv itu kan rajin gak seperti kita” “udahlah gak papa” ida tiba
tiba menggodaku “oliv ayo keluar perempuan rajin jangan belajar terus dong”,”iya ida
aku banyak tugas” sahutku dengan suara yang agak nyaring. Di luar kamarpun semakin
ramai datanglah arin dan teman yang lain ikut berbincang bincang dengan membawa
jajan, maaf teman aku menyendiri bukan karena aku sok rajin, karena aku tak ingin
kalian tahu akan kondisi ini,aku tidak tau harus bagaimana lagi, aku merasa masalahku
jauh beda dengan masalah kalian aku minta maaf ungkapku dalam hati tangisanku
berjatuhan membasahi buku yang pangkuku saat itu,rasanya aku semakin kurus berat
badanku turun drastis aku seperti orang kesakitan lemas tubuh tiap waktu hanya di
depan teman atau orang lain saja pura pura strong.
Tak terasa aku sekarang berada di semester 6 bualn ini orang tuaku hanya
mengirimkan uang yang jauh dari kata cukup,rasa bingungpun timbul belum bayar SPP
di pondok dan di sekolah.aku hidup di pondok dengan kekurangan untuk biaya sehari
sehari kadang aku sampai pinjam ke temanku ntah berapa aku gak tau intinya jika aku
ada uang pasti aku bayarkan.wali kelasku terus menagih uang uang untuk SPP karena
itu persyaratan ikut ujian dan mendapatkan nomor.setengah tahun sudah tak terbayar
semua usaha orang tua ku belum ada perkembangan beliau juga susah memikirkan
semua ini.”liv kamu di suruh keruang pak slamet ada keperluan”. Pesan temanku waktu
aku di kelas,”ya makasih ya” jawabku dengan penuh kelemasan aku tau aku akan di
tanya tentang SPP itu. Karena kau sudah di panggil oleh beliau untuk yang kesekian
kalinya.dengan tubuh lunglai dan menundukkan kepala serendah rendahnya.”tok tok tok
assalamualaikum” terdengar sahutnya “ya waalaikumsalam,masuk liv” sambil
menatapku “maaf pak sebelumnya oliv belum ada uang untuk SPP pak” aku terus
menundukkan kepalaku sambil duduk bersama pak slamet aku lontarkan itu karena
memang aku sudah mengerti pertanyaan pak slamet itu “liv,terus gimana apa kamu gak
mau ikut ujian”.aku hanya bisa menjawab “bukan tidak mau pak tapi kondisi yang
memaksaku seperti ini” sambil menari nafas yang panjang “ ujian masih kurang 2
minggu lagi,toh masih ada kesempatan buat kamu mengumpulakan uang itu” ,”baik pak
maafkan oliv sudah merepotkan bapak mengurusi masalah ini” mataku sudah memerah
air mata kutahan untuk jatuh lalu aku berpamitan keluar dari ruangan itu,rasa
kebingunganku semakin menggebu gebu “ya allah apa yang harus aku lakukan.aku
berjalan menuju kelas lalu aku pun berhenti sejenek menarik napas dan
mengeluarkannya untuk mengembalikan rasa gelisah itu.
Aku sereng melamun terbengong lama, aku merasa tak ada semangat untuk
hidup lagi rasanya aku putus asa dengan cobaan ini aku merasa hidup sendirian,akupun
merasa menjauh dari teman teman di karenakan ketidak PDanku bersama mereka.aku
orangnya suka menyembunyikan masalah kecil ataupun besar.tak ada seorangpun yang
tau masalah ini.si kreatif mendekatiku “ liv aku hanyalah temanmu tapi aku ingin
menjadai sahabatmu aku ingin tau sedikit tentangmu,ayolah cerita “ ujarnya yang bikin
aku kaget saat itu, aku hanya menggelengkan kepalaku,ia terus memberi aku bujukan
supaya aku bercerita dan ia berjanji jika mampu akan membantuku, hatiku mulai
melunglai dengan kata yang di lontarkannya itu yang banyak sekali hingga akhirnya aku
menceritakan semuanya kepada si kreatif dan pintar matematika itu”,” liv nanti pulang
sekolah kamu ke rumahku ya” ajaknya kepada ku “ngapain” “udahlah ayo ikut aku kan
batas keluar di pondok sampai jam 17.00 aku punya sesuatu buat kamu
“baiklah,terimaksih ya kamu mau jadi temanku.” Sambil aku memeluknya kami
bercerita lama tatkala waktu itu semua guru rapat hingga aku mulai mengenalnya
ternyata dia anak baik.
Bell pulang pun bordering aku adan fani pulang ia menggoncengku sepanjang
perjalanan kamipun tak henti bercerita yang membuatku merasa bebanku merasa
terkurangi.setibanya di sana aku terkejut melihat rumahnya fani yang begitu megah
itu,terdapat satpam di gerbang utama rumahnya,ada taman aku melirik di samping
rumahnya ada kolam bahkan ketika masuk rumah aku di sambut baik oleh
ibunya.”assalamualaikum umi,ini temanku” sambil bersalaman “waalaikum salam,ya
nak ayo masuk aku terkejut dan tambah heran lagi keperempuan sederhana itu aku tak
menduga di bagasinya ada 3 mobil bagus bagus ia anak orang kaya, subhanallah.”fani
ruamahmu besar sekali” tanyaku sambil melengak lengok “alhamdulillah ini hanya
titipan allah” jawabnya sambil tersenyum “kamu bisa bawa supir ke sekolah kenapa
kamu menggunakan sepeda motor sendiri”. Tanyaku serius “orang tua ku suapaya aku
hidup dengan kemampuanku sendiri dan agar aku hidup sederhana walau semua
ada”.lalu ia mengajakku bermain main di halaman ruamah besarnya itu.
Hari ini banyak pengalaman yang dapat aku ambil dari fani gadis cantik,kreatif
pintar dan sederhana itu walau hidup orang tuanya di ekonomi yang maju bahakan fani
rela berangkat ke sekolah dengan motor jadul allahuakbar.rasanya aku senang sekali
dekat dengannya sampai haripun sore lalu aku pulang di antarnya sehabis makan di
sana.baru kurasakan hidup tanpa orang lain itu membuat kita tidak enak atau
nyaman.rasanya semua masalahku hilang seketika waktu aku bersama fani.aku
menghubungi ibuku di sana “bu bagaimana oliv sudah 1 semester belum bayar SPP
pondok sama sekoalah,udah berkali kali menghadap wali kelas “ibuku menjawab seperti
biasanya” aku hanya terdiam dan memikirkan untuk membayar SPP itu.”liv,aku punya
suatu ide untuk masalahmu itu”.kata fani waktu itu aku sedang membaca buku di
kelas.”ya fan kamu mau membantuku,apa idemu.”…”nanti pulang sekolah kamu ikut
aku ke rumah.”dia mengajak ku,ke rumahnya karena ternyata iya mengajak ku untuk
membuat bros kerudung dan jepit yang semua modal berasal dari uang
tabungannyan.waktu ia mengajakku itu aku kaget aku menolaknya karena aku gak mau
melibatkan orang lain dalam urusanku ,penolakanku ternyata tidak ampuh atas
ajakannya,dia berambisi mengajakku berjualan bros itu.
Bebrapa bulan kemudian usaha keci kecilan kami maju kami berjualan online
dan tidak hanya bros tetapi kami di berikan sebuah toko oleh orang tuanya fani dan
Alhamdulillah semua tanggunganku baik di sekolah maupun di pondok tercukupi.

SEKIAN
Liburan sekolah
Karya : Nur Hadiansyah
Pada waktu itu liburan sekolah tepatnya hari minggu jam 05:00 aku sedang enak
tidur dikamar sambil didiringi iringan musik, tiba2 aku dikejutkan dengan teriakan yang
sangat keras sampai akhirnya aku bangun dari tidur ku, ternyata teriakan itu dari nenek
ku sendiri,langsung aku lari ke kamar nenek ku yang kamar nya berada di samping
kamar ku, aku masuk dan aku melihat nenek ku tidak bisa nafas, kemudian aku
langsung memanggil kedua orang tua ku dan dengan cepat nya orang tua ku sudah tiba
di kamar nenek ku.
”opo o mbah mu iki le?” Tanya ibu
”nggak ngerti aku ma, moro2 tak delok wes sesek ngene” Jawab ku
”yo wes le, ndang tukuo obat asma ndek apotik” sambil sibuk bantuin nenek ku
“iyo ma, ndi duwek e?” mintaku sambil berlari mengambil kunci sepeda
“njukuk o ndek kamar, ndek dompet abang”
“piro ma?”
“njukuk o satus ae”
“obat asma tok iki ma?” tanyaku
“iyo le”
Setelah itu aku langsung pergi mengeluarkan sepedah ,setelah aku mengeluarkan
sepedah aku langsung memanggil mas ku.
“mas mas mas” manggil ku dengan suara keras karna terburu
“opo dek?” jawab mas ku dengan santa
“ayo melok aku ndek apotik”
“nyaopo ndek apotik?”
“tuku obat asma”
“nyaopo tuku obat asma?”
“mbah sesek mas, ayo ndangan mas”
“loh iyo tah? Terus piye mbah saiki?”Tanya mas ku dengan ekspresi kaget
“iyo mas, iku di urusi mama karo wong tuwek, ayo mas ndangan” ajak ku
“ayo2 wes, mas e ganti klambi”
“ok mas, tak enteni ndek ngarep yo”
“ok”
Setelah sedikit lama menunggu akhirnya mas ku datang juga, langsung aku
nyalakan sepedah motorku dan langsung jalan. Ditengah jalan tiba2 mas ku beritahu aku
klo ada bentrok pada hari ini di jalan raya tepat nya di depan pasar rogojampi.
“dek” sapa masku dari belakang
“opo o mas” jawab ku dengan suara pelan karna angina yang kencang
“aku lali lek saiki jare koncoku enek bentrok golongane jenggirat karo sejati”
“haa… seng bener mas?” tanyaku dengan nada kaget
“iyo dek mas lali ngomongi awakmu mau”
“terus piye iki mas, lewat ndi?”
“lewat TK khodijah a ewes ngkok iku jebluse ndek pasar mburi”
“ok mas”
Dengan cepat aku laju sepedah ku dan tidak lama kita telah sampai di pasar
rogojampi, aku sama mas ku langsung mencari toko apotik sambil nanya2 ke orang2
sekitar dimana took apotik. Lama mencari dan bertanya2 akhirnya ketemu
juga,kemudian aku masuk sama mas ku dan langsung mesan satu obat asma ke
karyawan apotik nya dan habis nya hanya sekitar Rp50.000 an. Sianya uang tadi kita
belikan buah2 an dan juga gorengan buat camilan di rumah. Selesai semuanya aku sama
mas ku langsung pulang, saat menuju ke sepedah tiba2 sebuah batu sedikit besar hampir
mengenai kepalaku, aku kaget dan langsung menoleh kea rah batu tadi dan apa yang
aku liat ternyata bentrok antara jenggirat sama sejati telah mulai, aku sama mas ku
langsung mencari tempat aman untuk berlindung, beruntung ada orang yang manggil2
aku sama mas ku untuk beraman disitu.
“woy le” panggil orang itu dengan nada keras
“opo pak?” jawabku sambil bingung nyari tempat untuk beraman
“reneo nang kene ae”
“oo.. iyo sek pak” jawab ku dengan lega karna sudah dapet tempat untuk berlindung
Tidak lama sampai aku sama mas ku di tempat itu, sedikit jauh dan juga jalan
nya yang becek karna air yang dibuang oleh penjual ikan.
“kene a ewes le karo aku ben aman” sahut oaring tadi
“iyo pak. Iki opo o to pak kok sampek bentrok ngene iki?”Tanya ku dengan heran
“ngene le critane, enek wong golongane sejati nggak sengojo mateni wong golongane
jenggirat. Wong loro iki sakjane koncoan, tapi yo iku mau kerono nggak sengojo mateni
dadi ne wong jenggirat nggolek i sopo seng mateni anggotane, seranng emosine nggak
mikir iku dipateni sengojo opo nggak ambi nggak ngurus penyebab e kok iso mati.”
Jelas orang itu
“oo…ngono tah critane”
Tidak sengaja aku melihat om ku ditepat lain. Lalu aku memanggilnya dari
tempat ku itu, dengan suara yang keras akhirnya kedengeran juga langsung om ku
menoleh ke aku dan menghampiriku. Tapi suara bentrok sampai terdengar di belakang
pasar dan juga pecahan2 kaca dan suara tembakan.
“loh hadi, nyaopo kon nang kene le?”Tanya om ku
“iki om mari tuku obat asma”jawab ku
“gae opo obat asma?”
“mbah ku om sesek”
“loh kok iso sampek sesek iku piye?”Tanya om ku dengan kaget
“nggak ngerti aku om, mau isuk mbah melung2,aku kaget terus aku marani nang kamar
pas tak delok wes sesek nafas e”
“ya allah le sakno yo mbah mu,wong e pateng biyen iku le, megawe tok saben dino
sampek tau sedino nggak mangan mergo megawe iku.”
“iyo tah om?”tanyaku dengan hati berdebar2
“iyo le, mangkane awakmu ojok nglamak2 nang mbah mu sakno le”
“iyo om”
Mendengar omongan om ku aku langsung teringat mbah ku dirumah, mau
pulang tapi disini masih ada bentrok dengan terpaksa aku menunggu bentrok nya
selesai. Lama menunggu akhir nya selesai juga bentrok nya, aku langsung pamit sama
om ku.
“om aku balik sek yo soal e obat e di enteni kat mau” ijin ku sama om ku
“iyo wes age balik o, ati2 ndek dalan karo ojo anter2 lek numpak sepedah”
“iyo om, aku balek yo assalamualaikum”
“iyo le waalaikumsalam”
Kemudian aku sama mas ku kembali lagi ke sepedah dan langsung pulang.
Sengaja aku lewatkan di tempat bentrok tadi, waw yang namanya jalan tidak Nampak
seperti jalan, banyak pecahan kaca, balok kayu berserakan, senjata tajam dan juga ada
darah yang berceceran di jalan raya tempat bentrok tadi, melihat seperti itu aku pelan2
menjalankan sepedah ku agar tidak kepeleset. Tiba2 dari arah samping datang polisi
dengan menggunakan sepedah vixion, aku disuruh kepinggir jalan dan aku kepinngir
stelah ke pinggir aku matikan sepedah ku dan langsung polisi itu bertanya kepadaku.
“selamat pagi mas”sapa polisi itu
“selamat pagi juga pak, ada apa yaa?”tanyaku
“bisa perlihatkan surat2nya”
“iya pak sebentar, ini pak surat nya”
“mas ini yang ikut tawuran tadi yaa”
“loh saya nggak ikut tawuran tadi pak”jawab ku dengan kaget
“kalau begitu ikut saya dulu ke kantor”
“iyaa pak ayo”jawabku dengan sedikit kesal
Tanpa basa basi lagi aku langsung menuju ke kantor polisi. Aku tidak takut
diajak ke kantor polisi saolnya aku nggak salah dan juga nggak ikut dalam peristiwa
bentrok tadi. Sampai di kantor aku langsung di panggil dengan polisi lain.
“kesini dek”ajak polisi itu
“iya pak sebentar”
“silahkan duduk dek”
“iya pak”
“apakah bener kalian ikut dalam tawuran tadi?”Tanya polisi dengan tegas
“endak pak, saya tidak ikut dalam tawuran tadi”
“tapi disini saya mendapat informasi kalau kalian ikut dalam tawuran tadi”
“tapi kita tidak ikut dalam tawuran tadi pak” jawab ku dengan suara sedikit keras
Kemudian polisi itu menyerah kan sebuah berkas kepadsa aku dan mas ku.
“apa ini pak?” tanyaku heran
“ini adalah barang bukti berupa poto yang diambil oleh bawahan saya, silahkan di liat.
Apakah betul itu sepedah kalian?”
“iya pak ini memang sepedah kita, tapi kita tidak ikut dalam tawuran tadi” jawabku
dengan kesal
“terus kenapa sepedah ini disini?”
“tadi itu saya sama mas saya pergi ke pasar buat beli obat asma karna nenek saya kenak
asma, terus mas saya tadi sebelum brangkat bilang kepeda saya kalau ada bentrok hari
ini di depan pasar rogojampi karna itu saya lewat di TK khodijah dan terus sampai
tembus ke belakang pasar rogojampi maka dari itu sepedah saya tak taruh di belakang
pasar”. jawabku dengan suara yang keras.
“ayolah pak kita beneran tidak ikut dalam bentrok tadi. orang tua kita menuggu di
rumah pak, nunggu obat asmanya”. sambung mas ku memohon..
“pak!!! Mana kebijakan mu, kita tidak ikut dalam bentrok tadi”. jawab ku dengan nada
keras dan memukul meja dengan keras.
“apa2 an ini, kan saya bertanya sama kamu dan kenapa saya mengeyel karna saya
mendapatkan informasi dari bawahan saya, kalau memang kalian tidak ikut dalam
bentrok tadi apakah ada saksi yang bisa menguatkan ucapan kalian tadi?”
“baik pak kalau itu kemaunya bapak!!” jawab ku dengan nada marah
Setelah itu aku menelfon om ku yang tadi. Lama dintelpon nggak diangkat2 dan
akhirnya ketika menelpon kembali diangkat oleh om ku.
“assalamuaikum om”
“waalaikumsalam, opo o le?”
“om, sampean iso teko ndek kapolsek rogojampi?”
“loh opo o awakmu di?”. Tanya om ku dengan penasaran
“iki om aku dituduh karo polisi jare melok bentrok mau padahal aku nggak melok”
“yo jelasno ae nang polisine lek awakmu nggak melok bentrok mau”
“uwes om tapi polisine nggak percoyo ndek penjelasanku karo mas ku”
“iyo wes sek om kate rono”
“iyo om”
Lama menunggu akhirnya om ku datang.
“assalamualaiku”. Salam om ku
“waalaikumsalam”. Jawab kompak satu ruangan
“ada apa ini pak?”. Tanya om ku
“sampean siapa pak?”. Tanya balek polisi itu
“saya om nya anak ini pak”
“oo.. silahkan duduk pak”
“ada apa ini pak?”. Tanya kembali om ku
“ini pak saya tadi dapat informasi dari bawahan aya kalau anak ini ikut dalam bentrok
tadi”
“oo.. soal itu tah, begini pak anak ini tadi bersama saya buat beli obat asma nenek nya
sampai kejadian bentrok itu saya masih bersama anak ini, jadi saya bisa pastikan bahwa
anak ini tidak ikut dalam bentrok tadi pak”. Jelas om ku
“jadi informasi ini salah yaa, baiklah kalau begitu saya dan segenap polsek rogojampi
minta maaf yang sebesar2 nya karna sudah membuat informasi salah tentang kalian”
“iyaa pak tidak apa2”. Jawab ku sama mas ku dengan hati lega
“sebagai permintaan maaf saya, saya akan mengantar sampai ke rumah kalian, apakah
kalian menerimanya?”
“iya daah pak saya terima itu”
Kemudian saya sama mas sayadan om saya langsung balek ke sepedah dan
langsung menuju rumah dengan dikawal oleh polisi. Sampai di rumah aku mengetuk
pintu dan langsung menuju ke kamarnya nenek saya dan memberikan obat asmanya ke
ibu saya suapaya bisa membantu buat nafas ke nenek saya. Setelah beberapa hari nenek
ku keadaan nya mulai membaik.
“ JANGANLAH LANGSUNG MENUDUH SESEORANG TANPA ANDA KETAHUI
LANGSUNG DARI MATA ANDA SENDIRI , LEBIH BAIK CARI TAU DAHULU
BARU MEMUTUSKAN SESUATU”…
Karya: Nur hadiansyah (XI IPA 2) (07)
INDAHNYA KEBERSAMAAN
Karya : Riza Azizatul Khumairoh

Waktu terus berjalan,hari berganti hari,malam berganti siang dan itulah cerita
kehidupan dibumi ini hingga terciptalah cerita kehidupan yang kadang
bahagia,susah,sedih,dan banyak pula cerita kehidupan yang kadang begitu
membingungkan. Karena manusia sudah ditakdirkan hidup didunia meskiipun hanya
sementara ,mau gak mau ya harus dijalani.
Begitu pula dengan pendidikan,serunya belajar apalagi kalau masih TK,beli
banyak mainan tapi eh besoknya sudah bosan,yaa itulah balita. Apa sih yang kita
pelajari pas kita TK dulu??? Yeahh kita mah Cuma bisa bermain.
Matahari yang sudah terbenam menandakan hari mulai berganti dengan hari
yang berikutnya. Dan keesokan harinya aku diantarkan olehh ibu sekolah. Ada teman
menyapaku ”caa…” dan kutengok ternyata lala… “ hai lala selamat pagi” dengan wajah
tersenyum dan sok manisnya aku.
Dan tak kusangka aku sudah SD. Terciptalah cerita baru bersama teman teman
baruku. Dan aku suka banget mengikuti ekskul seperti pramuka. Entahlah mengapa aku
sangat mennyukai pramuka dan pastinya yak arena seru, banyak sih yang kita pelajari
dipramuka seperti pioneering atau tali menali, dan juga ada sandi-sandi apalagi yel-yel
wuuu yang palig seru dari pramuka , eh adalagi yaitu penjelajahan. “ca besok minggu
kebukit sebelah yuk jelajah” ujar temen pramukaku ,” yeahh, ayo siapa takut “
responku. “jam 5 pagi okey” . Gak banyaklah yang dipersiapkan buat besok kan deket
:v,mungkin ya cuma uang saku :v.
Setiap hari Jum’at aku dan temen-temen latihan pramuka. “assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh, salampramuka” Kak Joni menyapa kita dengan penuh
semangat .. “waalaikumsalam warahmatullahi wabarakaatuh,salam …” dan temen-
temen juga meresponnya dengan penuh semangat .. wawww ternyata ada kabar gembira
dari Kak Joni dan kabar itu adalah aku dan reguku dikirim untuk mengikuti lomba antar
SD dan rasanya tuh seneng banget.
Kini kita latihannya gak pas hari Jum’at saja, tapi setiap hari karena persiapan
buat lomba besok. Ternyata aku kepilih buat lomba SMS atau Semaphore Morse Sandi.
Dan tibalah saatnya untuk kita berjuang untuk mengharumkan nama pangkalan kami.
PERJUSAMI(Perkemahan Jum’at Sabtu Minggu) inilah yang kita tunggu-tunggu.
Kita berkumpul di sekolah pagi hari,dan truk pun datang semua pealatan pun
diangkat keatas. Sesampainya kita langsung menurunkan semua peralatan yang
dibutuhkan itu. Tepat pukul 08.00 pagi upacara pembukaan dimulai dengan pertampilan
drumband yang meriah. Dan tepat pukul 10.00 pagi pendirian tenda pun dimulai,
sampai jam 11.00, kita langsung ishoma sedangkan yang laki-laki melaksanakan solat
Jum’at.
Setelah ishoma lomba pertama adalah cerdas cermat tentang pengetahuan
pramuka. Tapi menang … menangis :v memang bukan rejeki. Dan keesokannya
giliranku bertanding, pas siang bolong dilapangan panas tapi memang ini sudah
amanah, pengumumannya besok katanya pas upacara penutupan. Malamnya yel-yel
hore…… seneng amat wkwkk :v ini juga lomba loh, jadi kita menampilkan yang
terbaik.
Besok paginya tepat hari minggu kita berjelajah, disana ada 4 pos, dari pos
pertama kita disana ditanya-tanya tentang pramuka yaitu seperti siapa bapak pandu
Indonesia,dunia dan lain lain kita berhasil yesss… dipos 2 salah satu dari kita disuruh
menebak, dengan keadaan mata ditutup dan suruh mencium bau apakah itu, sampai kita
bisa menebak dengan benar baru kita boleh melanjutkan perjalanan kepos selanjutnya.
Dari sekian lamanya kita dipos 2 akhirnya kita bisa melanjutkan dipos 3 dan
disana kita menyebrang sungai tapi dengan bambu dibawah dan tampar diatas, kan
dredeg dredeg gimana gitu,tapi seru malahan pingin lagi,dan akhirnya kita berhasil
untuk melanjutkan kepos selanjutnya yaitu pos 4. Dipos 4 kita juga sama disuruh
menyebrang sungai tapi itu beda lagi, kita disuruh menyebrang dengan sebuah tampar
saja dan endingnya kita basah semua, sumpah seru banget.
Tepat pukul 10.00 kita diberi waktu untuk mempersiapkan upacara penutupan
sampai pukul 13.00, dan inilah yang kita tunggu-tuunggu dari kemaren kemarenya yaitu
pengumuman juara. Sebelumnya kita mempersiapkan seperti menjemur naju pramuka
yang tadi sudah basah karena kita nyebrang sungai dengan turun kesungainya langsung
akhirnya kita basah kuyup. Dan jangan lupa makan soalnya lapar, sumpah habis
penjelajahan laper bangett..
Tibalah dimana saat yang ditunggu-tunggu. “ pengumuman-pengumuman”
siMC berseru :v akhirnya timku menang yuhuu (SMS) dan kita berhasil membawa
pulang 7 trophy Alhamdulillah….
Seragam putih merah pun berganti dengan seraga putih biru yang tak kusangka
aku sudah SMP . Dan tak beda jauh aku masih begitu menykai ekskul pramuka karena
dari organisasi ini aku bisa merasakan bagaimana rasa kebersamaan yang sebenarnya itu
gimana. Dan diSMP ,karena murid baru “assalamualaikumwarahmatullahi
wabarakaatuh, bagi anak kelas 7 atau murid baru diberitahukan bahwa sabtu besok kita
sebagai kakak-kakak pramuka akan mengadakan diklat penggalang, sekian terimakasih”
entah siapa dari speaker diruang guru.
Dan tak banyaklah ya yang menyukai pramuka bahkan sampai sampai benci
banget pramuka, entahlah kenapa. Padahal ya pramuka itu seru :v namanya juga setiap
orang beda pendapat. Tapi memang seru, cobalah dari penjelajahannnya wuhhh seru,
rasa kekeluargaannya wuhh apalagi, pas kemah hmm gausah ditanya lagi, apa sih yg
gak ada dipramuka?? Yasudahlah y….
SUKA DUKA DI SMA
Karya : Shaffa nur juniatul M
Pada sore hari aku duduk di depan kelas. Semua anak2 pada bergegas
pulang kerumahnya masing2. Suasana sekolah dan kelas mulai semakin sepi hanya ada
beberapa anak saja yang mengikuti eskul. Angin sepoi2 di sore hari itu membuatku
mengingat semua kejadian yang aku alami selama ini. Aku terdiam di depan kelas
mengingat perjuangan hidup di kota orang itu sungguh tidak mudah. Setelah lama
terdiam aku bergegas pulang dengan keadaan badan capek dan pikiran yang kalang
kabut. Setelah sampai di kost suasananya semakin membuatku penat. Dimana aku
sendiri butuh orang tua tapi apa daya aku jauh dengan orang tua. Aku adalah tipe anak
yang tidak suka dengan hal2 yag ramai. Walau keadaan pikiran yang membutuhkan
hiburan aku ebih suka menyendiri. Aku tidak begitu suka bersosialisasi dengan
temanku. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 21:00 wib. Aku terbaring di dalam
kamar dengan merasakan angin yang masuk liwat jendela kamarku. Sambil menatap
langit2 kamarku aku memutar kembali cerita yang aku alami selama ini. Perasaan tidak
betah itu semakin menjadi karena patah hati yang aku alami juga waktu itu. Setelah itu
hpku berbunyi ternyata mamaku menelvonku :
Mama :” assalammualaikum”??
Aku :” walaikumsalam ma”
Mama :” lagi apa kamu “???
Aku : “ ini ma lagi tiduran”
Mama : “ sudah makan kamu”??
Aku : “ sudah kok ma”
Mama : “ ya sudah kalau gitu, mama mau makan malam dulu kamu istirahat.o wes”
Aku : “ oh iya sudah ma, iya maa”
Mama :” assalammualaikum”?
Aku : “ walaikumsalam ma”
Setelah bertelvonan dengan mama malam semakin sunyi. Tetangga kamarku sudah pada
tidur semua. Dan sedangkan aku masih tetap merenung sendirian. Entah lah, memori
yang menyakitkan itu datang kembali. Aku kembali mengingat sakit hati yang kemarin.
setelah ketulusan yang aku beri dikhianati. Keseriusan dan kesetiaanku tak di hargai.
Aku sungguh jatuh dengan suasana hati yang hancur. Ini bukan pertama kalinya aku
dikhianati. Aku sudah merasakan berkali2 di khianati orang yang aku cinta mungkin
saja aku kurang berhati2 ketika memilih pasangan. Sakit itu semakin dalam setelah
semua temanku mengirim gambar mantan kekasihku itu dengan kekasihnya yang baru.
Tetapi sakit itu semakin dalam, mantanku itu sekelas denganku. Setiap hari aku bertemu
dengannya dengan satu ruangan yang sama. Aku selalu memasang muka biasa saja di
hadapannya padahal aku sungguh sakit hati atas kelakuannya kepadaku. Namun itu
semua tidak membuatku patah semangat menuntut ilmu. Walau sesekali aku tidak betah
dengan suasana kelas. Iya sudah jelas pasti karena ada dia di dalam kelas. Patah hati
bukan akhir dari segalanya. Aku berusaha menyesuaikan diri biasa aja dengan keadaan
hati yang hancur. Aku berjanji tidak akan mengenal cinta kembali. Aku memutuskan
untuk tidak jatuh hati pada siapapun kali ini. Patah hati kali ini benar2 membuatku
malas untuk mengenal kembali sebuah kisah cinta. Aku sudah memperjuangkan
segalanya untuk mempertahankan sebuah hubungan yang aku jalani waktu itu. Entah
rasa bosan atau rasa apa dia memilih menyerah dan memilih orang baru. Bukan kah
lebih baik membenahi dari pada mencari orang yang baru. Bukankan lebih sulit
memahami orang yang baru dari pada membenahi. Dia memilih menyerah membiarkan
apa yang sudah kita perjuangkan dulu hancur tak ber arti. Sedangkan perasaanku masih
kuat untuknya. Hari demi hari setiap melihat wajahnya aku selalu teringat perilakunya
yang menyakitiku. Hingga hari dimana aku membencinya. Aku mempunyai dendam
bagaimana bisa dia meninggalkanku demi orang yang baru. Aku tidak terima hatiku
disakiti begitu saja. Memang setiap orang itu mempunyai hak tapi apakah semua itu
hanya untuk menyakiti perasaan orang lain. Pikiran macam apa yang ada dikepalamu,
saat kamu yang menghianatiku justru kamu yang menyalahkanku?. Begitu pintar kah
kamu dengan pikiran2mu itu. Bukankah perasaan kita sama, bukan kah kamu sendiri
bilang ingin memperbaiki semuanya bersama. Bukan kah kamu tau, jika pun harus
berakhir kisah kita, mengapa harus kau permainkan dulu perasaanku, perjuanganku, dan
mengapa harus sedalam ini kau buat luka. Biarlah semua berjalan dengan tenang.
Berjalan semestinya. Kau memang layak bahagia walau tak bersamaku. Kini sudah ku
yakinkan diriku kamu bukan orang yang layak aku perjuangkan. Kau juga tak pantas
aku tangisi setiap hari. Ini hanya perihal perasaan yang terlalu dalam, hingga
membuatku jatuh terlalu dalam juga. Dan nyatanya, kamu memang tak layak
mendapatkan cinta sebesar yang aku punya. Aku belajar melepasmu pergi dari hari ke
hari. Hingga suatu saat nanti, kusadari tak ada guna menyertakan kamu di hidupku lagi.
Kau hanya lah benang yang menyatu menjadi kenang.137.
BERPURA PURA MENJADI
SEORANG CUPU
Karya: Siva’ul Hasanah
Ananda Salsabilla Pradipta, seorang cantik bak bidadari yang memiliki senyum manis
yang bisa membuat pria mana pun meleleh. Hari ini, tepatnya hari Senin. Dia akan berangkat ke
Sekolah barunya dan tentu juga dengan penampilan barunya. Dia memutuskan menyamar
menjadi seorang yang cupu dengan alasan dia ingin mencari seseorang yang akan berteman
tulus hati dengannya. Karena pada saat dia masih bersekolah di sekolah lamanya, dia sering di
manfaatkan oleh temannya hanya untuk menguras uang sakunya.
Sekarang gadis cantik bak bidadari itu telah menyamar menjadi gadis cupu yang
memakai seragam kebesaran, rok yang panjangnya 10cm di bawah lutut, memakai kaca mata,
dan tak lupa pula rambutnya yang di kepang dua.
“Selamat pagi, Ma, Pa, Bang..”, sapanya yang langsung di balas dengan ekspresi
terkejut oleh kedua orang tuanya dan kakak laki-lakinya itu.
“Lo ngapain dandan kayak gitu dek?”, balas Abangnya Bagas.
“Emang kenapa bang? Salah?”, tanyanya balik.
“Kok lo jadi cupu sih! Ntar lo kena bully loh!”
Tetapi salsa tidak ragu sedikit pun untuk mengubah penampilannya yang terkesan sangat jadul.
“Gapapa bang, nyari sensasi aja di sekolah baru hehee...”, ucapnya sambil menampilkan
gigi putihnya.
“Nanti kalo kamu di bully gimana sal?”, tanya Mamanya cemas.
“Salsa bisa lawan kok ma..”, jawabnya dengan santai.
“Oh yaudah, kamu sekarang sarapan dulu habis itu berangkat sekolah”, ucap Papanya,
dan ia pun menghabiskan rotinya.
Setelah selesai sarapan ia langsung berangkat sekolah di antar oleh Abangnya. Oh iya sampai
lupa nih, kenalin nama kakak laki-lakinya yaitu Anada Bagas Pradipta. Ya gitu deh namanya
ada pradiptanya, maklum keturunan dari nenek moyang Papanya si Salsa dan Bagas.
Tak lama kemudian, Salsa dan Bagas hampir sampai di sekolahnya.
“Bang, turunin gue di halte aja deh gak usah sampai sekolah”, ucapnya yang membuat
Bagas mengernyitkan dahi seolah-olah dia bertanya.
“Kenapa?”
“Gue takut ketahuan bang, kan lagi nyamar ini”, balas Salsa mengingatkan.
“Oh iya, hati-hati dek. Kalo di bully kasi tau gue”, ucapnya dan salsa pun langsung
keluar dari mobil dan berjalan menuju sekolah yang sudah tidak terlalu jauh dari halte.
Skip.
“Eh, gue denger ada murid baru ya?”, tanya seorang murid yang sedang berdiri di depan
kelas.
“Iya nih..”, siswi lain menyauti.
“Gue penasarang banget tau gaaaa...”, ucap siswi lain lagi.
Salsa yang baru saja berjalan sampai di sekolah langsung berjalan menuju koridor untuk
mencari tau ruang Kepala Sekolah. Salsa yang sedang berjalan mendengar bisik-bisikan orang
di sekitarnya.
“Ih... Kok cupu banget sihh..”, ucap salah satu siswi sambil memasang wajah jijiknya
melihat penampilan Salsa.
“Palingan sekolah sini dapat beasiswa ini mah”, siswi lainnya menyahuti ucapan siswi
tadi.
“Gue kira cantik, eh nyatanya cupu banget..”, ucap seorang yang berdiri di depan pintu
kelas.
“Iuuuu banget gak sih di sekolah kita ada cewe cupuu..”, ucap siswi yang menekan kata
cupu di belakang.
Salsa yang sudah pusing 7 keliling karena tidak segera menemukan ruang Kepala Sekolah pun
hanya bisa berdiri di depan satu ruangan yang di yakini itu adalah ruang Osis. Dan tiba-tiba ada
seseorang yang menghampirinya.
“Lo murid baru di sini ya?”, tanya nya singkat.
“Iya”, jawab Salsa yang sedari tadi kebingungan mencari ruang Kepala Sekolah.
“Ayo gue anter ke ruang Kepala Sekolah, pasti dari tadi lo pusing nyari ruangannya
kan..”, ucapnya.
“Udah kayak peramal aja nih orang, kok tau gue lagi nyari ruang Kepala Sekolah”,
batin Salsa.
Tak lama kemudian mereka berdua sampai di depan ruang Kepala Sekolah.
“Nah ini ruangannya”, sambil menunjuk pintu yang ada di depan mereka.
“Oke maksih ya”, balas Salsa kalem.
Salsa pun masuk tanpa mengetuk pintu, karena kepseknya itu pamanya sendiri, jadi pikir Salsa
masa bodo lah yaa.
“Kamu siapa?”, tanya pamannya mengerutkan dahi.
“Ini Salsa pamankuuu.. yang lama udah ga ketemu”, ucap Salsa dengan nada laynya.
“Kok kamu dandan kayak gini?”, tanyanya.
“Nyari sensasi aja, hehee..”, balasnya sambil nyengir.
“Bailkah, mari paman antar kamu ke kelasmu”, ucap pamannya dan berjalan
mendahului Salsa karena akan mengantarkannya menuju kelas barunya.
Tok.. Tok.. Tok..
“Bu, saya bawa anak baru”, ucap sang Kepala Sekolah.
“Baik pak, masuk nak”, ucap ibu Gurunya.
“Perkenalkan nama kamu ya”, lanjutnya.
“Hallo, namaku Salsabila Ananda Pradipta. Aku pindahan dari SMA Cendana.
Terimakasih”, ucap Salsa rada kaku, karena dia tidak terbiasa menggunakan bahasa yang seperti
itu.
Banyak pasang mata yang melihatnya sinis. Mungkin karena ia cupu, sedangkan ini sekolah
ternama bahkan biayanya juga harus besar, ia tahu bahwa banyak yang menganggapnya masuk
ke sekolah ini dengan beasiswa.
“Baiklah, kamu boleh duduk di bangku kosong itu ya”, ucap bu gurunya sambil
menunjuk bangku kosong di sudut kiri ruangan.
“Hai, nama gue Maulidia Clara Nathania lo bisa panggil gue Nath oke”, ucap teman
sebangkunya.
“Nama gue-”, ucapannya terpotong.
“Udah barusan kan lo udah perkenalan di depan”, ucap Nath sambil nyengir.
“Baiklah. Salsa, saya wali kelas di kelas ini. Nama saya Hermawati Karulina, panggil
saja saya Bu Herma”, ucap Bu Herma memperkenalkan diri kepada Salsa.
“Mengerti bu”, jawab murid serempak.
“Baiklah sekarang kalian buka buku paket halaman 129 dan dengarkan penjelasan
saya”, ucap Bu Herma.
Pelajaran pun di mulai. Suasana kelas pun mulai sunyi, hanya ada suara Bu Herma di depan
kelas yang sedang menjelaskan rumus fisika yang membuat banyak murid menguap karna
mengantuk.
Kringggggg.......
“Kantin yuk!”, ucap Nath.
“Boleh yuk..”, balas Salsa.
Mereka berdua pun berjalan menuju kantin, dan tampaknya di sepanjang perjalanan menuju
kantin mereka melihat banyak siswa maupun siswi yang menatap Salsa dengan rasa jijik
mungkin karna dandannya yang terlalu cupu danjadul itu.
“Eh kenalin ini Vanesha Gitta dan yang ini Vanisha Gitta, mereka kembar”, ucap nath
memperkenalkan Vanisha dan Vanesha pada Salsa.
“Oh hai, nama aku Ananda Salsabila Pradipta”, ucapnya memperkenalkan diri.
“Salam kenal ya..”, ucap Vanisha dan Vanesha serempak.
“Oh iya kalian mau pesen apa?”, tanya Nath kepada 3 temannya itu.
“Gue nasi goreng sama es teh aja deh, kalo lo Sal?”, jawab Vanesha.
“Samain aja deh”, ucap Salsa yang di balas anggukan oleh mereka bertiga.
“Gue pesen dulu ya”, ucap Nath.

Skip.

Hari-hari telah Salsa lewati di sekolah barunya itu dengan keadaan suka maupun duka.
Suka karna mendapatkan seorang teman yang menerimanya apa adanya, dan sedih ketika dia
selalu di bully oleh kakak kelasnya yang bernama Lola. Lola terkenal sebagai siswi yang suka
membuli siswi yang lebih rendah darinya, idih.. dasar ya orang kaya mah belagu banget.
Hampir setiap hari Lola membuli Salsa, kalian tau gak apa masalahnya? Cuman gara gara si
Salsa deket sama Alvaro si ketua osis temen Abangnya Salsa itu loh. Lola merasa cemburu pada
Salsa, padahal mah nyatanya sih ya Alvaro jijik sama si Lola, ya gimana gamau jijik orang si
Lola selalu aja ngejar-ngejar Alvaro, setiap ada Alvaro di pastikan juga di situ ada Lola. Dasar
cabe murahan heheheee..
Suatu hari, dimana saat itu sekolah sudah sangat sepi dan tinggal lah Salsa seorang diri
di perpustakaan yang kebingungan mencari seseorang yang tadi mengirim sms padanya agar
menemuinya saat pulang sekolah di ruang perpustakaan. Akhirnya Salsanya memutuskan untuk
pulang, tapi..
Semuanya gelap...
Tak lama kemudian Salsa terbangun dengan keadaan sudah di ikat di atas kursi yang
sudah lama tak terpakai dan di sumpal mulutnya dengan kain.
“Akhirnya lo bangun jugaa!”, ucap seorang wanita yang sedari tadi menanti kesadaran
Salsa dan tidak sabar ingin menyiksanya.
“Lo tau kan gue siapa! Jadi ngapain sih lo masih deketin Alvaro, udah jelas jelas Alvaro
itu milik gue. Ini peringatan terakhir buat lo, awas aja ya lo masih aja deket sama Alvaro gua
gak segan segan ngebunuh lo di sini”, timpalnya lagi sambil mengarahkan sebilah pisau di
lengan Salsa dan..
Crassss...
Darah mengalir dimana-mana, Salsa yang mulai tadi menangis tidak bisa berbuat apa-apa hanya
berdo’a agar ada seseorang yang datang menyelamatkannya.
Sedangkan di luar sana Alvaro, Bagas, Nath, Vhanesa dan Vhanisa bingung akan keberadaan
Salsa.
“Gimana kalo sekarang kita pencar aja. Alvaro sama gue cari di sekitar sekolah, kalian
bertiga cari di tempat tongkrongan biasanya”, ucap Nath yang lansgung di angguki oleh mereka
ber empat.
Alvaro hampir putus asa mencari Salsa yang kunjung tak ketemu.
“Aduh..lo dimana sih Sal? Gue udah cari lo kemana-mana tap gak ketemu”, ucap
Alvaro yang mulai putus asa sambil mengelap keringatnya yang bercucuran.
“Oh iya gue kan belum ke gudang belakang”, batin Alvaro
Akhirnya Alvaro memutuskan untuk pergi ke gudang belakang sekolah. Dan
sesampainya dia di depan pintu gudang, Alvaro langsung mendobraknya dan betapa tekerjutnya
Alvaro saat melihat Salsa yang tergeletak di atas kursi dengan keadaan yang mengenaskan
dengan luka sayatan dimana-mana. Alvaro langsung menggendong Salsa dan langsung
membawanya ke RS terdekat. Sesampainya di Rumah Sakit Alvaro langsung menggendong
Salsa menuju ruang UGD. Saat Alvaro menunggu kabar Salsa tak lupa ia mengabari teman-
temannya dan abangnya si Salsa. Vanesha yang tau tetang keberadaan Salsa yang seperti itu dia
menangis tak terima apa bila sahabatnya harus menerima perlakuan seperti itu dari seseorang
yang tidak mereka tahu.
Tak lama kemudian dokter keluar.
“Dok, bagaimana kondisi adik saya?”, tanya Bagas khawatir
“Adik mas baik baik saja, tapi mungkin dia akan koma 2 sampai 3 hari. Dan ada salah
satu sayatan yang dalam di daerah lengan adik mas dan itu memerlukan waktu yang lama untuk
memulihkannya”, ucap dokter.
“Baik mas, saya permisi”, sambungnya.
“Iya dok terimakasih”, ucap Bagas singkat dan tak terasa air matanya mengalir begitu
saja, tak percaya akan keadaan adiknya yang sekarang hanya terbaring lemah di atas kasur di
ruang UGD itu.
“Gue gak nyangka, siapa sih yang tega nyelakain Salsa sampe segitunya”, ucap Nath.
“Iya Nath, kita harus laporin ini ke Kepsek”, jawab Vanisha.
“Kita butuh bukti kalo gitu”, balas Bagas.
“Tenang aja, gue tau tempat sisi tv di sekolah kok”, jawab Alvaro.
Tiga hari sudah berlalu tetapi Salsa tak kunjung bangun, kecemasan dan kekhawatiran
Alvaro semakin memuncak. Tapi, menjelang sore jari Salsa bergerak-gerak dan matanya mulai
terbuka. Betapa senangnya Alvaro yang saat itu sedang menemani Salsa di rumah sakit. Sontak
dia lansung memanggil dokter. Dan hasil dari pemeriksaan dokter yaitu Salsa di nyatakan sudah
sembuh total kecuali sayatan yang ada di tangannya.
“Aku dimana?”, tanya Salsa.
“Kamu di rumah sakit Sal”, jawab Alvaro bahagia.
“Kamu sejak kapan disini?”, sambung Salsa.
“Aku nunggu kamu sampe sadar dari koma”, balas Alvaro.
“Emang aku koma berapa hari?”, tanya salsa.
“Uh.. kamu itu udah koma selama tiga hari. Udah deh sal jangan banyak bicara dulu,
kamu istirahat jangan banyak gerak”, jawab Alvaro tegas.
“Iya iya.. Heheheee..”, jawab Salsa.
Tak lama kemudian Nath, Bagas, Vanesha dan Vanisha pun datang.
“Eh Sal, lo udah sadarrrrr...”, ucap Vanesha sambil berlari ke arah Salsa dan langsung
memeluknya.
“Alhamdulillah deh kalo lo udah sadar Sal”, jawab Nath.
“Kita bertiga kangen tau gak sama lo Sal”, Ucap Vanisha
“Iya iyaaa gue juga kangen kaliann..”, ucap Salsa dan langsung memeluk mereka
bertiga.
“Oh iya dek, gue udah punya buktinya kalo lo habis di bully sama si Lola”, sahut Bagas
“Yaudah besok segera laporin aja ke kepsek biar mampuss tuh nenek lampir”, geram
Vanesha.
Keesokan harinya, Salsa telah di nyatakan sembuh dan dia langsung ingin mengikuti
pelajaran seperti biasannya. Tepatnya saat itu hari Senin, hari dimana seluruh siswa-siswi SMA
Negri 1 Jakarta Pusat melakukan upacara. Di akhir upacara terdapat pengumuman, yang di
sampaikan oleh Papa Salsa tepatnya pemilik Sekolah menengah atas itu.
“Assalamu’alaikum wr wb”, ucap Pak Burhan.
“Waalaikumsalam wr wb”, jawab seluruh murid.
“Berdirinya saya disini akan menyampaikan perihal tentang “STOP BULLYING”,
karna gara-gara bullying anak saya jadi korban. Salsa mari naik”, Pak Burhan menyuruh Salsa
untuk naik ke atas mimbar.
“Ini anak saya, yang sering kalian anggap cupu dan culun. Yang sering kalian remehkan
karna penampilannya. Yang sering kalian hina karna menurut kalian dia tidak pantas bersekolah
di sini”, ucap Pak Burhan yang membuat semua pasang mata tercengang akan kecantikan gadis
yang berada di sebelah Pak Burhan yakni Ananda Salsabila Pradipta yang biasa mereka panggil
Salsa atau si cupu lah, si culun lah, ya samacamnya lah yaa..
“Saya sangat kecewa dengan siswa-siswi yang ada di sini, karna kalian berteman bukan
karna ketulusan hati, tapi kalian berteman itu karna ke mapaman seorang teman”, ucap Salsa.
“Jadi mulai sekarang, tidak usah kaget. Inilah saya yang sebenarnya. Orang yang selalu
kalian remehkan dan acuhkan, orang yang selalu jadi bahan omongan, dan orang yang selalu
kalian hina. Tapi tidak apa, saya sudah memaafkan itu. Saya mohon maaf atas kesalahan saya
yang mungkin bisa di bilang menipu kalian semua, karna dengan ini saya bisa tau mana teman
yang baik, dan mana teman yang buruk”, lanjut Salsa.
“Dan untuk pelaku bullying yaitu kamu Lola, kamu saya skors selama 2 minggu”, ucap
Pak Kepsek.
Dan akhirnya semua terungkap, upacara pun selesai.
TAMAT
“SEBUAH JANJI”
Karya : Umar Ibnu Abdul Aziz
“Sahabat selalu ada disaat kita membutuhkannya, menemani kita disaat kita kesepian,
ikut tersenyum disaat kita bahagia, bahkan rela mengalah padahal hati kecilnya
menangis…”
-------------------------------
Bel istirahat akan berakhir berapa menit lagi. Lia harus segera membawa buku tugas
teman-temannya ke ruang guru sebelum bel berbunyi. Jabatan wakil ketua kelas
membuatnya sibuk seperti ini. Gubrak…. Buku-buku yang dibawa Wina jatuh semua.
Orang yang menabrak entah lari kemana. Jangankan menolongnya, meminta maaf pun
tidak.
“Sial! Lari nggak pakek mata apa ya...” omel Lia. Dengan wajah masam ia mulai
jongkok untuk merapikan buku-buku yang terjatuh. Belum selesai Lia merapikan
terdengar langkah kaki yang datang menghampirinya.
“Kasian banget. Bukunya jatuh semua ya?” cemoh seorang cowok dengan senyum sinis.
Sejenak Lia berhenti merapikan buku-buku, ia mencoba melihat orang yang berani
mencemohnya. Ternyata dia lagi. Cowok berpostur tinggi dengan rambut yang selalu
berantakan. Sumpah! Lia benci banget sama cowok ini. Seumur hidup Lia nggak bakal
bersikap baik sama cowok yang ada di depannya ini. Lalu Lia mulai melanjutkan
merapikan buku tanpa menjawab pertanyaan cowok tersebut.
Cowok tinggi itu sepintas mengernyitkan alisnya. Dan kembali ia tercenung karena
cewek di depannya tidak menanggapi. Biasanya kalau Lia terpancing dengan
omongannya, perang mulut pun akan terjadi dan takkan selesai sebelum seseorang
datang melerai.
Teeeett… Bel tanda berakhirnya jam istirahat terdengar nyaring. “Maksud hati pengen
bantu temen gue yang jelek ini. Tapi apa daya udah keburu bel. Jadi sori nggak bisa
bantu.” ucap cowok tersebut sambil menekan kata jelek di pertengahan kalimat.
Cowok tersebut masih menunggu reaksi cewek yang ada di depannya. Tapi yang
ditunggu tidak membalas dengan cemohan atau pun ejekan. “Lo berubah.” gumam
cowok tersebut lalu berbalik bersiap masuk ke kelasnya. Begitu cowok itu membalikkan
badannya, Lia yang sudah selesai membereskankan buku mulai memasang ancang-
ancang. Dengan semangat 45 Lia mulai mengayunkan kaki kanannya kearah kaki kiri
cowok tersebut dengan keras.
“Adooooww” pekik cowok tersebut sambil menggerang kesakitan.
“Makan tuh sakit!!” ejek Lia sambil berlari membawa buku-buku yang tadi sempat
berserakan. Bisa dibayangkan gimana sakitnya tuh kaki. Secara Lia pakek kekuatan
yang super duper keras. Senyum kemenangan menghiasi di wajah cewek tinggi kurus
tersebut.
------------------------
“Lia….”
Lia menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya. Ternyata dari kejauhan Ami
teman baiknya sejak SMP sedang berlari kearahnya. Dengan santai Lia membalikkan
badannya berjalan mencari motor matic kesayangannya. Ia sendiri lupa dimana menaruh
motornya. Lia emang paling payah sama yang namanya mengingat sesuatu. Masih
celingak-celinguk mencari motor, Ami malah menjitak kepalanya dari belakang.
“Woe non, budeg ya? Nggak denger teriakan gue. Temen macem apaan yang nggak
nyaut sapaan temennya sendiri.” ucap Ami dengan bibir monyong. Ciri khas cewek
putih tersebut kalo lagi ngambek.
“Sori deh Mi. Gue lagi bad mood, pengen cepet pulang.”
“Bad mood? Jelas-jelas lo tadi bikin gempar satu kelas. Udah nendang kaki cowok
ampe tuh cowok permisi pulang, nggak minta maaf lagi.” jelas Ami panjang lebar.
“Hah? Sampe segitunya? Kan gue cuma nendang kakinya, masak segitu parahnya?” Lia
benar-benar nggak nyangka. Masa sih keras banget? Tuh cowok ternyata bener-bener
lembek, pikirnya dalam hati.
“Nendang sih nendang tapi lo pakek tendangan super duper. Kasian Umar lho.”
“Enak aja. Orang dia yang mulai duluan.” bantah Lia membela diri.
Sejenak Ami terdiam, lalu berlahan bibirnya tersenyum tipis. “Kenapa sih kalian berdua
selalu berantem? Masalahnya masih yang itu? Itu kan SMP. Dulu banget. ” ujar Ami
polos, tanpa bermaksud mengingatkan kejadian yang lalu. “Lagi pula gue udah bisa
nerima kalo Umar nggak suka sama gue.”
“Tau ah gelap!”
--------------------------
Bel pulang berbunyi nyaring bertanda jam pelajaran telah usai. Cuaca yang sedemikian
panas tak menyurutkan niat para siswa SMA Harapan untuk bergegas pulang ke rumah.
Lia sendiri sudah membereskan buku-bukunya. Sedangkan Ami masih berkutat pada
buku catatanya lalu sesekali menoleh ke papan tulis.
“Makanya kalo nulis jangan kayak kura-kura.” Dengan gemas Lia menjitak kepala Ami.
“Duluan ya, Mi. Disuruh ayah pulang cepet nih!” Ami hanya mendengus lalu kembali
sibuk dengan catatanya.

Saat Lia membuka pintu kelas, seseorang ternyata juga membuka pintu kelasnya dari
luar. “Eh, sori..” ucap Lia kikuk. Tapi begitu sadar siapa orang yang ada di depannya,
Lia langsung ngasi tampang jutek kepada orang itu. “Ngapaen lo kesini? Masih sakit
kakinya? Apa cuma dilebih-lebihin biar kemaren pulang cepet? Hah? Jadi cowok kok
banci baget!!!”
Jujur Umar udah bosen kayak gini terus sama Lia. Dia pengen hubungannya dengan Lia
bisa kembali seperti dulu. “Nggak usah cari gara-gara deh. Gue cuma mau cari Ami.”
ucap Umar dingin sambil celingak celinguk mencari Ami. “Hey Mi!” ucap Umar riang
begitu orang yang dicarinya nongol.
“Hey juga. Jadi nih sekarang?” Ami sejenak melirik Lia. Lalu dilihatnya Umar
mengangguk bertanda mengiyakan. “Li, kita duluan ya,” ujar Ami singkat.
Lia hanya benggong lalu dengan cepat mengangguk. Dipandangi Ami dan Umar yang
kian jauh. Entah kenapa, perasaanya jadi aneh setiap melihat mereka bersama. Seperti
ada yang sakit di suatu organ tubuhnya. Biasanya Umar selalu mencari masalah
dengannya. Namun kini berbeda. Umar tidak menggodanya dengan cemohan atau
ejekan khasnya. Umar juga tidak menatapnya saat ia bicara. Seperti ada yang hilang.
Seperti ada yang pergi dari dirinya.
-------------------------
Byuuurr.. Fanta rasa stowberry menggalir deras dari rambut Lia hingga menetes ke
kemeja putihnya. Lia nggak bisa melawan. Ia kini ada di WC perempuan. Apalagi ini
jam terakhir. Nggak ada yang akan bisa menolongnya sampai bel pulang berbunyi.
“Maksud lo apa?” bentak Lia menantang. Ia nggak diterima di guyur kayak gini.
“Belum kapok di guyur kayak gini?” balas cewek tersebut sambil menjambak rambut
Lia. “Ma, mana fanta jeruk yang tadi?” ucap cewek itu lagi, tangan kanannya masih
menjambak rambut Lia. Rima langsung memberi satu botol fanta jeruk yang sudah
terbuka.
“Lo mau gue siram lagi?” tanya cewek itu lagi.
Halo??!! Nggak usah ditanya pun, orang bego juga tau. Mana ada orang yang secara
sukarela mau berbasah ria dengan fanta stroberry atau pun jeruk? Teriak Lia dalam hati.
Ia tau kalau cewek di depannya ini bernama Nindy. Nindy terkenal sesaentro sekolah
karena keganasannya dalam hal melabrak orang. Yeah, dari pada ngelawan terus sekarat
masuk rumah sakit, mending Lia diem aja. Ia juga tau kalo Nindy satu kelas dengan
Umar. Wait, wait.. Umar??? Jangan-jangan dia biang keladinya. Awas lo Mar, sampe
gue tau lo biang keroknya. Gue bakal ngamuk entar di kelas lo!
“Gue rasa, gue nggak ada masalah ama lo.” teriak Lia sambil mendorong Nindy dengan
sadisnya. Lia benar-benar nggak tahan sama perlakuan mereka. Bodo amat gue masuk
rumah sakit. Yang jelas ni nenek lampir perlu dikasi pelajaran.
Kedua teman Nindy, Rima dan Fitri dengan sigap mencoba menahan Lia. Tapi Lia
malah memberontak. “Buruan Nin, ntar kita ketahuan.” kata Fitri si cewek sawo
mateng.
Selang beberapa detik, Linda kembali mengguyur Lia dengan fanta jeruk. “Jauhin
Umar. Gue tau lo berdua temenan dari SMP! Dulu lo pernah nolak Umar. Tapi kenapa
lo sekarang nggak mau ngelepas Umar?!!”
“Maksud lo?” ledek Lia sinis. “Gue nggak kenal kalian semua. Asal lo tau gue nggak
ada apa-apa ama Lia. Lo nggak liat kerjaan gue ama tuh cowok sinting cuma
berantem?”
Plaakk.. Tamparan mulus mendarat di pipi Lia. “Tapi lo seneng kan?” teriak Nindy
tepat disebelah kuping Lia. Kesabaran Lia akhirnya sampai di level terbawah.
Buuugg! Tonjokan Lia mengenai tepat di hidung Nindy. Nindy yang marah makin
meledak. Perang dunia pun tak terelakan. Tiga banding satu. Jelas Lia kalah. Tak perlu
lama, Lia sudah jatuh terduduk lemas. Rambutnya sudah basah dan sakit karena
dijambak, pjpinya sakit kena tamparan. Kepalanya terasa pening. “Beraninya cuma
keroyokan!” bentak seorang cowok dengan tegas. Serempak trio geng labrak menoleh
untuk melihat orang itu, Lia juga ingin, tapi tertutup oleh Nindy. Dari suaranya Lia
sudah tau. Tapi Ia nggak tau bener apa salah.

“Pergi lo semua. Sebelum gue laporin.” ujar cowok itu singkat. Samar-samar Lia
melihat geng labrak pergi dengan buru-buru. Lalu cowok tadi menghampiri Lia dan
membantunya untuk berdiri. “Lo nggak apa-apa kan, Li?”
“Nggak apa-apa dari hongkong!?”
-------------------------
Hujan rintik-rintik membasahi bumi. Lia dan Umar berada di ruang UKS. Lia
membaringkan diri tempat tidur yang tersedia di UKS. Lia memegangi sapu tangan
dingin yang diletakkan di sekitar pipi Lia. Lia lemas luar biasa. Kalau dia masih punya
tenaga, dia nggak bakalan mau tangan Umar nyentuh pipinya sendiri. Tapi karena
terpaksa. Mau gimana lagi.
“Ntar lo pulang gimana?” tanya Umar polos.
“Nggak gimana-mana. Pulang ya pulang.” jawab Lia jutek. Rasanya Lia makin benci
sama yang namanya Umar. Gara-gara Umar dirinya dilabrak hidup-hidup. Tapi kalau
Umar nggak datang. Mungkin dia bakal pingsan duluan sebelum ditemukan.
“Tadi itu cewek lo ya?” ucap Lia dengan wajah jengkel.
“Nggak.”
“Trus kok dia malah ngelabrak gue? Isi nyuruh jauhin lo segala. Emang dia siapa? “
rutuk Lia kesal seribu kesal. Ups! Kok gue ngomong kayak gue nggak mau jauh-jauh
ama Umar. Aduuuhh…
Umar sejenak tersenyum. “Dia tuh cewek yang gue tolak. Jadi dia tau semuanya tentang
gue dan termasuk tentang lo” ucap Umar sambil menunjuk Lia.
Lia diam. Dia nggak tau harus ngapain setelah Umar menunjuknya. Padahal cuma
nunjuk. “Ntar bisa pulang sendiri kan?” Tanya Umar.
“Bisalah. Emang lo mau nganter gue pulang?”
“Emang lo kira gue udah lupa sama rumah lo? Jangan kira lo nolak gue terus gue
depresi terus lupaen segala sesuatu tentang diri lo. Gue masih paham bener tentang diri
lo. Malah perasaan gue masi sama kayak dulu.” jelas Umar sejelas-selasnya. Umar pikir
sekarang udah saatnya ngungkapin unek-uneknya.
“Lo ngomong kayak gitu lagi, gue tonjok jidat lo!” ancam Lia. Nih orang emang
sinting. Gue baru kena musibah yang bikin kepala puyeng, malah dikasi obrolan yang
makin puyeng.
“Perasaan gue masih kayak dulu, belum berubah sedikit pun. Asal lo tau, gue selalu cari
gara-gara ama lo itu ada maksudnya. Gue nggak pengen kita musuhan, diem-dieman,
atau apalah. Pas lo nolak gue, gue nggak terima. Tapi seiring berjalannya waktu, kita
dapet sekolah yang sama. Gue coba buat nerima. Tapi nggak tau kenapa lo malah
diemin gue. Akhirnya gue kesel, dan tanpa sadar gue malah ngajakin lo berantem.”
Sejenak Umar menanrik nafas. “Lo mau nggak jadi pacar gue? Apapun jawabannya gue
terima.”
Hening sejenak diantara mereka berdua. “Kayaknya gue pulang duluan deh.” Ucap Lia
sambil buru-buru mengambil tasnya. Inilah kebiasaan Lia, selalu mengelak selalu
menghindar pada realita. Ia bener-bener nggak tau harus ngapaen. Dulu ia nolak Lia
karena Ami juga suka Umar. Tapi sekarang?
“Besok gue udah nggak sekolah disini. Gue pindah sekolah.” Umar berbicara tepat saat
Lia sudah berada di ambang pintu UKS.
Wina diam tak sanggup berkata-kata. Dilangkahkan kakinya pergi meninggalkan UKS.
Meninggalkan Umar yang termenung sendiri.
-------------------------
Kelas masih sepi. Hanya ada beberapa murid yang baru datang. Diliriknya bangku
sebelah. Ami belum datang. Lia sendiri tumben datang pagi. Biasanya ia datang 5 menit
sebelum bel, disaat kelas sudah padat akan penduduk. Semalam Lia nggak bisa tidur.
Entah kenapa bayangan Umar selalu terbesit di benaknya. Apa benar Umar pindah
sekolah? Kenapa harus pindah? Peduli amat Umar mau pindah apa nggak, batin Lia.
“Argggg… Kenapa sih gue mikir dia terus?”
“Mikirin Umar maksud lo?” ucap Amel tiba-tiba udah ada disamping Lia. “Nih hadiah
dari pangeran lo.” Dilihatnya Ami mengeluarkan kotak biru berukuran sedang. Karena
penasaran dengan cepat Lia membuka kotak tersebut. Isinya bingkai foto bermotif
rainbow dengan foto Lia dan Umar saat mengikuti MOS SMP didalamnya. Terdapat
sebuah kertas. Dengan segera dibacanya surat tersebut.
Dear wina,
Inget ga pertama kali kita kenalan? Pas itu lo nangis gara-gara di hukum ama osis.
Dalam hati gue ketawa, kok ada sih cewek cengeng kayak gini? Hehe.. kidding. Lo dulu
pernah bilang pengen liat pelangi tapi ga pernah kesampaian. Semoga lo seneng sama
pelangi yang ada di bingkai foto. Mungkin gue ga bisa nunjukin pelangi saat ini toh gue
harus ikut ortu yang pindah tugas. Tapi suatu hari nanti gue bakal nunjukin ke lo
gimana indahnya pelangi. Tunggu gue dua tahun lagi. Saat waktu itu tiba, ga ada alasan
buat lo ga mau jadi pacar gue.
“Kenapa lo nggak mau nerima dia? Gue tau lo suka Umar tapi lo nggak mau nyakitin
gue.” sejenak Ami tersenyum. “Percaya deh, sekarang gue udah nggak ada rasa sama
Umar. Dia cuma temen kecil gue dan nggak akan lebih.”
“Thanks Mi. Lo emang sahabat terbaik gue.” ucap Lia tulus. “Tapi gue tetap pada
prinsip gue.”
Ami terlihat menerawang. “Jujur, waktu gue tau Umar suka sama lo dan cuma
nganggep gue sebagai temen kecilnya. Gue pengen teriak sama semua orang, kenapa
dunia nggak adil sama gue. Tapi seiring berjalannya waktu gue sadar kalo nggak semua
yang kita inginkan adalah yang terbaik untuk kita.” senyum kembali menghiasi wajah
mungilnya. “Dan lo harus janji sama gue kalo lo bakal jujur tentang persaan lo sama
Umar. Janji?” lanjut Ami sambil mengangkat jari kelingkingnya.
Ingin rasanya Lia menolak. Ami terlalu baik baginya. Dia sendiri tau sampai saat ini
Ami belum sepenuhnya melupakan Umar. Tapi Lia juga tak ingin mengecewakan Ami.
Berlahan diangkatnya jari kelingkingnya.
“Janji..” gumam Lia lirih’
--------------------------
Warna-warni Masa SMPku
Karya : Yunia Sholehatullah
Ketika itu aku terdiam,didalam diamkunaku mengingat akan masalaluku dulu,Dimana
aku mengingat betapa rindunya aku akan masa-masa SMPku dulu.
Saat itu,saat awal masuk kelas 9 SMP hari-hariku begitu tenang,damai dan baik-baik
saja. Banyak guru-guru kelas 9 yang baru aku kenal.(anggap saja teman-temanku
bertambah banyak yang aku kenal) hihihi.. ^;^. Sempat berfikir “enak ya jadi kakak
kelas paling senior disekolah”. Maklumlah sudah kelas 3 SMP yang ngk lama lagi bakal
jadi alumni
Mulai dari kelas 7 SMP aku orangnya sangatlah pendiam (bisa dibilang seperti itulah).
(sihhh pendiam..hehe jadi malu) dari dulu kelas 7 aku orangnya ngk macem-macem,aku
juga selalu duduk dibangku paling depan saat kelas 7. Pelajaran yang paling aku suka
saat itu adalah pelajaran IPS sama IPA, saat pelajaran itu betapa aktifnya aku disaat
guru menerangkan materinya dan memberi soal-soal. Nilaiku selalu diatas KKm.
Anggap saja pelajaran IPA sama IPS itulah jagoanku diAkademik. Aku sangat sering
sekali keperpustakaan untuk meminjam buku. Jangka waktu meminjam buku adalah 1
minggu baru bisa dikembalikan lagi,sudah banyak buku-buku yang sudah aku pinjam
lalu aku baca. Salah satu buku yang sering aku baca yaitu NOVEL,aku sangat
menyukai NOVEL. Yang paling aku suka pada saat membaca sebuah NOVEL adalah
dimana aku juga bisa merasakan apa yang penulis ceritakan diNOVEL tersebut,seakan
akan akulah pemain didalam NOVEL tersebut.
Kenaikan kelas sudah dimulai,akhirnya pada saat itu aku naik kekelas 8
SMP(kelas 2 SMP). Biasanya kan kalo disekolahku setiap naik kekelas 8 pasti diroling
anak-anaknya,kelasnyapun diganti yang awalnya kelas 7A bisa jadi kekelas 8 H.
Disekolahku sendiri terdiri dari 30 kelas. Kelas nya mulai dari kelas A sampai H. Kayak
kelas 7A sampai kelas 7H. Kelas 8A sampai 8H,kelas 9A sampai 9H. Nah untuk saat itu
aku kebagian kelas 8F. Disanalah dimana dikatakan banyak pelajar lainya adalah,masa-
masa nakalnya,masa labil-labilnya. Dimasakelas 8 inilah kita diajarkan hal-hal yang
baru,dari hal yang positif ke hal yang negatif. Awal masuk kelas 8 ini,aku
memperkenalkan diriku kepada teman-teman dikelas baruku ini. Dikelas baruku ini aku
kedapatan bangku paling belakang sendiri,karena kesalahanku sendiri yang pada hari itu
aku berangkat siang,disaat hari pertama masuk kelas baruku itu. Tapi meskipun tak
sesuai dengan harapan ngk masalah yang penting sekolah.

Sudah seminggu pelajaran berlangsung dikelas baruku yang telah kulalui ini. Ternyata
dikelas baru ini banyak sekali penggemarku,banyak yang ngefans sama aku
(hihihi..udah yang kayak jadi artis aja ya aku). Tapi aku biarkan,anggap saja hanya
angin lewat,tak hanya dikelas saja ternyata penggemarku.masih ada juga dilain kelas
yang juga ngefans. Tapi itu sih aku tau dari kata temen-temen cewekku dilain lain kelas.
Tapi tetap aku biarkan saja. Kan emang pada dasarnya aku tidak tertarik sama sekali
pada anak cowok. (eak eak.. hehe^;^).

Oh iya dielas 8 ini aku terpilih menjadi pengurus kelas. Tepatnya yaitu
bendahara kelas. Aku dipercayai oleh teman temanku untuk memegang uang. Disinilah
aku mulai menjadi sepeti ibu KOS yang memaksa anak kosnya untuk segera membayar
uang. Saat itu setiap hari jumat disekolahankun selalu diadakan infaq. Nah disinilah
tugasku. Aku mewajibkan setiap anak wajib membayar uang 2000 an,tidak ada kata
tidak punya uang. (padahal sebenrnya kalo infaq itu seiklasnya ya,tapi aku mewajibkan
temen-temenku buat wajib bayar 2000 an.hehe.. pemaksaan dikit lah ngk papa ya.) tapi
berkat ini,berkat aku mewajibkan 2000 an per anak,kelaskulah kelas 8f ini yang selalu
menjadi juara infaq terbanyak diantara kelas 7 dan kelas 9 lainya. Pengumuman infaq
terbanyak selalu diumumkan selesai upacara setiap hari senenya.

Dikelasku ada 1 geng cowok-cowok semua. Sebenrnya mereka bukan sih


tapi merekalah ngebuat-ngebuat gitu gituan. Nama gengnya mereka adalah geng
KAPAK (heheh..) ntah mereka terinspirasi dari mana kapak itu. Geng mereka terdiri
dari 4 personil,tempat duduknya pun depan belakangan. Merekalah yang selalu
membuat keributan dikelas. Selalu ramai sendiri,ngomong-ngomong sendiri ketika guru
menerangkan. Sampai-sampai guru memarahi mereka semua. Sebut saja geng kapak
(hehe..). disinilah awal kelasku dimulai dicap kelas paling ngk kenak diatur anak-
anaknya,kelas yang selalu jadi perbincangan disaat ada rapat guru diruang guru. Dimana
banyak guru guru yang tidak tahan lagi dengan kelasku ini kelas 8f (hehe). Apalagi
dengan wali kelasku,wali kelasku aja sampek sakit-sakitan gara-gara anak didiknya itu
ngk bisa diatur sama sekali. Setiap ada jadwal wali kelasku mengajar dikelas,anak anak
ngk pernah absen untuk membuat wali kelasnya sakit kepala. Terutama karena geng
kapak lah kelasku menjadi begitu. (bisa dibilang kelas paling nakal seSMPku dulu).
Hehe ngkkebayangkan kayak apa nakalnya mereka dulu. Geng kapak sndiri berjumlah 4
personil,yaitu,sholeh,wahyu,yudha(biasa dipanggil endeng)dan Jen,nah mereka semua
lah yang mewarnai kelas 8f ini,sehingga menjadi kelas yang banyak dikenal oleh guru-
guru karena ngk kenak diaturnya kelasnya dan karena anak-anaknya yang nakal –nakal
(hehe..) disisi lain mereka sangat baik terhadapku,selalu membantuku disaat aku ada
masalah apapaun itu.

Mereka juga biasanya yang paling bisa buat aku ketawa lepas,seperti bisa
menghibur dikala aku ada masalah. Oh iya mereka lah salah satu penggemarku
dikelas,(hehe..) makanya mereka selalu ada buat aku disaat aku ada masalah. Tapi aku
tak memandang itu.aku memandang ketulusan mereka disaat membantuku dalam
menyelesaikan banyak masalah. Dan tak terasa sebentar lagi aku pisah dengan mereka
semua,dimana mereka akan naik kekelas 9 asal mereka saat kelas 7 dulu. Berat rasanya
meninggalkan kelas yang penuh cerita seperti ini. Tapi yasudahlah,mau gimana lagi
yakan. Tapi diperpisahan kakak kelasku tahun itu,kelasku memberikan sebuah
penampilan yang akan ditampilkan diPerpisahan kakak kelas nantinya. Penampilan
yang akan kelas kami tampilkan yaitu sebuah DRAMA yang berjudul Drama SEPELE.
Didrama itu aku kebagian pemeran utamnya(eaaakk..hehheh) dimana disekolah itu
terdapat murid baru yang berasal dari BANDUNG,yang bernama Bella,dia adalah gadis
cantik yang baik hati,lemah lembut,sopan,dan tidak sombong. Nah diceritanya nanti,si
Bella ditaksir sama anak disekolah barunya itu yang namnya Wahyu,disitulah awal
mereka menjalin masa-masa SMAnya dengan kisah mereka yang penuh cerita (hehe ada
ada aja ya Drama yang kumainkan saat itu).
Akhirnya aku naik kekelas 9,tepatnya kelas 9A. Disini awal kehidupan baruku
dimulai,dimana aku sudah mulai memikirkan akan kemana setelah aku lulus SMP
nantinya,sudah mulai fokus akan tryout-tryout dan ujian-ujian lainya yang akan
kuhadapi. Sebelum itu sebelum melaksanakan ujin ujian seperti itu,sekolahku
mengadakan wisata ke YOGYAKARTA,tepatnya tempat tempat yang kami kunjungi
saat diYogyakarta seperti,candi Borobudur,perambanan,serta pasar yang paling terkenal
akan kemurahanya yaitu pasar MALIOBOUROU,tempat lainya yaitu MUSIUM
Dirgantara, dimana didalam musium tersebut dijelaskan bagaimana awal mula
pembuatan pesat terbang. Sebelum ketempat-ketempat yang akan kami kunjungi ,kami
menginap diHotelnya UGM. Saat menginap rasanya ngk mau cepet-cepet kewisata
selanjutnya saat itu,banyak anak-anak yang betah sekali menginap diHotel,tapi semua
itu tidak menghambat perjalan kami yang berikutnya.

Perjalanan berikutnya yaitu ketempat candi PRAMBANAN,setelah itu ke candi


BOROBUDUR,nah abis kecandi-candi mampirlah ke pasar Maliobourou. Oh iya baru
aku ingat,sebelum kepasar malioborou aku mengunjungi KRATON,tapi kami kesorean
hingga KRATONPUN sudah tidak dibuka lagi untuk pengunjung,kami pun kecewa
dikit lah,tapi meskipun begitu kami boleh tetap masuk ke KRATON hanya saja tidak
sampai kedalam rumah inti di KRATON tersebut. Tak terasa semua wisatapun telah
kami kunjungi. Kami pun melakukan perjalanan pulang ke JEMBER. Setibanya
disekolah sekitar jam 12 siang,kamipun tiba disekolah dengan sudah dijemput oleh
orangtua masing masing.

Liburan pun sudah usai,kini waktunya fokus terhadap pelajaran. Disekolahku


setiap sepulang sekolah diadakan bimbingan setiap hari Senin-Kamis. Ini adalah jam
tambahan untuk menghadapi ujian-ujian nanti. Biasanya kalau ada jam tambahan
gini,pulangnya jam setengah 4 sore. Jadi betapa lelahnya selesai mengikuti jam
tambahan disekolah,belum lagi tugas tugas sekolah yang harus dikerjakan malamnya.
Tak terasa aku sudah melaksanakan try out pertamaku,tepatnya pada tanggal 3 april
2017 sampai dengan tanggal 6 april 2017. Dibulan bulan inilah banyak sekali ujian-
ujian yang aku hadapi. Seperti seminggu setelahnya aku melaksanakan USBN tepatnya
tanggal 17,18,19 April. Masih ada dua kali USBN susulan,tanggal 26-27 April 2017.
Pada saat tanggal 2,3,4dan 8 April, Tibalah dimana hari yang tidak ditunggu-tunggu
datang,hari yang tidak diharapkan,dimana hari itulah perang dunia ke3 akan dimulai
(hehehe..anngap saja begitu). Yaitu Ujian Nasional (UN). Hari pertama saat UN,aku
telat memasuki ruanganku,aku kira aku akan dikeluarkan karena aku telat,tapi untunglah
gurunya baru saja masuk ruangan,jadi prasangka burukku tidak terjadi. (aku sangat
bersyukur saat itu). Ujian pun telah usai,semuanya hanya tinggal menunggu hasilnya
saja,hasil dari nilai UN dan Hari KELULUSAN. Yang ditunggu-tunggupun akhirnya
datang,tibalah dimana pada tanggal 2 juni pengumuman KELULUSAN. Akhirnya aku
LULUS dengan hasil yang sesuai dengan keinginanku. Aku pun melanjutkan
pendidikanku ke tingkat SMA. Tepatnya aku melanjutkan pendididikan di MAN 2
JEMBER. Disana lah kehidupan sekolahku dimulai.
Sekian ceritaku di masa-masa SMPku dulu. Semua yang kuceritakan adalah kejadian
yang Realita,kejadian yang kualami secara nyata tanpa ada tambahan apapun dari
siapapun.
Sampai jumpa di ceritaku berikutnya ^-^
Sahabat juga makhluk sosial
Karya: Bara
Biasa bercanda besama teman dengan sapaan Bara, biasanya tidak mau di
panggil selain itu makannya sayaya kalau memanggil teman lainnya menyebut nama
aslin, itulah prinsip saya mulai kecil.
Saya dilahirkan di kota yang di juluki kota tembakau, kota yang indah dengan
kesenian carnafal dunianya, dan tidak lupa makanan khas suwar suwirnya, aku senang
dengan kota ini karena banyak sawah membentang jauh ke pelosok desa maupun kota
yang subur, hijau, dan keasriannya.
Orangnya disini ramah tamah saling menyapa satu sama lain apalagi orang desa
yang sangat memproritaskan saudara, teman, dan tetanggannya. saya berbicara begini
karena saya sejak kecil hingga dewasa di besarkan di desa.
Dimana mana Bersama sahabat itulah kebiasaan untuk menjalin keakraban saya
.Hafidz, Alan, dan Ainun itu sahabat karib sehari hari , kesehariannya Hafidz orangnnya
pendiem tapi suka membuat permainan tradisional seperti egrang dan layang-layang,
kalau Alan sih menggambar pemandangan, kaligrafi, dan melukis caping sehingga dia
sering ikut lomba di mana mana, ini beda sendiri dengan yang lain karena anak ini
paling cantik, cewek sendiri, paling pinter, sabar, dan sangat kreatif ya gak salah lagi
namanya Ainun.
Sejak kecil saya sering di tinggal oleh orang tua, jadi saya sering keluar ke
rumah teman tapi gak pernah keluar jauh jauh dan gak pernah keluar malem.
Pertama saya TK gak pernah namanya di tunggu oleh ibu, karena ibu menjadi
guru di seberang kota berangkat pagi dan pulang sore “itu sangat gak meenakkan ”, ya
aku agak ngiri aja ketemen yang lain tapi iri nya anak kecil tidak seberapa berpengaru
paling ya ngambek nangis,kalau bahagia itu gampang kalau pas uang jajan lancar gak
akan inget di tinggal orang tua sesering mungkin, dan yang pasti punya banyak teman
yang sangat ceria.
Pulang sekolah saya langsung ke rumah ganti pakaian lalu berangkat lagi
kerumah teman karena gak ada orang di rumah orang tua kerja semua, sejak kecil
bermainnya lari-larian, masak-masakan, pel-pelan, rumah-rumahan, bermain mercon,
sodor, dll pasti anak desa mengerti permainan seperti ini bermakna sekali kegitan yang
dilakukan dengan bersama-sama.
Saya sesekali di ajak refresing bersama keluarga karena sering ditinggal kerja,
ketika saya berlibur ke kota metropolitan, ibukota yang sangat padat, macet, dan agak
kumuh. Saya melihat banyak mobil-mobil baris lurus silauan kaca gedung besar yang
megah di tengah-tengah pusat kota, mall, dan halte sangat ramai desak-desakan, berbeda
dengan kegitan di desa apalagi baru pertama kali pergi ke jakarta niatku kesini untuk
silaturahmi kekeluarga yang baru datang haji, namanya anak desa agak ke norak-
norakan apalagi yang miris anak kecil berkeliaran di setiap sudut jalan. Dengan
telanjang kaki,dengan wajah yang kusut, dan berpakaian tidak layak mereka menunggu
belas kasihan orang yang berlalu lalang. Kadang dia memberikan senyuman yang
manis, tapi hanya gumaman yang dia dapatkan aku pun merasa iba dengan keadaan
tragis anak tersebut,ia bersama ibu dan adik di gendongan ibunya mereka seperti orang
yang berapa hari belum makan, aku pun di suruh ibuku menghampirinya dan mengasih
bungkusan nasi.
Setelah tiba saya langsung di sambut dengan keistimewaan. Oleh-oleh khas
makkah selalu menghiasi meja besar, saya menginap cukup lama 1 miggu dari
kedatangan saudara dari haji lalu pulang lagi ke desa membawa oleh-oleh khas mekkah
Sesampai di rumah saya tidak lupa denga teman yang sudah berapa hari tidak
saya temui, saya langsung bercerita dan membagi oleh-oleh dari sauadara saya.
Bertahun tahun saya bersahabat sesekali kami agak bermusuhan tapi tidak
sampai lama hingga saat kelas 5 saya di bilangin orang tua untuk berpindah rumah ,dan
saya agak kuatir dengan sahabat yang selama ini bersama, saya berfikir jika saya
berpindah jarang ketemu ,paling ketemu di sekolah sd.
Dan akhirnya saya benar-benar pindah rumah, hal yang saya takuti akhirnya
benar terjadi, sekarang kami jarang berkumpul, dan berinteraksi, aku mulai beradaptasi
di rumah baru yang saya tinggali dengan kesendirian karena saat itu aku kelas 6 dan
pulang sekolah agak sore jarang bisa main-main lagi, apalagi mencari teman baru,
semua bayangan itu jelas dalam benakku setiap detil peristiwa bersama teman masih
tersimpan rapi dalam memori otakku. Dan di ujung sd aku mulai jarang berinteraksi
akhir-akhir ini kita omongannya agak ngelatur karena kurang kedekatan kita, ketika itu
saya bertemu hafidz
“Bar gimana kamu di rumah barumu?”
“Ya gimana enak-enak gak enak sih, karena kita gak bisa kumpul lagi dan saya
disana sendiri”
“Iya ta kirain kamu punya rumah baru semestinya punya teman baru dan lupa
akan persahabatan kita kayak dulu lagi ibarat ( punya teman baru yang lama di
tinggalin/ gak dianggap)”
“ya gak gitu juga kita kan sahabat gak akan lupa dengan kebersamaan yang kita
lalui sejak kecil. Gak kira lupa sahabatkan ada selalu meskipun susah maupun senang”
“omong-omong kamu mau nerusin dimana?”
“kayaknya kita gak bisa ketemu terus karena saya di suruh mondok (ke inget
perkataan ibu pas kumpul-kumpul di rumah, saya di suruh mondok )”.
“oh ya udah jaga diri baik-baik tenang aja aku sama anak-anak gak akan
ngelupain kamu kok”
“ya, sama-sama”
Saat tepat perpisahan aku menangis karena hal-hal yang selalu bersama sahabat
mulai kecil akan jarang di temui mulai detik ini.
Benar sekarang saya di pondokan, padahal saya tidak mau karena takut tidak
bertemu orang tua dan sahabat, saya dipertegaes oleh ibu “biar lah nak kamu mondok
dulu, sekarang kamu menggapai cita-cita terlebih dahulu baru ada masanya kamu akan
sukses dan kamu menemui sahabat kamu yang dulu sejak kecil bersama nak”
“oh iya bu maafkan Bara bu belum terbisa meninggalkan orang tua dan temenku
bu”pinta ku sambil mencium tangan dan menangis karena ketakutanku.
Dan saat itu saya mondok sambil bersekolah smp dan tidak menyianyiakan
kesempatan saya bertemu dengan teman baruku, aku sering shareing-shareing tentang
persahabatnku dulu, selama tiga tahun saya mengabdi pondok pesantren yang dimiliki
Abah Baghowi orang yang saya rindu-rindukan manfaat barokah ilmunya di dunia dan
di akhirat.
Akhirnya saya di suruh ibu untuk meneruskan menimba ilmu di kota yang saya
cinta, man 2 jember adalah madrasah yang saya banggakan karena saya mulai belajar di
kota pada saat ini, saya ingin menjadi orang yang penting, jadilah saya menjadi ketua
MPK saya teringat teman bukan segala galanya ilmu lebih penting dan wajib untuk di
cari, apalgi jaman sekarang betul kita berkumpul dekat, tapi dekatnya orang sekarang
pada diem nyimak hp masing- masing apalagi di suguhkan tempat dan wifi yang sangat
nyaman sekali buat ngumpul yang gak pasti bermanfaat beda dengan jaman saya kecil
dimana ngumpul itu tidak ada teman yang diam dan mementingkan handphonenya
semua pada bergurau ria.
Tamat
“ingat kawan janganlah kamu melebih-lebihkan teman dari pada masa akan
datangmu karena kamu bisa saja terjerumus dalam kejelekan dan kamu mengira itu
bukanlah kejelekan, dan kamu sekali-kali enggan meninggalkan teman dari pada orang
tua yang sudah membesarkanmu”
-sekian cerita pendek dari saya-

#By_Are_ROcK
“BAHAGIA HIDUP DI PESANTREN”
Karya : Agil Hidayatullah

(Bel Berbunyi) Pagi menjelang subuh aku telah dibangunkan oleh suara bel yang
sangat keras khususnya di wilayahku yakni wilayah LPBA (Lembaga Pendidikan
Bahasa Arab). Bergegas aku menuju kamar mandi untuk sikat gigi lalu cuci muka
kemudian wudhu, setelah itu aku dan kawan-kawanku mengambil peralatan sholat
shubuh dari mulai sejadah,sarung sampai peci.
Kemudian aku dan kawanku pergi ke masjid untuk sholat shubuh berjama’ah
dengan KH.MUZAKKI SYAH di Masjid Wali Songo Al-qodiri 1 Jember , setelah
sholat kami melakukan wiridan kepada Allah yang dilakukan bersama-sama. Setelah itu
, aku dan kawan lainya langsung pergi ke kelas untuk setoran hafalan JURMIYAH
pada waktu itu yang di lakukan pada selasa pagi . Sebelum hafal maka tidak boleh pergi
ke kamar/melakukan aktivitas lainya kalau belum menyetor kepada PENGDAR
(Pengurus Wilayah) LPBA yang setiap kali nyetor kita harus menyetorkan 1 bab 1
pertemuan.
“Zar,ustadnya kemana ya ? kok tumben belum datang , apa dia gak ada ?” Tanya Agil
“Gak tau deh gil,coba kita panggil bareng yuk,siapa tau ada di kamarnya..” Jawab
Arifin
“Eh eh tungguin, biar carinya bareng, kita kan satu halaqah” Ucap Bahrian
Terlihat ustad kami lagi berjalan menuju kelas WUSTHO A
“Nah, tuh ketemu ustadnya lagi jalan menuju kelas kita. Yuk samperin biar kita bisa
setoran lebih awal “ Ucap Agil sambil semangat “Ya udah ayo” Ucap Arifin dan
Bahrian.
Setelah kami menyetorkan hafalan kami tadi malam yang telah kami hafalkan,
kami langsung muraja’ah lagi hafalan kami biar tidak terlalu hilang/lupa. Setelah itu
jarum panjang menunjukkan pukul 5.47, kemudian kami langsung pamitan dengan
ustad kami aga hafalan kami berkah. Tak panjang lebar aku dan dan kawan-kawan satu
halaqah langsung lari kebirit-birit ke wilayah dan mengambil peralatan mandi langsung
ke kamar mandi untuk mandi dan kita mengambil antrian paling pertama.
“Alhamdulillah dapet antrian pertama”Ucap Agil (sambil kelelahan)
“Alhamdulillah juga dapet antrian kedua” Ucap Arifin
“Agil Cepet ya mandinya jangan lama-lama” Ledek Arifin
“Iya iya, sendirinya juga lama” Ucap Agil
Lalu aku pergi ke kamar untuk melepas peralatan sholat ku dan aku segera
bergegas ke kamar mandi, setelah selesai mandi, aku langsung mengambil piring untuk
mengambil makanan , Setelah mengambil makanan aku langsung duduk disamping
wilayah, tiba-tiba ada yang datang.
“Agil,tumben makananya sendirian aja nin?” Tanya Bahrian
“Eh Bahrian, enggak kok biasa saja , lagi pengen makan sendirian di tempat ini,” Jawab
Agil
“Iya nih, makan sendiri aja gak ngajak-ngajak kayak ada sesuatu yang di pikirkan nih ?”
Ledek Arifin
“Apaan sih fin ? pikiran apa coba? Kita kan sebagai santri seharusnya kita pikirkan tuh
hafalan dan belajar itu doang” Jawab Agil
“Yang benar , jangan bohong lehhh ?” Tanya Arifin
“Iya bener, orang gak piker apa apa kok” Jawab Agil
Setelah selesai makan aku langsung cuci piring dan siap pergi ke sekolah MAN
2 JEMBER .
“Gil,tungguin aku dong” Ucap Arifin
“Iya iya cepet” Ucap Agil
Sepanjang perjalanan untuk ke kelas Agil kelupaan sesuatu yang untuk
dibawanya ke kelas.
“Astagfirullah, ada yang kelupaan?” Tanya Arifin
“Buku ku leh fin” Jawab Agil
“Ya udah kalian duluan saja ke kelasnya nanti aku akan menyusul”Ucap Agil
Lalu ada temenku yang menyampiriku dan tanganya ada keliatan sebuah buku.
“Gil, ini bukumu bukan ?” Tanya Faiq
“Iya iya Ini bukuku.”Jawab Agil
“Lain kali jangan ditinggalkan di kelas lagi ya gil.” Ucap Faiq
“Iya iya syukron ya iq” Ucap Agil
“Afwan” jawab Faiq
Lalu aku berlari ke kelas, setelah itu di kelasku belajar dan mendapatkan
berbagai ilmu yang besar dan lumayan banyak dan guru di MAN 2 JEMBER yang
mengajarnya juga enak-enak,seru-seru dan happy. Setelah itu bel pun berbunyi untuk
menandai untuk istirahat.
“Fin,ke masjid yuk ? , mau gak ?” Tanya Agil
“Ngapain gil ?” Jawab Arifin
“Ngambil Al-qur’an punyaku ketinggalan dari kemarin” Ucap Agil
“Iya dah ayoo”Ucap Arifin
Setelah aku mengajak arifin , kita langsung pergi ke masjid untuk mengambil
Al-qur’an ku . Tetapi sepatu punya Arifin hilang satu .
“Astagfirullah, Dimana ya sepatuku yang sebelahnya lagi ?” Tanya Arifin
“Mungkin kesenggol orang,terus ketendang kali.” Jawab Agil
“Akhhhh gak mungkin pasti ada yang jail sama aku nih” Ucap Arifin (dengan muka
kesal dan cemberut)
Kebetulan ada temen kita yang ada yang menemukan tidak sengaja sepatu alfin.
“Fin, nih sepatumu”Ucap Faiq
“Dimana.?”Tanya Arifin
“Nih,disini”Jawab Faiq
“Wahhhhh makasih ya sudah menemukan sepatuku”Ucap Arifin sambil tersenyum
“Ya sama-sama,kita kan Sahabat, kalau sahabat ada yang susah harus kita
bantuin…Yagak ?” Tanya Dita
“Betul”Jawab Seentak
Beberapa saat kemudian bel pun berbunyi
“Ya sudah sekarang kita masuk kelas yuk” Ucap Agil
Akhirnya bel istirahat pun kelar aku dan kawan-kawanku masuk ke kelas
mereka masing-masing. Kami pun di kelas ini belajar dengan sungguh-sungguh supaya
kami bias membanggakan orang tua kami, Belajar adalah usaha kita untuk bias bersaing
mendapatkan nilai tertinggi.
“Alhamdulillah Dikit Lagi Bel Istirahat ke Dua” Ucap Arifin
“Eeeeee Iya fin , yuk ke kopsis beli-beli” Ucap Faiq
“yukkk iq, aku juga mau beli buku tulis “ Ucap Arifin
Bel pu Bunyi.
“Yuk fin,Itu bel udah bunyi.” Ucap faiq
“Ayok iq” Ucap Arifin
Setelah membeli sesuatu ke kopsis kami pun mengajak teman-teman lain untuk
sholat dhuhur.
“Gil,yuk sholat dhuhur”Ucap Arifin
“Yuk fin,Ajak yang lainya juga” Ucap agil
“Heyyy Rekkkk Ayo sholat dhuhur berjama’ah” Ucap Arifin (dengan berteriak)
“Yokkkkkkkkkkkkk” Jawab serentak
Lalu kami berjalan menuju tempat wudhu untuk wudhu terlebih dahulu sebelum
kita melaksakan sholat. Setelah sholat kami langsung pergi ke kelas untuk mengikuti
pelajaran. Dan tiba-tiba bapak kesiswaan menyiarkan bahwa murd-murid di pulangkan
di karenakan ikut memeriahkan akan acara TAJEMTRA yang di selenggarakan bupati
Jember 1 tahun sekali
“Horeeeeeeeeee Pulang pagi..” Ucap faiq (penuh kesenangan)
“iya iq, yokkkkk kita pulang”Ucap Arifin
Setelah itu , kami langsung mengambil tas kami, dan temenku punya ide untuk
HAL ini.
“Eh temen-temen, gimana kita balapan menuju masjid untuk melakukan sholat ashar di
depan sekolah kita hingga ke pondok, kalau di antara kita yang larinya terakhir dan
nyampeknya terakhir dia harus mengembalikan makanan. Gimana setuju ?”Tanya
Bahrian
“Setuju” Jawab serentak.
“Hah aku gak mau lari “Ucap Agil
“Kenapa gil ?”Tanya Bahrian
“Lagi kesemutan”Jawab Agil
“Oh,gak papa” Ucap Arifin
Ada-ada saja ide temenku,dia gak pernah luput dari ide, banyak ide yang biasa
di keluarkan dari otaknya dia juga pintar dalam hal strategi. Dan aku sangat bahagia
punya sahabat seperti mereka semua. Setelah itu Arifin yang lebih cepat duluan, dan
yang terkhir adalah bahrian
“yan,kamu kan yang terakhir sampai, kamu ambilkan makanan ya hehehehehehe.
Sesuai dengan peraturan”Ucap Arifin
“Iya fin, sini tak ambilin makananya”Ucap bahrian sambil buka baju sekolah
Setelah si bahrian ngambil makanan, dia mengantarkanya ke kasur mereka
masing-masing . Bisalah kalau si bahrian gak ada orangnya biasanya taruh di kasurnya.
“yan makananya mana ?”Tanya Arifin
“Ada di kasur semuanya, tolong bilangin yang lain juga” jawab bahrian
“siyapp”Ucap Arifin
Setelah itu aku langsung mengambil makananku, ternyata temen-temenku gak
bilang kalau makananya yaitu nasi goring. Ya kebetulan nasi gorengnya sudah pada abis
semua yang wilayah LPBA. Ya terpaksa ngambil di Bulek. Setelah itu aku langsung ke
wilayah untuk makan . Setelah habis makan aku, aku langsung duduk sebentar di
samping wilayah sambil merasakan keadaan disini, tak lama kemudian teman-temanku
datang.
“Eh Gil, Sendirian aja kamu ?”Ucap Arifin
“Iya nih, dari tadi diem mulu disini ?”Ucap Bahrian
“Gak papa kok aku, aku cuman pengen santai aja kok.”Jawa Agil dengan santainya.
“Ohya udah, gak mau main bola ?” Tanya Bahrian
“Gak ahhh , kalian aja yang main”Jawab Agil sambil tersenyum tipis-tipis
Setelah itu teman-temanku langsung bermain bola dengan kawan-kawanku yang
lainya , beberapa menit kemudian aku memikirkan sesuatu.
“Akhhhhhhhhh dari pada diem disini mendingan tidur aja deh”Ucap Agil dari hatinya
Lalu Agil menuju kamarnya untuk beristirahat sebentar, biar nanti gak kelelahan
saat muraja’ah.Bel pun berbunyi dan aku pun terbangun dari tidurku,lumayan tidurnya
gak lama dan gak sebentar. Lalu aku bergegas menuju kamar mandi untuk cuci muka
dan wudhu,setelah itu aku langsung mengambil peralatan sekolahku dan memakainya
setelah aku pakai aku langsung berangkat ke masjid.Sesampai di masjid aku langsung
shalat tahiyatal masjid dan muraja’ah hafalan tak berapa lama kemudian adzan
dikumandangkan disini, Setelah adzan aku pun langsung shalat sunnah dan setelah itu
iqomah dikumandangkan. Dan kami melaksanakan sholat ashar berjamaah , Setelah
selesai sholat tiba-tiba Temanku datang
“Gil,ayo kita setoran muraja,ah kita coba tes aku ya” ucap bahrian
“Sebentar,panggil kawan-kawan biar kita muraja’ah bareng-bareng”
Lalu Agil memanggil kawan-kawan untuk saling setor menyetor, lalu kami
semua langsung muraja’ah nanti kami saling setor menyetor terhadap teman, baru nanti
dites oleh ustad kami, beberapa kemudian ada dari teman kami yang menyetor duluan
dan kami juga gak akan mau kalah dengan dia setelah beberapa menit semuanya
langsung menyetor ke ustadnya.
“Ustad,saya dong”Ucap Agil
“Iya sabarsatu persatu”Ucap Ustad
Akhirnya dari beberapa kami ada yang sudah menylesaikan setoranya, dan
terakhir tinggal si Bahrian sehabis selesai Bahrian kami langsung salim dan tanpa
panjang lebar kami seperti biasa langsung berlari kencang untuk mengantri kamar
mandi.
“Alhamdulillah, Ngantri kedua lagi” Ucap Arifin
“Fin, kamu mau mandi duluan gak ?” Tanya Agil
“Yang benar gil ? biasanya kamu duluan ?”Ucap Arifin
“Ya beneran kamu mandi duluan age , abis itu aka” Ucap Agil

Selagi Arifin mandi,aku ingi baca buku cerita sebentar sekalian nunggu si arifin.
Karena kata ustadku buku adalah sebuah ilmu dan cahaya ketika kamu tidak
membacaya cahaya itu akan mat terhampa, ketika kamu membacanya kamu akan terang
secerah mentari, coba lihat presiden habibie dia pas sd sampai menjadi presiden. Dia tak
henti dari yang namanya belajar, palingan dia cuman tidur 2 jam atau 1 jam langsung
dia bekerja dan belajar lagi,apa lagi membacan al-qur’an itu adalah suatu nikmat yang
besar kalau kita membacanya Aliflammim itu bukan satu kata tapi satu huruf
Alif,lam,dan mim dan kalau msmbacanya 1 huuf itu 10 kebaikan , beberapa saat
kemudian Arifin Memanggilku.
“Gil, Mandi Gil aku dah selesai”Ucap teriakan arifin
“Ohya Fin” Ucap Agil
Setelah itu aku langsung masuk ke kamar mandi. Setelah aku selesai mandi aku
langsung bersiap-siap untuk persiapan al-mat’surat, etelah al-mat’surat aku dan teman-
temanku muraja’ah hafalan biar hafalan kita tidak lupa setelah beberapa lama kemudian
adzan maghrib pun dikumandangkan setelah selesai aku langsung sholat sunnah,doa,dan
tunggu iqomah berkumandang. Setelah itu sholat magrib pun dilaksanakan setelah
sholat magrib dan kami semua keluar ada ustad yang memanggil kami semua.
“Agil,Bahrian,Arifin, kalian semua adalah sahabat baik dan kalian juga setia kawan ,
janganlah kalian putus hubungan sampai tua nanti, kalian pasti akan menjadi sahabat
yang baik dan ustad ingatkan kalian harus belajar lebih giat lagi banggakanlah orng tua
kalian janganlah tangisi orang tua kalian dengan keburukan kalian tapi tangisilah orang
tua kalian dengan kebanggaan kalian dan jangan lupa selalu baca al-qur’an “Ucap
semangat ustad Alwi
“Ya ustad alwi, kami pasti akan menjaga hubungan kami dengan erat. Insyallah
motivasi ustad membuat kami semua lebih semangat lagi untuk belajar dan meeratkan
persahabatan kami”Ucap Bahrian saking semangatnya
“Tenang ustad kami akan selalu semangat dan selalu menjalin tali persahabatan kita
bersama . Ya gak kawan ?”Tanya Agil
“Betul” Jawab Serentak
Bersama sahabat
Karya : Ahmad Fauzi
Pada tanggal 25 agustus 2017 fauzi jalan-jalan bersama temen-temen ku
kesawah pada sore hari saya dan temen saya jalan kaki menuju sawah dan di
perjalannan ada yang nyanyi dan ada juga yang sambil cerita
“ rek nanti kita disawah cari sayur-sayuran ayok rek?” ucap rohman
“ emang mau di buat apa man!” ucap dhani
“ ya dibuat masak-masaan dhan!” ucap rohman
“ ayo west rek nanti klau masak-masakan, tapi mau masak-masakan di rumah siapa”
ujar andi
“masak-masakan dirumah ku aja west rek “ ujar rohman
“ oo,iya enak juga ya rek” ujar fauzi
“emang nanti di sawah mau cari sayur apa rek” ujar andi
“ya nanti kita cari sayur kangkung aja rek, kan disawah pasti banyak kangkung “ ucap
rohan
Perjalanan kami diawali dengan menyisir gang kampung yang di batasi selokan
penyambung air ke setiap petak sawah yang masih tersisa di pinggir kampung.tinggal
meyebrang jembatan kecil sekitar 2 meter, area persawahan favorit
“ re kayo rek di bagi ada yang cari kangkung dan ada juga yang cari keong rek biar
cepet “ ujar rohman
“ aku… cari keong aja rek, aku klau di suruh cari kangkung aku gak tau rek” ucap
dhani
“ ya…. Terserah kamu west dan pokoknya ikut nyari”ucap andi
“ fauzi, Andi, dhani semangat ya rek” ucap rohman
“ ok man ini aku udh dapet keongnya” ucap dhani
“ ini aku udah dapet kankungnya” ucap rohman
“ rek kok kyaknya ini mau turun hujan ya rek” ucap andi
“ iya pasti sebentar lagi hujan ya rek”ucap fauzi
“ ya gak papa rek kan enak kalau hujan, kita bisa hujan-hujanan” ucap rohman
“ rek gimana sayurnya banyak apa gk, soalnya keongnya ini udh dapet banyak rek”
ucap dhani
“ iya ini sayurnya juga dapet banyak kok “ ucap fauzi
“rek…. Aku punya kata-kata buat kalian rek” ucap dhani
“ emang kata-kata apa dhan, ya paling kata-kata tentang cinta ya dhan” ucap fauzi
“bukan zi… ini kata-kata motivasi rek” ucap dhani
“ emang seperti apa dhan kata-katanya” ucap andi
“jangan meminta kepada tuhan jika kita selalu meninggal kan perintahnya, tapi jika kita
melakukan semua perintah yang di perintahkannya maka,meski kita tidak tuhan akan
mengabulkannya……” ucap dhani
“siah kok pinter kamu sekarang dhan klau di suruh buat kata-kata” ucap rohman
“aku klau gitu mau buat juga rek” ucap andi
“emang kmu bisa and” ucap fauzi
“ yabisa lah rek…..”ucap andi
“keberhasilan bukan hasil dari pada poya-poya, tapi keberhasilan hasil dari pada kerja
keras kita. Jangan pernah menganggap kesuksesan karena kerja kita , tapi bersyukurlah
kepada yang di atas yang telah member kita kesuksesan…….” Ucap andi
“hem…hemm….hemmm bagus juga ya and” ucap rohman
“ saya gak mau kalah rek, saya juga punya kata-kata” ucap fauzi
“cinta yang baik juga harus bisa membuatmu menjadi lebih baik dari sebelumnya.bila
cintamu membuat hidupmu lebih buruk,maka jangan takut untuk melepaskannya pergi.
Ucap fauzi
“kalau fauzi mah disuruh buat kata-kata cinta top markotop……” ucap rohman
“saya juga punya kata-kata buat kalian rek” ucap rohman
“ masa lalu hanya bisa kamu fahami tapi hari ini dan esok hanya bisa kamu jalani.
Nikmatilah tiap momen dalam hidupmu, pilihlah untuk bahagia”ucap rohman
“kalau kita buat kata-kata kapan selesainya kita nyari sayur sama keongnya rek “ dhani
“hehehe…… siapa dulu tadi yang buat kata-kata kan kamu dulu dhan”ucap rohman
“hahahaha…. Iya juga sihh” ucap dhani
“ ya udah west rek jangan ngomong tok. “ ucap andi
“ iya rek sebentar lagi pulang…. Ini kan west banyak rek.” Ucap fauzi
“ iya tohh yang makan Cuma berempat” ucap dhani
“ayo west rek pulang ini kan west banyak” ucap fauzi
“iya ayo pulang “ ucap andi
Dan saya dan temen saya langsung pulang langsung menuju kerumah dan
sampainya di rumah langsung bagi tugas
“andi yang bersihin sayurnya
Dan dhani yang berihin keongnya
Fauzi yang nyiapkan bumbu-bumbunya
Saya yang nyiapkan nasinya” ucap rohman
Dan gak lama kemudian sayurnya udah di bersihin keongnya juga udah di
bersihin
“ini yang mau di masak apa dulu rek sayurnya apa keongnya dulu” ucap rohman
“langsung di masak bareng aja kan kompornya ada 2” ucap fauzi
Dan gak lama kemudian sayurnya udah mateng
“rek siapkan wadah sayurnya dan keongnya dhan” uucap rohman
“ok siap “ ucap dhani
“ zi.. siapkan piringnya dan nasinya “ucap andi
“ok ini udh siap semua kok tingaal makannya doank” ucap fauzi
“ ayo rek ini udh selesai tinggal makan”ucap rohman
Dan gak lama kemudian selesai makan
“ rek ayo bantu cuci piring”ucap andi
“iya ayo rek, habis cuci piring langsung nyantai rek sambil istirahat”ucap dhani

selesai
“HIRAUKAN GUNJINGAN KEJARLAH PRESTASI”
Penulis : Atika Firmanda Akmalia

Saat itu kala mentari mulai memancarkan sinarnya, teman-temanku mulai


bergegas ke salah satu pondok pesantren yang terdapat di wilayah jember untuk
mengikuti suatu perlombaan. Suasana di sana sangatlah ramai, cahaya mentari
bertambah panas dan banyak orang yang semakin berdatangan. Tidak lama kemudian
acara pembukaan pun di mulai, acara tersebut berlangsung kurang lebih dua jam. Saat
acara selesai pengumuman perlombaan juga di bacakan, ternyata lomba yang di tunggu
tunggu akan di mulai setelah bada dhuhur, teman teman pun merasa lelah karena harus
menunggu sangat lama dan akhirnya salah satu temanku ada yang mempuyai saudara
dan rumahnya dekat dengan tempat lomba tersebut. Adzan pun mulai terdengar dan
kita segera bersiap siap. Setelah kita sampai di tempat perlombaaan ternyata panitia
perlombaan belum mempersiapakan segala sesuatu mengenai lomba, dan kitapun
sempat kecewa karena acara molor sangat lama akhirnya mau tidak mau kita iya harus
menunggu sampai salah satu teman perempuanku berkata “ Menunggu itu sakit loh apa
lagi kalau tidak ada kepastian, ujar mas rico.” Dan satu teman lelakiku menjawab “Apa
lagi kalau di gantungin jauh lebih sakit.”
Beberapa menit kemudian akhirnya lomba di mulai, rasa grogi pun mulai
terasa… dan denyut jantung seakan akan mau lepas. Tapi rasa grogi pun semua hilang
dengan adanya keinginan ingin maju untuk menang, saat suasana hati orang orang mulai
memanas keadaan lomba pun menjadi sangat tegang. Aku pun tidak yakin apakah aku
bisa, apakah aku sanggup? Sebelum lomba Ibu mengatakan “Semangat tik pasti bisa
kok yakin kalah menang lomba itu biasa tergantung niat kita dan rezeki.” Sahutku “
Tapi bu aku pingin ngebanggain kalian …. Orang tua, keluarga, guru, dan teman-
teman.” Rasa ragu untuk berlomba pun bertambah aku tidak yakin karena awal aku mau
berlomba banyak sebagian guru yang tidak percaya kalau aku akan mengikuti lomba
lari, mereka kaget! Mungkin karena aku kecil kurus banyak yang tidak menyangka
jikalau aku anak atlet. Tapi aku yakin aku bisa, aku bakal buktikan sama semua orang
yang awalnya meragukan aku! aku akan persembahkan sebuah piala kecil yang
nantinya akan membanggakan orang yang berada di sekitarku.
“Dengan tekad dan keyakinan, aku akan berlari sekuat mungkin secepat
mungkin” ujar kataku. Temanku bercakap “Ayo tikkkkk…. Semangatt kalahkan
lawanmu anggap di depan itu ada orang yang selalu nyemangatin kamu.” Di dalam
diriku aku tanamkan aku bisa, aku berfikir bahwa di depan sana ada orang tuaku, ada
guru yang selaluh melatihku, dan orang yang selalu nyemangati aku walaupun itu
hanya angan-angan belaka untuk menambah rasa semangatku untuk berlomba.
Alhamdulillah babak pertama aku lolos selanjutnya tinggal menunggu panggilan untuk
babak kedua, selang beberapa menit kemudian aku pun di panggil kembali musuhku
bertambah banyak kelihataanya mereka larinya sangat cepat, bentuk postur tubuh
mereka besar-besar meyakinkan sekali bahwa mereka pasti menang. Aku pun mulai
pasrah apakah aku bisa atau tidak saat starter mengucapkan aba-aba serta meniupnya
pluit lomba pun dimulai. Posisi awal aku ada di urutan kedua belakang dari 6 peserta,
aku ketinggalan jauh karena tiba-tiba kakiku keseleo awal aku mau berhenti tetapi di
tepi garis perlombaan temanku banyak yang memberi semangat aku mereka bersorak
keras agar aku bisa jauh lebih semangat lagi agar aku tidak berhenti berlari.
Dengan kuasa Allah dan berkat teman-teman aku kejar merka yang berada di
depanku Alhamdulillah aku berada di urutan nomor ke 2 yang memasuki garis finish
terlebih dahulu. Selanjutnya aku menunggu panggilan lagi untuk babak terakhir selang
beberapa menit kemudian akupun di panggil kembali, aku mulai terasa lemas seakan
akan aku sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk berlomba. Tiba-tiba melintas di
pikiranku sebuah es yg berwarna putih biasa di minum orang saat nyantai di tepi pantai,
aku bercakap kepada guruku sebelum aku melanjutkan perlombaan “ Bu apa gak ada
yang jual es degan? Tika kepinginnitu bu.” Ujarku bu lilis pun menjawab “ kamu itu
aneh nduk, pas tegang teganya kok malah mikir es degan? Nanmti kalo menang minum
es degan sudah.” Aku pun maju untuk mengikuti babak terakhir aku semangat karena es
demi es degannnnnnn!
Akupun berlari … Alhamdulillah aku sampai di finish urutan kedua sampai
disana aku sempat jatuh karena asupan tubuhku cairan sudah banyak yg keluar, aku di
angkat ke tepi area perlombaan oleh teman teman dan panitia perlombaan. Sempat
kecewa kenapa gabisa juara satu? Kok malah dua? Air mata pun menetes entah rasa
senang dan gelisah campur aduk jadi satu. Bu lilis pun berkata “ Alhamdulillah gapapa
gtioka udah berikan yang terbaik kok buat madrasah, terimakasi karena sudfah
mengharumkan nama madrasa tetep semangat nduk latian lebih giat lagi, ujar bu lilis.”
Teman temanku tersenyum mengucapkan kata selamat aku berterimakasih kepada
semua yang telah mendukung, telah memberi semangat buat aku, tanpa kalian aku
mungkin tidak bisa jadi seperti ini. Saat mentari akan terbenam tiba-tiba sosok orang
yang aku bayangkan saat lomba tadi, ternyata dia datang tanpa sepengetahuanku. Rasa
kaget muncul dan senang rasanya badan mulai panas dingin. Partnerku berkata” Maaf
iya baru bisa liat, lombanya udah selesai kan?.” Aku pun menjawab “ kok datang kamu
kak? Kenapa gabilang dari tadi pagi? Kamu telat! datang mau nyemangati aku pas udah
lomba….. telat bangettt.” Partner menjawab omonganku” sebenarnya aku liat kamu kok
dari tadi pas kamu mau lomba babak akhir, tapi aku sembunyi karena aku gak mau
kamu tau … jadi aku bisa pantau kamu dari jauh selamat sekali lagi aku ucapkan
untukmu karena sudah berhasil.” Sahutku “Terimakasih kak udah datang liat aku,
terimakasih atas suportmu selama ini.” Dia pun menjawab “iyaaaa sama-sama latian
lebih semangat lagi ya :) kalau senang gini bukan cuman aku yang bangga sama kamu
terutama orang tua mu, teman temanmu. Aku pun hanya bisa menangis iya juga
tersenyum entah antara seneng ya gimana gituuuuu rasanya udah kecampur aduk,
partner tiba-tiba datang ngasih kejutan tanpa aku tau.
Sesampainya aku di sekolah guru-guru teman-teman yang awalnya meremehkan
aku, mereka kaget kenapa aku bisa? Aku mengucapkan banyak terimakasih kepada
mereka orang yang telah meremehkan aku, berkat mereka aku mempunyai semangat
lebih untuk maju dan membuktikan bahwa orang yang mereka remehkan, belum tentu
orang mereka bisa melakukannya. Sesampainya aku di rumah aku sampaikan kabar
gembira kepada kedua orang tuaku, mereka senang atas keberhasilanku. ”Semoga
keberhasilanmu bisa kamu pertahankan, semoga semakin sukses buat kedepannya
nanti,” cakap orang tuaku. Aku berterimakasih juga kepada kedua orang tuaku yang
selalu mendukung apa yang akan aku lakukan. Semoga aku bisa dan aku berharap
semoga aku tidak hanya memberikan kebahagiaan sekarang tetapi untuk seterusnya.
Seminggu kemudiaan terdapat event atletik lagi, dan aku mengikutinya event ini
berbeda dengan event sebelumnya kalau yang kemaren lomba mempertingati hari santri
sedangkan sekarang lomba tingkat madrah Se-jember. Lomba ini berbeda dengan lomba
sebelumnya peserta jauh lebih banyak, suasana disana sangatlah ramai,udara panas pun
mulai melunjak, semakin siang semakin panas keadaan suhu disana. Lomba ini
bertempat di lapangan GOR PKSO. Tidak lama kemudian lombapun di mulai .....
Panitia memanggil peseta untuk segera baerkumpul, rasa gelisah takut mulai
datang …peserta banyak yang tubuhnya besar-besar, tingi-tinggi bahkan akupun merasa
kecil saat bersebelahan dengan mereka. Tapi kekuatan dari hati dan dukungan dari
teman-teman aku mampu menjadi percaya diri . panggilan yang pertama aku datang
untuk maju kee luintasan yang pettama setelah starter memberikan aba-aba dan
hitungan kitaspun mulai berlari….. di depan garis finish teman-teman banyak yang
menunggu di sana aku di sorakin “ayoo tik ayoo kalahkan lawanmuuuuuuuu”. Aku pun
semangat untuk berlari lebih keras laagi.
Panggilan yang kedua untuk menuju babak selanjutnya, sampai di babak semi
final akhirnya aku masukkk . selanjutnya aku masuk 4 besar. Teman-teman selalu
menyorai aku “es degannnn….. es degannnnmn…… sampainya aku di garis finish
ternyata aku masuk juara 2.”
Ternyata semua kerja keras bakal terbayar oleh sebuah kebahagiaaan yang
kecil dan sederhana. Usaha tidak akan menghianati hasil . kalian bagi orang yang
kecil dan kurus jangan malu buat berprestasi ya 
CINTA DI SMA
Karya : Azmil Arriibah Rhomadhona.

Terdapat anak yang bernama Dandi Riski Irawan,Dandi itulah sebutan untuknya dalam
sehari-hari.Dandi seorang pelajar yang masih duduk dibangku SMP dan tidak lama lagi
akan lulus,ya..mungkin sekitar sebulan lagi.Saat ini Dandi mengahapi Ujian Nasional
atau sering disebut UN,ujian akhir untuk mendapatkan nilai sebagai alat untuk masuk
kejenjang berikutnya.Saat perpisahan Dandi merasakan ada senang dan adapun sedih
dan selalu berharap untuk bisa berkumpul lagi.Setelah lulus,Dandi pun mendaftarkan
diri disekolah yang lumayan terkenal,yaitu SMA Pancasila.Dandi diterima dengan nilai
yang cukup baik.
Hari ini,hari pertama Dandi untuk sekolah dimulai dengan kegiatan MOS
selama 3 hari,kakak-kakak osis ada yang baik dan ada yang berakting jahat,bagai macan
yang kelaparan jika mengamuk.Dandi berkenalan dengan banyak anak sekolah dari
berbagai sekolahan,ada yang dari luar kota dan ada yang dari dalam kota dan dandi
sendiri juga bertemu dengan teman SD nya dulu.
Setelah kegiatan MOS telah berakhir Dandi telah mendapatkan
kelasnya,Dandi masuk dikelas unggulan.Dandi saling berkenalan bergurau dan lain-
lainnya bersama teman-temannya.hari demi hari berlalu,waktu demi waktu telah dilalui
tak terasa sudah satu semester,bagai peluru yang keluar dari moncong tembaknya yang
begitu cepat.
Sebelum MCC Dandi mengetauhi dari WA bahwa ada anak yang keluar
dari grup MOS,lalu Dandi pun membuat chat personal “kenapa kamu keluar
grup?”tanya dandi,Dia pun tak membalasnya,untuk membalas saja membutuhkan waktu
24 jam,andai pagi hari Dandi chat,maka akan ada balasan di malam harinnya.lalu ada
balasan darinya “Ya gapapa,lagian aku juga gak pernah online,dan juga di grup sepi”
balasnya.entah dari mana sepertinya Dandi tertarik dengan anak tersebut timbulah
pertanyaan dalam dirinya,apakah aku suka padanya?.Dandi sering
mengechatnya,bertanya dengan sok perhatian seperti sudah makan dan lain-lain,suatu
hari dia mengechat Dandi,Dandi kaget bukan kepalang,”ada apa di malam-malam Dia
menge-chatku”gumam Dandi dalam hati,”Dandi,bisakah kamu membantuku membuat
teks anekdot?”tanyanya. “Ya...aku bisa,nanti aku bantu,sekarang aku masih ada tugas
juga,tunggu sebentar ya..”jawab Dandi. “oke..”timpalnya kembali.setelah beberapa
menit Dandi mendapatkan telefon dan dilihatnya ternyata dari Putri,yaa itulah
namanya.Alifah Putri Nur Cahyani atau yang sering di panggil Putri.Dandi pun segera
mengangkatnya dan ternyata Dia memberitahukan bahwa tidak jadi minta bantuan
membuat teks anekdot.Mereka pun sering chattingan kadang-kadang hingga larut
malam,Putri anaknya asyik suka gurau baik dan juga cantik dan manis,pipinya yang
menggembung tak kalah membuat wajahnya yang cantik itu bertambah imut
Hari ini, pertama kalinya Dandi ikut MCC disekolah SMA-nya Dandi
mendapatkan bagian untuk penjaga gawang futsal lalu menjadi pemain basket,walau
futsal kelasnya kalah,tpi kelasnya mendapatkan juara 3 dalam basket.Saat basket Putri
datang untuk melihat Dandi bersama dengan temannya.Putri terlihat sangat fokus
melihat Dandi yang sedang bermain basket hingga tercengang.lalu Dinda temannya
menyapanya “Hey,kenapa dari tadi ngelamun aja?,lagi liat apaan sih?”.Putri tersenyum
sambil melihati Dandi yang bermain basket lalu Dinda pun mengikuti apa yang dilihat
Putri “hmm...ada yang lagi fokus sama sesorang nih ya..”kaya Dinda.”apaan sih,kmu
ini”timpal Putri sambil tersenyum,
Tiba-tiba ada suara “Ambil aja sudah Put,lagian Dandi juga ganteng kok”
Amel angkat suara.Putri pun tersenyum sambil berkata “Apaan sih kamu ini Mel,baru
kenal juga” akan tetapi hati Putri berbeda “Memang benar,Dandi itu ganteng” gumam
Putri dalam hati.
Pada suatu hari Dandi mengajak untuk telefonan akan tetapi Putri tidak memiliki
paketan,beruntungnya Dewi Fortuna berpihak pada mereka Dandi memiliki cukup
banyak pulsa sehingga mereka pu telefonan,saking asyiknya tak terasa bahwa adzan
dhuhur sudah berkumandang maka di akhiri lah telefonan tersebut lalu Dandi
melaksanakan sholat dhuhur berjamaah dengan hati yang berbunga-bunga gembira.
Liburan telah tiba,Dandi pun pulang kampung karena Dandi seorang santri
dipondok yang dekat dengan SMA Pancasila,tiap hari Putri selalu chat pagi dengan
sapaan yang indah “Sepertinya aku telah jatuh cinta pada Dandi” batin Putri,Dandi pun
mersakan hal yang sama.Seorang Dandi,orang yang baik,perhatian dan peka,Dia paham
akan apa yang dirasakan oleh Putri,suatu ketika saat liburan ,Dandi ingin berlibur
kebandung dan menemui ayahnya yang bekerja disana.Dia menggunakan kereta
api,Dandi ingin menguji Putri dengan chat “Putri sebelahku seorang cewek cantik
imut,baik hati,dan Dia tertidur sambil menyendenkan kepalanya dibahuku” kata
Dandi.Tanpa pikir panjang Putri pun menjawab “Apa?Kamu benar Dandi?” “ya...aku
benar”jawab Dandi.”Teruskan saja aku akan tidur” ungkap Putri.Dandi tersenyum dan
benaar saja Putri cemburu “Kau cemburu?” tanya Dandi.”tidak” jawab Putri dingin
“Yaa...kau cemburu,aku tahu itu” sambil tersenyum kecil dan mengirim pesan tersebut
kepada Putri.”Ya...aku cemburu,tapi entah mengapa” pada akhirnya Putri
mengaku.”Apakah kau suka padaku?” tanya Dandi lagi.”Tidak”jawab Putri
datar.”begitukah?” tanya Dandi sambil tersenyum lebar.”iya” jawab Putri.Dandi yang
mengetauhi bahwa Putri suka padanya hanya tersenyum karena Putri tidak mau jujur
saja.
Suatu malam,saat Dandi dan Putri chattingan,hal tak terduga terjadi “Makan
sana,nanti kamu sakit” dalam chat Dandi dengan perhatian.”Enak sekali,emang kamu
siapaku?” tanya Putri.”Aku pacarmu” jawab Dandi sedikit bercanda “Kamu serius
Dandi?” tanya Putri,mendengar yang seperti itu,Dandi pun memanfaatkan keadaan
“Iya,aku serius” jawab Dandi.Lalu Putri kembali bertanya “Jadi,kita jadian dong?kita
pacaran?”. “betul sekali” tukas Dandi.Bagai sun rise yang menyapa dan bunga yang
bermekaran indah,keduanya merasakan senang hati,dan juga bagai kupu-kupu sangat
indah yang keluar dari kepompongnya.Akhirnya pada tanggal 31 desember 2017
mereka pun jadian,bertepatan dengan tahun baru.
Hari ini adalah hari untuk Dandi kembeli keasramanya,tepat tanggal 2 januari
dan tanggal 3 jannuari sekolah pun kembali masuk.Dandi tidak membawa handphone
hal itu membuat Putri sedih,karena nantinya tidak akan bisa chattingan lagi.Dandi pun
membesarkan hati seorang Putri,masih bisa chattingan lewat fb karena Dandi masih
membawa laptop dan ada wifi.
Hari ini tanggal 10 januari,besok adalah hari ulang tahun Dandi . Putri berniat
untuk tidak tidur hingga jam 00.00karena Dia ingin menjadi orang pertama yang
mengucapkan selamat.tepat pada jam 00.00
“Selamat ulang tahun Dandi,semoga menjadi anak yang baik,sholeh,ramah,berbakti
pada orang tua dan juga berguna untuk bangsa dan negara.maaf aku tidak bisa
memberimu hadiah,hanya doa yang bisa kuberikan untukmu”chat putri yang
memberikan selamat kepada Dandi.Saat Dandi membaca Dia pun terharu “Makasih
Putri,doamu saja sudah cukup” jawab Dandi “Iya sama-sama” balas Putri
Waktu begitu cepat,tak terasa kini sudah hampir UN,1 bulan lagi,hubungan
mereka semakin kuat dengan mereka membuat rencana bersama selama UN,dan
akhirnya UN pun selesai hanya tinggal menunggu kelulusan,namun ada cobaan dalam
hubungan mereka,karena mereka berpcaran selama 3 tahun tidak memberitahukan orang
tua.Pada saat itu Ibu Putri mengetauhi bahwa Putri pacaran
“Putri,sejak kapan kamu pacaran?”tanya Riana,Ibu Putri dengan suara agak keras
“Sudah hampir 3 tahun Bu” jawab Putri
“Kamu ini,Ibu bayar sekolah mahal-mahal,capek-capek,tapi kamtma sharing-sharing
pengetauhan,lagian Dandi itu baik,ganteng penyayang dan sabar Bu” jelas Putri
“Kan menurutmu,coba panggil si Dandi kesini,Ibu mau bicara dengannya”perintah
Riana
“Iya Bu” jawab Putri dengan lesuh
Lalu Putri pun mencari Dandi dan menemuinya
“Dandi Ibu ingin bertemu denganmu” kata Putri sambil mengerutkan kening,tanda sedih
“Emang ada apa,ini pertama kalinya aku di panggil oleh calon mertua” canda Dandi
“Amiiin...” balas Putri dengan nada lirih
Akhirnya mereka berdua pergi kerumah Putri.Dan sampailah keduanya di rumah Putri
yang langsung diintrogasi oleh Riana
“Kamu Dandi?” tanya Riana
“Iya Te,saya Dandi.Ada apanya manggil saya?” jawab Dandi
“Sudah berapa lama kamu pacaran sama Putri?” tanya Riana
“Sudah hampir 3 tahun Te” jawab Dandi agak bingung
“Kamu tau tidak?Saya menyekolahkan Putri saya susah payah kamu malah ngajak
pacaran,hal yang tidak penting,memangnya kamu bisa membiayai hidup anak
saya?”celoteh Riana
“Tidak te,maaf” jawab Dandi lesu
Terlihat diwajah Putri yang sangat sedih.Tiba-tiba datang suara membentak
“Mulai sekarang jauhi Putri,jangan kamu sekali-sekali mendekatinya”suara Suharto
keras
Suharto adalah ayah Putri yang terkenal dengan sosok tegasnya
“Pergi kamu jangan dekati Putri lagi,kalau tidak kamu akan mengetauhi akibatnya”
ancam Riana
“Baik om tante,saya akan pergi tapi saya juga akan kembali,untuk menikahi Putri”kata
Dandi serius
“Bisa apa kamu?kerja aja gak punya,belum tentu sukses,kalau kamu ingin kembali
maka kamu harus sukses,jika tidak kamu akan saya usir”terang Suharto
“Baik,kalau begitu saya pamit dulu,Assalamualaikum”lalu Dandi pergi dengan hati
yang sangat sedih,Dia akan bertekad menjadi orang sukses agar bisa kembali menikahi
Putri
AWAL MASUK SEKOLAH
Karya :Farida ayu ghaisani
Disinar mentari yaang begitu tajam menyinari dunia,seakan hujan tidak akan meluncur
lagi ,suasana di rumahku terasa tentram denan senyuman yang lebar,dan kelulusan yang
aku tunggu-tunggu telah melewati hariku.seketika terdengar suara dari ruang tamu dan
ternyata orang tuaku sedang membicarakan kelanjutan sekolahku dengan tamunya
itu.tak lama kemudian ibuku memanggilku.
”farida ...sini dulu nak,ayah sama ibu mau ngobrol-ngobrol sama kamu.masak di kamar
terus”.”pada saat ibuku sudah ngobrol-ngobrol sama saya,akhirnya ayahku berbicara
langsung kepadaku.”nak sebenarnya ayah sama ibu membicarakan tentang sekolah
kamu,maunya meneruskan sekolah dimana?”.”pengennya aku mau ngelanjutin sekolah
di man2 jember yah!,”Aku kan dari awal lulusanku di madrasah semua,jadi aku juga
mau ngelanjutin di man2”.Ayah dan ibu saling lihat dan terdiam.
Akhirnya aku segera langsung meninggalkan ruang tamu dan menuju ke kamar
tidur.Dan ibuku langsung menuju ke kamarku.
”nak ....kenapa langsung pergi begitu saja ? ayah sama ibuk belum selesai ngobrol-
ngobrolnya.”.”nggak bu...farida cuman mau istirahat aja bu...!”.ia sudah...ibu mau
masak untuk nanti siang.
Dan siang pun tiba saatnya mereka makan.setelah makan aku dan ibuku pergi ke stasiun
untuk beli tiket. Pada keesokan harinya aku dan ibu siap-siap untuk pergi kejember
untuk mendaftarkan diri,berangkat hari senin pada jam 11.30.jurusan dari rogojampi ke
jember,di stasiun di antar ayahku dengan naik sepeda motor.Dan setelah sampai aku dan
ibu segera turun dari sepada.Setelah itu aku salim dan minta doa kepada ayah.Ayah
bilang”hati-hati yak semoga di terima ya”.”iya yah amin...”.
ketika aku masuk ke stasiun dan pas pada jam 11.30 tepat keretanya datang,lalu aku dan
ibu naik kereta dengan nomor gerbong 1 di nomor kursi 22 a dan b.setelah ketemu
nomornya aku dan ibu duduk.dengan perasaan yang tidak karuan dan akupun sambil
berdoa semoga diberi kelancaran amin...,
setelah kita sampai di jember aku dan ibu mencari ojek dan akhirnya kita dapat ojek
tersebut langsung kita segera naik.katanya pak ojek”mau kemana bu?”.katanya ibu”ke
sekolah man2 pak!”.ooo....iya bu siap”.Dan setelah sampai aku dan ibuku turun.”berapa
pak?”,”15000 bu...”ini pak makasih ya pak...”.
Aku dan ibu segera masuk ke dalam,dan mencari tempat pendaftaran.ternyata ada di
sebelah kanan yaitu berada di tuang TU,aku pun segera masuk ke dalam dengan
membawa berkas persyaratan pendaftaran peserta didik baru.akupun segera masuk
keruangan itu.dengan mengucapkan :”assalamu’alaikum....”.guru yang ada di dalam
ruangan itu pun menjawab”wa’alaikum salam”...,silahkan masuk nak...dan aku pun
segera di persilahkan untuk duduk,dengan perasaan yang tidak enak.
Setelah itu aku pun salaman kepadanya...,kata bu guru.”mana persyaratannya ?” dengan
suara yang lembut,”ini bu...,aku pun segera mengeluarkannya...,ini bu..,setelah selesai
akupun keluar dari ruangan itu lalu aku pergi ke ibu,”gimana nak ?”,aku pun
menjawab:”sudah kok bu,tapi tesnya pada hari rabu jam 08.00.”ooo...iya sudah
nak!”ayo kita pulang..ayo bu...,
Aku dan ibu segera pulang.dan kita pun jalan saambil nyari ojek,ternyata sampai di
pertigaan ada ojek dan aku sama ibu segera naik tujuan ke stasiun,setelah lama
kemudian sampailah di stasiun,aku dan ibu masuk.dan ternyata waktu datangnya kereta
masih lama kita pun sholat dhuhur terlebih dahulu,dan setelah selesai sholat aku dan ibu
membeli roti dan minuman sebagian untuk mengisi perut.
Tak lama kemudian datang lah kereta api pandanwangi dengan tujuan banyuwangi pas
pukul 14.30 tepat.lalu kita pun segera naik di kereta.ternyata aku pun bingung tempat
duduknya karena tidak aku cek dulu.”bu nomor berapa yaa?”.”nomor 12 a dan b
nak!”,ternyata aku salah tempat dan tempatnya pun terlalu jauh dari nomor kursi
12...,akupun merasa kelelahan dan begitu sampi di tempat duduk kita,aku pun segera
minum karena kelelahan begitu juga ibu,sambil di dalam kereta aku pun sambil
memakan roti tadi.Dan tidak terasa sulai mulai gelap dengan tenggelamnya matahari
dengan adanya adzan magrib berkumandang di desa-desa yang terdengar dari dalam
kereta.
Setelah lama kemudian tiba-tiba kereta berhenti dan pas aku lihat ternyata sudah
sampai,ternyata tidak terasa kita sampai setelah isya’.Aku pun segera turun ternyata
kakaku sudah menunggu dari tadi lalu aku segera naik sepeda dengan ibuku juga.kita
pun kelaparan setelah itu kita berhenti di warung untuk makan.setelah selesai makan
kita pun pergi pulang dan ketika sampai di rumah aku langsung ganti pakaian pergi ke
kamar mandi untuk mengambil wudhu melaksanakan sholat isya’ dan mengganti sholat
magrib.Lalu aku ganti baju,dan aku pun juga harus belajar untuk mempersiapkan tes
pada hari rabu.setelah selesai belajar,tiba-tiba ibu memanggilku”nak...,iyaa
bu...apa?”,sana tidur sudah malam.”iya bu ini baru selesai belajar.”ooohh yadah sana
langsung tidur besok sekolah biar nggak capek.Lalu aku pun segera pergi ke kamar
untuk tidur.
Dan pada ke esokan harinya aku segera bangun lalu segera mandi,sarapan pagi,dan
setelah itu berangkat ke sekolah.dengan menaiki sepada sendiri,sesampai di sekolah aku
pun masuk ke kelas dengan manaruh tas kemudian aku langsung segera keluar kelas
sama anak-anak untuk segera baris di lapangan dengan cuaca yang sangat
cerah,akupun beradaa di barisan bagian depan sendiri dengan menyiapkan
barisan.setelah lama kemudian kami semua masuk ke kelas.aku pun merasa tenang kita
pun sudah melaksanakan ujian-ujian tinggal kita menunggu lulus dan tidak.Tapi aku
harap semoga aku lulus amin...,didalam kelas pun anak-anak merasa lega karena sudah
melaksanakan ujian tapi di sisi lain anak-anak juga ada sebagian yang bingung mau
ngelanjutkan sekolah ke mana...
”farida kamu ngelanjutin ke mana?” kata mita,”kalo aku pengennya mau ngelanjutin ke
jember kataku,lalu mita pun menjawab”kemana itu?”,aku pun menjawab:”Di MAN2
jember mit,”ooh..kok jauh ya..katanya,”iya aku pengen mandiri aja biar sambil nambah
wawasan,mita teus bertanya:”terus kamu disana kamu kos,apa mondok?,”insyaaloh aku
mondok mit.”terus kamu mau ngelanjutin kemana mit?,aku sekolah di daerah rumah ku
di SMA2 banyuwangi.”berarti kita nggak ketemu jarang ketemu yaa,kata mita.dengan
muka sedih..,”iya sih tapi kita masih bisa komunikasi lewat hp mit.”iya sih tapi kan
nggak ketemu langsung sama kamu,”ya nggak papa dah kita kan sama-sama cari
ilmu.nanti kita ketemu lagi kok.setelah itu aku pergi ke koperasi untuk membeli
camilan bersama temanku,
Kemudian aku membeli es dan kue lalu kita pergi ke kelas dengan membawa camilan
tadi.aku sama anak-anak sedang ngobrol-ngobrol sambil makan-makan diwaktu jam
kosong,begitu juga anak lainnya.ketika waktu menunjukkan pukul 12.00 saatnya kita
melaksanakan sholat dhuhur.aku pun segera pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat
dhuhur berjama’ah.Lalu aku dan teman-teman segera mengambil wudhu’.
Kemudian sholat jama’ah.Ketikakita selesai melaksanakan sholat kemudian kita balek
ke kelas siap-siap untuk pulang,nggak kayak biasanya kita pulang jam segini biasanya
pulang jam setengah 2?”.
mila :”kita kan sudah selesai ujian jadi nggak ada pelajaran jadi pulang pagi
far”,akupun segera pulang dengan naik sepeda sendiri.Setelah sampai di rumah aku pun
segera ganti baju lalu istirahat.
Setelah lama kemudian adzan ashar pun mulai terdengar ditelinga aku pun kaget segera
bangun dan segera pergi mandi,setelah selasai mandi lalu ganti baju kemudian aku
pwrgi ke stasiun membeli tiket untuk pergi ke jember.Dan ketika sampai di stasiun aku
langsung menuju ke loket.”mbak mau mesan tiket jurusan ke jember masih
ada?”,mbaknya:”iya mbak masih silahkan mengisi datanya dulu ya mbak!”,”oooh iya
mbak.Kemudian aku mengisi 2 data tersebut kereta pandanwangi,setelah mengisi data
aku pun segera keloket lagi.”ini mbak”,mbaknya:”ini kareta yang harganya 8rb ya mbak
jadi semua 12rb yaa mbak.”ini mbak makasih...,setelah selesai aku pun pergi pulang
dengan menaiki sepeda.
Setelah sampai di rumah kemudian aku duduk-duduk sama orang tuaku.ayah:”kapan
kamu tesnya ?”,”besok yah aku sama ibu yang mau ke sana.ayah:”yaudah ayah doa in
semoga lulus untuk tesnya.”amin...maksih yah!”,ketika sudah malam aku pun segera
masuk ke dalam rumah. lalu aku segera mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat
magrib berjamaah di masjid tempatnya berada di depan rumah,aku pergi jamaah sama
ibu.akupun segera berangkat ke masjid.
Setelah turun jamaah aku pun terlebih dahulu ngaji sambil.menunggu isya.
Setelah lama kemudian....
Adzan isya pun mulai berkumandang lalu aku pun segera menyelasaikan untuk ngaji
kemudian pergi jamaah isya.Sudah selwsai melaksanakan sholat kemudian pulang,lalu
aku ganti baju dan lalu bares-beres untuk besok pagi pergi ke jember untuk
melaksanakan tes,selesai beres-beres aku pun segera tidur.
Ayam pun mulai berkokok pagi pun telah datang lalu aku segera bangun dan pergi
mandi dan sedangkan ibu ku masak lalu setelah aku selesai mandi kemudian ibuku.Dan
setelah ganti baju aku bersih-bersih rumah terlebih dahulu.Dan ibuku pun setelah selesai
mandi segera ganti baju.
Lalu kita pun segera berangkat ke stasiun diantar kakaku. Letika sampai di sana kita
menunggu kereta datang. Ketika jam 10.30 datang lah kereta dengan tujuan jember.
Kemudian aku salaman sama kakakku,”hati-hati yaa aku doa kan semoga lulus
tesnya,kata kakaku dengan semyuman untuk menyemangatiku.”iya amin makasih
kak!”,dengan hati yang deg-degan.Lalu aku dan ibu segera naik kereta itu.
Kemudian sampai di tempat duduk lalu aku bilang ke ibu”bu farida takut bu..,nggak
usah di pikir dah 6ang penting dnanti kamu waktunya tes berdoa minta ke pada alloh
biar di beri kemudahan dalam menjalankan tesnya”kata ibu.
Kemudian kerera berhenti aku dan ibu segera turun dengan ibu. Dengan cuaca yang
sangat panas akupun mulai kehausan.”Sebenrar bu aku mau minum”,kataku dengan
kecapekan. Setelah minum kita segera keluar dari stasiun lalu mencari ojek.
Ada salah seorang bapak dengan membawa sepeda motor sedang mengampiri kita,”bu
ojek bu,kata si ojek.”berapa pak kalo ke MAN2?”kata ibu,”15rb bu..katanya”.iyadah
pak.kata ibu.
Kemudian aku dan ibu naik ke sepedanya pak ojek,Setelah sampai di sekolah aku dan
ibuku masuk s ke dalam ternyata banyak siswa baru yang dari sekolah lain. Aku pun
mencari tempat tesnya. Dan kemudian masuk ke dalam dan ternyata qku dapat bamgku
bagian tengah dan juga aku dapat teman baru,lalu kenalan
“Hay kenalin namaku farida,kataku dengan wajah senang karena dapat teman
baru.”oohh iyaa kenalin aku ina,kamu dari sekolah mana?”,jawabku:”dari sekolah
banyuwangi.Kemudian aku duduk bareng ujian sama ina.Waktunya tes ujiaan dimulai.
Setelah selesai melaksanakan ujian akupun segera keluar dari ruangan tersebut.dengan
perasan gelisah,”nak gimana sudah selesai tesnya?”,ibuku menyamperi
aku.”Alhamdulillah sudah bu”.Kita pun segera siap-siap untuk pulang,dan mencari ojek
“pak ojek pak,”kemana mbak kata si bapak.”ke stasiun pak!”,kata bapak “iya mbak.Aku
pun segera naik dan kita pun menuju ke tasiun.
Kereta pun datang dan kita segera naik kedalam keretanya,tak lama kemudian setelah
itu sampai di stasiun rogojampi setelah itu kita segea keluar dari kereta dan kitapun
segera pulang.
Keesokan harinya ibupun mendapat sms dari sekolah man2 jember,ternyata mendapat
kabar ternyata aku lulus tes tersebut.”alhamdulillah aku lulus,kataku.Aku pun merasa
senang dengan kerja keras dan doaku selama ini.Dan orang tuaku merasa
senang.Tinggal tunggu waktu masuknya.Ternyata keinginanku selama ini.Dengan
berusaha pun akhirnya tercapai keinginan.
JODOH YANG TAK DIHARAPKAN
Karya:Fitriatul Luthanza
Pada saat itu seorang gadis berumur 17 tahun bernama Raden Ayu Tamara Gladisca
Fitri gadis terhormat di Jogja sekaligus disekolah milik ayahnya. Gadis berambut
sebahu warna rambutnya biru ombre ujung abu-abu. Dengan mata coklat, bulu mata
lentik, bibir merah ranum,bertubuh tinggi. Membuat kalangan adam terpana akan si
gadis tersebut ini. Tapi sayangnya, Gladisca tidak terlalu memperhatikan cowok-cowok
yang terpana itu. Gladisca hanya fokus belajar dan belajar dan belajar untuk
membanggakan kedua orang tuanya .Gladisca ini seorang anak dari keturunan Ningrat
yang terhormat di Jogja. Keturunan dari Raden Andriano Nughroho(Ayahnya) serta
Raden Ayu Sinta Gladisca (ibunya), orang terhormat pertama di Jogja. Namun demikian
Gladisca tidak sombong, tidak berlebih-lebihan dalam berdandan, tidak menghambur-
hambur uang yang diberikan oleh kedua orang tuanya seperti anak gadis lainnya.tetapi
Gladisca tergolong cewek galak, suka marah-marah meski sekecil apapun masalahnya
Gladisca juga tidak suka jika ada yang menyentaknya Gladisca tidak suka jika ada yang
memotong pembicaraannya. Sifat Gladisca jauh berbeda dengan namanya. Gadis ini
terkenal sebagai Bad Girls (gadis nakal) namun Gladisca nakal dalam bidang rambut
dan kabur saat mata pelajaran. Gadis ini nakal namun tau akan sopan santun kepada
kedua orangtuanya dan guru. Gladisca mempunyai 3 sahabat yaitu:
1. Raden Ayu Chikita Susiani
2. Raden Ayu Meyliza Putri Prameswari
3. Raden Ayu Anggi Safitri
Mereka berempat dikenal sebagai Bad Girls namun banyak kaum
adam menyukai mereka berempat apalagi pada Gladisca dan Chikita gadis tercantik
diantara empat sahabat tersebut memiliki kesamaan pada bulu matanya dan bibir yang
merah ranum. Mereka sering dihukum,berdiri di depan tiang bendera sudah menjadi
kebiasaan mereka,karena mereka terkadang ketahuan kabur saat program pembelajaran
berlangsung.SMA 1 TAMARA terkenal sebagai SMA ternama di Jojga, terluas,
terbagus,dan termahal. SMA ternama ini milik Ayah Gladisca didirikan bertepatan
dengan lahirnya gadis nan ayu mempunyai segala talenta dan diberi nama TAMARA
nama akhiran dari nama gadisnya.Gladisca diberi fasilitas untuk mengelola tim basket
yang ada di sekolahnya.Gladisca juga menjadi kapten basket dibagian tim basket cewek
disekolahnya. Bukan cuman hanya itu Gladisca juga mengikuti belada diri di luar
sekolahnya wajar saja Gladisca sering mengalami cidera saat latian karena cuman dia
yang cewek dalam organisasinya tersebut. Gadis tersebut ini merupakan gadis yang
sering mengikuti event dalam sekolahnya maupun di luar sekolahnya .Gladisca
memiliki cita-cita menjadi seorang dokter spesialis paru-paru dan satu sisi
dia ingin menjadi seorang pengusaha makanan tradisional jawa.dia juga mempunyai
bakat dalam memasak makanan jawa yang tradisonal.Gladisca mempunyai seorang
nenek yang baik padanya selalu menuruti apa yang Gladisca mau nenek Gladisca juga
dari keturunan Ningrat, namun Gladisca sudah tidak mempunyai seorang kakek karena
kakeknya telah meninggal sejak Gladica masih kelas 1 SMA. Gladisca sangat
menyayangi kakeknya terserbut dia sangat suka apabila kakeknya bercerita tentang
zaman dimana kakeknya merayu neneknya supaya mau menikah dengan kakeknya
tersebut kakek dan neneknya pun bersatu karena perjodohan yang tak terduga.
Sekolah tersebut dipercayai kepada Pamannya untuk menjadi kepala sekolah di
SMA TAMARA tersebut, jadi kapanpun Gladisca mau dia bisa saja kabur dari proses
belajar mengajar dia bisa ke ruangan pamannya. Gladisca mempunyai hobi basket, sejak
SMP dia mempunyai bakat dalam hal basket mengikuti segala event dan sering kali
memenangkan event tersebut. Saat ini Gladisca berada di kantin sekolahnya bersama
dengan keempat sahabatnya.Mereka telah menikmati makanan kesukaan mereka yaitu
nasi goreng Pak Ujang minuman mereka sama es jeruk favorit mereka berempat.
Kemudian Gladisca menghabiskan makanannya dan ijin kepada sahabatnya untuk pergi
ke kamar mandi. Saat itu juga hp Gladisca berbunyi , tanda sebuah pesan masuk.
Gladisca langsung mengambilnya dari saku seragamnya. Papinya telah mengurimkan
pesan padanya.

Papa
Gladisca, nanti kalau pulang sekolah papi bisa minta tolong?

Begitulah pesan dari sang papa pada putrinya

Gladisca segera membalas pesan tersebut dengan mengetukkan jempol dengan lihat
diatas tuts keyboard ponsel miliknya.

Gladisca
Bisa Pa, apa sih yang gak bisa buat papa tersayangku

Tak lama sebuah balasan pesan masuk ke ponsek milik gadis bertubuh tinggi
itu,Gladisca.

Papa
Tolong ya, belikan papa kertas HVS uk A5, papa nggk sempet keluar nak. Pakai uang
kamu dulu, nanti papi ganti ya.

Gladisca
Sip deh pa, tapi nanti ada bunganya ya,hehehe

Papi
Dasar anak sd.

Gladisca menggerutu saat mendapat balasan tidak mengenakan hatinya dari papanya.

Gladisca
Au ah gelap

Papa
Gitu aja marah, dasar anak sd.pokoknya nanti papa bungain
Gladisca
Siap komandan,segera laksanakan
Seorang remaja yang membahas tentanng uang pasti akan seperti anak kecil yang
mendapat balon,senang sekali. Jelas Gladisca senang, karena ia lebih suka mentraktir
sahabatnya ataupun orang lain yang baru ia kenal. Baik hati bukan?

Setelah itu,ia memasukkan ponselnya ke dalam saku baju seragamnya, belum sempat
dia memasukkannya dan... Brukkk seorang cowok menabraknya. Gladisca mengumpat
dalam hatinya

“lu liat-liat kalau jalan, punya mata gak luu??Ujar cowok tersebut.
Gladisca tak mengubriks perkataan cowok tersebut dia menangis karena itu hp
pemberian almarhum kakek tersayangnya hancur menjadi pecah layarnya pun tak dapat
terlihat lagi hanya sebatas garis yang bergerak gerak yang memenuhinya.

“lu yang gak punya mata main nabrak orang aja, gue gak mau tau lu harus ganti hp
gue sekarang juga!!!!. Bentak Gladisca pada cowok tersebut.
Cowok tersebut mendekatkan wajahnya pada Gladisca hingga hembusan
nafasnya bisa di rasakan oleh Gladisca.
“Mulai sekarang lu jadi tunangan gue. Tanpa penolakan, tanpa pertanyaan.!ucap si
cowok tersebut tepat didepan muka Gladisca.
Keesokan malamnya Gladisca diajak makan bersama dengan teman papanya
yang kebetulan keturunan ningrat.
“Gladisca ayo turun nak,papa tidak mau terlambat untuk makan malam yang penting
ini.”ujar sang papa Gladisca.
“Iya Pa, sentar lagi Gladisca turun.”jawab Gladisca dari lantai 2 kamarnya.
Gladisca tidak tau saja bahwa dia akan dijodohkan oleh kedua orangtuanya
dengan putra dari teman ayahnya. Cowok yang membuat hp Gladisca hancur karena
tertabrak oleh cowok tersebut saat Gladisca ingin memasukkannya dalam sakunya.
Cowok tersebut bernama Raden Alden Diondra Wijaya cowok kelas XII IPS 1. Cowok
berambut coklat, mata hanzel, bulu mata lentik, alis tebal, dan bibir merah ranum sama
seperti membuat siapa saja terpana akan ketampanan cowok tersebut. Cowok satu ini
adalah ketua tim dari SMA 1 TAMARA tersebut. Anak most wanted diSMA tersebut
yang terkenal juga sikap dinginnya.
Setelah sampai di tempat tujuan Gladisca beserta kedua orangtuanya turun dari
mobilnya menuju restoran ternama di Jogja. Mereka bertemu dan bersalam satu sama
lain kecuali Alden tidak hadir dalam acara tersebut dikarenakan dia sedang mengurusi
balapannya dengan Aldo(musuh kebuyutannya dari SMA lain). Kedua keluarga tersebut
langsung membicarakan tentang perjodohan keduanya anatar Gladisca dengan Alden
dan mereka akan menikah setelah lulus dari SMA 1 TAMARA. Jelas saja Gladisca
terkejut akan hal itu dan ia pun menahan tangisnya.
“Gladisca gak mau dijodohkan dengan orang yang belum Gladisca kenal
sebelumnya.”ucap Gladisca menahan air matanya yang hampir jatuh dan berlari keluar
dari restoran tersebut. Dia tidak sengaja menabrak seorang cowok bertubuh kekar itu
yang tak lain dia adalah Alden. Gladisca langsung memeluk Alden dan menangis sejadi-
jadinya dipelukan Alden, Alden yang bingung mengapa Gladisca menangis hanya bisa
mengusap punggung Gladisca dan mengajak Gladisca keluar dari restoran tersebut.
Setelah Alden membawa Gladisca keluar dari restoran tersebut. Gladisca lambat
laun mulai berhenti dari tangisnya dan mulai menoleh ke sebelahnya yaitu Alden.
“Emm...kalau boleh tau lu kenapa sampe nangis gitu Ca.?”. Tanya Alden pada
Gladisca
“Gue dijodohin sama orang tua gue Do...”ucap Gladisca sambil mengingat kejadian
tadi sambil mengeluarkan air matanya dipipi chubynya itu.
“Gue bisa bantu lu dan lu juga harus bantu gue”ujar Aldo
“Gimana caranya?ujar Gladisca.
“Lu harus ngaku jadi tunangan boongan gue didepan papa gue dan didepan temen
papa gue.”ujar Aldo. Dan langsung diangguki oleh Gladisca dan mereka berduapun
pergi ke restoran tersebut dengan bergandengan tangan satu sama lain. Mereka tidak tau
bahwa mereka yang akan dijodohkan oleh kedua keluarga tersebut. Gladisca sedikit
menunduk dan Aldo memperkenalkan Gladisca pada keluargnya dan keluarga teman
papanya hingga Gladisca tidak sadar bahwa sebenarnya teman dari papanya itu adalah
Papa Aldo.
“Pa kenalin ini Caca cewek yang akan Aldo jadikan tunangan”ujar Aldo
Dan tanpa disadari Gladisca mengangkat wajahnya dan betapa terkejutnya dia bahwa
dihadapannya adalah papanya dan keluarga teman papanya. Gladisca bingung ingin
berkata apa dan akhirnya papa Gladisca tersenyum pada gadis tersebut.
“Minggu depan kita adakan acara pertunangan mereka berdua.”ucap papa Gladisca
“Baiklah Nugroho kita adakan acaranya minggu depan”ujar papa Aldo.
Sedangkan mereka berdua hanya diam tidak membantah ucapan kedua
orangtuanya tersebut. Ada rasa senang,bingung, dan entahlah hanya mereka berdua
yang tau. Menurut Aldo gadis satu ini menarik dan Aldo menyukai sikap lucu Gladisca
saat Gladisca membentaknya waktu itu Gladisca berbeda dengan cewek lainnya yang
selalu jaim didepan Aldo serta memuja-muja Aldo. Lain halnya dengan Gladisca yang
dengan beraninya menyentak Aldo didepan anak SMA TAMARA tersebut. Entahlah
Aldo hanya ingin memliliki gadis tersebut dan dia tak ingin jika gadis tersebut jatuh
pada laki-laki lain kecuali dirinya. Aldo tergolong cowok yang acuh tak acuh pada
cewek meski banyak cewek yang rela memuji-mujinya dan cari perhatian didepan Aldo,
Namun Aldo tak menoleh sedikitpun terhadap cewek-cewek tersebut. Baru sekarang
Aldo tertarik pada gadis yang memiliki pipi chuby dan memiliki bibir merah ranum
membuat cewek tersebut cantik di mata Aldo. Gladisca juga tidak pernah tertarik pada
cowok-cowok sebelumnya.
Setelah mereka selesai makan orang tua keduanya pulang sedangkan mereka
masih berada disana diam tak berkata apapun sesekali menatap satu sama lain ada
kecanggungan antara mereka. Kecanggungan akan tak percayanya mereka bahawa
mereka berdua akan segera bertunangan pada minggu depan. Sungguh diluar dugaan
mereka bahwa kedua orang tuanya sudah saling kenal. Mereka sebelumnya tak pernah
kenal satu sama lain dan dipertemukan dalam kejadian Aldo tak sengaja menabrak
Gladisca dan membuat hp yang digenggam terlempar dan hancur tidak berupa karena
terbentur ujung tembok.
Tak lama kemudian salah satu diantara membuka suara tak lain dan tak bukan
ialah Aldo yang berbicara kepada Gladisca menanyakan apa Gladisca tidak keberatan
untuk menjadi tunangan Aldo.
“Ca , lu gimana dengan perjodohan ini?apa lu gak keberatan dapet tunangan kayak
gue, gue the most wanted Ca bukan cowok baik-baik .”ujar Aldo
“Seharusnya gue yang tanya kayak gitu ke elu Do, apa lu gak keberatan dapet
tunangan kayak gue,gue takut nantinya gak bisa jadi yang terbaik buat elu”ujar
Gladisca.
Entahlah mengapa Aldo tidak cuek lagi pada Gladisca.Aldo tak pernah merasa
keberatan untuk menjadikan Gladisca ibu dari anak-anaknya kelak.
“Ca, sebenernya ada yang mau gue omongin ke elu mungkin ini terlalu cepat tapi gue
gak tau Ca kenapa gue gak bisa nahan buat ngomong ke elu.”ujar Aldo
“Tinggal ngomong juga , susah amat dahh”ujar Gladisca sambil ketawa receh pada
Aldo.
Aldo tidak sadar bahwa dia terpesona akan tawa gadis tersebut.Diam sejenak
memandang Gladisca.Wajahnya cantik bulumata lentik dan bibir merah ranum
membuat Aldo merasakan ada yang salah pada jantungnya. Gladisca yang dipandang
hanya tersenyum sembari menutup wajahnya karena di merasakan bahwa pipinya ada
semburan merah.
“gue sayang sama kamu Ca kamu mau kan jadi tunanganku?”ujar Aldo dengan
sungguh-sungguh dan menatap Gladisca dengan dalam.
“Iya Do, gue mau jadi tunangan lu tapi satu persyaratannya.”ujar Gladisca
“satu syarat apa Ca biar gue penuhin semuanya.”ujar Aldo sambil menggenggam
tangan Gladisca
Gladisca memajukan wajahnya menghapus jarak antara mereka dan berkata
“Gantiin hp gue dan beliin gue paketan semau gue hehehe.” Gladisca tertawa
Minggu telah tiba ini adalah acara pertunangan antara Aldo dan Gladisca.Acara
tersebut diadakan di sebuah gedung ternama di Jojga. Keduanya memakai pakaian adat
Jogja karena mereka keturunan ningrat masih ada acara tambahan dari keluarga mereka
masing-masing. Selepas acara tersebut mereka berdua menghabiskan waktu menuju
pantai menikmati desiran ombak hembusan angin dan menikmati waktu berdua kini
mereka sudah bertunangan sudah ada cincin di jari manis mereka masing-masing.
Mereka hanya tinggal menunggu 2 tahun karena Gladisca masih kelas XI tidak mungkin
kan dia menikah apalagi dia masih belum berumur 18 tahun. 2 tahun lagi bukanlah
waktu yang lama bagi mereka, mereka yang mulai terbiasa, terbiasa untuk bersama,
terbiasa untuk saling tatap muka dan meraka suatu saat nanti akan terbiasa oleh suara
anak kecil menangis dan memanggil mereka berdua dengan sebutan Papa dan Mama.
Ini kejadian yang tak terduga bagi Gladisca pertemuan tidak menyenangkan
hingga perjodohan yang tak diharapkan seblumnya olehnya. Gladisca yakin ini memang
sudah takdirnya. Gladisca beruntung memiliki seorang Aldo yang ternyata penyabar dan
bisa membuat Gladisca bahagia disetiap harinya.
“Ada apa degan impian?”
Karya : Syafira naora dian mumtazah

“kamu punya mimpi apa ka?” pertanyaan guru itu masih mengiar-ngiar di telinga
ku.kini aku disni,persimpangan jalan kota kertek yang penuh lalang kendaraan
beroda.masih dengan seragam putih abu-abu kebangaanku.senja mulai pudar dari
persingahan nya.mengenai mimpi ku mengapa aku harus berfikir sekrang? Sedangkan
sejak sekolah dasar sudah sering guru menanyakan akan mimpi ku.Ah, tepat cita-cita
ku.namun dulu aku selalu asal dalam menjawab,pernah aku bilang ingin menjadi dokter
,profesor,guru,dan juga orang hebat.tetapi sekarang,aku sudah berusia hampir tujuh
belas tahun.usia yang sudahtidak bisa lagi aku jawab asal-asalanuntuk impian ku.

Aku berhenti sejenak berdiri di tengah-tengah hamparan kota yang banyak di lalu
kendaraan ini.mungkin seperti ini lah hati ku saat ini terusik dan juga tak tahu harus
bagaimana.bahkan aku bingung mau melalui jalan yang aman mengenaskan!
Tiba-tiba saja au tersadar ,sejak tadi aku mematikan handphone ku.bunda pasti sangat
khawatir dengan keadaan ku saat ini.dengan segera aku membuka handphone ,dan benar
saja , ada dua puluh tiga panggilan tak terjawab dari bunda.maka segera mungkin aku
melagkah pulang.sampai nya aku di ambang ointu rumah, bunda sudah berjaga
disana.begitu melihat u ia segera berlari dan memeluk ku.
Kamu dari mana?kamu buat bunda kefikiran,biasa nya ga sampai semalam ini kamu
pulang.ada apa masalah?cerita lah sama bunda !”aku sudah menebak itu akan menjadi
pertanyaan bunda setibanya aku di rumah.aku tahu bunda akan sangatkhawatir
krpadaku.jelaslah,aku adalah batin satu satu nya.dan begitu pula bunda,ia adalah orang
tua ku satu-satu nya setelah meninggal nya ayah ”gk bun,fika gak apa-apa.tadi fika
Cuma cari angin di luar”.jawabku bohong
“kamu jangan bohong sama bunda,kalau cari angin saja kenapa sampai semalam
ini?bahkan kamu belumpulang sekolah sejak tadi kan?kamu sudah makan?”
“iya bun,maafin fika ya”
“ya sudah,sekarang kamu mandi ya,teus nanti makan sama bunda.”
“iya bu,fika ke kamar dulu”.

“kamu kenapa to ndok?apa ada masalah?sudah maam kok masih di luar.”aku Tersadar
Dari lamunan ku.ternyata bunda sudah ada di dekat ku.wajah nya menyiratkan hal yang
sama seperti aku rasakan.aku tahu dia khawatir.
“bunda punya mimpi apa?”tanyaku ragu.bunda menatap ku heran,lalu tersenyum
“mimpi bunda sudh kamu wujudkan ndok.dengan kamu menjadi anak baik dan juga
selalu taat pada allah.itu terakhir mimpi bunda.”aku terbangun,jawaban bunda tentu
tentu tidak sama dengan jawaban ku saat kecil.
“maksud fika bukan itu bun,mimpi bunda untuk diri sendiri.seperti jai guru atau apa.”
“mimpi itu to,kalau mimpi itu juga sudah bunda wujudkan.bunda pengen punya anak
baik dalam segala hal ka.itu juga termasuk mimpikan?”
“tapi bukan mimpi yang seperti itu yang fika tanyakan bun,mimpi bunda untuk pekrjaan
,untuk dapat uang”
“fika,mimpi itu bukan pekerjaan,bukan untuk uang,tapi untuk pengabdian,kalau kamu
punya mimpi berusaha lah untuk meraih nya,tapi jangan pernah berfikir bahwa kamu
akan memperoleh uang dari mimpi kamu itu.kalau kamu mampu pasti uang yang
mencari kamu.jangan kamu yang mencari uang.”aku diam,bungkam.bingung mau
menjawab bagaimana pertanyaan bunda itu membuat ku berfikir.aku terus menatap
bunda.
“kamubingung ya dengan mimpi kamu?kamu ingin jadi apa?”tepat sasaranbunda
memang yang paling tau akan iriku.
“iya bun tadi di sekolah gur BK fika tanya,dan hanya fika yang belum bisa jawab.fika
bingung bun dulu wakyu SD fika tidak pernah fikir tentang impian fika.jawaban fika itu
katanya penting untuk mengisi data siswa.tapi kalau fika jawab asal-asalan sama aja
fika masih anak SD Bun.fika bingung”jawaban ku itu kembali membuat bunda
tersenyum.
“sekarang gini ,coba kamu fikir akan apa yang ingin kamu inginkan di dunia ini.tapi
cobalah yang kamu fikirkan dengan akhirat.ada manfaat nya gak?bisa kamu pertangung
jawabkan tidak bunda hanya berpesan itu,karena kamu lebih tahu impian kamu.sekarang
masuk ya,ini sudah malam.”setelah penjelasan bunda itu,ia memutuskan untuk masuk
ke dalam rumah terlebih dahulu .aku masih di luar.duduk menatap para
bintang,merasakan hawa angin yang membuat ku iri.setidak nya agin itu tahu kemana ia
akan pergi.namun aku?

Bahkan masuk sekolah saja membuat ku takut.memikirkan bahwagutu BK itu akan


kembali menanyakan tentang impianku.mengapa harus ada mimpi segala?percuma saja
bermimpi jika kita tidak bisa meraih nya.itu hanya akan membuat kita terluka bukan?.
“hai fika “.seseorang menyapa k.seorang laki –laki yang tak tahuaku siap dia.
“hai”balasku acuh.
“kamu ketua kelas XI IPA2 kan?”
“iya kenapa?”
“kenalin aku doni.pemimpin redaksi majalah sekolah aku mau nawarin sesuatu buat
kamu.aku denger-denger kamu pinter dalam menulis.dan berhubung majalah kita mau
terbit bulan ini tapi kekurangan bahan tulisan dari siswa.kamu mau gak kalau di mintai
tulisan?”
“tentang apa ya?”
“cara meraih impian?”aku ternganga seketika.impian lagi
“aku pikir-pikir dylu ya,soal nya juga juga bingung ini.aku lagi banyak tugas .”
“iya aku tau kok kamu anak cerdas>jadi duluin aja tugas kamu belajar,tapi aku
tetepberharap kamu bisa.kalau eamng kamu sanggup langsung saja kirimtulisan kamu
ke redaki.makasih ya”.
“oke”.lalu laki-laki bernama doni itu pergi.aku berjalan perlahan menyusri koridor
sekolah.mungkin memang benar,kadang apa yang kita inginkan tak baik untuk diri kita
sendiri.dan begitu juga sebalik nya.bahkan hal yang mungkin kecil saja membuatku
kalut saat ini.impian!

“fika”.seseorang memanggilku.aku tahu itu siapa


“iya pak,”dia gutu BK yang aku takuti saat uni karena pertanyaannya.Ah,yang
membuatku berfikir sekeras ini.
“bagaimana data pribadi kamu?itu hanyatinggal impian kam?kapan kamu kasih ke
saya?lusa terakhir ya”.
“iya pak,”jawabku tak yakin “ya sudah,saya duluan.”aku menatap kepergian guru BK
itu ragu.bagaiman mungkin lusa menjadi haru terkhir pengumpulan data pribadi?benar-
benar
Aku di jalan yang sama.persimpangan kota yang menjadi tempar bergelut
nestapaku.bahkan langit yang mulai menguningtak mambuat ku ingin pulang.aku
menatap ke arah tengah jalan.kendaraan-kendaraan itu melalui karena mereka tahu
kemana melaju karena mereka tahu kemana harus pergi.sedangkan aku? Tanpa sengaja
tatapan ku beralih kepada seseorang di sebrang jalan.dia seperti memperhatikan ku dari
tadi.aku menatapnya ragu,heran laki-laki separuh baya itu melambaikan tangan ke arah
ku seperi mengisarat kan akan aku pergi kepadanya.dengan ragu aku melangkah ke arah
nya,mungkin orang itu ingin menanyakan sesuatu.
“kamu fika kan”?
“andakok tahu?”
“anda kok tau. Juri waktu kamu ikut lomba cerdas cermat di kabupaten. Ingat gak?”
“ahh,iya, saya ingat. Bagaimana keadaan anda pak?”
“baik,baik, kamu bagaimana? Saya liat dari tadi kamu seperti orang bingung. Ada apa?”
“saya baik pak, hanya saja saya sedang bingung. Ada pertanyaan yang tidak bisa saya
jawab, saya bingung mencarinya dimana.”
“kamu ini kan cerdas. Pertanyaan seperti apa itu kok buat kamu tidak bisa menjawab?
Apa sulit? Mungkin saya bisa bantu!”
“semoga anda memang bisa bantu pak. Pertanyaan itu tentang mimpi. Impian saya
pak.saya gak tau apa impian saya. Kalau saya saja gak tau impian saya bagaimana saya
akan berusaha meraihnya.”
“wahh ternyata seperti itu to pertanyaanya. Oh kita duduk disana saja yang teduh.” Pak
sahal melangkah menuju taman dan duduk di bangku panjang. Aku mengikutinya di
belakang dan ikut duduk didekatnya.

“Dulu saya juga seperti kamu. Waktu ditanya bapak saya tentang apa yang saya
impikan, saya tidak bisa menjawab. Tapibapak saya berpesan agar saya mencarinya
terlebih dahulu. Biar saya gak asal jawab.bapak saya juga berpesan, perkataan adalah
do’a. Dan beliau khawatir kalau saya asal ceplos tentang impian saya, nanti kalu
ternyata terwujud. Saya malah menyesal karena memimpikan itu. Kamu begitu juga?”
“hampir sama pak. Saya juga berfikir seperti bapak anda hanya saja ini yang bertanya
guru BK saya bingung mau menjawab bagaimana. Padalah tinggal lusa data pribadi itu
harus saya kumpulkan.”
“Hahahaha, bapak dulu juga gitu. Bingungnya minta ampun. Tapi entah karena apa
bapak bisa menemukan jawabanya sendiri, dan kamu tahu? Ternyata jawaban itu ada
pada diri bapak! Apa kamu sudah bertanya pada diri kamu tentang apa yang kamu
impikan? Dulu bapak pernah, sampai bapak sholati segala. Dan ketemunya ini, jadi
guru. Tapi niatan bapak gak untuk dapat uang dengan jadi guru. Bapak berharapnya
agar bapak bisa bermanfaat untuk orang lain.”
“kalau kamu bingung. Berdo’alah sama allah, minta petunjuk. Karena jawaban terbaik
itu selalu padanya. Kalau memang sudah ketemu, biar kamu lebih mudah menggapainya
dan barokah.paham?”
Malam ini, sholat isya’ aku segera melakukan apa yang dipesankan oleh pak sahal sore
tadi. Aku berdo’a dengan sesegukan. Meminta petunjuk darinya. Hingga tanpa sadar
aku tertidur di lantai sampai bunda membangunkanku saat subuh.
“Le, kamu kok tidur isini?”
“iya bunda,fika pusing.” Rengekku pelan
“kamu kenapa?” lalu bunda keningku lembut.
“kamu demam. Ayo ke dokter ka, biar bunda suruh paklekmu siapin montor. Paling
kamu ini kecapekan.” Bunda lalu berlari keluar rumah. Memangil paman ku yang
rumahnya berhadapan denganku. Dengan tergopoh gopoh bunda membawaku ke
puskesmas. Bunda menemaniku keruang pemeriksaan pasien. Seorang dokter laki laki
parukbaya yang mengurusiku. Setelah memberi suntikan, dokter itu lalu memanggil
salah seseorang suster dan memberikan sampel darah untuk diperiksa.
“mungkin tidak harus bu, asal kalau dirumah dijaga betul jangan makan makanan yang
berminyak, pedas, juga pahit dan kecut harus banyak makan sayur. Obatnya juga
diminum terus.”wes
Setelah satu minggu aku berbaring di kasur, pagi ini aku memutuskan untuk pergi ke
sekolah.begitu siap aku segera menghampiri bunda di dapur.
“bunda,fika sekolah duluya .”
“kamu ga sarapan dulu ndok?kamu beneran sudah sehat?jangan di paksa kalau masih
sakit!”
“gak bun,fika sudah sehat kok.assalamu’alaikum.”
“waalaikumsalam hati-hati ya”aku berjalan dengan santai menyusuri lorong lorong
sekolah.hingga sebuah suara membuar ku berhenti.suara itu adalahdari guru BK ku.
“fika,kamu kemarin kata nya sakit ya?oh ya bagaimanadengan data diri
kamu?”tanyanya bertubi-tubi.aku tersenyum lalu menyerahkan sebuah lampiran kertas
pada nya.
“ini pak”
“dokter?kamu ingin jadi dokter?”
“iya pak,saya ingin jadi manusia yang berguna untuk orang lai”
“baguslah kalau kamu berfikir demikian.semoga kamu bisa menggapainya
ya.semangat!”
“iya pak terimakasih.”
UPIK ABU METROPOLITAN
Karya : Ajeng Nova Romadhon

Seorang perempuan terlihat berjalan dengan teman-teman nya sambil tertawa,


Nama nya Bella Diva, perempaun kaya dengan segala kelebihan. Dia Famous, pintar,
rajin, ceria, kebanggan banyak orang, tapi dia tidak sombong, bahkan dia kebanggan
orangtua nya, sahabat-sahabatnya, guru-guru nya.
Ayah nya adalah seorang wirausahawan muda, tidak kuliah tapi bisa sukses,
bisnis nya dimana mana tidak jarang bella sering mentraktir kami sahabatnya, bahkan
dia sangat royal kepadaku, ibu nya seorang guru madrasah negri di jember, mengajar
pelajaran Al-Qur’an Hadist, Bella adalah anak satu-satunya dari keluarga nya, tidak
punya kakak, dan tidak punya adik, karna ibunya pernah keguguran hingga rahim
ibunya harus diangkat.
Pagi itu, cuaca sangat baik tidak panas dan tidak dingin, langit terlihat cerah
dengan awan birunya, sungai mengalir dengan semestinya, angin berhembus dengan
udara nya yang sejuk seperti keadaan rumah didesa, padahal kami berada dikota dengan
segala asap debu dan kotoran. Aku dan bella kala itu akan pergi ke suatu mall dekat
kota. “Drrrrrtttttt” aku melihat ponsel ku bergetar, ternyata telfon dari sahabatku bella
kemudian ku angkat ponsel ku “Iyaa halo assalamualaikum” sapaku, “Ajenggggggggg”
dengan nada menangis, aku sontak kaget saat bella menangis ditelfon “Iyaa apa? Kamu
kenapa? Bel? Plis yaa kenapa sih?” aku dengan paniknya. “Ibuku jeng, ibukku” dengan
isak tangisnya. “Aku kerumahmu yaa kamu cerita ke aku kenapa ibumu?” kataku. “Iyaa
kamu kerumahku sekarang jeng” langsung bella menutup telfon. Aku segera bergegas
mandi dan berganti pakain dengan jilbab pink kesukaan ku, dan sepatu putih, aku
mengambil motor dan melaju kerumah bella.
Sesampai nya aku dirumah bella aku benar-benar terkejut, bendera kuning
menghiasi rumah mewah nya, rumah yang selama ini aku dan bella menghabiskan
waktu luang kami dengan tawa, dengan kebahgiaan sekarang berganti dengan bendera
kuning dengan keadaan sangat memilukan, bella berlari memelukku dengan menangis.
Aku sangat terkejut ketika bella meceritkan kejadian ketika ibunya meninggal,
“Aku turun dari tangga, ibukku sdang memasak didapur aku masih nyapa ibukku jeng”
bella menangis lagi. “Sudah bel sudah, aku tau kok apa yang kau rasain sekarang, sabar
bella kamu gasendirian.” Kataku sambil menenangkan sahabatku. “W..aakk...tuu aku
mau keluar rumah jemput kamu, tiba tiba suara panji jatuh jeng” bella menangis lagi.
“Iyaa iyaa bel iyaaa” kataku yang saat itu juga ikut menangis. “Waktu aku masuk rumah
lagi untuk ngecek ada apa, ternyata ibuku sudah jatuh pingsan, aku goyangkan badan
nya tapi dia tidak bangun, dia ninggalin aku untuk selama-lama nya jeng, aku gamau
ditinggal ibuku jeng” kata nya sambil menangis. “Bel, jodoh, kematian, sama rezeki
sudah ada yang ngatur, kamu harus ikhlas bel Allah lebih sayang sama ibukmu bella,
ayo bangkit kamu gaboleh kayak gini” kataku menenangkan nya. Karna akupun tau
bagaimana rasanya ditingalkan orang tua untuk selama-lama nya.
Beberapa bulan setelah kematian ibunya bella, ayahnya menikah lagi dengan
teman sekantornya,aku datang saat pernikahan ayahnya dan ibu baru bella, orang nya
cantik sekali badan nya tidak terlalu tinggi, dia juga punya seorang anak perempuan
seumuran dengan bella dan aku.
“Assalamualaikum” sambil mengetuk rmah besar itu tepatnya rumah bella
sahabatku. Dari luar aku mendengar bella dimarahi oleh ibunya tapi bella melawan“
Bel, ambilin itu piring ibuk kamu tuh jadi anak tapi mirip sama ratu” katanya (aku
mendengar dari luar) “Gamau ah enak aja emang aku pembantumu” kata bella. Bella
membuka pintu rumah. “Eh ajeng, masuk yuk”. Katanya dengan ramah. Aku masuk
kerumahnya dan bella mengajak ku ke kamarnya dilantai atas. Sampai kami dikamar
bella ibunya datang membuka pintu “Bel, kamu belum nyuci baju ibuk ya? Dasar kamu
itu anak gatau dintung” katanya dengan kasar. Bella berdiri dan mengambil cucian yang
ada di tangan ibunya lalu segera keluar rumah diikuti dengan ibunya, aku menyusul
bella ke tempat cucian. “Bel, ibukmu kok galak ya?” tanyaku. “Gatau, mirip kayak mak
lampir, jadi males aku dirumah jeng gara-gara nenek lampir itu” katanya dengan nada
sebal. “Kamu kok ngelawan sih bel, diman-mana kalo ada ibu tiri sama anak tiri itu,
pasti anak tirinya ga berani ngelawan bel, kamu kok beda sih bel?” tanyaaku heran. “Eh
ini 2017, aku ini upik abu metropilitan, jaman modern ini”. katanya
Selesai dia mencuci, aku kira akan dijemur baju-baju milik ibunya ternyata bela
menggeletakkan baju milik ibunya di depan halaman, sonntak aku keheranan melihat
tingkah bella yang aneh ini, sambil tertawa bella menarik ku keluar rumah dan menuju
ke tempat makan biasa kami. Disana aku menanyakan kepada bella “bel, kok jahat
banget sih kamu bel, naruh cucian ibumu di depan rumah gitu? Parah” kataku sambil
tertaw. “dia itu wajib di kasih pelajaran jeng, gasemua orang tua itu bisa seenak nya
sendiri ke anak kayak kita” katanya serius.
Suasana hening, hujan sore itu menemani kita berdua di cafe, terlihat suasana
dicafe sangat sepi hanya ada aku, bella, dan 3 sepasang orang yang sedang berpacaran,
mungkin mereka sedang berteduh di cafe karna hujan, atau mungkin mereka sedang
memadu kasih saat hujan, seperti film yang di tv gitu.
Sepulang kami dari cafe aku memutuskan untuk mengantar bella ke rumahnya
yang mewah itu. Kami sampai ke rumah bella, belum bella turun dari sepeda motorku
ibunya dari lantai atas sudah mengomeli bella. “bel, turrun kamu dari motor, sini kamu
anak kurang ajar kamu ya!” kata ibu bella tegas sambil wajah nya memrah. “alah, nenek
lampir ngomel lagi nih kayaknya” kata bella santai. “ampun bel, ibukmu ngamuk tuh
kamu sih ada-ada aja bel” kataku. Dengan santai nya bella masuk kerumahnya, setelah
bella masuk terdengar bella dan ibunya kembali cekcok, ntah aku kasihan tangin aku
ingin tertawa dengan tingkah bella dan ibunya, tak lama ada seorang perempuan
berambut pirang berhenti didepanku. “mbak mbak misi dong mau lewat nih” katanya
dengan songgong. Perempuan itu memasukkan motornya di garasi. Tak lama akupun
memutuskan untuk pulang kerumah.
Sesampainya aku dirumah tiba-tiba ponselku bergetar “drrt” aku langsung
mengangkatnya, ternyata bella menelponku. “jenggg ya ampun plis ya aku seneng
banget” katanya kegirangan. “seneng kenapa sih?” kataku. “aku habis ngerjain ibu
tiriku” katanya dengan tertawa, aku keheranan dengan tingkah bella yang iseng itu
kepada ibu tirinya, tetapi wajar lah bella bersikap seperti itu, ibu barunya memang
menyebalkan sih kelihatan nya.
Hari berganti, tiba saatnya bella ulang tahun yang ke 17 tahun, aku diundang ke
ulang tahun nya tapi aku berhalangan untuk hadir pada saat ulang tahun nya, minggu
kemudian nya aku datang kerumah bella untuk memberikan kue donat berisikan 10
donat dan sebuah ikat bunga. “Asslamualaikum, bella, bell?” sambil mengetuk pintu,
tak lama pintu pun terbuka dan yang membuka pintu nya adalah ayahnya bella. “bella
nya ada om?” kataku. “oh ada jeng masuk aja kedalem, itu bella lagi sarapan sama
mama sama angel” katanya dengan ramah. “Angel itu siapa ya om?” katku
kebinggungan. “Angel itu saudara tirinya bella, masa kamu gatau memangnya bella
gacerita ya sama kamu?” tanya om herman kepadaku. “Enggak nih om, bella gacerita
sama aku kalo bella punya saudara tiri” kataku. “Ohh yaudah ayuk masuk sambil
kenalan sama saudara tirinya bella, biar kalian makin akrab” kataku, sambil mengajakku
masuk ke ruang makan. Disitu aaku melihat pemandangan yang aneh antara bella, dan
mak lampir itu, eh maaf maksudku mama tiri nya yang mirip mak lampir. “ayuk sini
jeng gabung kita sarapan bareng” kata mama bella dengan ramah. “eh apa itu? Bua bella
ya? Ya ampun gausah repot-repot gitu dong” kata mama bella sambil mengambil kue
dan bunga yang aku bawa.
Setelah kami selesai makan, bella mengajakku untuk keatas loteng rumahnya.
Disana aku menanyakan sikap mama nya kenapa bisa berubah 180 derajat. “bell, mama
mu kok jadi baik gitu sih? Emnag dia lagi sakit apa?” kataku. “gini loh jeng, kamu inget
gak waktu kita pulang dari cafe? Mama itukan ngomel-ngomel sih ke aku? Setelah
kamu pulang ayah itu dateng, dan denger kalo mamaku itu ternyata jahat.” Katnya
dengan wajah serius. “lah terus apa urusan nya?” kataku keheranan. “ya ada lah, ayah
itu langsung ngamuk dan hampir cerai sama mak lampir itu, tapi gak jadi, soal nya
mama ku itu janji gabakalan bikin aku kayak upik abu lagi, angel juga janji gabakal
ngerjain aku lagi, pokoknya gitu deh” katanya sambil tersenyum manis. “ohh ya, kamu
kok gacerita sih soal angel ke aku?” kataku. “lah, aku kira kamu udah tau” kata bella.
Awan sudah mulai kemerahan, matahari mulai tenggelam, dan hari mulai gelap,
burung-burung pun mulai terbang ke awan. Hari sudah mulai gelap aku berpamitan
untuk pulang. “bel, aku balik dulu gapapa ya? Udah mau maghrib tuh” kataku sambil
berdiri. “yah kok pulang sih, nginep sini aja, gak kangen apa sama sahabat lama”
katanya. “gak ah aku pulang aja, ntar aku kesini lagi kok, pulang dulu ya?” kataku.
“yaudah dehh, aku anterin sampe pintu depan aja ya?” katanya. Kami turun dari loteng
ke lantai bawah. Sebelumm pulang bella membawakan ku makanan sepert nasi goreng,
sayur-sayuran, lauk pauk, nasi, dan sedikit makanan ringan, iyaaa sedikit sih katanya
(bella) tapi menurutku itu banyak banget.
Saat aku akan pulang tiba-tiba angel datang. “eh maaf yaa yang minggu
kemareng aku udah sombong banget ke kamu” katanya sambil menjabatkan tangan nya.
“maaf diterima” kataku sambil menyalami tangan nya. “makasihh” angel tersenyum
padaku.
Tak lama mama tiri bella turun dari kamar nya menuju kami bertiga. “tante
minta maaf ya kalo ada salah sama kamu, maaf banget yaa jangan tersinggung sama
omongan tante, maaf banget ya” kata mama tiri bella sambil tersenyum padaku, dan
matanya berkaca-kaca menunjukan dia benar-benar tulus meminta maaf padaku. “iyaa
tante aku juga minta maaf kalo ada salah te, yang disengaja ataupun yang gak sengaja
ya ke tante, maaf banget te” kataku sambil menyalami tangan mama tiri bella.
Hari itu aku bahagia, karna sahabatku sudah mendapatkan keluarganya kembali,
mendapatkan saudara nya, mama nya, dan ayahnya, perempuan tangguuh yang disebut
sebagai upik abu metropolitan ini mengajarkkan kita semua bahwa upik abu tetaplah
upik abu, tapi kita bisa kuat menjadi upik abu metropolitan yang tidak hanya mengalami
ketindasan atas ibu tiri. Tangguh dan mndiri itu lah yang bella ajarkan padaku.
Kawan sejalan
Karya: Dzawi chilma isfada

Namaku birliana di panggil birlon entah dahh mau di panggil apa saja boleh
asal jangan terlalu jelek..wwkwkkwkw .saya sekolah di sma 1 jakarta jawa timur .waktu
itu saya masih duduk di kelas xi ipa 2. Dan saya mempunyai banyak teman yang
memiliki banyak karakter masing-masing. Ada yang sadis broo whooo namanya
Angelina . Ada lagi yang hidungnya pesek dia lucu,centil juga dia sering BM gitu dahh,
namanya yaa deri si hidung pesek.satu lagi saya membawa teman saya, anaknya
pendiem pendiem banget dahh , dia terlalu dingin kalau masalah cinta… assek.. dia
bernama fadani.
Next cerita ya gays
Kriinggg …”suara bel itu menunjukkan bahwa pelajaran akan di mulai.dan pada hari
senin jam pertama. hemm pas gurunya kiler gays. namanya pak budi. Dia mengajar
pelajaran MATEMATIKA.. herr sedih guee..
Tiba-tiba pak budi menghampiri bangkuku dengan wajah yang sangat sangar dengan
kumis tebal dan juga alis yg panjang sampek kayak burung merpati. dan pak budi
bertanya “ mana pekerjaanmu kok buku-bukunya masih kosong gini”.Saya menjawab ‘’
iya pak maaf saya gak pernah ngisi-ngisi atau mengerjaan uji soal yang ada di buku
paket” dengan wajah ketakutan.Pak budi “ gubrak jeddar dar dar” suara bantingan
bangku “kamu silahkan kluar dari kelas”
Dan setelah itu saya langsung beranjak dari bangku…
Setelah saya beranjak dari kelas, “ALHAMDULILLAH” ( di dalam hati) saya
gak ikut pelajaran MTK yang gurunya amit amit kilernya masyaallah..upss…herr
Waktu itu saya bingung mau kemana,pas sendirian lagi.nah tiba- tiba saya ingat
kalau saya dulunya pas kecil suka sekali berbaring di tengah tengah lapangan entah
lapangen basket atau futsal dan menikmati terikan matahari. Tak habis fikir saya
langsung menuju ke lapangan basket.Tanpa rasa malu saya langsung berbaring di
tempat itu.tanpa ada teman sama sekali. Kasian banget yaaa.Sambil berbaring dan
mengayal ngayal sampek ke negri cina.dengan waktu yang lama sampai istirahatpun
saya tetap berbaring di situ tanpa sadar.
Tiba-tiba ada satu cowok .dia bernama TONI. tanpa saya kenali membangunkan saya
dari lapangan basket tersebut.
Si toni: “ ehh bangun ngapain kamu berbaring di sini “
Ehh iya iya kak,, kataku.
Toni: “ mari ikut saya di kursi deket pohon manga”
Saya: “ ngapain kak”
Toni: “ ayok dah” sambil menarik tanganku
Setelah duduk di kursi itu toni bertanya ( sambil ngasih sebotol air ke birli) ‘’ kamu tadi
ngapain kok bias-bisa berbaring di tengah lapangan basket kayak ikan asin aja “
Saya “ jadi gini kak gara-garanya? aku itu gak ngerjakan soal soal yang ada di buku
paket .nah habis itu saya di kluarkan dari kelas,ya sudah saya kluar saja”
Toni “ohh (sambil menanggukan kepala)

SAATNYA JAM ke 8
Dengan waktu yang singkat bel pulang pun berbunyi…….TENG TENG TENG
Engel,fadani, dera adalah sahabat gue yang sangat top banget di hidup gue.mereka
selalu ada buat gue..kemana mana tiap hari bareng mereka ,ke toilet pun bareng mereka
juga. Ya ampunnn kenapa harus mereka yaaa? Wkwkwkw.Kita ber empat menunggu
bus di depan sekolah. Dengan waktu yang lama.tak sengaja toni dan 2 sahabatnya
bernama yoni dan bagas menghampiri kita berempat
Toni: “heyy kamu mau pulang ke mana?”
Fadani: “mau kerumah birli”
Bagas: “ rumahnya birli dimana emangnya?
Birli :“lumayan jauh seh di jln. gajah mada no 24”
Yoni: “ wahh deket dong sama rumah gue”
Engel: “ sungguh?
Toni :“ udah jangan banyak bacot yuk kita bareng bareng pulangnya”( dengan mobil
pribadinya toni)
Dan setelah itu kita ber 6 pulang bareng…dengan jln yang searah.
6 BULAN KEMUDIAN
Seperti biasa kita kumpul-kumpul di rumahnya bagas.Dengan hal yang konyol yang
membuat kita ketawa lepas sampai kita lupa klok kita belum sholat .upsss
Ehh broo kalian ingat? Kata bagas
Birli: “ apa yaa??”
Bagas: “kita belom solat goblok” yuk kita solat..
Ayook(dengan bersamaan)
1 jam kemudian kita sama sama selesai solat.setelah itu kita kembali ke ruang
pribadi kita,seperti biasa kita bergurau ,seperti lelucon sembarang dah banyak gaya
juga.sampek sampek perut sakit Cuma gara gara banyak ketawa.Entah kenapa tiba tiba
toni punya ide. Yang idenya sangat mengaharukan bagi pertemanan mereka..
Toni: “ gays gue mau ngomong sesuatu yang ingin gue bicarakan ke kalian semua”
Fadani: “ tentang apa?’’
Toni: “ jadi gini gays .kalian gak bosen gitu tiap hari kita kumpul kumpul gini, tiap hari
bareng. sampek gue tuh cuman punya sahabat kalian aja. Temen kelaspun yang mau
berteman sama kita pada sungkan semua.kenapa klok kita sementara 8 bulan gak usah
ada kontak,gak ada kabar kabaran dan juga gak ada yang konek konekan.intinya kita
gak boleh ngomong atau ketemu selama 8 bulan ini.
Birli: “ kenapa harus gini sehh,gue gak bisa tanpa kalian,apalagi 8 bulan gak ada
kabar gak kira bisa gue lakukan itu.”
Dera: “ iya juga gays kita itu udah bagaikan sodara yang sangat erat gak gampang juga
kita tiba tiba gak ada sapaan selama 8 bulan ini”
Bagas: “iya juga ton.nantik tebengan gue waktu sekolah gimana?’’
Yoni: “ naik bus gas hahahy”
Angel: “ kenapa klok di kurangin aja jangan 8 bulan.3 bulan gitu ton”
Dera: “betul juga itu ngel”
Toni: “ gini dah kesimpulannya ,nantik klok kita sudah berhasil gak sapa sapaan selama
3 bulan ini nantik gue bawa kalian di suatu tempat yang gak bakalan sulit di lupakan.”
Dafani :“ beneran yaa jangan sampai ngecewakin kita”
Toni: “ pasti gak akan kecewa nantik”
Birli: “ sedih gue broo tanpa kalian,pasti gue bekalan sedih gak bisa bareng lagi sama
kalian.”
Dera: “ jalanin aja dahh bir,kita bisa kokSudah tengah malam nih,kita pulang ke
rumah masing masing yuk….”
Ayam berkokok menunjukkan pagi yang sangat menyegarkan. sekolahpun harus
aku jalani meski hari ini dan 3 bulan selanjutnya tidak akan bertegur sapa dengan ke 6
sahabatku itu.
“Ternyata gini ya rasanya gak ada mereka serasa gak se asyik dulu merasakan hidup
baru dan temen baru lagi.” Ujar birli
Teman baru (siti): “hey bir kenapa kamu gak kayak biasanya gak bareng-bareng sama
sahabat –sahabatmu?”
Birli: “iya siti kita itu gak boleh sapaan selama 3 bulan ini”
Siti : “kenapa seperti itu?”
Birli : “ jadi niatnya toni itu gini .biar kita itu bisa berbaur dengan yang lain juga kita
dapat merasaan temen barunya .gak hanya berteman dengan 7 sahabat ini.”
Siti : “ hemm gitu ya”
Birli: “oh ya kamu gak laper? Yuk kita ke kantin (sambil berjalan ke arah kantin)
Tak sengaja tiba-tiba birli bertabrakan sama si bagas
Birli : “ kalau liat pakek mata dong” (tak menyadari kalau itu bagas)
Bagas : “ maaf bro gak sengaja “ ( sambil menata buku yang jatuh berantakan)
Birli: “ bagas?”
Bagas : “maaf aku harus ke perpustakaan( sambil bergegas menghindar dari birli)

Hari semakin berlanjut tak terasa kita sudah melewati 3 bulan ini.tanpa ada
saapan dari kita .
lalu fadani berfikir “padahl ini sudah 3 bulan kenapa tidak ada kabar sama sekali dari
tino,sedangkan tino yang mengadakan ini semua,
fadani juga bersedih apakah sahabat 6 nya sudah melupakan fadani? Ya tuhan kenapa
mereka berubah seperti ini yaa….apa toni juga lupa akan hal seperti ini yang katanya
mau memberikan hal sesuatu yang sangat kita tunggu tunggu selama ini.
yoni juga berfikir “ kalian kemana sih geng,kok gak ada kabar sama sekali,gue tuh
kangen sama kalian rundu banget malah,dari kalian juga gak ada yang mau ngasih kabar
duluan gitu..hadehhhhh.
angel juga merfikir “huh mana sih kalian kah,gak tau apa kalau gue tuh pingin banget
tauring bareng kalian.”
Tak kita sadari tiba-tiba Toni menyebar informasi,dengan senang hati di grup
yang kita miliki seketika langsung rame
Isi informasinya

Dear sahabat yang aku sayangi

Hallo gays pasti kita saling kangen kan? Jadi gini ,gue mau memberitahukan
bahwa besok kita ke hutan yang di sana nantik ada filla papa gue,di dekat sana
nantik ada air terjun dan goa goa di sana.pokok seru dahh.siapin aja mental dan
fisik kalian.jaga kesehatan jangan ada yang sakit di antara kita.jika ada yang sakit
dari salah satu dari kita.semua rencana kita di undur ok fix yaa.

Toni
Dan akhirnya di antara kita sudah siap semua,pagi hari kita sudah berkumpul di rumah
si bagas.
Birli,angel,fadani,dera,yoni dan toni menaiki mobil trefelnya toni.
Tin tin………..bunyi klakson setelah itu kita turun dari mobil dan langsung di sapa oleh
bagas
Bagas : “ hay gays kalian udah siap untuk ke hutan hari ini?
Siap dong (serentak)
Toni : “mari kita masukkan barang-barang yang kita bawa ,taruh di bagasi mobil,dengan
rapi jangan berantakan.”
Dera: “ iya pak bos”
Selesai semuanya sudah siap semuanya,kita memasuki mobilnya ,dan cuss langsung
perjalanan menuju filla.
Di dalam mobil kita bergurau gurau,sambil cerita-cerita pas kita gak sapaan selama 3
bulan. birli berkata “yang gue dapatkan salama ini yaa kita juga bisa akrab dengan
teman lainnya,mereka juga baik baik ke gue jadi terharu deh”
Yoni juga memberi pengalamannya “ gue juga dapet temen yang bisa buat gue ajak
ngopi wkwkkwk”

Hari semakin sore kita belum saja sampai di filla tersebut,senja mulai datang dan
awan mulai menghitam, jalan hutan pun mulai gelap gulita tidak ada satupun cahaya di
sekitar ini.kita tetap saja jalan sesuai alurnya,dengan rasa khawatir yang kita
rasakan.sekitar satu jam lagi kita nyampek di filla.Dan di pertengahan jalan tak sengaja
mobil kita menabrak se ekor kucing…sreeeet gubrak siit,(sambil mengerim mobilnya
dan berhenti).Kita semua turun dari mobil,dan ternyata se ekor kucing yang kita tabrak
di cari gak ada,jejakpun tidak ada juga.
Dera : “ oh may goooood kenapa kucing yang kita tabrak gak ada?”
Birli : “iya gays kok gak ada yaa”
Bagas : gue kok khawatir ya? Ada sihh kata orang klok kita nabrak kucing kataya sih
mendapatkan sial”
Fadani : “ kok ngeri gini yaa jadi takut aku
Toni : udah gays gak usah khawatir.kita baca basmallah aja semoga allah menjaga kita
dan menyelamatkan kita.
Aminnnnnn( dengan serentak)
Yoni: “udah gays kita masuk mobil lagi,gak usah di pikiran yang penting kita positif
thingking aja,semoga kita baik baik saja”
Yoni : “ ayok dah kita berangkat lagi,badan gue sudah capek ini cepet cept nyampai ke
filla,biar besok kita gak terlalu capek ke terjunnya.”
Tak lama kemudian sekitar satu jam perjalanan kita pun sampai di filla.dan tiba
tiba pas kita turun dari mobil,ada kucing yang lewat di depan kita, yoni berkata
“bukannya kucing itu yang barusan kita tabrak?”. “ Iya iya kok aneh gini jadinya aku
takut yon” jawab dera.
Toni : udah udah yang slow aja ,gak usah takut mari kita bereskan barang barang
nya.mandi mandi bersihkan badannya masing , klok capek langsung istirahat aja.jangan
lupa barang yang buat besok di siapkan mulai sekarang,udah sana istirahat ketemptanya
masing masing langsung tidur jangan ada yang masih maen hp,ingat itu”
Bunyi burung burung berkicau,dan ayam yang berkokok dengan suasana yang
sejuk dan butiran debu yang menyegarkan,kita semua sudah siap untuk menuju ke
terjun tersebut,kita jalan dengan senang hati dan mengharapkan dengan hasil yang
sangat wow, “ kalian gak bakalan kecewa kok, mungin perjalanannya sekitar 2 jam
lebih untuk mecapai finisnya,ayo kawan semangat pasti kita bisa kok”?:) ujar Toni.
Dengan perlahan lahan kita jalanin dan kita sudah hampir ke finisnya,pas kita
sudah sampai di air tejunnya tiba tiba ada pelangi di air terjun tersebut.
“Ya tuhan sebagus ini kah ciptaanmu ,aku pertama kali liat pelangi yang indah ini
melihat secara langsung dan sedeket ini.”( Ujar birli)
“gak kecewa gue capek capek kesini, airnya yang sangat dingin ,pemandangan yang
cukup indah,burung berkicau yang berterbangan secara bersamaan huu indah banget
pokok” (ujar dera).
Jangan lupa gays setelah kita camping sekarang,nantik kalau sudah pulang,kita
membuat kisah yag kita lakukaan dan yang kita jalanin semenjak kita awal kenal dan
menjadi sebuah persahabatan.sampai yang kita lakukan saat ini,jadi nantik kita
membuat seperti pembukuan habis itu buku yang kita buat bisa bermanfaan untuk anak
anak kita esok,biar bibit dan bobot tau kalau perjalanan hidup pas kita masih dewasa
sangatlah seru dan indah.
Dan di saat pembicaraan itu tanpa adanya birli, nah tanpa kita sadari waktu dan
tanggal kita camping ini pas ultahnya birli. “ eh kalian pada lupa ya? Sekrang tanggal
berapa dan bulan apa?” ujar dera. “ sepertinya sekarang ini tanggal 21 desember tahun
2001” jawab yoni. “ bentar-bentar bukannya sekarang ultahnya si birli?”ujar toni. “
bener juga ton,gue juga baru ingat loh” jawab fadani. “ gini aja gays apa sekalian kita
kerjain birli mumpung kita masih di hutan sini” ujar angel. Bener juga(serentak)
Tiba-tiba birli datang dan ekspresi 6 sahabat berubah semua niat mengerjain birli gays.
dengan wajah yang sombong,sangar,pokok kalau ketemu birli gak ngenaki gitu
dah,wkwkwkkwkw.
Birli : “ kalian kenapa she kok gak kayak biasanya jadi diem-diem gini? Ada yang salah
dari aku ta?”
Toni : “ kamu kemana dari tadi kita kumpul-kumpul membicarakan sesuatu,kamu
seenaknya sendiri jalan kesana-kesana,” (dengan nada menyentak)
Dera : “kecewa aku ke kamu bir,kita jauh jauh ke sini kamu malah mengecewakan kita”
Yoni : “ ayok dan kita balek aja gak usah lanjutin camping nya jadi gak mood gini aku”
Angel : kamu she bir mengacaukan semua rencana kita”
Birli : “ hemm maafin gue, gue gak sengaja tiba-tiba gue jalan ke sana ,kirain kalian itu
sudah si belakang gue pilsss maafin gue gays.”
Tiba-tiba bagas menyiram air ke tubuhnya birli sambil mengucapkan HAPPY
BIRTHDAY BIRLI, “ kamu gak usah nangis, kita sengaja buat rencana barusan
ini.kamu inget kan sama ultahmu?ujar bagas. “ hemm iya inget huh kalian ini bikin
gue takut aja,hamper nangs nih aku” jawab birli… (sambil merangkul dengan semua
sahabatnya)

TAMAT>>>>>>>>>!
Broken Home
Karya: Devita Yuniar Maharani

Aku adalah seorang anak korban dari keluarga broken home namaku putri
Angelina rosa yang biasa dipanggil rosa , seorang gadis remaja yang sedari kecil
merindukan keharmonisan sebuah keluarga. Di semasa kecilku dulu setiap hari rasa
sakit selalu menghampiri bukan karena fisik, tapi rasa amarah dan kekecewaan yang
tidak bisa diungkapkan. Rasanya ingin sekali seperti mengakhiri semua rasa sakit
karena keluarga yang hancur berantakan, namun semuanya serasa tidak sanggup. Lelah
dan bosan dengan keadaan yang memaksa untuk selalu terlihat kuat, lelah harus
mendengar pertengkaran orang tua di setiap harinya, bosan karena tidak ada
keharmonisan yang seharusnya dirasakan oleh aku sejak kecil. Ingin sekali rasanya
untuk berkata kepada orang tua ku kapan aku mendapatkan keharmonisan keluarga
yang sedari kecil aku inginkan, bukan pertengkaran yang tidak sepantasnya aku
dapatkan, tapi apa daya, diwaktu itu aku hanyalah seorang gadis kecil di bawah umur
yang lemah dan tidak mampu bertindak. Tiada lagi pertengkaran karena kini kedua
orang tua ku telah pisah dan sudah membangun kehidupan baru, pada saat aku
mengetahui hal itu ada rasa sakit yang sangat luar biasa, biarlah semua rasa sakit ini
hanya aku yang merasakannya mereka tidak perlu tau. Kehilangan adalah bagian dari
perubahan. Setiap perubahan harus diterima dan disyukuri. Sehingga siapapun yang
datang aku sambut, siapapun yang pergi aku bebaskan. Dan sekarang dimasa remaja ku
dimana masa yang super moderen ini yang penuh dengan pergaulan bebas, melakukan
apapun yang mereka mau, aku tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi padaku
saat ini, emosional ku yang menaik karna perpisahan kedua orang tua ku, tapi begitu
saja mereka berpisah, urusan mereka memang selesai tapi tidak dengan ku, mereka
selalu berfikir ini jalan terbaik untuk mereka, tapi tidak untukku. Tanpa sadar mereka
membuat luka yang tidak bisa mereka lihat, bahkan ketika mereka berpisah aku merasa
bertubi-tubi, pukulan datang padaku, aku seperti memelihara penyakit dalam tubuhku,
ini sangat menyebalkan seperti ada perang dalam hati ku antara baik dan buruk, seperti
ada dua sifat dalam diriku, aku bahkan tidak bisa mengontrolnya. Aku selalu berusaha
untuk dapat sembuh dari luka yang mereka beri, tapi rasanya tidak bisa, terlalu besar
dan kuat luka yang mereka beri kepadaku, semakin hari luka ini bukan semakin baik
namun luka ini makin terbuka lebar. Ruang yang terlihat rapih dari luar belum tentu
rapih di dalam, kado yang terbungkus dengan indah belum tentu isinya bagus, seperti
itulah aku,mungkin dari luar aku terlihat sangat bahagia, namun dari dalam aku
berantakan, hancur berkeping-keping.
Aku memang mempunyai banyak teman dan banyak orang orang yang
menyayangiku, itulah alasanku, mengapa aku selalu berjalan lurus, bertahan pada satu
arah yang aku yakin akan membawaku pada titik terang untuk masalah yang ku hadapi
saat ini. Aku selalu berusaha terbuka pada sahabat ku yang sedang mengalami masalah
yang sama denganku, aku ingin mereka merasa bahwa mereka tidak sendiri menghadapi
cobaan seperti ku dan aku selalu berusaha mengajarkan, dan mengarahkan amarah
mereka kepada hal yang lebih berguna. Aku tidak mengerti dengan dunia ini, aku
berusaha untuk dapat menyembuhkan luka yang telah orang tua ku berikan, aku telah
membiarkan luka ini namun datang lagi luka yang baru dan luka ini sangat berpengaruh
besar untuk jiwa ku, luka baru ini tak bisa kubiarkan seperti luka lama, jika aku
membiarkan luka bru ini, dia bisa membuat aku dikucilkan dalam lingkungan
masyarakat, bahkan Tuhan pun bisa sangat tidak suka dengan luka baru ini, tertera jelas
dalam surat surat nya jika dia memang sangat membenci luka baru ini, hanya iman yang
ku pegang teguh sekarang untuk dapat menutupi luka baru ini. Entah apa obat dari
semua luka ini, aku hanya bisa berdoa agar aku dapat sembuh dari luka ini, dan semoga
saja tuhan tidak marah padaku atas luka baru ini.
Aku berusaha untuk tidak ceroboh menghadapi semua masalah yang ada di
depan ku, namun walau begitu pasti ada saja yang membuat aku terlihat ceroboh, tapi
aku tidak ingin mengubris nya karena menurut ku itu tidak penting. Ketika aku bersama
anak anak sepertiku (anak broken home) aku bisa merasakan apa yang sedang mereka
rasakan, bahkan sangat terlihat jelas sekali kebencian yang tergambar pada raut muka
mereka. Ketika aku membahas tentang orang tua mereka, aku bisa merasakan nya
bagaimana rasanya kehilangan perhatian dari kedua orang tua yang telah membuat kita
terlahir kedunia ini, bahkan mereka tidak memikirkan perasaan seorang anak. Namun
aku melihat di sela kemarahan mereka ada air mata dan doa yang terselip untuk kedua
orang tua mereka, dari sini aku belajar, aku berhak untuk marah kepada orang tua ku
karna itu hak ku sebagai orang yang tersakiti, tetapi aku tidak berhak untuk menghukum
adalah sang maha penguasa, dan tugasku sebagai anak adalah berdoa untuk terbaik.
Di satu sisi ketika aku sedang bersama anak anak yang selalu mendapatkan
kasih sayang dari kedua orang tua nya, mereka asik dengan gadget yang mereka miliki,
sungguh tak ada perbincangan sama sekali dan hanya lah kesibukan sendiri-sendiri,
aneh mengapa disini aku bisa merasa iri kepada mereka, aku bukan iri dengan gadget
yang mereka miliki tetapi aku iri pada mereka karna setiap kali aku berada di tengah
tengah keluarga mereka aku bisa merasakan betapa hangatnya perhatian dan kasih
sayang yang orang tua mereka berikan, sungguh beruntung nya mereka yang memilki
perhatian dan kasih sayang itu aku berharap kelak jika aku sudah memilki keluarga
kecil ku sendiri, aku bisa memberikan perhatian dan kasih sayang lebih untuk anak-anak
ku kelak. Aku tidak pernah menyesal dengan karunia Tuhan, aku tau ini yang terbaik,
karna semua orang mempunyai nasib nya masing-masing yang ditentukan oleh Tuhan,
dan kita tidak bisa merubahnya. Tindakan penelantaran memang tidak bisa dibenarkan,
tapi dengan merasa terbuang aku sadar, masih banyak harapan yang harus aku
wujudkan dan aku tetap bersyukur ada di di keluarga yang seperti ini, karena nyatanya
semua dari permasalahan ini aku dewasa sebelum waktunya, kuat pada usia yang bukan
seharusnya, dan tegar meski nyatanya hanya pura-pura. Aku tahu akan ada bahagia tiada
tara yang nantinya aku dapat lebih dari yang mereka dapat, karena ada sisi baik dari
setiap permasalahan

*BROKEN HOME IS NOT BROKEN DREAMS


Keluargaku
Karya: Eka Indri Safira
Malam itu, seorang gadis kecil terus memandangi langit gelap melalui jendela
berjeruji, bertirai polos yang sengaja ia buka. Angin malam yang begitu dingin
membelai membuat merah sipu kedua pipinya. Dia tak bisa tidur sedari sejam yang lalu
tapi sebab angin malam yang dingin.
“Ding..iin” suara seorang yang ia kenal. Sesegera mungkin gadis kecil itu menutup
tirai rapat-rapat. “Maaf..” ucap si gadis kecil lirih “kamu belum tidur tan?” tanyanya.
“Belum” jawab si gadis kecil, pemilik nama ‘Intan’ itu. “Kenapa ?”. “Aku belum
ngantuk kok. Maaf.. udah bangunin Kak resi”. “Ya. Gak papa. Bener, kamu belum
ngantuk?” tanyanya ketiga kalinya. “iya” jawab Intan tersenyum kecil. “Hmm.., yaudah
kalau gitu. Kakak balik tidur lagi. Kamu juga cepat tidur Tan...” perintah Resi. “Iya
kak”
Sejenak gadis kecil memperhatikan punggung perempuan yang ia kenal dengan
sebutan’Kak Resi’ yang telah tertidur. Namun seketika terfikir kembali hal itu. Lagi.
“Kak” panggil si gadis kecil lirih, tapi tak ada jawab. “Kak resi... kata Fira. Kalo kita
punya ibu, kita bisa makan makan enak, terus kalok sakit, ‘ibu’ perhatian. Apa aja yang
kita mau, bakal dikasih. Aku tahu kak.. itu gak mungkin. Tapi aku mau diulang tahunku
ke-6 besok bisa ketemu ibu. Kalau cuma ngeliat aja gak apa-apa.” Ungkap gadis kecil
dalam monolog. “Hmm..” “kak resi?”
Sebenarnya resi memang sudah terjaga sejak gadis kecil itu tak sengaja membuatnya
terbangun. “Intan kan kakak dah bilang berapa kali biar kamu tahu. Tadi kamu bilang
udah tahu, tapi tetap keras kepala. Sudah pasti kita tidak bisa bertemu. Karena kita tidak
punya.. terus, kamu gak usah dengerin ceritanya si fira.” Lisa dengan nada sedikit kesal,
karena emosi yang belum stabil sebab sedari bangun tidur. “hm iya kak, maaf.” Intan
yang menyesal “ya, udah gak apa-apa. Sekarang kamu tidur, besok kan kita bakal ada
acara.” Ungkap lisa dengan senyum penuh arti. “oh, ya dek. Kalau besok kakak gak bisa
kasih kado yang sesuai dengan yang adek mau. Coba kamu minta sama yang di atas.
Percaya deh, pasti dikabulin.” Saran resi. “bisa?” tanya intan dengan polosnya. “bisa
dong!” jawab resi yakin. Intan tersenyum lebar.
Akhirnya intan pun memutuskan untuk segera tidur. Agar acara besok yang ia nanti-
nanti sesuai dengan apa yang ia harapkan.
Intan memandang langit-langit kamar yang tak nampak, sambil memohon kepada
yang maha kuasa, “ semoga. Besok aku bertemu dengan ibu. Tapi kan mustahil. Kalok
gitu, aku mau bertemu keluargaku. Tapi kan disini juga udah ada keluargaku. Hah..
terus, minta apa? Kalo gitu,” mohonnya dalam batin sembari berfikir matang-matang
apa yang ia harapkan.
“semoga aku bertemu dengan keluargaku yang sudah sekian lama tidak bertemu,
siapapun! Kalo gak, yang penting keluargaku yang belum pernah aku temui juga gak
apa-apa. Siapapun!”
Keesokan harinya, pagi yang cerah menyambut secerah senyum itu. Di panti asuhan
‘kasih ibu’. “Eii.. bangun tan. Udah jam 8, inget gak, ini hari apa?” resi mencoba
membangunkan intan si pemalas untuk yang kesekian kalinya, kali ini dengan sekuat
tenaga dan tanpa ampun.
“hmm!” Intan yang kesal karena resi membangunkannya dengan cara yang berbeda.
Yaitu menggelitikinya. “Ahh kak! Hahaha... GELI!” intan mulai tak tahan. Dan
akhirnya, menyerah. “iya, iya aku bangun. Udahan!” pinta intan.
“Nah.. anak pintar. Sekarang mandi, terus bantu-bantu yang lain diluar. Semua pada
sibuk nyiapin acaranya. Hari ini bukan cuma kamu yang dirayain. Jadi jangan manja ya
adek intan” jelas resi. “iya iya iya..” jawab intan
Setelah selesai dengan membersihkan diri, selanjutnya intan pun ikut membantu.
Resi menyarankan intan untuk membantu dalam urusan dekorasi bersama saudara
sebayanya dan di bantu oleh beberapa kakak yang juga menuntun mereka. Melipat
kertas origami, meniup balon, menggunting kertas, dan memajang dekorasi yang telah
siap. Semua melakukan tugas masing-masing dengan senang hati.
“Intan.. hari ini bakal ada yang datang loh.” Tiba-tiba saja bu eli mengatakan
sesuatu sembari menepuk pundak intan disaat ia sedang asiknya meniup balon. Dan
berhasil mengagetkan intan walaupun tiada niat untuk melakukannya. “Ah! Bu eli?”
“Kamu pasti seneng.” Bu eli melanjutkan ucapannya barusan. “ Ada yang datang?
Siapa?” intan sama sekali tidak mengerti apa yang sebenernya beliau katakan. “Lo,
belum tahu toh nduk?” tanya Bu eli dengan heran. Intan yang polos tetap diam.
Mencoba menerka apa yang sebenarnya bu eli maksudkan. Tapi semakin ia berfikir,
semakin ia tak mampu menemukan jawaban. “ ya sudah, kalok gitu. Nanti intan liat aja
sendiri. Biar suprise, ya?” bu eli menyarankan. “Emang, siapa bu? Siapa?” intan yang
mulai di penuhi rasa penasaran, sudah sampai puncak kesabaran.
“Bu eli! Minta tolong ke sini sebentar,boleh?” terdengar suara wanita memanggil
yang sumbernya berasal dari dapur. “Oh! Nggih bu!” bu eli menyanggupi. Dan akhirnya
bu eli pergi dengan meninggalkan gadis kecil itu yang di penuhi rasa penasaran.
Disaat yang sama, “Tan, temani kak resi ke supermarket sebentar. Mau?” resi juga
muncul disaat yang tak terduga. “Ah! Iya kak!” Dalam waktu singkat intan melupakan
percakapannya dengan bu eli.
Intan Fernanda, sebentar lagi aku akan menjemputnya. Ternyata makan waktu
cukup lama untuk mencapai ketempat itu. Sedangkan aku berangkat mulai pukul 7. Aku
begitu gugup
“Umurnya sekarang 6 tahun ya? Jadi anak itu pasti suka mainan” gumamku sembari
mengemudikan mobil yang melaju dengan pasti. Dipikir-pikir, jarang sekali aku ini
berkomunikasi dengan anak kecil. Bagaimana nantinya kalau aku bertemu intan,
berbicara, atau berperilaku padanya? Hhah... Sinta. Andai kamu masih ada di sisiku.
Intan dan Resi telah kembali setelah keperluan mereka. Saat mereka sedang
memasuki rumah. Intan terus mengalihkan perhatiannya pada mobil hitam yang sudah
terparkir sejak sebelum kembalinya mereka dari berbelanja
“Ah.. akhirnya kita sampai rumah. Capek banget ya tan.” Intan pun mengalihkan
pandangannya pada resi. “Mau minum kak, ke dapur yuk!” pinta intan “Ah! Ayo dek”
Keadaan saat itu begitu ramainya, hingga intan tak sempat untuk memikirkan siapa
pemilik mobil itu
Sekembalinya intan dan resi,semua sudah siap pada tempatnya. Tak lama mereka
pergi, tapi urusan telah terselesaikan. Karena acara itu bertepatan setelah perayaan tahun
baru, kemeriahan terompet masih bergema. Kebahagiaan pun juga turut bergema. Setiap
tahunnya, panti asuhan ‘kasih ibu’ merayakan hari kelahiran mereka bersama-sama. Jika
bulan kelahiran mereka bersamaan, maka mereka akan merayakan diawal, atau di
pertengahan bulan tersebut. Kebersamaan yang begitu harmonis. “nah, ayo semua
kumpul-kumpul sini! Nesa, rara, eca, dan intan. Kalian berdiri di belakang sini” perintah
bu eli dan intan mengikuti arahnya. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini
acara perayaan ulang tahun terasa lebih meriah.
Intan sedari tadi hanya terdiam, sedang yang lain menyanyikan lagu ulang tahun
dengan gembiranya. Rosa memandang sekitar, entah apa yang ia cari. Dan disaat itu, ia
menangkap satu sosok yang menarik perhatiannya sama seperti saat ia memperhatikan
si mobil hitam. Seorang lelaki berkacamata dengan setelan kemeja putih serta jas hitam.
Dalam keramaian, sosok itu terbilang mencolok. Cukup lama intan menatap tajam pada
lelaki berkacamata itu. Tak selang beberapa lama, sosok itu menyadari bahwa intan
sedang memperhatikannya.
“Tan, kok diem aja? Ikut tiup lilinnya juga ya” bu eli menegur intan yang sedari
tadi hanya diam, seakan tak menikmati acara tersebut. Membuat bu eli khawatir
Intan tersadar. Kemudian ia pun juga mengikuti ketiga saudaranya meniup lilin.
Setelah usai, intan berbalik lagi mengalihkan pandangannya pada sosok itu. Namun
hasilnya nihil, ia tak menemukannya.
“Intan!ayo, kesini!” terdengar suara bu eli dari teras depan. Intan yang sedang asik
dengan saudara-saudaranya. Lalu mencari sang pemilik suara ”itu bu eli di teras depan”
resi mengerti maksud gera-gerik intan. Intan tersenyum “makasih kak”
Intan pun menyusul bu eli yang berada di teras depan, tak tau apa yang sebenarnya
bu eli inginkan. Intan hanya menyanggupi. “bu eli, ada a..” belum selesai ia bertanya,
intanmengalihkan pandangannya pada seorang selain bu eli, yang juga ikut duduk di
kursi teras depan itu.
Sosok yang beberapa waktu lalu intan lihat, yang kemudian hilang dan sekarang
sosok itu berada dihadapannya. “Hai intan!” lelaki itu menyapanya dengan senyuman
ramah tanpa pamrih. “Ah. Ee... ehm... hha... lo!” intan berusaha membalas sapaan orang
tersebut, tapi terasa begitu sulit baginya yang baru mengenal seseorang. Bu eli
tersenyum, memaklumi intan.
“Intan masih ingetkan? waktu ibu bilang, bakal ada yang datang.” Bu eli angkat
bicara. Akhirnya rosa teringat kembali perbincangannya dengan bu eli. “Oh, yang tadi
itu. Terus siapa yang bu eli maksud?” intan mulai bersemangat kembali
Bu eli melihat ke arah yang tertuju pada lelaki berkacamata itu. Intan pun juga
mengikuti arah pandang bu eli. Tapi intan tetap tak mengerti isyarat yang bu eli berikan.
Akhirnya bu eli memberikan penjelasan. “dia orang yang ibu bilang,’akan datang ke
acara ulang tahunmu’.”
Lelaki berkacamata itu tersenyum kembali, lalu ia beranjak dari kursinya dan
bersimpuh menjejerkan tingginya dengan intan, Sontak intan sedikit ragu dan mundur
selangkah dari tempat ia berdiri sebelumnya.
“Ah, maaf sudah mengagetkanmu. Intan, perkenalkan namaku adi. Saudara dari
ibu kandungmu, atau kamu juga bisa menyebutku ‘paman’. Itu terserah intan sendiri
mau memanggilku dengan sebutan apa. Tapi sebelumnya paman mau mengucapkan
‘selamat ulang tahun yang ke-6’ semoga menjadi yang terbaik dari yang terbaik” lelaki
itu berkata sembari menyerahkan sebuah kotak besar yang terbungkus kertas berwarna
merah muda dengan pita merah di atasnya.
“ini.. “ intan merasa tak yakin kotak itu di tunjukan padanya. “untuk kamu tan”
lelaki itu meyakinkannya sekali lagi. Bahwa benda itu kini milik intan seutuhnya. Intan
begitu senang, namun ia malu mengekspresikan kesenangannya pada orang asing yang
ia kenal dengan sebutan ‘paman adi’. Meskipun ia baru mengenal lelaki itu, tapi ia
yakin bahwa paman adi adalah sosok orang yang begitu dermawan.
Bu eli tersenyum melihat keakraban mereka. Namun juga ada sedikit kesedihan
dalam hatinya. “intan. Bagaimana jika paman adi yang merawatmu?.” Tiba-tiba saja bu
eli mengatakan suatu hal yang menarik perhatian intan. “maksud ibu?”
“Sebenarnya, pamanmu kemari bukan hanya merayakan ulang tahunmu.” Bu eli
setengah menjelaskan. “paman kemari, juga menjemputmu.” Adi melanjutkan
penjelasan bu eli. “Menjemput?” intan masih belum mengerti maksud dari pembicaraan
mereka.
“Kamu akan tinggal bersama paman adi, di rumahnya. Dia yang akan
merawatmu menggantikan ibumu. Mengadopsimu. Dan juga, karena pamanmu masih
berhubungan dengan keluargamu sebelumnya. Jadi..” bu eli memberi maksud. “Tapi
aku juga punya keluarga disini. Kak resi, bu eli, fika, nida, eca.. kakak dan adik-adik
yang lain juga. Semua keluargaku“ intan juga mencoba menjelaskan. Bu eli mengerti
keadaan intan. Tapi ia juga tahu betapa ingin intan bertemu dengan keluarganya
sesungguhnya.
“Tapi, paman itulah keluargamu sesungguhnya intan.” Resi muncul, di tengah
perbincangan mereka. “Mereka adalah keluargamu yang sudah ada, sebelum kamu
bertemu kami, keluarga yang sesungguhnya. Kalau mereka tidak ada di dunia ini, kamu
juga tidak mungkin ada. Dan kamu juga tidak bisa bertemu kami. Jadi, kembalilah ke
keluargamu dan jangan lupakan kami disini. Ok? Intan.
Sesaat intan mampu menahan tangisannya. Tapi, kemunculan resi membuatnya
tak kuasa menahan tangais. Sebentar adi melihat kearah resi dan melemparkan
senyuman dengan maksudberterima kasi, resi pun juga membalas senyuman itu. “semua
sudah.” “iya” “nggak ada yang ketinggalan?” “ya, kayaknya sudah nggak ada kak”
“Intan sudah siap?” bu eli masuk ke kamar intan untuk memastikan
kesiapannya. “iya. Sudah.” “resi tolong bawakan sebagian barang intan. Terus simpan
di bagasi mobil yang terparkir di depan.” Perintah bu eli. Tanpa membuang waktu resi
segera melaksanakan tugasnya. Bu eli dan intan juga tak ketinggalan segera menyusul.
Seluruh penghuni panti asuhan ‘kasih ibu’ telah berkumpul di teras depan sejak
tadi. Menunggu sang tokoh utama keluar. Adi juga tak kalah. Ia menunggu keluarnya
intan, sambil membantu membawakan barang keperluan intan yang kemudian ia di
singgahkan di bagasi.
Dan sang tokoh utama pun keluar. Semua diam. Hening menambah kepekatan
udara malam. “Mulai hari ini. Intan akan tinggal bersama pamannya. Dia akan di rawat
oleh keluarganya langsung.” Bu eli memberi kumandang informasi. Sekali lagi intan tak
mampu menahan tangis. Dan yang lain pun ikut merasakan apa yang intan rasakan.
Kemudian intan memeluk dan bersalaman dengan mereka, satu per satu. Sebagai tanda
perpisahan, serta perjumpaan bagi mereka kelak nanti. Berlanjut, bu eli, dan terakhir
resi.”Baik-baik ya.. jangan ngerepotin pamanmu. Karna dia sendiri yang akan menjaga
kamu. Kalau ada waktu, sempatkan untuk singgah kesini. Semua pasti rindu sama kamu
‘si cerewet’. Hehehehe..” resi menasehati intan untuk kesekian kalinya.
“Intan. Pamanmu sudah menunggu di mobil.” Bu eli mengingatkan. “Ah. Iya
bu.” Intan pun beranjak dengan sedikit perasaan tak rela. Lalu ia masuk dan duduk tepat
di sebelah bangku kemudi. “Maaf tan. Paman, nggak bermaksud memisahkan kamu
dengan keluargamu.” “nggak apa-apa. Lagi pula aku sudah memutuskan pilihanku.
Paman kan juga keluargaku.” Intan berusaha untuk tersenyum dan menahan
kesedihannya. Karena, jika ia terlihat terus menyedihkan, itu hanya akan membuat
pamannya merasa bersalah.
“Intan. Daahh..!Hiks.” fira melambaikan tangannya sambil menahan tangis,
karena ditinggal oleh saudara yang juga sudah sepertisahabat karib baginya. Melalui
jendela mobil yang terbuka, Intan pun ikut melambaikan tangan. “Terima kasih semua.”
Dan kaca mobil menutup kembali.
Cinta pertama
Karya;dwi ayu fathanah
Satu minggu berlalu begitu cepat.hari ini aku harus berangkat menuju kota
jember untuk memulai kehidupan baru.Dengan rok dengan berwarna biru tuadengan
motif batik dan kemeja berwarna biru polos dengan jilbab biru tua dengan hiasan pita
kecil di atasnya,aku berangkat dengan keluargaku.
Aku duduk di kursi belakang dengan kak bagas.sambil bercanda tawa tawa
selama di perjalanan,aku juga memikirkan bagaimana aku nanti jika hidup tanpa kasih
sayang mama,perhatian papa dan gurauan kak bagas.
Perjalanan memakan waktu hampir sehari penuh .aku,mama papa dan kakak
bagas mengunjungi salah satu tempat wisata.ini kesempatanku untuk berkumpul
keluarga, mungkin membutuhkan waktu yang lama untuk bias berkumpul lagi.
Papa kembali mengemudi mobil menuju ke rumah 0m Rudi. Setelah senang-
senang bisa berkumpul kali ini aku merasa sangat sedih menyjy rumah om
rudi.mungkin, mereka juga merasakan hal yang sama denganku. Mereka hanya diam
seribu bahasa dan aku pun juga begitu sambil meneteskan cukup banyak air mata. Aku
juga melihat mama dari kaca kecil di depan, dia juga gak henti hentinya menangis.
Dua jam perjalanan menuju rumah om Rudi, akhirnya sampailah kami di tempat
tujuan.Untuk malam ini aku marih pengen menhabiskan waktu bareng mama.
Tapi,mama harus kembali malam ini juga. Besok papa sama kakak bagas harus kembali
kerja. Aku dan mama rasanya gak bisa berhenti untuk menangis.
‘’Sayang, disini yang rajin, ya. Jangan nakal bikin mama papa bangga sama
kamu, ‘’kata mama sambil nangis di pelukanku.’’
‘’Dwi berjanji.nggak akan ngecewakan mama sama papa.’’
‘’Udah, sayang. Papa sama mama pulang dulu, besok papa harus kerja, dwi rajin
belajar. Mungkin bulan depan papa atau kalau ada hari libur papa,mama juga kakak
bagas ke sini kok,’’ hibur papa sambil mencium dan mengelus kepalaku.
‘’iya, pesek, jangan manja gitu, nanti mama pasti ke sini kok. Kakak akan rindu
kamu kok, wi, belajar yang rajin ya, pesek,’’
‘’Udah jangan nangis. Mama udah nggak nangis kok, anak mama kan pintar,
sini mama peluk,’’
‘’Nanti kalau udah nyampek, hubungi dwi yaa, ma. Besok pagi, dwi akan
telepon mama kok,’’
Mama melambaikan tangan. Perlahan tapi pasti, mobil papa hilang dari
pandanganku. Om Rudi dan tante Dina mengajakku masuk untuk segera istirahat.
Tante dina membantuku menyiapkan apa yang di perintahkan kakak senior
untuk mengikuti MATSAMA (masa taaruf siswa madraah) besok. Sambil menyiapkan
peralatan untuk matsama, aku ngobrol dengan mama dan papa serta kakak bagas lewat
telepon. Aku bercerita yang telah aku lalui di sini.

Om Rudi dan tante Dina tidak memiliki anak, dan sepertinya mereka bangga
dengan kedatanganku. Om Rudi dan tante Dina tertawa melihatku berpakaian seperti
ini. Berpakaian karung, tas kardus, topi Koran dan sepatu beda warna.sebenarnya sih ak
malu berpakaian seperti ini ke sekolah. Tapi ini salah satu syarat agar aku bisa sekolah
di sini.

Matsama di sekolahku ini berjalan selama satu minggu. Aku harus menjaga
atributku agar tidak rusak di kenakan dalam waktu satu minggu.

Ini hari terakhir aku mengikuti matsama. Aku melihat papan pengumuman,
memastikan aku masuk kelas x apa, di sekolahanku tiga jurusan; IPA,IPS AGAMA aku
memang sudah memilih jurusan IPA,tetapindalam jurusan IPA ini pun di bagi menjadi
lima kelas. Dan ternyata ak memasuki kelas 10 IPA 3.

Aku pulang ke rumah om Rudi, setiap pulang sekolah aku selalu di jemput tante
Dina. Dan setiap pulang sekolah tante dina selalu mengajak aku jalan jalan. Mungkin
agar aku sedikit terhibur. Kali ini aku akan ajak bermain game di roxy.

Hari ini langit terlihat begitu cerah dengan udara sejuk kota jember. Angina
paginhari cukup yang cukup dingin membuat aku malas untuk bangun. Tetapi hari ini
aku harus sekolah dengan memakai seragam putih abu abuku yang masih mulus. Hari
ini aku memasuki kelas baruku yaitu kelas x ipa3. Dan setiap berangkat sekolah aku
selalu menelpon mama.

Aku berangkat ke sekolah dengan semangat. Aku memasuki area sekolah dan
mencari kelas 10 ipa3. Menemukan kelasku yang berada di lantai dua yang berada di
antara kelas 10 ipa 2 dan 10 ipa 1. Aku mencari tempat duduk dan aku duduk di depan
sebelah pintu. Sebenarnya aku ingin duduk di bangku tepat di depan guru, tetapi sudah
ada yang menempati.

‘’ Hai ak boleh duduk di sini, kan?’’

‘’oh,iya silahkan,’’

‘’aku elsa, kamu siapa?’’

‘’Aku dwi,’’

Aku dan elsa bercerita tentang alamat kita. Asal sekolah kita dan lain lain.
Sepertinya elsa ini anak yang baik dan enak di ajak curhat.

Aku jadi teringat sofi.


Seminggu sudah aku belajar di kelas ini. Aku juga sudah cukup akrab dengan
kawan baruku. Aku merasa betah di kelas ini dengan kawan-kawan yang ramah dan
juga baik.

Tujuan yang awalnya menuntut ilmu, membahagiakan orang tua an aku yang
dating jauh-jauh dari bali , seiring berjalannya waktu tujuan itumemudar. Semua tujuan
dan keinginanku hancur setelah aku menyukai seseorang lelaki di kelasku. Dialah yang
duduk tepat di depan guru. Dia yang menurut aku sangat berbeda dengan yang lain,
sangat istimewa buatku. Di juga menjabat sebagai anggota osim dan dia terkenal sangat
sajin.

Dia dewa, anak yang di segani teman-teman di kelas karena kepandaiannya,


tetapi dia cukup ramah. Termasuk sering menebarkan senyumannya setiap kali bertemu
aku. Tapi, nggak tau kenapa setiap kali aku ketemu dewa dan dia menyapaku dengan
senyuman manisnya, aku selalu salah tingkah (salting).

Sepualng sekolah, aku dan elsa berencana mengerjakan tugas sekolah di rumah
elsa. Namun, baru saja beberapa langkah mau meninggalkan kelas, dewa tiba-tiba
melintas.

‘’Eh kalian mau kemana.’’

‘’Kita mau ngerjakan tugas di rumahku, kamu belum di jemput, ya?’’

Dewa mengangguk. ‘’Boleh nggk aku mengerjakan tugas bareng kalian?’’

‘’ nggak apa-apa kok. Dwi kenapa kamu diam saja dari tadi?’’

Dewa membangunkan aku dari lamunananku. Padahal dari tadi aku diam
memikirkan gimana nanti kalau aku bisa belajar bareng sama dewa. Tidak kebayang
banget kan rasanya seperti apa.

‘’oh, iya, iya. Aku nggak apa-apa kok.’’kataku gugup.

‘’itu busnya dating. Ayo dong dwi, kamu jangan diam saja,’’ elsa membisikiku.

Elsa memang belum tahu kalau aku itu menyukai dewa. Aku sih pengen cerita
gitu sama elsa, tapi aku malu. Padahal elsa selalu cerita tentang si rendi pacarnya sejak
SMP, elsa selalu saja mengejekku karna enggak pernah tahu sama yang rasanya jatuh
cinta. Entah itu rasanya pahit, mais atau pun masam. Tapi, kata si elsa sih rasanya jatuh
cinta itu manis banget. Mungkin yang ak rasakan sekarang ini adalah jatuh cinta. Apa
yang seorang dwi yang masih cegeng, manja bisa ngerasain jatuh cinta???. Ahh, gak
mungkin.

Hari-hari berikutnya, elsa juga dewa sering belajar bareng. Entah di rumah elsa,
di rumah tante Dina dan pernah juga di rumah dewa. Kita bertiga udah seperti sahabat.
Kita juga sering jalan bareng meskipun kadang elsa bareng si rendi dan aku hanya
sendiri. Tapia k bisa jalan bareng sama dewa dan rasanya itu bahagia banget bisa jalan
sama dewa dan tertawa bareng dia.

Setiap waktu aku ditemani dewa lewat handphone genggamku. Sekarang aku
bisa lebih betah lagi tinggal di sini dengan di temeni dewa yang setisp detik, menit, jam
selalu menghiburku. Persahabatanaku dan dewa semakin dekat. Dewa sekarang pun
sedikit perhatianan sama aku. Tanya aku udah makan, udah sholat dan banyak lagi
perhatian dia buat aku.

Iya untuk kali ini, aku merasa kalau aku sedang jatuh cinta. Jatuh cinta pada
sahabatku yang baru saja ku kenal. Beginilah rasanya jatuh cnta, sangat manis seperti
apa yang elsa pernah ceritakan sama aku. Untuk kali ini aku akan cerita semuanya pada
elsa.

‘’Oh, jadi sahabatku ini sedang jatuh cinta, ya?’’ kata elsa.

‘’ Ih, apaan sih, El. Jangan gitu. Aku malu tauk.’’

‘’Ciee…, yang udah tau rasanya jatuh cinta. Sebenarnya aku udah tau kalau
kamu sama dewa itu saling suka. Sikap kalian itu udah beda dan sepertinya hari-hari
terakhir ini kalian lebih dekat gitu. Aku pun udah curiga,’’

‘’ Udah dong, jangan keras-keras kalau ngamong, ntar yang lain pada denger,’’

‘’Iya deh, Dwi, sayang. Aku akan jaga rahasia ini kok.’’

Om rudi dan tante dina membolehkanku jalan sama dewa dengan syarat dan
ketentuan berlaku;tidak boleh pulang terlalu larut. Aku memakai celana jeans dengan
baju abu-abu dan jilbab biru dongkerku. Aku di jemput dewa dengan sepeda kakaknya
menuju café coklat.

Tak hanya aku dan dewa, di café coklat aku bertemu dengan elsa ysng tengah
duduk sama rendi.

‘’Dewa, kamu mau pesen apa?’’

‘’ terserah kmau aja dah.’’

‘’Oya, aku pesen minum dulu ya.’’

Sambil menikmati segelas minum yang rasa banget coklatnya, aku ngobrol
bareng dewa dan sepertinya mala mini dewa terlihat sangat berbeda dari biasanya.

‘’Ehh, wi, sebenarnya aku ingin bilang sesuatu sama kamu.’’

Iya udah ngomong aja, emang mau ngomong apa sih.’’


Ketika dewa ingin melanjudkan pembicaraan hpku bordering. Elsa sms aku dan
smsnya sangat membingingkan.

Dwi, udah belum???

Bilang tuh sama dewa, pangeran tersayangmu suruh cepetan, udah malam nih.

Aku menunjukan smsku ke dewa.sawa tersenyum sambil menoleh kearah elsa


dan rendi, aku hanya diam dan penasaran, sebenarnya apa sih yang terjadi.

‘’Dwi, sebenarnya aku itu suka sama kamu, aku itu sayang sama kamu.’’

Aku bingung harus jawab apa. Maklumlah nggak pernah jatuh cinta. Dan juga
nggak pernah ada satu cowok yang pernah nyatain cinta sama aku. Dewa lah orang
pertama yang icnta sama aku.

‘’ Dwi kamu mau kan jadi pacar aku?’’ Tanya si dewa.

‘’Pacar?’’aku pun bingung.

‘’Aku butuh jawabanmu sekarang. Aku ingin di hari ulang tahunku ini aku lebih
bahagia lagi,’’

‘’Hari ini kamu ulang tahun? Kok kamu nggak bilang sih? Kan aku pengen
ngasih kado sama kamu.’’

‘’Kado terindah buatku…… kamu. Kado terindah bagi aku jawaban dirimu wi.
Aku butuh jawaban dirimu.’’

Aku hanya terdiam dan bingung. Dewa menggenggam tanganku erat erat.

‘’Sebenarnya aku juga suka sama kamu sejak kamu perhatian sama aku. Sejak
kita jalan bareng, belajar bareng,’’ Aku membernikan diri bicara sama dewa.’’

‘’ Jadi kamu juga merasakan apa yang aku rasakan ?’’

‘’ iya, dewa ‘’

‘’Berarti kamu juga suka sama aku ??? kamu juga sayang sama aku?? Kamu
mau kan jadi pacar aku???.’’

‘’maaf dew aku ganggak bisa;’’

‘’kenapa, dwi??? Apa alasanmu??? Padahal kamu juga merasakan apa yang aku
rasakan, kanapa kamu gak bisa dwi?’’

‘’Maaf, dewa , aku ngak bisa nolak ‘’ kataku sambil tesengum.’’


‘’itu berarti kamu mau jadi pacar aku?’’

‘’iya…’’

‘’makasih wi, ini kado terindah di hari ulang tahunku ini. Love you dwi.’’

‘’Love you too Dewa.’’

Hari demi hari ku lalui bersama dewa. Aku merasa sangat bahagia bisa kenal
sama sosok dewa yang bagiku berbeda dengan yang lain. Aku merasa nyaman sama
dewa. Perhatian, selalu mengingatkan belajar, sholat dan selalu mendengarkan
curhatanku.

Dewa orang yang paling aku sayang di jember. Dewa yang bisa menghibur aku
saat aku menangis teringat mama. Dewa orang yang paling istimewa di kota indah ini di
jember. Dewa orang yang paling aku sayang.

Akhir-akhir ini aku sering jalan bareng Dewa, Elsa, juga rendi. Biasanya aku
selalu sendiri saat elsa bareng sama rendi, tapi kali ini aku udah ada dewa. Dan setiap
kali kita jalan, kita selalu berempat. Aku sangat bahagia bisa kenal sama mereka. Orang
yang selalu ada di sampingku saat aku membutuhkan mereka. Mereka ada di saat aku
bahagia, maupun di saat aku sedih.

Elsa sahabat terbaikku. Orang yang pertama kali aku kenal saat aku masuk
SMA. Rendi sahabatku juga sih,tapi aku baru kenal beberapa bulan yang lalu, kenalnya
juga lewat elsa. Dan orang yang paling special, dewa. Dia adalah pangeranku. Dewa
penyemangatku, dia yang membuat aku semangat sekolah.
GAPAI MIMPI DI PESANTREN
Karya:m.arifin

Jariku menunjuk nama demi nama di papan pengumuman. Aku sangat berharap
namaku ada diantara siswa yang beruntung itu. Jantungku berdegup kencang dan
keringat dingin membasahi sela-sela jari. Jari ini bergerak dari satu kertas ke kertas
lainnya. Hingga jari ini berhenti dan menunjuk sebuah nama.MOHAMAD
ARIFIN“Alhamdulillah ya Allah aku diterima” ucapku dengan rasa syukur yang tak
terkira. Aku diterima di SMA faforit yang tersohor di jember.
Angkot yang aku tumpangi tak terasa panas hari ini, keringat ibu-ibu yang pulang
dari pasarpun tercium wangi. Aku sudah tak sabar ingin sampai di rumah dan
mengabarkan keberhasilanku ini kepada Ibu.Baru kali ini aku dapat membuat mereka
bangga. Tentunya dengan beasiswa yang kuterima ini,Ayah tak harus memikirkan
beban biaya sekolahku nanti.

“Kenapa tidak boleh Ayah?”.kataku dengan mengiba. Aku ingin tahu kenapa
Ayah tak mengizinkanku bersekolah di SMA fafirit.

“Ayah ingin kamu tetap bersekolah di Pondok Pesanten?”.ujar Ayah dengan


menepuk-nepuk pundakku.

“Tapi Ayah, aku sudah dapat beasiswa, jadi Ayah tak perlu memikirkan biaya
sekolahku lagi”.kataku dengan sedikit memaksa.

“Anakku,dengarkanlah Ayah,meskipun Ayahmu ini kerjanya serabutan,kadang


bekerja kadang nganggur tapi Ayah masih mampu membiayaimu sekolah.Ayah akan
mencari tambahan pekerjaan agar dapat mencukupi hidupmu di pondok pesantren”.ujar
ayah meyakinkanku.

“Dari mana uangnya? Saat ini biaya di pondok pesanten sangat mahal!”.

“Dari Allah!”.ujar Ayah sembari meninggalkanku menuju ke samping rumah.


Jawaban Ayah tadi membuatku tersentak. Aku terpaku tak hentinya memikirkan ucapan
beliau. Aku hanya tak ingin menjadi beban beliau. Kini beliau sudah mulai menua, uban
putih sudah memenuhi kepalanya, sepertinya ia sudah tak kuat untuk mencangkul lebih
lama lagi. “Ya Allah, luluhkanlah hati Ayahku?”.kataku perlahan, tiba-tiba Ibu
merangkulku dari belakang dan menciumku sangat lama.

“arifin,Ayahmu benar. Allah akan mencukupinya.Turutilah Ayahmu,Nak”,kata


Ibu dengan suara lembutnya.Akupun hanya membisu, tak tahu harus berkata apa.

“arifin.apa kamu mendengar ucapan Ibu?”ujar ibu padaku

“Iya Bu,arifin mendengarnya.Baiklah Bu,arifin akan menuruti perkataan


Ayah.Aku akan meneruskan ke Pondok Pesantren”akupun berlalu meninggalkan Ibu
seorang diri.
“Ya Allah, semoga melepas beasiswa di SMA faforit merupakan keputusan yang
benar, dan semoga aku tak menyesalinya kelak…”.
Hari ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di pondok pesanten ini. Aku
kebingungan, mata ini tak henti-hentinya memandangi tembok-tembok tinggi di
pesantren. Tembok itu terasa sangat dingin padaku. Semakin kupandang semakin
membuatku merasa kecil dan asing. “Ya..Allah, mudahkan aku dalam menuntut ilmu”
bisikku sembari mencari tempat istirahat.

“Alhamdulillah,akhirnya sampai juga di masjid”.kataku sambil membuka sepatu.


Kemudian terlihat seseorang laki-laki berjenggot mendekatiku.

“Akhi,antum santri baru ya?Namanya siapa?”.katanya sambil mengulurkan


tangan padaku.

“Oh..iya mas. Saya mohamad arifin mas, panggil aja arifin”

“Aku Irsyad. Satu tahun diatasmu. Semoga nanti betah di pesantren”

“Iya mas, amin. Permisi mas, mau ambil wudhu dulu”

“Oh…iya silahkan”
Akupun bergegas mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat ashar berjamaah.
Seusai sholat tak lupa aku memanjatkan doa untuk kedua orang tuaku. Entah kenapa
baru sehari saja meninggalkan rumah aku sudah ingin segera kembali. Saat itu aku
teringat pesan Ayah ketika aku hendak berangkat ke Pesantren.”arifin, jaga dirimu
baik-baik di pesantren. Hafalkan Al-Quran. Nak. Ayah ingin melihat kamu menjadi
orang yang berilmu dan mulia. Kemudian terbayang pula wajah teduh Ibu yang sangat
menyayangiku.”Anakku,Ibu mencintaimu karena Allah” .

Setelah satu bulan di pondok pesantren…

Awal hidup di pesantren memang tak semudah yang aku bayangkan. Aktivitas dari
bangun pagi hingga kembali tidur sudah diatur di selembar kertas yang ditempel di
dinding kamar masing-masing. Ketika jam tiga pagi, sudah ada pendamping yang siap
meneriaki kami untuk segera bangun untuk melaksanakan shalat tahajud. Setelah itu
kami harus menghafalkan Al-Quran sembari menunggu adzan subuh tiba

“Sudah hafal berapa juz dik?” kata mas Rasyid padaku.

“Waduh mas, masih sedikit. Masih tiga juz mas” kataku nyengir.

“Alhamdulillah, terus semangat! Allah menyukai orang-orang yang dekat dengan


Al-Quran. Tapi Dek, sudah coba menguji hafalmu kan?” ujar mas Rasyid menambahi
perkataanya.

“Sudah mas, sudah saya setor ke Ustadz. Beres lahh…”ujarku.


“Hahaha, kamu lucu sekali. Bukan itu maksudnya arifin! Begini, maksud kakak,
cobalah kamu gunakan hafalanmu ketika shalat sunnah. Perpanjanglah bacaan dengan
surat-surat yang sudah kamu hafal” ujar mas Rasyid sembari meninggalkanku.

“Oo begitu…baikklah mas, akan ku coba. Sukran Mas!” teriakku pada mas
Rasyid yang telah berlalu.
Akupun mencoba saran dari Mas Rasyid untuk menggunakan hafalan dalam
shalat sunnahku.Subhanallah, ternyata yang tadinya hafal menjadi terbata-bata ketika
digunakan saat shalat.

“Ayah sehat Bu?” tanyaku kepada Ibu lewat telepon.

“Alhamdulillah nak, semua sehat.arifin, maaf bulan ini kami tidak bisa mengirimi
uang yang cukup buatmu. Sementara pakai itu dulu ya nak. Insya Allah jika ada rezeki
lagi akan Ibu kirim uangnya” ujar Ibu.

“Iya Bu, tidak apa-apa. Insya Allah ini cukup Bu” kataku pada Ibu agar ia tak
terlalu mecemaskanku.

“Bagaimana hafalanmu Nak? Sudah dapat berapa juz?”

“Sudah lima juz Bu”

“Semoga Allah memudahkanmu dalam menuntut ilmu. Ibu dan Ayah hanya dapat
mendoakanmu dari jauh. Tadi ayahmu titip pesan Nak, meskipun dalam kesempitan
jalan lupa bershodaqoh. Ya sudah, ibu tutup dulu teleponnya. Wassalamualaikum..”

“Waalaikumsalam...”
Rasa rindu kepada orang tua sedikit terobati dengan telepon tadi. Setelah enam
bulan lebih aku dipondok, ini bukan pertama kalinya mereka tidak bisa mengirim uang
yang cukup untukku. Beberapa kali aku harus bersabar karena tidak ada uang
sepeserpun di kantong. Aku pegang sisa-sisa uang yang kupunyai. Agar tak terlupa,
uang untuk shadaqoh segaja aku sisihkan dari dompetku. Ayah mengajarkanku sejak
kecil bahwa ada hak-hak orang lain di dalam uang yang kita miliki. “Aku lelah sekali!
“kataku sembari merebahkan badanku ke dipan dan berharap agar segera bisa tertidur.
Malampun berganti, kokok ayam jantan mulai terdengar satu per satu. Suara
kicauan burung pipit juga ikut meramaikan sunyinya subuh pagi ini. Sebelum suara
adzan berkumandang, segera aku selesaikan makan sahurku. “Ya Allah, aku berniat
berpuasa daud. Kuatkanlah tubuhku hinga sore hari. Amin. Saat uang menipis,
biasanya aku menjadi sangat rajin untuk berpuasa. Semoga itu tak mengurangi ensensi
puasa”.renungku dalam hati.
Dengan semangat berjuang untuk mencari Ilmu Agama kulangkahkan kaki menuju
gedung madrasah. Pagi ini sinar matahari nampak cerah. Kulihat ribuan santri
berduyun-duyun menuju kelas. Namun langkahku terhenti ketika tepat berada di depan
papan pengumuman. Dalam pengumuman itu tertera bahwa lusa akan diadakan seleksi
pertukaran pelajar ke Mesir. “Aku harus ikut!” kataku sambil menulis persyaratan-
persyaratan yang harus aku lengkapi. Saat itu pula aku segera berlari ke kantor untuk
meminjam telepon. Aku akan meminta izin dan mohon doa pada kedua orang tuaku.
“Fatih, bagaimana hasilnya?” tanya Ayah padaku”.

“Aku lolos. Ayah, aku tidak menyangka akan terpilih”.

“Alhamdulillah ya Allah.Selamat ya arifin. Anakku, yang perlu kamu ingat Nak,


kamu lolos itu karena Allah, bukan karena kepandaian dan kemampuanmu” ujar Ayah
padaku.

“Iya, Fatih mengerti”.

“Oh iya Nak, Ibumu seminggu ini tak henti-hentinya mendoakanmu. Ia selalu
bangun untuk shalat tahajud.

“Sampaikan terimaksih Fatih pada Ibu” kataku pelan sambil berusaha menahan air
mata.

“Arifin, mengapa suaramu terdengar tak bersemangat. Apa ada yang kamu
pikirkan nak?” tanya Ayah kepadaku.

“Ayah, ada biaya administrasi yang harus dipenuhi. Sepertinya aku tak usah
berangkat saja ke Mesir. Biayanya mahal…”.ujarku.

“Berapa nak?”.tanya ayah.

“12 juta”.jawabku.

“Berangkat saja! Sudah nak, kamu ga usah mikirin biaya. Biar Ayah saja yang
urus. Karena Allah telah memberimu kesempatan untuk mencari ilmu di Mesir,
tentunya Allah pula yang akan membiayai dan mencukupi pendidikanmu disana. Yakini
itu Nak, janji Allah itu pasti!” kata Ayah meyakinkanku. Hatiku bergetar tiada henti.
Sungguh aku dapat merasakan kenikmatan dari ucapan Ayahku, ucapannya begitu teduh
dan penuh dengan keyakinan pada Allah.

“Terimakasih Ayah…”.ucapku senang.


Saat ini aku berada dalam pesawat terbang menuju Mesir. Hatiku sangat bahagia.
Aku bahagia karena orang tuaku memiliki rasa cinta pada Allah yang begitu besar.
Benar kata Ayah. Allah akan mencukupinya. Subhanallah, semua biayaku ke Mesir
bukan berasal dari kantong Ayahku, namun dari beberapa teman Ayah dan ustadz-
ustadz di daerahku yang menginfaqkan hartanya untuk memudahkan orang yang
menuntut ilmu agama. Ternyata, percaya pada Allah itu lebih dari cukup.Percayalah
pada Allah maka keajaiban-keajaiban akan terjadi pada kehidupanmu ….”Allahu
Akbar…!!”
GAPAI MIMPI DI PESANTREN
Karya :M.Arifin
Jariku menunjuk nama demi nama di papan pengumuman. Aku sangat berharap namaku
ada diantara siswa yang beruntung itu. Jantungku berdegup kencang dan keringat
dingin membasahi sela-sela jari. Jari ini bergerak dari satu kertas ke kertas lainnya.
Hingga jari ini berhenti dan menunjuk sebuah nama.MOHAMAD
ARIFIN“Alhamdulillah ya Allah aku diterima” ucapku dengan rasa syukur yang tak
terkira. Aku diterima di SMA faforit yang tersohor di jember.
Angkot yang aku tumpangi tak terasa panas hari ini, keringat ibu-ibu yang pulang
dari pasarpun tercium wangi. Aku sudah tak sabar ingin sampai di rumah dan
mengabarkan keberhasilanku ini kepada Ibu.Baru kali ini aku dapat membuat mereka
bangga. Tentunya dengan beasiswa yang kuterima ini,Ayah tak harus memikirkan
beban biaya sekolahku nanti.
“Kenapa tidak boleh Ayah?”.kataku dengan mengiba. Aku ingin tahu kenapa Ayah tak
mengizinkanku bersekolah di SMA fafirit.
“Ayah ingin kamu tetap bersekolah di Pondok Pesanten?”.ujar Ayah dengan menepuk-
nepuk pundakku.
“Tapi Ayah, aku sudah dapat beasiswa, jadi Ayah tak perlu memikirkan biaya
sekolahku lagi”.kataku dengan sedikit memaksa.
“Anakku,dengarkanlah Ayah,meskipun Ayahmu ini kerjanya serabutan,kadang bekerja
kadang nganggur tapi Ayah masih mampu membiayaimu sekolah.Ayah akan mencari
tambahan pekerjaan agar dapat mencukupi hidupmu di pondok pesantren”.ujar ayah
meyakinkanku.
“Dari mana uangnya? Saat ini biaya di pondok pesanten sangat mahal!”.
“Dari Allah!”.ujar Ayah sembari meninggalkanku menuju ke samping rumah. Jawaban
Ayah tadi membuatku tersentak. Aku terpaku tak hentinya memikirkan ucapan beliau.
Aku hanya tak ingin menjadi beban beliau. Kini beliau sudah mulai menua, uban putih
sudah memenuhi kepalanya, sepertinya ia sudah tak kuat untuk mencangkul lebih lama
lagi. “Ya Allah, luluhkanlah hati Ayahku?”.kataku perlahan, tiba-tiba Ibu merangkulku
dari belakang dan menciumku sangat lama.
“arifin,Ayahmu benar. Allah akan mencukupinya.Turutilah Ayahmu,Nak”,kata Ibu
dengan suara lembutnya.Akupun hanya membisu, tak tahu harus berkata apa.
“arifin.apa kamu mendengar ucapan Ibu?”ujar ibu padaku
“Iya Bu,arifin mendengarnya.Baiklah Bu,arifin akan menuruti perkataan Ayah.Aku
akan meneruskan ke Pondok Pesantren”akupun berlalu meninggalkan Ibu seorang diri.
“Ya Allah, semoga melepas beasiswa di SMA faforit merupakan keputusan yang benar,
dan semoga aku tak menyesalinya kelak…”.
Hari ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di pondok pesanten ini. Aku
kebingungan, mata ini tak henti-hentinya memandangi tembok-tembok tinggi di
pesantren. Tembok itu terasa sangat dingin padaku. Semakin kupandang semakin
membuatku merasa kecil dan asing. “Ya..Allah, mudahkan aku dalam menuntut ilmu”
bisikku sembari mencari tempat istirahat.
“Alhamdulillah,akhirnya sampai juga di masjid”.kataku sambil membuka sepatu.
Kemudian terlihat seseorang laki-laki berjenggot mendekatiku.
“Akhi,antum santri baru ya?Namanya siapa?”.katanya sambil mengulurkan tangan
padaku.
“Oh..iya mas. Saya mohamad arifin mas, panggil aja arifin”
“Aku Irsyad. Satu tahun diatasmu. Semoga nanti betah di pesantren”
“Iya mas, amin. Permisi mas, mau ambil wudhu dulu”
“Oh…iya silahkan”
Akupun bergegas mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat ashar berjamaah.
Seusai sholat tak lupa aku memanjatkan doa untuk kedua orang tuaku. Entah kenapa
baru sehari saja meninggalkan rumah aku sudah ingin segera kembali. Saat itu aku
teringat pesan Ayah ketika aku hendak berangkat ke Pesantren.”arifin, jaga dirimu baik-
baik di pesantren. Hafalkan Al-Quran. Nak. Ayah ingin melihat kamu menjadi orang
yang berilmu dan mulia. Kemudian terbayang pula wajah teduh Ibu yang sangat
menyayangiku.”Anakku,Ibu mencintaimu karena Allah” .
Setelah satu bulan di pondok pesantren…
Awal hidup di pesantren memang tak semudah yang aku bayangkan. Aktivitas
dari bangun pagi hingga kembali tidur sudah diatur di selembar kertas yang ditempel di
dinding kamar masing-masing. Ketika jam tiga pagi, sudah ada pendamping yang siap
meneriaki kami untuk segera bangun untuk melaksanakan shalat tahajud. Setelah itu
kami harus menghafalkan Al-Quran sembari menunggu adzan subuh tiba
“Sudah hafal berapa juz dik?” kata mas Rasyid padaku.
“Waduh mas, masih sedikit. Masih tiga juz mas” kataku nyengir.
“Alhamdulillah, terus semangat! Allah menyukai orang-orang yang dekat dengan Al-
Quran. Tapi Dek, sudah coba menguji hafalmu kan?” ujar mas Rasyid menambahi
perkataanya.
“Sudah mas, sudah saya setor ke Ustadz. Beres lahh…”ujarku.
“Hahaha, kamu lucu sekali. Bukan itu maksudnya arifin! Begini, maksud kakak,
cobalah kamu gunakan hafalanmu ketika shalat sunnah. Perpanjanglah bacaan dengan
surat-surat yang sudah kamu hafal” ujar mas Rasyid sembari meninggalkanku.
“Oo begitu…baikklah mas, akan ku coba. Sukran Mas!” teriakku pada mas Rasyid yang
telah berlalu.
Akupun mencoba saran dari Mas Rasyid untuk menggunakan hafalan dalam shalat
sunnahku.Subhanallah, ternyata yang tadinya hafal menjadi terbata-bata ketika
digunakan saat shalat.
“Ayah sehat Bu?” tanyaku kepada Ibu lewat telepon.
“Alhamdulillah nak, semua sehat.arifin, maaf bulan ini kami tidak bisa mengirimi uang
yang cukup buatmu. Sementara pakai itu dulu ya nak. Insya Allah jika ada rezeki lagi
akan Ibu kirim uangnya” ujar Ibu.
“Iya Bu, tidak apa-apa. Insya Allah ini cukup Bu” kataku pada Ibu agar ia tak terlalu
mecemaskanku.
“Bagaimana hafalanmu Nak? Sudah dapat berapa juz?”
“Sudah lima juz Bu”
“Semoga Allah memudahkanmu dalam menuntut ilmu. Ibu dan Ayah hanya dapat
mendoakanmu dari jauh. Tadi ayahmu titip pesan Nak, meskipun dalam kesempitan
jalan lupa bershodaqoh. Ya sudah, ibu tutup dulu teleponnya. Wassalamualaikum..”
“Waalaikumsalam...”
Rasa rindu kepada orang tua sedikit terobati dengan telepon tadi. Setelah enam bulan
lebih aku dipondok, ini bukan pertama kalinya mereka tidak bisa mengirim uang yang
cukup untukku. Beberapa kali aku harus bersabar karena tidak ada uang sepeserpun di
kantong. Aku pegang sisa-sisa uang yang kupunyai. Agar tak terlupa, uang untuk
shadaqoh segaja aku sisihkan dari dompetku. Ayah mengajarkanku sejak kecil bahwa
ada hak-hak orang lain di dalam uang yang kita miliki. “Aku lelah sekali! “kataku
sembari merebahkan badanku ke dipan dan berharap agar segera bisa tertidur.
Malampun berganti, kokok ayam jantan mulai terdengar satu per satu. Suara kicauan
burung pipit juga ikut meramaikan sunyinya subuh pagi ini. Sebelum suara adzan
berkumandang, segera aku selesaikan makan sahurku. “Ya Allah, aku berniat berpuasa
daud. Kuatkanlah tubuhku hinga sore hari. Amin. Saat uang menipis, biasanya aku
menjadi sangat rajin untuk berpuasa. Semoga itu tak mengurangi ensensi
puasa”.renungku dalam hati.
Dengan semangat berjuang untuk mencari Ilmu Agama kulangkahkan kaki menuju
gedung madrasah. Pagi ini sinar matahari nampak cerah. Kulihat ribuan santri
berduyun-duyun menuju kelas. Namun langkahku terhenti ketika tepat berada di depan
papan pengumuman. Dalam pengumuman itu tertera bahwa lusa akan diadakan seleksi
pertukaran pelajar ke Mesir. “Aku harus ikut!” kataku sambil menulis persyaratan-
persyaratan yang harus aku lengkapi. Saat itu pula aku segera berlari ke kantor untuk
meminjam telepon. Aku akan meminta izin dan mohon doa pada kedua orang tuaku.
“Fatih, bagaimana hasilnya?” tanya Ayah padaku”.
“Aku lolos. Ayah, aku tidak menyangka akan terpilih”.
“Alhamdulillah ya Allah.Selamat ya arifin. Anakku, yang perlu kamu ingat Nak, kamu
lolos itu karena Allah, bukan karena kepandaian dan kemampuanmu” ujar Ayah
padaku.
“Iya, Fatih mengerti”.
“Oh iya Nak, Ibumu seminggu ini tak henti-hentinya mendoakanmu. Ia selalu bangun
untuk shalat tahajud.
“Sampaikan terimaksih Fatih pada Ibu” kataku pelan sambil berusaha menahan air
mata.
“Arifin, mengapa suaramu terdengar tak bersemangat. Apa ada yang kamu pikirkan
nak?” tanya Ayah kepadaku.
“Ayah, ada biaya administrasi yang harus dipenuhi. Sepertinya aku tak usah berangkat
saja ke Mesir. Biayanya mahal…”.ujarku.
“Berapa nak?”.tanya ayah.
“12 juta”.jawabku.
“Berangkat saja! Sudah nak, kamu ga usah mikirin biaya. Biar Ayah saja yang urus.
Karena Allah telah memberimu kesempatan untuk mencari ilmu di Mesir, tentunya
Allah pula yang akan membiayai dan mencukupi pendidikanmu disana. Yakini itu Nak,
janji Allah itu pasti!” kata Ayah meyakinkanku. Hatiku bergetar tiada henti. Sungguh
aku dapat merasakan kenikmatan dari ucapan Ayahku, ucapannya begitu teduh dan
penuh dengan keyakinan pada Allah.
“Terimakasih Ayah…”.ucapku senang.
Saat ini aku berada dalam pesawat terbang menuju Mesir. Hatiku sangat bahagia. Aku
bahagia karena orang tuaku memiliki rasa cinta pada Allah yang begitu besar. Benar
kata Ayah. Allah akan mencukupinya. Subhanallah, semua biayaku ke Mesir bukan
berasal dari kantong Ayahku, namun dari beberapa teman Ayah dan ustadz-ustadz di
daerahku yang menginfaqkan hartanya untuk memudahkan orang yang menuntut ilmu
agama. Ternyata, percaya pada Allah itu lebih dari cukup.Percayalah pada Allah maka
keajaiban-keajaiban akan terjadi pada kehidupanmu ….”Allahu Akbar…!!”

Anda mungkin juga menyukai