Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemenuhan kebutuhan air minum rumah tangga masyarakat daerah kabupaten/kota


yang terus semakin meningkat seiring dengan pertambahan populasi penduduk, dilakukan
dengan pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM).Kewajiban untuk mengembangkan
SPAM tersebut pada dasarnya adalah merupakan tanggungjawab pemerintah daerah
kabupaten/kota (pemkab/kota). Namun, mengingat masih sangat terbatasnya sumber daya
manusia yang ada di daerah tingkat dua (kabupaten/kota), maka baik pemerintah pusat maupun
pemerintah tingkat satu (provinsi) harus dapat memberikan dukungan dan bantuan teknis
pembinaan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dari daerah tersebut dalam upayanya
melaksanakan penyelenggaraan SPAM secara optimal menyeluruh, berkelanjutan dan dilakukan
secara terpadu dengan prasarana dan sarana sanitasi pada setiap tahapan penyelenggaraannya.
Regulasi terhadap pengembangan sistem penyediaan air minum pada prinsipnya adalah
bertujuan untuk terciptanya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas,
berkuantitas dan berkontinuitas kepada publik dengan harga yang terjangkau, tercapainya
kepentingan yang seimbang antara masyarakat konsumen air minum dan tercapainya
kepentingan yang seimbang antara masyarakat konsumen air minum dan penyedia jasa
pelayanan air minum serta meningkatkan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum (sesuai
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM.
Perkembangan suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh tersedianya sistem prasarana dan
sarana yang menunjang untuk segala aktifitasnya, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Apabila sistem prasarana dan sarana yang ada tidak cukup memadai maka perkembangan
wilayah tersebut akan terhambat. Sistem prasarana dan sarana air bersih merupakan salah satu
hal yang paling penting diperlukan untuk menunjang perkembangan suatu wilayah. Dari segi
kuantitas, sistem penyediaan air bersih harus mampu melayani seluruh penduduk yang ada di
wilayah tersebut terutama pada saat “jam puncak”, dan aliran air harus bisa melayani penduduk
secara terus terus menerus (kontinu). Sedangkan dari segi kualitas air yang di distribusikan
kepada penduduk harus memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah baik dari
aspek fisik, kimia maupun mikrobiologi.

I- 3
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
Unsur-unsur yang membentuk suatu sistem penyediaan air modern, akan meliputi:
 Sumber-sumber penyediaan (sumber air baku).
 Sarana penampungan.
 Sarana penyaluran ke instalasi pengolahan.
 Sarana pengolahan.
 Sarana distribusi.

Dalam perencanaan sarana penyediaan air bagi masyarakat, jumlah dan mutu air
merupakan hal yang paling penting. Gambar 1.1 mengilustrasikan tentang hubungan antara
unsur-unsur fungsional dari suatu sistem penyediaan air bersih.

Gambar 1.1

Kaitan Hubungan Unsur-unsur Fungsional dari

Sistem Penyediaan Air Bersih


Sumber Air Baku

Sarana Penangkap
Air Baku

Sarana Penyaluran
(Transmisi)

Sarana Pengolahan
(IPA)

Sarana Distribusi

Dalam Gambar 1.1, tidak setiap unsur fungsional tersebut akan masuk dalam
perencanaan sistem penyediaan air bersih. Sebagai contoh, apabila kita memanfaatkan air tanah
(ground water) sebagai sumber air baku, maka pada perencanaan sistem penyediaan air bersih
tidak memerlukan unsur penampungan dan penyaluran. Sedangkan apabila kita memanfaatkan
air permukaan (surface water) sebagai sumber air baku, maka unsur penampungan dan
penyaluran sangat diperlukan dalam perencanaan.
Seperti telah diulas sebelumnya, bahwa air bersih merupakan salah satu kebutuhan
pokok dan merupakan barang yang diklasifikasikan sebagai merit good, dimana keberadaanya
merupakan suatu kebutuhan, baik dimusim kemarau maupun dimusim hujan. Dibeberapa
tempat, baik diperkotaan maupun diperdesaan, pemenuhan kebutuhan air bersih merupakan
masalah yang tidak mudah penyelesaiannya. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan sumber air

I- 4
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
yang terbatas dan kebutuhan biaya serta teknologi pengolahan sebelum air yang dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk berbagai kebutuhan “relatif mahal”.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat, khususnya di Kabupaten
Bogor, maka harus dilakukan kajian yang bersifat terus menerus dan menyeluruh agar
permasalahan kekurangan air tidak terjadi lagi dimasa yang akan datang. Salah satu kajian
tersebut diantaranya adalah dengan mengkaji potensi-potensi sumber air yang dapat dijadikan
sebagai air bersih atau air minum baik air permukaan, air tanah dangkal, air tanah dalam dan
mata air di sejumlah daerah yang terdapat dalam wilayah Kabupaten Bogor.
Permasalahan lain yang sering timbul dalam penanganan air bersih adalah keterbatasan
sumber daya, khususnya masalah pembiayaan/keuangan. Untuk menghasilkan air dengan
kualitas yang layak, dan menghantarkannya kepada konsumen maka tidak sedikit biaya yang
harus dikeluarkan untuk kontruksi Intake, Sistem Transmisi, Pengolahan dan Distribusi, juga
untuk Operasional dan Perawatan, apalagi jika air baku yang digunakan adalah air permukaan.
Masalah pembiayaan ini harus mendapat perhatian demi menjaga kesinambungan sistem
penyediaan air bersih tersebut.
Pengelolaan yang baik, berawal dari perencanaan yang baik, secara teknis, keuangan,
kelembagaan, dan sosial budaya. Untuk itu perlu dilakukan perencanaan dasar dan pedoman
yang selanjutnya disusun dalam bentuk rencana induk (masterplan) air bersih di Kabupaten
Bogor dengan harapkan dapat menghasilkan butir-butir penting dalam pengelolaan air bersih di
Kabupaten Bogor.
Pada tahun 2007 Bappeda Kabupaten Bogor telah menyusunan Masterplan Air Bersih
untuk perencanaan tahun 2007-2022, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat
ketidaksesuaian antara rencana dalam masterplan dengan implementasi pembangunan sarana
air bersih. Dalam rangka memberikan gambaran dan untuk lebih terarahnya pembangunan
prasarana dan sarana air bersih yang akan dibangun di Kabupaten Bogor, maka perlu di susun
suatu master plan atau rencana induk sistem penyediaan air minum (RISPAM) yaitu suatu
rencana jangka panjang 20tahunyang merupakan bagian dari perencanaan air bersih di suatu
kota atau kawasan yang berisikan periode, tahapan, proyeksi, dimensi komponen-komponen
utama sistem, prakiraan biaya dan keuntungan yang didapat, sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
Rencana induk pengembangan sistem penyediaan air minum Kabupaten Bogor ini
diharapkan nantinya akan dapat lebih melengkapi dan memantapkan ploting tahapan rencana

I- 5
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
pengembangan SPAM di wilayah administrasi Provinsi Jawa Barat pada umumnya dan di wilayah
administrasi Kabupaten Bogor pada khususnya.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum(RISPAM) di Kabupaten
Bogor adalah dalam rangka untuk menunjang peningkatan pelayanan air minum sejalan dengan
program MDG’S (Millenium Development Goals) dimana setengah dari penduduk yang belum
memperoleh pelayanan air minum yang aman dapat memperoleh akses pelayanan air minum.
Pada tahun 2013 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum menetapkan
target bahwa di tahun 2020 akses masyarakat terhadap infrastuktur dasar permukiman menjadi
100 %, dengan memanfaatkan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki oleh Kabupaten
Bogor serta sumber dana lainnya sesuai dengan PP 16/2005 bahwa Air Minum menjadi
tanggung jawab bersama.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka maksud dari kegiatan penyusunan rencana
induk sistem penyediaan air minum di Kabupaten Bogor, adalah :
1. Mengidentifikasi kebutuhan air minum pada daerah studi perencanaan.
2. Membantu Pemerintah kabupaten Bogor dalam menyusun rencana induk pengembangan
SPAM di daerahnya.
3. Mengetahui program yang dibutuhkan untuk pencapaian target pelayanan SPAM yang
terukur pada setiap tahapan rencana (per 5 tahun).
4. Memberikan masukan bagi pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dalam upaya
mengembangkan prasarana dan sarana air minum di Kabupaten Bogor melalui program yang
berkelanjutan serta terpadu dengan prasarana dan sarana sanitasi lingkungan.
5. Mengevaluasi, updating data dan informasi terbaru mengenai kebutuhan air masyarakat dan
keberadaan sumber air di Wilayah Kabupaten Bogor.
6. Mengevaluasi potensi sumber air baku bagi penyediaan air bersih yang bersumber dari air
permukaan, air tanah dangkal dan air tanah dalam serta mata air di Kabupaten Bogor.
7. Mengevaluasi dan menyusun perencanaan dasar penyediaan dan pemanfaatan air baku.
8. Menganalisa kebutuhan investasi dalam penyediaan sarana air bersih.
Sedangkan tujuan drai kegiatan penyusunan rencana induk sistem penyediaan air
minum di Kabupaten Bogor adalah:
1. Menghasilkan draft dokumen rencana induk pengembangan SPAM, yang akan dapat
menjadi pedoman penyelenggaraan pengembangan SPAM di wilayah studi perencanaan

I- 6
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
Kabupaten Bogor hingga 20 tahun kedepan (2034) dan nantinya dilegalkan dan ditetapkan
oleh Surat Keputusan Bupati Kabupaten Bogor.
2. Tersedianya pedoman bagi pengambilan dan pemanfaatan sumber air bersih.
3. Terpenuhinya kebutuhan air bersih dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang
memenuhi persyaratan air minum bagi masyarakat sepanjang tahun.
Berdasarkan maksud dan tujuan tersebut diatas, maka sasaran kegiatan ini adalah untuk
memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang Rencana Induk System Pengembangan
Air Minum (RISPAM) di Kabupaten Bogor, agar upaya pengelolaan sumberdaya air secara
terpadu, efisien dan berkelanjutan (suistanable) yang dapat memenuhi kebutuhan air untuk
kegiatan manusia, meliputi:
1. Tersedianya sumber-sumber air baku yang bisa dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan
air bersih yang bersumber dari air permukaan, air tanah dangkal dan air tanah dalam serta
mata air.
2. Tersedianya peta digital potensi sumber-sumber air bersih di Kabupaten Bogor dalam format
SIG (Sistem Informasi Geografis).
3. Tersusunnya rencana pengelolaan air bersih bagi masyarakat.
4. Tersusunnya rencana anggaran investasi dalam penyediaan sarana air bersih.

C. PEDOMAN DAN KRITERIA


Penyusunan Rencana Induk System Pengembangan Air Minum (RISPAM) ini harus
memenuhi beberapa kriteria teknis, diantaranya adalah:
1. Periode Perencanaan
Periode perencanaan suatu sistem air bersih perlu disinkronkan dengan tahapan
perencanaan induk kota dengan jangkauan waktu selama 20 tahun. Perencanaan tersebut
harus dibagi dalam beberapa tahapan dimana periode setiap tahapan adalah 5 tahun
dengan memperhitungkan peningkatan pelayanan.
2. Pedoman Perencanaan

NO INDIKATOR TARGET PERENCANAAN


1 Tingkat Konsumsi Air 190 L/Org/Hr
2 Hidran Kebakaran Harus ada 1 WTP/unit
3 Sumber Air Baku Air Permukaan, Mata Air ……. Liter/detik
4 Tekanan Air di titik kritis distribusi utama ≥ 10 m kolom air
5 Kualitas Air Air Bersih Layak untuk di pakai/konsumsi
6 Waktu Pengoperasian 24 Jam

I- 7
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
3. Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air bersih ditentukan berdasarkan :
a. Penduduk yang dilayani (domestik)
b. Tingkat pemakaian air per kapita per hari
c. Kebutuhan non domestik (jasa, komersial, industri, sosial dll)
4. Pengembangan Air Baku
Dikaji semua potensi sumber air baku yang ada, namun dalam tahapan
pembangunandidasarkan pada investasi yang paling murah dan kelayakan teknisnya
(keandalan,kelestarian, dan upaya pengamanan). Penggunaan air tanah hanya
dipertimbangkanpadakeadaan khusus.
5. Komponen Utama Sistem
Komponen utama sistem penyediaan air bersih harus mampu untuk mengalirkan airagar
dapat memenuhi hari maksimum dan kemampuan jaringan distribusi untukmemenuhi
kebutuhan jam puncak dari kebutuhan rata-rata atau ditentukan dari hasilsurvey daerah
pelayanan. Komponen utama sistem penyediaan air bersih meliputi :
- Intake/ Sumber air baku
- Transmisi
- Instalasi PengolahanAir (IPA)
- Reservoir
- Jaringan distribusi utama
6. Kualitas Air
Kualitas air yang diterima pelanggan harus memenuhi standar air bersih
berdasarkanPeraturan Menteri Kesehatan yang berlaku.
7. Tekanan Air
Tekanan maksimum dalam pipa pada umumnya dibatasi sekitar 80 meter kolom airtekanan
minimum umumnya dibatasi 10 meter kolom air.

8. Kaidah teknis penyusunan RISPAM Ditjen Cipta Karya


KAIDAH TEKNIS
CARA PERHITUNGAN- ANALISIS SUMBER DATA
PENYUSUNAN RISPAM

I. KONDISI UMUM DAERAH 1.1 Jelaskan keadaan daerah: geografis (dataran 1. Kabupaten/ Kota Dalam
1.1 Kondisi Fisik Daerah rendah, pegunungan), geologis, hidrologis, Angka (BPS)
1.2 Sarana dan Prasarana topografis, klimatologis. Manfaatkan data 2. RTRW
1.3 Sosial, Ekonomi, dan Budaya sekunder. Harus ada peta-peta kab/kota, (BapedaKota/Kabupaten)
1.4 SaranaKesehatan Lingkungan kecamatan, berisi batas administrasi,
1.5 Ruang dan Lahan kawasan perumahan, industri, pendidikan,

I- 8
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
KAIDAH TEKNIS
CARA PERHITUNGAN- ANALISIS SUMBER DATA
PENYUSUNAN RISPAM
1.6 Kependudukan fasum, fasos, jalan, dll.
1.2 Sebutkan sarana dan prasarana yang ada,
meliputi: pengelolaan air limbah,
persampahan, drainase, listrik, telefon, jalan,
daerah wisata.
1.3 Jelaskan kondisi social, ekonomi, dan budaya
masyarakat setempat, buatkan tabel-
tabelnya: PDRB, pekerjaan, adat-tradisi-
budaya, migrasi (urbanisasi), industri, dll.
1.4 Uraikan sarana kesehatan dan sanitasi
lingkungan, statistik kesehatan, insidensi
sakit, angka kelahiran, kematian, data
penyakit menular lewat air
(pemula atauwaterborne deseases), dan
penyakit yg diakibatkan oleh kekurangan air
seperti penyakit gangguan kulit (water
ralated deseases).
1.5 Uraikan dan tabelkan semua penataan ruang
dan lahan, rencana pengembangan kota,
perubahan tataguna lahan.
1.6 Uraikan data kependudukan, yang meliputi
jumlah penduduk, kepadatan, dan
penyebarannya, dirinci perkecamatan /
kelurahan / desa (dalam bentuk tabel).
II. KONDISI SPAM EKSISTING
2.1 Sistem Teknis 1. PDAM,
2.1.1 Ibukota Kabupaten 2.1 Sistem Teknis: 2. BPS
*Jaringan Perpipaan (JP) * Jelaskan data tingkat pelayanan (coverage 3. BAPPEDA Kota/Kabupaten
*Bukan Jaringan Pipa (BJP) area) air minum (PDAM, UPTD/BLU, KSM, 4. Dinas PU Kabupaten,
2.1.2 IKK BUS, Koperasi) 5. Dinas Kesehatan
*JP * Jelaskan data tingkat konsumsi air Kabupaten,
2.1.3. Perdesaan (liter/orang/hari) 6. Dinas Koperasi & UKM
*JP - Tingkat konsumsi JP 7. Dispenda
*BJP (Terlindungi & Tak - Tingkat konsumsi BJP 8. Bangda
Terlindungi) * Jelaskan NRW/ ATR/ kebocoran air

Untuk JP Ibukota Kabupaten, diuraikan secara


detail meliputi:
(1) Unit Air Baku
(2) Unit Produksi
(3) Unit Distribusi
(4) Unit Pelayanan

Dibuat peta wilayah perkotaan dan


perdesaan, daerah mana yang sudah
terlayani SPAM dan yang belum terlayani JP
maupun BJP terlindungi.

Untuk BJP Ibukota Kabupaten, diuraikan


dalam bentuk tabulasi berikut ini:

Untuk JP IKK dan Perdesaan,


ditampilkan/diuraikan dalam bentuk tabel
berikut ini.

I- 9
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
KAIDAH TEKNIS
CARA PERHITUNGAN- ANALISIS SUMBER DATA
PENYUSUNAN RISPAM
2.2 Sistem Non Teknis 1. PDAM
2.2.1 Kelembagaan 2.2.1. 2. BAPPEDA Kabupaten,
2.2.2 Pengaturan · Kelembagaan PDAM yang sudah ada yang 3. Dinas PU Kabupaten,
2.2.3 Pembiayaan meliputi struktur organisasi, 4. Dinas Kesehatan
tugas/wewenang masing-masing personil Kabupaten,
yang sudah di-SK-kan oleh Bupati/Walikota 5. Dinas Koperasi & UKM
(sebagai Pembina PDAM).
· Badan usaha atau lembaga yang mengurus
JP non PDAM yang ditetapkan oleh Bupati.
· Lembaga pengelola SPAM swasta/Badan
Usaha Swasta atau KSM (Kelompok Swadaya
Masyarakat).
· Pengurus distribusi air minum TA (terminal
air), HU (hidran umum) yang ditetapkan oleh
Direktur PDAM
2.2.2
· Peraturan tentang pembentukan
PDAM, BUS, Koperasi, kelompok masyarakat
dan peraturan pelayanan.
2.2.3
· Identifikasi pola pembiayaan pembangunan
prasarana SPAM (APBN, APBD, Pamsimas,
PDAM, Swadaya Masyarakat)
· Indentifikasi pembiayaan operasional SPAM
· Kinerja pengelola SPAM (manajemen, teknis
dan keuangan)
III. STANDAR / KRITERIA
PERENCANAAN 3.1dan 3.2 1. Permen PU 18/2007
3.1 Standar Kebutuhan Air * Berisi standar dan kriteria yang akan 2. Permen PU 01/2010
3.1.1 Kebutuhan Domestik digunakan dalam pengembangan SPAM
3.1.2 Kebutuhan Nondomestik * Parameter yang perlu diperhatikan :
3.2 Kriteria Perencanaan kondisi eksisting
3.2.1 Unit Air Baku arah pengembangan kota
3.2.2 Unit Transmisi * Cara menentukan Standar kebutuhan
3.2.3 Unit Produksi Domestik
3.2.4 Unit Distribusi JP Domestik
3.2.5 Unit Pelayanan Air yang terdistribusikan oleh pengelola
3.3 Periode Perencanaan SPAM dikurangi tingkat kebocoran, dibagi
3.4 Kriteria Daerah Layanan dengan jumlah jiwa terlayani (asumsi 1 SR=
…. orang, sesuaikan data BPS setempat;
asumsi 1 HU= ±100 Orang atau sesuaikan
data eksisting pemanfaatan HU).
Jika tidak ada sistem
Kebutuhan air dilakukan perbandingan
dengan wilayah tingkat karakteristik yang
sama.

* BJP Domestik
Disamakan dengan perhitungan kebutuhan JP
Domestik

Cara menentukan Standar kebutuhan non-


domestik
JP Non Domestik
Standar kebutuhan JP Non Domestik ,
yaitu tambahan 15% dari kebutuhan air
domestik sesuai dengan Permen PU No.
18/2007 atau sesuai dengan kebutuhan non-
domestik yang direncanakan.

I -10
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
KAIDAH TEKNIS
CARA PERHITUNGAN- ANALISIS SUMBER DATA
PENYUSUNAN RISPAM

Standar kebutuhan air domestik dan non-


domestik. Domestik perkotaan: 120 - 150
l/o/h (liter per orang per hari) sesuai dengan
Permen PU No. 18/2007

Domestik perdesaan: minimal 60 l/o/h


sesuai denganPermen PU No. 18/2007

Non-domestik: Tambahan 15% x


kebutuhan domestik sesuai dengan Permen
PU No. 18/2007 disesuaikan kebutuhan
spesifik lokasi/daerah.

3.2.1 Pilih sumber air baku yang memenuhi syarat


kualitas (Permenkes No 492 tahun 2010),
kuantitas (jika debit minimum pada akhir
musim kemarau melebihi kebutuhan air pada
periode perencanaan) dan kontinyuitas (cek
debit akhir musim kemarau). Pilih debit yang
memenuhi kebutuhan proyeksi 15-20 tahun.
3.2.2 Transmisi air baku dan transmisi air olahan
(menggunakan saluran tertutup dengan pipa
kecuali air baku boleh dengan saluran
terbuka yang terlindungi).
3.2.3 Sistem pengolahan air: (1) Pengolahan
Lengkap, (2) Pengolahan Parsial.
3.2.4 Pola sistem distribusi: (1) Pola Cabang, (2) Pola
Cincin.
3.3 Periode perencanaan antara 15 – 20 tahun
dan dievaluasi setiap 5 tahun.
3.4 Daerah yang diprioritaskan daerah rawan air,
tinggi kepadatan penduduknya, daerah
strategis (wisata, industri, perkantoran).
Upayakan daerah yang BJP tak terlindungi
dijadikan BJP terlindungi atau diubah menjadi
JP dengan parameter sosial ekonominya.
IV. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
4.1 Rencana Pemanfaatan Ruang 4.1 Uraian mengacu pada data RTRW, 1. RTRW
4.2 Rencana Daerah Pelayanan disertai petapemanfaatan ruang. 2. PDAM
4.3 Proyeksi Jumlah Penduduk 4.2 Pembuatan blok pelayanan yang disesuaikan
4.4 Kebutuhan Air Minum dengan kondisi topografi, sebaran penduduk,
dan peruntukan daerah (wisata, industri,
perkantoran) kemudian dipetakan.
4.3 Data demografi 10 tahun terakhir. Sebaran
dan kepadatan penduduk. Proyeksi-
à Menggunakan dataproyeksi penduduk dari
data sekunder (misal RTRW)
4.4 Kebutuhan air minum menggunakan
parameter: (1) tingkat pelayanan, (2) tingkat
konsumsi air, (3) penurunan kehilangan air
V. POTENSI AIR BAKU
5.1 Potensi Air Permukaan 5.1 Sebutkan semua air permukaan yang ada: 1. SDA
5.2 Potensi Air Tanah sungai, danau, waduk, embung, muara baik 2. PDAM
5.3 Neraca Air tulisan maupun berupa peta. Debit rerata
5.4 Alternatif Sumber Air Baku musim hujan & kemarau dan debit
5.5 Perizinan minimumnya. Kualitas air musim hujan &
kemarau.
5.2 Idem untuk air tanah. Catat juga elevasi

I -11
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
KAIDAH TEKNIS
CARA PERHITUNGAN- ANALISIS SUMBER DATA
PENYUSUNAN RISPAM
sumber air (broncaptering), intake dan
jaraknya dari daerah pelayanan tulisan dan
Peta.
5.3 Neraca air: Debit yang sudah dimanfaatkan,
debit sisa, potensi yang masih bisa
dimanfaatkan, data curah hujan 5 tahun
terakhir.
5.4 Pilihan sumber air yang digunakan. Kaji secara
teknis pemanfatannya, secara eknomis, dan
aman bagi lingkungan, kualitas air menjadi
pertimbangan dalam pemilihan sumber air
yang digunakan
5.6 Usulan izin pemanfaatan air baku (SIPA) dan
debit yang dimanfaatkan, bagi lokasi
pengambilan yang belum ada SIPA-nya,
uraikan tata-cara proses pembuatan SIPA.
VI.RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
6.1 Rencana Sistem Pelayanan 6.1 Jelaskan rencana pola pemanfaatan ruang 1. Analisis
6.2 Rencana Pengembangan SPAM wilayah pengembangan pelayanan (zonasi)
6.3 Kapasitas Sistem serta tingkat pelayanannya
6.4 Rencana Penurunan Kebocoran6.2 Jelaskan rencana pengembangan SPAM
meliputi pentahapan 5 tahunan SPAM
Perkotaan dan Perdesaan termasuk unit-unit
pelayanannya (unit produksi, distribusi dan
pelayanan)
6.3 Jelaskan kapasitas pelayanan pengembangan
perkotaan (ibukota kabupaten dan masing-
masing IKK, baik IKK pengembangan maupun
IKK baru, termasuk prioritas dan urgensinya
dalam pentahapan pengembangan SPAM)
termasuk BJP, juga dijelaskan pengembangan
perdesaan termasuk prioritas dan urgensinya
dalam pentahapan pengembangan SPAM
baik JP maupun BJP
6.4 Jelaskan kiat-kiat penurunan kebocoran
berdasarkan informasi dari data eksisting
SPAM. Buatlah peta pengembangan SPAM
dengan peta dasar dari peta RTRW
VII. RENCANA PENDANAAN / 7.1 Besaran rencana biaya / investasi yang
INVESTASI dibutuhkan yang dituangkan dalam rencana 1. RAB (konsep teknis
7.1 Kebutuhan Investasi, Sumber, anggaran biaya pengembangan SPAM. Pola pengembangan SPAM)
Pendanaan. Investasi disesuaikan dan dilakukan dengan 2. BPS
7.2 Dasar Penentuan Asumsi rencana pentahapannya termasuk sumber 3. Kebijakann tartif daerah
Keuangan. pendanaan disesuaikan dengan peraturan setempat
7.3 Analisa Kelayakan Keuangan dan ketentuan yang ada seperti pendanaan 4. Bank Indonesia
sumber dari APBN SDA, produksi dari APBN 5. PP 16/2005
DJCK, dan distribusi jaringan dari APBN/APBD6. Permen PU 18/2007
I, atau distribusi jaringan pelanggan bisa 7. Permendagri 23/2006
didapat dari APBD II/PDAM 8. Analis
7.2. Asumsi-asumsi yang berhubungan langsung
dan tidak langsung dengan perhitungan
proyeksi keuangan /finansial seperti: Indeks /
tingkat inflasi, tahun dasar proyeksi, jangka
waktu proyeksi, tingkat suku bunga/diskon
faktor/BI rate, tingkat inflasi, kebijakan
kenaikan tarif (yang diharapkan), masa
tenggang pembayaran bunga dan cicilan, loan
disbursement, dan kebijakan lainnya.
7.3. Analisis kelayakan keuangan dinilai dengan

I -12
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
KAIDAH TEKNIS
CARA PERHITUNGAN- ANALISIS SUMBER DATA
PENYUSUNAN RISPAM
melihat kelayakan keuangan/finansial untuk
investasi pengembangan RI SPAM yaitu
besaran IRR, NPV,PayBack
Periode, sensitivity analysis, BCR. Investasi
disebut layak untuk diimplementasikan
apabila : IRR > diskon faktor/BI Rate dan NPV
positif
VIII. RENCANA PERATURAN 8.1 Bentuk altermatif kelembagaan pengelolaan
KELEMBAGAAN SPAM: BUMD (Badan Usaha Milik Daerah 1. PP 16/2005
8.1 Bentuk Kelembagaan /PDAM), BUS (Badan Usaha Milik Swasta), 2. Permendagri No. 61/2007
8.2 Struktur Organisasi Koperasi, BLU (Badan Layanan Umum), KSM 3. Permendagri No. 2/2007
8.3 Kebutuhan SDM (kelompok Swadaya Masyarakat) 4. Kepmendagri No.
8.2 Struktur organisasi kelembagaan yang 130/2003
diperlukan, uraikan tugas dan tanggung
jawabnya.
Struktur organiasi pengelolaan SPAM (BUMD)
yaitu:
* Regulator: Kepala Daerah
* Operator penyelenggara: Direksi /Pengawas.
8.3 SDM yang dibutuhkan untuk operasi/rawat
SPAM: sarjana teknik lingkungan, teknik
mesin/elektro, teknik sipil, ekonomi, hukum,
dll (sesuai dengan kebutuhan). Sesuaikan
latar belakang pendidikan dengan job
deskripsi dari struktur organisasi.

D. SUMBER PENDANAAN

Pendanaan kegiatan Penyusunan Rencana Induk System Pengembangan Air


Minum(RISPAM) di Kabupaten Bogor bersumber dari APBD Kabupaten Bogor Tahun
2014 yang tercantum pada DPA Bappeda Kabupaten Bogor yaitu sebesar
Rp. 300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah) dengan biaya belanja Jasa Pihak Ketiga
senilai Rp. 265.300.000,- (Dua Ratus Enam Puluh Lima Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah).

E. INSTANSI PENGGUNA

Instansi pengguna barang dan jasa kegiatan ini adalah Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor.

I -13
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
BAB II
PELAKSANAAN PEKERJAAN

F. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1. Lingkup Wilayan Perencanaan

Ruang lingkup wilayah perencanaan pekerjaan penyusunan Rencana Induk System


Pengembangan Air Minum (RISPAM) di Kabupaten Bogor adalah wilayah administrasi
Kabupaten Bogor.Peta wilayah administrasi Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Gambar
2.1.
Gambar 2.1.
PETA ADMINISTRASI KABUPATEN BOGOR

2. Lingkup Substansi Pekerjaan

Ruang lingkup substansi pekerjaan penyusunan Rencana Induk System


Pengembangan Air Minum (RISPAM) di Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut;
a. Melakukan kajian kebutuhan air bersih bagi masyarakat untuk proyeksi 20 (dua puluh)
tahun ke depan berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk, karena merupakan dasar
perencanaan penentuan biaya investasi.

I -14
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
b. Melakukan kajian potensi sumber-sumber air baku dari air permukaan, air tanah dangkal
dan air tanah dalam serta mata air.
c. Menganalisa kualitas air baku.
d. Melakukan penataan zonasi air tanah.
e. Membuat peta potensi sumber-sumber air baku dalam format GIS.
f. Melakukan kajian air tanah hasil pendugaan geolistrik berdasarkan korelasi geologi dan
geohidrologi.
g. Menyusun rencana pengelolaan air bersih bagi masyarakat.

G. DASAR HUKUM

Dasar hukum yang berhubungan dengan kegiatan penyusunan Rencana Induk System
Pengembangan Air Minum (RISPAM)di Kabupaten Bogor adalah langkah kompilasi atau
pengumpulan data produk statuter secara sistematis terhadap peraturan perundang-undangan
yang ada, dimulai dari tingkat pusat dan seterusnya sampai tingkat daerah. Fokus utama
identifikasi ini akan terkait dengan produk-produk hukum yang telah ada selama ini.
Namun demikian, bila di anggap perlu akan diidentifikasi juga produk-produk hukum
lainnya yang dianggap relevan. Di tingkat pusat, produk hukum dimaksud akan meliputi Undang-
Undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden (Perpres), Keputusan Menteri
(Kepmen) serta keputusan-keputusan lainnya pada tingkat yang lebih rendah. Produk/dasar
hukum tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4377);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

I -15
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 126.
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5188);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4624);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4624);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor82,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4858);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4859);
12. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur;
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai.
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air .

H. TAHAPAN PEKERJAAN

1. Persiapan/pengumpulan data dasar perencanaan dan survey


Untuk efisiensi waktu dan efektifitas kegiatan, perlu persiapan yang matang dan pengenalan
kondisi awal lapangan sehingga memudahkan dan menyesuaikan dengan rencana kerja yang
I -16
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
akan dilaksanakan serta kegiatan pengumpulan data dasar perencanaan sebagai data
penunjang, meliputi :
 Persiapan administrasi.
 Persiapan personil.
 Persiapan peralatan.
 Pengumpulan laporan hasil studi yang ada.
 Fungsi strategis kawasan (RTRW Kabupaten Bogor).
 Data keadaan fisik dasar dan peta yang meliputi topografi, hidrologi, geohidrologi,
klimatologi, fisiografi, geologi dan sumber-sumber air.
 Sumber-sumber air baku yang bisa dimanfaatkan berupa air permukaan, air tanah
dangkal, air tanah dalam dan mata air.
 Data daerah pengaliran sungai (DPS) meliputi topografi, morfologi dan sifat tanah.
 Data curah hujan dan tangkapan air.
 Penggunaan lahan dan rencana tata guna lahan.
 Data demografi saat ini dan 10 tahun terakhir, penyebaran penduduk dan kepadatan.
 Data sosial ekonomi-karakteristik wilayah dan kependudukan ditinjau dari aspek sosial
ekonomi (meliputi : perkembangan PDRB, mata pencaharian dan pendapatan, adat
istiadat, tradisi dan budaya, perpindahan penduduk dan pengaruhnya terhadap
urbanisasi dan kondisi ekonomi masyarakat).
 Data kesehatan-kondisi sanitasi dan kesehatan lingkungan (meliputi : statistik
kesehatan/kasus penyakit, angka kelahiran, kematian dan migrasi; data penyakit yang
buruk dan sarana pelayanan kesehatan).
 Sarana dan prasarana kota yang ada / infrastuktur (meliputi : air minum, drainase,
sanitasi / sampah / limbah, kawasan strategis / pariwisata / industri).
 Melakukan survey pendahuluan.
 Menyusun laporan pendahuluan dan memaparkan hasilnya.

2. Analisa Potensi Sumber Daya Air


Analisa ini untuk mengetahui besarnya kebutuhan air yang ditentukan berdasarkan :
 Proyeksi penduduk,
 Pemakaian air (dengan angka pemakaian air perkapita per hari berkisar untuk kota
sedang : 150 ltr/orang/hari; kota kecil : 130 ltr/orang/hari, kota-desa : 100
ltr/orang/hari),
 Tingkat pelayanan,
I -17
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
 Kebutuhan air lainnya,
 Kebutuhan hari maksimum,
 Kehilangan air dan
 Kapasitas sistem.
 Analisa ini dilakukan untuk berbagai keperluan yang dapat dilayani oleh sumber-sumber
air yang bermanfaat untuk masyarakat, yang meliputi :
 Potensi air yang tersedia, termasuk debit air dan curah hujan.
 Kebutuhan air untuk domestik dan non domestik.
 Kualitas air terhadap fisika (visual), kimia (warna, bau, rasa) dan biologi (makhluk
hidup).
 Analisa laboratorium untuk menguji kualitas air sesuai dengan standar baku mutu
air bersih atau air minum.

3. Kajian Geohidrologi
Kajian geohidrologi dilakukan terhadap :
 Geohidrologi regional.
 Geohidrologi lapangan.

4. Analisa Sosial
Analisa mengenai hal-hal yang terkait dalam penyusunan Rencana Induk System
Pengembangan Air Minum (RISPAM), antara lain:
 Menganalisa proyeksi tingkat pertumbuhan penduduk.
 Pola kebiasaan dalam mengkonsumsi air.
 Persepsi masyarakat dalam pemanfaatan air.
 Prosentase penggunaan jamban.
 Kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih.

5. Analisa Ekonomi
Nilai ekonomi yang perlu dianalisa untuk potensi sumber air bersih sehingga mempunyai
nilai manfaat, antara lain :
 Melakukan perhitungan investasi penyediaan sarana dan prasarana air bersih.
 Menyusun program investasi tahunan untuk penyediaan sarana dan prasarana air
bersih.

I -18
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
I. OUTPUT PEKERJAAN
Output Pekerjaan Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum (RISPAM) Kabupaten
Bogor ini meliputi :
a. Kompilasi Data
Pekerjaan kompilasi data merupakan proses seleksi data, tabulasi data dan
pengelompokan/sistematika data sesuai dengan kebutuhan. Hasil yang diharapkan adalah
tersusunnya kompilasi data yang disajikan secara sistematik dan siap dianalisa, dilengkapi
dengan tabel, angka-angka, diagram dan peta.
Jenis data dan sistematika kompilasi data yang disajikan adalah semua data-data yang telah
diperoleh pada tahap pengumpulan data yang disesuaikan dengan.
b. Laporan
Laporan berisi himpunan semua data, informasi, hasil analisa dan evaluasi yang telah
disusun, dirangkum dan disimpulkan. Laporan memuat pula tentang hasil kegiatan diskusi
dan presentasi sebagai bagian dari upaya mengoptimalkan hasil Rencana Induk Sistem
Pengembangan Air Minum (RISPAM). Laporan-laporan yang dibuat pelaksana pekerjaan
adalah :
1. Laporan Pendahuluan
Disusun paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak diterbitkannya Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK).
Laporan berisi rencana kerja, metode dan jadwal penugasan tenaga ahli dalam
menyelesaikan pekerjaan, dan digandakan sebanyak 6 (enam) buku
Laporan dipaparkan dalam rapat pembahasan yang menghadirkan tenaga ahli, tim
teknis dan Dinas/SKPD terkait di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor.
2. Laporan Antara
Disusun paling lama pada hari ke 60 (Enam Puluh ) hari kalender sejak diterbitkannya
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
Laporan berisi tentang hasil kajian literatur dan kompilasi data hasil survey lapangan
berikut analisanya yang meliputi potensi sumber daya air, analisa sosial, analisa
ekonomi, kajian final tentang potensi sumber daya air (sumber air bersih), analisa
ekologi, rekomendasi-rekomendasi yang berkaitan dengan Penyusunan Masterplan
Air Bersih, analisa ekologi dan digandakan sebanyak 5 (lima) buku.
Laporan dipaparkan dalam rapat pembahasan yang menghadirkan tenaga ahli, tim
teknis dan Dinas/SKPD terkait di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor.

I -19
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
3. Laporan Akhir
Disusun paling lama pada hari ke 90 (Sembilan Puluh) hari kalender sejak
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) atau saat berakhirnya kontrak kerja.
Laporan merupakan hasil akhir kerja konsultan setelah mengakomodasi berbagai
masukan dari tenaga ahli , tim teknis dan Dinas/SKPD terkait di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Bogor.
Seluruh hasil pekerjaan laporan akhir terdiri dari :
- Buku laporan akhir sebanyak 14 ( Empat Belas) buku,
- Album peta ukuran A-1 sebanyak 5 (lima) album dan peta ukuran A0 sebanyak 5
(lima) album/exemplar
- Executive summary 5 (Lima) buku/ eksemplar
- Data hasil survey, laboratorium sebanyak 5 (lima) eksemplar
- Compact Disk (CD) untuk data Peta Digital sebanyak 6 buah
- Compact Disk (CD berisi Laporan-laporan sebanyak 12 (Dua Belas) unit

J. LINGKUP PEKERJAAN DAN JENIS KEGIATAN


Lingkup pekerjaan yang tercakup dalam kerangka acuan ini adalah :
1. Persiapan
Pada tahap pekerjaan persiapan Konsultan harus melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
a. Koordinasi dengan direksi pekerjaan.
b. Pengumpulan data awal, data primer dan sekunder, buku‐buku referensi yang
c. berhubungan dengan pekerjaan ini sebagai bahan referensi medan/lapangan dan untuk
d. penyempurnaan program kerja sehingga akan dicapai suatu hasil pekerjaan yang
e. maksimal.
f. Desk studi dan diskusi awal
g. Pembuatan dan penyususunan program kerja, pembagian tugas dan pengarahan.

2. Melakukan survey dan pengukuran Rencana Pengembangan dan Penyediaan Sarana Air
Bersih di wilayah perencanaan dan sekitarnya. Kegiatan survey ini meliputi :
a. Survey Lapangan untuk mengetahui kondisi eksisting daerah.
b. Survey Air Baku untuk mengetahui kondisi debit air baku serta kualitasnya.
c. Survey Topografi, meliputi pemetaan situasi lokasi bangunan (captering,
bakpenampung) skala 1 : 1.000 atau 1 : 2.000 dan trase pipa skala horisontal 1 : 1.000

I -20
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
atau1 : 2.000 skala vertikal 1 : 100, serta pemetaan situasi lokasi bangunan IPA skala :
1.000atau 1 : 2.000
d. Survey Permintaan Nyata
e. Survey Haga Satuan

3. Evaluasi, Analisis dan Perencanaan Teknis, meliputi :


a. Evaluasi dan analisis teknis kondisi kawasan perencanaan, yaitu :
1) Fungsi strategis kawasan perencanaan dari produk Rencana Tata Ruang
KawasanPerkotaan (RTRK), RTBL dan Rencana Detail Tata Ruang (Rencana Rinci
Kota)
2) Kondisi topografi kawasan perencanaan melalui analisis foto udara (skala 1 : 20.000–
1 : 5.000) dan peta topografi (skala 1 : 5.000 atau disesuaikan dengan luas
daerahstudi/ perencanaan)
3) Data dan gambaran umum hidrologi, sumber air, klimatologi dan geologi daridaerah
studi
4) Data demografi saat ini dan 10 tahun terakhir, penyebaran penduduk dankepadatan
5) Data sosial, budaya, ekonomi, dan karakteristik wilayah yang meliputi :
 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
 Mata Pencaharian dan Kepadatan Penduduk
 Pengeluaran biaya hidup per bulan per keluarga
 Adat istiadat , tradisi, dan budaya
6) Data Kesehatan, kondisi sanitasi dan lingkungan yang meliputi :
 Statistik kesehatan/ kasus penyakit
 Angka kelahiran, kematian dan migrasi
 Data penyakit akibat kualitas air yang buruk
 Sarana pelayanan kesehatan
7) Sarana dan prasarana kota yang ada (infrastruktur), meliputi : ar bersih,
drainase,pembuangan air limbah dan sampah, listrik, telepon, jalan dan sarana
transportasi,kawasan pariwisata, kawasan industri, kawasan perdagangan,
kesehatan dan sosialbudaya serta pendidikan.

b. Evaluasi kondisi air bersih yang ada, meliputi :


1) Teknis
 Jangkauan Pelayanan
I -21
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
 Tingkat Pelayanan
 Tingkat Konsumsi
 Periode Pelayanan
 Kinerja Sitem Air Bersih
 Prosedur dan kondisi operasi serta pemeliharaan
 Tingkat kehilangan air
2) Non Teknis
 Organisasi dan tata kerja
 Kondisi dan kinerja karyawan
 Kondisi dan kinerja keuangan
 Struktur dan nilai tarif air bersih
 Peraturan daerah yang berlaku
3) Analisis terhadap hasil survey permintaan nyata dari masyarakat, yaitu meliputi :
a) Tingkat kesulitan masyarakat mendapatkan alternatif sumber air bersih
b) Penentuan keinginan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan air bersih
c) Penentuan standar pemakaian air bersih
d) Penelitian tingkat kemauan dan kemampuan masyarakat dalam membeli air
e) Survey dapat dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan.
4) Identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembanganHal‐hal yang perlu
diidentifikasi antara lain :
a) Tingkat dan cakupan pelayanan yang ada
b) Unjuk kerja pelayanan
c) Tingkat kehilangan air
d) Jumlah calon pelanggan terdaftar/ potensial
e) Kapasitas yang belum dimanfaatkan (idle Capasity)
f) Kebutuhan pengembangan jaringan distribusi dan/ atau kapasitas pengolahan
g) Unjuk kerja kelembagaa, sumber daya manusia dan keuangan

5) Perkiraan kebutuhan air


Kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan fungsi kawasan perencanaan dan
aktifitasmasyarakat di kawasan tersebut, yaitu :
a) Domestik
- Rumah Tangga
- Sosial
b) Non Domestik
I -22
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
- Komersial
- Perkantoran
- Fasilitas Umum
- Industri
- Sekolah
Rumah Sakit, dsb.
Perkiraan kebutuhan air diperhitungkan juga dengan besarnya kehilangan air.
6) Identifikasi sumber air potensial
Identifikasi air baku berdasarkan kajian hidrologis dan hidrogeologis untuk
memperolehinformasi mengenai :
a) Jarak dan beda tinggi sumber‐sumber air terhadap daerah pelayanan
b) Debit pengambilan air yang aman
c) Kuaitas air dan pemakaian sumber‐sumber saat ini
7) Pengembangan alternatif system
Dengan memadukan prakiraan kebutuhan air dan ketersediaan sumber air baku,
makadapat diidentifikasikan dan dikembangkan menjadi berbagai alternatif sistem
yangkemudian akan dipilih sebagai alternatif pemecahan permasalahan/
pemenuhankebutuhan air bersih.
Setiap alternatif harus dikaji dari aspek sosial, budaya, lingkungan teknis, dan
keuangansehingga para ahli dapat menganalisa dengan cepat dan cermat.Alternatif
terpilihadalah yang terbaik ditinjau dari berbagai aspek tersebut diatas dan juga
merupakankesepakatan bersama pihak‐pihak terkait.Pradesain dari alternatif
terpilih merupakandasar dalam prakiraan biaya investasi dan prakelayakan
proyek/kegiatan.
8) Pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia
Pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia yang profesional
dalampengelolaan sistem penyediaan air bersih dirumuskan dari rencana
pengembanganpelayanan dan peningkatan sumber daya manusia diperoleh melalui
sistem pendidiandan pelatihan.
9) Pemilihan alternatif sistem
Setiap alternatif harus dikaji kelayakan :
a) Sosial
b) Budaya
c) Lingkungan
I -23
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
d) Teknis
e) Keuangan
f) Ekonomi
Setiap alternaif sistem harus dipersiapkan dan disajikan secara lengkap dan
sistematis,sehingga para penilai dapat menganalisa dengan cepat dan cermat.
10) Strategi pelaksanaan
Dalam rangka memenuhi kebutuhan air bersih disuatu kawasan, strategi
penanganannyadisesuaikan dengan kebijakan dan kondisi masing‐masing daerah
denganmempertimbangkan kapasitas sistem air bersih yang belum terpakai, tingkat
kehilangan
air dan rencana tahapan pengembangan pelayanan.
11) Rencana Induk
Setelah alternatif terbaik ditetapkan, maka ditentukan :
a) Rencana kegiatan utama pertahapan pengembangan
b) Rencana pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia
c) Rekayasa awal sistem (Preliminery Engineering)
d) Rekomendasi langah‐langkah penguasaan dan pengamanan sumber air baku
e) Rencana pentahapan pengembangan
f) Rencana tindak lanjut untuk studi kelayakan dan perencanaan teknik.
Produk rencana induk ini harus mendapatkan pengesahan dari Bupati Bogor,
setelahdilakukan konsultasi publik.

4. Personil
a. Tenaga Ahli
1) Ketua Tim sebanyak 1 (satu) orang
Lulusan Sarjana Teknik Lingkungan merangkap ahli lingkungan dan air bersih dengan
pengalaman kerja profesional sedikitnya 9 (Sembilan) tahun dalam perencanaan
sistem penyediaan air bersih. Pemimpin tim harus mengkoordinir pekerjaan dari tim
dan menentukan standar yang seragam untuk pekerjaan yang dilakukan oleh
anggota tim.
2) Tenaga Ahli Teknik Penyehatan sebanyak 1 (satu) orang
Lulusan Sarjana Teknik Penyehatan/Lingkungan dengan pengalaman kerja minimal
6 (enam) tahun dalam perencanaan air bersih, perumahan dan perencanaan jalan
serta perhitungan volume dan biaya konstruksi.

I -24
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
3) Tenaga Ahli Geodesi sebanyak 1 (satu) orang
Lulusan Sarjana Geodesi dengan pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun dalam
pengukuran dan pemetaan trace perpipaan dan perencanaan air bersih atau
perencanaan irigasi.

4) Tenaga Ahli Sipil sebanyak 1 (satu) orang


Lulusan Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman kerja minimal 6 (enam) tahun
dalam perencanaan air bersih, perumahan dan perencanaan jalan serta perhitungan
volume dan biaya konstruksi.
5) Tenaga Ahli Planologi sebanyak 1 (satu) orang
Lulusan Sarjana Planologi dengan pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun
dalamperencanaan air bersih untuk pengembangan kota dan atau kawasan.
6) Tenaga Ahli Hidrologi/ Hidrogeologi sebanyak 1 (satu) orang
Lulusan Sarjana Teknik Pengairan/Sipil‐Hidro dengan pengalaman kerja minimal 6
(enam) tahun dalam perencanaan air bersih, bendungan dan pekerjaan‐pekerjaan
irigasi.

b. Tenaga Pendukung
1) Surveyor sebanyak 3 (dua) orang
Lulusan dari Sekolah Teknik Menengah dengan pengalaman kerja sedikitnya 5 (lima)
tahundalam mengatur survey untuk pekerjaan air bersih, perumahan dan jalan.
2) Operator sebanyak 2 (dua) orang
Drafman adalah minimal lulusan STM dengan pengalaman kerja sedikitnya 5 (lima)
tahundalam menyiapkan gambar desain untuk pekerjaan air bersih, perumahan dan
perencanaan jalan.

5. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan yang disediakan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 90 (Sembilan
Puluh) hari Kalender.

6. Pembiayaan
Biaya pelaksanaan pekerjaan ini dbebankan pada Anggaran Pembangunan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2014 melalui Organisasi Perangkat
Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor.
I -25
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014
BAB III

PENUTUP

Dokumen hasil Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten
Bogor Tahun 2013-2027 diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan
sebagai salah satu bahan penyusunan rencana pembangunan infrastruktur di Kabupaten Bogor.

Segala sesuatu yang belum diatur dalam kerangka acuan kerja dan syarat-syarat pengadaan
jasa akan ditentukan kemudian hari.

Cibinong, Januari 2014

Mengetahui/Menyetujui,

Kepala Bappeda Kabupaten Bogor


Selaku,
Pengguna Anggaran

DR. Ir. Hj. SYARIFAH SOFIAH D, MSi

Pembina Utama Muda

Nip. 196411101989092002

Kepala Bidang Sarpras, Tata Ruang dan Kepala Sub Bidang Sarana Prasarana
Lingkungan Hidup
Selaku,
Selaku,
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Pengendali

RIAN PERMANA, ST, MSi


Ir. SURYANTO PUTRA, MSi
Penata Tingkat I
Penata Tingkat I
NIP 196010231993031001
NIP 196706261999011001

I -26
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

Anda mungkin juga menyukai