Anda di halaman 1dari 18

HIRUK PIKUK KEMACETAN DI KOTA JAKARTA

Makalah yang Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah


Bahasa Indonesia Semester I/2013

Perhatikan
penggunaan
EYD dalam
halaman kulit

Oleh
Lulu Risya Salsabila
Nomor Induk 31030722

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Sahid
Jakarta
2013
PRAKATA

1. Puji syukur Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kepada Tuhan
karunia-Nyalah saya mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun
2. Penjelasan
tentang penyusunan makalah ini melalui proses yang cukup lama, yaitu 6 minggu berturut-
penyusunan PKI turut dimulai sejak tanggal 4 November 2013.
3. Informasi
tentang arahan Makalah tentang “Hiruk Pikuk Kemacetan di Kota Jakarta” ini disusun
dan bantuan dari dengan tujuan untuk melengkapi persyaratan mengikuti ujian akhir semester
berbagai pihak
4. Ucapan terima (UAS) dan diharapkan melalui makalah ini, saya selaku penulis dapat lebih
kasih memahami kaidah bahasa Indonesia dan mampu menerapkan metode penulisan
5. Penyebutan karya ilmiah dengan konsisten.
nama tempat,
tanggal, bulan, Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
tahun, serta
nama penyusun saya dalam proses penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen Bahasa
Indonesia yang bersedia membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan
makalah ini.

Semoga penyusunan makalah ini dapat memberikan inspirasi bagi penulis


yang lain.

Jakarta, 4 November 2013

Lulu Risya Salsabila

ii
DAFTAR ISI

PRAKATA ii
Perhatikan DAFTAR ISI iii
penerapan EYD
dan penomoran
dengan angka BAB I PENDAHULUAN 1
arab dan romawi 1.1 Latar Belakang 1
besar/kecil sistem 1.2 Rumusan Masalah 1
digital 1.3 Tujuan Penelitian 2
1.4 Kerangka Teori 2
1.5 Sumber Data 3
1.6 Metode dan Teknik 3

BAB II HIRUK PIKUK KEMACETAN DI KOTA JAKARTA 4


2.1 Penyebab Kemacetan Lalu Lintas 4
2.2 Dampak Kemacetan Lalu Lintas 7
2.3 Tempat-Tempat yang Sering Macet 10
2.4 Tindakan yang Perlu Dilakukan 12

BAB III SIMPULAN DAN SARAN 14


3.1 Simpulan 14
3.2 Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 15

iii
BAB I
PFNDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemacetan sudah menjadi menu sehari-hari masyarakat Jakarta. Berawal
dan sebuah kehdaktertiban, saling mendahului sama sama lain, dan waktu
beraktivitas hampir seluruh masyarakat serentak mulai pukul 06:00 pagi dan juga
bersamaan dengan anak sekolah, bahkan kemacetan pun tcrus bcrlangsung sampai
slang karena tepat pada waktu jam makan slang, dilanjutkan kcmbali dengan macct
yang serentak pada pukul 16:00 karena bertepatan dengan jam orang pulang
kantor. Apabila kemacetan di sore han terjadi bisa terus berlanjut hingga pukul
22:00.
Kemacetan merupakan situasi atau keadaan tcrsendatnya bahkan
tcrhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan yang
melebihi kapasitas jalan. Kemacetan akan semakin bertambah parah apabila hujan
deras membasahi Jakarta, karena akan mcnimbulkan banjir di beberapa tempat.
Banjir terjadi karena penyumbatan aliran air yang dikarenakan sampah tidak di
buang pada tempatnya dan perbaikan jalan yang tidak tuntas. Jutaan warga kota
metropolitan terjebak macet lalu lintas selama beberapa jam. Tenaga yang terbuang
dan ongkos yang dihamburkan gara-gara kemacetan lalu lintas sangatlah besar.
Kemacetan terparah di Indonesia terdapat di ibukota Negara, yaitu Jakarta yang
otomatis membentuk subuah citra buruk kcpada bangsa Indonesia.
Dari latar belakang yang telah dikemukakan bahwa kemacetan di Jakarta
sudah semakin kronis dan bagaikan luka yang tak kunjung sembuh itulah alasan
penulis ingin menjadikan topik kernacetan ini sebagai suatu penelitan. Sebenarnya
masalah mi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga mencakup
semua masyarakat yang seharusnya mampu untuk lertib dan teratur disaat
menggunakan jalan serta mampu menciptakan keadaan masyarakat yang terlibat di
dalamnya. Pada kenyataannya Kepolisian Republik Indonesia kurang tegas dalam
menindaklanjuti berbagai bentuk pelanggaran yang telah dilakiikan olch pengguna
jalan.
Hal mi terbukti karena sampai saat ini polisi masih menerima dengan
tangan terbuka berupa uang untuk menyuap kasus pelanggaran tersebut. Bahkan

1
pemilis pernah melihat polisi membiarkan mobil, motor serta ada seseorang
yang ingin rnenyebrangi jalur busway, tetap saja dibiarkan melinIas di jalur
busway tersebut. Apakah hal yang seperti ini bisa dikatakan sebagai tindakan tegas
yang signifikan?
Berawal dan mematuhi semua rambu dan peraturan berlalu lintas bagi
seluruh masyarakat yang dapat dimulai saat mi hingga seterusnya maka akan
berdampak positif dan bermanfaat untuk kegiatan kerja dimana saja, mulai tertib
pada waktu dan stamina tubuh pun tidak terlalu terkurasas bahkan jika seandainya
pemerintah dan masyarakat sejak dini dapat terus bekerja sama dengan baik dalam
merealisasikansemua cara untuk rnembuat Jakarta bebas dari kemacetan, maka
secara perlahan akan mengurangi kemacetan hingga 30 s.d. 40% (TvOne, 26
November 2010).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan topik tentang kemacetan kota Jakarta, ada empat hal yang
Rumusan masalah perlu diungkap dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut.
pada umumnya a. Faktor apa saja yang menyebabkan kemacetan di Jakarta berlangsung setiap
tampil dalam hari?
bentuk pertanyaan
b. Darnpak apa saja yang terjadi apabila kemacetan selalu menjadi menu
pokok sehari-hari?
c. Di mana saja tempat yang selalu tcijadi kemacetan serta tindak lanjut untuk
parkir on the street?
d. Tindakan apa saja yang perlu dilakukan untuk mengatasi kemacetan?

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah
Tujuan penelitian
pada dasarnya
a. ingin mengetahui factor apa saja yang menyebabkan kernacetan di Jakarta
merupakan berlangsung setiap hari;
jawaban atas b. ingin mengetahui dampak-darnpak yang dapat merugikan semua orang;
pertanyaan dalam
c. ingin rncngetahui di mana saja tempat yang sellu terjadi kemacetan serta
rumusan masalah
tindak lanjut untuk parkir on the street;
d. ingin menginventarisasi tindakan apa saja yang perlu dilakukan untuk
mengatasi kernacetan.

1.4 Kerangka Teori


Kerangka teori berisi prinsip-prinsip teori yang mempengaruhi dalam
pembahasan. Prinsip-prinsip itu dikutip dari koran, buku, televisi dan lain
sebagainya (Arifin, 2009:23). Berdasarkan topik yang dipilih, yaitu tentang

