Anda di halaman 1dari 11

(BEST PRACTISE)

PENGAJARAN MENULIS TEKS PROSEDUR

MELALUI MEDIA KARTU

Disajikan pada Lomba Inovasi Pembelajaran PGRI oleh:

NUR AFNI ISNAINI

NIP197810172006042005

GURU BAHASA INGGRIS

SMPN 1 PELEPAT ILIR

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BUNGO

JAMBI

2016
Lembar Pengesahan

Naskah Laporan Pengalaman Terbaik (Best Practice) Guru ini:

Judul : Best Practise Pengajaran Menulis Teks Prosedur Melalui Media Kartu

Penulis : Nur Afni Isnaini, S.Pd

Jabatan : Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMPN 1 Pelepat Ilir

Kecamatan : Pelepat Ilir

Kabupaten/Kota : Bungo

Provinsi : Jambi

Benar-benar merupakan karya asli saya dan tidak merupakan plagiasi. Apabila di kemudian hari
terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.

Menyetujui dan mengesahkan:

Pelepat Ilir, Bungo, 2 November 2016

Kepala Sekolah Penulis

DWI NUGROHO, S.Pd NUR AFNI ISNAINI, S.Pd

NIP. 196809181992011001 NIP. 197810172006042005


Lembar Pengesahan Penilai

Naskah Laporan Pengalaman Terbaik (Best Practice) Guru ini:

Judul : Best Practise Pengajaran Menulis Teks Prosedur Melalui Media Kartu

Penulis : Nur Afni Isnaini, S.Pd

Jabatan : Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMPN 1 Pelepat Ilir

Kecamatan : Pelepat Ilir

Kabupaten/Kota : Bungo

Provinsi : Jambi

Best Practice tersebut telah dipresentasikan dalam lomba inovasi pembelajaran PGRI kabupaten
Bungo tahun 2016.

Menyetujui dan mengesahkan:

Bungo, 24 November 2016

Penilai 1 Penilai 2

………………………. ………………………
NIP. NIP.
Penilai 3

……………………….
NIP.
INTISARI

Bahasa Inggris masih dianggap sebagai salah satu pelajaran yang sulit dikuasai oleh
siswa SMP Negeri 1 Pelepat Ilir sehingga ketertarikan mereka untuk mendalami bahasa Inggris
kurang. Kemampuan berbahasa inggris peserta didik yang masih minim menjadi kendala bagi
mereka untuk memahami, menulis bahkan berkomunikasi menggunakan bahasa inggris dan
sudah pasti akan menjadi kendala bagi mereka untuk berperan aktif dalam setiap kesempatan
yang lebih membutuhkan daya saing di era perdagangan bebas saat ini. Untuk itu menjadi guru
bahasa Inggris harus kreatif menggunakan berbagai macam teknik mengajar, supaya tujuan
pembelajaran dapat tercapai.

Kelas IX D SMPN PELEPAT ILIR adalah kelas yang ketertarikan bahasa Inggrisnya
paling rendah dibandingkan dengan kelas IX yang lain. Dari pengamatan penulis, mereka
membutuhkan pembelajaran yang inovatif daripada sekedar ceramah. Sebagian dari mereka
sering terlihat lesu dan kurang bersemangat mempelajari bahasa inggris terlebih jika mendapat
tugas terutama menulis. Bahkan sebagian dari mereka mengatakan tidak bisa menulis sebelum
berusaha. Mereka tidak tahu apa yang harus ditulis dan bagaimana memulainya. Atas alasan
tersebut guru menggunakan sebuah metode inovasi untuk membantu mereka dalam menulis esei
sederhana berbentuk teks prosedur. Guru menggunakan media kartu dalam menulis esei
sederhana berbentuk teks prosedur. Hasilnya menunjukkan bahwa media kartu membuat mereka
antusias untuk lebih mempelajari bahasa inggris.

Alasan penulis memilih judul ini mengingat di soal UN terdapat kompetensi menyusun
kata acak dan kalimat acak menjadi susunan yang benar. Dan rata-rata siswa mengatakan
kompetensi ini yang paling susah. Atas pertimbangan tersebut penulis memilih menggunakan
media kartu yang diharapkan dapat membantu peserta didik menyusun kata menjadi kalimat dan
menyusun kalimat menjadi paragraph dalam teks prosedur
A. LATAR BELAKANG
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi, alat untuk mengungkapkan pikiran
dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Belajar bahasa bisa diartikan belajar
berkomunikasi, termasuk juga dalam belajar Bahasa Inggris. Penguasaan atas Bahasa
Inggris, saat ini sudah menjadi tuntutan sebagai alat untuk memperoleh informasi penting
serta perkembangan ilmu pengetahuan dunia.

Namun fenomena saat ini, anak didik cenderung menganggap Bahasa Inggris
sebagai mata pelajaran yang sulit. Hal ini terjadi sebab siswa lebih dituntut untuk
mengartikan bahasa yang sebenarnya belum mereka gunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Begitu pula, pengucapan Bahasa Inggris yang berbeda jauh dengan cara bicara
siswa. Selain itu, siswa belum merasakan manfaat penting dari Bahasa Inggris.

Atas kondisi ini, guru harus pandai-pandai menanamkan pentingnya Bahasa


Inggris sekaligus mendesain metode pembelajaran yang menyenangkan. Akan lebih baik
bila metodenya disusun sebagai permainan sehingga anak didik merasa bila
pembelajarannya lebih menarik, lebih bebas bicara, dan berekspresi. Dengan demikian
anak didik bisa belajar dengan mudah dan mencapai kompetensi yang ditetapkan.

Dalam pembelajaran bahasa Inggris ada empat kompetensi yang harus diajarkan
kepada siswa yaitu membaca (reading), berbicara (speaking), mendengarkan (listening)
dan menulis (writing). Silabus pembelajaran bahasa Inggris kelas IX semester ganjil
mengamanatkan agar siswa mampu: Mengungkapkan makna dan langkah retorika dalam
esei pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan
berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk
procedure dan report (Standar Kompetensi Menulis, Kompetensi Dasar 6.2). Kompetensi
menulis (writing) sering dianggap siswa sebagai kompetensi yang paling susah untuk
dipelajari bahkan dikuasai, mereka sering mengeluh dan mengatakan sulit bila guru
memberi tugas menulis. Siswa terlihat tidak percaya diri, tidak tahu bagaimana cara
memulai menulis sebuah teks report.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi peserta didik tersebut, maka sudah


seharusnya guru mencari solusi atas permasalahan di kelas agar peserta didik terbantu
dan mempunyai kepercayaan diri untuk menulis. Dari kenyataan tersebut, penulis
mencari cara dengan menggunakan media kartu yang menarik bagi peserta didik, dan
diharapkan penggunaan media tersebut mampu memotivasi mereka untuk lebih
bersemangat dan menguasai kompetensi menulis esei pendek sederhana berbentuk teks
prosedur.

B. CARA PENYELESAIAN MASALAH


Salah satu media yang efektif untuk belajar Bahasa Inggris adalah dengan kartu-
kartu ‘pintar’. Disebut kartu pintar sebab kartu ini berguna untuk membantu siswa dalam
meningkatkan motivasi belajar, sehingga memudahkan mereka dalam menguasai dan
pintar berbahasa Inggris. Sejauh ini barangkali tidak sedikit guru yang sudah mengenal
media kartu-kartu ‘pintar’ ini.
Kartu-kartu ‘pintar’ bisa dibuat dari potongan kertas manila yang kemudian diberi
tulisan di atasnya. Sebagai media pembelajaran, kartu-kartu ‘pintar’ ini tergolong mudah
dan murah, tidak memerlukan banyak biaya, namun bisa efektif untuk mengembangkan
minat dan kreativitas anak dalam belajar bahasa inggris. Media kartu sebagai media
permainan dapat disusun menjadi suatu kalimat dengan menggolongkan kata per kata
yang mempunyai hubungan kompleks. Oleh karena itu, kartu kata sebagai media
pembelajaran dengan bentuk permainan kartu yang dapat disusun untuk membentuk
kalimat sederhana.
Kemampuan siswa dalam membuat kalimat dapat meningkat dengan
menggunakan media kartu kata. Proses pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, bahan pembelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga lebih dapat dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa
menguasai tujuan pembelajaran lebih baik. Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil yang
dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar, dimana hasil tersebut merupakan
gambar. penguasaan pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang berwujud skor
dari hasil tes yang digunakan sebagai pengukur keberhasiian. Hasil belajar juga
merupakan indikator tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai bahan pelajaran yang
telah diberikan sebelumnya oleh guru.
Dalam meningkatkan kompetensi menulis esei sederhana berbentuk prosedur,
penulis menggunakan media kartu yang berisi kata yang harus mereka susun menjadi
kalimat yang benar, selanjutnya mereka harus menyusun kalimat tersebut menjadi urutan
paragraph yeng benar berbentuk teks prosedur. Hal ini dipilih karena dalam soal UN
terdapat kompetisi menyusun kata acak menjadi kalimat dan menyusun kalimat menjadi
paragraph yang benar. Sebagian besar siswa mengeluh dalam mengerjakan kompetensi
yang diharapkan. Pada pertemuan sebelumnya, guru telah menjelaskan tentang teks
prosedur berikut strukturnya. Berikut langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam
mengajar writing esei sederhana berbentuk procedure. Karena materi yang diajarkan
cukup banyak, maka membutuhkan 2 kali pertemuan.

Sebelum memulai sebuah pembelajaran, guru mengulang sekilas materi


sebelumnya, sehingga memudahkan peserta didik untuk lebih memahami apa yang akan
diberikan oleh guru. Terutama tentang materi Imperative Sentence (kalimat perintah) yang
diawali dengan kata kerja. Kemudian siswa diperlihatkan beberapa gambar tentang, bakso,
mencuci mobil dan memanggang roti (gambar bisa menyesuaikan). Guru menanyakan isi
gambar kepada siswa dan menuliskan kosakata kunci. Guru melafalkan kosakata diikuti
para siswa, hal ini dimaksudkan untuk membiasakan mereka dengan kosakata yang akan
dibahas. Langkah selanjutnya, siswa dibentuk menjadi 6 kelompok dengan 3 tema gambar
yang sudah diberikan.

Kertas kerja dan kartu dibagikan kepada peserta didik. Dengan kartu mereka mulai
menyusun menjadi sebuah kalimat yang bermakna, dengan berkelompok akan melatih
kerja sama dan tanggung jawab siswa. Mereka mulai memilih kata yang sama dengan kata
acak yang ada di kertas kerja, mengartikan dan menyusun menjadi sebuah kalimat
bermakna. Atas inisiatip mereka sendiri 7 kata acak dibagi rata ke anggota kelompok.
Beberapa siswa mengalami kesulitan untuk menyusun kata acak, maka tugas guru untuk
terus mengingatkan tentang kalimat perintah yang didahului dengan kata kerja. Guru
meminta siswa yang kesulitan untuk mencari kata kerja yang ada dan memintanya untuk
menyusun kata menjadi kalimat yang benar.
Langkah selanjutnya, siswa menuliskan hasil susunan kalimat ke dalam kertas
kerja. Berikut bentuk kertas kerja yang dimaksud :

Class : …………….

Group : …………….

Theme : How To Make Something

Competence : Writing

Skills : Jumbled Word and Jumbled Sentence

Arrange this jumbled word into good sentence then translate it!

1. The toaster – an electric –plug – first – into – socket


……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
2. bread –the toasted – out of – take – toaster
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
3. Insert – into – then – the slots – bread – the sliced
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
4. Honey – jam – spread – or – else – anything – may – like – you
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
5. Find – the toast – next – setting – knob – adjustment – using
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
6. Can – you – made – the delicious – eat – bread – have – you – now
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
7. Into – push down – after that – between – the toaster – elements – the heating
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..

Di pertemuan kedua, guru mengembalikan kertas kerja yang telah dikoreksi.


Pertemuan didahului dengan uraian materi tentang jumbled sentence (merangkai kalimat
menjadi sebuah paragraph yang baik). Paragraph dalam prosedur teks ditandai dengan
connection word (first, then, next, finally). Mereka mengerjakan dengan berkelompok dan
mendiskusikan jawaban yang tepat. Siswa diminta mendiskusikan barang barang yang
diperlukan dalam teks prosedur yang disusun. Siswa juga diminta untuk memberikan
judul yang tepat sesuai dengan kalimat yang dibahas. Berikut bentuk kertas kerjanya :

Arrange the jumbled sentences that you had made before into a good paragraph.

Group : …………

Members : 1. …………………………………….

2. …………………………………….

3. …………………………………….

4. …………………………………….

Title of procedure text : …………………………………………………….

You may need :

…………………. ………………….

…………………. ………………….

…………………. ………………….

The steps are :

1. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
2. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Setelah murid menyelesaikan tugasnya menulis esei sederhana, maka tugas guru
berikutnya adalah memberikan penilaian. Dalam kompetensi writing, penilaian meliputi:

NO ASPEK SKOR KETERANGAN NILAI


4 Berstruktur sesuai jenis deskripsi maksimal
3 Berstruktur minimal sesuai jenis deskripsi
1 Langkah Retorika
2 Pilihan teks tidak jelas
1 Tidak berstruktur dan sulit dipahami
4 Benar dan Tepat
3 Terkadang kurang tepat tapi tidak mempengaruhi arti
2 Tata Bahasa
2 Kurang tepat dan mempengaruhi arti
1 Sulit dimengerti
4 Benar dan tepat
3 Terkadang kurang tepat dan mempengaruhi arti
3 Kosa Kata
2 Kurang tepat dan mempengaruhi arti
1 Sulit dimengerti
4 Sangat jelas dan sangat efektif
3 Cukup jelas dan efektif
4 Kejelasan makna
2 Jelas dan tidak efektif
1 Kurang jelas
4 Sangat jelas
Hubungan antar 3 Cukup jelas
5
gagasan 2 Kurang jelas
1 Tidak jelas
JUMLAH

NILAI AKHIR

Nilai akhir diperoleh dengan rumus berikut:

Nilai akhir = jumlah skor x 5

= 100

Menurut pengamatan guru dan dilihat dari data hasil nilai yang dicapai, kemampuan
berbahasa inggris terutama dalam kompetensi menulis peserta didik kelas IXF
menunjukkan peningkatan yang signifikan.

C. KESIMPULAN

Sekolah tempat penulis mengajar bukanlah terletak di kota besar dimana akses
dan fasilitas media pembelajaran terbilang minim. Sebenarnya Bahasa Inggris tidak
hanya perlu dipelajari sebagai sebuah pelajaran saja, tetapi seharusnya juga menjadi
sebuah sarana untuk menyelesaikan setiap isu yang kita hadapi yang selalu berkembang
dari waktu ke waktu. Oleh karenanya, variasi pembelajaran haruslah diterapkan di kelas,
sehingga hasil pembelajaran akan lebih efektif.

Penulis menggunakan media kartu untuk pembelajaran menulis (writing), hal ini
dilakukan mengingat kartu mempunyai banyak keunggulan, diantaranya adalah
karakteristik yang menyenangkan bagi hampir semua orang dan mudah dibuat. Atas
kelebihan media kartu tersebut, penulis menerapkan pembelajaran menulis esei sederhana
berbentuk prosedur. Hasil dari penerapan media tersebut menunjukkan peningkatan yang
signifikan. Dalam proses pembelajaran, terlihat peserta didik mampu berpikir dan
berimajinasi ketika media kartu diterapkan, hal ini tidak hanya sebagai media hiburan
bagi mereka, tapi mereka bisa menumbuhkan sikap kerjasama antar kawan.

Anda mungkin juga menyukai