Anda di halaman 1dari 6

3.

PENGENDALIAN KEUANGAN
Pengendalian keuangan merupakan upaya yang dilakukan agar investasi, alokasi biaya dan
perolehan laba berjalan sesuai dengan rencana perusahaan. Pengendalian keuangan merupakan
tahap dimana rencana keuangan diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses
penyesuaian yang diperlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana atau diubahnya rencana
yang ada sebagai tanggapan terhadap berbagai perubahan dalam lingkungan operasi. Akhir-akhir
ini, keterbatasan-keterbatasan dalam akuntansi menjadi luas karena permintaan atau kebutuhan
dan teknologi baru atas bagian yang selama ini dicari oleh pemakai akuntansi sebagai bentuk
dukungan dalam pelaporan akuntansi. Pada kesempatan ini, akan dibicarakan masalah-masalah
yang terkait dengan topik pengendalian dan dampak dari desain serta implementasi dari sistem
pengendalian keuangan. Pengendalian/Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran
kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai
dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Tujuan pengendalian:
1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan dari rencana.
2. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan-penyimpangan (deviasi).
3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencana.
3.1 Pentingnya Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah sebuah subjek yang sangat menarik saat kita mendekati abad
ke-21. Pentingnya prinsip keuangan ini digarisbawahi dengan adanya perkembangan dramatis
yang terjadi dalam pasar keuangan. Radio dan Televisi menyajikan cerita-cerita yang dramatis
tentang pertumbuhan dan penurunan perusahaan-perusahaan, pengambilalihan perusahaan, dan
berbagai jenis restrukturasi perusahaan. Untuk dapat memahami perkembangan ini dan untuk ikut
serta didalamnya secara efektif diperlukan pengetahuan mengenai prinsip keuangan.
3.2 Fungsi Keuangan
Fungsi keuangan yang utama adalah dalam hal pengambilan keputusan mengenai investasi,
perhitungan biaya, dan dividen untuk suatu organisasi. Dana dikumpulkan dari sumber-sumber
keuangan eksternal dan dialokasikan untuk penggunaan yang berbeda-beda. Arus dana di dalam
perusahaan dipantau. Imbalan untuk sumber-sumber perhitungan ini dapat berupa tingkat
pengembalian (return), pembayaran kembali, serta produk dan jasa. Tujuan manajer keuangan
adalah membuat rencana guna memperoleh dan menggunakan dana, serta memaksimalkan nilai
organisasi. Berikut beberapa kegiatan yang terlibat, yaitu:
1) Dalam perencanaan dan peramalan, manajer keuangan berinteraksi denganpara eksekutif
yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perencanaan strategis umum.
2) Manajer keuangan harus memusatkan perhatiannya pada keputusan investasi
dan perhitungan biaya, serta segala hal yang berkaitan dengannya.
3) Manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lainnya agar perusahaan dapat
beroperasi seefisien mungkin karena semua keputusan bisnis memiliki dampak keuangan.
4) Manajer keuangan menghubungkan perusahaan dengan pasar uang dan pasar modal yang
merupakan sumber perolehan dana dan tempat surat berharga perusahaan diperdagangkan.
Kesimpulannya, tugas pokok manajer keuangan berkaitan dengan keputusan investasi dan
perhitungan biaya. Dalam menjalankan fungsinya, manajer keuangan berkaitan langsung
dengan keputusan pokok perusahaan yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan itu
sendiri. Fungsi keuangan dalam organisasi biasanya dipisahkan menjadi dua jabatan, yaitu
bendahara dan administrasi pembukuan atau akuntansi (kontroler).

3.3 Definisi Pengendalian Keuangan


1. Umpan Balik Mekanikal versus Respon Perilaku
Fokus utama dalam subsistem pengendalian keuangan adalah perilaku dari orang-orang
yang ada dalam organisasi. Oleh karena itu, pengendalian keuangan dapat dipahami secara baik
melalui penekanan pada pentingnya asumsi-asumsi keperilakuan. Definisi pengendalian telah
didasarkan pada konsep “kepercayaan” dan “kemungkinan”. Para manajer membutuhkan suatu
keyakinan tentang cara dunia mereka bekerja dan dampak-dampak yang mereka harapkan dari
suatu inisiatif dipilih. Bagaimanapun, para manajer secara khusus memiliki peluang untuk dapat
mendeteksi hasil-hasil keperilakuan.
1. Perluasan Konsep-Konsep Tradisional
Dalam pendekatan perilaku, menghasilkan informasi bukanlah akhir dari keterlibatan
akuntan. Informasi akuntansi adalah bagian dari proses penandaan yang dirancang untuk
meningkatkan manfaat dari organisasi awal dengan memengaruhi perilaku anggota-anggotanya.
Tujuan pengendalian didasari oleh keinginan untuk memilih suatu inisiatif yang akan mengubah
kemungkinan pencapaian hasil keperilakuan yang diharapkan. Perluasan dari konsep tradisional
atas pengendalian mengharuskan adanya perluasan lingkup pengendalian akuntansi dan laporan
keuangan guna mencakup proses administrasi organisasi.
3.4 Pengendalian Terpadu
Secara formal, sistem pengendalian komprehensif merupakan suatu kofigurasi yang saling
melengkapi, yaitu subsistem formal yang didukung proses administratif. Untuk dapat diformalkan,
suatu subsistem pengendalian seharusnya terstruktur dan berkelanjutan, serta didesain dengan
suatu proses yang tepat untuk mencapai tujuan yang spesifik. Untuk bisa menjadi pengendalian
yang komprehensif, suatu sistem pengendalian seharusnya mencakup aktivitas berikut ini yaitu:
1. Perencanaan
Proses perencanaan dalam organisasi juga ditandai dengan istilah perilaku penetapan tujuan.
Aspek-aspek terpenting dari proses penetapan tujuan adalah mengenai dasar dari organisasi dan
komunikasi. Proses perencanaan akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan pengendalian yang
dapat menjadi kunci pengendalian yang efektif. Suatu perencanaan yang terlalu teknis atau terlalu
logis dapat menimbulkan kerusakan pada pengendalian bagi mereka yang kurang waspada, karena
tidak ada perhatian yang utuh pada implikasi pengendalian terhadap implementasi rencana.
2. Operasi
Pengendalian operasi merupakan suatu proses perantara dan proses perbaikan terhadap aktivitas-
aktivitas operasi selama proses implementasi atas rencana-rencana manajemen. Di berbagai
organisasi, pengendalian pengoperasian merupakan tanggung jawab manajer pemilik. Organisasi
yang lebih kompleks dituntut untuk lebih memformalkan pengendalian operasi guna menjamin
suatu standar yang efektif dan meningkatkan efisiensi operasi.
3. Umpan Balik
Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal yang disusun dari
komunikasi non-verbal. Komunikasi tersebut secara rutin dihasilkan dari statistik yang
ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyusunan. Evaluasi ini akan mempengaruhi
distribusi kompensasi, pemberian sanksi, dan perubahan atas proses perencanaan serta operasi
sebagai akibat dari umpan balik.
4. Interaksi Pengendalian
Saling keterkaitan diantara subsistem pengendalian juga memegang peranan penting atas hasil
yang kurang memuaskan. Logikanya, perencanaan lebih dahulu ada dibandingkan dengan operasi
dan ukuran umpan balik berasal dari rencana-rencana operasi serta tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Hal yang berbeda juga dapat terjadi antara perencanaan dan umpan balik. Proses perencanaan
dapat dipengaruhi secara mendalam oleh dampak-dampak umpan balik.
3.5 Faktor-Faktor Kontekstual
Konteks dapat menjadi penting untuk keberhasilan dalam mendesain dan
mengimplementasikan sistem pengendalian keuangan. Proses dalam mengidentifikasikan faktor-
faktor kontekstual yang penting merupakan subjek tertinggi dan sangat temporer. Semua daftar
dari faktor-faktor kontekstual kritis merupakan subjek untuk melakukan perbaikan secara
keseluruhan. Berikut adalah faktor-faktor kontekstual yang akan dibahas, yaitu:
1. Ukuran
Ukuran dapat dipandang sebagai suatu peluang dan suatu hambatan. Ukuran dipandang sebagai
peluang jika berfungsi sebagai pemberi manfaat ekonomi dan bukan sebagai strategi pengendalian.
Ukuran dapat menjadi suatu hambatan jika pertumbuhan ekonomi menyebabkan terjadinya
eliminasi tehadap strategi pengendalian.
2. Stabilitas Lingkungan
Desain pengendalian dalam lingkungan yang stabil dapat berbeda dari desain pengendalian dalam
lingkungan yang selalu berubah. Stabilitas dalam lingkungan eksogen dapat dinilai dari gerakan
yang secara eksternal menghasilkan produk-produk yang memerlukan suatu tanggapan. Suatu
lingkungan eksogen yang stabil diasumsikan dalam banyak pembahasan sistem biaya standar dan
analisis hubungan antar varians biaya.
3. Motif Keuangan
Sistem pengendalian yang didasarkan pada motif dan ukuran-ukuran profitabilitas sering kali
tidak dapat diterjemahkan secara langsung pada konteks nirlaba (non-profit ). Ukuran-ukuran laba
adalah penting dan meskipun sulit dapat menjadi indikator dari keberhasilan. Manfaat terbesar
yang berkaitan dengan indikator berbasis laba adalah bahwa indikator tersebut secara statistik akan
tampak jelas jika diringkas. Ringkasan tersebut sering diartikan sebagai suatu ringkasan atas
keseluruhan keberhasilan dari sub-sistem yang kompleks dan sulit dipahami.
4. Faktor-faktor Proses
Suatu faktor proses penting dalam pengendalian biaya-biaya yang tidak dapat dihindari dan biaya-
biaya untuk melakukan rekayasa adalah biaya variabel. Strategi pengendalian biaya untuk proses
strategi biaya variabel sering kali berbeda dalam hal substansi dengan strategi pengendalian biaya
yang disesuaikan, seperti aplikasi biaya tetap.
3,6 Pertimbangan-Pertimbangan Rancangan
1. Antisipasi terhadap Konsekuensi Logis
Antisipasi terhadap konsekuensi logis merupakan komponen-komponen inti dalam
mendesain pengendalian. Kondisi ini merupakan hal yang penting bagi seorang manajer keuangan
yang terbiasa untuk membuat pertimbangan berdasarkan pada apakah hasil itu adalah baik atau
buruk. Para manajer yang berpengalaman sering kali mengantisipasi berbagai output yang
berkaitan dengan proses pengendalian yang mereka pahami. Suatu pengendalian akan
berhubungan dengan hasil atau konsekuensi, baik yang tepat maupun tidak.
2. Relevansi dengan Teori Agensi
Teori agensi menyangkut persoalan “biaya” dimana suatu pendelegasian dengan asumsi
keputusan-keputusan tertentu bersifat tidak jelas atau dipengaruhi secara bersama-sama agar
menjadi tidak nyata. Bentuk yang paling sederhana dari keputusan yang tidak nyata adalah
tindakan karyawan atau agen yang memperhatikan tingkat kinerja dalam menjalankan tugasnya.
3. Pengelolaan
Perubahan Pengelolaan perubahan adalah sesuatu yang penting dalam menentukan rancangan-
rancangan pengendalian. Para manajer melaksanakan pengendalian untuk mencapai tujuan-tujuan
yang sering kali dihadapkan pada satu atau lebih dilema bisnis. Dalam jangka panjang, perusahaan
akan memelihara lingkungan pengendalian lewat suatu proses perubahan dan kompensasi. Hal ini
terjadi ketika rancangan-rancangan pengendalian dimodifikasi melalui proses regenerasi internal
secara berkelanjutan atau ketika perubahan disebabkan oleh faktor-faktor eksternal yang
berdampak pada organisasi.

3.7 Pengendalian dalam Era Pemberdayaan


Untuk melindungi perusahaannya, para manajer senior didorong untuk mendefinisikan
ulang bagaimana mereka melaksanakan tugas-tugas mereka dan bagaimana mereka yakin bahwa
bawahan dengan bakat kewirausahaan tidak membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.
Salah satu pemecahan dari hal tersebut adalah kembali ke pengendalian fundamental dimana para
manajer melaksanakan pengendalian secara penuh terhadap pegawainya. Namun, di kebanyakan
organisasi yang beroperasi dalam pasar yang sangat kompetitif, para manajernya tidak dapat
menghabiskan seluruh waktu dan upaya guna memastikan bahwa semua orang melaksanakan
permintaannya. Dalam sistem pengendalian, terdapat unsur-unsur yang memiliki tujuan yang
berbeda bagi manajer yang berupaya menajamkan kreativitas karyawan. Berikut ini adalah sistem-
sistem pengendalian, yaitu:
1. Sistem Pengendalian Diagnostik
Para manajer menggunakan sistem pengendalian ini untuk memonitor tujuan dan profitabilitas
serta memastikan kemajuan ke arah target. Namun, sistem ini tidak cukup untuk memastikan
pengendalian yang efektif. Salah satu tujuan utama sistem pengendalian diagnostik adalah
bertujuan untuk menghilangkan beban manajer terhadap pengawasan yang konstan. Sekali tujuan
ditetapkan, penghargaan akan didasarkan pada tujuan tersebut.
2. Sistem Kepercayaan
Sistem kepercayaan memengaruhi inspirasi para manajer untuk menciptakan suatu peluang baru.
Sistem ini dapat memotivasi individu untuk mencari cara-cara baru dari nilai yang diciptakan.
Sistem kepercayaan dapat meningkatkan pengendalian diagnostik guna memberikan
pengendalian yang lebih besar kepada para manajer dewasa ini.
3. Sistem Batasan
Sistem ini didasarkan pada prinsip manajemen yang sederhana namun mendasar, yang dapat
disebut sebagai kekuatan pemikiran negatif. Memberi tahu karyawan mengenai apa yang tidak
boleh dilakukan memungkinkan inovasi, tetapi dalam batasan yang jelas. Sistem batasan dan
sistem kepercayaan membentuk kesempatan secara bersama-sama tanpa batas kedalam domain
yang terfokus, dimana para manajer dan karyawan didorong untuk memanfaatkannya secara
efektif.
4. Sistem Pengendalian Interaktif
Sistem pengendalian interaktif merupakan sistem informasi formal yang digunakan oleh para
manajer untuk melibatkan diri secara terus menerus dan secara personal dalam keputusan
bawahan. Suatu sistem pengendalian dapat bersifat interaktif jika ada perhatian dari seluruh pihak
yang terlibat dalam perusahaan. Keputusan manajer senior untuk menggunakan sistem ini adalah
keputusan untuk menginvestasikan waktu dan perhatian dalam pertemuan tatap muka untuk
meninjau informasi terbaru yang memberikan sinyal yang jelas mengenai hal yang penting pada
organisasi.
5. Penyeimbangan Pemberdayaan dan Pengendalian
Secara kolektif, keempat jenis pengendalian tersebut disusun dalam kekuatan yang saling
mendukung. Karena organisasi menjadi lebih kompleks, para manajer akan selalu berhubungan
dengan kesempatan dan kekuatan kompetitif yang bertambah serta penurunan dalam waktu dan
perhatian untuk mencapai keuntungan dari inovasi dan kreativitas yang tidak dapat dicapai dengan
mengorbankan pengendalian.
DAFTAR RUJUKAN
Lubis, Arfan Ikhsan. 2011. Akuntansi Keperilakuan. Edisi ke 2. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai