Penilaian Pertumbuhan Anak
Penilaian Pertumbuhan Anak
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengkajian
Pertumbuhan pada Anak dengan Memakai Form WHO NCHS CDC2000”.
Adapun tujuan dibuat makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan pembaca
mengenai pengkajian pertumbuhan pada anak dengan memakai form WHO NCHS CDC2000.
Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak tidak mungkin penulisan makalah ini akan
berhasil dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut memberikan bantuan dan fasilitas dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya dosen pembimbing, orang tua, teman-teman dan pihak
lain yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dalam penulisan
maupun penyajiannya. Hal ini mengingat segala keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan
yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan dan bahan masukan bagi penulis dalam penulisan makalah
dimasa yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan anak tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik (nature) atau merupakan
produk lingkungan (nurture) saja. Model biopsikososial pada tumbuh kembang anak
mengakui pentingnya pengaruh kekuatan intrinsik dan ekstrinsik. Tinggi badan misalnya
adalah fungsi antara faktor genetik (biologik), kebiasaan makan (psikologik) dan
terpenuhinya makanan bergizi (sosial) pada anak.
Telah disepakati bersama bahwa penyimpangan tumbuh kembang dapat terjadi apabila
terdapat hambatan atau gangguan dalam prosesnya sejak intra uterin hingga dewasa.
Penyimpangan dapat memberikan manifestasi klinis baik kelainan dalam pertumbuhan
dengan atau tanpa kelainan perkembangan. Walaupun terdapat kombinasi pengaruh faktor
biologik, psikologik dan sosial pada perkembangan anak, pengaruh masing-masing faktor
secara terpisah perlu diperhatikan. Pengaruh biologik pada perkembangan anak meliputi
genetika, paparan teratogen dalam rahim (misalnya Hg dan alkohol) dan gangguan pada
postpartum (misalnya meningitis, trauma/cedera pada kelahiran), serta maturasi telah diteliti
secara luas dan mendalam.
Kelainan pertumbuhan anak yang dijumpai adalah antara lain perawakan pendek (short
stature), perawakan tinggi (tall stature), yang diklasifikasikan sebagai variasi normal dan
patologis, malnutrisi dan obesitas, sehingga diperlukan suatu kiat dalam pengukuran
antropometri sebagai salah satu cara penilaiannya. Gangguan perkembangan yang dapat
menimbulkan manifestasi klinik yang bermacam-macam antara lain gangguan motorik kasar,
gangguan wicara, gangguan belajar, gangguan psikologis, gangguan makan, gangguan buang
air besar, kecemasan dll.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANTROPOMETRI
Pengertian istilah “nutritional anthropometry” mula-mula muncul dalam “Body
measurements and Human Nutrition” yang ditulis oleh Brozek pada tahun 1966 yang telah
didefinisikan oleh Jelliffe (1966) sebagai : Pengukuran pada variasi dimensi fisik dan
komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajad nutrisi yang berbeda.
Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu pertumbuhan, dan ukuran komposisi tubuh yang
dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak. Penilaian
pertumbuhan merupakan komponen esensial dalam surveilan kesehatan anak karena hampir
setiap masalah yang berkaitan dengan fisiologi, interpersonal, dan domain sosial dapat
memberikan efek yang buruk pada pertumbuhan anak. Alat yang sangat penting untuk
penilaian pertumbuhan adalah kurva pertumbuhan (growth chart) pada gambar terlampir,
dilengkapi dengan alat timbangan yang akurat, papan pengukur, stadiometer dan pita
pengukur.
Pengukuran antropometri : berat, tinggi, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan,
tebal kulit.
Penggunaan kurva pertumbuhan anak (KMS,NCHS)
Penilaian dan analisa status gizi & pertumbuhan anak
Penilaian perkembangan anak, dan maturasi
Intervensi (preventif, Promotif, Kuratif, Rehabilitatif).
Perlu ditekankan bahwa pengukuran antropometri hanyalah satu dari sejumlah teknik-teknik
yang dapat untuk menilai status gizi.
Pengukuran dengan cara-cara yang baku dilakukan beberapa kali secara berkala pada berat
dan tinggi badan, lingkaran lengan atas, lingkaran kepala, tebal lipatan kulit (skinfold)
diperlukan untuk penilaian pertumbuhan dan status gizi pada bayi dan anak.
Penggunaan kurva pertumbuhan (growth chart) atau tabel NCHS sebagai baku secara
teratur merupakan alat yang paling tepat untuk menilai status gizi pada pertumbuhan
anak. Perlu difahami akan pengertian persentil dan standard deviasi, sebagai patokan
sebelum menggunakannya dilapangan.
Dalam pemantauan pertumbuhan anak pada plot berat atau tinggi badan anak pada kurva
NCHS perlu diikuti secara berkala untuk melihat alur pertumbuhannya meyimpang atau
tidak. Bukan dimana posisi titik plot itu saja akan tetapi bagaimana hubungan titik-titik
tersebut selama kurun waktu tertentu.
Pertumbuhan tidak statis akan tetapi suatu proses perobahan, seorang bayi pada persentil
5 berat badan terhadap umurnya bisa tumbuh normal, atau gagal tumbuh atau baru
sembuh dari gangguan pertumbuhan, tergantung kurva pertumbuhannya.
Bayi dan anak-anak pada umumnya akan tumbuh dalam 1-2 jalur pertumbuhan kanalisasi
yang dikendalikan oleh faktor genetik terhadap ukuran tubuhnya.
Terdapat 4 variasi kurva pertumbuhan tinggi badan terhadap umur yang harus
diklasifikasikan dalam menentukan pertumbuhan anak yang pendek yaitu konstitusional,
familial, patologis yang terjadi prenatal atau postnatal.
Kartu ini sudah cukup lama beredar di Indonesia, akan tetapi penggunaannya sebagai
home based record masih perlu dipertanyakan. Pada observasi dibangsal rawat inap anak
RSU Dr.Soetomo dan unit rawat jalan (1997-2000), sekitar 90% ibu-ibu penderita
malnutrisi menyatakan punya KMS akan tetapi tidak dibawa, dengan alasan ada
Posyandu atau tertinggal dirumah. Pada pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit,
penekanan KMS dengan konseling yang baik perlu dibudayakan oleh setiap petugas
kesehatan bila menghadapi anak balita sakit.
Terdapat buku panduan penggunaan KMS bagi petugas kesehatan yang di terbitkan oleh
Depkes.RI. tahun 1997. dalam buku tersebut disebutkan bahwa grafik pertumbuhan KMS
dibuat berdasarkan baku WHO/NCHS yang disesuaikan dengan keadaan di Indonesia.
Kurva garis merah dibentuk dengan menghubungkan angka-angka 70% median, grafik
berwarna kuning di atas merah pada batas 75%-80% median, daerah hijau muda adalah
85–90% median daerah hijau tua 95 – 100% median.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA