Modul Praktikum
Modul Praktikum
MODUL PRAKTIKUM
Teknologi Pengolahan Pangan
Hasil Pertanian
Materi:
Daging, Ikan, Susu, Telur, Enrobing, Pengolahan Suhu Tinggi dan Rendah
Daging adalah sekumpulan otot yang melekat pada rangka. Istilah daging dibedakan
dengan karkas. Daging adalah bagian yang sudah tidak mengandung tulang, sedangkan
karkas berupa daging yang belum dipisahkan dari tulang atau kerangkanya (Astawan,
2006).
Ikan merupakan salah satu komoditi yang paling banyak dihasilkan di Indonesia
Daging dan ikan merupakan bahan pangan yang penting dalam memenuhi kebutuhan gizi.
Sebagai bahan pangan, daging dan ikan memilki kududukan yang sangat penting karena
mengandung protein cukup tinggi Selain mutu proteinnya yang tinggi, daging dan ikan
mengandung lemak dan asam amino esensial yang lengkap dan seimbang serta beberapa
jenis mineral dan vitamin. Kedua bahan pangan tersebut merupakan protein hewani yang
lebih mudah dicerna dibanding dengan protein nabati.
Untuk mengetahui karakteristik dan kualitas daging dan ikan, pada praktikum kali
ini akan dilakukan pengamatan marbling daging, pengamatan daging dan ikan segar,
pengukuran pH, warna, tekstur, cooking loss dan drip loss. Pada sampel ikan, juga akan
dilakukan filetting untuk sampel yang akan dianalisa. Secara umum filetting dapat
dilakukan seperti pada gambar berikut:
Sampel dan perlakuan dalam tiap kelompok tertera dalam tabel berikut :
1. Daging Sapi X
2. Daging Ayam X
3. Ikan Laut X
4. Ikan Lele X
5. Daging Sapi + X
perendaman dalam
ekstrak nanas 5%
6. Daging ayam + X
perendaman dalam
ekstrak nanas 5%
7. Ikan laut + X
perendaman dalam
ekstrak nanas 5%
8. Ikan lele + X
perendaman dalam
ekstrak nanas 5%
C. PENGAMATAN WARNA
Tujuan praktikum
Mengetahui perubahan warna pada daging dan ikan setelah waktu tertentu maupun
perlakuan tertentu.
E. PENGUKURAN TEKSTUR
Tujuan praktikum
Mengetahui cara pengukuran tekstur dan cara menghitung nilai tekstur daging.
Prosedur kerja (Pengukuran Tekstur Metode Rheotex)
1. Power dinyalakan dan jarum penekan dipasang diatas tempat test.
2. Tekan tombol distance dengan besaran 0,5 mm dan tekan juga tombol hold.
3. Letakkan daging yang telah ditiriskan tepat dibawah jarum Rheotex, kemudian
menempatkan ujung jarum sampai menyentuh permukaan daging.
4. Tekan tombol start bebrapa detik sampai terdengar bunyi tanda selesai,
5. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum rheotex dengan satuan (g).
Warna
Tekstur
(Kekenyalan)
Aroma
Bentuk
Mata
Lendir
Kulit
Sisik
Warna
Aroma
Segar
Rebus
Curing
D. PENENTUAN pH
Tabel 5. Pengukuran pH
Perlakuan Daging
Kode Sampel
Segar Rebus Curing
Dengan kertas pH
Dengan pH meter
E. PENGUKURAN TEKSTUR
Tabel 6. Pengukuran Tekstur
Perlakuan Daging
Kode Sampel
Segar Rebus Curing
Sampel 1
Atas
Bawah
Samping
Bentuk serat
Tekstur
(Kekenyalan)
Aroma
Warna Lemak
Keberadaan
lemak
Gambar
Air susu selama didalam ambing atau kelenjar air susu dinyatakan steril, akan
tetapi begitu berhubungan dengan udara air susu tersebut akan terkontaminasi. Susu
merupakan media yang baik sekali bagi pertumbuhan mikrobia sehingga apabila
penanganannya tidak baik akan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya
(“zoonosis”). Disamping itu, susu sangat mudah sekali menjadi rusak terutama karena
susu merupakan bahan biologis yang kaya unsur nutrisi.
B. PENGAMATAN PH
Tujuan praktikum
Mengetahui nilai pH susu
Prosedur Pengukuran pH
1.Ambil 5 ml sampel susu
2.Ukur nilai pH (dengan kertas pH universal dan pH meter)
Hasil Pengamatan Pengukuran pH
a. Nilai pada pH meter:
Prosedur
Prosedur dari uji alkohol antara lain susu dimasukkan dalam tabung reaksi sebanyak
5 ml kemudian ditambahkan 5 ml alkohol 70% (Perbandingan susu : alkohol = 1: 1),
kemudian tabung reaksi tersebut digoyang sehingga terjadi campuran yang merata antara
susu dan alkohol sehingga dapat diamati perubahan yang terjadi.
Hasil Pengamatan:
(+) : apabila terjadi gumpalan
(-) : apabila tidak terjadi gumpalan
Prosedur
1. Ambil 50 ml susu
2. Masukkan ke dalam gelas ukur
3. Hitung massa jenis susu dengan menggunakan alat laktometer
4. Catat skala yang terbaca pada laktometer tepat pada bagian permukaan susu
Prosedur
1. Siapkan susu sebanyak 100 ml, kemudian dibagi menjadi dua sehingga masing-
masing sebanyak 50 ml (tabung A dan B)
2. Pada tabung A masukkan 10 ml ekstrak nanas yang sebelumnya sudah dipanaskan
3. Pada tabung B masukkan 10 ml ekstrak nanas tanpa pemanasan
4. Homogenkan susu dengan ekstrak nanas dan biarkan ±5 menit.
5. Amati perubahan yang terjadi, silahkan mengambil gambar (foto) dari sampel yang
anda amati.
Dengan pH meter
Tabung B
Telur pada umumnya digemari masyarakat karena harganya terjangkau, namun nilai
gizinya tinggi. Telur merupakan salah satu sumber protein hewaniyang memiliki rasa lezat
dan mudah dicerna. Kualitas telur dibedakan menjadi 2 yaitu kualitas internal dan kualitas
eksternal. Kualitas internal meliputi hal-hal yang menyangkut keadaan isi telur sedangkan
kualitas eksternal meliputi penampakan luar telur saat telur masih utuh.
Penurunan kualitas telur dapat dicegah melalui proses pengawetan. Pengawetan
merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk memperpanjang lama simpan dari telur
supaya telur tersebut tidak rusak baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Berdasarkan
tingkat umurnya telur dibedakan menjadi 2 yaitu telur segar dan telur tidak segar. Telur
segar secara biologis adalah telur yang baru keluar dari tubuh induknya. Seiring dengan
waktu penyimpanan telur tersebut akan mengalami penurunan kualitasnya. Proses
pengawetan yang umumnya dilakukan adalah pengawetan dengan cangkang (contoh : Cool
storage, shell sealing) atau pengawetan tanpa cangkang (contoh : telur bubuk).
Pada praktikum kali ini akan dilakuakan pengamatan karakteristik telur dari
berbagai spesies ternak, kualitas eksternal dan kualitas internal telur serta sifat fungsional
telur.
Tujuan :
1. Mengamati kualitas eksternal dan internal telur
2. Mengamati sifat fungsional telur sebagai emulsifier, clarifying agent, pembentuk
buih/busa.
V2-V1 x 100%
V1
C. PENGAWETAN TELUR
Kualitas Internal
Sebagian besar bahan pangan hasil pertanian memerlukan proses pengolahan terlebih
dahulu sebelum dikonsumsi, meskipun ada beberapa yang dapat dikonsumsi dalam bentuk
segar. Proses pengolahan sebagian bisa dikonsumsi dalam bentuk segar dan perlu
pengolahan. Pengolahan pangan selain ditujukan untuk menyiapkan bahan pangan ready to
eat, juga ditujukan untuk pengawetan pangan.
Pengolahan dengan suhu tinggi atau proses termal termasuk ke dalam proses
pengawetan yang menggunakan suhu tinggi. Secara umum, tujuan utama proses termal
adalah mematikan mikroorganisme pathogenic dan pembusuk pada produk. Contoh
pengolahan dengan proses termal adalah pasteurisasi, dan sterilisasi. Ada pula pengolahan
proses termal ada yang menggunakan media seperti penggorengan menggunakan minyak
panas, pengovenan dan penyangraian menggunakan udara panas. Pada praktikum kali ini
proses termal yang dilakukan meliputi: pasteurisasi, sterilisasi, penggorengan,
penyangraian, dan aplikasi enrobing pada bahan pangan. Pengolahan suhu rendah yang
umum dilakukan yaitu pendinginan (chilling) dan pembekuan (freezing). Pada suhu rendah
sebagian reaksi metabolisme berlangsung lambat tetapi ada pula yang sama sekali terhenti
bila suhu penyimpanan berada di bawah suhu kritis tertentu. Daya tahan simpan makanan
yang di simpan dengan pendinginan berkisar antara beberapa hari sampai dengan beberapa
minggu tergantung dari jenis makanannya. Pendinginan adalah penyimpanan pada suhu
rendah dimana suhunya di atas titik beku yaitu antara 2oC – 16oC. Suhu dalam lemari es
umumnya berkisar antara 4oC – 7oC. Pembekuan bahan pangan bersifat kompleks, suhu
yang digunakan yaitu dibawah titik beku bahan pangan. Produk makanan yang dibekukan
umumnya memiliki masa simpan yang lebih lama daripada yang hanya sekedar
didinginkan.
Tujuan praktikum
Mengetahui proses pengolahan pangan dengan menggunakan proses suhu tinggi
dan suhu rendah yang meliputi pasteurisasi, sterilisasi, penggorengan, penyangraian,
pendinginan, pembekuan dan enrobing serta mengetahui perubahan kualitas bahan pangan
pasca pengolahan.
Prosedur kerja:
B. PENYANGRAIAN
Prosedur kerja:
C. ENROBING
Enrobing atau coating bertujuan untuk: memperbaiki kenampakan, memodifiksi
tekstur, meningkatkan flavor, meningkatkan kenyamanan, dan meningkatkan variasi dan
nilai tambah produk dasa serta dapat juga untuk menghalangi pergerakan air dan gas atau
melindungi bahan pangan dari kerusakan mekanis. Bahan coating dapat berupa:
Prosedur kerja:
Sterilisasi bertujuan untuk membunuh semua bakteri baik pathogen maupun non
pathogen. Suhu yang digunakan lebih tinggi dari suhu pasteurisasi yaitu sekitar 104-140
ºC, dengan waktu yang sangat pendek kurang lebih 1-4 detik saja. Alat yang digunakan
untuk sterilisasi misalnya otoklav (kapasitas kecil) dan retort (kapasitas besar).
Prosedur kerja:
3. lakukan pre heating selama 2-3 menit (sampai terlihat beruap), kemudian botol
ditutup (jangan terlalu rapat)
4. dimasukkan kedalam autoklaf dan dipanaskan pada suhu 121 0C selama 15-20
menit dengan tekanan 1,5 atm
5. amati warna, aroma, kekentalan, rasa sampel sebelum di sterilisasi
F. Pendinginan
Pendinginan adalah penyimpanan pada suhu rendah dimana suhunya di atas titik
beku yaitu antara 2oC - 16oC. suhu dalam lemari es umumnya berkisar antara 4oC – 7oC
tetapi unit-unit pendinginnya biasanya memiliki suhu yang lebih rendah tergantung pada
jenis produk yang disimpan. Pada suhu rendah sebagian reaksi metabolisme berlangsung
lambat tetapi ada pula yang sama sekali terhenti bila suhu penyimpanan berada di bawah
suhu kritis tertentu. Daya tahan simpan makanan yang di simpan dengan pendinginan
berkisar antara beberapa hari sampai dengan beberapa minggu tergantung dari jenis
makanannya.
Prosedur kerja:
1. ambil sampel sesuai dengan pembagian kelompok, kemuadian ditimbang
2. amati berat / volume, kesegaran, aroma, warna, tekstur
G. Pembekuan
Prosedur kerja:
1. ambil sampel sesuai dengan pembagian kelompok, kemuadian ditimbang
2. amati berat / volume, kesegaran, aroma, warna, tekstur
3. simpan di dalam freezer sesuai perlakuan masing-masing kelompok, selama 3 hari
4. setelah dibekukan amati kembali berat / volume, kesegaran, aroma, warna, tekstur
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar