Anda di halaman 1dari 3

OUTLINE MATERI KULIAH DASAR GIZI KESMAS

Menentukan Kebutuhan Gizi Individu (Total Energy Expenditure)


BASAL METABOLISME RATE (BMR) = ANGKA METABOLISME BASAL
Formula Harris Benedict
Merupakan cara yang banyak digunakan untuk menetapkan angka metabolisme basal orang dewasa.
Rumusnya dibedakan antara kebutuhan untuk laki-laki dan perempuan.

Rumus untuk Laki-laki


BMR = 66,47 + ( 13,75 x BB dalam Kg) + ( 5,003 x TB dalam cm ) - (6,755 x U dalam tahun)

Rumus untuk perempuan


BMR = 655,1 + ( 9,563 x BB dalam kg ) + ( 1,850 x TB dalam cm ) - ( 4,676 x U dalam tahun)

FAKTOR AKTIFITAS (AF)


Faktor koreksi BMR untuk berbagai tingkat aktifitas/ stress adalah :
Aktifitas ringan (light/ sedentary) = 1,53 x BMR
Aktifitas sedang (moderate) = 1,76 x BMR
Aktifitas berat (vigorous) = 2,25 x BMR

Kondisi khusus :
Kanker = 1,6 x BMR

THERMIC EFFECT OF FOOD (TEF) = EFEK TERMIK MAKANAN


Carbohydrates: 5 to 15% of the energy consumed
Protein: 20 to 35%
Fats: at most 5 to 15 %

Contoh Perhitungan :
Seorang laki-laki berumur 23 tahun, BB = 60 kg, TB = 170 cm, tingkat aktifitas sedang (moderate)
BMR = 66,47 + ( 13,75 x 60) + ( 5,003 x 170) - (6,755 x 23)
BMR = 1586,6 kkal

AF = 1,76 x 1586
AF = 2792,4 kkal

TEF = 10% x 2792,4


TEF = 279,2 kkal

TEE = AF + TEF
TEE = 3071,6 kkal per hari

Proporsi normal konsumsi karbohidrat 55-60%, protein 25-30%, lemak 15-20%


Asupan KH 60%  60% x TEE = 60% x 3071,6 = 1842,96 kkal per hari  dibagi 4  460,7 gram per hari
Asupan Protein 25%  25% x TEE = 25% x 3071,6 = 767,9 kkal per hari  dibagi 4  191,9 gram per hari
Asupan Lemak 15%  15% x TEE = 15% x 3071,6 = 460,7 kkal per hari  dibagi 9  51,1 gram per hari

Untuk penurunan berat badan  TEE dikurangi 500 kkal


GIZI PADA LANSIA (NUTRISI GERIATRIK)

Batasan Lansia
Geriatri : orang yang berusia tua (secara biologis) yang beresiko akut kehilangan kemandirian yang
disebabkan oleh penyakit-penyakit akut/kronis (multipel patologi) yang berhubungan dengan
keterbatasan fisik, psikologis, mental, dan sosial (Volkert et al., 2006).

Menurut WHO lansia dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu :


a) Usia pertengahan (45-59 tahun)
b) Lanjut usia (60-74 tahun)
c) Lansia tua (75-90 tahun)
d) Usia sangat tua (> 90 tahun)
Menurut Kementerian Kesehatan RI, lanjut usia dikelompokkan menjadi :
a) Pra lanjut usia (45-59 tahun)
b) Lanjut usia (60-69 tahun)
c) Lanjut usia risiko tinggi (≥70 tahun atau usia ≥60 tahun dengan masalah kesehatan)

Gangguan gizi pada lansia


Gangguan gizi yang dapat muncul pada usia lanjut dapat berbentuk gizi kurang maupun gizi lebih. Gangguan ini
dapat menyebabkan munculnya penyakit atau terjadi sebagi akibat adanya penyakit tertentu. Oleh karena itu
langkah pertama yang harus dilakukan adalah menetukan terlebih dahulu ada tidaknya gangguan gizi,
mengevaluasi faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan gizi serta merencakan bagaimana gangguan gizi
tersebut dapat diperbaiki.
Risiko kekurangan gizi meningkat karena :
a) Berkurangnya lean body mass (massa otot)
b) Soliter (hidup sendiri), spouseless (ditinggal mati istri/suami) memicu anoreksia
c) Gangguan mental  demensia (pikun)
d) Keterbatasan fisik  keterbatasan akses dan pemilihan jenis makanan
e) Multipatologi  efek obat tertentu thdp nafsu makan
f) Kondisi ekonomi

Nutrisi yang baik pada geriatri berhubungan dengan :


a) Pencegahan malnutrisi
b) Mendukung fungsi fisik
c) Mengurangi resiko penyakit kronis
d) Mendukung kesehatan mental
e) Mencegah disabilitas

Metabolisme pada lansia


Produksi energi untuk tiap m2 luas tubuh menurun secara progresif dengan bertambahnya usia. Rata-rata
penurunannya adalah 12 kal/m2/jam untuk tiap tahun antara usia 20 – 90 tahun. Penurunan ini terjadi oleh
karena berkurangnya jaringan aktif (metabolizing tissue) sejalan dengan bertambahnya usia.
Produksi energi ini merupakan produksi untuk metabolisme basal ditambah dengan energi untuk aktifitas.
Kebutuhan energi untuk aktivitas menurun lebih besar daripada untuk metabolisme basal, terutama pada lansia.
Tujuan Pengaturan Nutrisi Geriatrik
a) Penyediaan jumlah yang cukup energi, protein dan mikronutrien.
b) Pemeliharaan atau perbaikan status gizi.
c) Pemeliharaan atau perbaikan fungsi, aktivitas dan kapasitas untuk rehabilitasi.
d) Pemeliharaan atau perbaikan kualitas hidup, agar lansia lebih mandiri memenuhi nutrisinya
e) Pengurangan morbiditas dan mortalitas.

Masalah umum pada lansia yang berhubungan dengan nutrisi


a) Kesehatan gigi & mulut  kesulitan mengunyah
b) Kesulitan menelan (disfagia)  memicu anoreksia
c) Penurunan berat badan  massa otot berkurang
d) Konstipasi  perubahan kebiasaan defekasi
e) Irritable Bowel Syndrome (IBS)
f) Defisiensi nutrisional
g) Gangguan otot & tulang
h) Dementia  pikun
i) Parkinson’s disease
j) Efek farmakologis (obat-obatan penyakit penyerta lansia)  efek defisiensi beberapa vitamin & mineral

Anda mungkin juga menyukai