3
Kerangka teori
berisi prinsip-
prinsip teori yang keinacetan di Jakarta, penulis berusaha mencari tahu lebih dalam lagi pendapat
memengaruhi serta tindakan yang telah dilakukan pemerintah. Menurut Nirwonoyoga sebagai
dalam pengamat tata kota yang hadir sebagai juru bicara pada acara “Kabar Petang” yang
pembahasan.
ditayangkan oleh TvOne pada 26 November 2010, salah satu faktor terpenting
Kerangka itu
dikutip dari dalam kemacetan adalah pengguna jalan yang egois dan selalu mengabaikan
berbagai sumber, peraturan yang dibuat oleh pemerintah.
seperti buku, Jembatan dan halte dianggap angin. Banyak warga Ibukota mengira pagar
majalah, surat batas jalan itu sebagai jembatan, sehingga mereka menyebranginya. Berangkat
kabar, tabloid,
pagi pulang malam terlalu banyak waktu dan tenaga kita terbuang percuma akibat
kamus, jurnal
ilmiah, atau macet di jalan raya. Bagi kebanyakan pekerja kantoran, kemacetan lalu lintas di
internet yang Jakarta sangat menye-balkan. Akan tetapi, mereka tidak berdaya dan sulit
dikemukakan oleh menghindarinya. Kalau lidak ingin terjebak macct, ya di rumah saja! Saran itu
para pakar di tentu saja sangat ekstrem. Soalnya, jika di rumah saja, demi menghindari macct,
bidangnya.
berarti tidak ngantor alias tidak bekerja. Apa mereka mau nganggur? Tentu saja
tidak (Zaenuddin, 2007:163).
Jika kita mencari-cari kesalahan, pemeri ntah dan masyarakat memiliki
kesalahan masing masing. Pcmcrintah salah karena tanah yang seharusnya menjadi
tempat penycrapan air malah dibangun menjadi gedung-gcdung pencakar langit
tanpa memedulikan lingkungan. Walaaupun begitu, pcrncrintah juga sudah
memulai memberikan solusi-solusi untuk mengatasi kemacetan, seperti
diadakannya bus angkutan umurn Transjakarta atau lebih dikenal masyarakat
denga sebutan busway
Elemen masyarakat yang tidak menaati peraturan juga tidak bisa
dimungkiri menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan di Jakarta. Masyarakat
yang melanggar peraturan seperti parkir sembarangan, buang sampah sembarangan
juga dapat menjadi penyebab kemacetan. (http://green. kompasiana.
Com/penghijauan /2010/1 0/30/)-jakarta-the-city-of-eternal-traffic-jam/25-11-
2010).
Jika membaca berita yang dimuat olch Sofyano pada koran Kompas
(2010:10), penataan angkutan umum di Jakarta tidak boleh kalah dengan
kepentingan kendaraan pribadi. Pilihan ini harus diambil bila ingin mengurangi
kemacetan di Ibukota. Karena itu, dibutuhkan kekuatan besar untuk meralisasikan
penataan transportasi ini.
Angkutan umum kerap menjadi biang kemacetan lalu lintas Jakarta.
Kepolisin Daerah Metro Jaya akan menertibkan angkutan umum tersebut dengan
memberlakukan jalur khusus (kanalisasi) untuk mereka. Prinsip jalur khusus untuk
angkutan umum ini, kata Pinem, mirip dengan yang telah diberlakukan kepada
pengendara sepeda motor. Jalur khusus ini berupa marka jalan yang dirangkai

4
dengan tambang. Pinem mengatakan jalur khusus ini telah diberlakukan di
Slipi arah ke Palmerah. Jalur mi dipilih karena banyak angkulan yang kerap
ngetem. “Sudah mulai minggu ini setiap pagi,” katanya. Selain di Slipi, Pinem
melanjutkan, jalur khusus untuk angkutan juga diberlakukan di Cililitan arah ke
Pusat Grosir Cililitan. “Sudah di kanal jadi lebih sempit kesempatan ngetem,”
katanya. Ia herharap jalur khusus angkutan urnurn ini bisa dikembangkan di
daerah lain. Namun, pihaknya belum menargetkan sampai kapan jalur khusus mi
akan diberlakukan. Selarna masih belum tertib, kata Pinem, jalur khusus tersebut
akan terus diberlakukan. “Kalau belum tertib akan dipasang terus,” katanya. Pinem
mengatakan penerapan jalur khusus angkutan umum ini untuk membentuk perilaku
para sopir angkutan sehingga mereka tidak lagi menunggu penumpang yang
imbasnya membuat macet. “Ini pembentukan perilaku,” katanya yang dimuat pada
Majalah Tempo (2010:5)

1.5 Sumber Data


Sumber data adalah Untuk melengkapi penelitian yang dilakukan, penulis mencari bahan-bahan
tempat penulis penulisan dari berbagai bentuk yang terdiri dan internet, membaca beberapa artikel
bertumpu. Artinya,
penelitian itu
yang dimuat dalam internet, membaca buku Hei, Ini Jakarta Bang! Serta
bertolak dari melakukan observasi dan melakukan wawancara kepada beberapa pengguna jalan
sumber data. yang sedang berhadapan langsung dengan kemacetan yang terjadi di Jakarta.

1.6 Metode dan Teknik


Metode adalah Penulis menggunakan metode deskniptif, yaitu metode yang dilakukan
seperangkat langkah dengan cara datang ke sumber data dan mengalalisis data tersebut apa adanya.
(yang harus
dilakukan) yang
Sementara itu, teknik penelitian yang digunakan adalah wawancara dengan
tersusun secara pengguna jalan yang langsung dari tempat kejadian dan teknik observasi atau
sistematis melihat kcadaan Iangsung di tempat kejadian.
(urutannya logis):
metode penelitian
lapangan (MPL):
metode deskriptif,
metode komparatif,
metode eksperimen.
Metode lain: metode
sensus, metode
survei, metode studi
kasus .
Metode pustaka,
metode analisis isi
(content analysis)
bukan MPL.
Teknik adalah cara
5
melakukan setiap
penelitian tersebut:
misalnya dengan
teknik kuesioner
untuk responden.
BAB II
HIRUK PIKUK KEMACETAN KOTA JAKARTA

2.1 Penyebab Kemacatan Lalu Lintas


Dalam bab inti ini Jakarta diperkirakan bakal lumpuh padu tahun 2011 mendatang. Karena
dilakukan kegiatan pada tahun itu, Polda Metro Jaya memprediksi tidak kurang dan 12,062 juta
analisis, sintesis kendaraan akan memadati jalan di Jakarta. Jumlah tersebut belum ditambah dengan
pembahasan, jurnlah motor, jumlah angkutan umum yang melintas. Volume kendaraan terus
interpretasi, solusi, bertambah, tetapi ruas jalan terbatas bahkan untuk saat ini jalanan semakin kecil
dan penggolongan
data secara tuntas.
karena beberapa titik jalan di Jakarta digunakan untuk jalur Transjakarta. Rencana
awalnya pembuatan jalur busway ini akan membantu kemacetan yang ada, ternyata
hal tersebut memperburuk keadaan. Masyarakat yang Iapisan sosialnya high class
pasti tidak akan pernah mencoba untuk menggunakan kendaraan masal.
Hal yang luar biasa jika pemerintah Jakarta dan sekitamya mampu
menyadarkan masyarakat, lni berarti penduduk Jakarta dan sekitarnya berorientasi
lebih mementingkan kepcntingan umum daripada kepentingan pribadi. Penyebab
selanjutnya adalah buruknya layanan transportasi umum yang ada, yaitu tidak
adanya jadwal yang tetap, tidak berhenti di halte, buruknya kualitas kendaraan,
buruknya pelayanan sopir dan kondektur. Akibat dari buruknya sistem transportasi
dan perilaku angkutan umum ini menimbulkan kemacetan secara langsung dan
tidak langsung dengan meningkatkan kecenderungan orang untuk menggunakan
mobil pribadi dan motor sebagai alat transportasi sehari-hari. Akibatnya, jumlah
kendaraan bermotor melebihi kapasitas jalan yang ada yang akan memicu masalah
kemacetan. Penyebab lainnya adalah jalanan yang rusak, terjadi banjir, pengerjaan
jalan, seperti galian-galian yang terbengkalai sehingga laju kendaraan terganggu,
arus urbanisasi juga menjadi faktor-faktor penyebab terjadinya kemacetan karena
tidak bisa dibendung dengan mitos Jakarta sebagai kota harapan.
Sebenarnya, pemikiran tersebut salah besar karena lapangan pekerjaan
yang ada tidak sesuai dengan yang diharapkan. Banyaknya jumlah
penduduk akan meningkatkan mobilitas penduduk yang
membutuhkan alat transportasi. Akibatnya, penduduk yang melakukan
urbanisasi tersebut melakukan usaha yang cenderung
mcnggunakan faisilitas umurn, sepcrti trotoar dan badan jalan. Padahal,
perkembangan struktur penggunaan jalan jelas sudah diterangkan pada mereka.
Bahkan, Pemda DKI sudah kewalahan mengatasi masalah urbanisasi tersebut.

6
Yang terpenting adalah kesadaran tertib berlalu lintas bagi seluruh
pengguna jalan. Kesadaran pengguna jalan tersebut sangatlah rendah. Hal ini
disebabkan oleh gagalnya lembaga berwenang mengeluarkan izin mengemudi
menjadi proses perolehan izin ini sebagai media pembelajaran tertib berlalu lintas.
Kemudian, penegakan hukum juga sehingga seseorang menganggap remeh
pelanggaran lalu lintas karena aparat penegak hukum bisa disuap. Banyak kasus
yang terjadi dalam pelanggaran tersebut, misalnya pelanggaran pengguna helm
bagi pegendara motor, menerobos lampu merah, mengabaikan rambu-rambu lalu
lintas dan lain sebagainya.
Di ibukota banyak fasilitas umum yang seakan-akan sia-sia dibangun
karena cenderung tidak digunakan sebagaimana mestinya. Contoh sederhana
adalah jembatan penyeberangan di atas jalan raya. Coba saja scwaktu-waktu
lihatlah tingkah laku para pengguna jalan di tempat-tempat seperti itu. Masih
banyak warga Jakarta yang tidak menggunakan jembatan itu, tetapi lewat di
bawahnya dan bahkan melompat pagar jalan raya. Padahal, pelanggaran seperti itu
sangat membahayakan baginya. Sudah banyak warga yang menyeberang seperti itu
akhirnya jadi korban kecelakaan lalu lintas. Ada yang tertabrak atau terserempet
mobil, dari sekadar luka ringan hingga tewas dalarn kondisi tubuh hancur dan
berlumuran darah. Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang lalai dan tidak patuh
terhadap peraturan yang bibuat oleh pemerintah. Padahal, pemerintah telah
menyediakan fasilitas yang dapat digunakan, seperti jembatan penyebernngan.
zebra cross, serta halte yang dapat digunakan sebagni tempat berhenti dan
menurunkan penumpang dengan tertib.
Faktor pendukung penyebab kemacetan lainnya adalah parkir bebas atau
parkir on the street. Tempat parkir seperti ini banyak kita jumpai di berhagai sudut
kota, salah satunya adalah di Hayam Wuruk, Jakarta Pusat dan sekitamya. Jika kita
melihat keadaan di sana sangat rnemprihatinkan, banyak terdapat ruko, warung
makan, dan sebagainya yang menarik pengunjung datang ke sana, tetapi sangat
disayangkan bahwa lahan yang harusnya digunakan untuk berlalu lintas tersendat
karena digunakan oleh pengunjung yang akan berhenti untuk berkunjung di salah
sam ruko yang ada di sana. Kemudian, lahan parkir bebas tersebut dipicu oleh
orang-orang yang menggunakan kesempatan dalam kesempitan untuk mencari
penghasilan. Bahkan, petugas parkir langsung mengeluarkan tarif parkir sesuka
hatinya saja tanpa memikirkan tiket masuk, keamanan di sekitar, dan lain
sebagainya sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi orang lain.
Menurut berita dari salah satu stasiun tclevisi swasta, yaitu TvOne,
kernacetan yang terjadi di Jakarta terus berkembang memburuk setiap tahunnya.
Tidak ada perubahan yang signifikan dalam kinerja pemerintah karena seolah
MOU yang dibuat hanya ditandatangani tanpa adanya tindakan yang tegas.
Kalaupun ada tindakan tegas, itu hanya berlaku beberapa saat, tidak dalam kurun
7

waktu yang lama. Parkir liar adalah masalah serius yang saat ini akan
ditindakianjuti oleh pemerintah setelah bertahun-tahun dibiarkan begitu saja.
Preman-preman on the street akan ditindak dengan tegas oleh Dinas Perhubungan,
Polisi, Satpol PP, dan lain sebagainya apabila di saat penertiaan berlangsung
preman-preman tersebut memberi perlawanan.
Pada 30 Desember 2010 pemerintah akan melakukan peraturan
parkir deck untuk iiembcraiitas parkir liar. Pada took-toko pinggirjalan akan dibuat
lahan parkir khusus yang disediakan lengkap dengan penjagaan dan pengamanan
yang baik, sepcrti di ruko Pondok lndah. Mengapa tindakan seperti mi baru
dilaksanakan saat mi, padahal anggaran untuk parkir sudah disiapkan.
Bagi siapa yang melanggar aturan parkir di pinggir jalan akan diberi
sanksi, yaitu dengan cara menggernbok kendaraan yang sedang diparkir, kemudian
diderek dan dipindahkan ke tempat yang telah ditentukan. Hal tersebut dikatakan
oleh Reza Hasyim selaku Wakil Kepala Dishub DKI Jakarta.
Menurut pengamat tata kota Nirwono Yoga, Jakarta pada 2012 benar-benar
akan macet total jika tidak ada hubungan kerja sama antara masyarakat dan
pemerintah serta pihak-pihak pengelola gedung atau ruko yang ada di Jakarta dan
sekitarnya. Padahal, jika kerja sama ini dimaksimalkan dengan cara tidak egois
dalam berlalu lintas dan penutupan parkir liar mampu mengurangi kemacetan
sebesar 30—40%.

2.2 Dampak Kemacetan Lain Lintas


Kemacetan yang menjadi potret Jakarta selalu membawa dampak yang
negatif terhadap perkembangan Sumber Daya Alam masyarakat dan perkembangan
negara yang maju. Dengan kemacetan yang terus terjadi dan tidak pernah ada jalan
keluarnya, negara Indonesia seakan sebuah negara yang ‘payah’. Untuk bahan
perbandingan, negara Jepang merupakan Negara yang selalu disiplin waktu dan hal
lainnya untuk kemajuan bangsanya. Dampak kemacetan lalu lintas dapat
menimbulkan hal buruk terhadap heberapa kegiatan sosial yang rutin dilakukan di
antaranya adalah
a. mengganggu laju perekonomian;
b. kerugian waktu, karena kecepatan pcrjalanan yang rcndah;
c. waktu dan energi terbuang percuma;
d. meningkatkan polusi udara sehingga membuat duya (ahan tubuh manusia
secara cepat maupun perlahan akan membuat kodisi tidak optimal;
e. meningkatkan stress pengguna jalan;
f. dalam keadaan macct, risiko hap kcndaraan bersinggungan sangat tinggi;
g. kendaraan bermotor tidak dapat digunakan scbagai transportasi ccpat;

8
h. dalam hal mengejar waktu, para pengguan kendaraan bermotor, angkutan
umum mudah sekali emosi sehingga kekerasan di jalan raya sering tcrjadi;
i. penggunaan kendaran yang sudah tidak layak pakai tetap digunakan
schingga meningkatkan polisi semakin tinggi dan mesin yang beroprasi
pada kondisi yang tidak optimal;
j. mengganggu kelancaran kendaraan darurat, seperti ambulans dan mobil
pemadam kebakaran.

Dan beberapa jabaran mengenai dampak negatif yang terjadi apabila


kemacetan berlangsung kiranya dipcrlukan perhatian yang khusus oleh pemerintah
ataupun masyarakat, karena dampak yang seperti mi selalu dilupakan dan terlalu
disepelakan. Padahal, dampak mi mampu menghancurkan kebaikan kehidupan
setiap individu untuk masa depannya.

2.3 Tempat-Tempat yang Sering Macet


Berdasarkan analisis dan pengalaman langsung penulis bahwa banyak
sekali tempat yang sering terjebak oleh kemacetan dan setiap hari terus terjadi.
Tempat yang sangat tidak asing lagi bagi kita semua adalah, misalnya,
persimpangan Pasar Minggu. Daerah tersebut adalah tempat yang benar-benar
tidak mengikuti standar jalanan yang baik. Padahal, tidak jauh dan persimpangan
tersebut terdapat kantor polisi Pasar Minggu. Sepertinya keadaan seperti itu tidak
memberikan penguruh yang banyak.
Jika dilihat dari satu titik tersebut, persimpangan Pasar Minggu setiap hari
selalu macet karena tempat tersebut seolah-olah menjadi daerah kekuasaan
preman-preman di lingkungan sekitar dan warga asli di sana. Sepertinya polisi
pun tidak punya keberanian untuk menindaklanjuti keadaan seperti
itu. Karena sangat terlihat bahwa sampai saat ini walaupun pernerintah
mengakui telah menertibkan kemacetan, semuanya itu seolah tidak tampak dan
action antara pemerintah dan masyarakat sangat tidak terbentuk dengan
balk.
Berikut ini akan dikernukakan tempat-tempat yang sering terjadi
kemacetan.
a. Persimpangan, peluang kemacetan lebih besar apabila tidak ada
pengaturan lalu lintas di tempat tersebut.
b. Jalan yang sering digunakan angkutan umum berhenti untuk
menunggu penumpang serta menurunkan penumpang semaunya.
c. Jalan yang berdekatan dcngan pasar, biasanya lebar jalan telah
menyempit karena digunakan pedagang kaki lima. Salah satu
contohnya adalah daerah Pasar Minggu yang tak pernah mengenal
lancar dan bersib di saat melaju daerah tersebut.

d. Apabila hujan turun, kolong jembatan atau di bawah jalan fly over
seketika dapat langsung padat karena digunakan pengendara sepeda
motor untuk berteduh sehingga menyebabkan kcmacctan
e. Beberapa mal atau tempat hiburan keluarga menjadi tempat yang
sering macet karena kendaraan yang masuk mal, kendaraan yang akan
keluar dan kendaraan yang akan melaju terus berlawanan. Salah satu
contohnya adalah Mal Pejaten Village.

2.4 Tindakan yang Perlu Dilakukan


Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memecahkan kemacetan
lalu lintas, kemudian dirumuskan dalam suatu rencana yang efektif dan harus
dilakukan bersama oleh pengguna jalanan. Salah satu langkah penting dalam
memecahkan kemacetan sebagai berikut:
a) meningkatkan kapasitas jalan yang seharusnya menjadi tanggung jawab
pemerintah;
b) perbaikan-perbaikan jalan, pengerjaan jalan hendaknya dilakukan
dalam waktu yang smgkat dan dikerjakan secara tuntas guna
menghindari kemacetan;
c) mengurangi konflik di persimpangan melalui pembatasan arus tertentu;
d) membcrsihkan badan jalan atau trotoar dan pedagang kaki lima;
e) meningkatkan kapasitas persimpangan melaluli lampu lalu lintas;
f) kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu lintas, tidak egois dalam
penggunaan jalan dan selalu disiplin terhadap rambu-rambu lalu lintas;
g) dilakukan sosialisasi tertib lalau lintas oleh kepolisian setempat,
memberi sanksi apabila terjadi pelanggaran;
h) penekanan jumlah kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun angkutan
umum dengan menggunakan uji emisi agar populasi kendaraan dan
pencemaran udara juga dapat dikurangi;
i) pemerintah menurunkan aparat kepolisian yang tegas dan sanggup
menolak suap dan masyarakat

Sekadar gambaran, berikut disajikan foto-foto yang menggambarkan


kemacetan dan kesemrawutan kota Jakarta.

10
Gambar 1 Kemacetan di Jakarta akibat tingginya volume kendaraan

Gambar 2 Kemacetan di Jakarta akibat tingginya volume kendaraan


11

Gambar 3 Kemacetan di Jakarta akibat banjir


Gambar 4 Kemacetan di Jakarta akibat tidak disiplin

12

Gambar 5 Kemacetan di Jakarta akibat jalur busway


Gambar 6 Kemacetan di Jakarta di malam hari

13

Simpulan adalah
gambaran umum
seluruh analisis dan
relevansinya
dengan hipotesis
yang sudah
dilakukan.
Simpulan diperoleh BAB Ill
dari uraian analisis, SIMPULAN DAN SARAN
interpretasi, dan
deskripsi yang
tertera dalam bab
analisis. 3.1 Simpulan
Simpulan sering Dengan melihat kemacetan yang semakin parah dan tak kunjung ada jalan
dijumpai dalam keluar untuk menyelesaikan masalah tersebut, hal ini merupakan masalah serius
bentuk penomoran dan tidak dapat dianggap sepele dan harus diatasi semua masyarakat. Selanjutnya
seolah-olah
merupakan kalimat
pemerintah harus memperhatikan perkembangan jalan sesuai dengan pertumbuhan
lepas. Hal itu kendaraan. Dengan pajak yang diperoleh dari kendaraan bermotor seharusnya
kurang baik karena pemerintah lebih memperhatikan pelebaran jalan, memperbaiki rambu-rambu lalu
terasa kaku, lebih lintas yang rusak. Perkembangan kemacetan yang terjadi dari tahun ke tahun selalu
baik tampil dalam semakin parah. Pemerintah juga seharusnya memperhatikan tempat halte yang
paragraf tanpa
nomor.
dibuat aman dan nyaman agar masyarakat dapat menunggu angkutan umum tepat
pada tempatnya.

Subbab 3.2 Ini 3.2 Saran


berisi saran penulis Penulis menyarankan kepada siapa pun yang membaca karya ilmiah ini
tentaang metode mampu untuk memperbaiki kesadaran yang dimulai dari diri sendiri untuk tidak
penelitian lanjutan, egois dalam penggunaan jalan, mempunyai rasatinggi untuk selalu tertib berlalu
penerapan hasil
penelitian, dan lintas, tidak menyerobot dan menghindari keadaan semrawut yang memicu
beberapa saran yang kemacetan semakin bertambah parah. Masyarakat pengguna jalan juga harus patuh
mempunyai terhadap segala peraturan dan rambu yang dibuat oleh yang berwajib, kemudian
relevansi dengan tidak menyepelekan denda atau sanksi-sanksi yang diberikan apabila melanggar
hambatan yang peraturan tersebut. Masalah kemacetan ini tidak akan pernah ada jalan keluar tanpa
dialami.
Saran juga kesadaran bersama dan tindakan bersama antara masyarakat dan pemerintah yang
inforfomasi bagi baik.
peneliti selanjutnya,
lembaga pendidikan
tinggi, atau
pemerintah yang
sedang berkuasa
membuat kebijakan.

14

Ciri khar karya


ilmiah adalah
adanya daftar
pustaka dan
kerangka teori. Ini DAFTAR PUSTAKA
yang membeda-
kannya dengan
karya ilmiah
populer. Agustiar, Dwi Riyanto. 2010. “Angkutan Umum Dibuatkan Jalur Khusus”. Dalam
Majalah Tempo. Jakarta.
Laporan akhir,
skripsi, tesis lazim TVone. 2010. “Rumitnya Parkir di Jakarta”. Jakarta.
dilengkapi dengan
lampiran, seperti
korpus data, lokasi Widiantoro, Wisnu. 2010. “Segera Tata Angkutan Umum”. Dalam Kompas, 9
penelitian, atau Oktober. Jakarta.
bagain instansi yang
diteliti. Dengan Zaenuddin, H.M. 2010. Hei Ini Jakarta Bang! Jakarta: Javamedia.
demikian, pihak-
pihak yang
menerima laporan
dapat
mempertimbangkan
lebih teliti dan
saksama hasil
penelitian tersebut.
http://www.indonesiaindonesia.com/42454-penyebab-kemacetan-jakarta.

http://www.kabarindonesai.com/berita.php?pil.

http://tempointeraktif.com/hg/brk,20100306-
230517.id.html.marschsya.blogspot.com/cara-mengurangi-kemaceta.html.

http//www.detik.com/read/2010/04/20/8-penyebab-kemacetan-jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai